• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh modal, tenaga kerja, pengalaman, jarak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh modal, tenaga kerja, pengalaman, jarak"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA, PENGALAMAN, JARAK TEMPUH DAN UMUR TERHADAP PENDAPATAN

NELAYAN DI KECAMATAN LENGAYANG KEBUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL

Oleh :

OL PUTRA MAYOLI NPM. 12090034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)
(3)

PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA, PENGALAMAN, JARAK TEMPUH, DAN UMUR TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN DI KECAMATAN LENGAYANG

KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh

, , . , , ,

1Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi

2.3Dosen STKIP PGRI Sumbar Email :olputrachaniago@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: pengaruh modal, tenaga kerja, pengalaman, jarak tempuh, dan umur nelayan terhadap pendapatan nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan hasil penelitian 1) Variabel modal berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan, yang ditunjukan oleh nilai koefisien regresi modal nelayan pemilik sebesar 0,506. Nilai thitungsebesar 4,786,dan modal nelayan ABK sebesar 0.428, nilai thitungsebesar 16,706 sedangkan nilai signifikan modal nelayan pemilik 0,000< 0,05, dan nelayan ABK 0,000< 0,05, artinyaH1 ditolak Haditerima. 2) Variabel tenaga kerja berpengaruh dan signifikan terhadap pendapatan nelayan dengan nilai koefisien regresi tenaga kerja nelayan pemilik sebesar 0,149. Nilai thitung sebesar 2,444,sedangkan nilai signifikan tenaga kerja nelayan pemilik 0,019 < 0,05, berarti H2diterima Ho di tolak. 3) Variabel pengalaman berpengaruh dan signifikan terhadap pendapatan nelayan yang dengan nilai koefisien regresi pengalaman nelayan pemilik sebesar 0,393. Nilai thitungsebesar 2,164,dan pengalaman nelayan ABK sebesar 0.006, nilai thitungsebesar 2,862 sedangkan nilai signifikan pengalaman nelayan pemilik 0,037 < 0,05, dan nelayan ABK 0,004 < 0,05.,berarti H3 diterima Ho ditolak. 4) Variabel jarak tempuh berpengaruh dan signifikan terhadap pendapatan nelayan dengan nilai koefisien regresi jarak tempuh nelayan pemilik sebesar 0,299. Nilai thitungsebesar 3,588,dan jarak tempuh nelayan ABK sebesar0.003, nilai thitung sebesar 0,470 sedangkan nilai signifikan jarak tempuh nelayan pemilik 0,001 < 0,05, dan nelayan ABK 0,000< 0,05,berarti H4diterima Ho ditolak.5) Variabel umur berpengaruh dan signifikan terhadap pendapatan nelayan dengan nilai koefisien regresi umur nelayan pemilik sebesar -1,458. Nilai thitung sebesar -2,521,dan umurnelayan ABK sebesar -0,002, nilai thitung sebesar -0,023 sedangkan nilai signifikan umur nelayan pemilik 0,016 < 0,05, dan nelayan ABK 0,083 > 0,05, berartiH5diterima

Ho ditolak. 6) Variabel modal, tenaga kerja, pengalaman, jarak tempuh dan umur secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kecamatan Lenggayang Kabupaten Pesisir Selatan. Dimana F hitung 2.240E3 > Ftabel2,46 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05 , artinya Ho ditolak Ha diterima.

Kata Kunci: Modal, Tenaga Kerja, Pengalaman, Jarak Tempuh dan umur

ABSTRACT

This study aimed to analyze: the influence of Capital, Labor, experience, Mileage and Age Fishermen Against Fishermen in the District Revenue Leggayang South Coastal District. Based on the research results 1) The variable capital significant effect on fishermen's income, which is indicated by the regression coefficient of 0.506 capital owner fishermen. Tcount amounted to 4.786, and the fishing capital of ABK for 0428, amounting to 16.706 while tcount capital owner fishermen significant value 0.000 <0.05, and fishermen ABK 0.000 <0.05, it means Ha rejected H1 accepted. 2) Variable labor and significant effect on the income of fishermen with regression coefficient of labor fisherman owner of 0.149. Tcount amounted to 2,444, while the value of labor significantly fisherman owner 0.019

<0.05, H2 acceptable means Ho rejected. 3) Variable experience and significant effect on the income of fishermen with regression coefficient of 0.393 owners of fishing experience. Tcount at 2.164 and 0.006 ABK fishing experience, tcount amounted to 2,862 while the value of significant experiences owner fishermen 0.037 <0.05, and the fishing crew 0.004 <0.05., H3 acceptable means Ho rejected. 4) Variable mileage and significant effect on the income of fishermen with regression coefficient mileage owner of 0,299 fishermen. Tcount amounted to 3,588, and the distance of the fishing crew sebesar0.003, tcount amounting to 0,470 while the value of significant mileage owner fishermen 0.001 <0.05, and fishermen ABK 0.000 <0.05, acceptable means H4 Ho ditolak.5) Variable age and significant effect on the income of fishermen with regression coefficient of -1.458 aged fisherman owner.

Tcount of -2.521, and -0.002 for umurnelayan ABK, tcount of -0.023 while the significant value of owner fishermen aged 0.016 <0.05, and the fishing crew 0.083> 0.05, H5 acceptable means Ho rejected. 6) The variable capital, labor, experience, mileage and age together influential and significant impact on the income of fishermen in the district lenggayang southern coastal districts. Where 2.240E3 F count> F table 2,46 and significant value 0.000

<0.05, which means that Ho refused Ha accepted.

Keywords: Capital, Labor, experience, Mileage and age

(4)

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara kelautan dengan kekayaan laut maritim yang sangat melimpah, negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai yang terpanjang nomor dua setelah Kanada yaitu 81.000 km. Luas wilayah teritorial Indonesia yang sebesar 7,1 juta km2 didominasi oleh wilayah laut yaitu kurang lebih 5,4 juta km2 (berdasarkan konvensi PBB tahun 1982). Oleh karena itu, wajar jika Indonesia memiliki potensi penangkapan ikan yang tersebar di sebagian besar provinsi di Indonesia.

Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomorkep.18/men/2011), Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan tangkap sebesar 6,4 juta ton per tahun dengan produksi perikanan tangkap di laut sekitar 4,7 juta ton dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan maksimum 5,2 juta ton pertahun. Di lain pihak, sumber daya laut di beberapa wilayah perairan di Indonesia sedang menghadapi suatu kondisi yang dinamakan overfishing. Keadaan sumber daya laut di suatu daerah yang mengalami tingkat penangkapan yang berlebih, dikarenakan tingkat eksploitasi yang tinggi yang tidak sebanding dengan kemampuan sumber daya ikan untuk diperbaharui kembali. Sejalan dengan kenyataan tersebut, potensi perikanan di Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal.

Salah satu Provinsi yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar adalah Sumatra Barat, salah satunya di Kabupaten Pesisir Salatan. Letak Geografis Kabupaten Pesisir Selatan berada pada 0º , 59” LS – 2º , 29’ LS dan 100º , 19’ BT – 100º , 18’ BT dengan luas daratan ± 5.749,89 Km².

Potensi perairan dalam yang mendukung usaha perikanan diantaranya berupa perairan laut sekitar 84.312 Km² dengan panjang garis pantai 234,20 Km.

Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Pesisir Selatan merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Barat yang memiliki 304 buah desa dengan 37 nagari yang berada pada 15 Kecamatan. Ada 10 Kecamatan merupakan Kecamatan pantai, yang salah satunya yaitu Kecamatan Lengayang (memiliki potensi perikanan). Jenis ikan yang umum dihasilkan dari penangkapan ikan nelayan Pesisir Selatan diantaranya:

Ikan pelagis besar dan kecil (34.008 ton/tahun); Ikan demersal (60.435,73 ton/tahun); Ikan hias air laut (14.516.400 ekor/tahun); Udang-udangan (556,27 ton/tahun).

Hal ini dapat diartikan bahwa kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya, tersedia dan mudah dijangkau setiap penduduk sehingga pada giliranya penduduk miskin makin sedikit jumlahnya. Namun pada kenyataanya banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai nelayan berada dalam garis kemiskinan, karena pendapatannya tidak sebanding dengan tingkat konsumsinya.

Berikut ini sebaran jumlah nelayan perikanan di Kabupaten Pesisir Selatan dalam waktu lima tahun terakhir yang di sajikan dalam tabel:

(5)

Tabel 1.

Jumlah Nelayan Perikanan Laut di Kabupaten Pesisir Selatan 2015

No Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Silaut 75 232 237 151 102

2 Lunang - - - - -

3 Basa IV Balai - - - - -

4 Rana IV Hulu Tapan - - - - -

5 Pancung Soal - - - - -

6 Airpura 1.230 1.440 1.440 1.440 832

7 Linggo S.Baganti 1.732 1.832 1.832 1.994 3.318

8 Ranah Pesisir 1.586 1.686 1.686 1.661 1.161

9 Lengayang 4.136 3.509 3.507 3.410 3.506

10 Sutera 2.744 2.648 2.652 2.971 .3.307

11 Batang Kapas 1.398 1.398 453 1.398 1.201

12 IV Juari 1.666 1.666 1.669 1.217 1.017

13 Bayang 1.108 1.208 1.210 1.210 1.210

14 IV N. Bayang - - - - -

Koto XI tarusan 3.425 3.295 3.303 3.482 3.482

Sumber data: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan tabel diatas, jumlah

nelayan perikanan laut di Kabupaten Pesisir Selatan 2015 dapat di lihat jumlah nelayan di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, jumlah nelayan di Kecamatan Lengayang dari tahun ke tahun selalu yang terbanyak jumlah nelayannya.

Tahun 2011-2013 jumlah nelayan di Kecamatan Lengayang terbanyak di Kabupaten Pesisir Selatan. Tahun 2014 jumlah nelayan Kecamatan Lengayang turun menjadi 3.410 orang nelayan. Pada tahun 2015 jumlah nelayan di

Kecamatan Lengayang naik menjadi 3.507 orang nelayan.

Dengan banyaknya jumlah nelayan yang ada di Kecamatan Lengayang maka akan berdampak terhadap produksi ikan di Kecamatan Lengayang. Jumlah nelayan yang banyak dapat meningkatnya hasil tangkap ikan yang di peroleh nelayan dan akan berdampak terhadap pendapatan nelayan. Berikut ini disajikan data jumlah prodiksi ikan laut di Kecamatan Lengayang dalam waktu 5 tahun terakhir.

Tabel.2.

Jumlah Produksi Ikan Laut di Kecamatan Lengayang

No

Tahun

Produksi (Ton)

Nilai Value (Juta)

1 2011 3.440,43 53.435,90

2 2012 3.623,01 74.908,01

3 2013 4.375,24 97.303,15

4 2014 5.676,58 136.237,92

5 2015 7.276,58 161.580,24

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan tabel diatas,

produksi ikan di Kecamatan Lengayang selalu mengalami peningkatan produksi ikan dari tahun 2011-2015. Tahun 2011 produksi ikan Kecamatan Lengayang sebesar 3.440,43 ton dengan nilai Value

sebesar 53.435,90 juta dengan produksi ikan no 4 di Kabupaten Pesisir Selatan.

Sampai tahun 2013 Kecamatan Lengayang tetap pada urutan no 4 dalam memproduksi ikan di Kabupaten Pesisir Selatan. Pada tahun 2014 Kecamatan

(6)

Lengayang mengalami kenaikan produksi sebesar 5.677,58 ton dengan nilai Value sebesar 136.237,92 juta menempati produksi ikan no 3 di Kabupaten Pesisir Selatan. Pada tahun 2015 Kecamatan Lengayang mengalami kenaikan yang cukup signifikan, menyumbangkan 20 persen produksi ikan di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu sebesar 7.276,58 ton dengan nilai Value sebesar 161.580,24 terbanyak di Kabupaten Pesisir Selatan..

Rumusan Masalah

1. Sejauh mana pengaruh modal terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK kapal di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan?

2. Sejauh mana Pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan pemilik di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pessir Selatan?

3. Sejauh mana Pengaruh pengalaman terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK kapal di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan?

4. Sejauh mana Pengaruh jarak tempuh terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK kapal di Kecamaatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan?

5. Sejauh mana Pengaruh Umur terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK kapal di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan?

6. Sejauh mana Pengaruh modal, tenaga kerja, pengalaman, jarak tempuh, dan Umur secara bersama-sama terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK kapal di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh modal terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK kapal di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

2. Pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK kapal di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

3. Penggaruh pengalaman terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK kapal di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

4. Penggaruh jarak tempuh terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK kapal di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

5. Penggaruh Umur terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK kapal di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan

6. Pengaruh modal, tenaga kerja, pengalaman, jarak tempu, dan Umur secara bersama-sama terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK kapal di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

KAJIAN TEORI 1. Pendapatan

Menurut Sukirno (2008:47) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Menurut Kusnadi (2007:35) masyarakat nelayan dan sumber daya kelautan dan perikanan yang menjadi tumpuan hidup para nelayan tidak hanya sarat dengan berbagai persoalan kursial yang kompleks, tetapi juga menyimpan potensi dan harapan masa depan yang menjanjikan, jika dikelola dengan baik dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, berbagai pihak harus memberikan kepedulian yang besar terhadap pembangunan masyarakat nelayan dan kawasan pesisir laut dengan tujuan agar potensi sumber manusia dan sumber daya alam yang tersedia dapat didaya gunakan untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat nelayan secara berkelanjutan.

Dalam suatu unit usaha, pendapatan merupakan salah satu tolak ukur

(7)

keberhasilan suatu unit usaha tersebut, sehinga banyak ditemukan cara bagaimana menghitung pendapatan usahanya salah satunya adalah dengan mengalihkan harga dengan jumlah barang yang diproduksi seperti yang dikemukakan oleh (Pasaribu, 2012:192).

Adapun persamaanya, penerimaan total (TR) adalah:

TR= P × Q Dimana:

TR= Total Revenue / Pendapatan Total

P = Price / Harga

Q = Quantity / Jumah yang di Hasilkan

Pendapatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menentukan laba atau rugi dari suatu usaha, laba atau rugi tersebut diperoleh dengan melakukan perbandingan antara pendapatan dangan beban atau biaya yang dikeluarkan atas pendapatan tersebut. Pendapatan dapat di gunakan sebagai ukuran dalam menilai keberhasilan suatu asaha dan juga faktor yang menentukan dalam kelangsungan suatu usaha. Pendapatan dapat diartikan sebagai jumlah uang yang diterima oleh seseorang atau badan usaha selama jangka waktu tertentu.

2. Modal Kerja

Menurut Von Bohm Bawerk (dalam Daniel, 2004:74), arti modal atau kapital adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut dengan kekayaan masyarakat.

Sebagian kekayaan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi barang-barang baru dan inilah yang disebut modal masyarakat atau modal sosial. Jadi, modal adalah setiap hasil atau produk atau kekayaan yang digunakan untuk memproduksi hasil selanjutnya.

Menurut Milton friedman (dalam Adhar, 2008:19) uang merupakan salah

satu bentuk kekayaan seperti halnya bentuk-bentuk kekayaan yang lain, misalanya surat berharga, tanah, dan keahlian. Bagi seorang pengusaha, uang merupakan barang yang produktif.

Apabila uang tersebut dikombinasikan dengan faktor produksi yang lain, pengusaha dapat menghasilkan barang.

Dengan demikian, teori permintaan uang dapat pula dipandang sebagai teori tentang modal (Capital Theory).

3. Tenaga Kerja

Mulyadi dalam Lamia (2013) tenaga kerja atau manpower adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15- 64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja 15-64 tahun yang

dapat bekerja untuk memproduksi.

Pengaruh tenaga kerja terhadap produksi tidak sama pada setiap cabang produksi (Daniel, 2002). Menurut Ida Bagus Mantra dalam (Wijayanti 2010) bahwa:

Angkatan Kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tapi mencari pekerjaan secara aktif.

Mereka yang berumur 15 tahun atau tidak bekerja atau tidak mencari pekerjaan karena sekolah, mengurus rumah tangga, pension, atau secara fisik dan mental tidak memungkinkan untuk bekerja tidak dimasukkan dalam angkatan kerja.

Daniel (2004:86) dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditunjuk pada usaha produksi, misalnya sport, disebut langkah bebas (vrije actie).

4. Pengalaman Melaut

Foster (2001:43) dalam Lamia (2013), ada beberapa hal juga untuk

(8)

menentukan berpengalaman tidaknya seorang karyawan yang sekaligus sebagai indikator pengalaman kerja yaitu :

1. Lama waktu/ masa kerja ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas–tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik.

2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan oleh karyawan. Pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.

3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek–

aspek teknik peralatan dan teknik pekerjaan.

5. Jarak Tempuh

Menurut Mashyuri dalam Sujarno (2008) Jarak tempuh yang semakin jauh akan mempunyai lebih banyak kemungkinan memperoleh hasil tangkapan (produksi) yang lebih banyak dan tentu memberikan pendapatan yang lebih besar di bandingkan penangkapan dekat pantai, Jarak tempuh melaut nelayan dalam menangkap ikan, Semakin jauh nelayan dalam melaut maka ikan yang bisa ditangkap akan semakin banyak dan nilai ikan dipasarpun makin besar. Namun bila jarak tempuh melaut nelayan hanya di pesisir pantai, maka ikan yang bisa ditangkap hanya sedikit dan nilai jual ikan di pasarpun akan tergolong rendah.

6. Umur Nelayan

Umur seseorang dapat diketahui bila tanggal, bulan, dan tahun kelahiran

diketahui. Penghitungan umur menggunakan pembulatan ke bawah.

Umur dinyatakan dalam kalender masehi (Milton Friedman, 2008).

Kajian yang dilakukan oleh Bardegue Et Al dalam (Agunggunanto 2011) di Chile, menggunakan model OLS dengan variabel bersandar adalah pendapatan dalam log, menunjukan bahwa variabel umur tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Hasil temeuan beberapa peneliti seperti Swami-Nathan dan Lisa dalam (Agunggunanto 2011) menunjukan bahwa umur mempunyai pengaruh terhadap pendapatan.

Pengaruh umur terhadap pendapatan memang tidak besar (nilai koefisien parameter antara 0.023 hinga 0.106).

Walau bagaimanapun umur memang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan.

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan Cahyono dalam (Putri 2013) Umur produktif berkisar antara 15-64 tahun yang merupakan umur ideal bagi para pekerja. Di masa produktif, secara umum semakin bertambahnya umur maka pendapatan akan semakin meningkat, yang tergantung juga pada jenis pekerjaan yang dilakukan.

Kekuatan fisik seseorang untuk melakukan aktivitas sangat erat kaitannya dengan umur karna bila umur seseorang telah melewati masa produktif, maka semakin menurun kekuatan fisiknya sehinga produktifitasnya pun menurun dan pendapatan juga ikut menurun.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja terhadap pendapatan nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

(9)

2. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Tenaga Kerja terhadap pendapatan nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

3. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengalaman Melaut dengan pendapatan nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

4. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Jarak Tempuh nelayan dengan pendapatan nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

5. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan Umur Nelayan dengan pendapatan nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

6. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan modal kerja, Tenaga Kerja, Pengalaman, jarak tempuh, dan Umur nelayan secara bersama- sama mempengaruhi terhadap pendapatan nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif. Untuk melihat pengaruh modal, tenaga kerja, pengalaman, jarak tempuh melaut, dan umur nelayan terhadap pendapatan nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2016, tempat penelitian di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena di Kecamatan Lengayang merupakan salah satu masyarakat yang paling banyak bernelayan yang menggunakan kapal motor dan motor tempel, sehingga pendapatan nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir selatan pada umumnya dari hasil melaut.

Populasi

Dalam penelitian ini, populasinya adalah semua masyarakat yang bernelayan menggunakan kapal motor dan motor tempel yang berada di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Tabel.3. Populasi

Nelayan Perikanan Laut di Kecamatan Lengayang

No Nagari Jumlah

1 Lakitan 680

2 Kambang 20

3 Lakitan Selatan 848

4 Lakitan Utara 660

5 Kambang Barat 1.253

6 Kambang Utara 46

Total 3.507

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesisir Selatan 2015 Sampel

Untuk menentukan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin.

n = Dimana:

N = Ukuran populasi n = Ukuran sampel

e = Nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan (persentase), besarnya e dalam penggambilan sampel penelitian ini adalah 5%.

n = = = 359,05

=359 orang

Berdasarkan rumus Slovin, di peroleh sampel sejumlah 359 orang nelayan, dengan teknik pengambilan sampel porposional sampling.

(10)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 16.0 dapat dilihat pada Tabel 24 berikut:

Tabel.5. Hasil Analisis Regresi Berganda Pemilik Kapal

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.908 1.172 4.188 .000

X1 .506 .106 .581 4.786 .000

X2 .149 .061 .059 2.444 .019

X3 .393 .182 .046 2.164 .037

X4 .299 .083 .435 3.588 .001

X5 -1.458 .578 -.053 -2.521 .016

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Olahan Data Primer 2016

Berdasarkan hasil yang terdapat pada Tabel 33 di atas, maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 4,908+ 0,506X1+ 0,149 X2+ 0,393 X3+ 0,299X4-1,458 X5

Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa:

1. Nilai konstanta sebesar 4,908 berarti tanpa adanya pengaruh dari variabel bebas maka nilai variabel terikat nilainya hanya sebesar 4,908. Hal ini berarti bahwa apabila variabel bebas nilainya konstan (Modal, tenaga kerja, pengalaman, jarak tempuh, dan umur) maka nilai variabel pendapatan pemilik sebesar 4,908.

2. Koefisien regresi variabel modal (X1) sebesar 0,506 yang bertanda positif.

Hal ini berarti adanya pengaruh positif modal terhadap pendapatan nelayan pemilik, apabila nilai variabel modal meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkatkan modal sebesar 0,506 dalam setiap

satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

3. Koefisien regresi variabel tenaga kerja (X2) sebesar 0,149 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan pemilik, apabila nilai variabel tenaga kerja meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat pendapatan nelayan pemilik sebesar 0,149 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

4. Koefisien regresi variabel pengalaman (X3) sebesar 0,393 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif pengalaman terhadap pendapatan nelayan pemilik, apabila nilai variabel jarak tempuh meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat pengalaman sebesar 0,393 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi

(11)

variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

5. Koefisien regresi variabel jarak tempuh (X4) sebesar 0,299 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif jarak tempuh terhadap pendapatan nelayan pemilik, apabila nilai variabel jarak pemilik meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat pendapatan nelayan pemilik sebesar 0,299 dalam setiap satuannya.

Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

6. Koefisien regresi variabel umur (X5) sebesar -1,458 yang bertanda negatif.

Hal ini berarti adanya pengaruh negatif umur terhadap pendapatan nelayan pemilik, apabila nilai variabel umur meningkat sebesar satu satuan maka akan menurunkan pendapatan nelayan pemilik sebesar - 1,458 dalam setiap satuannya.

Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

Tabel.5. Hasil Analisis Regresi Berganda Anak Buah Kapal (ABK)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.959 .108 27.373 .000

X1 .428 .026 .525 16.706 .000

X2 .006 .002 .038 2.862 .004

X3 .003 .000 .470 14.961 .000

X4 -.002 .001 -.023 -1.738 .083

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Olahan Data Primer 2016

Berdasarkan hasil yang terdapat pada Tabel 34 di atas, maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 2,959 + 0,428X1+ 0,006 X2+ 0,003 X3- 0,002X4

Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa:

1. Nilai konstanta sebesar 2,959 berarti tanpa adanya pengaruh dari variabel bebas maka nilai variabel terikat nilainya hanya sebesar 2,959. Hal ini berarti bahwa apabila variabel bebas nilainya konstan (Modal, pengalaman, jarak tempuh, dan umur) maka nilai variabel pendapatan nelayan ABK sebesar 2,958.

2. Koefisien regresi variabel modal (X1) sebesar 0,428 yang bertanda positif.

Hal ini berarti adanya pengaruh positif modal terhadap pendapatan nelayan ABK, apabila nilai variabel

modal meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkatkan modal sebesar 0,428 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

3. Koefisien regresi variabel pengalaman (X2) sebesar 0,006 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif pengalaman terhadap pendapatan nelayan ABK, apabila nilai variabel jarak tempuh meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat pengalaman sebesar 0,006 dalam setiap satuannya.

Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

4. Koefisien regresi variabel jarak tempuh (X3) sebesar 0,003 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif jarak tempuh terhadap pendapatan nelayan ABK, apabila nilai variabel jarak pemilik meningkat sebesar satu satuan maka

(12)

akan meningkat pendapatan nelayan pemilik sebesar 0,003 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

5. Koefisien regresi variabel umur (X4) sebesar -0,002 yang bertanda negatif.

Hal ini berarti adanya pengaruh negatif umur terhadap pendapatan nelayan ABK, apabila nilai variabel umur meningkat sebesar satu satuan maka akan menurunkan pendapatan nelayan ABK sebesar -0,002 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Modal (X1) Terhadap Pendapatan Nelayan di Kecamatan Lengayang kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara modal (X1) terhadap pendapatan nelayan pemilik (Y) dengan nilai koefisien regresi modal nelayan pemilik sebesar 0,506. Nilai thitungsebesar 4, 786, dan modal nelayan ABK sebesar 0.428, nilai thitung sebesar 16,706 sedangkan nilai signifikan modal nelayan pemilik 0,000 < 0,05, dan nelayan ABK 0,000 < 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara modal terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Modal nelayan pemilik yang paling banyak Rp 900.000 - Rp 2.750.000 yaitu 59,09% responden dan paling sedikit adalah Rp 8.300.000 - Rp 10.150.000 yaitu 2,27% responden dan modal nelayan ABK paling banyak adalah Rp 1.000 - Rp 56.444 yaitu 73,73% responden, dan paling sedikit adalah Rp 56.444 - Rp 111.888 yaitu 0,32% dan rata-rata modal nelayan pemilik RP 5.463.636, dan rata-rata modal nelayan ABK 125.790.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Sujarno

(2008) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat diperoleh hasil terdapat pengaruh modal dengan pendapatan nelayan dan juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jati Prakoso (2013) tentang Peranan Tenaga kerja, modal, dan teknologi terhadap peningkatan pendapatan nelayan di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang diperoleh hasil terdapat pengaruh modal dengan pendapatan nelayan.

2. Pengaruh Tenaga kerja (X2) Terhadap Pendapatan Nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara tenaga kerja (X2) terhadap pendapatan nelayan pemilik (Y) dengan nilai koefisien regresi tenaga kerja nelayan pemilik sebesar 0,149.

Nilai thitungsebesar 2,444,sedangkan nilai signifikan tenaga kerja nelayan pemilik 0,019 < 0,05,berarti Haditerima dan H0

ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara tenaga kerja terhadap pendapatan nelayan pemilik di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Tenaga kerja nelayan pemilik yang paling banyak 4 orang - 5 orang yaitu 29,55% responden dan paling sedikit adalah 7 orang - 9 orang yaitu 11,36%

dan rata-rata tenaga kerja nelayan pemilik adalah 7 orang. Dalam variabel tenaga kerja ini tidak dibahas mengenai pendapatan nelayan ABK, karena ABK sudah termasuk dalam variabel tenaga kerja.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhar (2012) tentang Analisis faktor-Faktor yang mempengaruhi tingakat pendapatan usaha nelayan di Kabupaten Bone. dan juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jati Prakoso (2013)

(13)

tentang Peranan Tenaga kerja, modal, dan teknologi terhadap peningkatan pendapatan nelayan di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang diperoleh hasil terdapat pengaruh modal dengan pendapatan nelayan.

3. Pengaruh Pengalaman (X3) Terhadap Pendapatan Nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara pengalaman (X3) terhadap pendapatan nelayan pemilik dan nelayan ABK (Y) dengan nilai koefisien regresi pengalaman nelayan pemilik sebesar 0,393. Nilai thitung sebesar 2,164,dan pengalaman nelayan ABK sebesar0.006, nilai thitung

sebesar 2,862 sedangkan nilai signifikan pengalaman nelayan pemilik 0,037 <

0,05, dan nelayan ABK 0,004 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pengalaman terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Pengalaman nelayan pemilik yang paling banyak 12 tahun - 13 tahun yaitu 25,00%

responden dan paling sedikit adalah 15 tahun -16 tahun yaitu 6,82% responden dan pengalaman nelayan ABK paling banyak adalah 7 tahun - 9 tahun yaitu 23,10% responden, dan paling sedikit adalah 17 tahun - 19 tahun yaitu 0,63%

dan rata-rata pengalaman nelayan pemilik 13,29 tahun dan rata-rata modal nelayan ABK 9,11 tahun.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Badrul Jamal (2014) tentang Analisis fakto-faktor yang mempengaruhu pendapatan nelayan, ( Studi nelayan pesisir Desa Klampis Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan). Dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sujarno (2008) tentang Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan nelayan dikabupaten Langkat.

4. Pengaruh Jarak Tempuh (X4) Terhadap Pendapatan Nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara jarak tempuh (X4) terhadap pendapatan nelayan pemilik (Y) dengan nilai koefisien regresi jarak tempuh nelayan pemilik sebesar 0,299. Nilai thitung sebesar 3,588, dan jarak tempuh nelayan ABK sebesar 0.003, nilai thitung sebesar 0,470 sedangkan nilai signifikan jarak tempuh nelayan pemilik 0,001 < 0,05, dan nelayan ABK 0,000< 0,05, berarti Ha

diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara jarak tempuh terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Jarak tempuh nelayan pemilik yang paling banyak 4 mil - 28 mil yaitu 59,09% responden dan paling sedikit adalah 125 mil - 148 mil yaitu 40,91% responden dan jarak tempuh nelayan ABK paling banyak adalah 2 mil - 24 mil yaitu 74,68%

responden, dan paling sedikit adalah 90 mil -112 mil yaitu 1,90% dan rata-rata jarak tempuh nelayan pemilik 62,97 mil, dan rata-rata modal nelayan ABK 50,34 mil.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu dkk (2014) tentang Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan buruh di sepanjang Muaro Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembara.

5. Pengaruh Umur Terhadap Pendapatan Nelayan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara umur (X5) terhadap pendapatan nelayan pemilik (Y) dengan nilai koefisien regresi umur nelayan pemilik sebesar -1,458. Nilai thitung sebesar -2,521, nilai signifikan

(14)

umur nelayan pemilik 0,016 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak. dan umur nelayan ABK sebesar -0,002, nilai thitung sebesar -0,023. Nilai signifikan umur nelayan ABK 0,083 > 0,05, berarti Ha ditolak dan H0 di terima. dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara umur terhadap pendapatan nelayan pemilik dan ABK di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Umur nelayan pemilik yang paling banyak 40 tahun - 41 tahun yaitu 31,82% responden dan paling sedikit adalah 45 taun - 46 tahun yaitu 4,55% responden dan umur nelayan ABK paling banyak adalah 38 tahun - 42 tahun yaitu 24,05% responden, dan paling sedikit adalah 54 tahun - 58 tahun yaitu 1,58% dan rata-rata umur nelayan pemilik 41,56 tahun, dan rata-rata modal nelayan ABK 38,78 tahun.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Badrul Jamal (2014) tentang Analisis fakto- faktor yang mempengaruhu pendapatan nelayan, (Studi nelayan pesisir Desa Klampis Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan). Dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sujarno (2008) tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan dikabupaten Langkat.

6. Pengaruh Modal, tenaga Kerja, Pengalaman, Jarak Tempuh Melaut, dan Umur Terhadap Pendapatan di Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan hasil penelitian Fhitung

nelayan pemiik 495,679 > Ftabel2,46 dan nelayan ABK 2,240 > Ftabel 2,41 dan nilai signifikan nelayan pemilik 0,000 <

0,05, dan nelayan ABK 0,000 < 0,05 Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha

diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa modal, tenaga kerja, pengalaman, jarak tempuh, dan umur secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan nelayan pemilik dan nelayan ABK di Kecamatan lengayang dimana

pendapatan nelayan pemilik paling banyak adalah Rp 1.960.000 - Rp 5.430.000 yaitu (59,09%) responden dan paling sedikit adalah Rp 15.840.000 - Rp 19.310.000 yaitu (2,27%) responden dengan rata-rata pendapatan Rp 10.313.204,55 pendapatan tertinggi Rp 22.780.000 dan Rp 1.960.000. Dan pendapatan nelayan ABK paling banyak adalah Rp 45.000 - Rp 173.333yaitu (74,68%) responden dan peling sedikit adalah Rp 686.665 - Rp 814.998 yaitu (0,95%) responden dengan rata-rata pendapatan Rp 285.047,46 dengan pendapatan tertinggi rp 1.200.000 dan terendah Rp 45.000.

Berdasarkan nilai R square nelayan pemilik sebesar 0,985 yang artinya 98,5% perubahan pada variabel dependen (pendapatan nelayan pemilik) dapat dijelaskan oleh variabel independen (modal, tenaga kerja, pengalaman, jarak tempuh, dan umur), dan R square nelayan ABK sebesar 0,966 yang artinya 96,6% perubahan pada variabel dependen (pendapatan nelayan ABK) dapat dijelaskan oleh variabel independen (modal, tenaga kerja, pengalaman, jarak tempuh, dan umur).

Menurut (Adji, 2004:4) dalam suatu unit usaha, pendapatan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu unit usaha tersebut, sehingga banyak ditemukan cara bagaimana menghitung pendapatan usahanya salah satunya adalah dengan mengalikan harga dengan jumlah barang yang di produksi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhar (2012) tentang Analisis faktor-Faktor yang mempengaruhi tingakat pendapatan usaha nelayan di Kabupaten Bone. dan juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jati Prakoso (2013) tentang Peranan Tenaga kerja, modal, dan teknologi terhadap peningkatan pendapatan nelayan di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang diperoleh hasil

(15)

terdapat pengaruh modal dengan pendapatan nelayan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu dkk (2014) tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan buruh di sepanjang Muaro Sungai Ijo Gading Kabupaten Jembara.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara modal (X1) terhadap pendapatan nelayan pemilik (Y) dengan nilai koefisien regresi modal nelayan pemilik sebesar 0,506. Nilai

thitung sebesar 4,786,dan modal

nelayan ABK sebesar 0.428, nilai thitung sebesar 16,706 sedangkan nilai signifikan modal nelayan pemilik 0,000< 0,05, dan nelayan ABK 0,000< 0,05.

2. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara tenaga kerja (X2) terhadap pendapatan nelayan pemilik (Y) dengan nilai koefisien regresi tenaga kerja nelayan pemilik sebesar 0,149. Nilai thitung sebesar 2,444, sedangkan nilai signifikan tenaga kerja nelayan pemilik 0,019 < 0,05 3. Berdasarkan hasil penelitian terdapat

pengaruh antara pengalaman (X3) terhadap pendapatan nelayan pemilik dan nelayan ABK (Y) dengan nilai koefisien regresi pengalaman nelayan pemilik sebesar 0,393. Nilai thitung

sebesar 2,164,dan pengalaman nelayan ABK sebesar 0.006, nilai thitung sebesar 2,862 sedangkan nilai signifikan pengalaman nelayan pemilik 0,037 < 0,05, dan nelayan ABK 0,004 < 0,05.

4. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara jarak tempuh (X4) terhadap pendapatan nelayan pemilik (Y) dengan nilai koefisien regresi jarak tempuh nelayan pemilik sebesar 0,299. Nilai thitung sebesar 3,588,dan

jarak tempuh nelayan ABK sebesar 0.003, nilai thitung sebesar 0,470 sedangkan nilai signifikan jarak tempuh nelayan pemilik 0,001 <

0,05, dan nelayan ABK 0,000< 0,05.

5. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara umur (X5) terhadap pendapatan nelayan pemilik (Y) dengan nilai koefisien regresi umur nelayan pemilik sebesar -1,458. Nilai

thitung sebesar -2,521,dan umur

nelayan ABK sebesar -0,002, nilai thitung sebesar -0,023 sedangkan nilai signifikan umur nelayan pemilik 0,016 < 0,05, dan nelayan ABK 0,083 > 0,05.

Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian, Penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan yang ditunjukan kepada nelayan.

1. Variabel modal. Disarankan kepada para nelayan yang masih memiliki modal yang sedikit agar bisa meminjam modal kepada koperasi kelompok nelayan sehingga modal tersebut bisa digunakan untuk menambah alat penangkapan yang lebih canggih dan kapal yang lebih baik sehingga bisa meningkatkan pendapatan nelayan. Juga dibutuhkan adanya perhatian pemerintah terhadap nelayan baik itu dalam bentuk pemberian pendistribusian subsisidi alat tangkap yang merata pada setiap wilayah di Kabupaten Pesisir Selatan.

2. Variabel tenaga kerja, disarankan kepada para nelayan pemilik yang memiliki pendapatan sedikit agar menambah tenaga kerjanya dalam aktivitas melaut, dan pembagian tugas yanng merata pada setiap pekerja supaya dapat meningkatkan pendapatan.

3. Variabel pengalaman. Disarankan kepada nelayan yang masih memiliki pengalaman sedikit agar lebih belajar pada nelayan yang sudah memiliki

(16)

pengalaman yang tinggi dalam hal penangkapan ikan dan juga diberikan pelatihan-pelatihan mengenai aktifitas melaut sehingga hasil penangkapan meningkat dan bisa meningkatkan pendapatan nelayan.

4. Variabel jarak tempuh. Disarankan kepada nelayan yang masih memiliki jarak tempuh penangkapan yang sediit agar bisa menambah jarak tempuh penangkapan ikan agar hasil yang didapat lebih banyak dan bisa meningkatkan pendapatan nelayan.

5. Variabel umur, disarankan kepada nelayan yang berumur di bawah atau di atas umur produktif yang memiliki pendapatan sedikit agar mencari pekerjaan atau mata pencarian sampinggan dan memiliki usaha di luar pekerjaan utama agar mendapatkan pendapatan yang lebih.

DAFTAR PUSTAKA

Adhar. (2012). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan usaha nelayan di Kabupaten Bone. Makassar.

Agunggunanto, Edy Yusuf. 2011.

“Analisis Kemiskinan Dan Pendapatan Keluarga Nelayan Kasus Di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, Jawa Tengah Indonesi.” Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan 1(1): 50–

58.

http://ejournal.undip.ac.id/index.ph p/dinamika_pembangunan/article/v iew/1658.

Akram, Ika Sukriah Biana Adha Inapty.

2009. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.” Simposium Nasional Akuntansi 12.

Ayuningtyas, Harvita Yulian. 2012.

“Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audi

(Studi Kasus Pada Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten Di Jawa Tengah).” Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro 1, No 1.

Case, K. E. dan R. C. F. (2007). Prinsip- Prinsip Ekonomi (edisi kedelapan).

Ter-jemahan oleh Y. Andri Zaimur.

Jakarta: Erlangga

Dahen, Lovelly Dwinda. 2016. “Analisis Pendapatan Nelayan Pemilik Payang Di Kecataman Kto Tangah Padang.” economica stkip pgri Padang 5(1).

Daniel, Moehar (2004). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.

Dinas Kelautan dan Perikanan. (2015).

Pesisir selatan.

Elfindri. (2002). Ekonomi Patron-Clien (Fenomena Mikro Rumah Tangga Nelayan dan Kebijakan Makro.Padang: Andalas University Press.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS 20. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Semarang.

Iskandar. 2009. Manajemen Penelitian.:

Depdikbud Dikti P2 LPTK. Jakarta.

Jamal, Badrul. 2015. “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan [Studi Nelayan Pesisir Desa Klampis Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan].” Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Vol 2, No.

Kasmir. 2011. Laporan Keuangan:

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

kunadi. (2000). Nelayan Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial.

Bandung: Humaniora Utama Press (HUP).

Kusnadi.(2007).analisisi faktor-faktor yamg berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat nelayan. jakarta:PT Raja Grapindo Persada.

(17)

Lamia, Karof Alfentino. 2013. “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Nelayan Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan.” Jurnal EMBA 1(4): 1–12.

Mashyuri. 1999. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat:

Medan: Tesis.

Milton Friedman. 2008. “Sujarno : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008.

Munawir., 2001, Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta : Liberty.

Prakoso, Jati. 2013. Peranan Tenaga Kerja, Modal, Dan Teknologi Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Nelayan Di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.

http://lib.unnes.ac.id/20041/1/7450 406043.pdf.

Putri, Arya Dwiandana. 2013.

“Pengaruh Umur, Pendidikan, Pekerjaan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin Di Desa Bebandem.” E-Journal EP Unud 2(4): 1–8.

Riduwan. 2012. Pengantar Statistik Sosial. Alfabeta. Bandung.

Roger, Le Roy. 2000. Teori Mikroekonomi Intermediate.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rustiono, Deddy. 2008. “Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah.” 1(3).

Sadono Sukirno. (2008).Mikroekonomi:

Teori Pengantar. Edisi Ketiga.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sadono Sukirno. (2009). Pengantar Ekonomi Mikro. Jakrta: PT Raja Grafindo Persada

Simanjuntak, Payaman, J. 2002.

Undang-Undang Yang Baru Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Kantor Perburuhan Internasional: Jakarta.

Siregar, Syofian. 2012. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Songadji. 2010. Metode Penelitian.

PT.Grafindo Persada. Jakarta.

Sujarno. 2008. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat.”

Universitas Sumatera Utara 4(2):

1–117.

Susialisasi, Setyani Sri Haryanti dan Tri.

2010. “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Lingkungan Kerja Dan Masa Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Smp Negeri Se Kabupaten Karanganyar Dengan Gender Sebagai Variabel Moderator.” STIE “AUB”

Surakarta 18, No. 10.

Trisnawati (dkk) (2013). pengaruh Modal Kerja, Tenaga Kerja, Jam Kerja Terhadap Pendapatan Nelayan Tradisional Di Nagari Koto Taratak Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan, Program Studi Pendidikan Ekonomi Stkip Pgri Sumatera Barat

Wijayanti, Puput, and Edy Yusuf AG.

2011. “Pengaruh Ketersediaan Tenaga Kerja, Infrastruktur, Pendapatan Perkapita Dan Suku Bunga Terhadap Investasi Industri Kota Semarang.” Semarang 1, No.

1.

Referensi

Dokumen terkait

3 ANALISIS PENGARUH UPAH, PENGALAMAN KERJA, UMUR DAN BEBAN TANGGUNGAN TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KONFEKSI KABUPATEN JOMBANG Studi Pada Tenaga Kerja Bagian

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang pengaruh modal, umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut dan peralatan tangkap/teknologi terhadap pendapatan nelayan di Kelurahan