• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII MTs NEGERI 3 ROKAN HULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII MTs NEGERI 3 ROKAN HULU"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANINQUIRY BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII MTs NEGERI 3 ROKAN

HULU

Rahmah1, Hardianto2, Cicilia Melinda3 Universitas Pasir Pangarain

Email: [email protected]1,[email protected]2, [email protected]3

Abstrak:

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPS siswa di MTs Negeri 3 Rokan Hulu yang disebabkan oleh model pembelajaran konvensional. Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII Di MTs Negeri 3 Rokan Hulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu. Populasi di dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VII yang berjumlah 265 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.4 dan VII.5 yang berjumlah 59 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data nilai pre-test dan post-test berdistribusi normal dan varians nya homogen. Rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen adalah 42,86 dan kelas kontrol 40,80. Rata-rata nilai post-test kelas eksperimen adalah 81,31 dan kelas kontrol 57,26. Hasil penelitian dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel dengan hasil > = 7,312 > 1,670, yang artinya terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII Di MTs Negeri 3 Rokan Hulu. Saran dalam penelitian ini, bagi sekolah untuk pembelajaran selanjutnya agar menggunakan model pembelajaran Inquiry Based Learning agar hasil belajar siswa mencapai KKM dan tujuan pembelajaran tercapai.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Inquiry Based Learning.

Abstract:

The background of this research is the low social studies learning outcomes of students at MTs Negeri 3 Rokan Hulu caused by the conventional learning model. The aim of the study was to determine the effect of the Inquiry Based Learning Learning Model on Social Studies Learning Outcomes for Grade VII Students at MTs Negeri 3 Rokan Hulu. The method used in this study is the quasi-experimental method. The population in this study were all students of class VII, totaling 265 students. The sample in this study were students of class VII.4 and VII.5, which totaled 59 students. The results showed that the pre-test and post-test data were normally distributed and the variance was homogeneous. The average pre-test score for the experimental class was 42.86 and for the control class was 40.80. The average post-test score for the experimental class was 81.31 and for the control class was 57.26. The results of the study were calculated using Microsoft Excel with the results t_count > t_table = 7,312 >

1,670, which means that there is an influence of the Inquiry Based Learning Model on Social Studies Learning Outcomes for Grade VII Students at MTs Negeri 3 Rokan Hulu. Suggestions in this study, for schools for further learning to use the Inquiry Based Learning learning model so that student learning outcomes reach KKM and learning objectives are achieved.

Keywords: Learning Outcomes, Inquiry Based Learning Learning Model.

(2)

A. PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 pasal I tentang sistem Pendidikan nasional yang menjelaskan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara1.” Menurut Theodore Brameld dalam M, Anwar mengemukakan bahwa Pendidikan sebagai kekuata berarti mempunyai kewenangan yang cukup kuat bagi kita, bagi rakyat banyak untuk menentukan suatu dunia bagaimana yang kita inginkan dan bagaimana mencapai dunia semacam itu2. Menurut Richey dalam M, Anwar istilah Pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas mengenai pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama memperkenalkan kepada warga mengenai tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Jadi, Pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas dari pada proses yang berlangsung di dalam sekolah. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang.3

Dengan pengertian Pendidikan tersebut maka Pendidikan pasti mempunyai tujuan.

Tujuan pendidikan nasional harus menjadi acuan wajib para penyelenggara pendidikan dari semua jenis dan jenjang pendidikan, karena sudah menjadi amanat yang tercantum dalam undang-undang Sisdiknas no 20 tahun 2003 yakni, Berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab4. Menurut Ghozali dalam S. Trinurmi tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yaitu, sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud di balik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa5. Adapun menurut Munzir Hitami dalam S. Trinurmi mengemukakan tujuan pendidikan tidak terlepas dari tujuan hidup

1UUD RI No 20 Tahun 2003 Pasal 1

2M. Anwar. 2015.Filsafat Pendidikan. Jakarta: Kencana. h. 15

3M. Anwar. 2015.Filsafat Pendidikan.Jakarta: Kencana. h. 17

4Sisdiknas No 20 Tahun 2003

5S. Trinurmi. 2015.Hakekat Dan Tujuan Hidup Manusia Dan Hubungannya Dengan Tujuan Pendidikan Islam.

Jurnal UIN (Universitas Islam Negeri) Alauddin Makassar: 60

(3)

manusia, biarpun dipengaruhi oleh berbagai budaya, pandangan hidup, atau keinginan- keinginan lainnya. Tujuan pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran.

Kegiatan yang sangat penting dalam dunia pendidikan yaitu kegiatan belajar mengajar yang mana agar nantinya bisa tercapai tujuan pembelajaran. Kegiatan proses belajar mengajar yang bagus adalah yang mampu meningkatkan minat dan ketertarikan belajar siswa sehingga siswa dapat menunjukkan sikap yang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga pelajaran berakhir6. Menurut Nasution dalam dalam M, Anwar mengemukakan pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar7. Pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar Gulo dalam M, Anwar8.

Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sehingga siswa berada pada objek yang pasif. Dalam permasalahan pembelajaran IPS, tampaknya peran guru sebagai tenaga pendidik dapat menjadi kunci utama dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang efektif dalam pelajaran IPS di sekolah. Seorang pendidik dituntut untuk mampu berinovasi menciptakan perangkat pembelajaran yang mampu menumbuh kembangkan kemampuan anak dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dikelola sedemikian rupa sehingga proses belajar yag dikelola dapat dicapai hasil seoptimal mungkin. Ditinjau dari kegiatan siswa, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat membuat siswa terdorong dan mampu memanfaatkan kesempatan belajar yang ada untuk menguasai kompetensi yang dipelajari. Pembelajaran yang efektif ialah pembelajaran yang menuntut guru agar memberikan kesempatan belajar yang sekuas-luasnya kepada siswa agar membangun kompetensinya Aqib, Z9. Berdasarkan observasi pada tanggal 25 September 2022 dan waktu pelaksanaan PPL di MTs N 3 Rokan Hulu, di saat mengajar dikelas gurunya masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswanya tidak aktif mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung, Dalam kegiatan pembelajaran siswa sulit memahami

materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa tidak dapat membuat kesimpulan tentang materi yang disampaikan oleh guru, siswa cenderung mendengarkan materi dari guru tetapi tidak mampu mengajukan pertanyaa dan siswa lebih memilih berbicara dengan temannya. Hal

6S. Trinurmi. 2015.Hakekat Dan Tujuan Hidup Manusia Dan Hubungannya Dengan Tujuan Pendidikan Islam.

Jurnal UIN (Universitas Islam Negeri) Alauddin Makassar: 62

7M. Anwar. 2015.Filsafat Pendidikan.Jakarta: Kencana. h. 20

8M. Anwar. 2015.Filsafat Pendidikan.Jakarta: Kencana. h. 20

9Aqib, Z. 2022:51.KupasS Tuntas Strategi Pakem Pembelajaran Aktif Kreatif Eektif & Menyenangkan.

Yogyakarta: Penerbit Andi. h. 27-28

(4)

ini juga berdampak pada hasil penilaian harian (ph), dimana masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah standar KKM. Adapun KKM mata pelajaran IPS di MTs N 3 Rokan Hulu adalah 74. Untuk lebih jelasnya penulis membuat tabel nilai penilaian harian siswa kelas VII di MTs N 3 Rokan Hulu sebagai berikut:

Tabel 1.1 Nilai Hasil Penilaian Harian (ph) Siswa Kelas VII4 Dan VII5 Di MTs N 3 Rokan Hulu.

No. Hasil Belajar Jumlah Siswa Persentase

1. Tuntas (74) 25 42%

2. Tidak Tuntas (<74) 34 58%

Jumlah 59 100%

Sumber: Guru IPS MTs N 3 Rokan Hulu (Muhammad Lutfi, S.E) pada bulan September 2022.

Dari tabel 1.1 fenomena yang telah peneliti lihat dan lakukan maka diperlukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran IPS adalah dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Based Learning. Model pembelajaran Inquiry Based Learning adalah pembelajaran yang dikembangkan agar peserta didik menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide-ide untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah, topik, dan isu tertentu Abidin dalam Baeti dan Mikrayanti10. Menurut Khoirul Anam dalam Desmiatun, S. H berpendapat bahwa Pembelajaran berbasis Inquiry bertujuan untuk mendorong siswa semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi11. Model pembelajaran Inquiry Based Learning adalah model pembelajaran menuntut siswa untuk melakukan proses dalam menemukan pengetahuannya secara mandiri lewat serangkai investasi, pencarian, eksplorasi dan mengarahkan siswa untuk melakukan percobaan atau penelitian untuk memecahkan suatu masalah atau mengetahui suatu materi pengetahuan yang sedang dipelajari Nurrahmi dkk, dalam Baeti, N., & Mikrayanti, M12. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu, penelitian yang dilakukan oleh Cicilia Melinda, yang berjudul pengaruh strategi pembelajaran Inkuiri dan motivasi belajar terhadap hasil belajar sejarah siswa di SMA Negeri I Lubuk Alung. Hasil penelitian tersebut adalah Pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri tanya jawab menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran inkuiri tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari semua siswa berusaha supaya dapat menjawab permasalahan yang diajukan di awal

10Baeti dan Mikrayanti, 2021.Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP. Supermat: Jurnal Pendidikan Matematika. 5(2): 48-58.

11Desmiatun, S. H. 2021. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Terhadap Self Efficacy Dan Literasi Sains Siswa Sma (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung): 15

12 Baeti, N., & Mikrayanti, M, 2021.Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP. Supermat: Jurnal Pendidikan Matematika. 5(2): 60-61.

(5)

pembelajaran. Maka terdapat pengaruh strategi pembelajaran inkuiri tanya jawab terhadap hasil belajar siswa di kelas XI IPS SMA N 1 Lubuk Alung13.

Berdasarkan pengertian model pembelajaran Inquiry Based Lerning menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Inquiry Based Learning adalah suatu pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Misalnya, disaat pembelajaran siswa selalu bertanya tentang materi yang tidak dipahaminya. Model pembelajaran Inquiry Based Learning ini juga merupakan pembelajaran yang efektif dimana agar siswanya dapat belajar dengan mudah dan di sukai oleh siswa. Hal tersebut dapat penulis lihat dari peneltian-penelitian terdahulu.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Menurut Silaen, penelitian kuantitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka dan umumnya dianalisis dengan menggunakan statistik14. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi eksperimen). Eksperimen semu merupakan peneltian yang mendekati eksperimen sungguhan Sugiyono15. penelitian ini bertujuan untuk menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain dan menguji hipotesis hubungan sebab akibat. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas pertama kelas eksperimen dan kelas kedua yaitu kelas kontrol. Verifikasi hasilnya yaitu untuk membandingkan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pre-test dan post-test.

Adapun desain pada pelaksanaan tindakan lapangan adalah sebagai berikut:

Kelas Pre-test Perlakuan Post-test

Kelas Eksperimen TI X T2

Kelas Kontrol TI - T2

Sumber : Lufri, 2006:72 a. Uji Validitas

Menurut Arikunto berpendapat bahwa Uji validitas yaitu suatu uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur16. Berikut rumus penelitian yang menggunakan rumus korelasi product moment menurut

13Cicilia Melinda. 2017.Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Di SMA Negeri I Lubuk Alung.Edu Research. 6 (1):39

14Silaen. 2018.Metodologi penelitian sosial untuk penulisan skripsi dan tesis. Bandung: In Media. h. 18

15 Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta. h. 114

16Arikunto, S. 2013.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. h. 87

(6)

Arikunto17:

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menurut Sugiyono, adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama18. Berikut rumus mencari reabilitas instrument dengan menggunakan rumus K-R 20 menurut Sugiyono19.

c. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal menurut Arikunto, adalah peluang yang berfungsi untuk menjawab benar suatu soal pada suatu tingkat kemampuan atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui sebuah soal itu tergolong mudah atau sukar20. Rumus tingkat kesukaran soal menurut Arikunto, yang dinyatakan sebagai berikut21:

d. Daya Beda Soal

Daya pembeda soal merupakan suatu kemampuan soal untuk membedakan mana siswa yang pandai (mempunyai kemampuan yang tinggi) dengan siswa yang kurang pandai.

Menurut Arikunto, rumus untuk menentukan indeks diskriminasi sebagai berikut22 :

Teknik Analisis Data a. Uji Normalitas

Menurut Sugiyono uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak23. Adapun uji hipotesis

17Arikunto. 2013.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. h. 89

18 Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta. h. 130

19 Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta. h. 130

20Arikunto. 2013.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. h.91

21Arikunto. 2013.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.h. 93

22Arikunto. 2013.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.h.94

23 Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta. h.106-107

(7)

untuk menguji normalitas adalah:

= Data berdistribusi normal

= Data tidak berdistribusi normal

Menurut Sundayana, berpendapat bahwa uji normalitas pada penelitian ini menggunakan langkah-langkah UjiLillieforssebagai berikut24:

1. Urutkan data dari sample yang terkecil ke sample yang terbesar.

2. Hitung rata-rata nilai skor sampai secara keseluruhan menggunakan rata-rata tunggal dengan rumus µ=

3. Menghitung simpanan baku dengan rumus ó = 4. Ubahlah nilai x pada nilai z dengan rumus Z = 5. Hitunglah luas Z dengan menggunakan tabel Z

6. Tentukan nilai proporsi data yang lebih kecil atau sama dengan data tersebut.

7. Menghitung luas z dengan proporsi 8. Tentukan nilai maksimum

9. Tentukan luas Liliefours menggunakan derajat bebas.

10. Kriteria kenormalan : jika < maka data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Menurut Sundayana, berpendapat bahwa uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data mempunyai varian yang homogenitas atau tidak25, dengan rumus F=

Keterangan : F varian kelompok data, = varian terbesar, = varian terkecil. Adapun

24 Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta. h.84

25Sundayana. 2016.Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. h.143

(8)

langkah-langkah uji homogenitas menurut Sundayana, adalah sebagai berikut26: 1. Hipotesis

2. Bagi data menjadi dua kelompok

3. Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya 4. Tentukan f hitung

5. Tentukan kriteria pengujian:

Jika F hitung < F tabel maka tersebut homogen

Jika F hitung > F tabel maka data tersebut tidak homogen

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaranInquiry Based Learningterhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs N 3 Rokan Hulu. Adapun hipotesis nya sebagai berikut:

Tidak ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Based Learning terhadap hasil belajar IPS kelas VII di MTs N 3 Rokan Hulu.

Ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Based Learning terhadap hasil belajar IPS kelas VII di MTs N 3 Rokan Hulu.

Untuk mengetahui sebaran datanya berdistribusi normal dan varians yang homogen, maka uji t dapat digunakan. Langkah-langkah uji t menurut Sundayana, adalah sebagai berikut27:

1. Merumuskan hipotesis penelitian

2. Menentukan nilai Fhitung dengan rumus: t= = C. PEMBAHASAN

Instrument tes terlebih dahulu diuji cobakan di sekolah lain, data tiap butir soal diuji cobakan sesuai dengan ketentuan kriteria soal yang memenuhi kualitas yang telah ditentukan.

Uji coba tes dilakukan di MTs Negeri 1 Rokan Hulu dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari dua kelas. Uji coba tes dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal dinyatakan valid atau tidak valid, sehingga soal tersebut layak diuji pada kelas yang dijadikan objek penelitian.

26Sundayana. 2016.Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. h.143

27Sundayana. 2016.Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. h.146

(9)

Analisis butir soal yang digunakan dalam pengujian meliputi validitas soal, reliabilitas soal, tingkat kesukaran dan daya beda.

a. Uji Validitas

Hasil analisis perhitungan butir soal ( ) menggunakan taraf signifikan 5%.

Bila > = 0,361 maka soal itu dikatakan valid.

Berdasarkan tabel 4.1 maka persentasi validitas soal dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :

Indikator Validitas Tidak validitas

1. Konsep kebutuhan, keinginan, dan kelangkaan.

2,3,4,6,7,9,11,12,13,16 1,5,8,10,14,15,17

2. Kegiatan ekonomi. 19,21,23,24,25,26,27,28,29,30,32, 33

18,20,22,31,41

3. Permintaan, penawaran, harga pasar, dan pasar.

35,36,38,40,42,44,48,50 34,37,39,43,45,46,47 ,49

Sumber : Pengolah Data Primer 2023 b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan tingkat kesesuaian jawaban tetap atau tepat pada setiap pengujian. Koefisien reliabilitas butir diperoleh = 0,817 dengan taraf 5% dan N = 30 diperoleh 0,361, karena > artinya koefisien reliabilitas soal uji coba memiliki kriteria pengujian yang reliabel. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 15.

Tabel 4.2 Analisis Perhitungan Reliabilitas Butir Soal

Penarikan Kesimpulan Kesimpulan

r hitung r tabel

0,817 0,361 Reliabel

Sumber : Pengolah Data Primer 2023 c. Tingkat Kesukaran Soal

Tabel 4.4 Persesentase Kesukaran Butir Soal

Nomor Kriteria Nomor Soal jumlah Presentase

1 Mudah - - -

2 Sedang 1,2,6,9,11,12,16,19,21,23,24,25,26,27,30,32,3 3,36,38,40,42,44,48

23 77%

(10)

3 Sukar 4,7,13,28,29,35,50 7 23%

Sumber : Pengolah Data Primer 2023 d. Daya Beda Soal

Tabel 4.6 Persentase Daya Beda Butir Soal

No Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase

1 Sangat Baik 2 1 3%

2 Baik 26,27,28,30,33,36,38,40 8 27%

3 Cukup 3,4,6,7,13,16,19,21,23,24,29,32,35,42,44,48 16 53%

4 Buruk 9,11,12,25,50 5 17%

Sumber : Pengolah Data Primer 2023 Teknik Analisis Data

a. Uji Normalitas

Kriteria pengujian normalitas adalah terima ( ) = <

dan tolak ( ) = > dengan taraf nyata α =

0,05. N = 30 dengan = 0,161 dan N = 29 dengan = 0,164. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji lilliefors sesuai dengan pendapat sundayana, (2016:84). Hasil uji normalitas data pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Uji Normalitas Data Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol di MTs Negeri 3 Rokan Hulu

Kelas L hitung L tabel Kriteria

Eksperimen 0,119 0,164 Normal

Kontrol 0,107 0,161 Normal

Sumber : Pengolah Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa untuk kelas eksperimen L hitung < L tabel yaitu 0,117 < 0,164 hal ini berarti data pre-test kelas eksperimen berdistribusi normal dan untuk kelas kontrol 0,107 < 0,161 hal ini berarti data berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.

Tabel 4.12 Uji Normalitas Data Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol di MTs Negeri 3 Rokan Hulu

Kelas L hitung L tabel Kriteria

(11)

Eksperimen 0,105 0,164 Normal

Kontrol 0,117 0,161 Normal

Sumber : Pengolah Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa untuk kelas eksperimen L hitung < L tabel yaitu 0,105 < 0,164 hal ini berarti data post-test kelas eksperimen berdistribusi normal dan untuk kelas kontrol 0,117 < 0,161 hal ini juga berarti berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dikatakan homogen apabila F hitung < F tabel data uji homogenitas datapre-testdanpost-testdapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Uji Homogenitas Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol di MTs Negeri 3 Rokan Hulu.

Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Nilai 1243 1224

N (Jumlah Siswa) 29 30

X〮 (Nilai Rata-rata) 42,86 40,80

S 2 (Varian) 341,91 325,54

S (Standar Deviasi) 18,491 18,043

Sumber : Pengolah Data Primer 2023

Berdasarkan dari tabel 4.14 diatas mengenai uji homogenitas nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat sebagai berikut :

F = = = = 1,05

Untuk α = 5 % dengan dk pembilang = – 1 = 29 – 1 = 28 dan dk penyebut = – 1 = 30 – 1 = 29 diperoleh f tabel adalah 1,86. Karena F hitung < F tabel, yaitu 1,05 < 1,86 maka dapat disimpulkan data pada nilai awal atau pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen atau mempunyai varian yang sama.

Tabel 4.14 Uji Homogenitas Nilai Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol di MTs Negeri 3 Rokan Hulu.

Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Nilai 2358 1718

N (Jumlah Siswa) 29 30

X〮 (Nilai Rata-rata) 81,31 57,26

(12)

S 2 (Varian) 76,07 245,92

S (Standar Deviasi) 8,722 15,682

Sumber : Pengolah Data Primer 2023

Berdasarkan dari tabel 4.15 diatas mengenai uji homogenitas nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat sebagai berikut :

F = = = = 1,32

Untuk α = 5 % dengan dk pembilang = – 1 = 29 – 1 = 28 dan dk penyebut = – 1 = 30 – 1 = 29 diperoleh f tabel adalah 1,86. Karena F hitung < F tabel, yaitu 1,32 < 1,86 maka dapat disimpulkan data pada nilai akhir atau post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen.

c. Uji Hipotesis

Hasil yang diperoleh setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data dapat diketahui bahwa kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan mempunyai varian yang homogen. Setelah itu dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan data pre-test dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Based Learning terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di MTs Negeri 3 Rokan Hulu. Dengan cara dilihat dari hasil nilai post-test nya.

Untuk mengetahui terjadi tidaknya perbedaan perlakuan maka digunakan rumus t-tes jika:

Ho< : Artinya pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Based Learningtidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VII MTs Negeri 3 Rokan Hulu.

Ha> : Artinya pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Based Learning ada berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Negeri 3 Rokan Hulu.

Hasil pengujian hipotesis untuk data nilai post-test dengan menggunakan uji t sesuai dengan rumus dan Langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sundayana28 diperoleh nilai t hitung = 7,312 dan t tabel = 1,670 dengan nilai α = 0,05. Karena t hitung > t tabel yaitu 7,312

> 1,670 ho ditolak dan ha diterima. Hal ini berarti ada terdapat pengaruh model pembelajaran Inquiry Based Learning terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di MTs Negeri 3 Rokan Hulu. Berdasarkan hasil uji t-test diperoleh hasil perhitungn yang dapat dilihat pada tabel

28Sundayana. 2016.Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. h.146

(13)

berikut :

Tabel 4.15 Hasil perhitungan uji T

Kelas N (Jumlah Siswa) X (Nilai Rata- rata)

S2 Varians

Derajat Kesukaran

Thitung Ttabel

Eksperimen 29 81,31 76,07 57 7,312 1,670

Kontrol 30 57,26 245,93

Standar deviasi 12,75

Sumber : Pengolah Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 4.16 diatas dapat disimpulkn bahwa ada terdapat pengaruh model pembelajaran Inquiry Based Learning terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di MTs Negeri 3 Rokan Hulu. Dengan diperoleh nilai t hitung = 7,312 dan t tabel = 1,670 dengan nilai α = 0,05. Karena t hitung > t tabel yaitu 7,312 > 1,670 ho ditolak dan ha diterima. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada lampiran 28. Jadi, dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang belajar menggunakan model pembelajaranInquiry Based Learningberpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di MTs Negeri 3 Rokan Hulu.

Penelitian ini menggunakan soal tes, dimana soal tersebut di uji cobakan dahulu ke sekolah lain yaitu di MTs Negeri 1 Rokan Hulu. Setelah soal tersebut di uji cobakan selanjutnya menentukan validitas dan reliabilitas. Soal yang tidak valid di buang dan soal yang valid di gunakan kembali. Kemudian soal yang valid tersebut di pre-test kan ke sekolah penelitian yaitu di MTs Negeri 3 Rokan Hulu. Soal pre-test dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah melakukan pre-test kemudian di beri perlakuan pada dua kelas tersebut. Kelas eksperimen peneliti menggunakan model pembelajaran Inquiry Based Learningdan kelas kontrol peneliti menggunakan model pembelajaran konvensional.

Setelah diterapkan model pembelajaran Inquiry Based Learning dikelas eksperimen, diperoleh nilai rata-rata 81,31, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 63. Siswa yang tuntas dari kelas eksperimen sebanyak 25 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa.

Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol diperoleh 57,26 dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 30. siswa yang tuntas berjumlah 6 siswa dan yang tidak tuntas berjumlah 24 siswa.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah model pembelajaran yang digunakan peneliti dalam proses pembelajaran. Pada kelas eksperimen peneliti menggunakan model pembelajaran Inquiry Based Learning untuk menciptakan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang

(14)

diberikan. Pada kelas kontrol peneliti menggunakan model pembelajaran konvensional. model pembelajaranInquiry Based Learningdapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Setelah dilakukanpost-test,kemudian di lakukan uji T dan diperoleh hasilnya t hitung 7,312 > 1,670. berdasarkan data tersebut bahwa hasil t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa ho ditolak dan ha diterima. Hasil pengujian hipotesis untuk data nilaipost- test dengan menggunakan uji t sesuai dengan rumus dan Langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sundayana29 diperoleh nilai thitung = 7,312 dan ttabel = 1,670 dengan nilai α = 0,05.

karena t hitung > t tabel yaitu 7,312 > 1,670 maka ho ditolak dan ha diterima.

Jadi, ada terdapat pengaruh model pembelajaran Inquiry Based Learning terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di MTs Negeri 3 Rokan Hulu. Ini berarti untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat menggunakan model pembelajaran Inquiry Based Learning. Model pembelajaran Inquiry Based Learning hasilnya lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari tujuan model pembelajaranInquiry Based Learning ini berpusat pada siswa, sehingga siswa lebih memahami materi pembelajaran, siswa mampu mencari sendiri jawaban atas permasalahan yang yang muncul pada pembelajaran sehingga kemampuan menganalisis siswa bertambah. Misalnya, siswa mengamati topik pembelajaran sehingga timbul permasalahan dari siswa mengenai topik pembelajaran tersebut dan siswa nya juga mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan diawasi guru mata pelajaran tersebut.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Inquiry Based Learning terhadap hasil belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) siswa kelas VII di MTs Negeri 3 Rokan Hulu. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pada kelas eksperimen rata-rata hasil belajar siswa mencapai 81,31, sedangkan nilai rata-rata pada kelas kontrol mencapai 57,26. berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan rumus t-test maka diperoleh data t_hitung =7,312, dan t_tabel = 1.670 maka terlihat jelas bahwa t_hitung > t_tabel yang berarti bahwa H_a dapat diterima. Hasil perhitungan tersebut bahwa model pembelajaran Inquiry Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Negeri 3 Rokan Hulu tahun pelajaran 2022/2023. Maka dari itu untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa maka dapat menerapkan model pembelajaran Inquiry Based Learning pada mata pelajaran IPS.

29Sundayana. 2016.Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. h.146

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. 2013.Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta. Kharisma Putra Utama.

Anam, Khoirul. 2015. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode Dan Aplikasi. Yogyakarta:

Pustaka Belajar. h. 103

Anwar, M. (2015).Filsafat Pendidikan. Jakarta:Kencana

Aqib, Z. (2022). KupasS Tuntas Strategi Pakem Pembelajaran Aktif Kreatif Eektif &

Menyenangkan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi Revisi. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Baeti, N., & Mikrayanti, M. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP. Supermat: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 48-58.

Desmiatun, S. H. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Terhadap Self Efficacy Dan Literasi Sains Siswa Sma (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung).

Kartiningsih, N. B. 2022.Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Pada Mata Pelajaran Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Materi Peluang Usaha Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI Tata Busana 2 SMK Negeri 1 Purwodadi Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/202. Dwijaloka Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah. 3(2):176-188.

Kartiningsih, N. B. 2022.Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Pada Mata Pelajaran Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Materi Peluang Usaha Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI Tata Busana 2 SMK Negeri 1 Purwodadi Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/202. Dwijaloka Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah. 3(2): 341

Melinda, Cicilia. (2017). Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Di SMA Negeri I Lubuk Alung. Edu Research, vol. 6, no. 1.

Nurrita, T. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal misykat. 3(1): 171-187.

S. Trinurmi. 2015. Hakekat Dan Tujuan Hidup Manusia Dan Hubungannya Dengan Tujuan Pendidikan Islam.Jurnal UIN (Universitas Islam Negeri) Alauddin Makassar.

Silaen, S. (2018). Metodologi penelitian sosial untuk penulisan skripsi dan tesis. Bandung: In Media.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Sundayana, R. (2016).Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, 2013.Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat perbedaan minat belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menggunakan media pembelajaran kvisoft flipbook maker dan yang tidak menggunakan media

Pengujian hipotesis bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana hipotesis yang diajukan

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan Uji-t dua sampel independen, terdapat perbedaan antara skor rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana diperoleh

Uji hipotesis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan hasil belajar mahasiswa antara kelas eksperimen yang menggunakan media e-learning dan kelas kontrol yang

Hasil tes awal kedua kelas sebelum penelitian yaitu kelas kontrol dengan skor rata-rata 46,19% sedangkan kelas eksperimen 54,84%. Selanjutnya setelah penelitian kelas kontrol

hal ini dibuktikan dari nilai kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol.16 Hal senada juga dapat dilihat dalam penelitian yang

Hasil penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar ekonomi siswa antara kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1 Adanya perbedaan hasil belajar IPA siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dianalisis menggunakan uji t dengan 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 > 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍