• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh otonomi daerah terhadap peningkatan mutu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh otonomi daerah terhadap peningkatan mutu"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Definisi Operasional

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka

  • Otonomi Daerah
  • Pengertian Desentralisasi pendidikan
  • Peran Dewan Pendidikan
  • Mutu Layanan Pendidikan
  • Sekolah Luar Biasa

Tujuan dan orientasi desentralisasi pendidikan sangat bervariasi tergantung pada pengalaman desentralisasi pendidikan di berbagai negara Amerika Latin, Amerika Serikat, dan Eropa. Jika tujuannya adalah untuk memberikan kewenangan yang lebih besar di bidang pendidikan kepada pemerintah daerah, maka fokus desentralisasi pendidikan adalah untuk mendelegasikan kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah atau kepada dewan sekolah. Tersirat dalam strategi desentralisasi pendidikan jenis ini adalah tujuan mencapai efisiensi dalam penggunaan sumber daya (sumber daya sekolah; dana pendidikan yang bersumber dari pemerintah dan masyarakat).

Padahal, desentralisasi pendidikan yang diterapkan di banyak negara merupakan bagian dari keseluruhan proses reformasi pendidikan dan bukan hanya bagian dari proses otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Amanat konstitusi tersebut tidak hanya menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemerintah pusat, namun juga mendorong pemerintah daerah untuk menyediakan anggaran pendidikan yang cukup tinggi. Dewan Pendidikan di tingkat kabupaten/kota (ada juga di tingkat provinsi) merupakan lembaga independen yang anggotanya adalah tokoh-tokoh yang peduli terhadap pendidikan.

Gagasan lain yang sejalan dengan desentralisasi pendidikan adalah manajemen pendidikan berbasis masyarakat dan manajemen berbasis sekolah. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah sebagai wakil masyarakat diharapkan dapat menyuarakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat dalam berbagai kebijakan pendidikan pemerintah daerah dan sekolah. Posisi ini juga menempatkan Dewan Pendidikan sebagai mitra strategis dan setara bagi pemerintah daerah (Pemda) dan sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan, karena sebagai wakil masyarakat harus mengartikulasikan kepentingan dan kebutuhan masyarakat dalam berbagai kebijakan pendidikan masyarakat. Pemerintah daerah dan sekolah.

Sebab pendidikan di sekolah yang tidak berkualitas lama kelamaan akan punah, ditinggalkan pelanggan dan tidak mampu lagi bersaing dengan penyelenggara pendidikan yang berkualitas. Peluncuran paradigma baru pendidikan sejalan dengan sistem pendidikan yang terdesentralisasi, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pelimpahan Kewenangan kepada Pemerintah dan Provinsi sebagai Daerah Otonom, diawali dengan peningkatan mutu pendidikan. Dengan sistem pendidikan yang terdesentralisasi, sekolah diberikan kebebasan untuk memperoleh pendidikan yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan individu, kondisi lingkungan dan kemampuan individu.

Sebagaimana telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, kepuasan merupakan salah satu ciri pendidikan yang berkualitas. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan ditujukan untuk mencapai mutu pendidikan yang semakin meningkat yang mengacu pada standar nasional. Selain itu, Anda juga harus mengetahui kriteria pendidikan yang baik yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan sebagai berikut.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang khusus diberikan kepada peserta didik yang menyandang cacat fisik dan/atau mental. Sedangkan menurut Joppy Liando dan Aldjo Dapa, pendidikan khusus adalah pendidikan yang ditujukan khusus kepada kelompok penduduk khusus, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Kerangka Pikir

METODELOGI PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Desain Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Populasi Dan Sampel
  • Metode Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Teknik pengolahan Dan Analisis Data

Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk memberikan data seberapa besar pengaruh otonomi daerah terhadap kualitas pelayanan pendidikan di sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Bulukumba. Jadi rata-rata variabel otonomi daerah sekolah luar biasa (SLB) di Kabupaten Bulukumba sebesar 62,3% termasuk dalam kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah sekolah luar biasa (SLB) di Kabupaten Bulukumba tergolong baik. Gambaran rata-rata mutu pendidikan sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Bulukumba (SLB) Negeri 1 Bulukumba.

Dampak Otonomi Daerah Terhadap Mutu Pelayanan Pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bulukumba Negeri 1 Bulukumba. Sebaliknya jika variabel otonomi daerah (X) mengalami penurunan sebesar 0,435 maka akan diikuti pula penurunan sebesar 0,435 pada variabel kualitas pelayanan pendidikan (Y). Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah otonomi daerah berpengaruh terhadap peningkatan mutu pelayanan pendidikan pada Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) Bulukumba 1 di Kabupaten Bulukumba.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh otonomi daerah terhadap peningkatan mutu pelayanan pendidikan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) 1 Bulukumba di Kabupaten Bulukumba. Kualitas pelayanan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bulukumba mencapai rata-rata sebesar 68,1% dalam kategori baik, dari situ dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bulukumba tergolong baik. . Terdapat hubungan yang kuat antara otonomi daerah dengan kualitas pelayanan yang diberikan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) 1 Bulukumba.

Otonomi daerah Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bulukumba sebesar 62,3% dipengaruhi oleh kualitas pelayanan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bulukumba yang diterima rata-rata sebesar 68,1%. Hasil penelitian menunjukkan otonomi daerah sekolah luar biasa (SLB) Negeri 1 Bulukumba di Kabupaten Bulukumba sebesar 62,3% berada pada kategori baik. Berdasarkan data penelitian dampak otonomi daerah terhadap peningkatan mutu pelayanan pendidikan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) 1 Bulukumba di Kabupaten Bulukumba.

Sekolah Luar Biasa Otonomi Daerah (SLB) Negeri 1 Bulukumba berdasarkan rata-rata hasil perhitungan persentase pencapaian indikator otonomi daerah menunjukkan bahwa dari 3 pernyataan dan 37 responden diperoleh rata-rata untuk variabel Sekolah Luar Biasa Otonomi Daerah (SLB) Negeri 1 Bulukumba adalah 62,3% termasuk dalam kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa sekolah luar biasa otonomi daerah (SLB) Negeri 1 Bulukumba tergolong baik. Kualitas pelayanan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bulukumba memperoleh rata-rata 68,1% dalam kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bulukumba tergolong baik. Otonomi Daerah (SLB) SLB Negeri 1 Bulukumba sebesar 62,3% dipengaruhi oleh kualitas pelayanan SLB Negeri 1 Bulukumba yang rata-rata sebesar 68,1%.

Tabel 3.2: Kriteria Presentase  No  Interval Presentase  Kriteria
Tabel 3.2: Kriteria Presentase No Interval Presentase Kriteria

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian

  • Profil Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bulukumba
  • Visi dan misi Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Bulukumba
  • Deskripsi Otonomi Daerah Sekolah Luar Biasa (SLB)
  • Rata-Rata Deskripsi Otonomi Daerah Sekolah Luar Biasa (SLB)
  • Deskripsi Mutu Layanan Pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB)
  • Rata- rata deskripsi Mutu Layanan Pendidikan Sekolah Luar Biasa
  • Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Mutu Layanan Pendidikan

Dari data di atas, dengan pernyataan kewajiban daerah untuk turut serta memperlancar jalannya pembangunan sebagai upaya mencapai kesejahteraan masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa 64,9% berada pada kategori ‘sangat setuju’. Data di atas menunjukkan bahwa untuk mengoptimalkan kinerja pejabat daerah perlu diketahui tugas dan kewajibannya, sebanyak 59,5% diantaranya masuk dalam kategori sangat setuju. Dari data di atas, dengan adanya pernyataan bahwa kepala sekolah harus melakukan kesepakatan dengan pemerintah daerah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, maka dapat disimpulkan bahwa 62,4% berada pada kategori ‘sangat setuju’.

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, indikator akuntabilitas/tanggung jawab sebesar 64,9% dengan kategori baik, untuk indikator optimalisasi kinerja sebesar 59,5% dengan kategori kurang baik, dan indikator cara pandang guru terhadap PEMDA sebesar 62,4%. Dari data di atas dengan pernyataan bahwa guru secara umum harus menanggung risiko merugikan dirinya sendiri terlihat sebesar 54,1%. Dari data diatas dengan pernyataan guru tentang pembuatan peraturan yang diperlukan untuk memperbaiki sistem pendidikan terlihat 51,4% dengan kategori sangat setuju.

Dari data di atas, pernyataan untuk membantu siswa mengembangkan potensinya terlihat sebanyak 94,6% dengan kategori sangat setuju. Dari data di atas, dengan pernyataan perlunya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai terkait manajemen sekolah melalui pendidikan lanjutan dan kursus kependidikan, terlihat bahwa 73,0% berada pada kategori sangat setuju. Dari data di atas, dengan pernyataan perlunya dilakukan konseling pada siswa terlihat 67,6% berada pada kategori sangat setuju.

Jadi mean variabel kualitas pelayanan Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) Bulu Kumba sebesar 68,1% berada pada kategori baik sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) Bulukumba tergolong baik. Hasil penelitian pengaruh otonomi daerah terhadap peningkatan mutu pelayanan pendidikan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) Bulu Kumba bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kedua variabel yaitu variabel otonomi daerah (X) dan mutu pelayanan pendidikan. variabel (Y) antara lain dengan melakukan analisis data. Untuk mengetahui hubungan otonomi daerah dengan peningkatan mutu pelayanan pendidikan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) Bulu Kumba dapat dilihat dari hasil perhitungan korelasi product moment dengan menggunakan program SPSS versi 22.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi diatas dengan nilai sebesar 0,435 maka dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan nilai sebesar 0,435 pada variabel otonomi daerah (X) maka akan diikuti dengan kenaikan nilainya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa otonomi daerah yang baik akan meningkatkan mutu layanan pendidikan untuk melaksanakan tugasnya di sekolah. Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel otonomi daerah (X) terhadap variabel kualitas pelayanan pendidikan (Y).

Tabel  4.4  Kewajiban  daerah  untuk  ikut  melancarkan  jalannya  pembangunan sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan rakyat
Tabel 4.4 Kewajiban daerah untuk ikut melancarkan jalannya pembangunan sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan rakyat

Pembahasan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba bersikukuh tidak akan membayar penggugat ganti rugi akibat sengketa tanah terkait Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) Bulukumba 1. Hasil analisis rata-rata kuesioner menunjukkan bahwa indikator otonomi daerah seperti akuntabilitas/responsibility, optimalisasi kinerja dan pandangan guru terhadap pemerintah daerah menunjukkan bahwa otonomi daerah berada pada persentase atau kategori baik. Bulukumba, berdasarkan hasil perhitungan rata-rata persentase pencapaian indikator otonomi daerah menunjukkan bahwa rata-rata variabel otonomi daerah Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) Bulukumba 1 dari 3 pernyataan dan 37 responden adalah sebesar 62,3% pada kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) Bulukumba tergolong baik.

Dari data di atas, meskipun menyatakan bahwa guru secara umum harus menanggung risiko merugikan dirinya sendiri, namun terlihat bahwa 54,1% berada pada kategori tidak setuju. Dari data di atas terlihat jelas bahwa perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan personel terkait. Dari data di atas terlihat bahwa 67,6% diantaranya harus melakukan konseling kepada siswa.

Sedangkan mutu pelayanan pendidikan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLB) 1 Bulukumba Kabupaten Bulukumba sebesar 68,1% berada pada kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara otonomi daerah terhadap kualitas pelayanan.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 3.2: Kriteria Presentase  No  Interval Presentase  Kriteria
Tabel  4.4  Kewajiban  daerah  untuk  ikut  melancarkan  jalannya  pembangunan sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan rakyat
Tabel 4.6 Kepala Sekolah harus membuat perjanjian dengan PEMDA dalam  bentuk peraturan dan perundang-undangan
Tabel 4.7   Rata-rata
+7

Referensi