• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pengaruh Metode Pembelajaran Praktek dan Ceramah pada Pembelajaran Seni Kelas III SD 6 BulungKulon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Pengaruh Metode Pembelajaran Praktek dan Ceramah pada Pembelajaran Seni Kelas III SD 6 BulungKulon"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

(JIPG)

Available online: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/jipg/index

This is an open access article under the CC–BY-SA license.

DOI: https://doi.org/10.30738/jipg.vol4.no2.a15396

Pengaruh Metode Pembelajaran Praktek dan Ceramah pada Pembelajaran Seni Kelas III SD 6 BulungKulon

Yovita Diva Hapsari1*, Sajidda Andani Rahmawati2, Fidela Amelia Sani3, Aldi Pramudya Baskoro4, Sarifa Nadia5, Reni Lestari6

1,2,3,4,5,6Universitas Muria Kudus, Jl. Lkr. Utara Gondang manis, Kudus 59327, Indonesia

E-mail: 1[email protected]; 2[email protected]; 3[email protected];

4[email protected]; 5[email protected]; 6[email protected]

* Corresponding Author

Received: 01 Juli 2023 ; Revised: 07 Juli 2023; Accepted: 07 Juli 2023

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh metode pembelajaran praktek dan ceramah; (2) efektivitas metode praktek pembelajaran dan ceramah(3) perbandingan keberasilan metode pembelajaran praktek dan ceramah kelas 3 di SD 6 Bulung Kulon. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD 6 Bulukulon sebanyak 34 siswa, sedangkan data penelitian ini didapatkan dari jawaban soal essay yang diberikan oleh peneliti.

Teknik pengumpulan data diperoleh melalui pemberian soal essay dan observasi. Analisis data menggunakan teknik quasi eksperimen. Hasil penelitian ini adalah kesulitan adanya perbandingan metode pembelajaran praktek dan ceramah . Hasil penelitian ini ditemukan bahwa nilai rata-rata siswa terdapat perbedaan, nilai rata-rata siswa dalam metode pembelajaran secara praktik lebih tinggi daripada pembelajaran hanya dengan metode ceramah.

Kata Kunci : Praktik, Ceramah, Pembelajaran, Seni, Sekolah Dasar

The Effect of Practical Learning Methods and Lectures on Art Learning in Class III SD 6 BulungKulon

Abstract: This study aims to determine (1) the effect of practical and lecture learning methods; (2) the effectiveness of practical learning methods and lectures (3) a comparison of the success of practical learning methods and class 3 lectures at SD 6 Bulung Kulon. The research method used is quantitative. The data source for this research was 34 students in grade 3 SD 6 Bulukulon, while the data for this research were obtained from the answers to the essay questions given by the researcher. Data collection techniques were obtained through the provision of essay questions and observation. Data analysis used quasi-experimental techniques. The result of this study is the difficulty of having a comparison of practical and lecture learning methods. The results of this study found that there was a difference in the average student scores, the average student score in the practical learning method was higher than learning only with the lecture method.

Keywords: Practice, Lecture, Learning, Art, Elementary School

How to Cite: Hapsari, Y. D., Rahmawati, S. A., Sani, F. A. ., Baskoro, A. P. ., Lestari, R.,

& Nadia, S. (2023). Pengaruh Metode Pembelajaran Praktek dan Ceramah pada Pembelajaran Seni Kelas III SD 6 BulungKulon. Jurnal Ilmiah Profesi Guru (JIPG), 4(2), 137–145. https://doi.org/10.30738/jipg.vol4.no2.a15396

(2)

Copyright ©2023, Yovita Diva Hapsari, Sajidda Andani Rahmawati, Fidela Amelia Sani, Aldi Pramudya Baskoro, Sarifa Nadia, Reni Lestari

2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Pendahuluan

Pendidikan adalah proses yang mendalam untuk mempengaruhi siswa sehingga mereka bisa beradaptasi sebaik munngkin tentang lingkungan dan dengan demikian dapat menyebabkan perubahan pada dirinya untuk berfungsi dengan baik didalam kehidupan masyarakat (Soetopo et al., 2016). Kewajiban dari seorang siswa adalah belajar, belajar ialah sebuah proses usaha individu untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam lingkungannya (Moh. Surya 1981:32 dalam (Siti Ma’rifah Setiawati, S.P, 2018). Kita dapat belajar dimana saja, kapan saja dan menggunakan apa saja. Belajar akan berhasil apabila metode pembelajaran yang diajarkan tepat.

Pendidikan seni adalah bagian integral dari kurikulum pendidikan dasar Indonesia.

Pengetahuan dan keterampilan dalam seni dianggap penting untuk perkembangan kreativitas dan ekspresi diri siswa. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi cara-cara dalam mengajarkan seni kepada siswa agar dapat memberikan hasil yang maksimal.

Pengajaran seni budaya dan keterampilan berdampak pada pembentuk kepribadian siswa yang dicapai dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam memperoleh berbagai jenis kecerdasan seperti, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan visual spasial, musikal, linguistik, logika matematika dan ilmu alam, serta kecerdasan dalam menghadapi kesulitan, kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral serta kecerdasan emosional.

Belajar tidak lepas dari motivasi belajar, karena dua hal yang saling berkaitan. Menurut (Titin, 2016) motivasi pembelajaran adalah sesuatu yang menggerakkan siswa untuk mempelajari atau menguasai materi yang diikutinya. Tanpa motivasi, siswa tidak tertarik dan benar-benar terlibat dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya, jika siswa sangat termotivasi, mereka tertarik dan terlibat aktif bahkan secara proaktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Bermotivasi tinggi, siswa akan melakukan yang terbaik dan menggunakan berbagai strategi positif untuk berhasil dalam belajar.

Rendahnya motivasi belajar dan hasil belajar siswa tidak lepas dari pengaruh proses pembelajaran yang diterapkan. (Sholihah et al., 2016) mengenai komponen-komponen yang mempengaruhi belajar yaitu proses belajar mengajar dapat berjalan jika semua komponen yang mempengaruhi proses belajar mengajar saling mendukung untuk mencapai tujuan.

Misalnya siswa memiliki motivasi yang tinggi, mata pelajaran dikemas dengan menarik, tujuan yang ingin dicapai jelas dan hasilnya nyata bagi siswa.

Terdapat banyak metode pembelajaran salah satunya adalah metode praktik dan ceramah.

Metode praktik merupakan metode yang efektif. Sedangkan metode ceramah lebih mmbosankan. Metode pengajaran yang dirancang untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi atau gambaran suatu topik atau masalah secara lisan. Sedangkan menurut (Sueni, 2019) model pengajaran adalah cara yang digunakan guru dalam hubungannya dengan siswa selama pelajaran mengajar, peran model pengajaran sebagai alat untuk merancang proses belajar mengajar mempelajari. Model pembelajaran bearti suatu cara atau alat yang digunakan untuk menyelesaikan suatu topic yang akan dibahas.

Dalam pembelajaran tidak hanya semata-mata tentang teori saja, akan tetapi juga dibutuhkan praktikum atau eksperimen untuk membuktikan kebenarannya. Adapun beberapa metode pembelajaran yang digunakan dalam memberikan pembelajaran, salah satunya adalah dengan metode ceramah. Metode ceramah adalah cara untuk memberikan informasi secara lisan tentang suatu pokok persoalan atau masalah. Ketika menggunakan metode ceramah, guru dapat dengan mudah mengawasi peserta didik agar tetap tertib saat

(3)

Copyright ©2023, Yovita Diva Hapsari, Sajidda Andani Rahmawati, Fidela Amelia Sani, Aldi Pramudya Baskoro, Sarifa Nadia, Reni Lestari

2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

mendengarkan pelajaran, karena mereka semua melakukan kegiatan yang sama (Ariani, 2019).

Metode ceramah merupakan salah satu metode yang banyak digunakan oleh para guru dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ini mudah dilaksanakan dan murah karena bisa dilakukan tanpa menggunakan media atau sarana prasarana (Siregar, 2022).

Metode pembelajaran praktik merupakan metode pembelajaran yang di mana siswa belajar secara mandiri untuk membuktikan teori yang telah dipelajari secara langsung (Djamarah, 2006 dalam (Sri Darmayanti et al., 2020)). Metode pembelajaran praktik juga bisa disebut dengan metode demontrasi dan eksperimen. Metode demonstrasi dapat digunakan jika memiliki keahlian yang diperlukan untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau untuk melakukan aktivitas tertentu, seperti operasi yang sebenarnya (Lahir et al., 2017). Dengan metode praktik diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam memahami teori yang telah dipelajari.

Selain itu, penerapan metode pembelajaran praktik dilaksanakan sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Namun dibalik itu semua metode praktik juga rawan akan kegagalan oleh karena itu harus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian yaitu guru.

Metode demonstrasi atau praktik membutuhkan keterampilan dan kemampuan khusus, sehingga guru harus bekerja lebih profesional.

Pelatihan adalah kegiatan dengan tujuan untuk membantu siswa lebih memahami teori dan praktek (Mahmudatun Nisa, 2017). Dalam kegiatan praktikum, banyak hal-hal yang dapat diperoleh siswa adalah 1). Kegiatan yang diperoleh dapat melatih keterampilan, 2).

memberikan kesempatan dalam menerapkan serta mengintegrasikan pengetahuan serta keterampilan apa yang sebenarnya dia miliki dalam kegiatan praktik (Susanti, 2013).

Definisi metode demonstrasi dalam pengajaran adalah suatu cara mengajar yang melibatkan penggunaan barang, kejadian, aturan, atau urutan dalam melakukan suatu kegiatan sebagai contoh nyata dari materi yang sedang diajarkan, baik melalui tampilan langsung atau melalui media pengajaran yang relevan untuk topik atau materi yang dibahas (Budiarti et al., 2022). Tujuannya adalah untuk membantu peserta didik lebih fokus pada materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu, metode demonstrasi juga mampu memberikan motivasi yang kuat bagi peserta didik agar lebih semangat dalam belajar(Anggraini & Suyadi, 2019).

Praktik digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dengan mengadopsi berbagai metode yang sesuai dengan keterampilan yang diasah, serta peralatan yang digunakan sesuai dengan mata pelajaran yang relevan (Kurnia, 2019). Banyak sekali jenis pembelajaran yang membutuhkan meode praktik dan kebanyak berhubungan dengan kesenian. Praktek langsung melibatkan keterlibatan aktif siswa dalam memanipulasi objek untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mereka. Metode ini sekaligus menjadi strategi dalam meningkatkan apresiasi seni siswa melalui pencampuran warna (Julistiyana, 2018).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Kurnia, 2019), terdapat pengaruh positif dari penggunaan metode praktik percobaan perubahan warna primer terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran seni rupa. Hal ini dapat berpengaruh terhadap perkembangan motoric anak dimana anak akan mempelajari dan mengetahui serta bereksperimen. Menurut (Handayani et al., 2021) terdapat pengaruh penggunaan praktik langsung dan variasi game terhadap motivasi belajar siswa yang pada akhirnya memengaruhi prestasi siswa dalam mata pelajaran seni rupa. Adanya penerapan metode praktik langsung dan variasi game dapat berdampak positif terhadap motivasi belajar dan prestasi siswa dalam mata pelajaran tersebut.

Penerapan metode praktik dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa dan membantu mereka dalam meraih hasil belajar yang lebih baik. Penggunaan metode

(4)

Copyright ©2023, Yovita Diva Hapsari, Sajidda Andani Rahmawati, Fidela Amelia Sani, Aldi Pramudya Baskoro, Sarifa Nadia, Reni Lestari

2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

praktek mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Mereka sudah mulai mengenal warna primer dan sekunder dengan mudah. Mereka Guru sebagai pengajar yang dipercayai untuk memberikan yang baik kepada peserta didik seharusnya memahami beberapa penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Dengan adanya penelitian ini diharapkan hasil dari penelitian juga bisa sebagai pedoman seorang guru untuk menjadikan metode pembelajaran praktik sebagai salah satu metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk memberikan pengajaran yang lebih baik kepada peserta didik.

Penelitian akan dilakukan di SDN 6 Bulung Kulon pada kelas IV. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah metode pengajaran praktik lebih efektif dibandingkan dengan metode pengajaran ceramah.

Metode

Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan cara menguumpulkan hasil soal yang sudah diberikan kepada responden. Sebelum responden diberi soal yang sudah disediakan, peneliti akan memberikan pengajaran kepada responden.

Responden dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama diberikan pengajaran hanya menggunakan metode pengajaran ceramah. Sedangkan kelompok yang kedua diberikan pengajaran dengan metode pengajaran ceramah dan metode pengajaran praktik.

Peneliti akan memberikan pengajaran kepada resonden selama satu hari dengan materi warna primer dan sekunder. Kelompok pertama diberikan pengajaran dengan metode ceramah mengenai warna primer dan warna sekunder yang dihasilkan dari pencampuran warna primer. Sedangkan kelompok kedua diberikan pegajaran menggunakan metode praktik mengenai materi warna primer dan sekunder. Pembelajaran praktik ini dilakukan degan menggunakan cat air berwarna merah, biru dan kuning. Kemudian untuk meghasilkan warna sekunder maka responden akan diminta melaksanakan praktik dengan mencampur warna primer.

Setelah diberikan pengajaran dengan metode quasi eksperimen. Eksperimen-kuasi merupakan satu eksperimen yang penempatan unit terkecil eksperimen ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol tidak dilakukan dengan acak (nonrandom assignment). Unit terkecil dalam eksperimen psikologi biasanya adalah individu atau seseorang misalnya siswa/mahasiswa di setting pendidikan, pasien di setting rumah sakit, klien di setting klinik psikologi, dan karyawan di setting industri. Jika sebuah eksperimen melakukan penempatan secara acak individu ke kelompok eksperimen dan kontrol maka disebut sebagai eksperimen acak. Sebaliknya jika yang ditempatkan dalam kelompok eksperimen dan kontrol secara acak adalah unit di atas individu misalnya kelas/sekolah/bangsal/ maka dinamakan eksperimen kuasi(Hastjarjo, 2019).

Selanjutnya responden diberikan soal yang sudah disiapkan oleh peneliti. Setelah semua soal yang sudah dijawab oleh responden, selanjutnya peneliti akan menilai hasil dari jawaban responden dari 2 kelompok yang berbeda. Peneliti akan membandingkan hasil jawaban dari dua kelompok yang sudah diberikan metode pengajaran yang berbeda. Dari perbandingan tersebut diharapkan mampu menjawab pertanyaan apakah metode pengajaran dengan metode praktik lebih efektif digunakan daripada hanya menggunakan metode pengajaran ceramah saja. Indikator soal yang diberikan oleh peneliti kepada responden (1) siswa mampu mengidentifikasi warna primer dan sekunder, (2) siswa mampu menciptakan warna dari pencampuran 2 warna, (3) siswa mampu menjelaskan hasil pencampuran warna.

(5)

Copyright ©2023, Yovita Diva Hapsari, Sajidda Andani Rahmawati, Fidela Amelia Sani, Aldi Pramudya Baskoro, Sarifa Nadia, Reni Lestari

2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Hasil dan Pembahasan

Proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang dibutuhkan di abad 21 yaitu berpikir kritis, pemecahan masalah, bekerja dengan baik dan berkomunikasi dengan baik (Kulsum & Nugroho, 2014). Pada penelitian ini peneliti melaksanakan 2 metode pembelajaran yaitu metode praktek dan ceramah. Peneliti mengambil sampel satu kelas yaitu kelas III. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan efektivitas dari metode pembelajaran praktek dan ceramah pada pembelajaran seni.

Dimana dalam satu kelas terdapat 26 siswa. Kemudian dibagi menjadi 2 kelompok.

Kelompok pertama diberikan pembelajaran dengan metode praktek menggunakan alat cat air.

Sedangkan kelompok kedua menggunakan metode ceramah saja tanpa bantuan alat. Setelah itu peneliti memberikan 5 soal dengan bobot nilai 20 persoal. Hasilnya dari 16 siswa yang mendapat metode pembelajaran praktek terdapat 10 siswa yang mendapatkan nilai tertinggi 100, sedangkan 3 siswa mendapatkan nilai 60-80.

Dalam hal tersebut menunjukkan bahwa materi eksperimen yang disampaikan mengenai perubahan warna sekunder dan warna primer mudah dipahami siswa. Terbukti dari pengerjaan soal setelah pemberian pembelajaran menggunakan praktek (eksperimen) lebih banyak yang mendapatkan skor atau nilai tinggi. Metode praktek sangat membantu siswa dalam memahami dan mengerjakan materi yang butuh mahaman ekstra bukan hanya dari teori saja. Metode pembelajaran praktek melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan seni. Dalam metode pembelajaran praktek, siswa diperbolehkan untuk mengambil inisiatif dan meakukan ekspresi diri sendiri.

Dalam pembelajaran seni, penggunaan metode pembelajaran praktek perlu dilakukan dengan baik dibawah pengawasan guru yang berpengalaman. Sehingga dalam menyampaikan materi dapat memberikan hasil yang maksimal bagi siswa. Perlu juga diperhatikan bahwa siswa dengan tingkat pengalaman yang berbeda dapat membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran khususnya dalam bidang seni.

Sedangkan metode pembelajaran ceramah juga terdapat 16 siswa yang sama-sama diberikan soal dengan jumlah dan bobot nilai yang sama pula. Ditemukan 6 siswa mendapat nilai tertinggi 100, 5 siswa mendapat nilai 60-80, dan 2 siswa mendapat nilai terendah 0. Dari ha tersebut kebanyakan siswa yang memang menonjol dikelas mendapatkan nilai tinggi.

Adapula siswa yang belum sepenuhnya dapat memahami dari penjelasan menegenai materi perubahan warna sekunder dan warna primer yang dilihat dari hasil pengerjaan soal tersebut.

Sedangkan ada juga siswa yang memang sedikit berbeda dengan temannya, dimana anak tersebut dalam memahami berfikir mengalami keterlambatan. Sehingga nilai dari pengerjaan soal setelah pemberian pembelajaran menggunakan metode ceramah paling rendah.

Untuk mempermudah proses pengambulan data dan memasukan data hasil penelitian untuk dilakukan perbandingan hasil antara metode pembelajaran praktek dan ceramah kami menggunakan SPSS (Statistical Program for Social Science) dengan tujuan agar lebih mudah untuk menghitung dan menganalisis data penelitian yang variabelnya lebih banyak. Dimana nantinya hasil dari pengolahan data dapat membantu kami dalam penelitian ini.

(6)

Copyright ©2023, Yovita Diva Hapsari, Sajidda Andani Rahmawati, Fidela Amelia Sani, Aldi Pramudya Baskoro, Sarifa Nadia, Reni Lestari

2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak) Tabel 1. Statistik uji 2 sample independent

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

Hasil Belajar

Equal variances assumed 9.404 .005 Equal variances not

assumed Independent Samples Test t-test for Equality of Means

T Df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upp

er

-2.173 24 .040 -23.07692 10.62170 -44.99903 -

1.15481

-2.173 14.875 .046 -23.07692 10.62170 -45.73310 -

.42074 Hasil penelitian menunjukkan uji t 2 sample independent menunjukkan bahwa sig = 5%

maka terdapat kesamaan antara metode praktek dan metode ceramah. Uji beda rata-rata (1) Ho : μ1 = μ2 jika > 5%, (2) Ha : μ1 μ2 jika < 5%. Uji Homogenitas (1) Ho : σ1 = σ2 jika > 5%, (2) Ha : σ1 σ2 jika < 5%. Hasil penelitian menunjukkan uji t 2 sample independent menunjukkan bahwa sig < 5% maka terdapat perbedaan rata-rata nilai siswa kelas III ketika pembelajaran antara metode praktek dan metode ceramah.

Bedasarkan pernyatan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat kesamaan antara metode praktek dan ceramah. Namun untuk hasil nilai rata-rata siswa terdapat perbedaan, nilai rata- rata siswa dalam metode pembelajaran secara praktik lebih tinggi daripada pembelajaran hanya dengan metode ceramah. Maka metode pembelajaran praktek merupakan metode yang lebih efektif bagi siswa. Dengan metode pembelajaran praktek siswa lebih mudah menangkap materi karena mereka sudah mempraktikkannya langsung tidak hanya belajar tentang teorinya saja.

Proits mengemukakan kemampuan siswa di dapat setelah mereka mengetahui dan mempelajari suatu pelajaran (Elde Mølstad & Karseth, 2016). Keaktifan siswa bergantung pada

Group Statistics Metode Pembelajaran

N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

Hasil Belajar

Ceramah 13 70.769

2 36.16203 10.02954

Praktek 13 93.846

2 12.60850 3.49697

(7)

Copyright ©2023, Yovita Diva Hapsari, Sajidda Andani Rahmawati, Fidela Amelia Sani, Aldi Pramudya Baskoro, Sarifa Nadia, Reni Lestari

2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

pembelajaran yang menarik, sehingga siswa dapat antusias dalam belajar dan tidak mengantuk. Metode ceramah merupakan metode yang dimana mempelajari materi yang abstrak, maka dari itu konsep materi yang disampaikan harus dijelaskan dengan lengkap dan sistematis terlebih dahulu oleh guru (Rikawati & Sitinjak, 2020). Sedangkan metode pembelajaran praktik adalah metode pembelajaran yang di mana siswa belajar membuktikan teori yang telah dipelajari secara langsung. Metode pembelajaran praktik dinilai lebih efektif untuk pembelajaran (Cahyaningrum, 2019).

Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran praktek lebih disukai untuk pembelajaran seni karena memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan siswa. Namun, hal ini bukan berarti bahwa metode ceramah tidak berguna sama sekali, karena masih bisa digunakan dalam beberapa kasus untuk memberikan penjelasan teori yang lebih rinci. Bagaimana mengajar siswa melalui pelatihan langsung di tempat dengan melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan ditempat.

Tujuan dari metode pembelajaran praktek ini adalah untuk menyadarkan siswa tentang cara kerja dan membuat mereka lebih mandiri.

Dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Ariani pada tahun 2019 mendapatkan hasil bahwa siswa yang mendapatkan metode dengan bantuan bukti lebih mudah mengarahkan dan memperhatikan materi pembahasan, sehingga kesimpulan pembahasan lebih mudah diingat. Sebaliknya, siswa yang menerima metode ceramah hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru dan lebih pasif. Dalam hal ini, siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya.

Simpulan

Sistem pembelajaran tidak hanya semata-mata tentang teori saja, akan tetapi juga membutuhkan praktikum/eksperimen untuk membuktikan kebenarannya. Sehingga terdapat keterkaitan antara pembelajaran metode ceramah atau teori dengan praktik. Dalam kaitannya akan tercipta pembelajaran yang efektif dan dapat memudahkan untuk mendapatkan informasi dari pengajar. Berdasarkan hasil rata-rata dari nilai siswa model kedua pembelajaran tersebut terdapat perbedaan, pada metode praktik kemampuan siswa “lebih tinggi atau signifikan” dibandingkan metode ceramah atau teori dengan kemampuan siswa rendah atau sedang. Dalam mengatasi hal ini, kualitas dan kuantitas model pembelajaran teori perlu untuk ditingkatkan.

Ucapan Terimakasih

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, tauhid, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel jurnal yang berjudul ”Pengaruh Metode Pembelajaran Praktek dan Ceramah Pada Pembelajaran Seni Kelas III SD 6 Bulungkulon“ sampai selesai. Penulis mengucapkan terimaksih kepada :

1. Bapak Denni Agung Santoso, S.Pd, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah statistik pendidikan dan pembimbing artikel jurnal yang telah memberikan arahan, motivasi, dan bantuan kepada peneliti.

2. Orang tua yang memberikan semangat, doa, cinta serta dukungan sehingga penulis bisa menyelesaikan artikel jurnal.

3. Teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam pembuatan jurnal ini.

(8)

Copyright ©2023, Yovita Diva Hapsari, Sajidda Andani Rahmawati, Fidela Amelia Sani, Aldi Pramudya Baskoro, Sarifa Nadia, Reni Lestari

2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

4. Semua pihak yang terlibat dalam proses pencarian data dan informasi selama proses penulisan artikel jurnal, sehingga penulis dapat menyelesaikannya tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa jurnal yang dibuat ini masih banyak memiliki kekurangan serta keterbatasan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekelituan dan artikel jurnal ini. semoga artikel jurnal ini dapat bermafaat bagi pembaca maupun pengembangan ilmu pengetahuan.

Daftar Pustaka

Anggraini, D., & Suyadi, S. (2019). Metode Demonstrasi sebagai Peningkatkan Perkembangan Kognitif Anak. Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 4(1), 13–24.

https://doi.org/10.14421/jga.2019.41-02

Ariani, D. U. S. (2019). Perbandingan Metode Ceramah dengan Metode Demostrasi Terhadap Hasil Belajar Pengisian Lembar Partograf Pada Mahasiswa Diploma III Kebidanan Deby Utami Siska Ariani merupakan sebagai penyampai informasi dan belajar mengajar . Tenaga pengajar di tuntut tena.

Budiarti, L., Handayani, T., Cahyandaru, P., & Partini, D. (2022). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Metode Demonstrasi pada Materi Siklus Air di Kelas V Sekolah Dasar.

Jurnal Ilmiah Profesi Guru, 3(2), 103–108. https://doi.org/10.30738/jipg.vol3.no2.a12656 Cahyaningrum, N. H. (2019). Keefektifan Metode Praktik Langsung Dan Metode Audiolingual Dalam Pembelajaran BIPA Aspek Berbicara Bagi Pemelajar BIPA 4 UNNES. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1), 44–59.

Elde Mølstad, C., & Karseth, B. (2016). National curricula in Norway and Finland: The role of learning outcomes. European Educational Research Journal, 15(3), 329–344.

https://doi.org/10.1177/1474904116639311

Handayani, E., Fatirul, A. N., & Rusmawati, R. D. (2021). Pengaruh metode praktik langsung dengan variasi game terhadap motivasi dan prestrasi belajar teknologi perkantoran.

Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, 7(2), 188–195.

https://doi.org/10.21831/jitp.v7i2.35816

Hastjarjo, T. D. (2019). Rancangan Eksperimen-Kuasi. Buletin Psikologi, 27(2), 187.

https://doi.org/10.22146/buletinpsikologi.38619

Julistiyana, M. U. Y. (2018). Pembelajaran Praktik Langsung Menyaksikan Majesty Of Masterpieces Untuk Meningkatkan Apresiasi Seni Pertunjukan Sebagai Pengalaman Estetika Mahasiswa Pgsd Universitas Islam Balitar. Konstruktivisme: Jurnal Pendidikan &

Pembelajaran, 10(1), 63–73. https://doi.org/10.30957/konstruk.v10i1.507

Kulsum, U., & Nugroho, S. E. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Ilmiah Siswa pada Mata Pelajaran Fisika. Unnes Physics Education Journal, 3(2), 73–78.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej/article/view/3600

Kurnia, S. (2019). Pengaruh Praktik Percobaan Kualitas Air Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X Sma Aisyiyah 1 Palembang Tahun Ajaran 2018/2019. 3(2), 117–124.

Lahir, S., Ma’ruf, M. H., & Tho’in, M. (2017). Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Yang Tepat Pada Sekolah Dasar Sampai Perguruan Tinggi. Jurnal Ilmiah Edunomika, 1(01), 1–8. https://doi.org/10.29040/jie.v1i01.194

Mahmudatun Nisa, U. (2017). Metode Praktikum untuk Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar Siswa Kelas V MI YPPI 1945 Babat pada Materi Zat Tunggal dan Campuran

(9)

Copyright ©2023, Yovita Diva Hapsari, Sajidda Andani Rahmawati, Fidela Amelia Sani, Aldi Pramudya Baskoro, Sarifa Nadia, Reni Lestari

2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Practical methods to improve understanding and Learning Outcomes Grade V MI YPPI 1945 Babat on Single Substances and Mate. Jurnal Biology Education, 14(1), 62–68.

Rikawati, K., & Sitinjak, D. (2020). Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dengan Penggunaan Metode Ceramah Interaktif. Journal of Educational Chemistry (JEC), 2(2), 40.

https://doi.org/10.21580/jec.2020.2.2.6059

Sholihah, M., Yuliati, L., & Wartono. (2016). Peranan Tpack Terhadap Kemampuan Menyusun Perangkat Pembelajaran Calon Guru Fisika Dalam Pembelajaran Post-Pack. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(2), 144–153.

Siregar, A. (2022). Mimbar Kampius: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam. Analisis Metode Pembelajaran Ceramah Masa Pandemi Covid-19, Volume 21(Nomor 2), 96–103.

https://doi.org/10.17467/mk.v20i2.512

Siti Ma’rifah Setiawati, S.P, S. (2018). Telaah Teoritis : Apa Itu Belajar? Jurnal Bimbingan Dan Konseling FKIP UNIPA, 35(1), 31–46.

Soetopo, S., Yosef, & Siahaan, S. (2016). Pembelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan Di Kelas V SD Negeri 11 Indralaya. Jurnal Inovasi Sekolah Dasar, 3(2), 138–147.

Sri Darmayanti, N. W., Wijaya, I. K. W. B., & Sanjayanti, N. P. A. H. (2020). Kepraktisan Panduan Praktikum Ipa Sederhana Sekolah Dasar (Sd) Berorientasikan Lingkungan Sekitar.

ORBITA: Jurnal Kajian, Inovasi Dan Aplikasi Pendidikan Fisika, 6(2), 310.

https://doi.org/10.31764/orbita.v6i2.3365

Sueni, N. M. (2019). Metode, Model dan Bentuk Model Pembelajaran. Wacana Saraswati, 19(2), 1–16. https://jurnal.ikipsaraswati.ac.id/index.php/wacanasaraswati/article/view/35 Susanti. (2013). Pengaruh Penerapan Pembelajaran berbasis Masalah pada Praktikum

Fotosintesis dan Respirasi untuk Meningkatkan Kemampuan Generik Sains Mahasiswa Pendidikan Biologi. 1–14.

Titin, S. (2016). Pengaruh Metode Pembelajaran Praktik Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Studia Didkatika Jurnal Ilmiah Pendidikan, 10(2), 1–18.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini diharapkan penggunaan metode talking stick dapat menyelesaikan permasalahan dalam proses pembelajaran mata pelajaran seni tari untuk peningkatan aktivitas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa langkah- langkah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode

Bagi Guru, penelitian ini sebagai bahan masukan guru bahwa dalam pembelajaran akan berhasil jika metode yang digunakan tidak terpancang dengan metode konvensional

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam penyelenggaraan pembelajaran di sekolah terutama dalam pembelajaran IPS melalui penggunana metode Group

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Perbedan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Dengan Metode Ceramah Terhadap Hasil Belajar

Adapun judul dari skripsi ini adalah : Implementasi Metode Index Card Match Dan Metode Ceramah Bervariasi Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 2

Dalam penelitian ini, pedoman observasi mendiskripsikan proses pembelajaran membaca gambar dengan metode skema, mendiskripsikan kemampuan siswa tunagrahita ringan

diharapkan seorang guru dapat memilih metode mengajar yang tepat. Metode pembelajaran harus bisa mendorong peserta didik untuk