PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan cupang merupakan ikan yang mempunyai banyak penggemar, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Ikan cupang dikatakan berkualitas baik jika penampilannya sehat, lincah, badan mulus, sisik mengkilat, dan sirip mengembang. Bagi jenis ikan cupang yang siripnya panjang, maka semakin panjang siripnya maka semakin bernilai (Darti Satyani, 2006:20).
Selama ini kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan berbagai jenis pakan yang sangat sesuai untuk perkembangan dan pertumbuhan ikan cupang hias. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan cupang (Betta sp.)”.
Rumusan Masalah
Pakan alami sudah lama dicari dalam budidaya perikanan, dan di Indonesia pakan alami sudah lama digunakan sebagai pakan benih ikan khususnya ikan cupang. Ketersediaan pakan alami dipengaruhi oleh faktor alam dan lingkungan, sedangkan pakan buatan tidak dipengaruhi oleh faktor alam atau lingkungan.
Lingkup Penelitian
Tujuan Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: “Terdapat pengaruh yang nyata pemberian pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan cupang (Betta sp.)”. Selama ini ikan cupang diketahui memiliki daya tahan yang baik terhadap rendahnya kadar oksigen terlarut dalam air. Bibit ikan cupang diambil dengan skala kecil, kemudian ditempatkan pada wadah dan diukur dengan jangka sorong.
Data yang tercatat adalah pertambahan bobot badan dan panjang badan ikan cupang setiap tujuh hari sekali. Rata-rata pertumbuhan panjang tubuh ikan cupang (Betta sp.) selama 28 hari dalam satuan centimeter (cm). Berdasarkan data pada tabel 4.1 diatas dapat dikatakan bahwa pemberian pakan menunjukkan adanya perbedaan pengaruh pemberian pakan terhadap laju pertumbuhan panjang badan ikan cupang.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan yang berbeda dengan persentase yang sama yaitu 20% dari bobot badan ikan dapat mempengaruhi pertambahan panjang badan benih ikan cupang dengan hasil yang berbeda-beda. Rangkuman data rata-rata pertambahan bobot badan benih ikan cupang selama 28 hari dapat dilihat pada Tabel 4.6. Rata-rata pertambahan bobot badan ikan cupang (Betta sp.) selama 28 hari dalam gram (gr).
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dikatakan bahwa pemberian pakan menunjukkan adanya perbedaan laju pertambahan bobot badan benih ikan cupang. Dengan kata lain terdapat perbedaan rata-rata pertumbuhan panjang badan dan bobot badan benih ikan cupang setelah 28 hari percobaan. Sehingga penelitian ini membuktikan bahwa ulat sutera memberikan pengaruh yang besar terhadap pertambahan panjang dan berat badan ikan cupang.
Pada perlakuan 2 (pemberian pakan berupa jentik nyamuk) terdapat sisa makanan karena ikan cupang belum agresif, air jernih. Berdasarkan analisis data penelitian “Pengaruh Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Cupang”, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Kegunaan Penelician
Kerangka Pemikiran
Menurut Hardjamulia, 1986, ketersediaan pakan baik dari segi kualitas, kuantitas, ukuran dan bentuk serta lingkungan yang tepat merupakan faktor penting untuk menunjang keberhasilan pembibitan di hatchery. Kondisi pemberian pakan yang demikian akan mendorong pertumbuhan benih ikan secara optimal (Dhini, 1995). :17). Makanan alami adalah makanan yang tersedia secara alami di lingkungan sekitar kita, biasanya berupa hewan atau tumbuhan. Pangan buatan adalah pangan yang diformulasikan secara khusus sehingga mutu (kandungan gizi) seimbang dan diproduksi oleh manusia.
Suatu jenis pakan yang tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang cukup sehingga ukuran dan bentuknya efektif melawan. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka budidaya ikan cupang dengan berbagai jenis pakan perlu diteliti, sehingga diharapkan dapat tercapai pertumbuhan ikan yang baik.
Hipotesis
Bentuk sirip pada ikan cupang hias sangat lebar dan mempunyai jari-jari di ujungnya yang bentuknya sangat bervariasi. Di habitat aslinya, ikan cupang sangat cocok tumbuh pada kondisi perairan yang memiliki pH 6,2-7. Di habitat aslinya, ikan cupang sangat cocok tumbuh pada kondisi air yang memiliki kekerasan 8°-10° dH.
Hal ini dimungkinkan karena ikan cupang merupakan ikan labirin yang artinya dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan cupang hias dengan panjang ± 1,5 cm dan berat ± 1,05 gram/ekor. Masukkan benih ikan cupang ke dalam gelas takar berisi air yang telah kita timbang terlebih dahulu.
Caranya adalah dengan menimbang bobot badan ikan cupang menggunakan timbangan Ohaus, sedangkan mengukur panjang badan ikan cupang menggunakan jangka sorong. Nah yang paling berdampak terhadap panjang badan ikan cupang adalah pemberian pakan berupa ulat sutera, dilanjutkan dengan pemberian pakan berupa pelet merk FF 999, jentik nyamuk dan kuning telur bebek rebus. Pada perlakuan 1 (pemberian pakan berupa ulat sutera) tidak ada sisa pakan karena daya cerna ikan cupang sangat baik, tidak terlihat kekeruhan, air jernih.
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Cupang
Persyaratan Hidup
Sama seperti ikan hias pada umumnya, kualitas air saat memelihara ikan cupang harus disesuaikan dengan kondisi kehidupannya agar pertumbuhan dan perkembangannya dapat berjalan maksimal. Ada empat faktor yang perlu diperhatikan dan dijadikan dasar penentuan kualitas air, yaitu keasaman, kesadahan, amonia dan nitrit, serta oksigen terlarut. Oleh karena itu, 2 ml kapur Bordo harus sering ditambahkan per liter air ke dalam air agar dapat digunakan untuk mencapai nilai pH ideal.
Namun jika air yang digunakan tergolong memiliki pH di atas netral, para penghobi dan peternak memanfaatkan daun ketapang untuk mencapai pH ideal. Indikasi awal yang dapat dijadikan pedoman mengenai pH air yang tidak ideal dapat dilihat dari tingkah laku dan tingkah laku ikan cupang hias peliharaan. Jika ikan cupang hias mengalami gejala atau tingkah laku : tidak nafsu makan, renang tidak stabil, gelisah dan bergerak, tidak mampu berkembang biak atau bertelur, pertumbuhan terhambat, maka hal ini menandakan adanya kelainan pada tubuh. pH air digunakan sebagai alat pemeliharaan.
Kesadahan air didefinisikan sebagai jumlah mineral dalam air seperti kalium atau kapur (Ca), magnesium (Mg), seng (Zn) dan mangan (Mn). Namun mineral yang dijadikan standar pengukuran kesadahan air adalah kandungan Ca++ berupa Ca CO3. Oleh karena itu, kandungan oksigen terlarut pada kolam atau akuarium yang banyak ditumbuhi alga hijau atau lumut umumnya lebih tinggi dibandingkan pada malam hari.
Semakin tinggi suhu di suatu daerah, semakin rendah tekanan udaranya sehingga menurunkan kadar oksigen terlarut. Sekalipun banyak tumbuhan hijau, otomatis oksigen terlarut akan sedikit jika sinar matahari tidak cukup. Oksigen terlarut yang terlalu rendah dapat menurunkan nafsu makan, sirip tidak berkembang sempurna, dan bentuk tubuh tidak menarik pada ikan cupang peliharaan.
Pertumbuhan Ikan Cupang
Memberi makan ikan cupang tidak ribet, ikan cupang hias membutuhkan protein untuk kekuatan dan pembentukan tubuh serta membutuhkan vitamin dan mineral yang penting untuk aktivitas dan menjaga daya tahan tubuh. Selama ini kebutuhan tersebut dapat dipenuhi secara memadai melalui berbagai jenis pakan alami dan buatan yang cocok untuk budidaya ikan cupang. Menggigit Ekor Menggigit Ikan Cupang Memperbaiki pola perawatan dan ekornya agar pemeliharaannya tidak rusak, misalnya rnberberi atau sobek.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 24 ekor ikan dengan empat perlakuan, dimana setiap perlakuan mendapat 1 ekor ikan cupang sebagai sampel. Variabel yang diamati dalam penelitian adalah variabel bebas yaitu pemberian jenis makanan dengan dosis 20% dari bobot badan benih ikan cupang dan variabel terikat yaitu pertambahan panjang dan bobot badan ikan cupang. . benih selama 28 hari. Setelah itu gelas ukur ini berisi. Benih ikan cupang ditimbang kembali, bobot benih ikan cupang merupakan selisih antara bobot pertama dan kedua.
Menurut Darti Satyani, ulat sutera merupakan pakan ikan yang baik dengan kandungan gizi yang tinggi terutama protein, lemak dan karbohidrat. Penelitian ini menunjukkan bahwa pakan ulat sutera yang memberikan pengaruh terbesar terhadap pertumbuhan panjang dan bobot badan ikan cupang, disusul pakan pelet FF 999, jentik nyamuk, dan bebek masak. kuning telur. Pada perlakuan 4 (pakan berupa kuning telur bebek rebus) terdapat sisa pakan karena daya cerna ikan cupang kurang baik, kekeruhan rendah, air jernih namun berbau.
Pakan Ikm Cupang
- Pakan Alami
 - Pakan Buatan
 
Hubungan Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Cupang
Makanan alami tidak hanya berfungsi sebagai alat penghidupan, tetapi zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya juga diperlukan untuk pertumbuhan. Kandungan gizi pangan alami meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral (Yusuf, 2003:2). Lemak dan karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, sedangkan vitamin dan mineral membantu proses metabolisme, mengatur proses lysolate untuk membentuk enzim dan menunjang kesehatan ikan.
Namun, protein merupakan elemen kunci yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan pada semua jenis ikan. Kelebihan lemak pada ikan diketahui dapat menyebabkan kerusakan hati, menimbulkan berbagai penyakit dan seringkali berujung pada kematian dini. Ikan karnivora bahkan tidak dapat mencerna serat sama sekali, dan kandungannya tidak lebih dari 4%, sedangkan ikan herbivora dianjurkan memberikan serat pada kadar 5-10%.
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat dan dapat menyebabkan tulang belakang melengkung. Vitamin E dan A merupakan faktor penting dalam menjaga ikan tetap prima, vitamin K merupakan vitamin penting dalam pembekuan darah, vitamin B1, B2 dan B6 penting untuk pertumbuhan normal, vitamin B3 dan C diperlukan untuk pencernaan yang baik, vitamin C juga penting. diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
Penyakit Ikan Cupang dan Pencegahan
Ikan cupang hias berwarna putih yang terkena penyakit dibenamkan pada bak pertama ikan cupang hias putih selama 30 menit, kemudian masuk bak dalam keadaan nafsu makan hilang, lalu selama 2-3 jam, lunakkan loyo, dan buat siripnya selama 5 -7 hari sampai parasit benar-benar hilang.-benar-benar mati. Bagi yang menggunakan pakan didikea, zat ini menyerang organ tubuh dan diberikan 4 kali sehari selama seminggu atau sampai ikan tidak mampu mengeluarkan kotorannya. Cara tersebut mengakibatkan hilangnya antibiotik larut untuk nafsu makan ikan cupang, pada media penangkaran sewarna tubuh dengan dosis 1/5 tablet untuk 2,5 liter air, lesu, dan dilakukan selama seminggu.
Perilaku tersebut adalah pemberian pakan tepat waktu, penggantian timbal karena media pemeliharaan minimal dua hari keterlambatan pemberian pakan dan satu kali, serta menjaga kebersihan kolam, kelalaian dalam menjaga akuarium atau toples. Gunakan air yang sesuai dengan kondisi tanah dan perawatannya, serta jangan terlalu keras dalam mengganti air yang digunakan untuk mengolahnya.
METODELOGI PENELITIAN
- Waktu dan Tempat Penelitian
 - Alat dan Bahan Penelitian
 - Metode dan Desain Penelitian
 - Metode Penelitian
 - Desain Penelitian
 - Populasi dan Sampel
 - Variabel Penelitian
 - Langkah Penelitian
 - Analisis Data
 
Data observasi yang diperoleh berupa rata-rata pertambahan panjang dan berat badan diolah secara statistik dengan analisis varian satu faktor. Hasil survei adalah rata-rata pertambahan panjang badan dan bobot badan benih ikan cupang yang disajikan pada tabel di bawah ini.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Pertambahan Panjang Tubuh Ikan Cupang
 - Pertambahan Berat Tubuh Ikan Cupang
 
Pembahasan
Kesimpulan
Saran