• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MIND MAPPING BERBANTUAN POSTER ELEKTRONIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA LABSCHOOL UNTAD PALU PADA MATERI HUKUM NEWTON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MIND MAPPING BERBANTUAN POSTER ELEKTRONIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA LABSCHOOL UNTAD PALU PADA MATERI HUKUM NEWTON"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Open Access

J urnal P endidikan F isika T adulako O nline

http://jurnal.fkip.untad.ac.id/index.php/jpft

17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MIND MAPPING BERBANTUAN POSTER ELEKTRONIK TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA LABSCHOOL UNTAD PALU PADA MATERI HUKUM NEWTON

THE EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF MIND MAPPING TECHNIQUE WITH THE ASSISTANCE OF ELECTRONIC POSTERS ON

CREATIVE THINKING STUDENTS OF CLASS X SMA LABSCHOOL UNTAD PALU IN NEWTON'S LAW MATERIALS

Febriana S. Ahmad, Nurjannah, Ielda Paramita

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu – Sulawesi Tengah

Email : febrianaahmad@gmail.com Kata Kunci

Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Poster Elektronik Berpikir Kreatif

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif dengan tehnik mind mapping berbantuan poster elektronik terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Labschool Untad Palu pada materi Hukum Newton. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment. Sampel penelitian ini sebanyak 34 siswa kelas X SMA Labschool Untad Palu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes esai.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan tes esai untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tehnik mind mapping berbantuan poster elektronik terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Labschool Untad Palu pada materi Hukum Newton. Hal ini berdasarkan uji “t” yaitu 3,222 yang apabila dibandingkan dengan yaitu 1,753 maka diperoleh ˃ yang berarti hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Keywords

Cooperative Learning Mind Mapping Electronic Posters Creative Thinking

©2023 The Author p-ISSN 2338-3240 e-ISSN 2580-5924

Abstract

This study aims to determine whether there is influence of the cooperative learning model with mind mapping techniques assisted by electronic posters on the creative thinking abilities of class X SMA Labschool Untad Palu on Newton's Law material. This type of research is a quasi- experimental research. The sample of this research was 34 class X SMA Labschool Untad Palu.

The data collection technique in this study was an essay test. The instrument used in this study used an essay test to measure students' creative thinking abilities. The results showed that there was an influence of the mind mapping technique cooperative learning model assisted by electronic posters on the creative thinking skills of class X SMA Labschool Untad Palu in Newton's Law material. This is based on the "t" test which is 3.222 which when compared with t_table is 1.753 then obtained t_count ˃ t_table which means the hypothesis H_a in this study is accepted.

Received 02 February 2023; Accepted 30 March 2023; Available Online 30 April 2023

*Corresponding Author: febrianaahmad@gmail.com PENDAHULUAN

Keterampilan berpikir merupakan salah satu modal yang harus dimiliki siswa dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang ini.

Keterampilan berpikir menjadi hal yang terpenting dalam proses pendidikan, karena dapat mempengaruhi kemampuan belajar, kecepatan, dan efektivitas belajar. Sehingga proses pembelajaran di sekolah sangat berperan penting dalam meningkatkan keterampilan berpikir siswa pada level

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) [1].

Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh kemampuan berpikirnya, terutama dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat menghambat keterampilan berpikir.

Salah satu pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengembangkan kreativitas yaitu mata pelajaran IPA.

Pembelajaran IPA sangat memungkinkan untuk

(2)

18 melatih siswa mampu berpikir logis, kritis, detail, sistematis, kreatif, dan inovatif [2].

Keterampilan berpikir kreatif merupakan bagian dari proses pembelajaran untuk membantu siswa menjadi pelajar sukses, individu yang percaya diri serta menjadi warga negara yang bertanggung jawab sehingga penting dikembangkan pada berbagai mata pelajaran untuk membantu siswa agar mampu mengembangkan kreativitasnya dalam memecahkan masalah [3].

Dengan demikian dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa keterampilan berpikir kreatif penting untuk mendorong siswa berimajinasi sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan sehingga melatih siswa mengembangkan keterampilan berpikir kreatif melalui model pembelajaran yang menarik dan efektif. Peran guru sangat penting dalam memilih model pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA.

Penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran dapat menunjang perubahan dalam setiap proses pembelajaran.

Sehingga dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Penggunaan model pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran, sebaik apapun materi yang disusun tanpa model pembelajaran yang baik maka tujuan yang diperoleh tidak akan maksimal. Begitu pula ketika seorang siswa belajar, ia tidak akan mampu mengingat materi pelajaran yang didapat jika materi pelajaran itu tidak masuk melalui cara yang berkesan ke dalam otaknya.

Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Model pembelajaran kooperatif terdapat macam-macam tipenya.

Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Mind Mapping [4].

Mind Mapping mudah dibuat karena merupakan ekspresi alami yang spontan dari jalan pikiran dan paduan dari kerja otak yang logis dan imajinatif. Model pembelajaran Mind Mapping siswa di kuatkan pada cara menghadapi persoalan dengan langkah penyelesaian yang sistematis yaitu memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali sehingga siswa belajar IPA tidak hanya mendengarkan

dan guru menerangkan didepan kelas saja, namun diperlukan keaktifan siswa didalam proses belajar mengajar [5].

Media pembelajaran yang dapat mendukung model Mind Mapping salah satunya adalah media poster. Menurut Sanjaya [6]

poster adalah sebuah media yang digunakan sebagai penyampai suatu informasi, ide atau saran tertentu, sehingga bisa merangsang keinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi pesan tersebut.Tujuan poster adalah menginformasikan kepada pembaca tentang sebuah informasi yang dikemas dengan kata-kata lebih singkat, padat, jelas dan menarik. Manfaat poster adalah agar para pembaca lebih mengerti yang ingin diungkapkan penulis poster dengan kata-kata yang lebih singkat dan sederhana. Oleh karena itu, poster dibuat untuk menyampaikan pesan atau informasi maka poster akan menjadi elemen dalam desain komunikasi visual [7].

Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping berbantuan poster elektronik terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas x sma labschool untad palu pada materi hukum newton.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Nonequivalent Control Group Desain. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random [8].

Tabel 1. Desain Penelitian The Nonequivalent Control Group

Kelompok Pre-

Test Perlakuan Post- Test Kelas

Eksperimen

O X O

Kelas

Kontrol O O

Keterangan :

O : Tes Awal dan Tes Akhir

X : Perlakuan dengan Metode Mind Mapping berbantuan poster elektronik

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Labschool UNTAD Palu. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 pada tanggal 8 November 2021. Pada penelitian ini, sampel yang diambil sebanyak 34 siswa yang

(3)

19 tersebar di dua kelas yaitu kelas x mia 1 dan kelas x mia 3. Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu yang dilakukan dalam memilih siswa dalam kelas berdasarkan distribusi yang homogen sebagai sampel adalah dengan melihat keaktifan dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah test esai yang digunakan untuk melihat peningkatan berpikir kreatif siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan LKPD.[9]

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1. Uji Instrumen

Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi. Pembuktian validitas isi diperoleh dengan kesepakatan para ahli (expert judgements) yaitu orang yang memiliki kepakaran di bidang yang sesuai dengan instrumen untuk penelitian. Ahli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dosen program studi pendidikan fsika sebanyak 2 orang.

2. Uji Hasil

Berikut ini adalah hasil penelitian yang menyajikan hasil analisis statistik kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan tes tiap indikator mind mapping pada kelas eksperimen dan kontrol.

Hasil analisis statistik kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan tes dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasarkan Tes

Tabel 2 menunjukkan bahwa setelah skor rata- rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas eksperimen sebesar 62,86 dikonversi ke dalam 4 kategori di atas termasuk dalam kategori kreatif, sedangkan skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas kontrol sebesar 55,14 termasuk dalam kategori cukup kreatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik.

Dari deskriptif data tersebut, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan posttes memiliki perbedaan.

3. Uji Normalitas

Adapun uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji analisis data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa data berdistribusi normal atau dapat dilakukan dengan melihat signifikansi (Sig) atau nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi ˂ 0,05 maka data tidak normal, sebaliknya jika nilai signifikansi ˃ 0.05 maka data berdistribusi normal. Dalam tes Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk pada pre test kelas eksperimen mind mapping nilai sig 0,200 dan 0,535, pada post test kelas eksperimen mind mapping nilai sig 0,200 dan 0,123, pada pre test kelas kontrol nilai sig 0,136 dan 0,112, pada post test kelas kontrol nilai sig 0,107 dan 0,229. Berdasarkan hasil uji di atas diketahui nilai sig untuk semua data baik pada uji Kolmogorov-Smirnov maupun Shapiro-Wilk ˃ 0,05 maka dapat disimpulkan data penelitian berdistribusi normal

4. Uji Homogenitas

(4)

20 Berikut ini merupakan hasil pengujian homogenitas data yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil uji analisis data homogenitas pada Tabel 4 di atas diketahui nilai signifikansi (Sig) Based On Mean adalah sebesar 0,462 ˃ 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa varians data post-test kelas eksperimen mind mapping dan post-test kelas kontrol adalah sama atau homogen.

5. Uji Hipotesis (Uji t)

Data hasil pengujian statisik dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Uji Independent Sample test

Pada uji t ini, ada beberapa ketentuan yang dijadikan pedoman, yaitu jika sig. < 0,05 atau thitung > ttabel Ha diterima dan jika sig. > 0,05 atau thitung < ttabel, maka Ha ditolak.

Dimana formulasi : “Kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan mind mapping berbantuan poster elektronik lebih tinggi dari yang tidak menggunakan mind mapping berbantuan poster elektronik.

Berdasarkan kolom equal variance assumed tersebut, diketahui bahwa nilai thitung = 3,222 yang signifikansinya 0,003. Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa 3,222 >

1,753 atau dengan kata lain thitung > ttabel

dengan nilai signifikansi yang diperoleh yaitu 0,003 atau < 0,05. Apabila mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis maka ha diterima. Dengan demikian jika dilihat dari pengambilan kesimpulan yaitu jika sig. <

0,05 ha diterima, maka hipotesisnya berbunyi adalah “ada pengaruh metode pembelajaran mind mapping berbantuan poster elektronik terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas x sma labschool untad palu”. Dalam melihat seberapa besar perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa untuk post tes pada kelas eksperimen yang menggunakan metode mind

mapping dengan post test kelas kontrol yang tidak menggunakan mind mapping dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Group Statistic

Berdasarkan Tabel 6 kemampuan berpikir kreatif siswa untuk post test kelas eksperimen nilai rata-ratanya adalah 12,41 sementara untuk post test kelas kontrol nilai rata-ratanya adalah 11,41 artinya lebih tinggi nilai rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan mind mapping berbantuan poster elektronik dari pada kelas kontrol yang tidak menggunakan mind mapping sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan berikir kreatif siswa dengan metode pembelajaran mind mapping berbantuan poster elektronik dengan metode yang tidak menggunakan mind mapping.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping berbantuan poster elektronik terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA labscool untad palu pada materi hukum newton. Berdasarkan hasil data yang diperoleh sebagian besar peserta didik mampu memenuhi kategori kreatif. Hal tersebut dibuktikan pada hasil tes siswa kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada langkah pembuatan mind mapping, karena materi yang diberikan dicatat menggunakan mind mapping yang dapat mengembangkan potensi kerja otak sehingga meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa.

Pada indikator fluency, kelas eksperimen untuk pre test memperoleh nilai sebesar 66,17 sedangkan nilai post test sebesar 64,70. Nilai fluency pada kelas eksperimen mengalami penurunan setelah diberikan perlakuan hal ini dikarenakan siswa memberikan jawaban yang beragam tetapi kurang tepat sehingga dikategorikan dalam level 3 (kreatif).[11]

Sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 54,41 untuk pre test dan 55,88 untuk post test. Nilai tersebut mengalami kenaikan tetapi siswa pada kelas kontrol masuk pada tingkat

(5)

21 kemampuan berpikir kreatif level 2 (cukup kreatif), hal tersebut dikarenakan siswa hanya memberikan jawaban yang beragam tetapi tidak benar.

Pada indikator flexibility, kelas ekperimen memperoleh nilai sebesar 52,94 untuk pre test dan 58,82 untuk post test. Sedangkan pada kelas kontrol memperoleh nilai sebesar 49,26 untuk pre test dan 57,35 untuk post test. Nilai flexibility kedua kelas mengalami kenaikan tetapi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berada pada level 2 (cukup kreatif) dalam kemampuan berpikir kreatif. Hal ini disebabkan karena siswa dalam menjawab soal hanya memberikan satu cara penyelesaian, beberapa siswa ada yang memberikan dua cara penyelesaian namun dua cara tersebut belum dapat dikatakan berbeda sesuai definisi flexibility.[12]

Pada indikator originality, kelas ekperimen untuk pre test memperoleh nilai 45,58 dan untuk post test memperoleh nilai sebesar 60,29. Sedangkan pada kelas kontrol nilai pre test 38,23 dan post test memperoleh nilai 52,94. Nilai originality pada kedua kelas mengalami kenaikan tetapi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol masuk ke dalam tingkat kemampuan berpikir kreatif level 2 (cukup kreatif), hal ini dikarenakan siswa kurang mampu dalam menjawab soal dengan caranya sendiri atau menggunakan cara yang tidak baku. Beberapa siswa dapat menjawab soal dengan caranya sendiri tetapi jawaban tersebut tidak disertai dengan bukti, yaitu tidak disertai dengan keterangan yang menjelaskan gaya yang digunakan untuk menggerakkan mobil berdasarkan konsep hukum newton.[13]

Pada indikator elaboration, dimana kelas eksperimen untuk pre test memperoleh nilai 55,88 sedangkan pada post test memperoleh nilai sebesar 67,64. Nilai elaboration pada kelas ini mengalami kenaikan, hal ini dikarenakan siswa mampu mengembangkan jawaban atau penyelesaian secara rinci sehingga siswa kelas eksperimen masuk ke dalam tingkat kemampuan berpikir kreatif level 3 (kreatif). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh. Pada penelitian siswa kelas eksperimen hanya mampu memenuhi indikator fluency dan elaboration.[14] Pada kelas kontrol nilai pre test 41,17 sedangkan post test memperoleh nilai sebesar 54,41. Nilai tersebut mengalami kenaikan tetapi siswa kelas kontrol dikategorikan ke dalam level 2 (cukup kreatif) dalam kemampuan berpikir kreatif, hal tersebut disebabkan oleh siswa yang kurang mampu mengembangkan jawaban atau penyelesaian secara rinci.

Berdasarkan hasil penelitian kemampuan berpikir kratif siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode mind mapping sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan skor perolehan nilai untuk indikator fluency dan elaboration secara keseluruhan memperoleh nilai tertinggi dibandingkan dengan indikator yang lainnya. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan nilai untuk keempat indikator rendah.[15]

Mengacu pada temuan yang relefan, terbukti metode mind mapping lebih baik dibandingkan metode ceramah. Pembelajaran menggunakan metode ceramah mengharuskan siswa mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa bosan dan merasa mengantuk karena dalam metode ini hanya guru yang aktif dalam proses belajar mengajar dan siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan yang telah diberikan oleh guru.

Sedangkan pembelajaran menggunakan metode mind mapping siswa diajak membuat materi pembelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang dapat dipelajari. Mind mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual, memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi baik secara tertulis maupun secara verbal. Cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. Mind mapping juga merupakan peta rute yang memudahkan ingatan dan memungkin untuk menyusun fakta dan pikiran, dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat tradisional.

Pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping proses belajar yang dialami oleh peserta didik sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Memberi kesempatan luas untuk mengembangkan diri untuk lebih kreatif, dan imajinatif dengan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau cabang-cabang pikiran sehingga lebih muda untuk memahaminya.

Berdasarkan hasil analisis penelitian diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran mind mapping berbantuan poster elektronik

(6)

22 pada proses belajar mengajar menjadi gampang dan menyenangkan sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMA Labschool Untad Palu, maka dapat ditarik kesimpulan, terdapat pengaruh metode pembelajaran mind mapping berbantuan poster elektronik terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X pada materi Hukum Newton. Hal ini berdasarkan uji

“t” yaitu 3,222 yang apabila dibandingkan dengan yaitu 1,753 maka diperoleh

˃ yang berarti hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping berbantuan poster elektronik terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Labschool Untad Palu pada materi hukum newton.

saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping berbantuan poster elektronik sangat baik dilakukan untuk menumbuhkan aktivitas belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga diharapkan dapat diterapkan pada konsep materi yang lainnya.

2. Selama pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping berbantuan poster elektronik diharapkan siswa tetap diberikan bimbingan dan arahan untuk menghindari terjadinya miskonsepsi atau kekeliruan dalam memahami konsep pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Yoki Ariyana dkk. (2018). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Kependidikan dan Kebudayaan

[2]. Cintya Puspita Sari dkk. (2018). Korelasi Antara Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Kompetensi Pengetahuan IPS. Jurnal for Lesson and Learning Studies

[3]. Miswandi Tendrita dkk. (2016). Pemberdayaan Keterampilan Berpikir Kreatif melalui Model Remap Think Pair Share. Jurnal Proceeding Biology Education Conference

[4]. Prisilia Dhika Wirant dkk. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping (Peta Pemikiran) Dengan Media Gambar Untuk Memperbaiki Proses Belajar Siswa Kelas X TGB Program Keahlian Bangunan Pada Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan dI SMK N 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017.

Jurnal Indonesian Journal of Civil Engineering Education

[5]. Ninik Ambarini dkk. (2013). Penerapan Pembelajaran Aktif Card Sort Disertai Mind Mapping untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 5 Surakarta. Jurnal BIO-PEDAGOGI

[6]. Sanjaya, Wina. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

[7]. Finnah Fourqoniah & Fikri Muhamamad. (2020). Buku Ajar Pengantar Periklanan. Penerbit Lakeisha Jawa Tengah.

[8]. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta: Bandung.

[9]. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

[10]. Ariadina. Penerapan Model Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwiendra. 2009

[11]. Moma L. Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Untuk Siswa SMP. Delta-Pi:

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. 2015 [12]. Unal H. (2005). The Influence Of Curiosity and

Spatial Ability Of Preservice Middle and Secondary Mathematics Teachers’ Understanding Of Geometry.

(Electronic Theses). The Florida State University.

[13]. Khalifudin, U, A., Prambudi, A., dan Hidayah, I.

(2019). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Rasa Ingin Tahu Melalui Model DL Berbantuan Kartu Domino Materi Operasi Bilangan Pecahan Kelas VII. In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika.

[14]. Sari, N., dan Surya, E. (2017). Analysis Effectiveness Of Using Problem Posing Model in Mathematical Learning. International Journal Of Sciences: Basic and Applied Research.

[15]. Siswono, T. Y. E. (2010). Leveling Studnets’ Creative Thinking in Solving and Posing Mathematical Problem.

Journal an Mathematics Education.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dilihat dari nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TAI yang diterapkan pada kelas eksperimen dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa,