• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2017

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG SEKRETARIAT PADA

DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN, KOPERASI, DAN USAHA MIKRO KECIL

DAN MENENGAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DI SAMARINDA

Rifka Wulandari 1

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui Apakah terdapat pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur. Pengambilan data dilakukan dengan pengumpulan data primer melalui kuesioner, sedangkan metode analisis menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil analisis menggunakan Product Moment dan SPSS (Statistical Product and Servies Solusion) versi 22 menunjukan bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Dari hasil koefisien regresi Y = 23,350 + 0,483X Menunjukan nilai konstanta (a) adalah 23,350 dan nilai koefisien arah regresi (b) adalah 0,483 yang menunjukan hubungan pada tingkat sedang, Nilai R Square (Koefisien Determinasi) sebesar 0,190 atau 19%. Hasil uji parsial (Uji T) nilai t dihitung 3,527 < t tabel 1,673 Menunjukan bahwa variabel Lingkungan Kerja Fisik berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur.

Pada objek penelitian ditemukan permasalahan lingkungan kerja fisik yaitu pencahayaan, suhu, bunyi/kebisingan, warna dan musik pada ruang kerja, serta permasalahan pada kinerja yaitu kualitas, kuantitas, kehandalan dan kehadiran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Variabel Lingkungan Kerja Fisik Berpengaruh Signifikan Terhadap Variabel Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur. Dengan ditemukan permasalahan tersebut Peneliti memberikan saran agar pimpinan lebih memperhatikan lingkungan kerja fisik di sekitar pegawai agar memberikan kesan nyaman saat bekerja dan tidak mengurangi kinerja pegawai.

Kata Kunci : Lingkungan Kerja, Fisik, Kinerja

(2)

Pendahuluan

Sumber Daya Manusia (SDM) berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia merupakan perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan organisasi tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif manusia, bagaimanapun canggihnya alat-alat yang dimiliki organisasi tersebut, tidak akan ada manfaatnya bagi organisasi, jika peran aktif manusia tidak diikutsertakan. Mengatur manusia didalam lingkungan perkantoran membutuhkan kemampuan dan keterampilan yang memadai, karena manusia memiliki pikiran, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang berbeda, sehingga manusia tidak dapat sepenuhnya diatur dan dikuasai seperti halnya mesin-mesin, modal, gedung, dan lain-lain.

Setiap pegawai membutuhkan ruang untuk melaksanakan pekerjaannya. Faktor penting yang turut menentukan kelancaran tugas adalah lingkungan kerja yang memadai yaitu lingkungan fisik berupa tata ruang kantor yang nyaman, lingkungan yang tenang, pertukaran udara yang baik, warna, penerangan yang cukup, maupun musik yang merdu. Lingkungan kerja yang nyaman dan baik merupakan hal yang sangat disenangi oleh pegawai pada umumnya, karena ini akan mempengaruhi produktivitas pegawai yang diharapkan di setiap organisasi, bertujuan tidak lain ialah mengarah ke suatu kinerja yang positif terhadap organisasi dimana pegawai bekerja. Dan dalam pencapaian itu perlu proses yang tepat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan pegawai oleh pimpinan organisasi atau perusahaan, agar meningkatnya etos kerja yang berdampak pada kinerja pegawai, baik secara materiil maupun non- materiil. Pemenuhan kebutuhan yang sifatnya material bukanlah satu – satu nya faktor penentu yang dapat meningkatkan kinerja dalam bekerja. Pemenuhan kebutuhan non-material seperti kenyamanan tempat kerja pegawai adalah faktor yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan.

Dengan adanya lingkungan kerja fisik yang baik diharapkan membawa perubahan yang baik dalam produktivitas dan kinerja kerja pegawai.

Hal ini sesuai dengan pendapat Siagian (2002 : 22) yang menyatakan bahwa telah umum diakui baik pakar maupun ahli praktisi manajemen bahwa kondisi fisik tempat kerja yang menyenangkan perlu dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan produktivitas kerja. Lingkungan kerja fisik yang memadai bagi pegawainya dapat meningkatkan kinerja dan sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai dapat menurunkan kinerja pegawai dan akhirnya produktivitas kerja pegawai.

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau pimpinan sering tidak memperhatikan kecuali sudah sangat buruk atau segala sesuatu menjadi fatal. terkadang pimpinan tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan/instansi menghadapi krisis yang serius.

Kesan-kesan buruk dalam organisasi dapat mengakibatkan adanya kinerja yang merosot.

(3)

Rumusan Masalah

Sebagamaimana yang telah diuraikan di dalam latar belakang, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apakah Lingkungan Kerja Fisik Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda ?”

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini yaitu untuk menguji dan menganalisis Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda.

Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian ilmiah diharapkan akan didapatkannya sesuatu yang berguna bagi semua pihak dan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Maka dalam penelitian ini, manfaat penelitian yaitu sebagai berikut:

A. Manfaat Akademis :

Sebagai bahan perbandingan untuk mengkaji masalah yang sama dimasa yang akan datang dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia pendidikan terutama dalam bidang Manajemen Perkantoran khususnya pada Lingkungan Kerja Fisik dan Kinerja Pegawai pada penelitian selanjutnya.

B. Manfaat Praktis :

Sebagai bahan informasi tambahan dan memberikan masukan kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda dalam dunia kerja tentang lingkungan kerja fisik yang ada hubungannya dengan kinerja pegawai sehingga dapat dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai yang lebih baik.

Kerangka Dasar Teori Teori dan Konsep

Secara umum, teori adalah suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variabel yang berkaitan satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasi sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu, Emory Cooper (Umar, 2004:50).

Sedangkan menurut Umar (2004:51) konsep adalah sejumlah teori yang berkaitan dengan suatu objek. Konsep diciptakan dengan menggolongkan dan mengelompokkan objek-objek tertentu yang mempunyai ciri-ciri yang sam Manajemen Perkantoran

Menurut Umam (2014:29) mengatakan bahwa Manajemen Perkantoran merupakan bagian dalam manajemen yang memberikan informasi layanan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif dan

(4)

memberikan dampak kelancaran pada bidang lainnya. Menurut Arthur Grager (Gie, 2007:2) mengatakan bahwa Manajemen Perkantoran adalah fungsi tata- penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan warkat dari suatu organisasi.

Selanjutnya menurut Juni & Garnida (2013:9) mengatakan bahwa Manajemen Perkantoran adalah perencanaan, pengendalian, dan perorganisasian pekerjaan perkantoran serta menggerakkan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan organisasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Manajemen Perkantoran merupakan cabang seni dan ilmu manajemen yang diimplementasikan dalam kegiatan operasional kantor melalui fungsi perencanaan, perorganisasian, pengendalian, penggerakan, dan penyelenggaraan kegiatan perkantoran.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2012:23) mengatakan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dapat diartikan sebagai ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam penggunaan kemampuan manusia agar dapat mencapai tujuan setiap perusahaan.

Menurut Rivai (2004:139) Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, perorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.

Menurut Bangun (2012:5) Manajemen Sumber Daya Manusia melakukan kegiatan, perencanaan, pengorganisasian, penyusun personalia, penggerakan, dan pengawasan terhadap fungsi-fungsi operasionalnya, untuk mencapai tujuan organisasi.

Dari beberapa definisi di atas yang sudah dikemukakan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah aktivitas-aktivitas yang dilaksakan agar tenaga kerja di dalam organisasi dapat digunakan secara efisien guna mencapai berbagai tujuan.

Lingkungan Kerja

Lingkungan Kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahan yang berpengaruh terhadap pekerjaan dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut Mardiana (2005:15) Lingkungan Kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan Kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja optimal.

Seperti yang disampaikan oleh Sastrohadiwiryo (2005:177) mengartikan bahwa makna lingkungan kerja sangat berpengaruh besar terhadap efektifitas kerja dan orientasi. Sedarmayati (2001: 21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni :

a. Lingkungan tempat kerja/Lingkungan kerja fisik (physical working enviroment).

b. Suasana kerja/Lingkungan kerja non fisik (non - physical working enviroment).

(5)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Lingkungan Kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja baik secara fisik maupun nonfisik dalam suatu organisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan Kerja Fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Moekijat (2005:135) mengatakan bahwa lingkungan kerja fisik adalah lingkungan kerja yang terdiri dari perlengkapan, mesin-mesin kantor yang dipergunakan dan tata ruang kantor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik kantor serta kondisi-kondisi kerja fisik dalam kondisi- kondisi mana pekerjaan harus dilakukan.

Selanjutnya, menurut Sihar (2005:1) Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana para pekerja beraktivitas sehari-hari mengandung banyak bahaya, langsung maupun tidak langsung, bagi keselamatan dan kesehatan pekerja.

Lingkungan kerja fisik merupakan variabel bebas (independent variabel) yang dapat mempengaruhi banyak faktor yang mempunyai arti dalam penyampaian tujuan organisasional. Artinya, kesalahan dalam pengelolaan pada variabel terikat (dependent variabel) baik secara negatif maupun positif.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja, seperti yang dikemukakan Nuraida (2008:155) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor lingkungan kantor yang baik dapat mengurangi salah satu penyebab menurunnya kinerja/produktivitas kerja pegawai dan sekaligus meningkatkan kenyamanan dalam bekerja. Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan kerja, diantaranya adalah:

a. Pencahayaan

b. Suhu dan Kelembaban c. Bunyi/kebisingan d. Warna

e. Musik Kinerja Pegawai

Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja.

Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

Menurut Sinambela, dkk (2011:136) mengemukakan bahwa kinerja pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk itu diperlukan penentuan kriteria yang jelas terukur serta ditetapkan secara bersama-sama yang dijadikan sebagai acuan.

(6)

Menurut Rivai (Basri, 2005:15) bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang atau keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Sedangkan menururt Bangun (2012:231) kinerja (performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement).

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan yang diinginkan suatu organisasi agar tercapai tujuan yang diinginkan suatu organisasi dan meminimalisir kesalahan.

Kinerja merupakan variabel terikat (dependent variabel) yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang mempunyai arti dalam penyampaian tujuan organisasional. Artinya, kesalahan dalam pengelolaan pada variabel bebas (independent variabel) akan berakibat pada kinerja, baik secara negatif maupun positif.

Standar pekerjaan dapat ditentukan dari sisi suatu pekerjaan, dapat dijadikan sebagai dasar penilaian setiap pekerjaan. Untuk memudahkan penilaian kinerja karyawan, standar pekerjaan harus dapat diukur dan dipahami secara jelas.

Suatu pekerjaan dapat diukur melalui dimensi-dimensi diantaranya menurut Mathis dan Jackson (2009:378) adalah sebagai berikut:

1. Kuantitas 2. Kualitas 3. Kehandalan 4. Kehadiran 5. Kemampuan

Hubungan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Lingkungan kerja dapat merupakan salah satu sebab ketidak efektifan dan efisiennya kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan bekerja.

Soetjipto (2004:87) pengaruh lingkungan kerja adalah segala sesuatu hal atau unsur-unsur yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap organisasi atau perusahaan yang akan memberikan dampak baik ataupun buruk terhadap kinerja karyawan.

Hipotesis

Dari pengamatan sementara dan uraian dari teori-teori yang telah dipaparkan sebelumnya di atas, maka penukis menentukan hipotesa sebagai berikut :

H1: Terdapat pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat Pada Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda.

(7)

H0 : Tidak terdapat pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat Pada Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda.

Definisi Konsepsional

Untuk memberikan batasan antara variabel x dan variabel y, maka dari masing-masing variabel secara konsepsional dapat dirumuskan sebagai berikut:

A. Lingkungan kerja fisik adalah pencahayaan, kebisingan, suhu dan kelembaban, warna, musik dan sesuatu keadaan fisik di tempat kerja yang dapat mempengaruhi kegiatan pegawai secara langsung maupun tidak.

B. Kinerja pegawai adalah suatu pencapaian atau hasil yang dilakukan pelaksana tugas dalam pencapaian tujuan organisasi.

Metode Penelitian Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:8) yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Lokasi Penelitian

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur berkedudukan di jalan Basuki Rahmat No. 55 Samarinda.

Definisi Operasional

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penulis memberikan batasan penelitian secara operasional dari masing-masing variabel yaitu sebagai berikut:

1. Lingkungan Kerja Fisik, adapun indikatornya yaitu:

a) Pencahayaan

b) Suhu dan Kelembaban c) Warna

d) Bunyi/kebisingan e) Musik

2. Kinerja Pegawai, adapun indikatornya yaitu:

a) Kuantitas Kerja b) Kualitas Kerja c) Kehandalan d) Kehadiran e) Kemampuan

(8)

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Bidang Sekretariat di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda yaitu sebanyak 55 populasi.

Sampel

Sampel dalam penelitian seluruh pegawai Bidang Sekretariat di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda sejumlah 55 pegawai.

Metode yang digunakan adalah metode sensus.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini, penulis menggunakan dua cara adalah sebagai berikut :

1. Penelitian kepustakaan.

2. Penelitian lapangan yang artinya penulis langsung mengadakan penelitian kelapangan dengan menggunakan berbagai cara yaitu : a. Observasi

b. Dokumentasi c. Kuesioner Alat Pengukur Data

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah skala likert.

Adapun Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X) dan Variabel Kinerja Pegawai (Y) dimana akan diwakili oleh pernyataan dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

Skala Likert

Skor Keterangan

5 Sangat Setuju

4 Setuju

3 Netral

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju Sumber: Priyatno, 2014

Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data akan digunakan untuk penulisan ini yaitu:

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur data valid atau tidak valid dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Pengujian validitas instrument dilakukan pada 55 pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS (Statistic Packagge For the Social Science) 22 dengan kriteria sebagai berikut:

b. Jika rhitung ≥ rtabel, maka pernyataan dinyatakan valid

(9)

c. Jika rhitung ≤ rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid 2. Uji Realibilitas

Uji kuesioner terbukti valid, maka keabsahan kuesioner tersebut diuji realibilitasnya, untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Suatu instrument dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Atau bisa menggunakan batasan dengan kriteria suatu instrument dikatakan reliabel jika koefisien alpha hitung > 0,60 (Sudarmanto, 2005:89).

3. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisi regresi linear sederhana merupakan hubungan secara linear antara satu variabel independen (x) dengan variabel dependen (y). Adapun model persamaan yang digunakan menurut Sugiyono (2005:204), adalah:

Dimana:

Y = Kinerja Pegawai a = Konstanta

b = Koefisien variabel lingkungan kerja fisik X = Variabel lingkungan kerja fisik

4. Koefisien Korelasi (r)

Uji korelasi dalam penelitian ini untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel (X) dengan variabel (Y), sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006 : 212) untuk mengukur besarnya keeratan hubungan antara variabel Lingkungan Kerja (X) dengan variabel Kinerja Kerja (Y) digunakan koefisien kolerasi Product Moment. Adapun rumus atau alat yang dimaksud adalah sebagai berikut :

 

2 2

2 .

Y Y N x

N

Y X r

2 XY N xy

x

Keterangan:

r xy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y X = variabel lingkungan kerja fisik

Y = variabel kinerja kerja N = jumlah data

5. Koefisien Determinasi ( )

Analisa determinan dalam regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X). Secara serentak terhadap variabel dependen (Y).

Sumber: Sarwono, 2006.

Y = a + bX

KD =

(10)

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi 2. Uji Parsial (uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : β = 0, artinya secara parsial, variabel Lingkungan Kerja Fisik tidak berpengaruh yang Signifikan Terhadap Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda.

H1 : βi ≠ 0, artinya secara parsial variabel Lingkungan Kerja Fisik berpengaruh yang Signifikan Terhadap Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda.

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika t dihitung < t tabel pada α = 5%

H1 diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%

Hasil Penelitian dan Pembahasan Teknik Analisi Data

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat pengukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Item kuesioner dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel (n-1) yaitu 55-1=54. Jadi rtabel yaitu 0,263.

Hasil Uji Validitas

No R hitung R tabel Keterangan

Variabel X Lingkungan Kerja

1. 0,369 0,263 Valid

2. 0,477 0,263 Valid

3. 0,398 0,263 Valid

4. 0,370 0,263 Valid

5. 0,548 0,263 Valid

6. 0,362 0,263 Valid

7. 0,340 0,263 Valid

8. 0,336 0,263 Valid

9. 0,398 0,263 Valid

10. 0,304 0,263 Valid

Variabel Y Kinerja Pegawai

1. 0,698 0,263 Valid

2. 0,581 0,263 Valid

(11)

3. 0,721 0,263 Valid

4. 0,684 0,263 Valid

5. 0,447 0,263 Valid

6. 0,715 0,263 Valid

7. 0,773 0,263 Valid

8. 0,584 0,263 Valid

9. 0,766 0,263 Valid

10. 0,745 0,263 Valid

Sumber: Data Diolah Dengan SPSS Versi22

Hasil pengujian validitas variabel lingkungan kerja fisik (X) terhadap kinerja pegawai (Y) dengan 20 item pernyataan, maka setelah dilakukan pengujian validitas nampak bahwa semua item pernyataan sudah valid karena memiliki nilai corrected item total correlation yang di atas dari 0,263.

Uji Realibilitas

Uji realibilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat pengukur untuk dapat digunakan lagi untuk penelitian yang sama. Suatu variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Hasil pengujian realibilitas untuk masing-masing variabel yang diringkas pada tabel berikut ini:

Tabel Pengujian Realibilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Lingkungan Kerja Fisik 0,622 Realibel

Kinerja Pegawai 0,756 Realibel

Sumber: Data Diolah Dengan SPSS Versi22.

Analisis Regresi Linier Sederhana

Dari analisis regresi dapat diketahui bahwa nilai dari a adalah 23,350.

Nilai ini menunjukan bahwa pada saat Lingkungan Kerja Fisik (X) bernilai nol, maka Kinerja Pegawai (Y) akan bernilai 23,350. Sedangkan nilai dari b yaitu sebesar 0,483 menunjukan bahwa ketika terjadi kenaikan pengaruh lingkungan kerja fisik sebesar satu satuan, maka kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0,483 satuan. Selain itu terlihat tanda (+) yang berarti adanya pengaruh yang positif antara lingkungan kerja dan kinerja pegawai.

Koefisien Korelasi

Untuk mengukur besarnya keeratan hubungan antara variabel Lingkungan Kerja Fisik (X) dengan variabel Kinerja Pegawai (Y) digunakan rumus koefisien korelasi Product Moment sebagai berikut:

Dimana:

(12)

Dari rumus di atas didapat nilai r = 0,436 artinya ada hubungan positif yang Sedang antara Lingkungan Kerja Fisik dengan Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda, karena r hitung berada pada interval antara 0,40 sampai dengan 0,599 dimana pada interval tersebut merupakan tingkatan hubungan pada tarif hubungan positif yang Sedang. Artinya melalui perhitungan koefisien korelasi ini dapat diketahui bahwa ada Pengaruh Antara Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Bidang Sekretariat Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda.

Koefisien Determinasi

Sedangkan untuk menghitung besarnya pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda berdasarkan koefisien korelasi dengan mempergunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut :

KD = r² x 100%

= (0,436) ² x 100 %

= 0,190096 x 100%

= 19%

Dari hasil perhitungan koefisien determinasi di atas maka Lingkungan Kerja Bidang Sekretariat pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah berpengaruh sebesar 19 % terhadap kinerja pegawai. Sedangkan sisanya sebesar 100%-19% = 81 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Uji Parsial

Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada variabel kinerja pegawai nilai t dihitung < t tabel pada α = 5% atau nilai t dihitung 3,527 < t tabel 1,673 berarti lingkungan kerja berpengaruh (X) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pegawai (Y).

Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa variabel lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai bidang sekretariat pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan

(13)

Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda yang menunjukan hubungan pada tingkat sedang dengan hasil variabel kinerja pegawai nilai t dihitung < t tabel pada α = 5% atau nilai t dihitung 3,527 < t tabel 1,673 berarti lingkungan kerja berpengaruh (X) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pegawai (Y).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Irsandi (2011), dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Dengan variabel bebas lingkungan kerja fisik, variabel terikat kinerja pegawai. Hasil penelitian menyatakan bahwa hubungan antara lingkungan kerja fisik dengan kinerja pegawai berpengaruh positif.

Setelah peneliti melakukan penelitian di Bidang Sekretariat Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur Wilayah di Samarinda, ditemukan beberapa permasalahan pada variabel lingkungan kerja fisik, diantaranya yaitu yang pertama pencahayaan berupa tingkat kecerahan yang kurang baik, pencahayaan yang mempengaruhi kinerja pegawai, yang kedua yaitu pada suhu dan kelembaban berupa suhu udara yang tidak nyaman dan sirkulasi udara yang kurang sejuk, yang ketiga yaitu pada warna berupa warna dinding ruang kerja yang kurang sesuai standaerd dan warna dinding yang mempengaruhi dalam bekerja, yang keempat yaitu pada bunyi dan kebisingan berupa ruang kerja yang bising sehingga mengganggu konsentrasi pegawai pada saat bekerja dan kebisingan membuat semangat para pegawai berkurang dan yang terakhir terdapat pada musik di ruang kerja berupa adanya alunan musik yang tidak menimbulkan rasa relaks pegawai saat bekerja dan musik yang dimainkan kurang meningkatkan efektivitas kerja. Sedangkan pada variabel kinerja pegawai ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya yaitu yang pertama pada kuantitas kerja yaitu berupa jumlah hasil kerja yang tidak sesuai, yang kedua yaitu pada kualitas kerja yang masih kurang karena atasan memberikan pekerjaan diluar batas kemampuan yang dimiliki pegawai, yang ketiga yaitu pada kehandalan berupa kurangnya kehandalan yang dimiliki pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dengan ketepatan waktu yang diberikan, dan yang terakhir yaitu kehandiran pegawai yang tidak sesuai dengan waktu kerja yang ditetapkan yaitu bekerja selama 8 jam dalam sehari. Hal ini dapat membuat kurang maksimalnya pekerjaan yang dihasilkan. Lingkungan kerja fisik yang baik akan membuat para pegawai betah dalam bekerja sehingga dapat menjalankan tugas yang diberikan dengan baik dan mendorong tercapainya tujuan suatu organisasi.

Penutup

Dari hasil penelitian diketahui bahawa Lingkungan Kerja Fisik berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai bidang Sekretariat pada

(14)

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda yang menunjukan hubungan pada kriteria sedang.

Pada Variabel Lingkungan Kerja Fisik bidang Sekretariat pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda masih dirasa kurang maksimal terutama pada indikator pencahayaan, suhu dan kelembaban, kebisingan, warna dan musik.

Pada Variabel Kinerja Pegawai bidang Sekretariat pada pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda masih dirasa kurang maksimal terutama pada indikator kualitas, kuantitas, kehandalan dan kehadiran.

Lingkungan kerja fisik yang kurang maksimal dapat ditingkatkan lagi seperti: Sebaiknya pencahayaan lampu di ruang kerja sesuai dengan standar kesehatan yang telah ditetapkan (30 Foot Candle atau 30 watt). Sebaiknya suhu di ruang kerja sesuai dengan standar kesehatan yang telah ditetapkan (25,6°C).

Sebaiknya para pegawai dapat menjaga ketenangan agar tidak menimbulkan kebisingan yang mempengaruhi konsentrasi para pegawai lainnya saat bekerja.

Sebaiknya memilih warna cerah untuk dinding agar memberikan efek gairah bekerja dan semangat para pegawai seperti warna putih, biru, hijau dan abu- abu. Sebaiknya memainkan alunan musik pada ruang kerja seperti alunan instrumen, musik klasik dan musik-musik bernada lembut dan tenang yang dapat meningkatkan efisiensi kerja para pegawai serta dapat menimbulkan rasa relaks saat bekerja.

Kinerja yang kurang maksimal dapat di tingkatkan lagi seperti:

Sebaiknya pimpinan dapat memberikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan agar kualitas kerja yang dihasilkan dapat maksimal. Sebaiknya pimpinan dapat memberikan pekerjaan sesuai dengan batas kemampuan yang dimiliki pegawai agar kuantitas kerja dapat meningkat. Sebaiknya pimpinan dapat memberikan pelatihan dan keterampilan kepada para pegawai agar mampu meningkatkan kapasitas kerja dalam mengerjakan pekerjaan. Sebaiknya pimpinan lebih selektif dalam memberikan izin keluar kantor pada saat jam kerja, agar kinerja pegawai lebih maksimal.

Daftar Pustaka

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Hasibuan, Malayu. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mardiana, 2005, Manajemen Produksi, Penerbit Badan Penerbit IPWI, Jakarta.

Mathis, L. Robbert dan Jackson. H. john. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

(15)

Moekijat, 2005. Tata Laksana Kantor Manajemen Perkantoran. Mandar Maju:

Bandung.

Nuraida, Ida. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran, Yogyakarta:

Kanisius.

Priansa, Donni Juni dan Agus Garnida. 2013. Manajemen Perkantoran Efektif, Efesien, dan Profesional. Cetakan kesatu. Bandung: Alfabeta.

Priyatno, Duwi. 2014. Pengolah Data Terpraktis SPSS 22. Yogyakarta: Andi Offset

P. Siagian, Sondang. 2002. Kepemimpinan Organisasi & Perilaku Administrasi. Jakarta: Penerbit Gunung Agung.

The Liang Gie. 2007. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty.

Umam, Khaerul. 2014. Manajemen Perkantoran. Bandung: CV Pustaka Setia.

Umar, Husain. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

Cetakan keenam. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Sastrohadiwiryo. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesian (pendekatan administrative dan operasional), Cetakan ketiga. Bumi Aksara, Jakarta.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan produktivitas Kerja. Mandar Maju, Bandung.

Sihar Tigor Benjamin, 2005. Kebisingan di Tempat Kerja. Andi, Yogyakarta.

Sinambela, Lijan Poltak, dkk. 2011. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan Implemasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Soetjipto, W. Budi. 2004. Menjadi Juara Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.

Mahakam

Sudarmanto R. G. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS, Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

_______. 2005. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

_______. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

___________ dan Ahmad Fawzi Mohd. Basri. 2005. Performance Appraisal Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sumber Jurnal:

Achyar, Irsandi. 2011. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur.

Skripsi. Samarinda : Falkutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Mulawarman

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dengan permasalahan pembinaan UMKM oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah merupakan kajian yang akan dilakukan dengan memilah kualitas

Untuk melaksanakan tugas pokok, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan mempunyai fungsi membantu Bupati dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah di bidang koperasi,