• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SUBTEMA 1 SISWA KELAS II SD NEGERI 094155 RAMBUNG MERAH KABUPATEN SIMALUNGUN

N/A
N/A
Reynold Sitanggang

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SUBTEMA 1 SISWA KELAS II SD NEGERI 094155 RAMBUNG MERAH KABUPATEN SIMALUNGUN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SUBTEMA 1 SISWA KELAS II SD NEGERI

094155 RAMBUNG MERAH KABUPATEN SIMALUNGUN

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar Untuk Memenuhi Syarat Penyelesaian Program

Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : Jesica Laora Sitanggang

Npm : 1901010389

Progam Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR

PEMATANGSIANTAR 2023

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam arti yang luas, di dalamnya mengandung pengertian Pendidikan, pengajaran dan pembentukan keterampilan. Dari konsep tersebut dapat ditemukan bahwa mendidik tidak lain merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh penanggung jawab untuk membimbing anak didik agar memiliki watak dan kepribadian yang baik. Psesrta didik juga dapat dilihat dikatakan telah berhasil belajar dari kualitas belajar dan dapat dilihat juga dari tujuan yang akan dicapai.

Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, Pendidikan merupakan usaha yang dilandasi kesadaran dan terencana untuk menciptakan proses pembelajaran dan suasana belajar. Supaya murid dapat mengembangkan potensi diri secara aktif untuk mendapatkan keterampilan, akhlak mulia, kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri dan kekuatan spiritual keagamaan yang diperlukan oleh dirinya sendiri dan masyarakat, bangsa dan negara (Sisdiknas 2011:3).

Menurut Hasbullah (2009:5) Pendidikan adalah suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan, dan sebagainya. Aspek-aspek paling dipertimbangkan antara lain yaitu penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, dan perubahan perilaku.

Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari Pendidikan dalam keluarga yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga.

Di samping itu, kehidupan di sekolah adalah jambatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak (Hasbullah: 2013).

Pendidikan memegang peranan penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia, karena dengan adanya pendidikan akan meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dapat menjamin kelangsungan hidup suatu negara. Adapun tujuan dari pendidikan yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

(3)

Elfachmi (2015:16) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indahuntuk kehidupan, oleh karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi:

memberikan arahan kepada segenap kegiatan pendidikan dan sebagai sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan Pendidikan.

Pendidikan berfungsi sebagai sarana pembelajaran bagi peserta didik untuk mempelajari, memahami, serta menerapkan berbagai macam ilmu-ilmu pengetahuan didalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran yang telah dilaksananakan akan menghasilkan output (hasil belajar).

“Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.” Dengan kata lain hasil belajar yakni sebuah pencapaian kemampuan yang diperoleh oleh peserta didik. Adapun kemampuan yang diperoleh diantaranya: kemampuan kognitif, kemampuan afektif, maupun kemampuan psikomotorik.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil dari pengalaman serta interaksi dengan lingkukan Pupuh F. & S.(2010:5). Disamping memiliki perubahan, belajar juga mengarahkan suatu kegiatan serta menuju ke pemusatan perhatian. Perubahan yang terdapat dalam kegiatan belajar jauh lebih dalam karena menyangkut fungsi kejiwaan dan keseluruhan pribadi seseorang.

Pembelajaran merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan diperlukan berbagi keterampilan. Diantaranya adalah keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar. Keterampilan yang harus dimiliki oleh guru salah satunya mencakup strategi dan model pembelajaran.

Seorang guru profesional harus mampu meciptakan pembelajaran yang kondusif.

Hal ini penting karena guru memiliki peranan sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru harus mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang dianggap tepat.

(4)

Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan bagian dari sistem pendidikan di Indonesia yang wajib dipelajari oleh siswa Sekolah Dasar. Bahasa utama bangsa Indonesia adalah Bahasa Indonesia, dengan itu setiap individu dapat berkomunikasi meskipun daerah tempat tinggal mereka tidak sama. Sebab itu, perlu untuk setiap manusia mendapatkan pendidikan Bahasa Indonesia sejak dini. Saat menempuh pendidikan di sekolah, pelajaran Bahasa Indonesia wajib ditempuh oleh siswa mulai tingkat Sekolah Dasar sampai dengan perkuliahan dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan skill berkomunikasi.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dala berkomunikasi menggunkan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam keterampilan berbahasa terdapat empat aspek keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan itu sangat berkaitan antara keterampilan satu dengan keterampilan yang lainnya. Karena berguna untuk mata pelajaran yang lainnya, menggunakan bahasa Indonesia bahkan berguna juga dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang penting di dalam dunia pendidikan, secara umum pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai tujuan sebagai berikut menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi serta mengunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan, memiliki kemampuan mengunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan, kematangan emosional, dan kematangan sosial, memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa, mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan keperibadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, menghargai dan membangakan karya sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual bahasa Indonesia.

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia ditujukan pada pengembangan kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Oleh karena itu, siswa diharapkan mampu menguasai keempat keterampilan berbahasa secara aktif integratif dengan

(5)

komponen bahasa yang sesuai, sehingga dengan ditunjang kemampuan dan penguasaan bahasa bisa terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar

Pembelajaran Bahasa Indonesia mempunyai nilai keterampilan, berbicara (bercakap), menyimak, menulis, dan membaca. Sebab itu, siswa diharap dapat menguasai empat kemampuan tersebut. Meskipun mata pelajaran Bahasa Indonesia wajib diikuti. Namun, tidak sedikit siswa SD yang malas mempelajarainya khususnya pada materi yang memiliki bacaan yang panjang, hal tersebut dikarenakan

pembelajaran yang diajarkan dikemas secara konvensional.

Pembelajaran secara konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah pada semua kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir pertemuan tanpa dipadukan dengan model pembelajaran yang lain.

meskipun metode ceramah juga dibutuhkan disetiap pembelajaran. Maka dari itu metode ceramah perlu dimodifikasi atau dipadukan dengan model pembelajaran yang lain agar siswa lebih antusias dan mudah memahami materi yang dijelaskan oleh guru.

Namun agar tercapainya tujuan tersebut seorang guru profesional harus mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif. Hal ini penting karena guru memiliki peranan sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru harus mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang dianggap tepat. Strategi pembelajaran

merupakan suatu konsep yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran meliputi pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di SDN 094155 kelas II, peneliti menemukan permasalahan terkait dengan proses pembelajaran Bahasa indonesia. Selama proses pembelajaran, metode yang digunakan adalah ceramah dan penugasan. Terkadang guru menggunakan tanya jawab pada awal atau akhir pembelajaran, namun yang utama adalah metode ceramah, sehingga murid kurang berminat dalam pembelajaran Bahasa indonesia. Ketika pembelajaran masih kurang optimal. Siswa menganggap pembelajaran Bahasa indonesia tidak menyenangkan karena dalam pelaksanaan pembelajaran masih kurang bervariasi guru menggunakan metode, model dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.

(6)

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Kelas II SDN 094155 Rambung Merah No Muatan Pembelajaran Jumlah Peserta Didik Presentase (%)

Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas 1. Bahasa Indonesia Tema 1

“Hidup Rukun”, Subtema 1 ”Hidup Rukun Dirumah”

15 15 50% 50%

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya metode

pembelajaran Role Playing sebagai alternatif metode yang dapat mengaktifkan murid dan merangsang murid agar berani mengemukakan pendapat, memecahkan masalah, merangsang aktifitas dan kreativitas belajar siswa yaitu bermain perang (Role Playing). sebenarnya banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menjadikan siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan metode Role Playing.

Supriono (dalam Sha’adah dkk, 2013:30) menjelaskan bahwa role playing adalah menghidupkan kembali cerita di masa lalu, kejadian yang nantinya akan datang di masa depan, peristiwa sekarang, pada waktu, dan tempat tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dijelaskan maka dapat ditarik simpulan bahwa model pembelajaran role playing adalah aktivitas belajar mengajar yang diterapkan untuk mencapai tujuan pendidikan dan didalamnya terdapat bagian simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan suatu kejadian sehingga peserta didik dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya.

Ahmadi (dalam Basri 2017:41) menjelaskan bahwa role playing ialah cara dalam menguasai bahan belajar melewati pengembangan berfikir dan pendalaman kondisi yang dilakukan oleh peserta didik dengan cara memperagakan makhluk hidup maupun tidak.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, materi cerita fiksi yang terdapat pada tema 2 jika dipadukan dengan model pembelajaran role playing sangat cocok karena nanti siswa dapat memperagakan atau memerankan peristiwa yang terdapat pada bacaan cerita fiksi, meskipun bacaan cerita fiksi cukup panjang namun peserta didik

(7)

tidak akan merasa bosan saat mengikuti pembelajaran berlangsung dan terbantu dalam memahami isi bacaan cerita fiksi. Siswa juga dapat mengungkapkan apa yang difikirkannya melalui peran yang di bawakan, role playing juga bisa melatih siswa terbiasa dalam berbicara dan bekerja sama dengan teman sebayanya, dengan begitu pembelajaran tidak berpusat pada guru dan hasil yang diinginkan tercapai.

Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai guru harus memperhatikan Langkah- langkah pembelajaran Suyatno (dalam Ariwitari dkk, 2014:105) mengatakan terdapat langkah-langkah role playing :

1. Guru menerangkan kepada siswa mengenai materi jenis-jenis cerita fiksi dan unsur- unsurnya

2. Guru memberikan satu cerita yang dikemas dalam bentuk scenario atau teks dialog yang digunakan untuk role playing

3. Guru melakukan pembagian kelompok atau anggota

4. Guru menugaskan siswa untuk membagi peran yang ada didalam teks dialog tersebut 5. Guru menjelaskan peraturan role playing

6. Guru memberikan contoh bermain peran berdasarkan skenario yang ada

7. Guru mempersilahkan siswa untuk berlatih dan memahami isi cerita yang diperankan 8. Guru memanggil perkelompok secara acak untuk bermain peran berdasarkan cerita

yang telah ditentukan

9. Guru memberikan pujian dan reward untuk kelompok yang telah menunjukkan penampilannya.

Role playing atau bermain peran merupakan metode pembelajaran yang bertujuan menggambarkan masa lampau, atau dapat pula bercerita tentang berbagai kemungkinan yang terjadi baik kini atau mendatang (Sumiati dan Asra,2009 :99). Model pembelajaran Role playing dapat dijadikan salah satu variasi model yang dapat digunakan untuk mengajarkan murid SD kelas.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “pengaruh penerapan model pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia pada murid kelas II SDN 094155 Rambung merah”

(8)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi bahwa faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah adalah sebagai berikut :

1. Pendidik cenderung memilih metode ceramah, diskusi, serta penugasan, sehingga siswa merasa jenuh untuk terlibat didalam kegiatan pembelajaran.

2. Banyak peserta didik yang tidak tuntas dalam kegiatan belajarnya, sehingga hasil belajar yang diinginkan belum mencapai sesuai yang ditargetkan.

3. Siswa belum berani maju kedepan bila ditunjuk oleh gurunya, sehingga siswa belum ada kemauan untuk berpastisipasi secara aktif didalam kegiatan pembelajaran.

4. Guru belum pernah menerapkan metode role playing dalam pembelajaran Bahasa indonesia.

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah: “Pengaruh Model Pembelajaran Role Playing Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN 094155 Rambung Merah”

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang peneliti ajukan adalah “Apakah ada pengaruh model pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar murid kelas II SDN 094155 Rambung merah.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran role playing terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas II SDN 094155 Rambung merah.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapakan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Guru

(9)

Memberikan informasi kepada tenaga pendidik bahwa dalam upaya

meningkatkan keterampilan membaca nyaring melalui penerapan model role playing dan dapat memotivasi pendidik untuk meningkatkan model pembelajaran lain yang inovatif dan kreatif. Guna meningkatkan motivasi, prestasi dan keterampilan membaca nyaring peserta didik.

2. Bagi Siswa

Model role playing diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca nyaring dalam pembelajaran bahasa Indonesia khusunya.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah dapat mendesain pembelajaran yang lebih baik untuk

menumbuh kembangkan keterampilan membaca nyaringpeserta didik agar menjadi lebih baikagar tercapai tujuan dengan maksimal.

4. Bagi Peneliti

Menjadi masukan dalam meneliti dan meningkatkan keterampilan membaca nyaring melalui model role playing.

1.6. Luaran Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterbitkan pada jurnal nasional bersintaks.

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Pengertian Metode

Model pembelajaran role playing diharapkan dapat menjadi solusi suatu masalah dalam pembelajaran dan tidak menutup kemungkinan apabila memiliki kelemahan dan kelebihan :

Kelebihan Role Playing

Djamarah (dalam Tarigan, 2016:104) menyebutkan bahwa Role Playing memiiliki beberapa kelebihan yaitu :

1. Peserta didik dapat mengembangkan fikirannya dalam hal memahami, mengingat dan mensimulasikan isi cerita yang nantinya akan tampilkan.

2. Peserta didik diajak untuk berlatih kreatif dan berinisiatif.

3. Peserta didik akan berlatih percaya diri ketika melakukan bermain peran.

4. Bakat yang dimiliki oleh peserta didik dapat dikembangkan sehingga nantinya akan tumbuh jiwa seni drama dalam dirinya.

5. Peserta didik dapat berlatih untuk membagi tugas dengan kelompoknya.

6. Seluruh peserta didik yang didalam kelas dapat berbartisipasi saat pembelajaran.

7. Model pembelajaran role playing dapat mewujudkan kelas yang aktif, kreatif, disenangi banyak siswa dan tidak membosankan.

8. Peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar.

9. Model pembelajaran role playing akan membuat pesera didik berkesan dan melekat diingatan.

10. Melatih kerja sama dengan sesama teman untuk dapat menampilkan yang terbaik. Berdasarkan kelebihan dari model pembelajaran role playing yang telah dipaparkan, diharapkan dapat membantu guru dalam mempermudah mencapai tujuan pembelajaran.

(11)

Kelemahan Role Playing

Role Playing juga memiliki beberapa kelemahan. Kurniasih dan Sani (dalam Afifi, 2017:33) mengatakan bahwa ada beberapa kekurangan atau kelemahan Role Playing :

1. Membutuhkan durasi waktu yang tidak sedikit.

2. Membutuhkan kerjasama dari pendidik maupun peserta didik.

3. Banyak peserta didik memiliki perasaan malu saat memperagakan peran dalam peristiwa atau cerita.

4. Hanya beberapa materi yang dapat diterapkan dalam model pembelajaran ini 5. Memerlukan ruang kelas yang cukup luas.

Cara Mengatasi Kelemahan Role Playing berikut cara mengatasi kelemahan role playing antara lain:

1. Guru menjelasan kepada peserta didik dengan memperkenalkan model pembelajaran role playing.

2. Memberikan naskah sederhana untuk bermain peran agar siswa mudah memahami cerita.

3. Memberikan penjelasan bagaimana proses pelaksaan bermain peran.

4. Memberikan contoh sebelum melaksanakan bermain peran.

5. Menata kelas agar siswa dapat bermain peran dengan leluasa meskipun tidak maksima.

6. Memberikan batasan waktu setiap kelompok yang akan tampil.

7. Memberikan reward setelah siswa bermain peran agar siswa bersemangat untuk menyelesaikannya.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik tema 8 subtema 1 pembelajaran 1 materi menyebutkan tokoh-tokoh pada cerita fiksi dengan menggunakan model paired story telling

[r]