• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Melalui Penerapan Sistem E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

slhyooIz

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Melalui Penerapan Sistem E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Melalui Penerapan Sistem E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pada KPP Pratama Kota Tasikmalaya

Nuri Resqiyanti

1

, Sindi Sepdianti

2

1Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Siliwangi

2Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Siliwangi

ARTICLEINFO

JEL Classification:

XXX, XXX, XXX Korespondensi:

nuriresqiyantii@email.com Keywords:

Taxpayer Compliance, Tax Awareness, Tax Administration System Modernization, E-Filing

ABSTRACT

The amount of tax revenue currently only reaches 64.4% of the target of the State Budget (APBN), so the Government is still looking for ways to increase tax revenue to finance state development. Efforts that can be made by the Government through the DGT are to modernize the tax administration system through the implementation of the e-filing system. The modernization of the tax administration system through the application of e-filing aims to increase taxpayer awareness and compliance and obtain convenience in reporting their SPT. In addition, it creates a more orderly and transparent tax administration. The problem of this study is how much influence the modernization of the tax administration system through the application of the e-filing system has on taxpayer compliance at the Tasikmalaya City Primary Tax Service Office. Using quantitative methods with a descriptive approach. The population used is all taxpayers registered at the Tasikmalaya City Primary Tax Service Office. Samples were taken using purposive sampling with predetermined criteria. Taxpayer compliance at KPP Pratama Tasikmalaya City as the dependent variable. The independent variables in this study are the modernization of the tax administration system (X1) and the application of the e- filing system (X2) with the measurement instrument is a Likert scale. The data analysis technique in this study uses descriptive statistics with linear regression analysis.

ABSTRAK

Jumlah penerimaan pajak saat ini baru mencapai 64,4% dari target Anggaran Pendapatan dan belanja negara (APBN), sehingga Pemerintah sampai saat ini masih terus mencari cara bagaimana untuk meningkatkan penerimaan pajak untuk membiayai pembangunan negara. Upaya yang dapat dilakukan Pemerintah melalui DJP adalah dengan modernisasi sistem administrasi perpajakan melalui penerapan sistem e-filing. Adanya modernisasi sistem administrasi perpajakan melalui penerapan e-filing bertujuan agar dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak serta memperoleh kemudahan dalam melaporkan SPTnya. Selain itu, terciptanya administrasi perpajakan yang lebih tertib dan transparan. Masalah penelitian ini adalah seberapa besar tingkat pengaruh modernisasi sistem administrasi perpajakan melalui penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Tasikmalaya. Menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi yang digunakan adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Tasikmalaya. Sampel yang diambil dengan menggunakan purposive sampling dengan kriteria yang sudah ditentukan. Kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Kota Tasikmalaya sebagai variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah modernisasi sistem administrasi perpajakan (X1) dan penerapan sistem e-filing (X2) dengan Instrumen pengukuran adalah skala likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif statistic dengan analisis regresi linear.

(2)

1. PENDAHULUAN

Dalam meningkatkan kas negara, pajak ditempatkan pada posisi paling atas sebagai sumber penerimaan utama yang digunakan untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah yang bersifat umum. Dapat dilihat dari target penerimaan negara yang menetapkan sasaran penerimaan pajak di RAPBN 2016 sebesar Rp 1.565,8 triliun (RAPBN, 2016).

Berdasarkan data postur Anggaran Negara tahun 2018 yang di unggah oleh Kementerian Keuangan masih memperlihatkan bahwa penerimaan perpajakan sebagai penyumbang pendapatan negara terbesar sebesar Rp 1.894,7 triliun. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa penerimaan pajak menjadi tulang punggung negara yang selalu diusut cara untuk meningkatkan pendapatan pajak tersebut (Kemenkeu.go.id, 2019).

Negara Indonesia memposisikan perpajakan sebagai kontribusi wajib warga negara yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan, keadilan dan pembangunan sosial. Namun, dalam pelaksanaannya masih sulit untuk memungut pajak karena masih rendahnya kesadaran dan tingkat kepatuhan wajib pajak (Banyu Ageng Wahyu Utomo, 2011).

Salah satu sarana yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak yaitu dengan modernisasi sistem administrasi perpajakan (Candra et al., 2013).

Adanya reformasi perpajakan dapat meningkatkan penerimaan negara dan penegakan dalam kemandirian ekonomi untuk mensejahterakan pembangunan negara dan mewujudkan modernisasi sistem administrasi perpajakan.

Didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi, modernisasi sistem administrasi perpajakan dapat dilakukan melalui penerapan sistem e-filing untuk meningkatkan kesadaran dan keinginan masyarakat sebagai wajib pajak.

Produk e-filing secara resmi diluncurkan pada bulan Mei 2004 melalui Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Keputusan 88/PJ/2004 (Novarina & Ika, 2005).

E-filing adalah suatu layanan pengisian dan penyampaian surat Pemberitahuan Wajib Pajak yang dilakukan secara online yang real time kepada Direktorat Jenderal Pajak melalui internet pada website atau Penyedia Jasa Aplikasi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Penerapan sistem e-filing diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat yang merupakan wajib pajak untuk menyampaikan SPT dengan nyaman dan mudah karena dapat diakses dan dikirimkan kapan saja dan dimana saja.

Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu mengenai kepatuhan wajib pajak, diantaranya Arifah et al., (2017) meneliti tentang Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Demak Selama Periode ( 2012-2016 ) yang memperoleh hasil bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan dapat mempengaruhi peningkatan kepatuhan wajib pajak.

Kemudian, Astuti & Nidya (2015) meneliti tentang Pengaruh Penerapan E-Filling Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Penyampaian Spt Tahunan Di KPP Pratama Gresik Utara yang memperoleh bukti empiris bahwa ada peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pujiani et al., (2012) yang memperoleh bukti empiris bahwa di KPP Pratama Palembang Ilir Timur penerapan sistem e-filing kurang efektif.

Berdasarkan perbedaan dalam hasil penelitian terdahulu yang menyebabkan gap research, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian kembali yang mengkaji adakah pengaruh dari modernisasi sistem administrasi perpajakan melalui penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak dengan objek penelitian berbeda berjudul,

“Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Penerapan Sistem E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada KPP Pratama Kota Tasikmalaya” dengan tujuan

(3)

untuk menganalisis dan mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh modernisasi sistem administrasi melalui penerapan e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. TELAAH TEORI DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pajak

Pajak berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), “Pajak adalah Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”(Undang Undang, 2007) Dari pengertian menurut undang-undang sendiri dapat ditarik bahwa pajak merupakan sebuah kontribusi yang harus dilaksanakan oleh setiap wajib pajak.

Definisi pajak menurut beberapa ahli, Prof Dr. P.J. A. Andriani adalah Iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarkan menurut peraturan, dengan tidak mendapat prestasi- kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Sedangkan Soeparman Soemahamidjaja, menjelaskan bahwa pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum yang berlaku dengan tujuan menutup biaya produksi barang dan jasa guna mencapai kesejahteraan masyarakat. (Isabela, 2022)

Anderson Herschel berpendapat bahwa pajak adalah suatu peralihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintahan tetapi bukan akibat dari pelanggaran yang diperbuat, melainkan suatu kewajiban berdasarkan ketentuan yang berlaku tanpa adanya imbalan dan dilakukan guna mempermudah pemerintah dalam menjalankan tugasnya.

(Isabela, 2022)

Sementara Ray M. Sommerfeld (1981) mendefinisikan pajak sebagai: “A tax can be

defined meaningfully as any nonpenal yet compulsory transfer of resources from the private to the public sector, levied on the basis of predetermined criteria and without receipt of a specific benefit of equal value, in order to accomplish some of a nation’s economic and social objectives.” (Sommerfeld et al., 1981)

Berdasarkan definisi dari Sommerfeld diatas, pajak dapat diartikan sebagai bukanlah suatu denda namun merupakan perpindahan sumber daya dari swasta ke pemerintah yang dikenakan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan tidak memperoleh imbalan senilai dengan tujuan untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial negara. Perbedaan antara pajak dan jenis pembayaran yang lain dibayarkan ke pemerintah: 1) Manfaat yang diperoleh oleh si pembayar Dalam pembayaran pajak sangat jelas terlihat terjadi penurunan kekayaan pembayar pajak secara langsung yang tanpa disertai dengan imbalan atau manfaat yang langsung dapat dirasakannya.

Sedangkan pada jenis pembayaran yang lainnya kepada pemerintah, pembayar mendapatkan manfaat langsung yang senilai dengan apa yang mereka bayarkan. 2) Unsur paksaan Unsur paksaan pada pembayaran pajak lebih menonjol dibandingkan dengan pembayaran lain selain pajak dimana bila hutang pajak tidak dibayar, hutang itu dapat ditagih dengan menggunakan kekerasan seperti surat paksa dan sita, dan juga penyanderaan. 3) Pajak dipungut berdasarkan/dengan kekuatan Undang- Undang serta aturan pelaksanaannya. 4) Pajak dipungut oleh Negara baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. 5) Pajak mempunyai fungsi budgeter (suatu alat atau sumber untuk memasukkan uang sebanyak- banyaknya di dalam Kas Negara yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara) dan non budgeter atau dengan kata lain pajak digunakan sebagai alat pembangunan dalam bentuk kebijakan pajak.

(Sommerfeld et al., 1981) Kesadaran Perpajakan

Menurut Pandapotan Ritonga (2011:15) dalam Artiningsih (2013), Kesadaran Perpajakan merupakan perilaku dari wajib

(4)

pajak itu sendiri berupa pandangan ataupun persepsi di mana melibatkan keyakinan, pengetahuan, dan penalaran serta kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh sistem dan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Irianto (2005) dalam Vanesa dan Hari (2009) yang dikutip oleh Rahayu & Lingga (2009) menguraikan beberapa bentuk kesadaran membayar pajak yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak.

Kesadaran perpajakan merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Kesadaran perpajakan timbul ketika seseorang mengetahui, memahami, dan mengerti tentang cara membayar pajak. Hal ini juga terkait dengan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan serta kesadaran akan kontribusi pajak dalam pembangunan negara dan pelayanan publik.

Meskipun adanya sanksi perpajakan juga dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, namun kesadaran perpajakan yang tinggi cenderung lebih mendorong kepatuhan secara sukarela. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran perpajakan melalui sosialisasi, penyuluhan, dan pendidikan perpajakan diharapkan dapat membantu meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan pajak secara keseluruhan. (Arifah et al., 2017)

Kepatuhan Wajib Pajak

Kesediaan wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakan dengan benar, tepat waktu, dan dengan kesadaran sendiri. kepatuhan wajib pajak merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan penerimaan pajak yang optimal merupakan kepatuhan wajib pajak.

Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kepatuhan wajib pajak. Dikutip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kepatuhan adalah sifat patuh atau ketaatan pada perintah dan aturan yang berlaku. Dalam perpajakan, kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan dan patuh dalam melaksanakan ketentuan perpajakan yang menjadi kewajiban wajib

pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Pada umumnya, kepatuhan pajak dapat dibagi menjadi dua. Pertama, kepatuhan secara administratif atau secara formal, yang mencakup sejauh mana wajib pajak patuh terhadap persyaratan prosedural dan administrasi pajak, termasuk mengenai syarat pelaporan serta waktu untuk menyampaikan dan membayar pajak. Kedua, kepatuhan secara teknis atau materiil, yang mengacu pada perhitungan jumlah beban pajak secara benar.

Kepatuhan pajak materiil juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi ketentuan materil perpajakan, yaitu sesuai isi dan jiwa undang- undang perpajakan.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak: 1) Faktor Internal wajib pajak yaitu faktor yang berasal dari dalam diri wajib pajak, seperti pengetahuan dan pemahaman tentang pajak, sikap dan nilai terhadap pajak dan kepercayaan terhadap administrasi perpajakan. 2) Faktor Eksternal wajib pajak faktor yang berasal dari luar diri wajib pajak, seperti kebijakan-kebijakan perpajakan, sistem administrasi perpajakan, dan pengawasan terhadap wajib pajak (Setiaji

& Nisak, 2017).

Kepatuhan wajib pajak adalah salah satu faktor penting dalam mewujudkan penerimaan yang optimal. Kepatuhan dapat diidentifikasi berdasarkan pada kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan wajib pajak untuk melaporkan surat pemberitahuan (SPT) secara benar, lengkap dan jelas, serta kepatuhan dalam pembayaran piutang perpajakan. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menggunakan ketiga indikator kepatuhan pajak ini sebagai dasar untuk menganalisis risiko kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hasil analisis ini DJP kemudian menyusun peta kepatuhan guna membuat skema pilihan perlakuan (treatment) untuk wajib pajak berdasarkan perilaku kepatuhan wajib pajak dan kapasitas sumber daya yang dimiliki (Hestanto, n.d.).

Kepatuhan wajib pajak dapat diukur

(5)

dengan tingkat kepatuhan, apakah wajib pajak telah menyampaikan SPTnya atau belum karena dengan telah disampaikannya SPT oleh wajib pajak berarti telah melaksanakan pembayaran pajak sesuai dengan undang- undang (Suherman & Almunawwaroh, 2016).

Anis & Rizal (2019) kesadaran wajib pajak merupakan suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami, menghitung, membayar dan melaksanakan kewajiban pajak dengan sukarela. Semakin tinggi kesadaran wajib pajak maka pemahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan.

Yang dimaksud dari SPT adalah Surat Pemberitahuan, dikutip dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 28 pasal 1 angka 11 Tahun 2007 dijelaskan bahwa “Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan.” Kewajiban untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 4 ayat (1), “Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, jelas, dan menandatangani nya”. (Undang Undang, 2007)

Mardiasmo (2011) mendefinisikan Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/

atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Bagi Wajib Pajak, Surat Pemberitahuan berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang.

Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Menurut Rahayu dan Lingga (2009), Sistem Administrasi perpajakan merupakan pelaksanaan dari berbagai program dan kegiatan yang ditetapkan dalam reformasi administrasi perpajakan jangka menengah.

Administrasi perpajakan merupakan proses

penanganan dan pengawasan pajak yang dijalankan oleh pemerintah. Dalam konteks ini, administrasi perpajakan melibatkan berbagai aspek, seperti penetapan pajak, penghitungan kewajiban pajak, pengawasan pajak, dan pengiriman pajak ke pemerintah. Beberapa tantangan yang mengancam dalam administrasi perpajakan meliputi kekurangan kepatuhan wajib pajak, ketidakpastian pelayanan, dan keterbatasan teknologi.

Modernisasi sistem administrasi perpajakan merupakan salah satu langkah pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan mencapai tingkat kepercayan yang tinggi pada administrasi perpajakan.

Modernisasi sistem perpajakan adalah sistem yang mengalami perbaikan dan penyempurnaan untuk meningkatkan pelayanan perpajakan kepada wajib pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan pajak negara (Triwigati, 2013).

Modernisasi sistem perpajakan bertujuan meningkatkan potensi penerimaan pajak yang tersedia yang memiliki karakteristik yaitu melakukan kegiatan administrasi melalui sistem yang berbasis teknologi terkini. Melalui modernisasi tersebut diharapkan dapat terbangun pilar yang kokoh sebagai fundamental penerimaan baik dan berkesinambungan (Pratiwi, 2023).

Dalam penelitian Nurfauziah & Ryad (2017) menjelaskan bahwa modernisasi administrasi perpajakan dapat diartikan sebagai pemanfaatan teknologi informasi yang berekembang saat ini dalam menjalankan kegiatan sarana dan prasarana perpajakan.

Adapun tujuan dari modernisasi administrasi perpajakan yang ingin dicapai oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak, meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap administrasi perpajakan, dan meningkatkan produktivitas serta integritas aparat atau pegawai pajak (Ua, 2021)

Konsep modernisasi perpajakan mencakup pelayanan prima, pengawasan intensif, dan pelaksanaan good governance.

(6)

Tujuan modernisasi antara lain adalah meningkatkan kepatuhan pajak, kepercayaan terhadap administrasi perpajakan, dan memacu produktivitas pegawai pajak yang tinggi. Modernisasi meliputi reformasi kebijakan, administrasi, dan pengawasan.

Eksistensi modernisasi administrasi perpajakan mencakup modernisasi struktur organisasi, teknologi informasi, sumber daya manusia, dan pelaksanaan good governance. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Modernisasi administrasi perpajakan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam proses pengadilan pajak. Beberapa aspek penting dalam modernisasi administrasi perpajakan meliputi: 1) Modernisasi administrasi perpajakan melibatkan reformasi kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi pengelolaan pajak dan meningkatkan profesionalisme aparatur pajak.

2) Reformasi administrasi perpajakan meliputi perubahan dalam prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan perpajakan. 3) Modernisasi administrasi perpajakan mencakup penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam proses pengadilan pajak, seperti dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Badan Tahun. 4) Administrasi perpajakan harus berfungsi sebagai service point yang memberikan pelayanan prima kepada masyarakat sekaligus pusat informasi perpajakan. 5) Modernisasi administrasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, yang dapat meningkatkan penerimaan pajak dan mengurangi kasus penyelewengan. (Ua, 2021) Penerapan Sistem E-Filing

Saat ini, perkembangan teknologi dimanfaatkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk memberikan pelayanan yang memberikan kemudahan kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Salah satu kemudahannya yaitu menyediakan

aplikasi e-filing yang berfungsi untuk melaporkan SPT tahunan.

Penerapan Sistem e-filing merupakan salah satu bentuk modernisasi sistem administrasi perpajakan yang dilakukan DJP. Sistem e-filing merupakan sistem penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik.

Penerapan sistem e-filing dalam administrasi perpajakan telah menjadi fokus utama dalam upaya modernisasi sistem perpajakan. Sistem e- filing diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan efisiensi administrasi perpajakan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji pengaruh penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam penyampaian SPT tahunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sistem e-filing, persepsi kemudahan, keamanan, dan kerahasiaan sistem e-filing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam penyampaian SPT tahunan.

E-filing sebagai salah satu program modernisasi perpajakan, merupakan wujud e- government yang bertujuan memberikan kemudahan dalam penyampaian SPT dengan harapan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Sedangkan bagi aparat pajak, teknologi e-filing ini mampu memudahkan mereka dalam pengelolaan database karena penyimpanan dokumen- dokumen wajib pajak telah dilakukan komputerisasi. Penggunaan e-filing dilakukan bertujuan agar wajib pajak dapat memperoleh kemudahan dalam melaporkan SPTnya dan terciptanya administrasi perpajakan yang lebih tertib dan transparan. Di Indonesia sendiri dari 10.936.111 jumlah wajib pajak baru 79,66% atau sekitar 8.711.645 wajib pajaknya telah melakukan penyampaian SPT melalui e-filing.

(Maulana & Marismiati, 2021)

Dikutip dalam buku Prastowo et al., (2014) menjelaskan bahwa e-filing adalah surat pemberitahuan secara elektronik yang dibuat oleh wajib pajak dengan menggunakan formulir aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang dilakukan secara online dan real time melalui Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP).

(7)

Saat ini, fasilitas e-filing dapat dapat digunakan untuk pelaporan dua jenis SPT.

Pertama, SPT Tahunan Orang Pribadi dengan menggunakan Formulir 1770S - yaitu WP OP yang memiliki gaji dari satu atau lebih pemberi kerja, dari sumber penghasilan lain, dan/atau yang dikenai PPh final. Kedua, SPT Tahunan Orang Pribadi menggunakan Formulir 1770SS - yaitu WP OP yang mempunyai penghasilan dari satu orang pemberi kerja dengan jumlah seluruh penghasilan bersih dari pekerjaannya tidak lebih dari Rp 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) setahun dan tidak mempunyai penghasilan lain selain dari penghasilan yang diterima dari bank dan/atau yang diterima dari pihak lain. (www.djp.go.id)

Dalam penerapannya sistem e-filing adalah suatu proses atau cara memanfaatkan sistem elektronik yang digunakan sebagai sarana penyampaian SPT secara online dan real time. E-filing dapat mempermudah wajib pajak dalam menyampaikan dan pengiriman data SPT tanpa perlu antri untuk melaporkan ke Kantor Pelayanan pajak.

Berdasarkan hasil telaah teori mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, maka kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dengan Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak terus berusaha berupaya untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak berbagai upaya salah satunya dengan melakukan modernisasi sistem administrasi perpajakan.

Modernisasi sistem administrasi perpajakan

bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kepada wajib pajak, serta untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Modernisasi sistem administrasi perpajakan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan mempermudah proses pelaporan dan pembayaran pajak. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan tidak selalu berdampak positif pada kepatuhan wajib pajak. Beberapa faktor lain seperti tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan persepsi tentang keadilan pajak juga dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. .

Arifah et al., (2017) melakukan penelitian di KPP Pratama Demak selama periode 2012- 2016 tentang Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang memperoleh hasil bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan dapat mempengaruhi peningkatan kepatuhan wajib pajak.

Dalam penelitian Darmawangsa &

Setiawan (2016), Modernisasi administrasi perpajakan pada prinsipnya yaitu merupakan yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku aparat juga tata nilai organisasi sehingga dapat menjadikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi institusi yang profesional dengan citra yang baik di masyarakat. Dari penelitian tersebut modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1: Modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Pengaruh Penerapan Sistem E-Filing dengan Kepatuhan Wajib Pajak

Penerapan e-filing dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan mempermudah proses pelaporan dan pembayaran pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pelaporan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi.

(8)

Penelitian yang dilakukan oleh Astuti &

Nidya (2015) tentang Pengaruh Penerapan E- Filling Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Penyampaian Spt Tahunan Di Kpp Pratama Gresik Utara yang memperoleh bukti empiris bahwa ada peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Noviandini & Nurul (2012), meneliti Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Bagi Wajib Pajak Di Yogyakarta memperoleh bukti empiris bahwa kebermanfaatan, kemudahan penggunaan dan kepuasan pengguna mempengaruhi tingkat penggunaan dalam mengoperasikan e-filing maka wajib pajak akan sering menggunakan e-filing.

Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Solichah et al., (2019) tentang Pengaruh Penerapan E-Filing, Tingkat Pemahaman Pajak, Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Orang Pribadi, membuktikan bahwa sistem e-filing, pemahaman pajak dan sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Pengaruh penerapan e- filing berpengaruh terhadap kepatuhan pajak juga sudah dibuktikan oleh Diantini, Yasa dan Atmaja (2018).

Selain itu, terdapat Penelitian yang dilakukan oleh Susmita & Supadmi (2016), menemukan bahwa penerapan e-filing memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Suherman et al.(2015)yang menemukan hasil bahwa penerapan e-filing tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian Megawati &

Setiawan (2017). Peneliti menambah variabel pemahaman peraturan perpajakan dan penerapan sistem e-filing karena kedua variabel tersebut diduga merupakan faktor penentu untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam menemukan faktor –faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dan dengan adanya variabel moderasi

yaitu sosialisasi perpajakan, apakah dapat memperkuat pengaruh antara kualitas pelayanan fiskus, pemahaman peraturan perpajakan dan penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:

H2: Penerapan Sistem E-Filing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian adalah sebuah tahap investigasi ilmiah dalam proses penyelesaian sebuah masalah yang dilakukan secara terorganisir, sistematik, berdasarkan pada data yang akurat dan dapat dipercaya, bersifat kritikal dan objektif yang mempunyai tujuan menemukan sebuah jalan keluar atas permasalahan yang telah diteliti. Metode penelitian adalah bagaimana secara berturut suatu penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan (Suherman & Almunawwaroh, 2016).

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Bersifat menjelaskan (explanatory research) dan mendeskripsikan suatu gejala dengan dukungan data kuantitatif.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota Tasikmalaya yang beralamat di Jalan Sutisna Senjaya No. 154, Cikalang, Kecamatan tawang, Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Sejak tahun 2015 Kantor Pelayanan Pajak Kota Tasikmalaya KPP sudah menerapkan sistem e- filing terhadap wajib pajaknya. Lokasi ini dipilih karena tingkat penyampaian SPT yang terus menurut dari tahun 2017 sampai dengan 2019 menjadi sebesar 67,4% meskipun pemerintah berpendapat bahwa perkembangan rasio kepatuhan masih positif pada 7 bulan pertama 2019. (DDTCNews, 2019) Populasi (population) yaitu perkumpulan dari seluruh kelompok atau orang, dan wilayah generalisasi yang terdiri dari kejadian, yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

(9)

dan kemudian ditarik kesimpulan atau hal mana yang dapat peneliti gunakan (Anggayasti

& Padnyawati, 2020)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2017) Pada penelitian ini yang menjadi populasi sasaran (target population) adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Tasikmalaya.

Sugiyono (2017) Ellisa Margaret.

mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik nonprobability sampling dengan metode sampling insidental untuk menentukan sampel penelitian.

Tika &

Pabundu (2006) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur dan memperoleh data terhadap variabel penelitian yang dipermasalahkan. Dalam ilmu sosial, instrumen penelitian dapat berupa pertanyaan yang disertai jawaban alternatif atau tanpa jawaban alternatif.

Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan penelitian suatu objek. Untuk menentukan besarnya sampel bisa dilakukan dengan statistik atau berdasarkan estimasi penelitian. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, dengan istilah lain harus representatif (mewakili)”.

Sampel dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu (purposive sampling). Dengan menggunakan purposive sampling diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Kriteria yang dimaksud adalah wajib pajak dengan ketersediaan data dan yang diijinkan menyampaikan SPTnya melalui penerapan sistem e-filing, serta wajib pajak aktif yang lapor

e-filing yang terdaftar di KPP Pratama Kota Tasikmalaya.

Anggayasti & Padnyawati (2020), mengemukakan bahwa definisi operasional adalah pendefinisian sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep. Penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat dan dua variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Kota Tasikmalaya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah modernisasi sistem administrasi perpajakan (X1) dan penerapan sistem e-filing (X2). Instrumen pengukuran dari variabel- variabel tersebut adalah dengan skala likert yang akan diukur dijabarkan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen berupa pertanyaan atau pernyataan.

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer ini diperoleh secara langsung dari sumber asli dan merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara pengumpul data dan sumber data. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan kuesioner. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak memberikan informasi langsung kepada pengumpul data. Sumber data sekunder dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain (Sugiyono, 2017). Penulis menggunakan data sekunder hasil dari studi pustaka dengan membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian yaitu dengan metode kuesioner dan kepustakaan.

Kuesioner yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan secara daring atau online melalui google form secara langsung pada objek penelitian. Kuesioner menurut Sanusi & Anwar (2011) merupakan pengumpulan data yang sering tidak

(10)

memerlukan kehadiran peneliti, namun cukup diwakili oleh daftar pertanyaan yang sudah disusun secara cermat terlebih. Sedangkan studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku literatur, hasil penelitian terdahulu, jurnal, dan bahan kepustakaan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Teknik analisis data adalah mendeskripsikan teknik analisis apa yang akan digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, termasuk pengujiannya (Sanusi & Anwar, 2011).

Mengetahui hubungan antar variabel (variabel X dan Variabel Y), sehingga dapat ditarik kesimpulan penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis merupakan tujuan dari analisis data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif statistik, untuk mendeskripsikan variabel yang ada dan menganalisis besarnya pengaruh penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan melalui penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak dengan analisis regresi linear.

Dalam mengelola hasil penelitian yang ada kami menggunakan prosedur analisis untuk menguji kualitas data yang didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan. Uji Validitas menurut Sujarweni (2016:239) Mengemukakan bahwa Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan diuji validitasnya.

Instrumen pengukuran konstruk yang digunakan untuk mengukur variabel kepatuhan wajib pajak dapat menggunakan indikator menyampaikan SPT, Kepatuhan dalam membayar pajak, dan kepatuhan dalam memenuhi kewajiban perpajakan lainnya.

Keandalan responden dalam menjawab kuesioner harus diukur untuk mengetahui kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu kuesioner (Sujarweni, 2016).

Pengujian ini dilakukan pada setiap butir pertanyaan yang ada

pada kuesioner. setelah dilakukan uji validitas dan keandalan, statistik deskriptif diperlukan untuk mendeskripsikan hasil jawaban responden berdasarkan masing- masing variabel penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk menarik kesimpulan yang berlaku secara generalisasi.

REFERENSI

Anggayasti, N. K. S., & Padnyawati, K. D.

(2020). Pengaruh Keadilan Perpajakan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, Teknologi Dan Informasi Perpajakan Terhadap Penggelapan Pajak (Tax Evasion) Wajib Pajak Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Hita Akuntansi dan Keuangan, 1(2), 731–761.

https://doi.org/10.32795/hak.v1i2.1008 Anis, & Rizal. (2019). Pengaruh Pengetahuan

Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor Dan Sistem Samsat Drive Thru Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Jurnal Ilmiah Akuntansi Universitas Pemulang, 7(1).

Arifah, Andini, R. ., & Raharjo, K. . (2017).

Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Demak Selama Periode ( 2012-2016). Jurnal Ilmiah Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pandanaran, 3(3), 1–16.

Artiningsih. (2013). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Badan dan Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Sleman. Universitas Negeri

(11)

Yogyakarta.

Astuti, & Nidya, I. (2015). Analisis Penerapan E- Filing Sebagai Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gresik Utara.

Banyu Ageng Wahyu Utomo. (2011). Pengaruh Sikap, Kesadaran wajib Pajak, dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi Bangunan di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Jurnal Akuntansi.

Candra, Wibisono, & Mujilan. (2013).

Modernisasi Sitem Administrasi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak.

Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi, 1(1), 40.

Darmawangsa, G. I., & Setiawan, E. P. (2016).

Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 14(1), 226–

252.

DDTCNews. (2019). Berapa Jumlah Wajib Pajak &

Tingkat Kepatuhannya? Cek di Sini. DDTC News. Artikel ini telah tayang di DDTCNews dengan judul %22Berapa Jumlah Wajib Pajak & Tingkat Kepatuhannya? Cek di Sini%22. Baca selengkapnya:

https://news.ddtc.co.id/berapa-jumlah- wajib-pajak-tingkat-kepatuhannya-cek-di- si-16815.%0APenulis: Redaksi DDTCNews%0AKurniawan Agung Wicaksono%0A%0ADilarang keras menyalin, memodifikasi, memproduksi ulang, menerbitkan ulang, mengunggah ulang, serta mendistribusikan ulang semua konten DDTCNews dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari DDTCNews. Semua konten dalam DDTCNews adalah hak milik DDTCNews dan dilindungi oleh UU Hak Cipta.%0A%0ADownload aplikasi DDTCNews untuk akses berita lebih mudah dan cepat:%0AAndroid:

https://bit.ly/ddtc-apps%0AiOS:

https://bit.ly/ddtc-apps

Hestanto. (n.d.). Kepatuhan Wajib Pajak.

Isabela, M. A. C. (2022). Pengertian Pajak Menurut Ahli. Kompas.com.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (2016).

http//kbbi.web.id/pusat

Kemenkeu.go.id. (2019). No Title.

https://www.kemenkeu.go.id/apbn2018 Mardiasmo. (2011). Perpajakan (Revisi). Andi.

Maulana, J., & Marismiati, M. (2021). Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Jurnal Revenue : Jurnal Ilmiah Akuntansi,

1(2), 217–226.

https://doi.org/10.46306/rev.v1i2.26 Megawati, & Setiawan. (2017). Sosialisasi

Perpajakan Memoderasi Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan Kualitas Pelayanan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 19(3), 2348–2377.

Novarina, & Ika, A. (2005). Implementasi Electronic Filling System (E-Filling) dalam Praktik Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) di Indonesia. Universitas Diponegoro.

Noviandini, & Nurul, C. (2012). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E- Filing Bagi Wajib Pajak di Yogyakarta.

Jurnal Nominal.

Nurfauziah, F. L., & Ryad, A. (2017).

Modernisasi administrasi perpajakan dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota BANDUNG. Jurnal Ekubis, 2(1), 82–97.

Prastowo, Y., Priyatna, A., & Nugraha, Y. E.

(2014). Pintar Menghitung Pajak. Raih Asa Sukses.

Pratiwi, R. Y. (2023). Konsep dan Tujuan Modernisasi Perpajakan. Pajak.com.

Pujiani, Melli, & Efendi, R. (2012). Analisis Efektivitas Penggunaan E-System Terhadap Penerimaan Pajak di KPP Pratama Palembang Ilir Timur.

Rahayu, S., & Lingga, I. S. (2009). Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Survei atas Wajib Paja Badan Pada

(12)

KPP Pratama Bandung). Jurnal Akuntansi, 1(2), 124–674.

RAPBN. (2016). Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016.

Sanusi, & Anwar. (2011). Metodologi Penelitjian Bisnis. Salemba Empat.

Setiaji, K., & Nisak, A. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan. Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 5(2), 10–23.

https://doi.org/10.23887/ekuitas.v5i2.12 751

Solichah, Isnalita, & Soewarno. (2019).

Pengaruh Penerapan e-Filling, Tingkat Pemahaman Pajak, Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga, 4(2).

Sommerfeld, R., Anderson, H., & Horace, B.

(1981). An Introduction to Taxation. Harcout Brace Jovanovich Inc.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Suherman, M., & Almunawwaroh, M. (2016).

Pengaruh Penerapan E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan ( Spt ) Tahunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Journal, 15, 49–64.

Sujarweni, V. W. (2016). Kupas Tuntas, Penelitian Akuntansi dengan SPSS. Pustaka Baru Press.

Susmita, & Supadmi. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan, Biaya Kepatuhan Pajak, dan Penerapan e-Filing Pada Kepatuhan Wajib Pajak. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, 14(2), 1239–

1269.

Tika, & Pabundu, M. (2006). Metodologi Riset Bisnis. PT Buniaksara.

Triwigati. (2013). Modernisasi Sitem Administrasi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi, 1(1), 40.

Ua, F. C. (2021). Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Sanksi Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris KPP Pratama Serpong).

Prosiding Seminar Ilmiah Akuntansi, 1(1), 487–499.

Undang Undang, N. 14. (2007). Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan. Revista Brasileira de Ergonomia, 9(2), 10.

https://www.infodesign.org.br/infodesi gn/article/view/355%0Ahttp://www.ab ergo.org.br/revista/index.php/ae/article /view/731%0Ahttp://www.abergo.org.b r/revista/index.php/ae/article/view/26 9%0Ahttp://www.abergo.org.br/revista /index.php/ae/article/view/106

www.djp.go.id. (n.d.). www.djp.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Kesesuaian Lahan Ekowisata Mangrove Di Desa Arakan Kabupaten Minahasa Selatan Sulawesi Utara", JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS,

LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH: JURNAL ILMIAH Judul Jurnal Ilmiah artikel : Aplikasi Menentukan Karakter Peserta Didik menggunakan Teori Myers