• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran team games tournaments (tgt)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran team games tournaments (tgt)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS (TGT)

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Ratna Eriza1 Kaksim2 Ahmad Nurhuda3

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

Abstrack

This research originated from the phenomenon of learning social studies in schools that have not been implemented by involving students in an optimal result of student learning outcomes are still low. To that end, research is done by applying the learning model Team Games Tournaments (TGT). Formulation of the problem in this research is “Is there any influence learning model Team Games Tournaments (TGT) on the results of social studies (IPS) class VIII SMPN 4 Sutera Pesisir Selatan Regency. This study is a research experiment conducted in class VIII SMPN 4 Sutera Pesisir Selatan Regency. Population is class VIII student enrolled in the first semester of academic year 2015/2016. The sample was class VIII.2 and class VIII.3. Collecting data in this study is a test using an objective matter. Test data were analyzed using t-test to see the difference in the average value of the two classes of samples. Based on the research results obtained by the average value of the test results experimental class is 85 and the average value of the test results is the control class 53.1. Furthermore, the average similarity test on the value of learning outcomes. Based on the calculation t test values obtained . With

then rejected. So it can be said there is the influence of the learning model Team Games Tournament (TGT) on the results of social studies (IPS) class VIII SMPN 4 Sutera Pesisir Selatan Regency.

Key Words: team games tournaments, learning outcomes

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

(2)

2

PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peran penting dan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan tersebut manusia dapat mewujudkan potensi dirinya sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Untuk mewujudkan potensi diri menjadi individu yang memiliki banyak kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diwujudkan dalam proses pembelajaran.

Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat.4 Pendidikan memegang peran penting dan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan sehingga kehidupan menjadi lebih berkualitas, sebab dengan pendidikan tersebut manusia dapat mewujudkan potensi dirinya sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Untuk mewujudkan potensi diri menjadi individu yang memiliki banyak kompetensi, maka salah satunya adalah dengan cara melewati proses pendidikan yang diwujudkan dalam proses pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah seharusnya menerapkan strategi dan model pembelajaran yang disarankan. Hal ini dilakukan agar siswa tidak cepat bosan ketika mengikuti proses pembelajaran.

Pembelajaran yang efektif adalah dimana guru harus menguasai materi dalam proses pembelajaran, menggunakan pendekatan, metode, media, yang bervariasi serta memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Penggunaan pendekatan, metode, serta media yang bervariasi dapat membangkitkan semangat dan minat siswa dalam belajar serta mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru. Bagi guru dengan adanya hal tersebut dapat mempermudah penyampaian materi dalam proses pembelajaran.

4 Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 79.

Dalam proses pembelajaran guru harus mampu menimbulkan aktivitas siswa, baik dalam berpikir maupun berbuat untuk menimbulkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Peran guru sangat menentukan terutama sekali dalam memilih model pembelajaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar adalah sebagai berikut: a) faktor dari dalam individu ( internal), faktor yang bersifat dari dalam individu dari faktor fisik dan psikis yanag keduanya saling mempengaruhi dan tidak dapat terpisahkan antara yang satu dan yang lainnya, b) faktor dari luar individu (eksternal), yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari sebagai berikut: 1) faktor social, keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat, 2) faktor budaya, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, 3) faktor lingkungan fisik, sarana belajar baik dirumah maupun disekolah.5

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP Negeri 4 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan ditemukan bahwa pada mata pelajaran IPS kelas VIII masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Penulis menemukan suatu masalah, yaitu rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan proses pembelajaran IPS masih bersifat monoton karena guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran yang mangakibatkan siswa jenuh dan bosan dalam belajar karena proses pembelajaran didominasi oleh guru. Siswa tidak aktif selama pembelajaran, hal ini dapat dilihat bahwa siswa tidak mau bertanya, guru jarang melaksanakan pembelajaran kelompok sehingga siswa yang pintar tidak mau membantu siswa yang kurang pintar dalam pembelajaran, dan siswa tidak berani menyampaikan ide-ide mereka. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah diatas adalah pembelajaran Team Games Tournaments (TGT). Maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Team

5 Slameto. 2004. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rienika Cipta. Hal 19-22.

(3)

3

Games Tournaments (TGT) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan”.

Penelitian ini dibatasi yaitu hanya dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.

Perumusan masalah penelitian ini adalah

“Apakah ada pengaruh model pembelajaran Team Games Tournaments (TGT)terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan”.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh model pembelajarn Team Games Tournaments (TGT)terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetauhan dalam hal pembelajaran dan terutama pada penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan pengalaman dan bekal pengetahuan bagi peneliti selanjutnya, dapat membantu guru dalam hal bagaimana menerapkan model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran serta dapat memberikan sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih strategi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS.

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman dan penguasaan seseorang terhadap pelajaran, berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap setelah seseorang mengalami proses belajar. Hasil belajar adalah tingkat keberahasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan skla nilai berupa huruf, kata atau simbol6.

Model pembelajaran Team Games Tournaments (TGT) adalah suatu model pembelajaran yang didahului dengan penyajian materi pembelajaran oleh guru, kemudian siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Dalam setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa setelah itu siswa pindah ke

6 Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta. Hal 200.

kelompok masing-masing untuk mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah- masalah diberikan oleh guru.7

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Objek penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelas kontrol tanpa diberi perlakuan.

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 4 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan pada semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.

Peleksanaan penelitian yaitu mulai dari tanggal 12 sampai dengan tanggal 27 Agustus 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 4 Sutera Pesisir Selatan tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 6 kelas. Sedangkan yang menjadi sampelnya adalah kelas VIII.2 dan VIII.3 dengan kelas VIII.2 sebagai kelas kontrol dan kelas VIII.3 sebagai kelas eksperimen.

Analisis data yang dilakukan adalah uji statistik yaitu uji kesamaan rata-rata untuk menguji hipotesis. Uji kesamaan rata-rata untuk analisis data menggunakan uji t dengan persyaratan uji normalitas dan homogenitas variansi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data hasil belajar siswa.

Data tersebut diperoleh berdasarkan tes yang dilaksanakan pada pertemuan terakhir. Data nilai hasil tes pada kelas eksperimen berada antara 66,7 - 85 dan nilai hasil tes pada kelas kontrol berada antara 33,3 – 80. Jumlah siswa pada kelas eksperimen adalah 35 dan kelas kontrol juga 35. Nilai tertinggi, terendah dan rata-rata kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Tertinggi, Nilai Terendah dan Rata-rata Kelas Sampel Kelas Max Min Rata-

rata Eksperimen 96,7 66,7 85

Kontrol 80 33,3 53,1

7 Asma, Nur. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press Padang.

Hal 61.

(4)

4

Selanjutnya dengan perhitungan statistik dapat ditentukan rata-rata, standar deviasi dan variansi kedua kelas sampel.

Rata-rata, standar deviasi dan variansi data hasil tes kelas eksperimen dan kelas kontrol ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata, Standar Deviasi dan Variansi Data Hasil Tes Kedua Kelas

Sampel Kelas

Rata- rata ( ̅)

SD ( ) Var ( ) Eksperimen 85 7,6 56,08 Kontrol 53,1 9,2 81,84 Dari Tabel 2 terlihat bahwa rata- rata kelas eksperimen adalah 85 dengan penyimpangan 7,6 dan variansi 56,08.

Sedangkan pada kelas kontrol rata-ratanya adalah 53,1 dengan penyimpangan 9,2 dan variansi 81,84.

Untuk menguji hipotesis dilakukan uji kesamaan rata-rata. Uji kesamaan rata- rata bertujuan untuk mengetahui kesamaan rata-rata data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Karena data berdistribusi normal dan variansi data homogen, maka uji yang dilakukan adalah uji t. Kriteria pengujian adalah jika

maka tolak atau sebaliknya jika

.

Berdasarkan perhitungan diperoleh

. Dengan derajat kebebasan ( ) ( ) (35+35-2) = 68 dan α = 0,05 diperoleh . Oleh karena nilai yaitu 1,94 >

1,67 maka tolak . Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan kepercayaan 95% data hasil belajar siswa memiliki perbedaan signifikan atau data hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.

Penerapan pembelajaran TGT dalam kelompok-kelompok kecil ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMPN 4 Sutera Pesisir Selatan. Hasil penerapan pembelajaran ini terlihat dari meningkatnya hasil belajar IPS siswa. Pelaksanaan pembelajaran TGT telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Beardasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran TGT dengan

siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional.

Siswa yang belajar dengan pembelajaran TGT atau kelas eksperimen rata-rata nilainya mencapai 85, sedangkan rata-rata nilai siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional atau kelas kontrol adalah 53,1. Data nilai tersebut diolah secara statistik untuk melihat perbedaannya secara signifikan. Maka dilakukan uji normalitas, homogenitas dan uji kesamaan rata-rata untuk melihat perbedaan rata-rata nilai tersebut.

Berdasarkan uji yang dilaksanakan maka dapat diperlihatkan bahwa dengan taraf kepercayaan 95% terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang belajar dengan pembelajaran TGT dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional.

Selain itu, pada siswa kelas eksperiemen atau siswa yang belajar dengan pembelajaran TGT jumlah siswa yang tuntas atau mencapai KKM 75 adalah 30 orang atau 85,7%. Sementara pada sebelum diterapkannya pembelajaran ini siswa yang tuntas adalah sebanyak 21%. Sehingga dapat disimpulakan bahwa dengan pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 4 Sutera Pesisir Selatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan Oleh Lie bahwa pembelajaran oleh teman sebaya melalui pembelajaran kooperatif ternyata lebih efektif daripada pembelajaran oleh pengajar.8 Lebih lanjut, Nurhadi dkk.

mengatakan bahwa interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa.9 Hal ini semakin dipertegas oleh pernyataan Priyanto bahwa siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya.10

8 Sanjaya, Wina. 2009. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta: Kencana. Hal 189.

9 Ibid. Hal 191.

10 Ibid. Hal 189.

(5)

5

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 4 Sutera Pesisir Selatan yang belajar dengan pembelajaran Team Game Tournament (TGT) berbeda dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Penelitian yang dilaksanakan pada dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai hasil tes kelas eksperimen adalah 85 dan rata-rata nilai hasil tes kelas kontrol adalah 53,1.

Selanjutnya dilakukan uji kesamaan rata-rata pada data nilai hasil belajar kedua kelas sampel tersebut. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan uji t diperoleh nilai . Dengan maka ditolak. diterima dengan demikian ada pengaruh model pembelajaran team Games Tournament terhadap hasil belajar IPS kelas VIII SMPN 4 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.

SARAN

Adapun saran yang penulis berikan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan adalah:

1. Agar guru lebih memperhatikan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran di sekolah.

2. Hendaknya metode pembelajaran Team Games Tournaments menjadi bahan perbandingan untuk para guru dalam hal

memilih metode pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran untuk siswa mereka.

3. Hendaknya metode Team Games Tournaments menjadi bahan perbandingan sekolah lain dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing mata pelajaran yang ada di sekolah khususnya mata pelajaran IPS.

4. Bagi peneliti lain, diharapkan agar dapat melakukan penelitian hal-hal yang belum diamati pada penelitian ini, karena yang mempengaruhi hasil belajar tidak hanya metode pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Asma, Nur. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press Padang

Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2009. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Jakarta: Kencana.

Slameto. 2004. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rienika Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Online learning juga bisa disebut electronic learning atau e-learning, merupakan pembelajaran yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan komputer dan

Pada penelitian ini akan dilakukan kajian ilmiah terhadap kapal tradisional yaitu menentukan kapal yang optimal, mendesain lines plan serta menghitung hambatan kapal tersebut sehingga