• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pengaruh Pembelajaran Fiqih Terhadap Kemampuan Praktik Ibadah Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Pengaruh Pembelajaran Fiqih Terhadap Kemampuan Praktik Ibadah Siswa"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

 

PENGARUH PEMBELAJARAN FIQIH TERHADAP  KEMAMPUAN PRAKTIK IBADAH SISWA 

Maria Ulfah Universitas Islam Jakarta

Putri Salsabil Universitas Islam Jakarta putrisyihab27@gmail.com

Abstract

Learning fiqh thaharah wudhu has a relationship between teachers and students in carrying out the learning process. Before carrying out worship, especially prayer, surely what must be done by all Muslims is ablution to remove dirt or feces that are on him.

This study aims to determine whether or not there is an influence of learning fiqh thaharah wudhu on the ability to practice ablution of students at SMP Al-Ghurabaa East Jakarta.

The method used in this study is correlation with a quantitative approach, sampling is carried out with the slovin formula using the simple random sampling method, with a total of 82 respondents. Data collection techniques with questionnaire and interview instruments.

The results showed that, there is an influence of learning fiqh thaharah wudhu on the ability to practice ablution of students, seen from the Product Moment coefficient test resulting in "r xy" or "r o" with a value of 0.748, It is greater than "r t" at a significant level of 5% = 0.217 and a significant level of 1% = 0.283. Thus it can be seen that "r o" > "rt" either at the level of 5% or 1%. Then the Alternative Hypothesis (Ha) is accepted or approved, while the Zero Hypothesis (Ho) is rejected or disapproved.

Based on the numbers that the author put forward, there is an influence of learning fiqh thaharah wudhu on the ability to practice ablution of students, if the teacher applies fiqh thaharah learning properly and correctly and supported by other factors, then students can apply fiqh thaharah properly and correctly in everyday life.

Keywords:Fiqh Learning, Ability to Practice Worship.

Abstrak

Pembelajaran fiqih thaharah wudhu memiliki keterkaitan antara guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sebelum melaksanakan ibadah terutama shalat pasti yang harus dilakukan oleh semua umat muslim adalah berwudhu untuk menghilangkan kotoran atau najis yang ada pada dirinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajarah fiqih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa di SMP Al-Ghurabaa Jakarta Timur.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan kuantitatif, penarikan sampel dilakukan dengan rumus slovin dengan menggunakan metode simple random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 82 siswa. Teknik pengumpulan data dengan instrument angket dan wawancara.

Hasil penelitian menunujukkan bahwa, ada pengaruh pembelajaran fiqih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa, dilihat dari uji koefisien Product Moment menghasilkan "𝑟𝑥𝑦" atau "𝑟𝑜"dengan nilai 0,748, Hal tersebut lebih besar daripada

"𝑟𝑡"pada taraf signifikan 5% = 0,217 dan taraf signifikan 1% = 0,283. Dengan demikian

(2)

dapat diketahui bahwa"𝑟𝑜" > "𝑟𝑡" baik pada taraf 5% atau 1%. Maka Hipotesis Alternatif (Ha) diterima atau disetujui, sementara Hipotesis Nihil (Ho) ditolak atau tidak disetujui.

Berdasarkan angka yang penulis kemukakan maka terdapat pengaruh pembelajaran fiqih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa, jika guru menerapkan pembelajaran fiqih thaharah dengan baik dan benar serta didukung faktor-faktor lainnya, maka para siswa dapat menerapkan fiqih thaharah dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci : Pembelajaran Fiqih, Kemampuan Praktik Ibadah.

INTRODUCTION/PENDAHULUAN

Kaum muslimin sangat memperhatikan thaharah bahkan ulama fiqih menganggap thaharah merupakan salah satu syarat pokok sahnya ibadah. Thaharah merupakan sarana untuk mensucikan diri yang harus dilakukan oleh seorang muslim sebelum melaksanakan ibadah.

Untuk melaksanakan shalat misalnya, seseorang harus berwudhu terlebih dahulu dan membersihkan najis yang melekat di badan. Thaharah sangatlah penting karena bisa menentukan sah atau tidaknya seseorang dalam ibadah 1.

Keberadaan thaharah mempengaruhi terhadap kualitas ibadah seorang hamba.

Thaharah mendidik seseorang yang ditaklif syara’ untuk senantiasa menjaga kebersihan dalam keseharian baik dalam bentuk lahiriyah maupun batiniyah. Ibadah seseorang dipandang baik secara kualitas apabila ia beribadah dalam keadaan bersih baik secara lahir maupun batin 2.

Dalam fiqih Islam pembahasan mengenai thaharah mencakup dua pokok pembicaraan yaitu bersuci dari najis dan bersuci dari hadas. Pada dasarnya ajaran Islam mengharuskan kebersihan, karena Islam sendiri merupakan agama yang mementingkan kebersihan. Islam mengajarkan manusia untuk bersuci dan mensucikan diri 3. Sebagaimana firman Allah SWT.

dalam QS. At-Taubah :108

ْﻢُﻘَﺗ َﻻ ِﻪْﻴِﻓ ۗﺍًﺪَﺑَﺍ ٌﺪ ِﺠْﺴَﻤَﻟ َﺲِّﺳُﺍ ﻰَﻠَﻋ ﻯ ٰﻮْﻘﱠﺘﻟﺍ ْﻦِﻣ ِﻝ ﱠﻭَﺍ ٍﻡ ْﻮَﻳ ﱡﻖَﺣَﺍ ْﻥَﺍ َﻡ ْﻮُﻘَﺗ ِۗﻪْﻴِﻓ ِﻪْﻴِﻓ ٌﻝﺎَﺟ ِﺭ َﻥ ْﻮﱡﺒ ِﺤﱡﻳ ْﻥَﺍ ۗﺍ ْﻭ ُﺮﱠﻬَﻄَﺘﱠﻳ ُﱣ َﻭ

ﱡﺐ ِﺤُﻳ َﻦْﻳ ِﺮِّﻬﱠﻄُﻤْﻟﺍ

Artinya: Janganlah engkau melaksanakan salat dalam masjid itu selama-lamanya.

Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri.

(QS. (9):108).

 

1 Zein Amiiruddiin, Fiqh Ibadah Refleksi Ketundukan Hamba Allah Kepada Al‐Khaliq Perspektif Al‐Quran Dan  as‐Sunnah: Deipok: Pustaka Seitiia., 2009. 

2 Jamaluddin Jamaluddin, “Fiqh Al‐Bi’ah Ramah Lingkungan; Konsep Thaharah Dan Nadhafah Dalam  Membangun Budaya Bersih,” Jurnal Pemikiran Keislaman 29, no. 2 (2018): 324–46, 

https://doi.org/10.33367/tribakti.v29i2.600. 

3 Jamaluddin. 

(3)

Dari ayat Al Quran dan hadits tersebut dapat kita ketahui bahwa thaharah merupakan hal yang sangat penting, terutama dalam hal beribadah. Karena bersuci merupakan syarat sahnya shalat, sehingga harus dipahami betul bagaimana penerapan thaharah yang seisuai dengan aturan Islam. Jika bersucinya tidak sesuai maka shalatnya akan tidak sah 4.

Oleh karena itu dalam melaksanakan praktik bersuci perlu dibiasakan terhadap anak sejak usia dinii termasuk siiswa SMP Al-ghurabaaa Jakarta tiimur yang meimbeiri peimahaman kepada para siswa mengenai tata cara beirsuci yaitu deingan meilaluii proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran fiqih 5.

Untuk itu, sangat penting untuk mempelajari thaharah secara tuntas dan memahami bagaimana tata cara thaharah yang sesuai itu 6. Penulis menjumpai permasalahan tersebut di kelas VIII dan IX SMP al-ghurabaa Jakarta tiimur. Dimana masih banyak siswa yang ketika berwudhu masih terlihat asal- asalan atau tidak sempurna, terkadang masiih ada bagiian yang tidak kena air. Padahal jika siswa itu tahu tentang betapa agungnya syariat Islam teintang beirwudhu iinii teintu dia akan berusaha menyempurnakan wudhunya 7. Sehingga perlu adanya peimbelajaran mengenai fiqiih thaharah secara meindalam agar mereka lebih seimpurna lagii dalam meilaksanakan beirwudhu dan bisa menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari seisuai deingan syariat Islam. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingiin melakukan suatu peneilitian deingan judul “Pengaruh Pembelajaran Fiqih Terhadap Kemampuan Praktik ibadah Siswa SMP Al-ghurabaa Jakarta timur”.

METHOD/METODE PENELITIAN

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dari sumber data primer dan sekunder. Data primer diambil dari siswi kelas VIII dan IX SMP Al-Ghurabaa Jakarta Timur dengan mengamati secara langsung pada saat pelaksanaan PPL II dan juga melalui instrumen penelitian, instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket dan lembar observasi.

Sedangkan data sekunder data yang tidak diambil langsung dilapangan seperti profil sekolah 8.

 

4 Slamet dan Moh suyono dkk Abidin, Fiqih Ibadah. Bandung : CV Pustaka Setia, n.d. 

5 Abidin. 

6 Samsul Ependi, “Penerapan Metode Tanya Jawab Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia  Siswa Kelas Vi Sd Negeri 012 Pangkalan Baru Kecamatan Siak Hulu,” Primary: Jurnal Pendidikan Guru  Sekolah Dasar 7, no. 2 (2018): 256, https://doi.org/10.33578/jpfkip.v7i2.6269. 

7 Mohammad Masykur Rizqillah, “Metodologi Pembelajaran Fiqh,” Jurnal Al‐Makrifat 4, no. 2 (2019): 35. 

8 Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D). Bandung :  Alfabeta,” 2014, https://doi.org/10.1039/c2jm34066f. 

(4)

Untuk lebih jelasnya dalam penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1) Observasi

Observasi dalam penelitian ini dengan pengamatan secara langsung kepada objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Dengan adanya teknik observasi ini, hasil yang diperoleh penulis lebih jelas dan terarah sesuai dengan tujuan. Dalam penelitian inii teknik observasi digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan praktik berwudhu siswa. Dalam pemberian bobot penilaian, peneliti menggunakan pengukuran skala likert teori sugiyono 9.

2) Kuesioner

Kuesioner yang disebar merupakan kuesioner tertutup sebanyak 20 item pernyataan dan 20 indikator yang berkaitan dengan variabel X (Pembelajaran Fiqih Thaharah) dan variabel Y (kemampuan praktik berwudhu siswa). Teknik ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari responden, dengan cara memberi perangkat pernyataan tertulis kepada respoden untuk dijawab.

Kuesioner yang diberikan adalah angket dan indikator yang dikendalikan oleh peneliti yaitu angket dan indikator yang jawabannya sudah tersedia 5 alternatif. Penelitian ini menggunakan metode simple random sampling 10.

Berdasarkan perhitungan rumus slovin dalam menentukan sampel dari total populasi sebanyak 103 siswa kelas VII, VIII dan IX adalah 82 siswa dengan rasio 5% . sampel diambil dari kelas VIII dan IX karena dikelas ini yang sudah mempelajari pelajaran Fiqih.

Didalam angket atau pernyataan ada sibuah jawaban atau pilihan untuk dipilih peserta didik dalam mengisi angket tersebut. Penulis memberikan bobot nilai menggunakan skala liikeirt untuk angket atau pernyataan yang dibagikan keipada peserta diidiik. Jika pernyataan posiitiif maka: Sangat Seituju (SS) = 5, Seituju (S) = 4, Kurang Setuju (KS) = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tiidak Seituju (STS) = 1.Jika pernyataan bersifat negatif maka penulis memberi nilai: Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Kurang Setuju (KS) = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.

3) Dokumentasi

Teknik ini ditujukan untuk memperoleh langsung dari tempat peneilitian, yang meiliputi buku-buku yang relevan, laporan keigiatan, foto-foto, dan data yang relevan saat peneilitian 11.

 

9 Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta),” 2016, 99. 

10 Sugiyono. 

11 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta., 2018. 

(5)

Data yang diambil berdasarkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek peneilitian di SMP Al-Ghurabaa.

4) Tes

Dalam peneilitian inii Teikniik tes perbuatan atau tindakan digunakan untuk mengukur kemampuan praktik berwudhu siswa Al-Ghurabaa Jakarta Tiimur.

Teknik analisis data menggunakan penginputan rumus statistic pada ms excel dan dikonfirmasi menggunakan spss 12. Mencari angka koefisien korelasi dan determinasi dengan rumus:

Keterangan:

Rxy: Angka indeiks korelasi “r” product momeint

N: Banyaknya pasangan X dan Y (banyaknya subyeik)

∑X: Jumlah skor dalam seibaran X

∑Y: Jumlah skor dalam seibaran Y

∑XY: Jumlah hasiil kalii skor X deingan skor Y Memberi iinteirpreitasii teirhadap rxy, yaiitu:

Table 1. Iterpretasi terhadap rxy Beisarnya “r” Product Momeint

(ryx) Iinteirpreitasii

0,00 – 0,20

Antara variiabeil x dan variiabeil y meimang teirdapat koreilasii, aka teitapii koreilasii iitu sangat leimah atau sangat reindah, seihiingga koreilasii iitu diiabaiikan (siianggap tiidak ada koreilasii antara variiabeil x dan variiabeil y).

0,20 – 0,40

Antara variiabeil x dan variiabeil y teirdapat koreilasii yang leimah/sangat reindah

0,40 – 0,70

Antara variiabeil x dan variiabeil y teirdapat koreilasii yang seidang/cukupan.

 

12 Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta).” 

(6)

0,70 – 0,90 Antara variiabeil x dan variiabeil y teirdapat koreilasii yang kuat/tiinggii

0,90 – 1,00 Antara variiabeil x dan variiabeil y teirdapat koreilasii yang sangat kuat/sangat tiinggii.

Proseidur yang harus diilakukan untuk dapat meingiinteirpreitasiikan hasiil darii rxy adalah:

a. Meirumuskan hiipoteisiis alteirnatiivei (Ha) dan hiipoteisa niihiil (Ho).

b. Menguji keibeinaran atau keipalsuan darii hiipoteisa dan meincarii teirleibiih dahulu deirajat beibasnya (db) atau deigreiss of freieidom (df), deingan rumus:

Df = N - nr

Keterangan:

Df: degrees of freedom N: Number of cases

Nr: banyaknya variabel yang dikorelasikan

RESULTS AND DISCUSSION Isi Hasil dan Pembahasan

a. Deskripsi dan Analisis Data

Dalam menganalisis data Peingaruh Peimbeilajaran Fiqih Thaharah Wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa dii SMP Al-Ghurabaa, peineiliitiii mengajukan seibuah kuiisiioneir atau angket kepada 82 peserta didik yang dibagi kedalam 3 kelas. Kuisioner atau angket berjumlah 20 butir pernyataan untuk variabel X (pembelajaran fiqih Thaharah Wudhu), dan 20 butir lembar observasi untuk variabel Y (kemampuan praktik berwudhu siswa).

Berdasarkan deskripsi data diatas, maka dapat di analisis hasil dengan tabel distriibusi frekuensi, peneliti menggunakan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Langkah 1: Mencari Skor Terbesar (H) dan Skor terkecil (L) Dari Variabel X dan Y Variabel X

Skor Terbesar = 95 Skor Terkecil = 61

Variabel Y

(7)

Skor Terbesar = 91 Skor Terkecil = 64

2. Langkah 2: Mencari Rentang Kelas (R).

R = H – L

Var.X 95 - 61 = 34

Var.Y 91 - 64 = 27

3. Langkah 3 : Mencari Banyaknya Kelas Interval (K) Variabel X dan Y.

BK = 1+3.3 log n

1+3.3 log 82

1+(3.3) 1.913813

7.315.585

4. Langkah 4 : Mencari Panjang Kelas Interval (P) Variabel X →P = = 55 = 4,857142857 → 5 Variabel Y →P = 𝑅 = 34 = 3,857142857 → 4

𝐵𝐾 7

5. Langkah 5. Membuat tabel distribusi frekuensi variabel X dan variabel Y Table 2. Distribusi variabel X Pembelajaran Fiqih Thaharah Wudhu No. Kelas Interval F Nilai Tengah Nilai Nyata

1 61-65 1 59 60.5 - 64.5

2 66-70 23 64 65.5 - 89.5

3 71-75 33 69 70.5 - 74.6

4 76-80 16 74 75.5 - 79.5

5 81-85 7 79 80.5 - 84.5

6 86-90 1 84 85.5 - 89.5

7 91-95 1 89 90.5 - 94.5

Jumlah 82

Berdasarkan tabel di atas skor yang memiliiki frekuensi tertinggi berada pada inteirval 86-90 deingan nilai tengah 84 sebanyak 1 responden. Frekuensi terendah pada interval

(8)

61-65 dengan nilai tengah 59 sebanyak 1 responden dan pada inteirval 66-70 dengan nilai tengah 64 sebanyak 23 responden. Berdasarkan tabel di atas maka peneiliti membuat grafik histogram freikuensi inteirval dari setiap kelas inteirval di atas sebagai berikut:

Figure 1. Histrogram Frekuensi Pembelajaran Fiqih Thaharah Wudhu

Table 3. Distribusi Frekuensi Variabel (Y) Kemampuan Praktik Berwudhu Siswa

Berdasarkan tabel di atas skor yang memiliki frekuensi tertinggi berada pada inteirval 60-64 dengan nilai tengah 58 sebanyak 19 responden. Frekuensi terendah pada inteirval 50-54 dengan nilai tengah 48 sebanyak 3 responden. Berdasarkan tabel di atas maka peneliti membuat grafik histogram frekuensi interval dari setiap kelas interval di atas sebagai berikut:

No. Kelas Interval F Nilai Tengah Nilai Nyata

1 50-54 3 48 49.5 - 53.5

2 55-59 5 53 54.5 - 58.5

3 60-64 19 58 59.5 - 63.5

4 65-69 12 63 64.5 - 68.5

5 70-74 13 68 69.5 -73.5

6 75-79 4 77 74.5 - 78.5

7 80-84 4 78 79.5 - 83.5

Jumlah 60

(9)

Figure 2. Histogram Frekuensi Kemampuan Praktik Berwudhu Siswa

Berdasarkan grafiik di atas menggambarkan bahwa pengisian angket pada variabel Y (Kemampuan Praktik Berwudhu Siswa) terlihat skor yang mempunyai frekuensi tertinggi berada pada kisaran angka 72-75 sebanyak 21 responden dan frekuensi terendah berada pada kisaran angka 64-67 dan 88-91 sebanyak 2 responden.

6. Langkah 6. Mencari Rata-rata (Mean)

N = 82

∑X = 6027

∑Y = 6189

∑X² = 445189

∑Y² = 469491

∑XY = 296687

Dari data diatas dapat dikeitahui nilai rata-rata dari dua variabel diatas dengan rumus:

7. Langkah 7 : Mencari angka Indeks Korelasi antara Variabel X dan Y (rxy) . N. ∑XY − (∑X. ∑Y)

𝑟𝑥𝑦 =

√[N. ∑X2 − (∑X)2] [N. ∑Y2 − (∑Y)2]

82 x 4 5 6 6 0 3 − (6027 x 6189)

(10)

𝑟𝑥𝑦 =

√[82 x 445189 6027 2 82 x 469491 6189 ² 37441446 − 37301103

𝑟𝑥𝑦 =

√[36505498 − 36324729] [38498262 − 38303721]

140343 𝑟𝑥𝑦 =

180769 x 194541 140343 𝑟𝑥𝑦 =

187528,6165 𝑟𝑥𝑦 = 0,748

Koefisien determinasi atau koefisien penentu Kd= r² x 100 %

= (0,748)² x 100 % = 0.560 x 100 % 56 %

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diperoleh hasil korelasi antara variabel X (Peimbelajaran fiqih thaharah wudhu) dengan Variabel Y (kemampuan praktik berwudhu siiswa) sebesar 0,748 atau 74% artinya bahwa adanya pengaruh pembelajaran fiqiih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa.

Dari perhitungan data datas merupakan analisis menggunakan korelasi pearson yakni untuk jenis statistik parametrik. Kemudian penulis akan membandingkan hasil perhitungan tersebut dengan menggunakan hasil perhitungan tersebut dengan menggunakan hasil perhitungan non parametrik SPSS 22 hasil sebagai berikut:

Table 4. Analisis korelasi variabel X dan Y

1. R disebut juga koefisien korelasi

(11)

Nilai R menerangkan tingkat hubungan variabel independent X (pembelajaran fiqih thaharah wudhu) terhadap variabel dependent Y (Kemampuan Praktik Berwudhu Siswa) 13. Berdasarkan tabel diatas dapat dikeitahui nilai koeifeisiein korelasi sebesar 0,748. Hasil ini sesuai dengan perhitungan statistik parametrik yang dapat dilihat pada langkah 7. Berarti pengaruh pola komunikasi Orang Tua terhadap kemandirian siswa sebesar 74%.

2. R square disebut koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menerangkan seberapa besar variasi Y yang disebabkan oleh X.

dari tabel dapat dibaca nilai square (R2) sebesar 0,560. Nilai koefisien determinasi dapat dihasilkan dengan mengkuadratkan nilai korelasi 0,〖748〗^2= 0,560 atau 56%.Hal ini berarti, bahwa variasi yang terjadi dalam pengaruh pembelajaran fiqih thaharah wudhu 56% disebabkan oleh kemampuan praktik berwudhu siswa dan sisanya 44% (100% - 56%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini atau dengan kata lain besarnya pengaruh pembelajaran Fiqih Thaharah Wudhu 56%. Adapun sisanya yaitu 44% merupakan faktor faktor lain yang memengaruhi pemebelajaran Fiqih Thaharah Wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa.

Table 5. Hasil Analisis Korelasi Variabel X terhadap Variabel Y Correlations

Pembelajaran Fiqiih_Thaharah

Wudhu Kemampuan Praktik Berwudhu Siswa

Pembelajaran Fiqih Thaharah Pearson Correlatiion 1 .748**

Siig. (2-tailed) .000

Sum of Squares and Cross- products

2204.500 1711.500

Covariance 27.216 21.130

N 82 82

Kemampuan Praktik

Berwudhu Siswa Pearson Correlation .748** 1

Siig. (2-taiileid) .000 Sum of Squares and Cross-

products

1711.500 2372.451

Covariance 21.130 29.290

N 82 82

**. Correilatiion iis siigniifiicant at thei 0.01 leiveil (2-tailed).

 

13 dkk Afandi, Muhammad, Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah. Semarang: Sultan Agung Press. 2013. 

(12)

Berdasarkan hasil output diatas, dapat dikeitahui bahwa nilai korelasi yang dihasilkan adalah seibeisar 0,748 atau 74%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran fiqih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa. Hal ini diperkuat oleh nilai koeifisiein korelasi yakni sebesar 74% artinya terdapat pengaruh pembelajaran fiqih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa.

b. Interpretasi Data

Berdasarkan perhitungan diatas dipeiroleh koefisien korelasi antara hasil penilaian kuesioneir pengaruh pembelajaran fiqih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa sebesar 0,748 atau 74%.

Untuk mengetahui pengaruh antara dua variabeil yang diteliti, ada dua cara meinginterpretasikannya, yaiitu:

a. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi product moment secara sederhana

Table 6. Angka Indeks Korelasi Product Moment Besarnya “r” Product

Moment (rxy) Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara

variabel x dan variabel y)

0,20 – 0,40 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah / sangat rendah 0,40 – 0,70 Antara variabeil x dan variabel y terdapat

korelasi yang sedang / cukupan 0,70 – 0,90 Antara variabel x dan variabel y terdapat

korelasi yang kuat / tinggi 0,90 – 1,00 Antara variabel x dan variabel y terdapat

korelasi yang sangat kuat / sangat tinggi

Dari perhitungan diatas, telah berhasil diperoleh 𝑟𝑥𝑦 sebesar 0,748. Jika diperhatikan, maka angka indeks korelasi yang telah penuliis peroleh itu bertanda positiif. Ini berarti korelasi antara variabeil X (pembelajaran fiqih thaharah wudhu) dan variabel Y (kemampuan praktiik berwudhu siswa) ada pengaruh pembelajaran fiqih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa artinya pembelajaran fiqiih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa, apabila dilihat rxy yang diperoleh yaitu 0,748 ternyata terletak antara 0,70 – 0,90 birdasarkan pedoman yang terdapat pada tabel. Seihingga dapat dinyatakan bahwa antara koreilasi variabeil X dan variabeil Y adalah korelasi yang tergolong kuat atau tinggi.

b. Memberikan inteirpretasi terhadap angka indeiks korelasi “r” product moment, dengan jalan meiliihat pada tabel niilai “r” product moment. Untuk melihat

(13)

pengaruh model dua variabel, maka penelitian merumuskan hipotesis alternative (Ha) dan hipotesis nihil (Ho), hipotesis itu sebagai berikut:

I. Hipotesis Nihil (Ho): Diduga tidak ada pengaruh pembelajaran fiqih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa.

II. Hipotesis Alternatif (Ha): Diduga terdapat pengaruh pembelajaran fiqiih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa.

Untuk menguji hipotesis diatas perlu dibuktikan dengan cara membandingkan

“r” yang diperoleh melalui perhitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r” yang tercantum dalam Tabel Nilai “r” Product Moment (rt), terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degress of freedom yang rumusnya sebagai berikut:

Df = N-nr Keterangan:

Df: degrees of freedom N: Number of cases

Nr: banyaknya variabel yang dikorelasikan

Siswa yang menjadi sampel penelitian disini adalah 82 siswa/i, dengan demikian N = 82.

Variabel yang dicari korelasinya adalah variabel X dan Y, jadi nr = 2. Dengan mudah dapat diperoleh df-nya yaitu: df = 82 – 2 = 80.

Berkonsultasi pada Tabeil Nilai “r” Product Moment, maka dapat dikeitahui bahwa df sebesar 80, diperoleh ”r” Product Moment pada taraf signifiikan 5% = 0,217 dan taraf signifiikan 1% = 0,283 Membandingkan besarnya “ro” dengan “rt” seperti yang diketahui ro yang peneiliti peroleh adalah = 0,748 sedangkan rt masing-masing 0,217 dan 0,283.

Dengan demikian ternyata bahwa ro > rt baik pada taraf signifikan 5% atau 1%, maka hipoteisis nihil ditolak, sedangkan Hipoteisis Alternatif diterima atau disetujui, artinya ada pengaruh pembelajaran Fiqiih Thaharah Wudhu Terhadap Kemampuan Praktik Berwudhu Siswa SMP Al-Ghurabaa Jakarta Tiimur.

Analysis/Discuusion (1000-1500 words)

Penelitian ini membahas tentang pengaruh pembelajaran fiqih terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa di SMP Al-Ghurabaa Jakarta Timur. Berdasarkan data yang telah diambil secara cermat dan teliti, kemudian melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap analisis data. Peneliti melakukan pembahasan mengenai pendapat peneliti setelah dibandingkan dengan penerapan dari teori yang digunakan dalam bentuk uraian. Berdasarkan hasil interpretasi data, peneliti memperoleh hasil pengaruh pembelajaran fiqih thaharah terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa sebesar 0,748. Hasil tersebut mempunyai pengaruh yang tinggi/kuat dalam studi survei di SMP Al-Ghurabaa Jakarta Timur.Tingkat korelasi yang tinggi atau kuat berkisar 0,70 – 0,90. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fiqih thaharah berpengaruh 74%

(14)

terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa dalam studi survei di SMP Al-Ghurabaa Jakarta Timur.

Pembelajaran fiqiih thaharah wudhu memiliki keterkaitan antara guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran agar siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang luas mengenai kegiatan berwudhu termasuk tata cara melaksanakan berwudhu dengan benar 14.

Praktik berwudhu merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menerapkan teori yang sudah dipelajari sebelumnya terutama dalam hal bersuci. Sebelum melaksanakan ibadah terutama shalat pasti yang harus dilakukan oleh semua umat muslim adalah berwudhu untuk menghilangkan kotoran atau najis yang ada pada dirinya. Untuk itu tidak hanya teori atau materi saja yang harus dipahami, tetapi juga dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal berwudhu guru perlu melakukan pembelajaran fiqih thaharah wudhu terhadap siswa agar siswa bisa memulai memahami materi fiqih thaharah wudhu deingan baik, melalui cara memahami setiap poin didalamnya terkait syarat, rukun, dan hal-hal yang membatalkan wudhu. proses membagi dan mempelajari lebih dalam setiap poin materi akan membuat siswa dapat membedakan dan lebih mudah dalam melakukan praktik berwudhu.

Peneliti juga menemukan bahwa terdapat pengaruh positiif pada pngaruh pembelajaran fiqih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siiswa. Pembelajaran fiqih thaharah wudhu perlu ditekankan kepada para siswa agar mereka mengetahui bahwa thaharah wudhu penting untuk dipahamii dan dimeingeirtii. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang wajib dipahami dan dilaksanakan oleh umat muslim, sebagai syarat pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT.

Meskipun penelitian ini telah berhasil mengetahui adanya pengaruh positif antara pembelajaran fiqih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa, tetapi bukan berarti variabel pembelajaran fiqiih thaharah wudhu saja yang dapat menentukan tingkat kemampuan praktik berwudhu siiswa. Ada faktor lainnya yang mungkiin dapat menentukan tingkat kemampuan praktik berwudhu siiswa, yaitu faktor internal dan eksternal. Internal meliputi fisiologis dan psikologis, dan eksternal meliputi lingkungan sosial dan nonsosial.

Lingkungan sosial memiliki tiga faktor seperti lingkungan keluarga atau orang tua, lingkungan  

14 Romlah, Pendidikan Islam Informal: Bandar Lampung: Harakiindo Publiishiing., 2019. 

(15)

sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan nonsosial seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, waktu belajar yang digunakan, dan lain sebagainya. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.

CONCLUSION

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul pengaruh pembelajaran Fiqiih Thaharah Wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa di SMP Al-Ghurabaa Jakarta Tiimur, secara singkat dapat peneiliti simpulan sebagai berikut yaitu terdapat pengaruh pembelajaran Fiqiih Thaharah Wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siiswa di SMP Al-Ghurabaa Jakarta Timur. Adapun analisis dari hasil uji coba instrument penelitian dan perhitungan melalui rumus Uji-r dengan hasil “ro” sebesar 0,748 maka hasil tersebut lebih besar dari pada “rt” taraf signifikan 5% = 0,217 dan taraf signifikan 1% = 0,283. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh pembelajaran Fiqih Thaharah Wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa di SMP Al-Ghurabaa Jakarta Timur sebesar 74%.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa ro > rt baik pada taraf signifikan 5% atau 1% maka hipotesis nihil ditolak, sedangkan hipotesis alternatif diterima atau disetujui, artiinya terdapat pengaruh pembelajaran Fiqih Thaharah Wudhu Terhadap Kemampuan Praktiik Berwudhu Siswa di SMP Al-Ghurabaa Jakarta Timur.

2. Terdapat pengaruh positif pada pengaruh pembelajaran fiqih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik beiwudhu siswa. Pembelajaran fiqih thaharah wudhu perlu ditekankan kepada para siswa agar mereka mengetahui bahwa thaharah wudhu penting untuk dipahami dan dimengerti.Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang wajib dipahami dan dilaksanakan oleh umat muslim, sebagai syarat pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT. Meskipun penelitian ini telah berhasil mengetahui adanya pengaruh positif antara pembelajaran fiqih thaharah wudhu terhadap kemampuan praktik berwudhu siswa, tetapi bukan berarti variabel pembelajaran fiqih thaharah wudhu saja yang dapat menentukan tingkat kemampuan praktik berwudhu siswa. Ada faktor lainnya yang mungkin dapat menentukan tingkat kemampuan praktik berwudhu siswa, yaitu faktor inteirnal dan eksternal. Internal meliputi fisiologis dan psikologis, dan eksternal melipiuti lingkungan sosial dan nonsosial. Lingkungan sosial memiliki tiga faktor seperti lingkungan keluarga atau orang tua, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan nonsosial seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat- alat belajar, waktu belajar yang digunakan, dan lain sebagainya. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.Berdasarkan hasil wawancara dengan

(16)

bapak Hamzah selaku guru mata pelajaran fiqih terkait meningkatkan kemampuan praktik berwudhu siswa melalui pembelajaran fiqih ini maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi yang mana cara penyajian bahan pembelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses atau situasi yang sedang dipelajari. Dengan menggunakan metode ini, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.

Penggunaan metode demonstrasi sangat membantu pemamahaman siswa dalam proses penjelasan materi dilakukan dengan menunjukan contoh gerakan-gerakan rukun dan sunnah wudhu pada gambar, sehingga siswa akan lebih memahami dan bisa menerapkan fiqih thaharah wudhu dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

ACKNOWLEDGMENT

Ucapan terimaksih penulis haturkan kepada ibu Dr. Farhana, SH,MH,M.Pd.I, Ketua Yayasan Wakaf Perguruan Tinggi Islam Jakarta yang telah mencurahkan hati dan pikiran serta tenaga untuk memimpin dan memajukan Universitas Islam Jakarta. Bapak Prof. Dr. Ir. Raihan, M.Si, Rektor Universitas Islam Jakarta yang telah berjuang untuk memimpin dan memajukan Universitas Islam Jakarta. Bapak Dr.Syahrullah,M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Islam Jakarta. Ibu Dra. Maria Ulfah, M.Pd.I, Wakil Dekan I Fakultas Agama Islam Universitas Islam Jakarta. Ibu Kunaenih, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Jakarta dan Penasihat Akademik. Ibu Dra. Maria Ulfah, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing, yang telah menyempatkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan pengetahuan serta banyak memberikan masukan-masukan yang bermanfaat sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. Bapak Drs. Firdaus Suhaimy, M.Pd, Sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Jakarta dan Penasihat Akademik.

Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Islam Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Kepala Sekolah SMP Al-Ghurabaa Jakarta Timur yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakasanakan penelitian di SMP Al-Ghurabaa Jakarta Timur. Staf Guru, Karyawan, dan Siswa kelas VIII, IX SMP Al-Ghurabaa Jakarta Timur yang telah bersedia bekerja sama dalam penelitian. Kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Suharto dan Mama tercinta Hidayah Tillah yang telah mendidik dan membimbing disertai do’a yang tak pernah putus, dan telah banyak membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini, dengan memberikan semangat dan motivasi serta dukungan moral maupun material, sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai

(17)

dengan tepat waktu. Kepada Adikku Tercinta Nazla Zahirah Putri Sya’baniyyah yang telah banyak mendoakan dan memberikan semangat serta dukungan moral dan material kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini, sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan tepat waktu. Untuk Sadam Husein yang telah banyak mendoakan, membantu dan memberikan semangat kepada penulis, serta selalu ada dalam keadaan suka dan duka, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada Teman Baik penulis, Siti Herlina Sukanda, Nurul Ulwiyawati yang telah mendukung serta memberikan semangat bagi penulis.

REFERENCE

Abidin, Slamet dan Moh suyono dkk. Fiqih Ibadah. Bandung : CV Pustaka Setia, n.d.

Afandi, Muhammad, dkk. Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah. Semarang: Sultan Agung Press., 2013.

Amiiruddiin, Zein. Fiqh Ibadah Refleksi Ketundukan Hamba Allah Kepada Al-Khaliq Perspektif Al- Quran Dan as-Sunnah: Deipok: Pustaka Seitiia., 2009.

Ependi, Samsul. “Penerapan Metode Tanya Jawab Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Vi Sd Negeri 012 Pangkalan Baru Kecamatan Siak Hulu.” Primary:

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 7, no. 2 (2018): 256.

https://doi.org/10.33578/jpfkip.v7i2.6269.

Jamaluddin, Jamaluddin. “Fiqh Al-Bi’ah Ramah Lingkungan; Konsep Thaharah Dan Nadhafah Dalam Membangun Budaya Bersih.” Jurnal Pemikiran Keislaman 29, no. 2 (2018): 324–46.

https://doi.org/10.33367/tribakti.v29i2.600.

Rizqillah, Mohammad Masykur. “Metodologi Pembelajaran Fiqh.” Jurnal Al-Makrifat 4, no. 2 (2019): 35.

Romlah. Pendidikan Islam Informal: Bandar Lampung: Harakiindo Publiishiing., 2019.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta., 2018.

———. “Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta),” 2016, 99.

———. “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D).

Bandung : Alfabeta,” 2014. https://doi.org/10.1039/c2jm34066f.

Referensi

Dokumen terkait

Based on the research findings, the researcher found the results as follows; 1 there are two kinds of learning objectives, namely general learning objectives and specific learning