BAB I PENDAHULUAN
N- Gain KategoriNilai
4.2 Pembahasan
Nilai rerata pretest kelas eksperimen adalah 47,89 sedangkan rerata pretest kelas kontrol adalah 41,22. Berdasarkan hasil uji-t diperoleh nilai sig (2 tailed) adalah 0,027 < 0,05 maka dinyatakan tolak H0 artinya bahwa siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen mempunyai pengetahuan awal yang berbeda pada materi ekosistem. Menurut Zakaria dan Yussof (2009) mengatakan pengetahuan awal berperan penting terhadap kemampuan pemecahan masalah. Siswa akan memiliki kemampuan pemecahan masalah tinggi, jika disadari pengetahuan awal yang kuat.
Data posttest dianalisis menggunakan uji-t diperoleh nilai sig (2 tailed) adalah 0,000 < 0,05 maka keputusan tolak H0 artinya data berbeda signifikan yang menunjukkan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki penguasaan konsep yang berbeda pada materi ekosistem. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol karena dapat dilihat nilai rerata posttest kelas eksperimen adalah 70,78 sedangkan rerata pada kelas kontrol adalah 51,89. Hal ini terjadi karena siswa kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping . Menurut Silbermen, (2007) kelebihan card sort yaitu guru lebih mudah dalam menguasai kelas, pembelajaran card sort mudah dilaksanakan, menggunakan card sort mudah dilakukan oleh siswa yang jumlah nya banyak, guru lebih murah menerangkan atau menjelaskan card sort dengan baik, siswa lebih mudah mengerti tentang materi yang telah disampaikan guru, dan dengan menggunakan card sort antar siswa lebih akrab dalam melakukan pembelajaran. Sedangkan menurut Buzan, (2008) mind mapping juga mempunyai kelebihan yaitu: dengan menggunakan mind mapping siswa lebih mengorganisasikan ide-ide yang muncul, menggambarkan diagram bisa memunculkan penguasaan konsep siswa, siswa juga bisa menulis mind mapping sebagai panduan di buku tulis masing-masing.
Pemilihan model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping karena pembelajaran card sort berbantuan mind mapping bisa mengaktifkan siswa mengemukakan pendapatnya dengan bahasa sendiri. Peningkatan penguasaan konsep yang terdapat diatas sesuai dengan penelitian relevan oleh Sholikati (2012) yang menemukan bahwa pengaruh strategi pembelajaran card sord disertai mind mapping biologi siswa dapat meningkatkan penguasaan konsep pada pelajaran biologi hal ini terbukti dari hasil penelitian yaitu terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa pada siklus I sebesar 47,6 % dan siklus II sebesar 64,3 %.
Peningkatan hasil pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dengan nilai N-Gain.
Nilai N-Gain pada kelas eksperimen adalah sebesar 0,43 termasuk dalam kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol adalah sebesar 0,18 termasuk dalam kategori rendah, nilai N-Gain pada uji-t di lihat dari nilai sig. (2- tailed) dengan taraf signifikan (α ) adalah 0,05 diperoleh nilai sig. (2- tailed) 0,000 maka keputusan nya tolak H0 artinya data berbeda signifikan yang menunjukkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping yang
mengarahkan siswa supaya lebih aktif dan kreatif dalam melaksanakan materi pembelajaran, kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional yang kegiatan pembelajarannya didominasi oleh aktifnya guru dalam menerangkan materi pembelajaran, sehingga siswa menjadi pasif. Hal ini menyebabkan daya tangkap pemahaman siswa lebih tinggi kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol. Hasil penelitian ini sejalan dengan Silaban (2012) yang menemukan pengaruh media mind mapping terhadap kreatifitas dan hasil belajar kimia siswa menyimpulkan bahwa dapat meningkatkan kreatifitas siswa dan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran kimia hal ini terbukti dari siklus siswa pada I sebesar 58,5 % dan eksperimen II sebesar 68 %, pada penelitian ini sejalan juga dengan Wulandari (2010) penelitiannya yang berjudul penerapan teknik mind mapping dalam meningkatkan motivasi dan penguasaan konsep siswa pada pelajaran biologi. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yaitu terjadi peningkatan siswa pada siklus I sebesar 77.8 % dan siklus II sebesar 84.4 %.
Penelitian ini selain dilihat dari nilai yang diperoleh siswa, peneliti juga menilai aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan lembar observasi. Aktivitas guru pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, pada kelas kontrol pertemuan pertama adalah 90 % dan pertemuan kedua aktivitas guru adalah sebesar 100% dapat dilihat pada pertemuan pertama dan kedua aktivitas guru skornya berbeda, dalam arti aktivitas guru pada kelas kontrol belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan karena pada pertemuan pertama tahap-tahap pelajaran belum dilakukan dengan sesuai setelah pertemuan kedua guru sudah dapat menjelaskan tahap-tahap pelajaran secara keseluruhan. Kelas eksperimen aktivitas guru pertemuan pertama adalah 92,30 % dan kedua adalah sebesar 100% dapat dilihat aktivitas guru pertemuan pertama dan kedua jumlah skornya sudah mendekati kepada pertemuan kedua, artinya pertemuan pertama dan pertemuan kedua hampir sebanding dan lebih baik meningkat dari sebelumnya.
Aktivitas guru berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, bahwa peran dan fungsi guru sengat menentukan serta mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan hasil belajar dan mampu mendorong siswa untuk senantiasa aktivitas belajar dalam berbagai kesempatan melalui sumber media. Aktivitas guru mempengaruhi aktivitas siswa sehingga mendukung prestasi belajar siswa lebih baik, sehingga guru harus mampu mendorong siswa untuk memanfaatkan kesempatan beraktivitas secara tanggap, karena guru dalam proses pembelajaran berperan sebagai motivator, pembimbing, fasilitator, serta organisator. (Slameto, 2010).
Lembar observasi aktivitas siswa pada kelas kontrol yang diamati ada empat point yaitu: siswa mencatat materi yang diajarkan guru, siswa bertanya kepada guru, siswa menjawab/merespon pertanyaan guru, siswa membuat ringkasan materi yang telah dibahas. Rerata nilai aktivitas siswa kelas kontrol sebesar 66,24%, dilihat pada pertemuan pertama dan kedua, aktivitas kelas kontrol
tidak seperti yang diharapkan, hanya sebagian siswa yang merespon dan aktif dalam proses pembelajaran.
Lembar observasi aktivitas siswa yang diamati pada kelas eksperimen ada empat point yaitu:
Siswa menempatkan diri dalam kelompok dengan cepat, siswa mengurutkan card sort, siswa melengkapi mind mapping, siswa terlibat dalam presentasi kelompok. Rerata nilai aktivitas siswa kelas eksperimen adalah sebesar 79,16 %, dapat dilihat aktivitas siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan, artinya siswa mampu beradaptasi dan menyukai proses model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.
Secara keseluruhan pengaruh model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping berpengaruh positif terhadap proses pembelajaran karena selain meningkatkan penguasaan konsep siswa, juga dapat membantu siswa lebih aktif dalam proses belajar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan terdapat pengaruh model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping terhadap penguasaan konsep siswa kelas VII SMPN 15 Pekanbaru pada materi ekosistem. Hal ini dapat dilihat dari nilai N-Gain pada kelas eksperimen yaitu sebesar 0,43 termasuk dalam kategori sedang dan N-Gain kelas kontrol yaitu sebesar 0,18 termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan dari hasil uji-t maka diperoleh data yang berbeda signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran card sort berbantuan mind mapping dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional di kelas VII SMPN 15 pekanbaru.