Abdul Fariz 2102010097
PENGARUH WORD OF MOUTH DAN BRAND IMAGE TERHADAP P URCHASE INTENTION KOPI NAKO (KONSUMEN KOPI NAKO TASIKMALAYA)
Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang pesat dan pembangunan infrastruktur meningkatkan kompleksitas kehidupan masyarakat kota Tasikmalaya. Kota ini dipenuhi dengan berbagai aktivitas Seperti Pendidikan , Perdagangan Keolahragaan dan aktivitas pekerja yang tinggi, seringkali menyebabkan stres akibat tekanan yang besar . Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi menjadi respons terhadap kondisi ini. Gaya hidup, sebagaimana dijelaskan oleh Rossanty (2018), mencerminkan bagaimana individu menggunakan waktu, energi, dan uang, serta bagaimana mereka mencerminkan nilai-nilai dan kesenangan mereka (Bingawati et al., 2023). Contohnya salah satu aktivitas yang identik oleh penduduk tasikmalaya , mahasiswa tasikmalaya pegawai bank yang ada di tasikmalaya dan yang lain nya juga sering (nongkrong) di kafe, dan mengkonsumsi kopi untuk melepas penat sesudah melaksanakan aktifitas di setiap hari ataupun untuk saling berdiskusi yaitu dengan tempat ternyaman sambil menikmati kopi .
Di Indonesia, produksi kopi yang tinggi memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk mengolahnya menjadi minuman olahan, mengingat minum kopi telah menjadi kebiasaan atau gaya hidup, terutama di kalangan Generasi Z (Aprizal et al., 2024; Maharani et al., 2024;
Nurikhsan, 2019; Nurjanah et al., 2022). Seiring dengan perkembangan industri kopi, persaingan dalam merebut pangsa pasar semakin ketat. Oleh karena itu, pelaku usaha perlu berinovasi, memanfaatkan sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien, serta memahami perilaku konsumen untuk membuat keputusan pembelian yang tepat. Perilaku konsumen memegang peranan penting dalam memahami bagaimana mereka sebenarnya membuat keputusan pembelian.
Menurut Meutia (2017) pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang tersedia dan mungkin berniat untuk membeli merek yang disukai. Setiap individu memiliki pandangan yang berbeda-beda yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Salah satu faktor yang memengaruhi keputusan pembelian adalah Word of Mouth.. Menurut Fakhrudin (2021) Word of Mouth Marketing melibatkan kegiatan pemasaran melalui komunikasi interpersonal, baik secara lisan, tulisan, maupun elektronik, yang berkaitan dengan pengalaman menggunakan produk atau jasa. Selain itu, beberapa faktor lain yang mempengaruhi keputusan konsumen termasuk strategi harga (Wardhani et al., 2015).
Penetapan harga yang sangat penting dalam keberhasilan bisnis pelaku usaha, baik komersial maupun non- komersial. Nilai (value) yang dimiliki suatu produk adalah salah satu kompone n utama bauran pemasaran yang membantu pelaku usaha dalam menjual suatu produk.
Lalu untuk brand minuman kopi yang diteliti yaitu Kopi Nako, sebagai salah satu contoh UMKM yang tergolong berkembang dengan pesat ditandai oleh keberhasilannya membuka 39 cabang hanya dalam waktu 5 tahun dari saat pertama kali didirikan.
Berhasil membuka cabang di Lampung, Kopi Nako kini tengah mengusahakan pembukaan outlet di luar pulau seperti di wilayah Batam, Palembang, dan juga Denpasar.
Siapa sangka bahwa bisnis kopi terkenal yang dimiliki oleh JB Khrisna Susanto ini diawali dengan bisnis warteg nasi dengan konsep spektakuler dan berbeda dengan warteg pada umumnya?
Dalam program Trijaya UKM Forum pada Rabu (10/5/23), Khrisna menceritakan banyak hal, mulai dari sejarah berdirinya Kopi Nako, hingga perkembangan bisnisnya saat ini.
Nama Kopi Nako sendiri merupakan hasil inspirasi dari kaca nako dan sebagai singkatan dari Nasi-Kopi, seperti awal mula bisnis yaitu membuat warteg nasi didampingi kopi sebagai pelengkap saat makan.
Tahun 2018, saat Khrisna bersama teman-temannya membuka usaha cafe di daerah Bogor, dirinya melihat adanya sebuah peluang bisnis tepat di lahan sebelah usaha kafe mereka di kala itu.
Melalui diskusi dan kesepakatan bersama, lahan tersebut akhirnya dijadikan sebagai Warteg Nako dengan Kopi Nako sebagai pelengkap, yang akhirnya saat ini lebih terkenal dengan sistem prasmanan dan a la carte nya, yaitu Warung Nako di wilayah Pajajaran, Bogor.
Selain karena pilihan menu yang bervariasi, mulai dari coffee hingga non coffee ataupun milk dan non milk based, Kopi Nako juga bergerak cepat di pasarnya karena memiliki kekuatan visual berupa ciri khas bangunannya yang serupa di setiap outlet.
“Dari awal, kita memang sudah menerapkan konsep. Dan kita berusaha dengan keras untuk menjaga konsep visual tadi itu. Mangkanya, di semua Kopi Nako yang buka ya itu, secara visual harus sama. Nah ini salah satu kekuatan visual Kopi Nako. Jadi, meskipun masih mau (mulai) pembangunan, orang lewat sana, orang akan tau (lahan) itu akan dibangun Kopi Nako,”
kata Khrisna.
Meskipun memiliki kesamaan visual bangunan, namun Khrisna menuturkan bahwa setiap outletnya menyajikan pemandangan sekitar yang berbeda-beda, sehingga dapat dipastikan bahwa setiap pelanggan Nako akan mendapatkan experience yang beragam dan tidak membosankan.
Dengan anak muda sebagai target market utama, dalam pengembangan bisnis Kopi Nako, Khrisna memiliki fokus utama ke area outdoor yang nyaman, luas, dan terfasilitasi dengan stop kontak dan wifi.
Fasilitas tersebut merupakan nilai tambah bagi Kopi Nako yang sudah menyediakan menu variatif dengan harga yang cukup terjangkau bagi sebagian besar kalangan masyarakat.
Berdasarkan pengalamannya, Khrisna menuturkan bahwa selain uang, dalam pengembangan bisnis juga dibutuhkan mental yang kuat, komitmen, pola pikir, dan juga hati serta visi misi yang sejalan dengan karyawan dan mitra bisnis.
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini mencakup pertanyaan mengenai pengaruh Word of Mouth secara parsial terhadap keputusan pembelian Kopi Nako oleh konsumen kopi Nako Tasikmalaya , pengaruh Brand image secara parsial terhadap keputusan pembelian yang sama, serta pengaruh simultan dari Word of Mouth dan Brand image terhadap keputusan pembelian tersebut. Kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa Word of Mouth diduga berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian, demikian pula dengan Brand image. Selain itu, dihipotesiskan bahwa Word of Mouth dan Brand image secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian Kopi Nako oleh Konsumen Kopi Nako Tasikmalaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Word of Mouth secara parsial, pengaruh Brand image secara parsial, dan pengaruh Word of Mouth serta Brand image secara simultan terhadap keputusan pembelian Kopi Nako oleh Konsumen kopi Nako Tasikmalaya .
Pada penelitian ini diajukan kerangka pemikiran yang berdasarkan hasil teoritis telah diuraikan sebelumnya. Kerangka pemikiran akan lebih mempermudah pemahaman dalam mencermati alur dan jalur pembahasan dalam penelitian ini.
Penelitian ini hendak mencari pengaruh antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat), dimana yang menjadi variabel independen adalah Word of mouth (X1), Brand image (X2), sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah purchase intention (Y).
Apakah Word of Mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap Purchase Intention konsumen Kopi Nako di Tasikmalaya?
Apakah Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Purchase Intention konsumen Kopi Nako di Tasikmalaya?
Seberapa besar pengaruh Word of Mouth dan Brand Image secara simultan terhadap Purchase Intention konsumen Kopi Nako?
Word of Mouth (X1)Brand Image (X2)Word of Mouth (X1)+Brand Image (X2)→Purchase In tention (Y)→Purchase Intention (Y)→Purchase Intention (Y)
Fenomena
pengaruh Word of Mouth dan Brand Image terhadap Purchase Intention konsumen Kopi Nako di Tasikmalaya dapat diuraikan melalui beberapa aspek penting yang menggambarkan tren, perilaku konsumen, dan dinamika pasar kopi di Tasikmalaya, khususnya untuk merek Kopi Nako. Berikut adalah fenomena yang relevan:
1. Popularitas Kopi dan Kedai Kopi di Tasikmalaya
Dalam beberapa tahun terakhir, industri kopi di Indonesia, termasuk di kota-kota kecil seperti Tasikmalaya, mengalami pertumbuhan pesat. Banyak merek kopi lokal bermunculan, dan Kopi Nako menjadi salah satu merek yang mendapatkan perhatian besar dari masyarakat Tasikmalaya. Kedai kopi bukan hanya sekadar tempat untuk menikmati kopi, tetapi juga menjadi tempat untuk bersosialisasi, bekerja, dan bahkan mengambil bagian dalam gaya hidup modern. Hal ini menciptakan permintaan tinggi dan persaingan yang ketat di antara pelaku industri kopi.
Di tengah meningkatnya popularitas kopi, Word of Mouth (WOM) telah menjadi salah satu faktor penting dalam menarik pelanggan baru. Rekomendasi dari teman, keluarga, atau melalui media sosial sering kali lebih dipercaya dibandingkan dengan iklan tradisional. Konsumen yang memiliki pengalaman positif dengan Kopi Nako cenderung berbagi pengalaman tersebut dengan orang lain, baik secara langsung maupun melalui ulasan online, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi niat beli (purchase intention) konsumen baru.
2. Pengaruh Word of Mouth di Era Digital Word of mouth (X1)
Brand image (X2) Purchase intention (Y)
Dalam era digital saat ini, WOM tidak lagi hanya terbatas pada percakapan langsung, tetapi juga meluas ke platform digital seperti media sosial, ulasan online, dan grup diskusi komunitas.
Konsumen Kopi Nako di Tasikmalaya sering kali membagikan pengalaman mereka melalui Instagram, TikTok, atau platform lain yang memfokuskan konten visual dan cerita.
Pengalaman minum kopi yang dibagikan secara viral ini menarik perhatian konsumen lain, khususnya generasi muda yang cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh rekomendasi teman sebaya di media sosial.
Fenomena ini menggambarkan bagaimana Word of Mouth menjadi sumber informasi yang lebih otentik dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Semakin positif pengalaman yang dibagikan, semakin tinggi kemungkinan orang lain akan tertarik untuk mencoba produk tersebut, termasuk Kopi Nako. Dalam hal ini, WOM berfungsi sebagai sarana penting untuk membangun kesadaran dan mendorong purchase intention.
3. Citra Merek (Brand Image) Kopi Nako yang Kuat
Brand Image Kopi Nako juga memainkan peran penting dalam keputusan pembelian konsumen di Tasikmalaya. Kopi Nako dikenal memiliki identitas visual yang unik dengan desain kedai yang minimalis namun modern, serta suasana yang nyaman. Identitas merek yang konsisten ini memberikan pengalaman tersendiri bagi konsumen, yang kemudian menjadi bagian dari citra merek. Citra positif yang dimiliki Kopi Nako berkontribusi dalam membangun kepercayaan dan persepsi konsumen terhadap kualitas produk yang ditawarkan.
Selain dari segi desain kedai dan suasana, kualitas rasa kopi yang baik dan pelayanan yang memuaskan memperkuat citra merek tersebut di mata konsumen. Konsumen yang memiliki persepsi positif terhadap brand image cenderung lebih loyal dan bersedia merekomendasikan Kopi Nako kepada orang lain, yang pada akhirnya dapat meningkatkan niat beli dari konsumen baru.
4. Sinergi Word of Mouth dan Brand Image dalam Meningkatkan Niat Beli (Purchase Intention)
Kombinasi antara WOM yang positif dan Brand Image yang kuat menjadi faktor kunci yang mendorong purchase intention konsumen Kopi Nako di Tasikmalaya. Konsumen yang mendengar ulasan positif dari orang-orang di sekitar mereka, ditambah dengan citra merek yang sudah baik, akan lebih mudah meyakinkan diri mereka untuk melakukan pembelian.
Sebagai contoh, seorang konsumen mungkin melihat ulasan positif tentang Kopi Nako dari teman di media sosial. Setelah itu, ketika mereka mengunjungi kedai Kopi Nako dan merasakan sendiri suasana dan kualitas produk yang ditawarkan, mereka merasa bahwa persepsi awal mereka benar, dan hal ini memperkuat niat mereka untuk kembali membeli produk tersebut di masa mendatang. Dengan kata lain, Word of Mouth menciptakan ketertarikan awal, sementara Brand Image memperkuat keputusan untuk membeli dan mengulangi pembelian.