DOI: http://dx.doi.org/10.56189/jagris.v3i2 Hal. 122
PENGARUH PEMBERIAN BIOCHAR DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP KADAR AIR DAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH PESISIR SERTA PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI
Effect of biochar and chicken manure application on soil moisture content and chemical properties of coastal soils and mustard plant growth
CANDRA UTAMIPUTRI*), FRANSISCUS SURAMAS REMBON, dan SITTI LEOMO Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo
*Penulis Korespondensi, E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Southeast Sulawesi has a coastline length of 1,740 km, but the community has not made optimal use of the coastal land, especially for agricultural activities. The purpose of this study is to determine the effect of applying biochar and chicken manure on water content and some chemical properties of coastal soils, to determine the effect of biochar and chicken manure interaction on the growth of mustard plants on coastal soils and find out better doses of biochar and chicken manure on the growth of mustard plants. This study used a Randomized Block Design (RBD) with a factorial pattern consists of two factors, namely biochar B0
= 0 g polybag-1, B1 = 75 g polybag-1 equivalent to 30 t ha-1, B2 = 150 g polybag-1 equivalent to 60 t ha-1 and chicken manure which is P0 = 0 g polybag-1, P1 = 75 g polybag-1 equivalent to 30 t ha-1, P2 = 150 g of polybag-1 is equivalent to 60 t ha-1. Observed variables of moisture content, some chemical properties of the soil as well as plant height and number of leaves. The results showed that the application of biochar and chicken manure was able to increase the air content, pH, Organic-C and total-N. In the B1P1 treatment, the interaction effect on the height and number of mustard leaves and the dose of fertilizer that gave a better effect than other treatments, namely biochar 75 g polybag-1 or equivalent to 30 t ha-1 + chicken manure 75 g polybag-1 or equivalent to 30 t ha-1..
Keywords: biochar, chicken manure, chemical properties of soil, coastal soil, mustard plants
ABSTRAK
Sulawesi Tenggara memiliki panjang garis pantai sebesar 1.740 km, namun masyarakat belum memanfaatkan tanah pesisir pantai tersebut secara optimal, terutama untuk kegiatan pertanian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian biochar dan pupuk kandang ayam terhadap kadar air dan beberapa sifat kimia tanah pesisir, untuk mengetahui pengaruh interaksi pemberian biochar dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan tanaman sawi pada tanah pesisir serta mengetahui dosis biochar dan pupuk kandang ayam yang lebih baik terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial terdiri dari dua faktor yaitu biochar B0 = 0 g polybag-1, B1 = 75 g polybag-1 setara dengan 30 ton ha-1,B2 = 150 g polybag-1 setara dengan 60 ton ha-1 dan pupuk kandang ayam yaitu P0 = 0 g polybag-1, P1 = 75 g polybag-1 setara dengan 30 ton ha-1, P2 = 150 g polybag-1 setara dengan 60 ton ha-1. Variabel yang diamati kadar air, beberapa sifat kimia tanah serta tinggi tanaman dan jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar dan pupuk kandang ayam mampu meningkatkan kadar air, pH, C-Organik dan N-total. Pada perlakuan B1P1 memberikan pengaruh interaksi terhadap tinggi dan jumlah daun tanaman sawi. Dosis pupuk yang memberikan pengaruh lebih baik dibanding perlakuan lainnya yaitu biochar 75 g polybag1 atau setara dengan dosis 30 ton ha-1 + pupuk kandang ayam 75 g polybag1 atau setara dengan dosis 30 ton ha-1. Kata Kunci: biochar; pupuk kandang ayam; sifat kimia tanah; tanah pesisir, tanaman sawi
Sitasi: Utamiputri, C., Rembon, F.S., & Leomo, S. (2023). Pengaruh Pemberian Biochar dan Pupuk Kandang Ayam terhadap Kadar Air dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Pesisir serta Pertumbuhan Tanaman Sawi. Berkala Ilmu-Ilmu Pertanian - Journal of Agricultural Sciences, 3(2), 122-128.
Hal. 123 PENDAHULUAN
Sulawesi Tenggara memiliki panjang garis pantai sebesar 1.740 km, namun masyarakat belum memanfaatkan tanah pesisir pantai tersebut secara optimal, terutama untuk kegiatan pertanian. Tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan di tanah pesisir adalah tanaman sawi mengingat perakarannya yang dangkal, umur panen yang relatif singkat, serta permintaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Kegiatan pertanian pada tanah pesisir memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan sifat fisik dan kimia tanah yang kurang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, terlebih lagi tanah berpasir memiliki sifat mudah meloloskan air dan kandungan bahan organik yang rendah. Kondisi yang demikian tidak menguntungkan dan mendukung pertumbuhan tanaman. Diperlukan teknologi spesifik yang murah dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya alam setempat untuk memperbaiki kualitas tanah kawasan pesisir. Bahan organik yang dapat digunakan sebagai alternatif pembenah tanah diantaranya adalah arang kayu (biochar) dan pupuk organik berupa pupuk kandang ayam. Selain itu juga diperlukan tanaman yang mampu bertahan terhadap kondisi tanah di lahan pesisir dan memberikan manfaat pada masyarakat di kawasan lahan pesisir.
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dibanding bahan pembenah lainnya, pemanfaatannya selain menciptakan sistem pertanian yang ramah lingkungan juga dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.
Pupuk organik memperbaiki struktur tanah, membantu penyerapan hara, meningkatkan daya sangga tanah terhadap perubahan pH dan sebagai reservoir unsur hara sekunder dan unsur mikro, serta sumber energi bagi mikroorganisme tanah yang berperan penting dalam proses dekomposisi dan pelepasan unsur hara dalam ekosistem tanah (Sanchez, 2008; Hadisuwito, 2012).
Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang bersuhu panas maupun bersuhu dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah sampai dataran tinggi (Pracaya, 2011).
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian biochar dan pupuk kandang ayam terhadap kadar air dan beberapa sifat kimia tanah pesisir serta pertumbuhan tanaman sawi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian biochar dan pupuk kandang ayam terhadap kadar air dan beberapa sifat kimia tanah, untuk mengetahui interaksi pertumbuhan tanaman sawi serta dosis yang memberikan pengaruh lebih baik pada tanah pesisir.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan II Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo pada titik koordinat 04°00’42” S dan 122°31’33” E. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2022.
Bahan dan Alat. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu biochar arang kayu akasia, pupuk kandang ayam, tanah pesisir (Nambo), benih sawi hijau varietas sinta, polybag ukuran 35 cm x 35 cm dan label perlakuan. Alat yang digunakan terdiri dari sekop, cangkul, parang, ember, sprayer, nampan/baki semai, kamera, mistar ukur, timbangan analitik, oven dan alat tulis menulis serta peralatan laboratorium yang dibutuhkan.
Rancangan Penelitian. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor sebagai berikut: Faktor pertama biochar: B0 = 0 g polybag-1; B1 = 75 g polybag-1 setara 30 ton ha-1; B2 = 150 g polybag-1 setara 60 ton ha-1. Faktor kedua Pupuk Kandang Ayam: P0 = 0 g polybag-1. P1 = 75 g polybag-1 setara 30 ton ha-1. P2 = 150 g polybag-1 setara 60 ton ha-1. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali dan diperoleh 27 unit percobaan.
Prosedur Penelitian. Penyiapan Media Tanam. Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah pesisir yang diambil di Kelurahan Nambo pada titik koordinat 04º00’02”S dan 122º37’03”E dan 60 m jarak dari pantai. Tanah pesisir diambil menggunakan alat pacul dan sekop, kemudian tanah yang telah diambil selanjutnya di bawah ke laboratorium lapangan II Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Selanjutnya, tanah diayak menggunakan ayakan ukuran 30 mesh untuk mendapatkan tanah yang ukuran agregatnya lebih seragam. Tanah pesisir yang telah diayak dimasukkan ke dalam polybag sebanyak 27 unit dengan volume isi 5 kg tiap polybag kemudian disimpan pada tempat yang tidak terkena hujan.
Hal. 124 Penyiapan Bahan Biochar. Persiapan bahan
biochar arang kayu akasia diperoleh dengan cara proses pembakaran kayu akasia ditumpuk dan dibakar menggunakan drom hingga semua kayu berwarna hitam atau menjadi arang kemudian disiram dengan air bersih dan dikering anginkan. Arang kayu yang telah kering ditumbuk untuk mendapatkan arang yang ukuran agregat seragam, kemudian disaring menggunakan ayakan ukuran 30 mesh. Arang kayu akasia yang telah disaring, ditimbang sesuai dosis perlakuan.
Penyiapan Bahan Pupuk Kandang Ayam Persiapan bahan pupuk kandang diawali dengan mengambil pupuk kandang ayam yang telah kering di dalam peternakan di Desa Lalowiu, Kecamatan Konda, selanjutnya ditumbuk sampai halus dan diayak dengan menggunakan ayakan ukuran 30 mesh. Pupuk kandang ayam yang telah disaring, ditimbang sesuai dosis perlakuan.
Aplikasi Perlakuan. Tujuh hari sebelum ditanami, biochar dan pupuk kandang ayam dicampur pada media tanam sesuai perlakuan kemudian dimasukkan kembali ke dalam polybag yang sudah diberi label dan diletakkan di dalam rumah plastik
Penyemaian dan Penanaman. Penyemaian diawali dengan menyiapkan media penyemaian yang berasal dari campuran tanah pesisir, biochar dan pupuk kandang ayam dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Media selanjutnya diratakan dalam nampan/baki semai dengan ketebalan 5-6 cm. Benih sawi hijau kemudian ditabur di atas permukaan media penyemaian dan diletakkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Selama masa penyemaian dilakukan penyiraman pada pagi dan sore hari. Pemindahan bibit dilakukan pada saat bibit tanaman sawi hijau berumur 14 hari sejak benih disemaikan. Kemudian bibit dipindahkan ke polybag dengan ketentuan dipilih sawi dengan pertumbuhan dan tinggi yang seragam. Selain itu, diberi label pada masing-masing polybag berdasarkan perlakuan yang diberikan. Penanaman sawi dilakukan secara tugal yaitu dengan membuat lubang tanam pada bagian tengah polybag dengan kedalaman 3-5 cm. Pemindahan ini dilakukan pada sore hari dan kemudian disiram dengan menggunakan sprayer.
Variabel Penelitian. Tanah. Parameter pengamatan pada tanah yaitu: Kadar air meggunakan metode gravimetri, pH tanah menggunakan metode pH meter, C-organik, menggunakan metode Walkley and Black, N- total, menggunakan metode Kjeldhal (Balai
Penelitian Tanah, 2009). Tanaman. Parameter pengamatan pada tanaman yaitu: Tinggi Tanaman, Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setiap minggu, pengukuran dimulai dari titik pangkal tumbuh hingga ujung daun sawi. Pengamatan tinggi tanaman diukur pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari setelah pindah tanam (HSPT). Jumlah daun, Jumlah daun dilakukan pengamatan dengan cara menghitung jumlah daun yang muncul di atas permukaan media tanam dengan panjang lebih 1 cm. pengamatan ini dilakukan pada umur 7, 14, 21 dan 28 HSPT. Jumlah daun dihitung dari daun produktif yaitu daun yang masih memiliki hijauan.
Analisis Data. Data hasil analisis kadar air, pH, C-Organik dan N-total tanah disajikan secara deskriptif dengan menggunkan tabel.
Data pH, C-Organik dan N-total yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah (Balai Penelitian Tanah, 2009). Data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman dianalisis menggunakan analisis sidik ragam. Apabila F hitung lebih besar dari F tabel atau perlakuan menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (Uji BNJ) pada taraf kepercayaan 95 %.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air dan Sifat Kimia Tanah Pesisir Sebelum Perlakuan Biochar dan Pupuk Kandang Ayam. Hasil penelitian kadar air, pH, C-Organik dan N-total tanah sebelum pemberian biochar dan pupuk kandang ayam pada tanah pesisir yaitu memiliki kadar air 8,81
%, pH tanah 4,43, C-Organik 0,43 % dan N-total 0,14.
Kadar Air dan Sifat Kimia Tanah Pesisir Sesudah Perlakuan Biochar dan Pupuk Kandang Ayam. Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa nilai kadar air tertinggi yaitu 17,23 pada perlakuan B2P2 jika dibandingkan dengan kadar air tanpa perlakuan adalah 7,06
%, hal ini berarti pemberian kombinasi biochar dan pupuk kandang ayam mampu meningkatkan kadar air tanah. Hasil analisis setelah pemberian biochar dan pupuk kandang ayam pada perlakuan B2P2 menunjukan nilai tertinggi pada pH yaitu (7,14), C-Organik (3,14
%) dan N-total yaitu (0,56 %). Hal ini menunjukkan respon tanah terhadap pemberian biochar dan pupuk kandang ayam dapat meningkatkan pH hingga kriteria netral, C-Organik dan N-total kriteria tinggi.
Hal. 125 Tabel 1. Hasil analisis kadar air dan kimia tanah setelah perlakuan pada tanah pesisir
Perlakuan Kadar Air pH C-Organik N-Total
(%) (%) (%)
B0P0 7,06 4,38 0,45 0,16
B0P1 7,75 4,48 0,57 0,17
B0P2 8,22 4,57 0,70 0,18
B1P0 7,75 5,32 1,65 0,33
B1P1 7,41 5,65 1.78 0,34
B1P2 7,64 5,73 1.91 0,36
B2P0 12,73 6,59 2,85 0,51
B2P1 7,64 6,87 2,98 0,53
B2P2 17,23 7,14 3,14 0,56
Tinggi Tanaman Sawi
Hasil pengamatan sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk biochar dan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata pada tinggi tanaman sawi. Uji lanjut BNJ taraf 5 % dilakukan pada sidik ragam yang berpengaruh nyata dapat disajikan pada Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa rata- rata umur 7 HSPT - 28 HSPT pada pengukuran tinggi tanaman sawi tertinggi terdapat pada perlakuan B1P1. Perlakuan B1P1 tidak berbeda secara nyata dengan perlakuan lainnya namun berbeda nyata dengan pada kontrol (B0P0).
Tabel 2. Pengaruh pemberian biochar dan pupuk kandang ayam pada tanah pesisir terhadap tinggi tanaman cm) pada umur 7, 14, 21 dan 28 HSPT
Perlakuan
Tinggi Rata-rata Tanaman Sawi 7 HSPT 14
HSPT
21 HSPT
28 HSPT B0P0 (Tanpa perlakuan) 8,67b 15,07b 17,93b 19,03b B0P1 (0 gram Biochar dan 75 gram Pupuk kandang
ayam) 8,80a 18,70a 30,40a 31,17a
B0P2 (0 gram Biochar dan 150 gram Pupuk
kandang ayam) 11,73a 15,47a 28,93a 35,97a
B1P0 (Biochar 75 g dan 0 gram Pupuk kandang
ayam) 11,47a 16,77a 21,90a 27,10ab
B1P1 (Biochar 75 gram dan 75 gram Pupuk
kandang ayam) 14,63a 24,20a 33,43a 36,53a
B1P2 (Biochar 75 gram dan 150 gram Pupuk
kandang ayam) 12,50a 21,33a 29,83a 35,47a
B2P0 (Biochar 150 gram dan 0 gram Pupuk
kandang ayam) 10,47a 17,40a 25,60a 31,90ab
B2P1 (Biochar 150 gram dan 75 gram Pupuk
kandang ayam) 8,77a 18,53a 28,10a 36,37a
B2P2 (Biochar 150 gram dan 150 gram Pupuk
kandang ayam) 10,60a 16,67a 25,07a 36,33a
BNJ 0,05 10,85 18,24 26,80 32,99
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf 5%.
Jumlah Daun Tanaman Sawi. Hasil pengamatan sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk biochar dan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata pada
jumlah daun tanaman sawi. Uji lanjut BNJ taraf 5 % dilakukan pada sidik ragam yang berpengaruh nyata dapat disajikan pada Tabel 3.
Hal. 126 Tabel 3. Pengaruh pemberian biochar dan pupuk kandang ayam pada tanah pesisir terhadap
jumlah daun (helai) pada umur 7, 14, 21 dan 28 HSPT Perlakuan
Jumlah Daun Rata-Rata Tanaman Sawi 7
HSPT
14 HSPT
21 HSPT
28 HSPT B0P0 (Tanpa perlakuan) 3,67ab 4,33a 7,33a 8,00b B0P1 (0 gram Biochar dan 75 gram Pupuk
kandang ayam) 2,00b 5,33a 9,00a 13,00a
B0P2 (0 gram Biochar dan 150 gram Pupuk
kandang ayam) 3,00ab 5,00a 9,00a 11,33ab
B1P0 (Biochar 75 g dan 0 gram Pupuk kandang
ayam) 3,00ab 5,33a 7,00a 9,00ab
B1P1 (Biochar 75 gram dan 75 gram Pupuk
kandang ayam) 5,00a 6,00a 9,67a 13,00a
B1P2 (Biochar 75 gram dan 150 gram Pupuk
kandang ayam) 3,00ab 6,00a 8,00a 11,33ab
B2P0 (Biochar 150 gram dan 0 gram Pupuk
kandang ayam) 3,67ab 4,67a 7,00a 10,67ab
B2P1 (Biochar 150 gram dan 75 gram Pupuk
kandang ayam) 2,67ab 5,33a 7,67a 11,33ab
B2P2 (Biochar 150 gram dan 150 gram Pupuk
kandang ayam) 3,00ab 4,67a 7,67a 11,33ab
BNJ 0,05 3,22 5,2 8,0 11,00
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan uji BNJ pada taraf 5 %.
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa rata- rata umur 7 HSPT - 28 HSPT pada pengukuran jumlah daun tanaman sawi tertinggi terdapat pada perlakuan B1P1 serta tidak berbeda secara nyata dengan perlakuan lainnya.
Pembahasan
Berdasarkan Tabel 1 hasil kadar air pada perlakuan B2P2 (17,23%) memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan B0P0 (7,06 %). Hasil penelitian menunjukkan pemberian biochar dan pupuk kandang ayam meningkatkan kadar air. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sarief (2016) meningkatnya daya pegang tanah terhadap air akibat pemberian pupuk kandang maka akan meningkatkan pula volume air yang terkandung dan tersimpan dalam tanah yang berarti meningkatkan air tersedia bagi tanaman.
Berdasarkan hasil analisis awal pH tanah pesisir yang dijadikan sebagai media tanam memiliki pH H2O (4,34) sangat masam.
Umumnya pH tanah pada daerah pesisir rendah. Rendahnya pH ini disebabkan oleh tercucinya kation - kation basa yang terjadi dari lapisan atas ke lapisan lebih dalam akan meningkatkan kation - kation H+ dan Al+3 dilapisan atas yang sangat berperan dalam kemasaman (Hong, 2016).
Berdasarkan hasil analisis perlakuan campuran biochar dan pupuk kandang ayam variabel pH tanah pada tanah pesisir menunjukkan bahwa nilai tanah pH semakin meningkat seiring meningkatnya dosis campuran biochar dan pupuk kandang ayam yaitu pada pupuk organik dosis 0, 75g dan 150g serta berturut-turut memiliki pH 4,38, 4,48, 4,57, 5,32, 5,65, 5,73, 6,59, 6,87, dan 7,14.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan kandungan C-Organik pada tanah pesisir Nambo adalah berkisar 0,43 % sampai 3,14 %.
Peningkatan kadar C-Organik disebabkan karena adanya aktivitas mikroorganisme dalam merombak bahan organik. Hal ini sejalan dengan Simanjuntak et al. (2016) peningkatan C-Organik disebabkan adanya ketersediaan bahan organik dalam tanah yang cukup bagi tanaman dapat mempercepat proses perombakan bahan organik yang dapat diserap tanaman. Sebagian mikroba yang hidup di dalam tanah dengan mensekresikan enzim yang diperlukan untuk mendekomposisi senyawa - senyawa sederhana yang sebagian digunakan bakteri dan jamur berupa energi, unsur hara, dan sebagian dibebaskan untuk pertumbuhan. Selanjutnya, hasil penelitian Zulkarnain et al. (2013) dan Surya et al. (2017) menunjukkan bahwa aplikasi bahan organik
Hal. 127 mampu meningkatkan porositas, kandungan C-
organik tanah, menurunkan berat isi dan berat jenis, serta meningkatkan kemantapan agregat, porositas tanah dan kadar air. Sehingga dapat dikatakan bahwa komposisi perlakuan B1P1 menghasilkan struktur media tanam yang sesuai bagi pertumbuhan tinggi tanaman sawi.
Syahputra et al. (2014) menyatakan bahwa campuran beberapa bahan untuk media tanam menghasilkan struktur yang sesuai karena setiap jenis media mempunyai pengaruh yang berbeda bagi tanaman.
Pemberian biochar dan pupuk kandang ayam terhadap tanah pesisir memberikan pengaruh terhadap peningkatan N-total.
Berdasarkan hasil penelitian kandungan N-total pada tanah pesisir Nambo adalah berkisar 0,14
% sampai 0,56 %. Kadar N tanah dapat mengalami peningkatan karena adanya tambahan bahan organik di dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Munawar (2011), bahan organik yang terdapat dalam pupuk kandang mengalami proses mineralisasi N organik menjadi NH4+ dan NO3- sehingga nitrogen akan lebih banyak terbentuk dan tersedia di dalam tanah. Biochar memiliki kapasitas menahan air yang tinggi, sehingga dapat menjaga unsur hara N agar tidak mudah tercuci dan menjadikannya lebih tersedia untuk tanaman. Nguyen et al. (2017) menyatakan bahwa aplikasi biochar dapat meningkatkan kelembaban dan pH tanah, sehingga dapat merangsang proses mineralisasi N dan nitrifikasi yang menyebabkan serapan tanaman meningkat.
Hasil uji BNJ 5 % pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian biochar dan pupuk kandang ayam menghasilka tinggi tanaman sawi yang lebih tinggi terdapat pada taraf perlakuan B1P1 (biochar 75 g + pupuk kandang ayam 75 g) pada umur 28 HSPT mencapai 36,5 cm. Hasil penelitian Astuti et al. (2018) mengungkapkan bahwa pada perlakuan menggunakan pupuk kandang ayam menghasilkan rata-rata tinggi tanaman tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Sesuai dengan pendapat Barianto et al. (2015), yang menyatakan penggunaan bahan organik sangat baik karena dapat memberikan manfaat bagi tanah maupun tanaman. Bahan organik selain menambah unsur hara juga dapat menggemburkan tanah, memperbaiki struktur tanah dan porositas tanah, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air dan menyimpan air lebih lama sehingga tanaman dapat tumbuh dengan normal.
Berdasarkan hasil uji BNJ 5 % pada Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan B1P1 memberikan jumlah daun lebih banyak
dibandingkan perlakuan lainnya menurut Lingga & Marsono (2013), unsur N berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, terutama pembentukkan daun, pemenuhan kebutuhan N pada tanaman akan menyebabkan terjadinya keseimbangan rasio antara akar dan daun, sehingga pertumbuhan vegetatif akan berjalan sempurna. Jika pasokan unsur N pada tanaman terpenuhi maka daun tanaman akan tumbuh besar dan memperluas permukaan untuk proses fotosintesis (Fahmi et al., 2010).
Pada perlakuan tanpa menggunakan biochar dan pupuk kandang ayam (B0P0) di 7 HSPT terlihat memiliki jumlah helai daun sawi yang baik dan tidak berbeda dengan perlakuan lainnya, namun pada umur 28 HSPT perlakuan tanpa menggunakan biochar dan pupuk kandang ayam (B0P0) jumlah helai daun lebih sedikit dibandingkan pada perlakuan lainnya.
Hal ini dikarenakan tanaman hanya mendapatkan asupan unsur hara yang cukup di awal pindah tanam namun selanjutnya kandungan unsur hara mulai berkurang hingga pada umur 28 HSPT.
SIMPULAN
Pengaruh biochar dan pupuk kandang ayam mampu meningkatkan kadar air, pH, C-Organik dan N-total pada tanah pesisir. Pemberian biochar dan pupuk kandang ayam memberikan pengaruh interaksi terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman sawi. Dosis biochar dan pupuk kandang ayam memberikan pengaruh leih baik dibandingkan perlakuan lainnya yaitu pada dosis biochar 75 g polybag1 + pupuk kandang ayam 75 g polybag1 (B1P1) pengamatan visual kurang dapat diandalkan (reliabel) karena terjadi bias sebesar 0,67.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, K., Susilawati, & Marlin, S. (2018).
Karakter Pertumbuhan Tanaman Bawang Merah pada berbagai Komposisi Media Tanam. Jurnal Hortikultura Indonesia, 9(3), 167-173.
Barianto, Nelvira, & Mardiati. (2015). Pengaruh Pemberian Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Main- Nursery Pada Media Subsoil Ultisol. Jurnal Jom Faperta, 2(1), 1-8.
Balai Penelitian Tanah. 2009. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Bogor.
Fahmi, A., Syamsudin, Utami, S., &
Radjagukguk. (2010). Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor terhadap Pertumbuhan Jagung (Zea mays L.) pada
Hal. 128 Tanah Regosol Latosol. Jurnal Berita
Biologi, 10(3), 297-304.
Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.
Hong. 2016. Principles of Soil Chemistry. 2nd Ed. Marse, Dekker Inc. New York.
Lingga, P. & Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Munawar, A. (2011). Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.
Nguyen, T.T.N, Xu, C.Y., Tahmsbian, I., Che, R., Xu, Z., Zhou, X., Wallace, H.M., & Bai, S.H. (2017). Effect of Biochar on soil available inorganic nitrogen: A review and meta-analysis. Geodrma, 288, 79-96.
Sanchez, P.A. (2008). Properties and Management of Soil in the Tropic Soil. New York:John Wiley and Sons.
Sarief, S.E. (2016). Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Simanjuntak, D.H., Herpandi, & Shanti, D.L.
(2016). Karakteristik Kimia dan Aktivitas Antioksidan Kombucha dari Tumbuhan Apu- apu (Pistia stratiotes) Selama Fermentasi.
Jurnal Teknologi, 5(2), 123-133.
Surya, J.A., Nuraini, Y., & Widianto. (2017).
Kajian Porositas Tanah pada Pemberian Beberapa Jenis Bahan Organik di Perkebunan Kopi Robusta. Jurnal Tanah Sumber Daya Lahan, 4(1), 463-471.
Syahputra, E, Rahmawati, M. & Imran, S.
(2014). Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.). J. Floratek 9(1), 39-45.
Zulkarnain, M., Prasetya, B., & Soemarno.
(2013). Pengaruh Kompos, Pupuk Kandang, dan Custom-Bio Terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Tebu (Saccharum officinarum L.) pada Entisol di Kebun Ngrakah-Pawon, Kediri. Indones Green Technol. J., 2(1), 45-52.