• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 10 PADANG

E-JURNAL

RESYES RIDA SRI HANDAYANI NIM.10010140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRISUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIISMP NEGERI 10 PADANG

Resyes Rida Sri Handayani, Siska Nerita dan Evrialiani Rosba

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat e-mail: resyesridasrihandayani@ymail.com

ABSTRAK

This research is motivated by the low learning outcomes Biology students of SMPN10 Padang, which is the average value of daily test students on the material Biology of pollution sphere still not yet reached the limit of KKM (Criteria Complete Minimal) established the school.

To overcome these problems, demanded creativity of teachers using appropriate learning models that learning can increase student interest and motivation and can increase result learning. One of model that requires student activity is to implement model problem based learning. This study aimed to examine the effect of Biology student learning outcomes through model Problem Based Learning on learning outcomes biology class VII SMPN 10 Padang. This type of research is an experiment with a population of seventh grade students of SMPN 10 Padang enrolled in the academic year 2014/2015 as many as 283 students and grouped into 8 classes, while the sample is VIIG class as an experimental class and control class as a class VIIH taken using purposive sampling technique. This study design is randomized posttest Only Control Group Design.Based on the research results obtained mean achievement test in the experimental class is 75.58 while the average achievement test control class 70.03. After testing by t-test obtained th= 2.53 and tt= 1.67 means th> tt, then the hypothesis in this study the acceptable level of 95%. It can be concluded that by using problem based learning model can improve learning outcomes Biology class VII SMPN10 Padang.

Keyword :Problem Based Learning, Experiment class, Control Class, Learning Result.

PENDAHULUAN

Biologi merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang sangat penting untuk dipelajari, karena menyangkut unsur hayati yang merupakan subjek dan objek Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Biologi juga mempelajari unsur dan gejala makhluk hidup sebagai komponen yang penting di alam semesta. “Belajar dan pembelajaran merupakan dua istilah yang selalu berkaitan, Agar proses belajar dapat berlangsung, maka siswa yang belajar dan guru sebagai perancang, pelaksana, fasilitator, pembimbing dan penilaian proses dan hasil pembelajaran (Jufri, 2013:37)”.

Guru sebagai ujung tombak pendidikan dituntut memahami strategi pembelajaran dan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Proses pembelajaran haruslah merupakan proses komunikasi multi arah antara siswa, guru, dan lingkungan belajar.

Menurut Lufri (2007:50) model

pembelajaran merupakan pola atau contoh pembelajaran yang sudah didesain dengan menggunakan pendekatan atau metode atau strategi pembelajaran yang lain, serta dilengkapi dengan langkah-langkah (sintaks) dan perangkat pembelajarannya.

Berdasarkankan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 10 Padang, dalam pembelajaran Biologi guru kurang bervariasi dalam menggunakan metode pembelajaran. Pada proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab belum dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.

Hal itu terlihat pada saat guru melakukan tanya jawab masih ada juga siswa yang malu-malu dalam mengemukakan pendapatnya, memberikan tanggapan dan pertanyaan. Selain itu, guru juga melakukan diskusi kelompok dalam belajar tetapi hanya beberapa siswa saja yang aktif yaitu siswa yang tergolong berprestasi

dikelasnya. Dalam pelaksanaan diskusi

partisipasi antar siswa masih kurang dan tiap-tiap anggota kelompok hanya

(4)

mengandalkan satu atau dua orang dari anggota kelompoknya. Pada saat diskusi siswa kurang mampu memecahkan masalah dan belum terlatih dalam menarik kesimpulan salah satunya yaitu pada materi pencemaran lingkungan.

Hal tersebut dapat terlihat dari hasil belajar Biologi siswa masih rendah dan tidak mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 73.

Rata-rata hasil ulangan harian siswa kelas VII SMP Negeri 10 Padang yaitu kelas VIIA 71,59, VIIB71,2, VIIC68,14, VIID69,83, VIIE68,05, VIIF 71,23 VIIG 66,97 dan Kelas VIIH 67,94. Untuk mengatasi pemasalahan tersebut maka dituntut kreatif guru dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar.

Motivasi dalam belajar mengajar sangat penting artinya untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar yang diharapkan.

Motivasi memiliki tiga fungsi yaitu: 1) mendorong manusia untuk berbuat, 2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, 3) Menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan serasi guna mencapai tujuan. Motivasi yang lebih baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain dengan usaha yang tekun yang di dasari adanya motivasi , akan dapat melahirkan prestasi yang baik (Nasution, 1982:77).

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan, meningkatkan aktivitas dan mengoptimalkan belajar siswa adalah model pembelajaran Problem Based learning (PBL). Model pembelajaran Problem Based learning (PBL) merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang siswa untuk belajar (Kemendikbud, 2013 : 19). Adapun kelebihan dari model pembelajaran Problem Based Learning adalah: (1) melatih siswa untuk berlatih menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, (2) merangsang kemauan berfikir tingkat tinggi siswa, (3)suasana kondusif , terbuka, negosiasi, demokrasi, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat bepikir optimal.

Dari latar belakang tersebut maka penulis telah melakukan penelitian

“Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based learning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Padang”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Padang”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 10 Padang bulan April Tahun pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dalam pelaksanaannya terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas ini diberikan perlakuan yang berbeda.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning sedangkan pada kelas control pembelajaran dengan metode ceramah. Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Control Group Posttest Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang terdaftar pada ajaran 2014/2015 di SMP Negeri 10 Padang yang terdiri dari 8 kelas. Sampel yaitu kelas eksperimen VIIG dan kelas kontrol VIIH.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan mempertimbangkan nilai yang sama atau hamper sama dari 8 kelas yang ada. Prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksaaan, dan tahap akhir.

Penilaian ranah pengetahuan berupa soal pilihan ganda dengan empat options dengan 33 butir soal, yang telah diuji cobakan pada kelas yang berbeda. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalahuji-t, sebelum uji hipotesis dilakukan uji normalitas dan homogenitas variens kedua sampel merujuk pada Sudjana (2005:249).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat nilai kelas eksperimen yang diberikan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, dimana rata-rata kelas eksperimen adalah

(5)

75,58 dan rata-rata kelas kontrol adalah 70,03. Dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 1.Nilai Rata-rataKelas Eksperimen dan Kontrol.

Dari hasil penelitian pada kedua kelas sampel didapat uji normalitas pada kelas eksperimen didapat L0 = 0,143 dan Ltabel= 0,147 sedangkan pada kelas kontrol L0 = 0,084 dan Ltabel= 0,147. Kedua kelas sampel memiliki L0<Ltabel berarti kedua kelas berdistribusi normal maka hipotesis diterima. Hasil uji homogenitas antara kedua kelas sampel diperoleh Fhitung=0,69;

sedangkan Ftabel=untuk taraf (0,05) dengan dk=35;34, diperoleh harga Ftabel= 1,8409.

Dengan demikian Fhitung<Ftabel. Berarti kelas sampel memiliki varian yang homogen.

Kedua kelas sampel memiliki data yang berdistribusi normal dan mempunyai varian yang homogen, maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Hasil analisis data didapat thitung=2,53 dan ttabel=1,67 pada taraf nyata 0,05 dan dk adalah 69. Jadi thitung

lebih tinggi dari pada ttabel(thitung>ttabel) berarti hipotesis diterima, yaitu model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan hasil belajar IPA Kelas VII SMP Negeri 10 Padang.

B. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian didapat hipotesis diterima, bahwa penerapan model pembelajaran Problem Beased Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP Negeri 10 Padang.

Pada kelas eksperimen siswa aktif, terlihat dari proses diskusi dari masing- masing kelompok. Siswa melakukan diskusi untuk pemecahan masalah, didalam diskusi siswa berusaha mengemukakan gagasan dan pengetahuannya terhadap materi pelajaran.

Antar masing-masing anggota kelompok saling bertukar pikiran, karena itu siswa

dapat saling berbagi dan mendapat pengetahuan baru dari teman kelompoknya pada saat diskusi. Siswa merencanakan pembuatan laporan dan memilih anggotanya untuk mempresentasikan. Kelompok yang terpilih berani menampilkan hasil pemecahan masalah yang telah didiskusikan bersama anggota kelompoknya. Dari hasil penelitian pada kelas eksperimen terdapat 72,22% siswa yang telah mencapai batas KKM yaitu 26 dari 36 siswa. Hal itu sesuai dengan keunggulan model pembelajaran problem based learning diantaranya yaitu:

1) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, 2) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru (Wina Sanjaya, 2013:221), dan menurut Suyadi (2013:142) bahwa Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

Hasilbelajarsiswaakan lebih meningkat apabila dalam proses belajar guru menggunakan model pembelajaran yang tepat. Hal itu juga tidak terlepas dari motivasi dan sarana pendukung yang diberikan guru. Menurut Syaodih (2007:183), bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dilakukan siswa di sekolah, sangat ditentukan oleh model-model pembelajaran yang diberikan guru. Menurut Syaodih (2007:274), baik buruknya situasi proses belajar mengajar dan tingkat pencapaian hasil proses intruksional pada umumnya tergantung pada faktor yang meliputi 1).

Karakteristik siswa; 2). Karakteristik guru;

3). Interaksi dan metode; 4). Karakteristik kelompok; 5). Fasilitas Fisik; 6). Mata pelajaran; 7). Lingkungan alam sekitar.

Padakelaskontrolpembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, dimana guru menjelakan materi tetapi tidak semua siswa memperhatikan.

Hal itu menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran, dapat terlihat dari pengalaman menulis siswa.

Siswa dalam kelas kontrol jarang ada yang mau bertanya kepada guru namun ada juga beberapa siswa yang berani dan aktif dalam pembelajaran. Hal itu terlihat pada saat guru meminta siswa tampil ke depan untuk menuliskan pengetahuannya tentang materi 75,58 70,03

0 20 40 60 80

VIIG VIIH

(6)

yang diajarkan di papan tulis. Menurut Lufri (2007:33), kekurangan metode ceramah; 1).

Kegiatan pengajaran menjadi verbalitas (pengertian kata-kata), 2). Tidak dapat mencakup berbagai tipe belajar anak, 3).

Membosankan bagi anak didik bila terlalu lama, 4). Sukar mendeteksi atau mengontrol sejauh mana pemahaman anak didik, 5).

Menjadikan anak didik pasif, 6). Materi yang mudah juga ikut diceramahkan, 7).

Kurang menggairahkan belajar siswa bila guru kurang cakap berbicara, 8). Guru cenderung otoriter, 9). Membuat anak didik tergantung pada gurunya. Dari gambaran tersebut siswa terlihat tidak aktif dalam pembelajaran dan kurang terjadi interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan gurunya. Sehingga kurangnya interaksi siswa menyebabkan guru sulit mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal itu menyebabkan nilai siswa pada kelas kontrol lebih rendah terdapat 51,42% siswa yang nilai tes akhirnya yang mencapai batas KKM yaitu 18 dari 35 siswa.

Kendala yang penelitialami pada kelas eksperimen yaitu pada saat siswa diminta untuk duduk berkelompok siswa menjadi ribut. Dalam diskusi kelompok ada beberapa siswa yang suka mengganggu ketenangan kelas saat belajar. Selain itu, pada tahap investigasi mandiri dan kelompok guru mengalami kesulitan yaitu saat guru memandu kelompok yang satu untuk menjelaskan pemecahan masalah yang akan dikerjakan, kelompok lainnya menjadi ribut karena meminta untuk menjelakan kembali cara kerja dalam diskusi. Menurut Suryosubroto (2002:164) banyaknya terjadi keributan dikelas terjadi karena antara lain guru tidak menguasai kelas. Dalam pembelajaran ada beberapa anggota kelompok yang tidak minat belajar dan tidak berani mengunggkapkan pendapatnya karena takut salah dan hanya menerima saja dari yang disampaikan oleh teman dan gurunya. Pada saat pembuatan laporan ada kelompok yang tidak melaksanakan sesuai waktu yang diberikan. Sehingga pada tes akhir terdapat 27,77% siswa yang tidak mencapai batas KKM yaitu 10 dari 36 siswa.

Hal ini sesuai dengan kelemahan model pembelajaran problem based learning yaitu : 1) Ketika peserta didik tidak memiliki minat tinggi, atau siswa mempunyai kepercayaan

diri bahwa dirinya mampu menyelesaikan masalah yang dipelajari, maka mereka cenderung untuk enggan mencoba karena takut salah, 2) proses pelaksanaan PBL membutuhkan waktu yasng lebih lama atau panjang. Itupun belum cukup, karena seringkali siswa memerlukan waktu tambahan untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan (Suyadi, 2013:143).

Dilihat dari ketuntasan hasil belajar pada kelas eksperimen VIIG dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning terdapat 72,22% siswa yang tuntas, sedangkan pada kelas kontrol VIIH dengan menggunakan metode ceramah terdapat 51,42% siswa yang tuntas.

Ketuntasan hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP Negeri 10 Padang.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Padang.

B. Saran

Berdasarkanhasilpenelitian yang diperolehmakadisarankanbeberapahalsebaga iberikut:

1. Gurubidangstudi biologikhususnya di

SMP Negeri

10Padangdapatmenerapkanmodel problem

basedlearningdalampembelajaranbiologi untukmeningkatkanhasil belajar biologi siswa.

2. Sebelum mengikuti proses pembelajaran, diharapkan siswa memiliki kesiapan belajar, terutama memiliki pengetahuan awal.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memotivasi siswa disaat melaksanakan model pembelajaran problem based learning sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik

45

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Jufri, Wahab. 2013. BelajardanPembelajaran

SAINS. Bandung:

PustakaRekaCipta.

Kemendikbud. 2013. Model

PengembanganRencanaPelaksa naanPembelajaran,

DirektoratPembinaan SMA, DitjenPendidikanMenengah.

Lufri. 2007. MetedologiPenelitian. Padang;

UNP .

Nasution. 1982. Teknologi Pendidikan.

Bandung: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2008.

SrategiPembelajaranBerorient asiStandar Proses Pendidikan.

Jakarta: Prenada Media Group.

Sudjana. 2005. MetodeStatistika. Bandung:

Tarsito.

Suryosubroto. B. 2002. Proses BelajarMengajar Di Sekolah. Jakarta:

RinekaCipta.

Suyadi. 2013.

StrategiPembelajaranPendid ikanKarakter. Bandung:

RemajaRosdaKarya.

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen di kelas X TKJ 1 pada mata pelajaran fisika di SMK Negeri 7 Majene sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning PBL