• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI EKOSISTEM KELAS VII SMP NEGERI 15 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2015 / 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI EKOSISTEM KELAS VII SMP NEGERI 15 PEKANBARU TAHUN AJARAN 2015 / 2016"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP

SISWA PADA MATERI EKOSISTEM KELAS VII SMP NEGERI 15 PEKANBARU

TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

OLEH :

BUNGA RUPMAIKA 1284205183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

2016

(2)

(3)

(4)

(5)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP

SISWA PADA MATERI EKOSISTEM KELAS VII SMP NEGERI 15 PEKANBARU

TAHUN AJARAN 2015 / 2016 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping terhadap penguasaan konsep siswa pada materi ekosistem kelas VII SMP Negeri 15 Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap bulan April 2016. Penelitian ini menggunakan desain the matching only pretest – posttest control group. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII1 dan kelas VII5 dengan jumlah masing-masing 30 orang, yang diambil dengan teknik simple rendom sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pretest, posttest dan lembar aktivitas guru dan siswa. Analisis data menggunakan t-test independent 2 simple. Rerata N-Gain pada kelas kontrol adalah 0,18 (kategori rendah), dan pada kelas eksperimen adalah 0,43 (kategori sedang).

Hasil uji-t N-Gain menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan eksperimen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping terhadap penguasaan konsep siswa pada materi ekosistem kelas VII SMP Negeri 15 Pekanbaru tahun ajaran 2015/2016.

Kata kunci : card sort, mind mapping, penguasaan konsep, ekosistem

\

(6)

THE EFFECT OF CARD SORT ASSISTED LEARNING MODEL MIND MAPPING TO THE MASTERY OF CONCEPTS

STUDENNST ON ECOSYSTEMS MATERIAL CLASS VII SMP NEGERI 15 PEKANBARU

ACADEMIC YEAR 2015/2016

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the effect of learning model card sort assisted mind mappping on student conceptual comprehensive of the ecosystem in class VII SMP Negeri 15 pekanbaru academic year 2015/2016. This research conducted of odd semester on April academic year 2015/2016.

The method of this research used was experiment quasi with the matching only pretest-posttest group design. The samples were VII1 graders and VII5 the number of students in each 30 students. which were taken by simple random sampling technique. The data where collected by pretest, posttest, and teacher and student activity observation. The datas were analysed with t-test independent 2 sample. The mean of N-Gain at control class was 0,18 categorized at low level, while at experiment class was 0,43 categorized middle. Based on the result N-Gain can to be differentation significance between class control and experiment class. so it can be concluded the effect of learning model card sort assisted mind mappping on student conceptual comprehensive of the ecosystem in class VII SMP Negeri 15 pekanbaru academic year 2015/2016.

Keywords : card sort, mind mappping, mastery of concepts, ecosystem

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul pengaruh model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping pada materi ekosistem dikelas VII SMPN 15 Pekanbaru T.A 2015/2016 Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Terutama kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Hasnati, SH, MH Rektor Universitas Lancang Kuning.

2. Bapak Dahler,M.Pd Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Lancang Kuning.

3. Ibu Martala Sari, M.Sc selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lancang Kuning, dan selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Ibu Dr. Mariana, M.Pd dosen Pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lancang Kuning yang telah memberikan Ilmunya kepada penulis selama ini.

6. Kepala Sekolah SMPN 15 Pekanbaru Ibu Inong Rony, S.Pd dan Wakil Kepala Ibu Eldawati,S.p yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Kepada guru mata pelajaran IPA Ibu Yulfina S.Pd dan beserta guru-guru SMPN 15 Pekanbaru.

8. Kepada Orang Tua Tercinta bapak G. Napitupulu (alm) Mama M. Br Bagariang yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis yang tidak pernah bosan mengingatkan dan mendoakan anaknya untuk selalu berusaha dan berdoa dalam menimba Ilmu.

9. Kepada kakak saya 1 Arlina boru napitupulu S.S dan abang ipar saya Robby purba ,dan kakak saya II lisbet napitupulu S.T dan abang ipar saya Rudi gultom, dan kakak saya III Mei Juliana napitupulu S.Pd . dan abang saya IV Syahrifuddin S.P tersayang terima kasih telah memberikan

(8)

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... i

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI... ii

PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Variabel Penelitian... 3

1.4 Batasan Masalah... 3

1.5 Defenisi Operasional... 3

1.5.1 Model Pembelajaran Card Sort.... 4

1.5.2 Mind Mapping.... 4

1.5.3 Penguasaan Konsep... 4

1.5.4 Ekosistem... 4

1.6 Tujuan Penelitian... 4

1.7 Manfaat Penelitian... 4

1.7.1 Bagi Siswa... 4

1.7.2 Bagi Guru... 5

1.7.3 Bagi Sekolah... 5

1.7.4 Bagi Peneliti... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Pengertian Belajar Dan Pembelajaran... 6

2.2 Model Pembelajaran Card Sort... 7

2.3 Mind Mapping... 8

2.4 Penguasaan Konsep... 10

2.4.1 Tingkat Konkrit... 10

2.4.2 Tingkat Identitas... 10

2.4.3 Tingkat Klasifikasi... 11

2.4.4 Tingkat Formal... 11

2.5 Deskripsi Materi Pembelajaran Ekosistem... 12

2.5.1 Ekosistem... 12

2.5.2 Satuan-Satuan Makhluk Hidup Penyususn Ekosistem ... 12

2.5.3 Komponen-Komponen Ekosistem ... 12

2.5.4 Rantai Makanan ... 14

2.5.5 Jaring-Jaring Makanan... 15

2.5.6 Piramida Makanan ... 16

2.5.7 Pola Kehidupan Simbiosis ... 16

2.5.8 Pola Kehidupan Antibiosis ... 17

2.6 Penelitian Relevan... 19

(10)

BAB III METODE PENELITIAN... 20

3.1 Desain Penelitian... 20

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 20

3.3 Populasi dan Sample... 20

3.4 Parameter Penelitian... 20

3.5 Instrumen Penelitian... 21

3.5.1 Perangkat Pembelajaran... 27

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data... 27

3.6 Prosedur Penelitian... 28

3.7 Teknik Pengumpulan Data... 28

3.8 Teknik Analisis Data... 28

3.8.1 Perhitungan N-Gain... 28

3.8.2 Uji Normalitas... 28

3.8.3 Uji Homogenitas... 30

3.8.4 Uji-t... 31

3.8.5 Uji U Mann Whitney Test... 32

3.9 Hipotesis ... 33

3.10 Alur Penelitian... 34

3.11 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 37

4.1 Hasil Penelitian... 37

4.1.1 Pretest dan Posttest ... 37

4.1.2 N-Gain... 37

4.1.3 Aktivitas Guru dan Siswa... 40

4.2 Pembahasan... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 50

5.1 Kesimpulan... 50

5.2 Saran... 50

5.2.1 Guru... 50

5.2.2 Bagi Peneliti Lain... 50

DAFTAR PUSTAKA... 51

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Dimensi Proses Kognitif dalam Taksonomi Bloom Revisi ... 12

3.1 Kategori Validitas Butir Soal ... 22

3.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal ... 23

3.3 Kategori Validasi Butir Soal ... 23

3.4 Kategori Reliabilitas Butir Soal... 24

3.5 Kategori Tingkat Kesukaran ... 25

3.6 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran ... 25

3.7 Kategori Daya Pembeda ... 26

3.8 Hasil Uji Coba Daya Pembeda Butir Soal ... 27

3.9 Rekapitulasi Soal yang digunakan dalam Penelitian... 27

3.10 Kriteria Skor N-Gain ... 29

3.11 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 35

4.1 Statistik Nilai Pretest Dan Statistik Nilai Posstest ... 37

4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest Dan Hasil Uji Nilai Normalitas Posttest ........ 37

4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest Dan Hasil Uji Homogenitas Posttest... 38

4.4 Hasil Uji-t Data Pretest Dan Hasil Uji-t Data Posttest ... 39

4.5 Hasil Uji Normalitas N-Gain ... 42

4.6 Hasil Uji Homogenitas N-Gain ... 43

4.7 Hasil Uji-t Data N-Gain... 43

4.8 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen... 44

4.9 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ... 45

4.10 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 45

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.10 Alur Penelitian ... 36 4.1 Diagram Batang Perbandingan Rerata Hasil Prestest Dan Posttest

Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 38 4.2 Diagram Batang Perbandingan N-Gain Pada Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol ... 41 4.3 Diagram Batang Grafik Perbandingan N-Gain Persiswa Pada

Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 42

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ... 53

2. Rencana pelaksanaan pembelajarn 1 (RPP) ... 56

3. Rencana pelaksanaan pembelajaran 2 (RPP) ... 62

4. Lembar kegiatan siswa ... 67

5. Kisi-kisi Soal... 73

6. Soal Pretest... 90

7. Soal Posttest... 96

8. Rekap analisis butir soal... 102

9. Distribusi Jawaban Prestest Eksperimen... 104

10. Distribusi Jawaban Posstest Eksperimen... 105

11. Distribusi Jawaban Prestest Kontrol... 106

12. Distribusi Jawaban Posstest Kontrol... 107

13. Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posstest Kelas Eksperimen... 108

14. Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posstest Kelas Kontrol... 109

15. Hasil Uji Normalitas Pretest... 110

16. Hasil Uji Homogenitas Pretest... 111

17. Hasil Uji-t Pretest... 112

18. Hasil Uji Normalitas Postest... 113

19. Hasil Uji Homogenitas Postest... 114

20. Hasil Uji-t Postest... 115

21. Hasil Uji Normalitas N-Gain... 116

22. Hasil Uji Homogenitas N-Gain... 117

23. Hasil Uji-t N-Gain... 118

24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen... 119

25. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol... 120

26. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen... 121

27. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol... 122

28. Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen... 123

29. Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas Kontrol... 132

30. Dokumentasi Penelitian Kelas Eksperimen... 133

31. Dokumentasi Penelitiankelas Kontrol... 137

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dengan kemajuan teknologi menjadi titik tolak perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menyiapkan tenaga pembangunan yang berkemampuan, berketerampilan, bermoral dan bersifat tertib. Salah satu usaha yang dilakukan untuk menggembangkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut pemerintah telah berusaha melaksanakan pembangunan disektor penambahan unit-unit sekolah, pengadaan buku paket, peningkatan mutu pendidik dan pembeharuan sistem pendidikan atau kurikulum (Hamalik, 2005).

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan yakni bimbingan pengajaran, atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sistem tentang pembelajaran yang menempati kedudukan dan fungsi sentral (Hamalik, 2005).

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termaksud dalam cakupan tanggung jawab guru (Ahmadi & Prasetya, 2005).

Guru dan para pendidik pada umumnya, adalah merupakan perintis pembangunan disegala bidang kehidupan dalam masyarakat. Tetapi juga merupakan pahlawan yang tak dikenal atau tak mau dikenal oleh masyarakat. Guna memenuhi peran dan tanggung jawabnya yang besar dan mulia itu, perlulah

seorang guru berusaha memiliki sifat-sifat yang baik dan menyadari kode etik jabatannya.

Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara yang dilakukan di SMPN 15 Pekanbaru kelas VII ditahun yang lalu, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode konvensional yang bersifat teacher centered seperti ceramah dan tanya jawab, sehingga penguasaan konsep khususnya ekosistem masih rendah. Hal ini terlihat dari sikap dan tingkah laku

(15)

siswa yang masih malu bertanya kepada guru dan masih malas mengemukakan pendapatnya, siswa kurang aktif sendiri mengkontruksi untuk dapat mengetahui sesuatu, siswa harus aktif mengolah bahan, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya yang terpenting merangkumnya sebagai suatu pengertian yang utuh dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu pelaksanaan pembelajaran cenderung didominasi oleh guru, sehingga guru menjadi sumber belajar dan pemegang otoritas tertinggi dalam proses pembelajaran. Terlihat jelas dari penguasaan konsep siswa pada pelajaran IPA khususnya pelajaran ekosistem yang dilihat dari ujian ulangan harian yang kurang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 70, hanya tercapai 60,15 %, yaitu hanya 160 siswa yang mencapai ketuntasan dari jumlah seluruh siswa 266, ini juga membuktikan penguasaan konsep yang tidak merata. Akibatnya rerata penguasaan konsep siswa pada pelajaran ekosistem menjadi rendah.

Ekosistem adalah hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan makhluk tidak hidup, Ekosistem dibentuk oleh satuan-satuan makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik). Salah satu cara agar siswa aktif dalam pembelajaran yaitu dengan menerapkan pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dan kreatif. Pembelajaran yang dapat di jadikan alternatif untuk menyampaikan materi pelajaran adalah Model card sort berbantuan mind mapping.

Card sort adalah model pembelajaran yang sangat sederhana yang terdiri dari kartu induk dan kartu rincian yang berisikan materi yang akan disampaikan pendidik kepada peserta didik (Silberman, 2007). Mind mapping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut (Buzan, 2008). Dikarenakan metode ini memiliki kelebihan yaitu menuntut siswa mengembangkan kreativitas, dan untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi. Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka telah dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping terhadap penguasaan konsep Ekosistem siswa kelas VII SMPN 15 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2015/2016”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu rumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping terhadap penguasaan konsep Ekosistem siswa kelas VII SMPN 15 Pekanbaru tahun pelajaran 2015/2016?”

1.3 Variabel Penelitian

(16)

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat, variabel bebasnya adalah model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping dan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep.

1.4 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya pada materi ekosistem dengan standar kompetensi 7 memahami saling ketergantungan dalam ekosistem. Kompetensi dasar 7.1 menentukan ekositem dan saling berhubungan antara komponen ekosistem. Sedang kan hasil belajar yang diukur hanya pada ranah kognitif.

1.5 Defenisi Operasional

Defenisi operasional perlu untuk mencegah terjadinya penafsiran yang berbeda dan untuk menciptakan kesamaan pengertian tentang variabel-variabel penelitian, perlu dirumuskan definisi operasional dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1.5.1 Model pembelajaran card sort

Model pembelajaran card sort adalah model pembelajaran yang sangat sederhana yang terdiri dari kartu induk dan kartu rincian yang berisikan materi yang akan disampaikan pendidik kepada peserta didik (Silberman, 2007).

1.5.2 Mind mapping

Mind mapping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut (Buzan, 2008).

1.5.3 Penguasaan konsep

Penguasaan konsep adalah kemampuan seseorang menangkap pengertian-pengertian seperti mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, evaluasi, dan menciptakan (Anderson & Krathwohl, 2010).

1.5.4 Ekosistem

Ekosistem adalah hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan makhluk tidak hidup. Materi ini disajikan dikelas VII semester genap dengan standar kompetensi 7 memahami saling ketergantungan dalam ekosistem. Kompetensi dasar 7.1 menentukan ekositem dan saling berhubungan antara komponen ekosistem

1.6 Tujuan Penelitian

(17)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping terhadap penguasaan konsep Ekosistem siswa kelas VII SMPN 15 Pekanbaru tahun ajaran 2015/2016.

1.7 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.7.1 Bagi siswa

untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri untuk tampil didepan umun serta dapat meningkatkan pemahaman siswa bahwa belajar tidak selalu bergantung pada guru, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran biologi khususnya pada ekosistem.

1.7.2 Bagi guru

sebagai wahana untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa, serta untuk evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran biologi.

1.7.3 Bagi sekolah

untuk meningkatkan kualitas dan mutu pengajaran disekolah.

1.7.4 Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dibidang ilmu Biologi serta mengatasi permasalahan pada proses belajar mengajar disekolah.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termaksud dalam cakupan tanggung jawab guru (Ahmadi & Prasetya, 2005). Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor) maupun menyangkut nilai dan sikap (afektif). Menurut Suryabrata (2014) bahwa belajar itu membawa perubahan, perubahan itu pada pokoknya adalah didapat kan kecakapan baru dan terjadi karena usaha atau dengan gejala. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari proses belajar. Ini berarti bahwa optimalnya hasil belajar siswa tergantung pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru.

Proses belajar berlangsung secara bergelombang, karena belajar bukanlah kegiatan sekali tembak. Belajar memerlukan kedekatan dengan materi yang hendak dipelajari, jauh sebelum bisa memahaminya. Belajar juga memerlukan kedekatan dengan berbagai macam hal, bukan sekedar pengulangan atau hafalan. Masing-masing cara dalam menyajikan konsep dalam belajar inilah yang akan menentukan pemahaman siswa (Mudjiono,2006).

Pembelajaran adalah cara-cara yang akan di guna kan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Hubungan antara strategi, tujuan, dan metode pembelajaran dapat digambarkan sebagai kesatuan

(19)

sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, dan perumusan tujuan, yang kemudian di imlimentasikan kedalam berbagai metode yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung.

Hal ini kiranya mudah dipahami karena jika ada yang belajar sudah tentu ada yang mengajar dan begitu pula sebaliknya. Dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar, dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai, serta sifat-sifat pribadi, agar proses itu dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.

2.2 Model Pembelajaran Card Sort

Model pembelajaran card sort adalah model pembelajaran yang sangat sederhana yang terdiri dari kartu induk dan kartu rincian yang berisikan materi yang akan disampaikan guru kepada siswa (Silbermen, 2007). Selain agar tetap tertuju pada proses pembelajaran dapat membuahkan prestasi belajar yang berkelanjutan hanya lah kegiatan belajar aktif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak tugas. Mereka harus menggunakan otak untuk mengkaji gagasan, memecah kan masalah dan menerap kan apa yang mereka pelajari, salah satu caranya adalah dengan menggunakan strategi card sort, Strategi belajar memilah dan memilih kartu ini adalah untuk mengungkap kan daya ingat terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari siswa. Kemudian Hartono (2005) menyatakan kartu sortir adalah “suatu kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang

suatu objek atau mengulangi informasi.”

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran card sort menurut Silberman (2007) : siswa dalam kelas dibagi kedalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok diberi kartu induk dan kartu rincian yang berisi materi, kemudian kelompok tadi berusaha mengurutkan dan mengelompokkan kartu-kartu tadi berdasarkan kategori materi, setiap kelompok mempersentasikan hasil dari kerja sama kelompok nya, siswa dibantu guru menyimpulkan pelajaran yang telah dilaksanakan.

Menurut Silberman (2007) kelebihan dan kelemahan model card sort :

Kelebihan model pembelajaran card sort yaitu : guru mudah menguasai kelas, mudah dilaksanakan, mudah mengorganisir kelas, dapat di ikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak, guru mudah menerangkan dengan baik, siswa lebih mudah mengerti tentang materi yang diajar kan, siswa lebih antusias dalam pembelajaran, sosialisasi antara siswa lebih terbangun yakni antara siswa dengan siswa lebih akrab.

Kelemahan model pembelajaran card sort yaitu : adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal bukan

(20)

sasaran (tujuan) dari pokok persoalan semula, siswa perlu perhatian lebih sehingga tidak keseluruhan siswa dapat diperhatikan dengan baik, banyak menyita waktu terutama menyiapkan model pembelajaran aktif tipe pemilahan kartu.

2.3 Mind Mapping

Mind mapping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind mapping mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif. Mind mapping adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat yang juga merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan (Buzan, 2008).

Menurut Buzan, (2008) mind mapping dapat membantu kita untuk banyak hal seperti merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan baik, belajar lebih cepat.

Langkah-langkah mind mapping menurut Buzan (2008) : guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa /sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban, membentuk kelompok yang heterogen, tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi, tiap kelompok membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru, dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru. Menurut Buzan (2008) kelebihan dan kelemahan mind mapping :

Kelebihan mind mapping yaitu : cara ini cepat, teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda, proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain, diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.

Kekurangan mind mapping yaitu : hanya siswa yang aktif yang terlibat, tidak sepenuhnya siswa yang belajar, jumlah detail informasi tidak dapat di masukkan.

2.4 Penguasaan Konsep

Menurut Nur (2012) penguasaan konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkap suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interprestasi dan mampu mengaplikasikan. Edo (2004) mengemukakan bahwa konsep adalah gagasan yang digeneralisasikan dari pengalaman-pengalaman tertentu yang relevan.

Atas gagasan Bruner tentang konsep belajar adalah pada subjek secara bertahap memperoleh dan menggunakan informasi tentang suatu konsep melalui pengkategorisasian ( categorizing ), yaitu

(21)

mengidentifikasikan dan menempatkan objek-objek atau kejadian-kejadian kedalam kelas-kelas berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan aktivitas pengkategorisasian ini akan terjadi pembentukan konsep dan perolehan konsep.

Dalam pendidikan sains, konsep (pengetahuan dasar) adalah faktor yang mempengaruhi belajar,seperti dikatakan oleh Clipton dan Slowaczek dikutip dari Muhibin (2004) bahwa kemampuan seseorang untuk memahami dan mengingat informasi penting bergantung pada mereka yang mengetahui tentang pengetahuan tersebut diatur. Menurut Dahar (2011) ada empat tingkat pencapaian konsep yaitu:

2.4.1 Tingkat konkrit

Kita dapat menyimpulkan bahwa seseorang telah mencapai konsep pada tingkat konkret apabila orang itu mengenal suatu benda yang telah dihadapinya. Untuk mencapai konsep tingkat konkret, siswa harus dapat memperlihatkan benda itu dan dapat membedakan benda itu dari stimulus-stimulus yang ada dilingkungannya. Selanjutnya ia harus menyajikan benda itu sebagai suatu gambaran mental dan menyimpan gambaran mental itu.

2.4.2 Tingkat identitas

Pada tingkat identitas seseorang akan mengenal suatu objek, harus dibutuhkan pencapaian tingkat konkret yaitu memperhatikan, mendiskriminasi dan mengingat.

2.4.3 Tingkat klasifikasi

Pada tingkat klasifikasi ini siswa mengenal persamaan (equivalence) dari dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama.

2.4.4 Tingkat formal

Untuk pencapaian konsep pada tingkat formal, siswa harus dapat menentukan atribut-atribut yang membatasi konsep. Kita dapat menyimpulkan bahwa siswa telah mencapai suatu konsep pada tingkat formal bila siswa itu dapat memberi nama konsep itu, mendefenisikan konsep itu dalam atribut-atribut kriterianya, mendeskriminasi dan memberi nama atribut-atribut yang membatasi, dan mengevaluasi atau memberikan secara verbal contoh dan non contoh.

Dimensi pengetahuan kognitif ini memiliki 4 kategori yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Pada taksonomi Bloom versi baru, dimensi pengetahuan dipadukan dengan dimensi proses kognitif yang dibagi 6 level. Ke enam level ini mengalami beberapa revisi (Anderson & Krathwohl, 2010).

Ranah kognitif menurut taksonomi Bloom versi baru terdiri atas (dari level 1 sampai 6):

mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis atau mengurai (analyzing), menilai (evaluating), dan mencipta (creating) (Anderson & Krathwohl, 2010).

(22)

Tabel 2.1

Dimensi Proses Kognitif dalam Taksonomi Bloom Dimensi Pengetahuan Dimensi Proses Kognitif

1. Pengetahuan Faktual a. Pengetahuan tentang

terminologi

b. Pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur 2. Pengetahuan Konseptual

a. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori b. Pengetahuan tentang prinsip

dan generalisasi

c. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur

3. Pengetahuan Prosedural a. Pengetahuan tentang

keterampilan khusus yeng berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan

pengetahuan algoritma.

b. Pengetahuan tentang tekhnik dan metode

c. Pengetahuan tenteng kriteria penggunaan suatu perosedur.

4. Pengetahuan Metakognitif a. Pengetahuan strategik

b. Pengetahuan tentang operasi kognitif

c. Pengetahuan tentang diri sendiri

C1. Mengingat (Remember) 1.1 Mengenali (recognizing) 1.2 Mengingat (recalling) C2. Memahami (Understand)

1.3 Menfsirkan (interpretaing) 1.4 Memberi contoh (examliying) 1.5 Meringkas (summarizing) 1.6 Menarik inferensi (inferring) 1.7 Membandingkan (comparing) 1.8 Menjelaskan (explaining) C3. Mengaplikasikan (Apply)

1.9 Menjalankan (executing) 1.10 Mengimplementasikan

(implementing)

C4. Menganalisis (Analyze) 1.11 Menguraikan

(differentiating)

1.12 Mengorganisir (organizing) 1.13 Menemukan makna tersirat C5. Evaluasi (Evaluate)

1.14 Memeriksa (checking) 1.15 Mengkritik (critiquing) C6. Mencipta (Create)

1.16 Merumuskan (generating) 1.17 Merencanakan (planning) 1.18 Memproduksi (producing) ( Sumber : Anderson & Krathwohl, 2010 )

2.5 Deskripsi Materi Pembelajaran Ekosistem 2.5.1 Ekosistem

Ekosistem adalah hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan makhluk tidak hidup. Ekosistem dibentuk oleh satuan-satuan makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik).

2.5.2 Satuan-satuan makhluk hidup penyusun ekosistem

Individu berasal dari bahasa latin, yaitu in yang artinya tidak dan dividuus yang berarti dapat dibagi. Jadi, individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri. Individu juga dapat disebut satuan makhluk hidup tunggal. Populasi berasal dari bahasa latin, yaitu populus yang berarti semua orang

(23)

yang bertempat tinggal disuatu tempat. Dalam ekosistem, populasi berarti kelompok makhluk hidup sejenis yang menempati daerah tertentu pada waktu tertentu. Makhluk hidup dikatakan sejenis apabila makhluk hidup itu mempunyai persamaan bentuk tubuh, dapat melakukan perkawinan, dan mampu menghasilkan keturunan yang fertil. Komunitas Populasi dari berbagai makhluk hidup disuatu wilayah saling berinteraksi membentuk suatu komunitas. Istilah komunitas diambil dari bahasa latin commune yang berarti umum atau biasa. Individu-individu dalam komunitas saling berinteraksi. Interaksi antar individu dalam komunitas dapat berupa kompetisi, simbiosis, kanibalisme, kerja sama, dan predasi.disuatu komunitas biasanya terdapat kecenderungan adanya dominasi oleh salah satu populasi.

2.5.3 Komponen-Komponen Ekosistem

Komponen biotik terdiri atas semua makhluk hidup. Manusia, hewan, dan tumbuhan termasuk komponen biotik yang terdapat dalam suatu ekosistem. Komponen biotik dibedakan tiga golongan, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer. Penghasil atau produsen adalah organisme yang dapat menghasilkan dan membuat makanan sendiri, contohnya tumbuhan hijau. Hewan tidak termasuk produsen karena tidak dapat membuat dan menghasilkan makanan sendiri.bagaimana cara tumbuhan hijau membuat makanan sendiri? Tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dari bahan yang diperoleh disekitarnya serta dibantu oleh zat hijau daun atau klorofil dan cahaya matahari. Hal ini disebut dengan fotosintesis. Pada dasarnya, proses fotosintesis adalah perubahan energi cahaya matahari menjadi energi kimia. Kemampuan tumbuhan menghasilkan dan membuat makanan sendiri disebut autotrof. Peristiwa fotosintesis pada tumbuhan hijau sebagai berikut:

Cahaya matahari

6CO2 +6H2O C6H12O6 +6O2

Klorofil

Beberapa komponen yang diperlukan dalam proses fotosintesis adalah karbon dioksida, air, zat hijau daun, dan cahaya sinar matahari. Adapun hasil dari fotosintesis adalah oksigen dan zat gula

(C6H12O6).

Pemakai adalah organisme yang tidak dapat menghasilkan dan membuat makanan sendiri. Oleh sebab itu, makanannya diperoleh dari lingkungan, baik dari tanaman atau produsen maupun organisme lainnya, contohnya hewan. Organisme yang tidak dapat menyusun makanannya sendiri disebut heterotrof. Pengurai adalah jasad organik atau mikroorganisme yang menguraikan sisa makhluk hidup yang telah mati dan membusuk. Contohnya, bakteri dan jamur. komponen biotik

(24)

yaitu : tanah sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi susunan dan kemampuan menahan air. sifat-sifat kimia tanah juga berperan dalam ekosistem, yaitu keasaman dan kandungan unsur hara, air hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup yaitu suhu air, kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan,dan kedalaman air, udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas. gas membentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup, cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi, suhu atau temperatur setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakan.

2.5.4 Rantai Makanan

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu. Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.

Gambar 2.1 Rantai Makanan Sumber : Sukasains.com (2012)

Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular, dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan di manfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki

(25)

tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa : Rumput bertindak sebagai produsen, Belalang sebagai konsumen I ( Herbivora ), Katak sebagai konsumen II ( Carnivora ), Ular sebagai konsumen III / konsumen puncak ( Carnivora ), Jamur sebagai dekomposer.

2.5.5 Jaring-jaring makanan

Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam ekosistem. Rantai makanan yang bergabung menjadi suatu ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan.

Gambar 2.2 Jaring-Jaring Makanan Sumber : Sukasains.com (2012) 2.5.6 Piramida Makanan

Seumpama katak pada contoh rantai makan di atas dihilangkan, apa yang akan terjadi?

Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat karena tidak ada pemangsanya.

Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena tidak ada makanan. Yang terjadi berikutnya adalah belalang pun akan banyak yang mati karena jumlah rumput tidak bisa memenuhi kebutuhan makan belalang yang jumlahnya bertambah banyak.

(26)

Gambar 2.3 Piramida Makanan Sumber : Sukasains.com (2012) 2.5.7 Pola Kehidupan Simbiosis

Pola kehidupan simbiosis adalah persekutuan hidup antara dua jenis makhluk hidup yang berbeda dan berhubungan erat. Suatu hubungan dapat dikatakan simbiosis apabila : Hubungan itu terjadi antara dua makhluk hidup berbeda jenis, Terjadinya dalam suatu habitat tertentu, Merupakan suatu ikatan komunitas. Ada tiga macam kehidupan simbiosis yaitu : Simbiosis mutualisme adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang berbeda dan keduanya saling ketergantungan.

Contohnya kumbang dengan bunga. Simbiosis komensalisme adalah persekutuan hidup bersama antara dua makhluk hidup yang berbeda jenisnya. Makhluk yang satu memperoleh keuntungan sedangkan yang satunya lagi tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak di rugikan. Contohnya ikan hiu dan ikan remona, dimana ikan remona memakan sisa-sisa yang terlepas dari ikan hiu.

Simbiosis paratisme adalah persekutuan hidup antar dua macam makhluk hidup yang berbeda jenisnya, tetapi makhluk hidup yang satu memperoleh keuntungan, sedangkan yang lainnya dirugikan. Contohnya tumbuhan benalu dan tumbuhan inang.

2.5.8 Pola Kehidupan Antibiosis

Pola kehidupan antibiosis adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang berlainan jenisnya, yang bercirikan satu organisme yang menghambat pertumbuhan organisne lainnya.

Contohnya jamur penicillium sp dengan bakteri.

2.6 Penelitian Relevan

Wulandari (2010) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul penerapan teknik mind mapping dalam meningkakan motivasi dan penguasaan konsep biologi siswa kelas XI IPA2 SMA Nurul Falah Pekanbaru TA. 2009/2010 meningkatkan motivasi dan penguasaan konsep siswa pada pelajaran biologi. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yaitu terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus I sebesar 77.8 % dan siklus II sebesar 84.4 %.

Sholikati (2012) dalam jurnal yang berjudul pengaruh strategi pembelajaran card sord disertai mind mapping penguasaan konsep biologi siswa kelas XI SMA Banyudono tahun ajaran 2011 / 2012 meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pelajaran biologi hal ini terbukti dari hasil penelitian yaitu terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 47,6 % dan siklus II sebesar 64,3 %.

(27)

Silaban (2012) dalam jurnal yang berjudul pengaruh media mind mapping terhadap kreatifitas dan penguasaan konsep kimia siswa kelas X SMA pada pembelajaran menggunakan advance organizer tahun ajaran 2011/2012 menyimpulkan bahwa dapat meningkatkan kreatifitas siswa dan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran kimia hal ini terbukti dari penguasaan konsep siswa pada I sebesar 58,5 % dan eksperimen II sebesar 68 %.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Bentuk penelitian ini yaitu penelitian quasi eksperimen dengan the matching only control pretest-posttest group design (Fraenkel & Wallen, 2007). Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang di pilih secara random. Desain ini dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Kelas Pretest Treatment Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

X1 : Proses pembelajaran ekosistem dengan card sort berbantuan mind mapping X2 : Proses pembelajaran ekosistem dengan kelas konvensional

O1 : Nilai pretest O2 : Nilai posttest

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 di kelas VII SMPN 15 Pekanbaru Tahun ajaran 2015/2016.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 15 Pekanbaru yang terdiri dari 7 kelas paralel. Sebagai sampel diambil 2 kelas dengan teknik simple random sampling.

3.4 Parameter Penelitian

Parameter penelitian ini adalah :

3.4.1 Penguasaan konsep

(28)

Penguasaan konsep yang dimaksud dari penelitian ini adalah skor siswa terhadap soal-soal yang diberikan diawal dan diakhir pembelajaran. Soal-soal dibuat dengan menggunakan taksonomi Bloom (Anderson & Krathwohl, 2010).

3.4.2 Aktivitas siswa

Aktivitas siswa diamati selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.

3.4.3 Aktivitas guru

Aktivitas guru diamati selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.

3.5 Instrumen Penelitian

Perangkat pembelajaran yang digunakan berupa:

3.5.1 Silabus

Yaitu pedoman untu membuat RPP yang terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber.

3.5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Yaitu perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3.5.3 Kartu Sortir

Kartu ini dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil proses belajar mengajar. Instrument pengumpulan data : Lembar observasi aktivitas siswa, Lembar observasi aktivitas guru, Lembar tes yang berupa soal pilihan ganda dengan 4 option (A,B,C,D) sebanyak 30 butir soal.

Untuk mengetahui kualitas dari soal dapat dilakukan langkah-langkah berikut: Validitas Butir Soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor soal. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total.

Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi sehingga mendapatkan validitas suatu butir soaldigunakan rumus korelasi. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (Arikunto, 2011) sebagai berikut:

(29)

x2

x

¿2

¿

y2

y

¿

¿

¿2 n(¿)−¿

¿

¿

xy=n(Ƹxy)−(Ƹx)(Ƹ y) r¿ ¿

Keterangan:

Rxy = koefisisen korelasi antara variabel x dan variabel y X=¿ skor butir soal

Y=¿ jumlah total N=¿ Jumlah subjek

Interpetensi besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada tebel berikut:

Tabel 3.1

Kategori validitas butir soal

Koefisien Kategori

0.80˂ rxy ≤1.00 Sangat tinggi

0.60˂ rxy ≤0.80 Tinggi

0.40˂ rxy ≤0.60 Cukup

0.20˂ rxy ≤0.40 Rendah

0.00≤ rxy ≤0.20 Sangat rendah

(Sumber: Arikunto, 2011)

Hasil perhitungan validitas tes terhadap 60 butir soal yang dibagi ke dalam 2 kategori : Tabel 3.2

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal N

o Indikator Katagor

i Jumla

h Nomor Soal

1

Mengindefikasikan satuan-satuan dalam ekosistem dan mengatakan

matahari merupakan sumber energi matahari

Valid 11 2,5,6,8,10,12,13,14,15,16,17

Tidak

valid 9 1,3,4,7,9,11,18,19,20

2 Menggambarkan

dalam rantai Valid 18 21,22,24,26,27,28,29,30,31, 32,33,34,35,36,37,38,39,40

(30)

makanan dan jaring- jaring kehidupan suatu ekosistem

Tidak

valid 2 23,25

3

Membedakan macam-macam pola interaksi makhluk hidup

Valid 10 41,42,43,44,45,46,48,49,50, 52

Tidak

valid 10 47,51,53,54,55,56,57,58,59, 60

(Sumber: Penghitungan Anates, 2016)

Hasil perhitungan validitas tes terhadap 60 butir soal yang dibagi ke dalam 5 kategori : Tabel 3.3

Hasil Uji Validasi Butir Soal

No Indikator Kategori Jumlah Nomor soal

1

Mengindefikasikan satuan-satuan dalam ekosistem dan

mengatakan matahari merupakan sumber energi matahari.

Sangat

tinggi - -

Tinggi - -

Cukup 2 15,16

Rendah 12 2,3,5,6,8,10,12,13,14,1 7,18,20

Sangat

rendah 6 1,4,7,9,11,19

2

Menggambarkan dalam rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan suatu ekosistem.

Sangat

tinggi - - Tinggi - - Cukup 8 34,35,36,37,38,39,40 Rendah 10 21,24,26,27,28,29,30,3

1,32,33 Sangat

rendah 2 23,25

3 Membedakan macam- macam pola interaksi makhluk hidup

Sangat

tinggi - - Tinggi - -

Cukup 5 41,42,44,48,49

Rendah 8 43,45,46,47,50,52,53,5 8

Sangat

rendah 7 51,54,55,56,57,59,60 (Sumber: Penghitungan Anates, 2016)

Reliabilitas Suatu alat ukur (instrument) memiliki reabilitas yang baik bila alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal walaupun dikerjakan oleh siapapun (dalam level yang sama), dimanapun dan kapanpun berada (Arikunto,2011). Reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan metode Kuder Richardson-21 (KR-21) dengan rumus:

(31)

r11=

(

k−1k

) (

1−M(kk VtM)

)

Keterangan :

R11 : Reliabilitas instrumen

K : Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M : Skor rata-rata

Vt : Varians total

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dibandingkan dengan rtabel dengan kaidah keputusan, jika r11 > rtabel berarti reliabel dan jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel. Kemudian hasil perhitungan tersebut ditafsirkan dan di interprestasikan mengikuti tabel berikut :

Tabel 3.4

Kategori Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Kategori

0,80 < r11 ≤ 1.00 Sangat Tinggi 0,60 < r11 ≤ 0.80 Tinggi 0,40 < r11 ≤ 0.60 Cukup 0,20 < r11 ≤ 0.40 Rendah

r11 ≤ 0.20 Sangat Rendah (Sumber : Arikunto, 2011)

Dari hasil perhitungan didapatkan reliabilitas hasil belajar r11 = 0,91 lebih besar dari rtabel = 0,36 maka keputusannya adalah reliabel. Apabila diklasifikasikan berdasarkan kategori pada Tabel 3.4 di atas, maka hasil reliabilitas ini tergolong sangat tinggi.

Tingkat Kesukaran Butir Soal Tingkat kesukaran dari setiap item soal dihitung dengan menggunakan persamaan (Arikunto, 2011) sebagai berikut :

P = B JS Keterangan :

P : Indek Kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3.5

(32)

Kategori Tingkat Kesukaran

Koefisien Kategori

0,00 < TK ≤ 0.30 Sukar

0,30 < TK ≤ 0.70 Sedang

0,70 < TK ≤ 1.00 Mudah

(Sumber : Arikunto, 2011)

Hasil uji coba tingkat kesukaran pada Tabel 3.6 dicantumkan di bawah ini:

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran

(Sumber:

Penghitungan Anates, 2016) Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi test atau daya pembeda (D).

Daya pembeda dihitung dengan rumus (Arikunto,2011) :

Keterangan :

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

No Indikator Kategori Jumlah Nomor soal

1

Mengindenfikasik an satuan-satuan dalam ekosistem dan mengatakan matahari

merupakan sumber energi matahari

Sukar 3 2,6,9

Sedang 17 1,3,4,5,7,8,10,11,12,13,14,15,1 6,17,18,19,20

Mudah - -

2

Menggambarkan dalam rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan suatu ekosistem

Sukar - -

Sedang 15 22,23,24,25,27,28,2,30,31,32,3 3,34,36,37,38

Mudah 5 21,26,35,39,40

3

Membedakan macam-macam pola interaksi makhluk hidup

Sukar - -

Sedang 12 41,44,47,49,53,54,55,56,57,58, 59,60

Mudah 8 42,43,45,46,48,50,51,52

(33)

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA : Proporsi kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P sebagai indeks kesukaran)

PB : Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Kategori daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah ini : Tabel 3.7

Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 < DP≤ 0.20 Jelek (poor) 0,20 < DP ≤ 0.40 Cukup (satisfactory) 0,40 < DP ≤ 0.70 Baik (good) 0,70 < DP ≤ 1.00 Baik Sekali (excellent) (Sumber : Arikunto, 2011)

Hasil perhitungan uji coba daya pembeda tes terhadap 60 butir soal yang dibagi ke dalam 4 kategori:

Tabel 3.8

Hasil Uji Coba Daya Pembeda Butir Soal

Kategori Jumlah Nomor soal

Jelek

(poor) 4 1,51,54,57 Cukup

(satisfactory) 39

2,3,4,5,6,7,9,10,11,12,13,14,18,19,20,21,23 ,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,39,43,45,47

,50,52,53,55,56,58,59,60 Baik

(good) 15 8,15,17,22,35,36,37,38,40,41,42,44,46,48,4 9

Baik Sekali

(excellent) 2 16,34

(Sumber : Pengolahan Data Program Anates, 2016)

Hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, maka diperoleh karakteristik instrument secara keseluruhan.

Tabel 3.9

Rekapitulasi Soal yang Digunakan dalam Penelitian

No Indikator Jumlah Soal

1

Mengindenfikasikan satuan-satuan dalam ekosistem dan mengatakan matahari merupakan sumber

energi matahari 10 2,5,6,8,10,12,13,14,15,16

2

Menggambarkan dalam rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan suatu ekosistem

11 21,22,24,26,27,28,29,30, 31,32,33

(34)

3 Membedakan macam-macam pola

interaksi makhluk hidup 9 41,42,43,44,45,46,48,49, 50

(Sumber : Pengolahan Data Program Anates, 2016)

3.6 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 3.6.1 Persiapan

Peneliti bersama guru IPA yang mengajar di kelas VII bekerja sama merancang pembelajaran yang akan digunakan.

3.6.2 Pelaksanaan

Guru terlebih dahulu memberikan pretest sebelum memulai pembelajaran kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah proses belajar mengajar berakhir kemudian guru memberikan posttest.

3.6.3 Penyusunan Laporan

Data yang diperoleh yaitu berupa data kuantitatif dari hasil pretest dan posttest dianalisis dengan uji beda rerata menggunakan uji T untuk parametrik, jika data berdistribusi normal atau homogenitas atau U Mann Whitney untuk non parametrik (jika data tidak berdistribusi normal atau tidak homogen). Data kualitatif berupa observasi kegiatan guru dan siswa dianalisis secara kualitatif untuk melihat kegiatan selama proses belajar mengajar di kelas.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrumen test penguasaan konsep siswa yang diberikan pada awal dan akhir pembelajaran (pretest dan posttest) dan observasi interaksi pembelajaran di kelas.

3.8 Teknik Analisis data 3.8.1 Perhitungan N-Gain

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu secara kuantitatif dan secara kualitatif. Data utama yang dipakai untuk melihat peningkatan pemahaman konsep, adalah data hasil tes awal (pretest) maupun test akhir (posttest). Data tersebut dianalisis untuk

(35)

melihat skor hasil tes. Selanjutnya hasil tes tersebut dihitung rata-ratanya, serta menghitung N-Gain antara tes awal dan tes akhir.

Menghitung N-Gain dapat digunakan rumus sebagai berikut (Meltzer, 2002).

Keterangan:

Spost : Skor posttest Spre : Skor pretest

Smaks : Skor maksimum ideal

Tabel 3.10

Kategori Perolehan Skor N-Gain

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

(Sumber :Meltzer, 2002)

Pengolahan data pretest, posttest dan N-Gain dengan menggunakan Sofware Statistical Package for Sosial Science (SPSS) for windows versi 17.0. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas distribusi data dan homogenitas varians data kedua kelompok.

Pengujian normalitas distribusi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov (KS - 21) pada program SPSS versi 17.0, sedangkan uji homogenitas varians data dilakukan dengan Levene Test.

Perbedaan hasil tes penguasaan konsep, menggunakan uji statistik inferensial. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas dilanjutkan dengan pengujian hipotesis komparatif.

Sugiyono (2010) mengatakan bahwa hipotesis komparatif adalah penyataan yang menunjukkan hasil dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.Untuk menguji hipotesis komparatif digunakan Uji – t (t-test) untuk parametik (jika data berdistribusi normal dan homogeny) atau U Mann Whitney untuk non parametik (jika data tidak berdistribusi normal atau tidak homogen) atau U MannWhitney test.

3.8.2 Uji Normalitas

N-Gain = Spost - Spre

Smaks- Spre

(36)

Analisis data menggunakan analisis regresi, karena metode regresi merupakan salah satu metode analisis parametik. Normalitas data ini dapat diketahui melalui sebaran regresi yang merata (Wulansari, 2008) penggunaan statistik parametris, bekerja sama dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal (Sugiyono, 2009). Salah satu metode yang digunakan untuk menguji kenormalan data adalah metode Kolmogorov Smirnov (KS- 21). Rumus uji Kolmogorov Smirnov menurut Steel dalam Wulandari (2010):

KS = | Fn(Yi-1) –Fo(Yi) | Keterangan:

KS : Nilai KS hitung

Fn(Yi-1) : Frekuensi persentasi komulatif pada waktu sebelum i Fo(Yi) : Frekuensi data sebaran normal pada saat i

Nilai KS hitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan nilai KS tabel.Jika nilai KS hitung < KS tabel maka Ho artinya data model regresi sederhana atau regresi berganda mengikuti sebaran normal.Sebaliknya jika nilai KS hitung > KS tabel maka tolak Ho, artinya data model regresi sederhana atau regresi berganda tidak mengikuti sebaran normal.

3.8.3 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman data penelitian. Dalam analisis regresi data penelitian yang baik harus mempunyai sebaran data yang homogen dan metode yang digunakan untuk mengujinya adalah uji Levene (Levene Test). Rumus uji Levene (Levene Test) dalam Sugiyono (2010) adalah sebegai berikut :

Keterangan:

L : Nilai Levene hitung X : Nilai data residual

X´ : Rata-rata data residual

L =

V´

(k−1)

(¿V ij− ´´ V i)

(Nk)

¿(¿i− ´V k)

¿ ¿

(37)

N : Jumlah sampel K : Jumlah kelompok n1 : Jumlah sampel 1

Nilai Leven hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Levene tabel atau dapat juga menggunakan nilai perbandingan signifikan dengan alpha 5 %. Jika nilai Leven hitung <Leven tabel atau P value> 5% maka data regresi sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang homogen, dan sebaliknya jika nilai Leven besar Levene tabel atau P Value< 5 % maka data regresi sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang tidak homogeny Dan sebaliknya jika nilai Leven besar Leven tabel atau P Value< 5 % maka data regres sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang tidak homogen.

3.8.4 Uji t

Uji t adalah statistik parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis, komparatif rata-rata dua sampel, bila datanya berbentuk inretval atau rasio. Uji t digunakan apabila data normal atau homogen. Untuk menentukan data normal dan homogeny digunakan uji normalitas dan homegenitas.

Menguji hipotesis dengan rumus uji t dibawah ini :

Keterangan :

X´1 : Rata-rata kelompok eksperimen X´2 : Rata-rata kelompok kontrol S12 : Varians kelompok eksperimen S22 : Varians kelompok kontrol 3.8.5 Uji U Mann-Whitney

U-test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam suatu pengamatan data berbentuk interval, maka perlu dirubah dulu kedalam data ordinal.Bila data masih berbentuk interval, sebenarnya maka dapat menggunakan t-test untuk pengujiannya, tetapi bila asumsi t-test tidak dipenuhi (misalnya data harus normal), maka test ini dapat digunakan.

Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian, kedua rumus tersebut digunakan dalam perhitungan, karena akan digunakan untuk mengetahui harga U mana yang labih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U tabel.

t=

X´1− ´X2

S12+S22

(38)

Rumus 1:

Rumus 2 :

Keterangan:

n1 : Jumlah sampel 1 n2 : Jumlah sampel 2 U1 : Jumlah peringkat 1 U2 : Jumlah peringkat 2

R1 : Jumlah rangking pada sampel n1

R2 : Jumlah rangking pada sampel n2

3.9 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping terhadap penguasaan konsep ekosistem siswa kelas VII SMPN 15 Pekanbaru Tahun Ajaran 2015/2016.

H1: Terdapat pengaruh model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping terhadap penguasaan konsep ekosistem siswa kelas VII SMN 15 Pekanbaru Tahun Ajaran 2015/2016.

3.10 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.11 di bawah ini : Tabel 3.11

Jadwal pelaksanaan penelitian

N O

Kegiatan

Tahun 2016

Jan Feb Mar April Mei Jun Juli Agus 1 Pengajuan judul √

2 Penyusunan proposal

√ 3 Seminar

proposal

4 Penggumpulan √

U1=n1n2+n1(n1+1) 2 −R1

U2=n1n2+n2(n2+1) 2 −R2

(39)

data

5 Pengolahan data √

6 Penyusunan skripsi

7 Seminar hasil √

8 Ujian skripsi √

3.11 Alur Penelitian

Studi Pendahuluan

Perumusan Metode Pembelajaran

Kesimpulan Analisis DataPosttest

Pembelajaran Ekosistem Dikelas Eksperimen Dengan Card Sort Berbantuan Mind Mapping Observasi Aktivitas

Guru Dan Siswa Pembelajaran

Ekosistem Dikelas Kontrol Dengan Teknik Konvesional

Pretest

Pembuatan Instrumen, Silabus, Rpp, Lembar Observasi,Dan Soal

Penyusunan Proposal

Uji Coba Butir Soal

(40)

3.1 Gambar Alur Penelitian

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pretest dan Posttest

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 25 April sampai 16 Mei 2016 pada kelas eksperimen dan kontrol di SMPN 15 Pekanbaru tahun pelajaran 2015 / 2016 pada pokok bahasan ekosistem diperoleh data pretest dan posttest sebagai berikut :

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Data Nilai Pretest dan Posttest

Nilai Kelas n

Penguasaan konsep

Rerata Nilai

Ideal

Nilai Minimum

Nilai Maksimum Pretest Eksperime

n 30 100 30,00 56,67 47,89

Kontrol 30 100 26,67 56,67 41,22

Posttest Eksperime n

30 100 60,00 86,67 70,78

Kontrol 30 100 43,33 63,33 51,89

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai minimum pretest kelas eksperimen adalah 30,00, sedangkan nilai minimum pretest kontrol adalah 26,67. Nilai maksimum pretest kelas

(41)

eksperimen dan kontrol adalah 56,67, dengan nilai ideal 100. Rerata nilai pretest kelas eksperimen adalah 47,89 sedangkan pada kelas kontrol 41,22 dari masing-masing 30 sampel.

Nilai minimum posttest kelas eksperimen adalah 60,00 sedangkan nilai minimum posttest kelas kontrol adalah 43,33. Nilai maksimum posttest kelas eksperimen adalah 86,67 sedangkan nilai maksimum posttest kelas kontrol adalah 63,33 dengan nilai ideal 100. Rerata nilai posttest kelas eksperimen adalah 70,78 dan kelas kontrol adalah 51,89 dari masing-masing 30 sampel.

Perbandingan hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.1 :

pretest posttest

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

41.22

51.89 47.89

70.78

kontrol eksperimen

Rerata

Gambar 4.1 Diagram batang perbandingan hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Nilai pretest dan posttest yang telah diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka selanjutnya dilakukan analisis data.

Uji normalitas data pretest dan posttest yang telah dianalisis dengan menngunakan Kolmogorov-Smirnov dicantumkan pada Tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Jenis

Data Kelas

Uji Normalitas Asymp. Sig (2-

Tailed)

α

Keputusan Keterangan

Pretest Eksperimen 0,227 0,05 Terima H0 Normal

Kontrol 0,119 0,05 Terima H0 Normal

Posttest Eksperimen 0,286 0,05 Terima H0 Normal

Gambar

Gambar 2.1 Rantai Makanan Sumber : Sukasains.com (2012)
Gambar 2.2 Jaring-Jaring Makanan Sumber : Sukasains.com (2012) 2.5.6   Piramida Makanan
                                          3.1  Gambar Alur Penelitian
Gambar 4.1 Diagram batang perbandingan hasil  pretest  dan  posttest  kelas eksperimen dan kelas kontrol
+7

Referensi

Dokumen terkait