PENDAHULUAN
Latar Belakang
Adanya perbedaan tarif pajak antar negara mendorong perusahaan multinasional mengambil tindakan yang berbeda dengan menggunakan sistem transfer pricing (Pamela., dkk, 2020). Hal ini terjadi karena pengalihan keuntungan melalui sistem transfer pricing akan mengurangi beban pajak secara keseluruhan. Perusahaan menerapkan transfer pricing untuk meningkatkan laba sentral, sehingga mengakibatkan perputaran kas yang besar dalam laporan keuangan.
Akibat tekanan tersebut, manajemen perusahaan cenderung memilih melakukan ekspor transfer pricing ke perusahaan grupnya di negara lain agar pajak yang dibayarkan perusahaan bisa seminimal mungkin (Indriaswari dan Aprilia, 2017). Berdasarkan berbagai temuan penelitian juga disebutkan bahwa pajak sangat menentukan bagi perusahaan untuk melakukan transfer pricing (Rachmat, 2019 dan Nazihah., dkk (2019). Kecenderungan manajemen perusahaan untuk melakukan transfer pricing adalah meningkatkan bonus yang mereka terima, karena bonus yang mereka terima didasarkan pada prestasi kerja mereka dalam memperoleh keuntungan.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian disebutkan pula bahwa bonus menjadi alasan manajemen perusahaan melakukan transfer pricing (Rachmat, 2019 dan Nazihah., dkk (2019). Berdasarkan beberapa hasil penelitian juga disebutkan bahwa ukuran perusahaan sangat mempengaruhi praktik transfer pricing (Arifin., dkk, 2020; dan Kananto, 2018).
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
- Landasan Teori
- Agency Theory
- Positive Accounting Theory
- Transfer Pricing
- Pajak
- Mekanisme Bonus
- Ukuran Perusahaan
- Penelitian Terdahulu
- Kerangka Konseptual
- Pengembangan Hipotesis
- Hubungan Pajak dengan Transfer Pricing
- Hubungan Mekanisme Bonus dengan Transfer Pricing
- Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Transfer Pricing
- Model Penelitian
Kebijakan perusahaan dalam menentukan harga transfer dan transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan dikenal dengan istilah transfer pricing. Sedangkan menurut Schuster (2015), fungsi transfer pricing yang paling penting adalah distribusi laba untuk mengevaluasi laba divisi dan mengukur kinerja. Perusahaan multinasional akan didorong untuk melakukan transfer pricing dengan mengalihkan kewajiban perpajakannya kepada perusahaan afiliasi di negara-negara yang tarif pajaknya lebih rendah.
Semakin besar Nilai Kena Pajak suatu perusahaan maka semakin besar pula beban pajak yang ditanggung perusahaan sehingga mendorong perusahaan untuk menerapkan transfer pricing untuk mengurangi beban pajak tersebut. 2 Kananto (2018) Pengaruh pajak, mekanisme bonus, leverage dan ukuran perusahaan terhadap keputusan transfer pricing perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan asing mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap transfer pricing, leverage mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap transfer pricing dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap transfer pricing.
Sedangkan pajak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap transfer pricing dan mekanisme bonus berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap transfer pricing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pajak berpengaruh signifikan terhadap transfer price dan mekanisme bonus berpengaruh signifikan terhadap transfer price. Variabel pajak, mekanisme bonus dan ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga transfer.
Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap transfer pricing, profitabilitas tidak berpengaruh terhadap transfer pricing, pajak tidak berpengaruh terhadap transfer pricing, dan kualitas KAP tidak berpengaruh terhadap transfer pricing. Minimisasi pajak dan insentif terowongan berpengaruh signifikan terhadap harga transfer, sedangkan mekanisme bonus tidak berpengaruh signifikan terhadap harga transfer. Dengan demikian, perusahaan berskala besar cenderung menggunakan metode transfer pricing untuk menjaga kinerja perusahaan.
Transfer pricing digunakan sebagai mekanisme transfer pendapatan untuk mengurangi beban pajak pada perusahaan multinasional (Rossing dan Rohde, 2014). Namun karena tidak adanya aturan yang mengatur, praktik transfer pricing seringkali dimenangkan oleh wajib pajak (perusahaan) di pengadilan, yang tentunya akan dimanfaatkan oleh perusahaan multinasional untuk mengurangi beban pajak (Kananto, 2018). Perusahaan besar cenderung mengadopsi praktik akuntansi yang dapat mengatur laba bersih, salah satunya adalah transfer pricing.
Perusahaan multinasional besar biasanya melakukan transfer pricing karena mempunyai beberapa cabang atau asosiasi di negara lain. Arifin, dkk (2020) dan Kananto (2018) menjelaskan dalam hasil penelitiannya bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap transfer pricing.
METODE PENELITIAN
- Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
- Variabel Dependen (Y)
- Variabel Independen (X)
- Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
- Jenis dan Sumber Data
- Metode Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Analisis Statistik Deskriptif
- Model Estimasi Regresi Data Panel
- Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Hipotesis
- Uji R 2 (Koefisien Determinasi)
Analisis ini berguna untuk menunjukkan sejauh mana pengaruh variabel pajak, mekanisme bonus dan ukuran perusahaan terhadap harga transfer. Nilai mean (rata-rata) sebesar 0.122600 lebih kecil dari nilai standar deviasi sebesar 0.183849 yang berarti data pada variabel Harga Transfer mengalami perubahan. Oleh karena itu, hasil ini menunjukkan bahwa pajak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan dampak negatif terhadap harga transfer.
Oleh karena itu, hasil ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan dampak negatif terhadap harga transfer. Dengan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini pajak, mekanisme bonus dan ukuran perusahaan secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga transfer. Para peneliti menggunakan koefisien determinasi untuk mengetahui dampak pajak, mekanisme bonus, dan ukuran perusahaan terhadap harga transfer produsen multinasional yang terdaftar di BEI.
Nilai koefisien determinasi mendekati 1 artinya semakin besar kemampuan variabel pajak, mekanisme bonus dan ukuran perusahaan terhadap harga transfer dalam menjelaskan atau mempengaruhi variabel transfer pricing. Nilai tersebut berarti harga transfer dipengaruhi oleh pajak, mekanisme bonus dan ukuran perusahaan sebesar 99%. Sedangkan sisanya sebesar 1% harga transfer dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model penelitian ini.
Pajak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap transfer pricing, keputusan perusahaan dalam menerapkan transfer pricing akan mengakibatkan pembayaran pajak menjadi lebih rendah. Dalam hal ini, manajemen memanfaatkan celah aturan perpajakan antar negara untuk melakukan transfer pricing. Temuan penelitian ini tidak sejalan dengan temuan Kananto (2018), Indriaswari dan Aprilia (2017) serta Nazihah., dkk (2019) yang menemukan bahwa pajak berpengaruh positif signifikan terhadap transfer pricing.
Hasil penelitian membuktikan bahwa transfer pricing tidak ditentukan oleh besar kecilnya mekanisme bonus yang diterapkan pada perusahaan, sehingga hipotesis kedua (H2) ditolak atau terbukti. Hasil penelitian membuktikan bahwa ukuran perusahaan sangat menentukan sejauh mana transfer pricing yang diterapkan dalam perusahaan. Oleh karena itu hipotesis ketiga (H3) ditolak. Penentu agresivitas transfer pricing dalam moderasi tata kelola perusahaan di Indonesia dan Malaysia.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan multinasional adalah perusahaan besar, biasanya berbasis di beberapa negara industri, dengan kantor di beberapa negara lain, biasanya di negara berkembang. Karena perusahaan ini beroperasi di banyak negara dan merupakan perusahaan global, tentunya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap situasi politik global.
Hasil Analisis Data
- Analisis Statistik Deskriptif
- Model Regresi Data Panel
- Uji Asumsi Klasik
- Model Persamaan Regresi
- Uji T
- Uji F
- Uji R 2 (Koefisien Determinasi)
Nilai rata-rata (mean) sebesar 1.070300 lebih besar dari nilai standar deviasi sebesar 0.437968 yang berarti data pada variabel Mekanisme Bonus berbeda. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji kelayakan model untuk menghasilkan model penelitian terbaik dan hasil yang tidak bias. Untuk itu perlu dilakukan beberapa langkah yaitu uji Chow dan uji Hausman untuk menemukan model terbaik.
Uji Chow merupakan pengujian yang dilakukan untuk memilih model terbaik antara model CEM atau Common Effect Model dan Fix Effect Model. Untuk itu perlu dilakukan beberapa langkah yaitu uji Chow dan uji Hausman untuk mencari model yang terbaik, jika diperoleh nilai signifikansi (Prob) di atas 0,05 maka model CEM adalah yang terbaik. Berdasarkan hasil uji Chow, nilai Chi-Square cross-section dengan nilai signifikansi (Prob.) sebesar 0,0000 jelas berada dibawah 0,05.
Uji Hausman merupakan pengujian yang dilakukan untuk memilih model terbaik antara Fix Effect Model atau Random Effect Model. Namun jika nilai signifikansi (Prob.) kurang dari 0,05 maka Fix Effect Model adalah yang terbaik. Berdasarkan hasil uji Hausman, nilai Random Cross Section dengan nilai signifikansi (Prob.) sebesar 0,0000 jelas berada dibawah 0,05.
Berdasarkan uji Chow dan uji Hausman, model regresi data panel yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini adalah Fixed Effect Model (FEM) yang menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) dalam teknik estimasinya. Pengujian pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa parameter korelasi setiap variabel independen X1 vs. 5149 dan X3=0,6474. Dengan demikian, hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas pada model penelitian.
Berikut hasil persamaan regresi yang dibentuk berdasarkan Fix Effect Model dan diolah menggunakan alat statistik berupa Eviews versi 10. Berdasarkan hasil uji perbandingan model menggunakan metode Fix Effect Model terbaik ditunjukkan pada tabel 4.6. persamaan regresi untuk data panel diperoleh sebagai berikut. Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa ukuran signifikansi (Prob.) yang dicapai adalah sebesar 0,0000, dimana ukuran signifikansi (Prob.) lebih kecil dari standar alpha lt; 0,05).
Pembahasan
- Pengaruh Pajak Terhadap Transfer Pricing
- Pengaruh Mekanisme Bonus Terhadap Transfer Pricing
- Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Transfer Pricing
Perusahaan multinasional sebagai bentuk perusahaan dengan struktur kepemilikan asing yang besar berusaha melakukan transaksi dengan induk atau anak perusahaan yang masih dalam satu grup perusahaan dengan melakukan transfer pricing. Mekanisme bonus merupakan suatu strategi atau motivasi yang diperhitungkan dalam akuntansi yang tujuannya adalah memberikan penghargaan kepada direktur atau manajemen dengan melihat keuntungan secara keseluruhan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Lo et al. 2010) yang menemukan adanya kecenderungan manajemen menggunakan transaksi transfer pricing untuk memaksimalkan bonus yang mereka terima jika imbalan didasarkan pada keuntungan.
Perusahaan yang mempunyai aset kecil juga tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan transfer pricing guna mengurangi beban pajak perusahaan. Insentif Pajak, Pelaporan Keuangan dan Tunneling untuk Pergeseran Pendapatan: Analisis Empiris terhadap Perilaku Transfer Pricing pada Perusahaan yang Tercatat di Tiongkok.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Klasifikasi Ukuran Perusahaan
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Kriteria Sampel
Hasil Analisis Deskriptif
Hasil Uji Chow
Hasil Uji Hausman
Hasil Uji Multikolineritas
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Persamaan Regresi Fix Effect Model
Hasil Uji T
Hasil Uji F
Koefisien Determinasi