• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

SISWA KELAS VII SMPN 4 LENGAYANG

E- JURNAL

WIRDA ETIA NOZA NIM. 10010144

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)

(3)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

KELAS VII SMPN 4 LENGAYANG

Wirda Etia Noza, Mulyati, Vivi Fitriani

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

E-mail: [email protected] ABSTRACT

This research is based on by the low learning outcomes biology class VII SMPN 4 Lengayang, which is due to several factors, including the models and methods used by teachers didn’t have varied, the learning is centered on the teacher, so that students become less active in learning. Students assume the biology of learning is difficult and many are rote, look for the motivation of students to learn, so that this learning occurs in one direction. Students rely solely on the information provided by the teacher, so that the learning process is still not effective and creative. This study aims to determine the effect of the application of learning models Discovery Learning on learning outcomes biology class VII SMPN 4 Lengayang. This type of research is a research experiment, using a study design Randomized Control Group Posttest-Only Design. The study population was the seventh grade students of SMPN 4 Lengayang enrolled in the academic year 2014/2015 consisting of four classes. The sampling technique is done by using purposive sampling, so elected VII.A class as a class experiment and VII.C class as the control class.

Instruments used are the ultimate test of learning outcomes. The form of the test used is an objective test and data analysis performed by t test, with the criteria Tcount >Ttable. Analysis obtained from the average results of experimental class learning is 79.38 while the control class 70.22. From the data analysis by t test was obtained where obtained Tcount 1,80 >Ttable 1,68 which means that the hypothesis (H1) is accepted. It can be concluded that the application of learning models Discovery Learning gives rise to learning outcomes biology class VII SMPN 4 Lengayang.

Keyword: Discovery Learning, learning outcomes, Experiment.

PENDAHULUAN

Masalah mutu pendidikan selalu menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, antara lain dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi serta penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Semua itu ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Aunurrahman (2011: 34) menyatakan bahwa

“pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa, seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila didalam dirinya telah terjadi

perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan tanggal 25 Februari 2014 dengan guru biologi SMPN 4 Lengayang dan dilakukan observasi ulang tanggal 17 Januari 2015 khususnya pada kelas VII menyatakan bahwa model dan metode yang digunakan oleh guru belum bervariasi. Pembelajaran yang dilaksanakan guru biologi kurang optimal karena pelaksanaan pembelajaran masih terpusat pada guru, sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam belajar. Siswa tidak mempersiapkan diri sebelum belajar. Siswa menganggap pembelajaran biologi itu sulit dan banyak bersifat hafalan.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa hanya diam ketika guru

(4)

bertanya. Tidak terlihat adanya motivasi dari siswa dalam belajar, sehingga pembelajaran ini terjadi satu arah. Saat mengerjakan soal siswa hanya mengerjakan soal yang dianggap mudah. Hal ini mengakibatkan banyak nilai siswa yang berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Salah satu materi yang masih dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu pada materi Ekosistem, dimana standar yang ditetapkan adalah 75. Nilai rata-rata yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat dilihat dari rata–rata nilai siswa pada Tahun Pelajaran 2013/2014.

Secara lengkap data tentang hasil nilai rata- rata siswa kelas VII yang masih berada di bawah (KKM) yaitu kelas VII1 66,85, kelas VII2 67,67, kelasVII3 65,92, kelasVII4 67,70.

Rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran biologi khususnya pada materi Ekosistem disebabkan karena pada materi ini siswa dituntut memahami konsep-konsep dan pemahaman tentang ekosistem, rantai makanan, jaring-jaring makanan, arus dan siklus energi serta simbiosis. Salah satu faktor ini kerena guru lebih cenderung menggunakan model pembelajaran langsung dan metode ceramah, sehingga siswa merasa bosan dan kurang termotivasi dalam belajar.

Siswa hanya mengandalkan informasi yang diberikan guru, sehingga proses pembelajaran masih belum efektif dan kreatif.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menggunakan model Pembelajaran Discovery Learning. Model pembelajaran Discovery Learning ini pembelajaran dengan cara menciptakan stimulus, menyiapkan pernyataan masalah, mengumpulkan data, mengolah data, memverifikasi dan menyimpulkan masalah (Kemendikbud 2013 :10-12).

Pembelajaran Discovery Learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh tidak akan mudah dilupakan siswa.

Proses belajar penemuan ini, siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.

Model pembelajaran Discovery Learning ini merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah

pembelajaran yang cara belajar siswa yang hanya menerima informasi secara keseluruhan dengan mencari informasi sendiri. Kelebihan Model pembelajaran Discovery Learning yaitu, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, dapat meningkatkan motivasi, mendorong keaktifan siswa, dan dapat menambahkan informasi sendiri.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VII SMPN 4 Lengayang Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas VII SMPN 4 Lengayang Tahun Pelajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian telah dilaksanakan bulan April tahun pelajaran 2014-2015 di Kelas VII Semester II di SMPN 4 Lengayang. Rancangan yang digunakan adalah Randomized Control- Group Posttest Only Design, yang mana menggunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Pada kelas eksperimen yaitu Model Pembelajaran Discovery Learning, sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan (treatment).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester II SMPN 4 Lengayang Pada Tahun Pelajaran 2015/2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kesamaan rata-rata kemampuan siswa atau mendekati sama.

Prosedur penelitian ada tiga tahap, yaitu: (1).

tahap persiapan, (2). tahap pelaksanaan dan (3). tahap akhir

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar karena yang menjadi objek penelitian adalah hasil belajar siswa. Tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda yang disesuaikan dengan pokok bahasan yang diberikan selama perlakuan berlangsung. Teknik penentuan kualitas instrumen yang dilakukan adalah validitas, daya beda, tingkat kesukaran soal

(5)

dan reliabilitas. Analisis data penelitian dilakukan bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t, sebelum uji-t dilakukan uji normalitas dan homogenitas varians kedua sampel.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Penelitian yang telah dilakukan pada kelas sampel, maka diperoleh data tentang hasil belajar biologi siswa pada materi Ekosistem. Hasil pengukuran tes hasil belajar kedua kelas tersebut diklasifikasikan berdasarkan data perhitungan tes hasil belajar siswa yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Histogram Rata-rata Nilai Kedua Kelas Sampel

Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan penerapan model pembelajaran Discovery Learning lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Dimana nilai rata-rata eksperimen adalah 79,38, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 70,22.

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas pada kedua kelas sampel, berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, dimana Uji normalitas pada masing-masing kelas didapatkan L0< Lt yang berarti data berdistrubusi normal.uji homogenitas dengan Fh < Ft dimana Fh= 0,63 dan Ft=2,07 berarti data homogeny, sehingga untuk pengujian hipotesis digunakan uji-t. Dari hasil uji-t didapatkan thitung = 1,80 dan harga ttabel = 1,68. Dengan

demekian thitung > ttabel, maka hipotesis diterima.

. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di SMPN 4 Lengayang yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dan setelah dilakukan analisis data tes akhir, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan dari hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari rata- rata hasil belajar siswa dari kelas eksperimen yang menggunakan penerapan model pembelajaran Discovery Learning, yaitu 79,38 dan hasil belajar siswa kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, yaitu 70,22. Ini membuktikan penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VII SMPN 4 Lengayang.

64 66 68 70 72 74 76 78 80

Kelas Eksperimen Kelas kontrol 79,38

70,22

R at a -r at a Nilai S isw a

Kelas Sampel

(6)

Pada kelas eksperimen dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Discovery Learning didapatkan hasil belajar siswa yang di atas KKM 16 orang dengan persentase 72,73%, sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM 6 orang dengan persentase 27,27%. Pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab didapatkan nilai siswa yang diatas KKM 13 orang dengan persentase 56,52%, sedangkan nilai siswa yang dibawah KKM 10 orang dengan presentase nilai siswa 43,48%.

Berdasarkan persentase ketuntasan pada kelas eksperimen yaitu sebesar 72,73%, dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berada pada tingkat baik atau minimal dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2013:107) bahan belajar yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa, baik/minimal apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%-75%

dikuasi oleh siswa.

Meningkatnya hasil belajar pada kelas eksprimen dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning disebabkan selama proses pembelajaran siswa dapat membuat pertanyaan sendiri melalui pengamatan gambar pada power point yang diberikan, kemudian siswa mencari jawaban dengan berbagai pengetahuan dan informasi dengan teman kelompoknya, sehingga siswa lebih aktif dan termotivasi dalam belajar. Menurut Sardiman (2012: 75), seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat, maka sangat dibutuhkan motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa dalam belajar.

Berapa kendala yang dihadapi pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning adalah siswa kesulitan menemukan masalah sendiri meskipun melalui proses pengamatan, disebabkan siswa belum terbiasa menerima pembelajaran dengan pengamatan sendiri dan mencari masalah sendiri pada materi yang dipelajari. Sesuai dengan pendapat Suprihatiningrum (2013: 248) siswa akan mendapat keuntungan jika mereka dapat melihat dan melakukan sesuatu dari pada

hanya sekedar mendengar ceramah. Guru dapat membantu siswa memahami konsep- konsep yang sulit dengan bantuan gambar.

Pembelajaran Discovery Learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh tidak akan mudah dilupakan siswa.

Proses belajar penemuan ini, siswa juga bisa belajar berpikir analisis. Model pembelajaran Discovery Learning ini merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang cara belajar siswa yang hanya menerima informasi secara keseluruhan dengan mencari informasi sendiri. Model pembelajaran Discovery Learning siswa didorong untuk belajar aktif melalui keterlibatan aktif mereka sendiri melalui konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman (Suprihatiningrum 2013:241- 242).

Adanya penerapan model pembelajaran Discovery Learning ini menjadikan siswa belajar dengan menyenangkan dan bersemangat sehingga siswa terlibat optimal dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai yang diungkapkan Lufri (2007:11) bahwa belajar bukan suatu hasil dan bukanlah suatu proses atau aktivitas. Belajar tidak hanya proses mengingat, menghafal tapi jauh dari itu yakni proses mengalami sesuatu. Jadi dapat dikatakan bahwa keberhasilan belajar dicapai dengan cara menemukan, mendalami sendiri, serta berdiskusi dengan teman- teman sehingga materi pelajaran akan lebih mudah diingat.

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol tidak menggunakan model pembelajaran Discovery Learning, tetapi menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Berdasarkan presentase ketuntasan pada kelas kontrol yaitu 56,52%, yang mana nilai tersebut lebih rendah dari kelas eksperimen, hal ini hasil belajar siswa dikategorikan kurang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2013:107) bahwa tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan kurang baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuassai oleh siswa.

Rendahnya hasil belajar biologi siswa pada

(7)

kelas kontrol disebabkan karena proses pembelajaran di kelas kontrol menggunakan metode ceramah, sehingga tidak semua siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Siswa banyak yang tidak memperhatikan guru pada saat menjelaskan pelajaran.

Ketika guru menjelaskan pelajaran didepan kelas, peserta didik sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Sehingga apa yang disampaikan guru sulit untuk dipahami oleh siswa, peserta didik dengan beberapa aktifitasnya seperti berbicara dengan teman sebangkunya, mengganggu teman yang sedang memperhatikan guru menjelaskan, dan banyaknya siswa yang keluar masuk kelas. Akibatnya apa yang disampaikan oleh guru sulit untuk dimengerti oleh siswa, hal tersebut terlihat pada saat guru bertanya, siswa tidak dapat menjelaskan pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Hal ini di ungkapkan Hamdani (2011:278-279) metode ceramah memiliki keterbatasan dengan hasil belajar siswa yang tidak dapat di ukur, pelatihan, motivasi siswa sulit diukur, peran siswa dalam belajar rendah, materi kurang terfokus, pembicaraan sering melantur.

Menurut Lufri (2007:32) kekurangan metode ceramah yaitu kegiatan pembelajaran verbalisme (pengertian kata- kata), tidak dapat mencakup berbagai tipe belajar siswa, membosankan bagi siswa bila terlalu lama, sukar mendeteksi atau mengontrol sejauh mana pemahaman siswa, penyebabkan siswa pasif, materi yang mudah juga ikut diceramahkan, kurang mengairahkan belajar siswa bila guru kurang cakap berbicara, guru cenderung otoriter dan membuat siswa tergantung pada gurunya.

Pada saat diskusi kelompok dengan teman sebangku, hanya satu orang siswa dalam kelompoknya yang mengerjakan tugas dan yang lain melakukan kegiatan lainnya, serta tidak ada kerja sama dengan teman sebangkunya. Menurut Rusaman (2011:131) kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan siswa, interaksi yang terjadi hendaklah dapat menumbuhkan minat dan keaktifan siswa dalam belajar.

Berdasarkan uraian diatas, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VII SMPN 4 Lengayang. Hal ini

terbukti dari rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMPN 4 Lengayang.

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu: Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan model pembelajaran Discovery Learning pada sekolah dan pokok bahasan yang berbeda. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan.

2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung : Pustaka Setia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran Biologi SMA/SMK. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan.

Lufri, Arlis, Yuslidar Y. & Sudirman. 2007.

Strategi Pembelajaran Biologi.

Padang: Universitas Negeri Padang.

Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran.

Alfabeta: Bandung

Suprihatiningrum, J. 2013. Strategi pembelajaran teori dan aplikasi. Ar- Ruzz Media.

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Eksperimen Strategi Pembelajaran Discovery Learning dan Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan keterampilan eksperimen pada siswa kelas IVB SD Negeri

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) pengaruh minat belajar dan aktivitas belajar melalui model discovery learning terhadap hasil belajar geografi siswa

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Nanggela dengan penerapan model pembelajaran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen pada materi fotosintesis dan gerak pada tumbuhan dengan penerapan model

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Discovery Learning terhadap hasil belajar kognitif Biologi siswa kelas XI

Jurnal Pendidikan Tambusai 7948 Pengaruh Penerapan Model Guided Discovery Learning Berbasis Lesson Study for Learning Community terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi

Hasil belajar siswa kelompok kontrol pada mata pelajaran biologi, mencapai nilai rata-rata yang dapat dikategorikan rendah dan hasil belajar siswa kelompok eksperimen pada mata