• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH WORD OF MOUTH (WOM) DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAKANAN PADA WISATA KULINER DI BANJARMASIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH WORD OF MOUTH (WOM) DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAKANAN PADA WISATA KULINER DI BANJARMASIN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

138

PENGARUH WORD OF MOUTH (WOM) DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAKANAN PADA WISATA KULINER DI

BANJARMASIN

Muhammad Rafliansyah1, Farida Yulianti2, Siti Mardah3

1Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari, Banjarmasin, Indonesia

2Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari, Banjarmasin, Indonesia

3Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari, Banjarmasin, Indonesia

Email: Rafliansyah010130@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk megetahui : 1) Untuk mengetahui dan menguji pengaruh secara parsial Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian makanan pada wisata kuliner di Banjarmasin. 2) Untuk mengetahui dan menguji pengaruh secara parsial Lokasi terhadap Keputusan Pembelian makanan pada wisata kuliner di Banjarmasin. 3) Untuk mengetahui dan menguji pengaruh secara simultan Word of Mouth (WOM) dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian makanan pada wisata kuliner di Banjarmasin. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode. Populasi penelitian ini adalah repsonden yang menjadi pelanggan wisata kuliner, teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan sampel penelitian 60 orang responden. Instrumen menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji regresi linear berganda, uji F dan uji t dan uji diterminasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel Word of Mouth (WOM) terhadap keputusan pembelian pelanggan pada wisata kuliner di Kota Banjarmasin. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel Lokasi terhadap Keputusan Pembelian pelanggan pada wisata kuliner di Kota Banjarmasin. Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan pada variabel Word of Mouth (WOM) dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian pelanggan pada wisata kuliner di Kota Banjarmasin.

Kata kunci: Keputusan Pembelian; Lokasi; Word Of Mouth PENDAHULUAN

Indonesia memiliki banyak sekali ragam budaya, ciri khas dan kebiasan. Membuat indonesia sangat memiliki berbagai potensi dalam pertumbuhan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi adalah sebuah kenaikan jumlah barang dan jasa yang di produksi dalam suatu negara secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di suatu negara mulai dari sumber daya alam, sumber daya manusia, investasi

(2)

139 (kesedian atau penanaman modal) kemajuan IPTEK (ilmu

pengetahuan dan teknologi), organisasi, keadaan sosial budaya, dan keadaan politik. Hal tersebut membuat pemerintah selalu punya cara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, seperti meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan jumlah pengusaha membuka lapangan kerja baru, meningkatkan investasi, meningkatkan nilai ekspor, perbaikan infrastruktur dari membuat tempat-tempat wisata yang dapat membantu perekonomian warga sekitar, ada tempat yang menyatukan berbagai macam makanan di suatu tempat seperti wisata kuliner, saat ini mulai banyak di kembangkan. Di Kota Banjarmasin sendiri terdapat banyak sekali wisata kuliner yang sering diminati oleh konsumen terutama masyarakat Banjarmasin. Usaha kuliner ini untuk menunjang perekonomian daerah terutama di Kota Banjarmasin.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif, menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Peneliti menggunakan pendekatan ini karena pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Hasil distribusi frekuensi diketahui bahwa dari variabel Word Of Mouth (WOM) (X1) dapat dilihat dari masing-masing indikator sebagai berikut:

Tabel 1.1

Distirbusi Frekuensi Variable Word Of Mouth (X1)

Indikator Pertanyaan Mean

Membicarakan

1. Saya memperoleh informasi dari orang lain mengenai tempat wisata kuliner di Kota Banjarmasin

3.60 2. Saya akan memberikan informasi

mengenai tempat wisata kuliner kepada orang lain setelah mengunjungi tempat kuliner tersebut

3.70

Jumlah 7.30

(3)

140

Rata-rata 3.65

Rekomendasi

1. Saya mendapatkan rekomendasi dari teman tentang tempat wisata kuliner yang ada di Kota Banjarmasin

4.00 2. Saya merekomendasikan tempat wisata

kuliner kepada orang lain 3.50

Jumlah 7.50

Rata-rata 3.75

Dorongan

3. Saya merasa bangga saat bersantap di tempat wisata kuliner di Kota

Banjarmasin

4.00 4. Informasi orang lain tentang wisata

kuliner membuat saya tertarik ketempat tersebut

3.70

Jumlah 7.70

Rata-rata 3.85

Hasil kesimpulan indikator tertinggi Dari variabel X1 indikator

“Dorongan” menjadi pilihan tertinggi dengan nilai rata-rata 3.85 termasuk kategori Baik. Karena dengan adanya dorongan pelanggan akan datang kembali ketempat tersebut sehingga melakukan pembelian lagi pada wisata kuliner dan memberikan dampak baik pada wisata kuliner yang ada di Kota Banjarmasin.

2. Hasil distribusi frekuensi diketahui bahwa dari variabel lokasi (X2) dapat dilihat dari masing-masing indikator sebagai berikut:

Tabel 1.2

Distirbusi Frekuensi Variabel Lokasi (X2)

Indikator Pertanyaan Mean

1. Akses 1. Akses yang dilalui menuju tempat wisat kuliner mudah di jangkau sarana transportasi umum

3.60

2. Lokasi wisata kuliner mudah ditemui oleh para pelanggan

3.50

Jumlah 7.10

Rata-rata 3.55

2. Ketersediaan Tempat Parkir

3. Lokasi wisata kuliner memiliki tempat parkir yang luas

3.90 4. Tempat wisata kuliner mempunyai

lahan yang cukup luas untuk menampung kapasitas kendaraan pelanggan

3.80

Jumlah 7.70

Rata-rata 3.85

3. Lingkungan 5. Kondisi lingkungan sekitar tempat wisata kuliner nyaman untuk makan dan minum ditempat

3.60

(4)

141 6. Kondisi lingkungan di tempat

wisata kuliner sekitar terasa aman

3.50

Jumlah 7.10

(5)

142

Rata-rata 3.55

4. Lalu Lintas 7. Tempat wisata kuliner dekat dengan pusat keramaian

3.90 8. Akses menuju tempat wisata

kuliner rawan kemacetan

3.90 9. Lokasi tempat wisata kuliner tidak

terlalu jauh bagi anda

3.60

Jumlah 11.40

Rata-rata 3.80

Hasil kesimpulan indikator tertinggi Dari variabel X2 indikator

“Ketersediaan Tempat Parkir” menjadi pilihan tertinggi dengan nilai rata-rata 3.85 termasuk kategori Baik. Tempat parkir penting dalam sebuah usaha sebab pelanggan beranggapan bahwa dengan tempat parkir yang tidak mengganggu jalan raya maka mereka akan merasa nyaman dan aman saat membeli kuliner ditempat tersebut.

3. Hasil distribusi frekuesni diketahui bahwa dari variabel keputusan pembelian (Y) dapat dilihat dari masing-masing indikator sebagai berikut:

Tabel 1.3

Distirbusi Frekuensi Variable Keputusan Pembelian (Y)

Indikator Pertanyaan Mean

1. Pengenalan

Masalah/Kebutuhan

1. Saya membeli makanan di tempat wisata kuliner sesuai dengan selera pelanggan

3.80

2. Saya membeli makanan di tempat wisata kuliner sesuai dengan keinginan

4.50

Jumlah 8.30

Rata-rata 4.15

2. Pencarian Informasi

3. Saya mendapatkan informasi tempat wisata kuliner dari teman

3.90

4. Informasi yang diberikan tentang tempat wisata kuliner sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga saya berminat untuk membelinya

3.60

(6)

143

Jumlah 7.50

Rata-rata 3.75

3. Evaluasi Alternatif 5. Saya melakukan perbandingan harga sebelum

memutuskan untuk membeli makanan di tempat wisata kuliner

3.70

6. Saya menanyakan pengalaman berdasarkan apa yang dirasakan setelah makan di tempat wisata kuliner kepada keluarga atau kerabat

3.60

Jumlah 7.30

Rata-rata 3.65

4. Keputusan Pembelian

7. Pilihan membeli makan pada tempat wisata kuliner adalah keputusan yang tepat kana sesuai dengan kebutuhan

3.60

8. Membeli makanan di tempat wisata kuliner karena kenikmatan rasa dan harga yang

terjangkau

3.80

Jumlah 7.40

Rata-rata 3.70

5. Perilaku Pasca Pembelian

9. Saya merasa puas setelah makan di tempat wisata kuliner

4.50

10. Saya akan memutuskan untuk melakukan pembelian ulang pada tempat wisata kuliner yang pernah saya kunjungi

3.90

(7)

144

Jumlah 8.40

Rata-rata 4.20

Hasil kesimpulan indikator tertinggi Dari variabel Y indikator “Perilaku Pasca Pembelian” menjadi pilihan tertinggi dengan nilai rata-rata 4.20 termasuk kategori Sangat Baik. Sebenarnya konsumen yang memiliki keinginan untuk membeli kuliner akan merasakan enak atau tidak enaknya kuliner yang mereka makan, hal ini disebabkan setelah mereka berbelanja ada rasa enak dan merasakan pelayanan juga baik akan membuat mereka kembali lagi membeli kuliner tersebut.

4. Hasil uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tabel 1.4

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel R Hitung R Tabel Kategori

Variabel Word Of Mouth

X1.1 0.880 0.254 Valid

X1.2 0.926 0.254 Valid

X1.3 0.926 0.254 Valid

X1.4 0.591 0.254 Valid

X1.5 0.916 0.254 Valid

X1.6 0.935 0.254 Valid

Variabel Lokasi

X2.1 0.886 0.254 Valid

X2.2 0.657 0.254 Valid

X2.3 0.886 0.254 Valid

X2.4 0.886 0.254 Valid

X2.5 0.886 0.254 Valid

X2.6 0.886 0.254 Valid

X2.7 0.849 0.254 Valid

X2.8 0.886 0.254 Valid

X2.9 0.849 0.254 Valid

Variabel Keputusan Pembelian

Y1.1 0.701 0.254 Valid

Y1.2 0.854 0.254 Valid

Y1.3 0.867 0.254 Valid

Y1.4 0.854 0.254 Valid

Y1.5 0.701 0.254 Valid

Y1.6 0.900 0.254 Valid

Y1.7 0.888 0.254 Valid

Y1.8 0.701 0.254 Valid

Y1.9 0.854 0.254 Valid

Y1.10 0.867 0.254 Valid

Berdasakan data tabel 1.4 validitas masing-masing variabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan variabel promosi mempunyai nilai rhitng > rtabel atau rhitung

lebih besar dari 0.254 sehingga seluruh butir pertanyaan dapat dikatakan valid atau seluruh item pertanyaan sudah relevan dengan tujuan penelitian.

Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Cronbach’s Alpha. Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.60 maka dapat dikatakan reliabel atau dapat dianalisis lebih lanjut.

Berdasarkan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang dibagikan kepada responden, maka

(8)

145 diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 1.5 Hasil Uji Reabilitas

X1 0.925 0.60 Reliabel

X2 0.941 0.60 Reliabel

Y 0.942 0.60 Reliabel

Berdasarkan tabel 1.5 dapat diketahui bahwa nilai ralpha untuk semua variabel cukup besar yaitu lebih dari 0.60. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

5. Uji Asumsi Klasik Uji Nomalitas

Untuk uji normalitas data uji yang digunakan yaitu uji Kolmogorov - Smirnov, dimana nilai signifikansi harus lebih dari 0.05.

Tabel 1.6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ABS_RES

N 60

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .87826372

Most Extreme Differences Absolute .211

Positive .240

Negative .231

Test Statistic .271

Asymp. Sig. (2-tailed) .321c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji normalitas menggunakan metode kolomogrov- smirnov di dapatkan hasil signifikansi dari uji normalitas sebesar 0.321 dimana hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 0.05. Sehingga dapat di simpulkan bahwa uji test normalitas pada penelitian ini adalah terdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinieritas antar variabel independen dengan melihat nilai tolerance dan Varian Inflation Factor (VIF). Hasil uji ini dapat dilihat dari hasil output SPSS sebagai berikut:

Model

Tabel 1.7

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Variabel Cronbach's Alpha Nilai reliabel Kategori

(9)

140

1 Word Of Mouth (X1) .422 3.322

Lokasi (X2) .572 4.621

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan tabel 4.10 output variabel WOM (Word of Mouth) terhadap Keputusan Pembelian (Y) nilai TOL sebesar 0.422 > 0,10, sedangkan nilai VIF 3.332

< 10. Berdasarkan variabel Lokasi (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y) TOL sebesar 0.572> 0,10, sedangkan nilai VIF 4.621 < 10.

Maka dapat disimpulkan bahwa data tidak mengalami masalah atau tidak terjadi Multikolinieritas.

Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan varians. Adapun uji yang di gunakan yaitu uji scatter plot.

Model regresi di dapat dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas maka dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar.1 Grafik Uji

Hasil uji dapat disimpulkan bahwa data tidak mengalami Heteroskedastisitas karena semua nilai diketahui bahwa ititk tidak mengalami pola yang beraturan sehingga dapat dijelaskan jawaban responden bervariasi dan tidak menjawab hanya dalam satu jawaban saja.

6. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel word of mouth dan lokasi secara simultan maupun bersama-sama terhadap keputusan pembelian. Adapun hasil uji regresi linier berganda mengunakaan SPSS sebagai berikut:

(10)

141 Tabel 1.8

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Model B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.573 1.477 1.664 .086

Word Of Mouth (X1)

.333 .109 .212 2.111 .001

Lokasi (X2) .441 .026 .244 3.375 .000 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan tabel 1.8 yang ditampilkan di atas, maka dapat di buat suatu persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 2.573 + 0.333 X1 + 0.441 X2

Persamaan regresi linear berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut:

a. Konstanta a sebesar 2.573 dapat diartikan bahwa apabila X1 (Word Of Mouth) dan X2 (Lokasi) bernilai nol (tidak ada) maka Y (Keputusan Pembelian) sebesar 2.573 satuan.

b. Koefisien regresi Word of mouth (b1) sebesar 0,333, menyatakan bahwa jika variabel Word of mouth meningkat satu satuan maka keputusan pembelian pada wisata kuliner di Banjarmasin akan meningkat sebesar 0,333 satuan. Artinya, Keputusan Pembelian akan naik sebesar 33,3%.

c. Koefisien regresi lokasi (b2) sebesar 0.441, menyatakan bahwa jika variabel lokasi meningkat satu satuan maka keputusan pembelian pada wisata kuliner di Banjarmasin akan meningkat sebesar 0.441 satuan. Artinya, Keputusan Pembelian akan naik sebesar 44,1%.

d. Berdasarkan persamaan regresi yang telah diketahui dari perhitungan diatas, maka variabel Word of mouth dan Lokasi memberi pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada wisata kuliner di Banjarmasin.

7. Hasil Uji T Parsial

Tabel 1.9 Hasil Uji T Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Model B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.573 1.477 1.664 .086

Word Of Mouth (X1)

.333 .109 .212 2.111 .001

Lokasi (X2) .441 .026 .244 3.375 .000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan interpretasi table di atas menunjukkan bahwa hasil uji T sebagai

(11)

142 berikut:

1) Hasil uji T untuk variabel Word of Mouth (X1) diperoleh thitung = 2.111 dengan tingkat signifikansi 0.001. Dengan menggunakan batas signifikansi 0.05, didapat ttabel sebesar 1.664 ini berarti thitung > ttabel, yang berarti H₁ diterima. Dengan demikian maka, hipotesis pertama dapat diterima. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa Word of mouth memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa Word of mouth (X1) yang semakin sesuai dan sering di lakukan, akan meningkatkan Keputusan Pembelian pelanggan pada wisata kuliner di Banjarmasin.

2) Hasil uji T variabel Lokasi (X2) berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada wisata kuliner di Banjarmasin. Hasil pengujian parsial (uji T) antara variabel faktor Lokasi dengan variabel Keputusan Pembelian (Y) diperoleh nilai signifikansi 0,000 <

0,05 dan thitung sebesar 3.375 > nilai ttabel sebesar 1.664 (df=60) dengan demikian dapat dijelaskan bahwa ada pengaruh yang signifikan karena thitung > ttable dan nilai siginifikansi < 0,05 sehingga dengan kata lain Ha diterima dan H0 = 0 ditolak.

8. Hasil Uji F Simultan

Tabel 1.10 Hasil Uji F ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 127.571 3 212.52 18.311 .000b

Residual 19.629 56 .223

Total 123.200 59

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

b. Predictors: (Constant), Lokasi (X2), Word Of Mouth (X1),

Berdasarkan tabel 4.13 diperoleh nilai F hitung sebesar 18.311 dengan tingkat signifikasi sebesar 0.000 didapat nilai Ftabel = 2.72 karena nilai Fhitung (18.311) ˃ Ftabel

(2.72) atau sig 0.000 jauh lebih kecil dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen Word of mouth dan Lokasi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian makanan pada wisata kuliner di Banjarmasin.

9. Uji Determinasi R2

Tabel 1.11

Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .769a .739 .736 .72211

a. Predictors: (Constant), Lokasi (X2), Word Of Mouth (X1), b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan tabel 4.14 koefisien determinasi (Adjusted R²) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas yaitu Word of mouth dan Lokasi mampu menjelaskan variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian. Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai R square sebesar 0.739 (73.9%), ini menunjukan bahwa dengan menggunakan model regresi yang didapatkan dimana variabel bebas yaitu Word of mouth, dan Lokasi memiliki pengaruh terhadap variabel Keputusan Pembelian makanan pada wisata kuliner di Banjarmasin sebesar (73.9%) sedangkan sisanya 100% - 73.9% =

(12)

143 26.1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam analisis regresi ini.

Dari hasil penelitian yang dilakukanmelalui kegiatan wawancara dengan pihak Warung Soto Bang Amat, RM Lontong Orari, Dan Warung Pondok Bahari di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan diperoleh gambaran mengenai Pengaruh Word Of Mouth (WOM) dan lokasi terhadap keputusan pembelian pelanggan.

Adapun penjelasan dari mamasing masing Variabel Sebagai Berikut : 1) Variabel Word Of Mouth (WOM)

Hasil distribusi frekuensi bahwa variabel Word of mouth (X1) indikator

“Dorongan” menjadi pilihan tertinggi dengan nilai mean 3.85 termasuk kategori Baik. Hal ini dilihat dari pernyataan Saya merasa bangga saat bersantap di tempat wisata kuliner dengan nilai mean 4.00 termasuk kategori Baik. Informasi orang lain tentang wisata kuliner membuat saya tertarik ketempat tersebut dengan nilai mean 3.70 termasuk kategori Baik.

Sementara itu variabel Word of mouth (X1) yang menjadi pilihan terendah adalah indikator “Membicarakan” nilai mean 3.65 termasuk kategori Baik, dengan pernyataan Saya memperoleh informasi dari orang lain mengenai tempat wisata kuliner di Kota Banjarmasin, dengan nilai mean 3.60 termasuk kategori Baik. Saya akan memberikan informasi mengenai tempat wisata kuliner kepada orang lain setelah mengunjungi tempat kuliner tersebut, dengan nilai mean 3.70 termasuk kategori Baik. Hasil penelitian bahwa dari bentuk cara pedagang dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dan cara pelayanan yang baik kepada pelanggan tersebut menjadi dasar sehingga pelanggan merasa puas dan menjadi pelanggan tetap. Word of Mouth Marketing adalah memberikan orang alasan untuk membicarakan tentang produk anda dan mempermudah pembicaraan itu terjadi. The Word of Mouth Marketing Association mendefinisikan Word of Mouth Marketing sebagai “seni dan ilmu dalam membangun komunikasi konsumen-konsumen dan konsumen-pemasar yang aktif dan menguntungkan. Word of Mouth Marketing adalah suatu jenis baru dari bentuk pemasaran yang dapat dilakukan, dilacak, dan direncanakan.

2) Variabel Lokasi.

Dari variable Lokasi (X2) indikator “Ketersediaan Tempat Parkir” menjadi pilihan tertinggi dengan nilai rata-rata 3.85 termasuk kategori Baik. Hal ini dilihat dari pernyataan Lokasi wisata kuliner memiliki tempat parker yang luas, dengan nilai mean 3.90 termasuk kategori Baik. Tempat wisata kuliner mempunyai lahan yang cukup luas untunk menampung kapasitas kendaraan pelanggan dengan nilai mean 3.80 termasuk kategori Baik.

Variabel Lokasi (X2) yang menjadi pilihan terendah adalah indikator

“Akses” nilai mean 3.55 termasuk kategori Baik. Dengan pernyataan Akses yang dilauli menuju tempat wisata kuliner mudah di jangkau sarana transportasi umum, dengan nilai mean 3.60 termasuk kategori Baik. Lokasi wisata kuliner mudah di temui oleh para konsumen, dengan nilai mean 3.50 termasuk kategori Baik.

Variabel Lokasi (X2) yang menjadi pilihan terendah juga adalah indikator

“Lingkungan” nilai mean 3.55 termasuk kategori Baik. Dengan pernyataan Kondisi lingkungan sekitar wisata kuliner nyaman untuk makan dan minum di tempat, dengan nilai mean 3.60 termasuk kategori Baik. Kondisi lingkungan di tempat wisata kuliner sekitar terasa aman, dengan nilai mean 3.50 termasuk kategori Baik. Lokasi

(13)

144 merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka menciptakan keputusan pembelian. Menurut Kasmir adalah tempat beroperasi perusahaan dalam kegiatan untuk menghasilkan suatu keuntungan ekonomi terhadap barang atau jasa yang dijual. Faktor lain yang menentukan keputusan pembelian adalah kualitas pelayanan.

Kualitas pelayanan menurut Kasmir adalah perilaku untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, sesama satu golongan karyawan, dan pimpinan. Menurut Kasmir konsumen melakukan keputusan pembelian adalah salah satu perilaku konsumen itu sendiri untuk melakukan pembelian suatu produk atau jasa.

3) Variabel Keputusan Pembelian.

Hasil dari variabel Keputusan Pembelian (Y) indikator “Perilaku Pasca Pembelian” menjadi pilihan tertinggi dengan nilai rata-rata 4.20 termasuk kategori Sangat Baik. Hal ini dilihat dari pernyataan saya merasa puas setelah makan di tempat wisata kuliner dengan nilai mean 4.50 termasuk kategori Sangat Baik. Saya akan memutuskan untuk melakukan pembelian ulang pada tempat wisat kuliner yang pernah saya kunjungi dengan nilai mean 3.90 termasuk kategori Baik.

Variabel Keputusan Pembelian (Y) yang menjadi pilihan terendah adalah indikator “Evaluasi Alternatif” nilai mean 3.65 termasuk kategori Baik. Dengan pernyataan Saya melakukan perbandingan harga sebelum memutuskan untuk membeli makanan di tempat wisat kuliner dengan nilai mean 3.70 termasuk kategori Baik. Saya menanyakan pengalaman berdasarkan apa yang dirasakan

setelah makan di tempat wisata kuliner kepada keluarga atau kerabat, dengan nilai mean 3.60 termasuk kategori Baik. Keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen dikarenakan adanya dorongan-dorongan atau motif-motif yang dirasakan sehingga menimbulkan minat atau dorongan untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut Suharno berpendapat bahwa keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menetukan pilihannya dan menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya. Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas kebutuhan dan keinginan. Dalam melakukan keputusan pembelian konsumen banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Word of mouth yang dilakukan oleh wisata kuliner sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang kuisioner yang telah disebar oleh peneliti kepada calon konsumen dimana banyak responden yang menganggap bahwa penyebaran pesan dari Word of mouth namun ada juga yang menggunakan media sosial seperti Instagram dapat memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap munculnya minat beli konsumen pada kuliner makanan di kota banjarmasin. Sebuah penyebaran pesan yang positif dan tepat sasaran melalui jaringan sosial media seperti Instagram dapat memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap minat beli konsumen akan produk makanan yang bermacam-macam. Word of mouth yang dilakukan oleh pihak Steakhotel by Holycow harus lebih ditingkatkan lagi karena masih adanya respon yang kurang positif terhadap electronic word of mouth yang mereka buat melalui media sosial Instagram, seperti responden yang masih belum mem-follow akun Instagram mereka. Lokasi wisata kuliner Kota Banjarmasin seharusnya berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen, seperti di pinggir jalan utama, berada di jalur lambat, tidak terhalang oleh apapun yang dapat menutupi restoran, sehingga wisata kuliner Kota Banjarmasin dapat dengan mudah dilihat atau dijangkau oleh konsumen.

(14)

145 KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai Pengaruh Word of mouth dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Makanan pada Wisata Kuliner di Banjarmasin, yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian pelanggan pada wisata kuliner di Kota Banjarmasin.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel Lokasi terhadap Keputusan Pembelian pelanggan pada wisata kuliner di Kota Banjarmasin.

Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan pada variabel Word of Mouth (WOM) dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian pelanggan pada wisata kuliner di Kota Banjarmasin.

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah Segala Puji Bagi Allah Subhanahuwa ta’ala serta shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, Saya Ucapkan terima kasih kepada Bapa/Ibu Dosen yang membantu dalam membimbing saya dalam mengerjakan skripsi ini, kemudian terimakasih kepada staff atau karyawan yang bisa memberikan saya kemudahan dalam meneliti tempat penelitian , kemudian kepada kedua orang tua saya serta kawan yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ababil, Rega (2019) Analisis Kualitas Produk, Word of Mouth, Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Merek Senduro Coffee. Skripsi- STIE Widya Gama Lumajang. Manajemen 2019,

Adi Pangersa Putra (2018) Pelaksanaan Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Keputusan Pembelian Konsumen Pada Clothing Proshop X-Wear Kota Bandung. Skripsi- Universitas Pasundan Bandung, FISIP 2018,

Aisyah, Maudina Putri. 2018 Pengaruh Harga, Lokasi, Store Atmosphere, Dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Restoran Warunk Upnormal Cinere), (Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).

Alma, Buchari. 2015. Manajamen Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung.

Ali Hasan. (2014). Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. CAPS. Yogyakarta.

Anggono, A. J., dan Sunarti. (2018). Pengaruh Harga dan Word of Mouth terhadap Keputusan Berkunjung (Survei pada Pengunjung Wisata Paralayang, Kota Batu). Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya, 61(3), 190-197.

Ajat Rukajat. 2018. Pendekatan Penelitian Kuantitatif: Quantitative Research Approach. Yogyakarta: Deepublish

Ari Putra Utama, Ari (2023) Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Word of Mouth Dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian Pada Pondok Sate Ocu Iman Di Kecamatan Kampar

(15)

146 Kabupaten Kampar. Skripsi- Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial 2023,

Asra, A., Irawan, P. B., & Purwoto, A. (2016) Metode Penelitian Survei. Bogor: In Media.

Azwar, S. (2015). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Basu Swastha Dharmmesta. (2014). Manajemen Pemasaran. BPFE: Yogyakarta.

Chandra, Aditya (2023) Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen Produk Habbatussauda Halal Network International Herba Penawar Alwahida Indonesia Hni-Hpai Di Halal Mart Business Center Medan 3). Skripsi- Universitas Sumatera Utara Medan, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik 2023,

Danang Sunyoto. 2015. Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Yogyakarta:

CAPS.Dimyati dan Mudjiono. 2016. Definisi Hasil Belajar. Bandung : Alfabeta.

Eer Rosihan Anwar (2017) Pengaruh Harga, Dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Dan Dampaknya Pada Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Konsumen Yang Melakukan Migrasi Dari Listrik Pascabayar Ke Listrik Prabayar Di Pt. Pln Rayon Indramayu Kabupaten Indramayu). Skripsi- Universitas Pasundan Bandung, FEB 2017,

Enterprise, J. (2014). MySQL untuk Pemula. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Fandy Tjiptono & Anastasia Diana. 2016. Pemasaran Esesi dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta.

Fauzan, Nahwan Ahza (2020) Pengaruh Word of Mouth dan Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian I-Phone Di Kota Yogyakarta. Skripsi- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkucecwara Malang, Studi Manajemen 2020,

Ferdinand, Augusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen. BP Universitas Diponegoro.

Semarang.

Fitzsimmons, James A., Mona J. Fitzsimmons, Sanjeev K. Bordoloi (2014), Service Management, 8 th Edition, New York: McGraw Hill.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanum, Nur Afifa, (2016) Pengaruh Word of Mouth (Wom) dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Indah Bordir Sidoarjo. Skripsi- UIN Sunan Ampel Surabaya, Dakwah dan Komunikasi 2016,

Hidayati, Hosianna Ayu, dkk, 2015, Faktor-faktor yang membentuk komunikasi word of mouth dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, Jurnal Manajemen Bisnis,

(16)

147 Universitas Brawijaya Malang. Vol. 3 No. 2 Hal. 1-8

Husein Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta:

Rajawali Pers

J. Shultz, Philip William. 2016. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran jasa. Edisi Revisi.

Alih bahasa Buchari Alma. CV. Alfabeta. Bandung.

Jerry C. Olson dan Peter J. Paul. 2014. Perilaku konsumen dan strategi pemasaran. Edisi Sembilan. Buku 2. Penerbit salemba empat. Jakarta.

Joko Widodo, Etika Birokrasi Dalam Pelayanan Publik, Citra, Malang, 2001.

Kotler dan Armstrong. 2016. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Edisi 12. Jakarta:

Erlangga

Khasanah, Imroatul., 2013., Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mie Instan Sedaap Di Semarang., Jurnal

Dinamika Manajemen., Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No.

1, pp: 93-102.

Kotler, Armstong. 2016. Principles of Marketing Sixteenth Edition Global Edition. England.

Pearson Education Limited.

Kotler, Philip dan kevin Lane Keller. 2016. Marketing Management. Edisi 15. Pearson Education. Inc.

Kuncoro, Mudrajad.2015. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Levy, Michael & Weitz, Barton A. 2014. “Retailing Management”. Ninth Edition. McGraw-Hill Education. New York

Lupiyoadi, Rambat. 2014. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori Dan Praktik. Edisi Pertama.

Salemba Empat. Jakarta

Liem, Dudun Sanuri. Format: Thesis NonPeerReviewed Book. Bahasa: eng. Terbitan: 2018.

Subjects: HB Economic Theory.

Ma'sumah, S. 2019. Kumpulan Cara Analisis Data Beserta Contoh Judul Dan Hipotesis Penelitian (Cetakan 1 ed.). (M. Khusni, Ed.) Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia: CV. Rizquna.

Ma’arif, Syamsul dan Hendri Tanjung. 2013. Manajemen Operasi. Jakarta: PT.

Grasindo

Marzuki. (2015). Metodologi Riset. Yogyakarta: Ekonisia

Mowen dan Minor dalam Puspita et al. 2016.Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth).

(17)

148 Mudrajad Kuncoro, (2013). “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi” Edisi 4. Jakarta:

Erlangga.

Mufti Ulil Azmi Ihwani (2013) Pengaruh Word of Mouth Commonication Terhadap Keputusan Santri Memilih Pondok Pasantren (Survey Pada Pondok Pasantren Anwar Futuhiyyah Yogyakarta). Skripsi- Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Ilmu sosial dan Humaniora 2013,

Peter dan Olson. 2014. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi Kesembilan. Buku 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Pratiwi, Y. R. (2017). Pengaruh Word Of Mouth Communication terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Boardgame Lounge Smart Cafe

Pekanbaru. JOM Fisip, Vol. 4, No. 1.

Priansa, D. J. (2017). Komunikasi Pemasaran Terpadu (Pertama). CV Pustaka Setia.

Putri, Muliya Indah (2023) Pengaruh Word of Mouth (Wom) Dan Pendapatan Terhadap Keputusan Pembelian Motor Bekas (Studi Kasus Konsumen Lapak Motor Pasarbatang Brebes, Jawa Tengah). Skripsi- IAIN PURWOKERTO, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 2023,

Rakhmat, Jalaluddin, 2015. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Rambat Lupiyoadi, 2014, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi 3, Jakarta: Salemba Empat.

Ravikawati, Cincin (2019) Pengaruh Harga, Citra Merek, dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian di Toko Buku Gramedia Surabaya Expo. Skripsi- Universitas Muhammadiyah Surabaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2019,

Riduwan. 2013.Skala Pengukuran Vaiabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta Rumondor, P. W., Tumbel, A. L., & Ogi, I. W. (2017). Pengaruh Kualitas Produk, Harga,

Dan Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Kopi Dan Mie Toronata Di Kawangkoan. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 5(2): 1102-1112.

Sabrina, H. (2016). Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Word Of Mourh Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Sunlight Cair Pada Konsumen Rumah Tangga di Kelurahan Helvetia Tengah Medan. Jurnal PLANS: Penelitian Ilmu Manajemen dan Bisnis, Vol.16, No.2.

Setiaji, Wahyu (2019) Analisis Faktor Pemilihan Lokasi Pada Usaha Apotek Di Sekitar Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang. Undergraduate (S1) Thesis, University of Muhammadiyah Malang.

Siregar,Sofyan. 2015. Metode Penelitian Kuantitaif. Jakarta: Prenadamedia Group

(18)

149 Sitompul, Siti Choirunnisa (2020) Pengaruh Word of Mouth, Kualitas Produk, Dan Harga

Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi (Studi Kasus Pada Warga Bekasi Barat). Skripsi- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.

Stanton, William J. 2013. Prinsip Pemasaran. Alih Bahasa oleh Buchari Alma. Jilid Satu.

Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Suteja, Wayan I ,& Wahyuningsih, Sri. 2019. Strategi Pengembangan Potensi Kuliner Lokal Dalam Menunjang Kegiatan Pariwisata Di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Kabupaten Lombok Tengah. Sekolah tinggi Pariwisata Mataram

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.

Suharno & Yudi Sutarso. 2014. Marketing in Practice. Graha Ilmu, Yogyakarta

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Suparyanto & Rosad. 2015. Manajemen Pemasaran, In Media, Yogyakarta.

Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasipada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, Jakarta: prenadamedia group, 2015.

Tjiptono, F. 2018, Pemasaran Jasa, Prinsip, Penerapan,dan Penelitian. Yogyakarta: Andi Tjiptono, Fandy. 2015. Strategi Pemasaran, Andi, Yogyakarta

Tousalwa, Carla, dan Victor R Pattipeilohy. “Variabel Penentu Keputusan Pembelian Minyak Kayu Putih Cap MP di Kota Ambon.” Jurnal Nusamba, 2, 1, (2017).

Umi Narimawati. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Medi.

Walukow, A. L. P., & Mananeke, L. (2014). Pengaruh kualitas produk, harga, promosi dan lokasi terhadap keputusan Pembelian konsumen Di Bentenan

Center Sonder Minahasa. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 2(3).

Warsono, sony. 2013. Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta:Penerbit Buku Akuntansi.

Yogi Miftahudin, Yogi (2020) Pengaruh Word of Mouth (Wom), Harga, Dan Advertising Terhadap Minat Berkunjung Ke Pantai Pulau Kodok Kota Tegal. Skripsi Thesis, Universitas Pancasakti Tega

Referensi

Dokumen terkait

Predictors: Constant, DER, NPM, GPM Dari hasil uji F seperti di Tabel 3 diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,943 dengan nilai Sig sebesar 0,001, dan nilai Ftabel yang diperoleh dari tabel

Jika nilai X1 yang merupakan koefisien regresi dari word of mouth X1 sebesar 0,059 yang artinya bahwa variabel word of mouth tidak berpengaruh secara signifikan karena nilainya diatas