• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LITERASI ASURANSI, RELIGIUSITAS TERHADAP MINAT GENERASI MILENIAL MENGGUNAKAN ASURANSI SYARIAH

N/A
N/A
GUDANG GARAM

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH LITERASI ASURANSI, RELIGIUSITAS TERHADAP MINAT GENERASI MILENIAL MENGGUNAKAN ASURANSI SYARIAH "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LITERASI ASURANSI, RELIGIUSITAS TERHADAP MINAT GENERASI MILENIAL MENGGUNAKAN ASURANSI SYARIAH

Firda Aulia Nur Miftitah1, Muhammad Yoga Aditia2 Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung1,2

ABSTRAK

Literasi asuransi menjadi salah satu faktor generasi milenial untuk menggunakan asuransi syariah, hal ini tidak bisa dipungkiri karena generasi milenial memiliki tingkat ingin tahu yang tinggi dan tingkat literasi asuransi yang tinggi dapat membantu generasi milenial dalam membuat keputusan yang lebih cerdas dalam memilih dan menggunakan produk asuransi syariah sehingga kejelasan dalam sebuah tindakan dicerminkan dalam literasi asuransi yang cukup jelas, karena literasi asuransi merujuk pada pemahaman individu terhadap konsep, manfaat, dan proses asuransi. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 2000 orang yang diperoleh dari mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Hasil uji validitas dan reabilitas penelitian ini dikatakan valid serta secara simultan penelitian ini dan berpengaruh positif terhadap minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah dengan nilai 35,594 > dari F tabel 2,68 dan nilai sig. leih kecil dari < 0,05, sedangkan secara parsial ketiga variabel bebas hanya religiusitas yang tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah.

Insurance literacy is one of the factors for the millennial generation to use Islamic insurance, this cannot be denied because the millennial generation has a high level of curiosity and a high level of insurance literacy can help the millennial generation make smarter decisions in choosing and using Islamic insurance products. so that clarity in an action is reflected in insurance literacy which is quite clear, because insurance literacy refers to individual understanding of insurance concepts, benefits and processes. The research approach used in this study is a quantitative approach to the type of associative research. The population in this study was 2,000 people obtained from UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung students.

The results of the validity and reliability tests of this study are said to be valid as well as simultaneously this research and have a positive effect on the interest of the millennial generation to use Islamic insurance with a value of 35.594 > from F table 2.68 and a sig.

smaller than <0.05, while partially the three independent variables are only religiosity which does not have a significant effect on the interest of the millennial generation to use sharia insurance.

(2)

PENDAHULUAN

Di tengah risiko dan ketidakpastian yang ada dalam kehidupan, perlindungan asuransi menjadi semakin penting. Asuransi dapat memberikan keamanan finansial dan perlindungan terhadap berbagai risiko yang tidak dapat diprediksi, seperti kecelakaan, sakit, atau kerugian finansial akibat bencana alam. Perkembangan asuransi tidak hanya terjadi di sektor konvensional, namun juga dalam bentuk asuransi syariah yang berlandaskan pada prinsip- prinsip syariah Islam.

Tabel 1

Perkembangan Asuransi Syariah Nasional (dalam triliun)

Sumber: kneks.go.id

Tabel 1 menunjukkan total aset perusahaan asuransi syariah nasional sebesar Rp.45,45 triliun. Angka ini tumbuh 8,44% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Bila dibandingkan dengan total aset industri asuransi konvensional sebesar Rp.735 triliun, maka asuransi syariah hanya mempunyai porsi sebesar 6,18%. Apabila ditarik dalam rentang waktu sejak 2014 pasca Undang-Undang 40 tahun 2014, industri asuransi syariah sudah mengalami pertumbuhan hampir Data OJK untuk posisi 2 kali lipat. Melihat data statistik dan trend yang ada, dirasakan optimis untuk pertumbuhan ke depannya.

Generasi milenial, yang merupakan kelompok usia antara 18 hingga 35 tahun pada saat penulisan jurnal ini, adalah kelompok yang signifikan dalam populasi Indonesia.

Generasi ini memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka hidup di era digital dengan akses informasi yang luas, serta memiliki sikap dan preferensi yang unik terhadap berbagai hal, termasuk dalam menghadapi risiko dan perlindungan asuransi.

(3)

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat generasi milenial dalam menggunakan asuransi syariah adalah tingkat literasi asuransi mereka. Literasi asuransi merujuk pada pemahaman individu terhadap konsep, manfaat, dan proses asuransi. Tingkat literasi asuransi yang tinggi dapat membantu generasi milenial dalam membuat keputusan yang lebih cerdas dalam memilih dan menggunakan produk asuransi syariah.

Selain literasi asuransi, faktor religiusitas juga dapat mempengaruhi minat generasi milenial dalam menggunakan asuransi syariah. Religiusitas merupakan dimensi spiritual dan keagamaan individu yang mencakup keyakinan, nilai-nilai, dan praktik keagamaan. Dalam konteks asuransi syariah, faktor religiusitas menjadi faktor penting yang memotivasi generasi milenial untuk memilih asuransi yang sesuai dengan keyakinan dan prinsip-prinsip syariah Islam.

Namun, meskipun asuransi syariah telah berkembang pesat di beberapa negara, termasuk di Indonesia, masih terdapat keterbatasan pengetahuan dan pemahaman masyarakat, terutama generasi milenial, tentang asuransi syariah. Literasi asuransi yang rendah dan kurangnya pemahaman tentang keuntungan dan mekanisme asuransi syariah dapat menjadi hambatan dalam meningkatkan minat generasi milenial dalam menggunakan asuransi syariah.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini, kami akan mengkaji pengaruh literasi asuransi dan religiusitas terhadap minat generasi milenial dalam menggunakan asuransi syariah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi minat generasi milenial dalam menggunakan asuransi syariah dan memberikan wawasan yang berguna bagi lembaga keuangan syariah dalam mengembangkan produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan generasi milenial.

Dengan mengeksplorasi hubungan antara literasi asuransi, religiusitas, dan minat generasi milenial dalam menggunakan asuransi syariah, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan asuransi syariah serta memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat generasi milenial dalam menggunakan asuransi syariah di Indonesia.

Menurut Bahru dkk (2022), menunjukkan jika literasi keuangan, digital marketing, dan word of mouth memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat generasi Z pada Bank Syariah. Sedangkan pada literasi digital dan brand image tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat generasi Z pada bank syariah.1

1 Bahru Ilmi Dafiq, Amalia Nuril Hidayati, and Muhammad Alhada Fuadilah Habib, ‘Pengaruh Literasi Keuangan, Literasi Digital, Digital Marketing, Brand Image Dan Word of Mouth Terhadap Minat Generasi z Pada Bank Syariah’, Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 4.11 (2022), 4971–82

<https://doi.org/10.32670/fairvalue.v4i11.1856>.

(4)

Menurut Rama (2022), menunjukkan bahwa variabel literasi asuransi, religiusitas dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah. Selanjutnya secara parsial ditemukan dalam penelitan ini bahwa variabel religiusitas tidak berpengaruh terhadap minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah.2

Menurut Raudhatul dkk menunjukkan bahwa produk, premi, promosi, dan religiusitas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk asuransi jiwa syariah generasi milenial. Sedangkan secara parsial produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli generasi milenial, variabel premium berpengaruh signifikan terhadap minat beli generasi milenial, promosi juga berpengaruh signifikan terhadap niat beli generasi milenial.

dan variabel religiusitas berpengaruh signifikan baik terhadap niat beli generasi milenial , dan variabel yang paling dominan adalah produk.3

Menurut Muh Reza (2023) menunjukakan bahwa Religius Intrinsik, Ekstrinsik Agama dan pengetahuan tentang manfaat asuransi berpengaruh positif signifikan terhadap Kesadaran akan asuransi syariah. Kesadaran akan asuransi syariah memiliki pengaruh yang signifikan berpengaruh terhadap bunga asuransi syariah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kesadaran asuransi syariah sangat dipengaruhi oleh pengetahuan tentang asuransi manfaat dan tingkat keberagamaan seseorang baik secara intrinsik maupun ekstrinsik.

Kesadaran akan asuransi syariah memiliki peran penting dalam kepentingan syariah Pertanggungan.4

Menurut Nur Jamilah (2023) menunjukkan bahwa pada menu BSI mobile perlu ditambahkan fitur literasi keuangan syariah sebagai langkah awal nasabah dalam mengambil keputusan keuangan, baik untuk menu menabung ataupun membeli.5

Menurut Riris Risnawati (2021) menunjukkan bahwa Variabel Literasi Keuangan Syariah ternyata berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Menabung di Bank Syariah Indonesia. Maknanya, ibu-ibu milenial memiliki tingkat pengetahuan yang baik terkait literasi keuangan syariah dengan menabung di Bank Syariah Indonesia, Gaya Hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Menabung di Bank Syariah Indonesia.

2 Rama Muhamad Pramudya and Mira Rahmi, ‘Pengaruh Literasi Asuransi, Religiusitas, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Generasi Milenial Menggunakan Asuransi Syariah’, Journal of Islamic Economics and Finance Studies, 3.1 (2022), 70 <https://doi.org/10.47700/jiefes.v3i1.4350>.

3 Raudhatul jannah Irfan, Farid Fathony Ashal, and Riza Aulia, ‘Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Generasi Milenial Terhadap Minat Beli Produk Asuransi Jiwa Syariah’, JIHBIZ :Global Journal of Islamic Banking and Finance., 2.1 (2020), 34 <https://doi.org/10.22373/jihbiz.v2i1.8578>.

4 Applied Mathematics, ‘済無No Title No Title No Title’, 2016, 1–23.

5 George Sarton, ‘Islamic Science’, Near Eastern Culture and Society, 2019.Newswire 2022 (2017), 83–98

<https://doi.org/10.35632/ajis.v10i3.2488>.

(5)

Ibu-ibu milenial memiliki gaya hidup yang baik dan hemat dengan menabung di Bank Syariah Indonesia, dan (3) Variabel Literasi Keuangan Syariah dan Gaya Hidup tidak berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan Menabung di Bank Syariah Indonesia.

Maknanya, literasi keuangan syariah dan gaya hidup tidak dapat memengaruhi secara bersama untuk menentukan keputusan menabung ibu-ibu milenial.6

Atas beberapa faktor tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul Pengaruh Literasi Asuransi, Religiusitas terhadap Minat Generasi Milenial Menggunakan Asuransi Syariah.

Tinjauan Pustaka Minat

Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk mendapatkan keuntungan Niat investasi merupakan variabel yang termasuk dalam faktor niat dalam Theory of Planned Behaviour. Niat investasi merupakan hasil dari tiga dimensi sebelumnya yang mempengaruhi niat seseorang untuk berinvestasi, yaitu pengetahuan produk dan risiko yang dirasakan. Alasan investor untuk berinvestasi dikenal sebagai niat investasi.

Niat investasi terkait dengan investasi pribadi dan manajemen portofolio. Niat investasi umumnya dibagi menjadi niat investasi jangka pendek dan jangka panjang. Dari pengertian investasi dan niat, dapat disimpulkan bahwa niat investasi adalah niat seseorang untuk melakukan suatu kegiatan dalam bentuk berinvestasi pada suatu perusahaan atau proyek untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Minat Berasuransi Syariah adalah alasan seseorang untuk memutuskan berinvestasi untuk mentransfer resiko dengan yang dapat muncul sebagai akibat dari ketidakpastian keuangan dan membuat kerugian yang tidak disengaja dapat dikelola.

Asuransi Syariah

Religiusitas adalah tingkat keyakinan dan praktik keagamaan Religiusitas juga didefinisikan sebagai sejauh mana orang tertentu percaya dan memuliakan Tuhan, kemudian mempraktikkan ajaran yang relevan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang relevan.

Religiusitas merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan investasi individu dalam konteks Islam. Religiusitas adalah potensi beragama atau berkeyakinan kepada tuhan dengan kata lain percaya adanya kekuatan di luar dirinya yang mengatur hidup dan kehidupan alam semesta. Sehingga dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah sikap percaya terhadap ajaran-ajaran agama tertentu dan dampak dari ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Religiusitas intrinsik merupakan dimensi keterlibatan keagamaan di mana agama berfungsi sebagai tujuan atau tujuan sendiri. Skor Religiositas intrinsik dapat dihayati pada tingkat pribadi dan intim sebagai nilai inti diri. Orang-orang yang secara intrinsik religius cenderung mendefinisikan diri batin mereka dengan religiusitas mereka, sehingga produk tidak dapat menambahkan banyak dalam hal memenuhi kebutuhan pribadi mereka yang ekspresif nilai. Kecenderungan untuk menghayati nilai-nilai sebagai prinsip hidup dapat mencegah orang-orang yang secara intrinsik religius menggunakan produk untuk beradaptasi dengan situasi sosial seperti misalnya fungsi penyesuaian sosial. Sehingga orang dengan

6 Riris Risnawati and Syaparuddin, ‘Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Menabung Di Bank Syariah Di Indonesia (Studi Kasus Pada Ibu-Ibu Milenial Di Kabupaten Bone)’, Al- Iqtishad: Jurnal Ekonomi, 13.1 (2021), 1–19 <www.ojk.go.id>.

(6)

perilaku intrinsik religius mengacu pada produk sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ekspresi nilai dan penyesuaian sosial mereka. Orang-orang dengan motivasi intrinsik justru menganggap ajaran agama sesuai dengan nilai batin mereka, sehingga mereka tidak menyesuaikan keyakinan agama mereka dengan kepentingan pribadi mereka. Sebaliknya, mereka menghayati spiritualitas inti agama dan percaya pada nilai intrinsik orang. Religius intrinsik disimpulkan sebagai keyakinan agama sebagai aspek dan tujuan utama dalam kehidupan mereka.

Religiusitas intrinsik tidak dapat mengukur religiusitas individu, tetapi hanya mengukur sikap individu terhadap agama sebagai sumber kenyamanan dan dukungan sosial. Individu yang memiliki religiusitas intrinsik menginternalisasi keyakinan, nilai, dan ajaran agama dalam hidupnya. Dalam artikel lain dijelaskan bahwa individu dengan religius intrinsik mewujudkan nilai dan ajaran dalam kehidupan, baik dalam kegiatan dan aktivitas yang berkaitan dengan agama, maupun dalam aktivitas sehari-hari. Individu dengan dimensi orientasi religius menganggap pelaksanaan agama sebagai motif hidupnya, agama merupakan tujuan sehingga aturan-aturan yang ada terinternalisasikan dalam cara hidupnya. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur religius intrinsik adalah agama sebagai motif hidup, agama merupakan tujuan hidup dan agama merupakan cara hidup.

Religiusitas ekstrinsik adalah bentuk keterlibatan di mana agama merupakan sarana untuk mencapai tujuan atau tujuan lain. Religiusitas ekstrinsik intrinsik dapat dihayati pada tingkat pribadi dan intim sebagai sumber hubungan sosial dan manfaat pribadi. Individu yang termotivasi secara ekstrinsik menggunakan agamanya, sedangkan orang yang termotivasi secara intrinsik menjalankan agamanya. Yang berarti bahwa agama secara intrinsic adalah nilai instrumental, sedangkan agama secara ekstinsik agama adalah nilai terminal. Orang dengan motivasi ekstrinsik menggunakan agama untuk tujuan mereka sendiri, apakah tujuan tersebut hedonis (misalnya, kontak sosial, gangguan) atau utilitarian (misalnya, status pribadi, bisnis).

Religiusitas ektrinsik adalah motivasi individu untuk beribadah karena manfaat sosial yang akan diperoleh. Misalnya, individu rajin mengikuti kegiatan dalam komunitas religius karena ingin bersosialisasi dengan anggota lain dalam komunitas dan ingin mengetahui pandangan positif dari orang lain. Individu yang memiliki religiusitas ekstrinsik menganggap tujuan aktivitas religius hanya sebagai jembatan untuk memperoleh kehidupan lain dalam hidupnya.

Hal ini disebabkan karena individu tidak menginternalisasi dan tidak mengintegrasi nilai dan ajaran agama dalam kehidupan. Sehingga dalam penelitian ini Religiusitas ektrinsik disimpulkan sebagai motivasi individu untuk beribadah karena manfaat sosial yang akan diperoleh.

Individu dengan religiusitas ekstrinsik cenderung memiliki karakteristik negatif, seperti menghadapi orang lain, ketakutan, dan ketakutan akan kematian. Seseorang dengan tipe orientasi religius eksentrik adalah orang yang menggunakan agama untuk berbagai kepentingan, untuk memperoleh pengetahuan, mengatasi kebingunan, memperoleh perlindungan, status dan pembenahan diri. Seseorang dengan dimensi orientasi religius ektrinsik memandang tujuan ajaran agama sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadinya, seperti misalnya: penerimaan sosial orang lain, rasa aman, pembenaran diri, dan lain-lain.

Penelitian ini menggunakan pengukuran religius eksentrik yang dikembangkan oleh yaitu agama untuk berbagai kepentingan; Agama untuk memperoleh pengetahuan; Agama mengatasi kebingungan dan Agama memberikan perlindungan, status dan pembenahan diri.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa religiusitas intrinsik Konsumen Muslim yang tinggal di Turki dan konsumen Kristen yang tinggal di Portugal berpengaruh negatif terhadap ekspresi nilai dan sikap penyesuaian social. menyatakan dalam penelitiannya bahwa Religiusitas intrinsik kurang berpengaruh pada sikap konsumen, sedangkan kesadaran konsumen memainkan peran penting pada sikap konsumen. Selanjutnya, variabel mediator

(7)

seperti kesadaran dan sikap konsumen memiliki peran parsial untuk memediasi religiositas dan preferensi konsumen. Kemudian pada penelitian tahun berikutnya, menunjukkan bahwa religiusitas intrinsik berpengaruh signifikan dan positif terhadap komitmen dan materialisme konsumen. Nilai dan ajaran agama mampu menyesuaikan dengan standar yang terkandung dalam nilai dan ajaran agama tersebut.

Religiusitas ekstrinsik, di sisi lain, telah ditemukan memiliki efek positif pada fungsifungsi sikap nilai-ekspresif dan penyesuaian sosial dalam konsumen kedua negara. Religiusitas ekstrinsik memiliki peran penting dalam kesadaran dan sikap konsumen. Hasil empiris menunjukkan bahwa religiusitas ekstrinsik berpengaruh signifikan dan positif terhadap komitmen dan materialisme konsumen. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah : H1 : Semakin tinggi tingkat religius intrinsik seseorang maka akan semakin tinggi Kesadaran Berasuransi Syariah H2 : Semakin tinggi tingkat Religius Ekstrinsik maka akan semakin tinggi kesadaran Berasuransi Syariah

Generasi Milenial

Istilah milenial atau millennials mulai dicetuskan oleh William Strauss dan Neil Howe pada tahun 1987. Mereka menciptakan istilah ini pada saat anak-anak yang lahir pada tahun 1982 masuk prasekolah. Media pada saat itu mulai menyebutnya sebagai kelompok yang terintegrasi dengan milenial baru pada saat lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2000.

Keduanya menulis tentang kelompok ini dalam buku Generations: The History of America’s Future Generations dan Millennials Rising: The Next Great Generation.

Generasi milenial adalah generasi yang muncul akibat fenomena globalisasi yang menyebar keseluruh penjuru dunia dan memunculkan generasi gadget yang lahir pada yang terlahir di antara tahun 1981-2000 dan generasi milenial biasa disebut dengan generasi Y. Menurut para peneliti, generasi yang sudah lebih dahulu ada sebelum generasi milenial adalah generasi X yang terlahir pada interval waktu sekitar tahun 1960- 1980. Generasi ini memiliki beberapa karakteristik, yang diantaranya adalah menyukai risiko dan kematangan berpikir, terutama dalam pengambilan sebuah keputusan, lebih percaya kepada User Generated Content (UGC) daripada informasi searah, lebih memilih menggunakan ponsel pintar ketimbang televisi, milenial merasa wajib mempunyai media sosial, kurang suka membaca secara baku, cenderung kurang memiliki sifat loyal tetapi bekerja dengan efektif, lebih suka bertransaksi tidak menggunakan uang tunai, lebih melek teknologi dibandingkan orang tua, handal mempergunakan teknologi dan informasi, cenderung lebih malas dan konsumtif (Syafrida, et al., 2020). Sementara menurut Hasanuddin dan Lilik (2017) dalam buku berjudul Milennial Nusantara, kaum milenial merupakan orang yang lahir antara tahun 1981 hingga 2000.

Literasi Asuransi

Literasi adalah bentuk sosialisasi pengetahuan tertentu di mana bertujuan untuk memperoleh peningkatan kemampuan kepemahaman dari pengetahuan tersebut. Bentuk atau perwujudan dari literasi dalam dilakukan dengan tulisan, penyuluhan, media sosial platfrom internet dan sebagainya (Ika Mustika, Latifah, 2020). Literasi keuangan adalah suatu kemahiran seseorang dalam melakukan tindakan atau keputusan suatu hal yang berkaitan dengan keuangan secara efektif. Literasi asuransi penting untuk masyarakat, bila ada pelaksanaan atau dilakukannya edukasi tentang asuransi itu tujuannya untuk masyrakat luas dengan harapan agar dapat membantu meringankan atau mengatasi risiko – risiko yang tidak bisa diprediksi atau akan terjadi

Dapat disimpulkan literasi asuransi syariah adalah suatu bentuk kegiatan guna mendukung pertumbuhan keuangan syariah pada masa yang akan datang, termasuk juga di dalamnya yakni asuransi syariah, oleh karena itu pengetahuan dan kesadaran menjadi aktor utama

(8)

dalam pertumbuhannya, akan tetapi minimnya pemahaman masyarakat terhadap lembaga keuangan asuransi dan juga manfaatnya menjadi kesedihan bersama bagi para pelaku industri ini.

Menurut (Avyanna, 2016) menyebutkan bahwasanya terdapat beberapa komponen penting dari pengetahuan dan kemampuan literasi asuransi yang biasanya dituturkan dalam literatur, yakni;

1. Pengetahuan dasar dalam memahami asuransi.

2. Memahami ciri-ciri utama dari layanan dasar asuransi, sikap dalam menggunakan asuransi, serta memahami, menyadari pentingnya membaca dan memeliharanya.

3. Paham dan sadar akan mengenai risiko – risiko yang berhubungan dengan produk asuransi.

4. Mengetahui manfaat dan keuntungan serta anjuran yang didapat setelah menggunakan asuransi.

Secara garis besar menurut penjelasan tersebut indikator literasi asuransi meliputi pemahaman atas dasar pengetahuan tentang suatu konsep asuransi, kecakapan dalam mengetahui sifat dan manfaat asuransi, sadar akan risiko yang berhubungan dengan produk asuransi, serta keyakinan dalam membuat perencanaan guna menghadapi risiko – risiko yang tidak dapat diprediksi akan terjadi.

Religiusitas

Religiusitas adalah tingkat keyakinan dan praktik keagamaan. Religiusitas juga didefinisikan sebagai sejauh mana orang tertentu percaya dan memuliakan Tuhan, kemudian mempraktikkan ajaran yang relevan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang relevan.

Religiusitas merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan investasi individu dalam konteks Islam. Religiusitas adalah potensi beragama atau berkeyakinan kepada tuhan dengan kata lain percaya adanya kekuatan di luar dirinya yang mengatur hidup dan kehidupan alam semesta. Sehingga dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah sikap percaya terhadap ajaran-ajaran agama tertentu dan dampak dari ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Religiusitas intrinsik merupakan dimensi keterlibatan keagamaan di mana agama berfungsi sebagai tujuan atau tujuan sendiri Skor Religiositas intrinsik dapat dihayati pada tingkat pribadi dan intim sebagai nilai inti diri. Orang-orang yang secara intrinsik religius cenderung mendefinisikan diri batin mereka dengan religiusitas mereka, sehingga produk tidak dapat menambahkan banyak dalam hal memenuhi kebutuhan pribadi mereka yang ekspresif nilai.

Kecenderungan untuk menghayati nilai-nilai sebagai prinsip hidup dapat mencegah orang-orang yang secara intrinsik religius menggunakan produk untuk beradaptasi dengan situasi sosial seperti misalnya fungsi penyesuaian sosial. Sehingga orang dengan perilaku intrinsik religius mengacu pada produk sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ekspresi nilai dan penyesuaian sosial mereka. Orang-orang dengan motivasi intrinsik justru menganggap ajaran agama sesuai dengan nilai batin mereka, sehingga mereka tidak menyesuaikan keyakinan agama mereka dengan kepentingan pribadi mereka. Sebaliknya, mereka menghayati spiritualitas inti agama dan percaya pada nilai intrinsik orang. Religius intrinsik disimpulkan sebagai keyakinan agama sebagai aspek dan tujuan utama dalam kehidupan mereka.

Religiusitas intrinsik tidak dapat mengukur religiusitas individu, tetapi hanya mengukur sikap individu terhadap agama sebagai sumber kenyamanan dan dukungan sosial.

(9)

Individu yang memiliki religiusitas intrinsik menginternalisasi keyakinan, nilai, dan ajaran agama dalam hidupnya. Dalam artikel lain dijelaskan bahwa individu dengan religius intrinsik mewujudkan nilai dan ajaran dalam kehidupan, baik dalam kegiatan dan aktivitas yang berkaitan dengan agama, maupun dalam aktivitas sehari-hari. Individu dengan dimensi orientasi religius menganggap pelaksanaan agama sebagai motif hidupnya, agama merupakan tujuan sehingga aturan-aturan yang ada terinternalisasikan dalam cara hidupnya. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur religius intrinsik adalah agama sebagai motif hidup, agama merupakan tujuan hidup dan agama merupakan cara hidup.

Religiusitas ekstrinsik adalah bentuk keterlibatan di mana agama merupakan sarana untuk mencapai tujuan atau tujuan lain. Religiusitas ekstrinsik intrinsik dapat dihayati pada tingkat pribadi dan intim sebagai sumber hubungan sosial dan manfaat pribadi. Individu yang termotivasi secara ekstrinsik menggunakan agamanya, sedangkan orang yang termotivasi secara intrinsik menjalankan agamanya. Yang berarti bahwa agama secara intrinsic adalah nilai instrumental, sedangkan agama secara ekstinsik agama adalah nilai terminal. Orang dengan motivasi ekstrinsik menggunakan agama untuk tujuan mereka sendiri, apakah tujuan tersebut hedonis (misalnya, kontak sosial, gangguan) atau utilitarian (misalnya, status pribadi, bisnis).

Religiusitas ektrinsik adalah motivasi individu untuk beribadah karena manfaat sosial yang akan diperoleh. Misalnya, individu rajin mengikuti kegiatan dalam komunitas religius karena ingin bersosialisasi dengan anggota lain dalam komunitas dan ingin mengetahui pandangan positif dari orang lain. Individu yang memiliki religiusitas ekstrinsik menganggap tujuan aktivitas religius hanya sebagai jembatan untuk memperoleh kehidupan lain dalam hidupnya. Hal ini disebabkan karena individu tidak menginternalisasi dan tidak mengintegrasi nilai dan ajaran agama dalam kehidupan. Sehingga dalam penelitian ini Religiusitas ektrinsik disimpulkan sebagai motivasi individu untuk beribadah karena manfaat sosial yang akan diperoleh.

Individu dengan religiusitas ekstrinsik cenderung memiliki karakteristik negatif, seperti menghadapi orang lain, ketakutan, dan ketakutan akan kematian. Seseorang dengan tipe orientasi religius eksentrik adalah orang yang menggunakan agama untuk berbagai kepentingan, untuk memperoleh pengetahuan, mengatasi kebingunan, memperoleh perlindungan, status dan pembenahan diri. Seseorang dengan dimensi orientasi religius ektrinsik memandang tujuan ajaran agama sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadinya, seperti misalnya: penerimaan sosial orang lain, rasa aman, pembenaran diri, dan lain-lain.

Penelitian ini menggunakan pengukuran religius eksentrik yang dikembangkan yaitu agama untuk berbagai kepentingan; Agama untuk memperoleh pengetahuan; Agama mengatasi kebingungan dan Agama memberikan perlindungan, status dan pembenahan diri.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa religiusitas intrinsik Konsumen Muslim yang tinggal di Turki dan konsumen Kristen yang tinggal di Portugal berpengaruh negatif terhadap ekspresi nilai dan sikap penyesuaian social Çavuşoĝlu et al., (2021). Junaidi, (2021a) menyatakan dalam penelitiannya bahwa Religiusitas intrinsik kurang berpengaruh pada sikap konsumen, sedangkan kesadaran konsumen memainkan peran penting pada sikap konsumen. Selanjutnya, variabel mediator seperti kesadaran dan sikap konsumen memiliki peran parsial untuk memediasi religiositas dan preferensi konsumen. Kemudian pada penelitian tahun berikutnya, Junaidi et al., (2022) menunjukkan bahwa religiusitas intrinsik berpengaruh signifikan dan positif terhadap komitmen dan materialisme konsumen. Nilai dan ajaran agama mampu menyesuaikan dengan standar yang terkandung dalam nilai dan ajaran agama tersebut. Religiusitas ekstrinsik, di sisi lain, telah ditemukan memiliki efek positif pada fungsifungsi sikap nilai-ekspresif dan penyesuaian sosial dalam konsumen kedua negara.

(10)

Religiusitas ekstrinsik memiliki peran penting dalam kesadaran dan sikap konsumen.

Hasil empiris menunjukkan bahwa religiusitas ekstrinsik berpengaruh signifikan dan positif terhadap komitmen dan materialisme konsumen (Junaidi et al., 2022). Sehingga hipotesis yang diajukan adalah :

H1 : Semakin tinggi tingkat religius intrinsik seseorang maka akan semakin tinggi Kesadaran Berasuransi Syariah

H2 : Semakin tinggi tingkat Religius Ekstrinsik maka akan semakin tinggi kesadaran Berasuransi Syariah

Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 2000 orang yang diperoleh dari mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Dalam penelitian ini teknik perolehan sampel menggunakan purposive sampel dengan kriteria responden berada di rentang usia 18 tahun sampai dengan 45 tahun. Dari kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 30 orang. Sedangkan teknik analisis menggunakan teknik Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan aplikasi spss.

Variabel Indikator Pertanyaan Sumber Adaptasi Minat Generasi

Milenial Menggunakan Asuransi Syariah (Y)

1. Apakah menggunakan asuransi dapat menjadi sebuah budaya yang penting guna melindungi/memproteksi diri ? 2. Apakah keluarga dan teman menjadi

dasar sebagai referensi anda dalam menggunakan asuransi ?

3. Apakah berasuransi merupakan gaya hidup ?

4. Apakah anda percaya jika menggunakan asuransi syariah dapat memproteksi atas risiko yang terjadi ?

Literasi Asuransi (X1)

5. Apakah memiliki asuransi adalah salah satu cara guna memproteksi diri atas risiko ?

6. Apakah asuransi memiliki manfaat perlindungan atas risiko ?

7. Apakah risiko menimbulkan manfaat

(11)

perlindungan atas risiko ?

8. Apakah asuransi memiliki manfaat meringankan kerugian/beban yang ditimbulkan oleh risiko yang terduga terjadi ?

Religiusitas (X2) 9. Apakah anda meyakini bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad sebagai utusanNya?

10. Apakah perintah Allah adalah hal yang harus dilakukan dan larangannya merupakan hal yang harus dihindari atau jangan dilakukan ?

11. Apakah anda percaya bahwa Allah akan mengabulkan do'a do'a anda jika anda bersungguh-sungguh 12. Apakah anda telah menjalankan satu

amalan kebaikan dalam hidup anda ? 13. Apakah anda telah menjalankan

perintah agama Islam ?

Minat Generasi Milenial Menggunakan Asuransi

Syariah (Y) Literasi Asuransi (X2)

Religiusitas (X2)

(12)

Gambar 1 Kerangka Penelitian

Yang perlu diperhatikan ketika anda menyajikan hasil, hasil itu sudah terklasifikasi, itu namanya data mentah kalau belum di klasifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji validitas pada penelitian ini digunakan untuk memperkirakan valid tidaknya suatu pertanyaan pada kuesioner yang di publikasikan guna mendapatkan data penelitian, hal tersebut dapat dinyatakan valid ketika item dalam pertanyaan kuesioner dapat mengungkapkan persoalan dari variabel yang akan dinilai.

Penentuan valid atau tidak validnya pernyataan dapat dilakukan dengan pengujian yang membandingkan nilai antara nilai r hitung dengan nilai r tabel lalu untuk df = n-2, n merupakan jumlah sampel dan k merupakan konstruk dengan alpha 0,05. Pengujian dilakukan dengan melalui nilai signifikansi 5% (0,05) di mana jika besaran nilai r hitung > r tabel, maka item pernyataan pada kuesioner tersebut dapat dinyatakan valid. Pada penelitian ini df = 35-2 = 33 sehingga r tabel yang didapat adalah 0,344.

Uji Reabilitas

Variabel Cronbach's Alpha

N of Items Nilai loadings Information

Minat Generasi Milenial

,685 4 0,60 Reliable

Literasi Asuransi

,724 5 0,60 Reliabel

Religiusitas ,710 5 0,60 Reliabel

(13)

Berdasarkan hasil olah data yang ditunjukkan Tabel 5, didapatkan hasil yang menunjukkan nilai Cronbcah’s Alpha secara keseluruhan memiliki besaran nilai yang lebih dari 0,60 yang berarti dapat dinyatakan kontruk masuk dalam kategori reliabel, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner yang ada dalam penelitian ini dikatakan reliabel.

Uji signifikansi simultan (Uji F) dipergunakan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk memahami hasilnya bisa melalui dua cara yaitu dengan melihat nilai signifikansi dan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Apabila nilai F hitung > dari F tabel dan nilai signifikansi < dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Dalam hal ini df1 = 4 - 1 = 3 dan df2

= 35 - 4 = 31, maka diperoleh F tabel pada penelitian ini adalah 2,68. Penjabaran hasil uji F untuk ketiga variabel bebas secara bersamaan yaitu:

Hasil Uji Simultan (Uji F)

Model Sum if

Squares

Df Mean Square F Sig

Regression Residual Total

266,409 359,266 625,676

3 144 147

88,803 2,495

35,594 ,000b

Hasil Uji signifikansi Parsial (Uji t)

Model T Sig

1 (Constant) Literasi Asuransi Religiusitas

1,141 7,400 ,688

,256 ,000 ,493

Berdasarkan data diperoleh output dari pengujian yang dijalankan dengan menggunakan program SPSS 20 dapat dijabarkan sebagai berikut:

(14)

1. Variabel Literasi Asuransi

Berdasarkan uji signifikansi parsial (Uji t) diraih hasil jika nilai t hitung Literasi asuransi besaran nilainya sebesar 7,400 > dari besaran nilai t tabel 1,976 serta mempunyai nilai signifikansi besaran nilainya sebesar 0,000 < 0,05. Karena nilai signifikansi < dari 0,05 dan t hitung > dari t tabel. Bersumber dari hasil tersebut maka hipotesis yang mengemukakan “Literasi asuransi berpengaruh signifikan terhadap minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah” disimpulkan diterima.

2. Variabel Religiusitas

Berdasarkan uji signifikansi parsial (Uji t) diraih hasil jika nilai t hitung Religiusitas besaran nilainya sebesar 0,688 < dari besaran nilai t tabel 1,976 serta mempunyai nilai signifikansi dengan besaran nilainya sebesar 0,493 > 0,05. Karena nilai signifikansi > dari 0,05 dan t hitung < dari t tabel. Bersumber dari hasil tersebut maka hipotesis nya ialah “Religiusitas tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah”. Oleh karena maka hipotesis yang menyatakan “religiusitas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah” dapat disimpulkan ditolak.

Dalam penelitian ini dapat dipahami bahwa tingkat literasi asuransi bersamaan dengan minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah dapat dikatakan jika semakin tinggi tingkat literasi asuransi nya maka semakin meningkat pula tingkat minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah dan begitupun sebaliknya. Hal tersebut menunjukan bahwasanya generasi milenial telah menyadari akan pentingnya memproteksi diri dan menyadari manfaat jika menggunakan asuransi syariah. Selanjutnya dalam tingkat religiusitas memperlihatkan bagaimana religiusitas ternyata tidak mempengaruhi minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah hal ini menandakan bahwa apapun agama yang dianut oleh para kaum milenial tidak mempengaruhi terhadap minat mereka menggunakan asuransi syariah karena generasi milenial sudah menyadari pentingnya memproteksi diri. Kemudian, dalam kualitas pelayanan memperlihatkan jika semakin baik pelayanan yang diberikan maka akan semakin meningkat minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah.

Berdasarkan dari hasil penelitian dengan data yang diolah melalui uji t, dapat dinyatakan bahwa variabel X1 yakni Literasi Asuransi diperoleh hasil memengaruhi variabel minat dengan besaran nilai t hitung sebesar 7,400 dengan besaran nilai tersebut artinya lebih besar dari t tabel yang besaran nilainya sebesar 1,976 serta mempunyai nilai signifikansi

(15)

dengan besaran nilainya sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan jika variabel Literasi Asuransi berpengaruh signifikan terhadap minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah.

Bersumber pada hasil penelitian yang telah dijalankan dengan pengujian secara parsial, selanjutnya dapat dinyatakan bahwa X2 yakni variabel Religiusitas diperoleh memengaruhi variabel minat dengan besaran nilai t hitung sebesar 0,688 di mana nilai tersebut lebih kecil dari nilai t tabel yang besaran nilainya 1,976, serta memiliki nilai signifikansi sebesar 0.493 > 0,05. Sehingga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel religiusitas tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah.

Bersumber dari hasil uji F, dapat dinyatakan bahwa variabel literasi asuransi dan religiusitas perhitungan yang memengaruhi variabel minat secara bersama-sama dengan besaran nilai F hitung sebesar 35,594 nilai tersebut lebih besar dari nilai F tabel dengan besaran nilai sebesar 2,68. Sementara di sisi lain memiliki nilai signifikansi dibawa 0,05 yakni dengan besaran nilai yang diperoleh 0,000 artinya dapat disimpulkan bahwa variabel literasi asuransi, religiusitas dan kualitas pelayanan berpengaruh secara bersama-sama terhadap minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah. Selanjutnya, selain itu berdasarkan nilai koefisien determinasi literasi asuransi, religiusitas, dan kualitas pelayanan dari ketiganya variabel tersebut memiliki kemampuan yang mewakili serta dapat menjelaskan variabel minat sebesar 41,4% hal ini menandakan variabel-variabel bebas cukup memberikan penjelasan guna memprediksi variabel terikat.

Minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa literasi asuransi yang cakap, dan kualitas pelayanan yang bermutu mampu menjadi daya pikat yang berkorelasi dengan minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah. Oleh karena itu selain peran dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh agen asuransi perlu juga bantuan dari pemerintah sebagai regulator maupun para akademisi guna meningkatkan informasi dan edukasi mengenai asuransi syariah pada khususnya agar masyarakat paham akan pentingnya memproteksi diri dengan berasuransi.

KESIMPULAN

(16)

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan terdapat beberapa kesimpulan yang dapat dijelaskan, pertama hasil uji validitas dan reabilitas variabel pengukuran pada penelitian ini yang dilihat dari hasil uji SPSS versi 20, menunjukkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan dalam penelitian ini dikatakan valid karena memilki nilai nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel). Selanjutnya dalam uji reliabilitas pada penelitian ini menunjukkan hasil perolehan nilai Alpha Cronbach yang lebih dari > 0,60 yang artinya bahwa secara keseluruhan pertanyaan dalam penelitian ini adalah realibel. Kedua dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa variabel bebas (Literasi asuransi, religiusitas, dan kualitas pelayanan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah hal tersebut dibuktikan karena F hitung besaran nilainya sebesar 35,594 > dari besaran nilai F tabel dengan nilai 2,68 dan nilai signifikannya yang lebih kecil dari < 0.05, sementara dari uji secara parsial menunjukan bahwa dari ketiga variabel bebas hanya variabel religiusitas yang tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap minat generasi milenial menggunakan asuransi syariah.

Daftar Rujukan

Dafiq, Bahru Ilmi, Amalia Nuril Hidayati, and Muhammad Alhada Fuadilah Habib,

‘Pengaruh Literasi Keuangan, Literasi Digital, Digital Marketing, Brand Image Dan Word of Mouth Terhadap Minat Generasi z Pada Bank Syariah’, Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 4.11 (2022), 4971–82

<https://doi.org/10.32670/fairvalue.v4i11.1856>

Irfan, Raudhatul jannah, Farid Fathony Ashal, and Riza Aulia, ‘Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Generasi Milenial Terhadap Minat Beli Produk Asuransi Jiwa Syariah’, JIHBIZ :Global Journal of Islamic Banking and Finance., 2.1 (2020), 34

<https://doi.org/10.22373/jihbiz.v2i1.8578>

Mathematics, Applied, ‘済無No Title No Title No Title’, 2016, 1–23

Pramudya, Rama Muhamad, and Mira Rahmi, ‘Pengaruh Literasi Asuransi, Religiusitas, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Generasi Milenial Menggunakan Asuransi Syariah’, Journal of Islamic Economics and Finance Studies, 3.1 (2022), 70

<https://doi.org/10.47700/jiefes.v3i1.4350>

Risnawati, Riris, and Syaparuddin, ‘Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Menabung Di Bank Syariah Di Indonesia (Studi Kasus Pada Ibu- Ibu Milenial Di Kabupaten Bone)’, Al-Iqtishad: Jurnal Ekonomi, 13.1 (2021), 1–19

<www.ojk.go.id>

(17)

Sarton, George, ‘Islamic Science’, Near Eastern Culture and Society, 2019.Newswire 2022 (2017), 83–98 <https://doi.org/10.35632/ajis.v10i3.2488>

Dafiq, Bahru Ilmi, Amalia Nuril Hidayati, and Muhammad Alhada Fuadilah Habib,

‘Pengaruh Literasi Keuangan, Literasi Digital, Digital Marketing, Brand Image Dan Word of Mouth Terhadap Minat Generasi z Pada Bank Syariah’, Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 4.11 (2022), 4971–82

<https://doi.org/10.32670/fairvalue.v4i11.1856>

Irfan, Raudhatul jannah, Farid Fathony Ashal, and Riza Aulia, ‘Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Generasi Milenial Terhadap Minat Beli Produk Asuransi Jiwa Syariah’, JIHBIZ :Global Journal of Islamic Banking and Finance., 2.1 (2020), 34

<https://doi.org/10.22373/jihbiz.v2i1.8578>

Mathematics, Applied, ‘済無No Title No Title No Title’, 2016, 1–23

Pramudya, Rama Muhamad, and Mira Rahmi, ‘Pengaruh Literasi Asuransi, Religiusitas, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Generasi Milenial Menggunakan Asuransi Syariah’, Journal of Islamic Economics and Finance Studies, 3.1 (2022), 70

<https://doi.org/10.47700/jiefes.v3i1.4350>

Risnawati, Riris, and Syaparuddin, ‘Pengaruh Literasi Keuangan Syariah Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Menabung Di Bank Syariah Di Indonesia (Studi Kasus Pada Ibu- Ibu Milenial Di Kabupaten Bone)’, Al-Iqtishad: Jurnal Ekonomi, 13.1 (2021), 1–19

<www.ojk.go.id>

Sarton, George, ‘Islamic Science’, Near Eastern Culture and Society, 2019.Newswire 2022 (2017), 83–98 <https://doi.org/10.35632/ajis.v10i3.2488>

Referensi

Dokumen terkait

a. Bahwa terdapat pengaruh secara Simultan antara Harga, Kualitas Produk dan Lokasi terhadap Minat Beli generasi milenial di Pasar Tradisional Dinoyo Malang. dari

Kemudian, secara simultan variabel religiusitas dan pengetahuan halal berpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung (Y) wisatawan muslim Kota Surabaya terhadap

disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu literasi ekonomi dan gaya hidup berpengaruh signifikan bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat yaitu perilaku konsumtif.

Dalam peneltian yang dilakukan penulis bahwa variable berpengaruh terhadap minat nasabah dalam memilih produk bank., Berdasarkan hasil analisis variable X1 religiusitas dan

Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu, yakni penelitian ini berfokus pada analisis tingkat literasi pada masyarakat generasi milenial di DKI

Ovami, 2021 Dan Literasi Keuanan Terhadap Minat Berinvestasi Pada Pasar Modal Syariah Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan literasi keuangan, secara simultan berpengaruh

Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa religiusitas dan pengetahuan perbankan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menjadi nasabah bank syariah,

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap minat masyarakat menabung di bank syariah, religiusitas berpengaruh