• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pemberian sediaan mikroemulsi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh pemberian sediaan mikroemulsi"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi: Pengaruh Sediaan Mikroemulsi Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) Terhadap Penurunan Kolesterol Total Terinduksi Propil Tiourasil pada Mencit. Umbi Dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) merupakan tanaman yang banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat minuman, termasuk sebagai antihiperlipidemia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian dan dosis efektif mikroemulsi bawang dayak terhadap kadar kolesterol total pada tikus yang diinduksi propiltiourasil.

EFFECT OF BAWANG DAYAK (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) EXTRACT MICROEMULSION ON LOWERING TOTAL CHOLESTEROL.

Latar Belakang Masalah

Salah satu tumbuhan yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol adalah bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr). Secara empiris bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk pengobatan berbagai penyakit seperti kanker payudara, antihipertensi, antidiabetes melitus, penurun kolesterol, obat, maag dan stroke (Efendi et al., umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia ( L.) yang sebelumnya diteliti oleh Kusuma et al., 2016 masih dalam bentuk sediaan ekstrak.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh pemberian sediaan mikroemulsi ekstrak bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.)) terhadap penurunan kadar kolesterol total hewan uji pada tikus putih yang diinduksi propiltiourasil.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian .1 Tujuan umum .1 Tujuan umum

Tujuan khusus

Manfaat penelitian .1 Manfaat akademis .1 Manfaat akademis

Telah diperoleh formulasi mikroemulsi ekstrak bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.)) untuk menurunkan kolesterol total pada tikus putih yang diinduksi propiltiourasil.

Lipid

Kolesterol

Kolesterol merupakan komponen lemak yang 80% diproduksi di dalam tubuh (hati) dan 20% sisanya berasal dari luar. Pasokan kalori dari lemak bisa bertahan hingga beberapa hari, berbeda dengan kalori yang dihasilkan oleh karbohidrat yang hanya bertahan beberapa jam saja. Kolesterol LDL yang sering disebut kolesterol jahat, jika jumlahnya terlalu banyak di dalam darah akan tertimbun di dinding pembuluh darah sehingga terbentuk gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah.

Kolesterol baik atau sering disebut HDL memiliki fungsi membersihkan pembuluh darah dari kelebihan kolesterol LDL (Adik, 2009).

Gambar 1. Struktur kimia kolesterol (Zamora A, 2007)
Gambar 1. Struktur kimia kolesterol (Zamora A, 2007)

Trigliserida

Lipoprotein

Pada manusia dapat dibedakan 6 jenis lipoprotein yaitu high-density lipoprotein (HDL atau α-lipoprotein) sebagai pembawa kolesterol, very low-density lipoprotein (VLDL atau pre β-lipoprotein) yang timbul dari hati untuk mensekresikan trigliserida, lipoprotein densitas menengah (IDL) dimana sebagian besar trigliserida telah dihilangkan, lipoprotein densitas rendah (LDL atau β-lipoprotein) yang merupakan tahap akhir dari katabolisme VLDL dimana hampir semua trigliserida telah dihilangkan (Jim, 2013). High-density lipoprotein (HDL) adalah jenis kolesterol yang mampu melakukan transpor kolesterol terbalik dengan mengambil kolesterol dari plak aterosklerotik (atau jaringan lain) dan mengangkutnya ke jaringan hati. Pathoxonase, enzim yang terdapat pada HDL, mampu menghambat oksidasi HDL dan berbagai membran sel.

HDL juga dapat menghambat ekspresi molekul adhesi di dinding arteri dan juga meningkatkan sintesis prostasiklin (Fairudz dan Nisa, 2015).

Low Density Lipoprotein (LDL)

Kolesterol dan trigliserida yang digunakan dalam pembentukan VLDL disintesis dalam retikulum endoplasma, kemudian memasuki aparatus Golgi, bergabung dengan permukaan lumen hepatosit, melepaskan VLDL ke dalam celah Disse, dan memasuki kapiler jaringan adiposa dan otot di dalamnya sebagai VLDL yang baru lahir. lipoprotein. dengan apoB-100.

Tabel 1. Klasifikasi LDL dan HDL Kolesterol, Total Kolesterol dan Trigliserida
Tabel 1. Klasifikasi LDL dan HDL Kolesterol, Total Kolesterol dan Trigliserida

Deskripsi Tumbuhan Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) Bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) merupakan

Kandungan Kimia Umbi Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb)

Senyawa Flavonoid Dalam Menurunkan Kadar Kolesterol

Skrining Fitokimia

Simplisia

Ekstraksi

Mikroemulsi

Toksisitas dapat terjadi karena penggunaan surfaktan dalam jumlah yang tinggi yang dapat dikurangi dengan menggunakan surfaktan alami atau surfaktan non ionik seperti tween dan span (Dikara, 2015). Trigliserida memiliki berat molekul yang tinggi, mengandung asam lemak rantai panjang dan bersifat semi polar sehingga trigliserida lebih sulit membentuk mikroemulsi dibandingkan dengan minyak hidrokarbon. Minyak kelapa memiliki lebih dari 90% asam lemak yang merupakan asam lemak jenuh sedangkan minyak sawit hanya memiliki 50 asam lemak jenuh.

Minyak kelapa mengandung asam lemak rantai sedang yang cukup tinggi, yaitu sebesar 60%, sedangkan minyak sawit memiliki asam lemak rantai panjang. Minyak kelapa memiliki kelebihan bila digunakan sebagai minyak dalam pembuatan mikroemulsi minyak dalam air karena dengan kandungan asam lemak jenuh lebih dari 90%, lebih stabil terhadap oksidasi dan memiliki asam lemak rantai sedang yang cukup tinggi sehingga membutuhkan lebih sedikit surfaktan dalam pembuatan mikroemulsi minyak dalam air. produksi mikroemulsi (Yuwanti et al., 2011). Mikroemulsi memiliki beberapa keunggulan, antara lain sebagai pelarut bahan obat dan kemampuan melarutkan obat hidrofilik dan lipofilik, termasuk obat yang tidak larut dalam air, serta mikroemulsi yang stabil secara termodinamika.

Penggunaan mikroemulsi sebagai penghantaran obat dapat meningkatkan efek terapeutik obat sehingga dosis obat dapat diturunkan (Agrawal, 2012).

Simvastatin

Akibat penurunan sintesis kolesterol, SREBP (Sterol Regulatory Elementbinding Protein) yang ada di membran didegradasi oleh protease dan kemudian diangkut ke nukleus. Kedua statin ini merupakan produk berupa lakton dan dihidrolisis terlebih dahulu menjadi bentuk asam β-hidroksil yang aktif.

Antitiroid

Propylthiouracil dengan dosis 100 mg memiliki masa kerja 6-8 jam, sedangkan methimazole dengan dosis 30-40 mg bekerja selama 24 jam (Farmakologi, 2009). Meskipun agranulositosis jarang merupakan efek samping yang serius, efek samping ini bergantung pada dosis untuk methimazole, sementara propiltiourasil tidak bergantung pada dosis.

Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual Pengaruh pemberian ekstrak umbi bawang dayak terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus.

Gambar 3.1.  Kerangka Konseptual Pengaruh pemberian ekstrak umbi  bawang dayak terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus yang
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Pengaruh pemberian ekstrak umbi bawang dayak terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus yang

Hipotesis

Kategori dan Rancangan Penelitian

Tahapan penelitian

Kelompok penelitian

Variabel Penelitian Uji Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi Bawang Dayak Terdapat 3 variabel dalam uji sifat fisik sediaan mikroemulsi bawang dayak, Terdapat 3 variabel dalam uji sifat fisik sediaan mikroemulsi bawang dayak,

Variabel Bebas

Variabel Uji Efektivitas Antihiperkolesterol Mikroemulsi Ekstrak Umbi Bawang Dayak

Variabel Bebas

Variabel Terkendali

Definisi Operasional

  • Ekstrak umbi bawang dayak Eleutherine palmifolia (L.) Merr)
  • Mikroemulsi ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) Merr)
  • Kadar Kolesterol Total
  • Induksi propiltiourasil
  • Efek antihiperkolesterolimia

Induksi propiltiourasil adalah pemberian senyawa propiltiourasil yang dapat menyebabkan peningkatan kolesterol total, yang diberikan setiap hari selama 14 hari dengan dosis 12,5 mg per hari. Efek antihiperkolesterolemia merupakan kemampuan mikroemulsi ekstrak umbi umbi dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) dalam menurunkan kadar kolesterol total pada hewan coba yang diinduksi propiltiourasil.

Alat dan Bahan .1 Alat penelitian .1 Alat penelitian

Bahan Penelitian

Tikus putih jantan umur 2-3 bulan dengan berat 200-250 gram galur wistar dari pet shop. Simplisia yang diperoleh kemudian dipisahkan dari daun dan akarnya serta dicuci dan ditiriskan, setelah itu simplisia murni ditimbang dan kemudian dicincang halus untuk mempercepat proses pengeringan. Simplisia kemudian diblender dan dibuat menjadi bubuk halus, setelah itu disaring dan disimpan dalam toples kaca gelap.

Serbuk bawang simplisia dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) direndam dalam etanol 70% selama 5 hari dan diaduk secara berkala kemudian disaring. Ekstrak yang diperoleh kemudian diuapkan menggunakan penangas air hingga diperoleh ekstrak kental (Sulastri et al., 2015). Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif yang dilakukan untuk mengetahui senyawa bioaktif yang terdapat pada umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

Hasil uji positif jika pada pereaksi Meyer terbentuk endapan putih kekuningan, endapan coklat dengan pereaksi Wagner dan endapan merah jingga dengan pereaksi Dragendroff. Sejumlah sampel ditambahkan 0,1 mg serbuk magnesium dan 0,4 mL amil alkohol (campuran asam klorida 37% dan etanol 95% dalam volume yang sama) dan 4 mL alkohol, kemudian campuran dikocok. Eksperimen dilakukan untuk menentukan komposisi bahan yang tepat untuk menghasilkan sediaan yang jernih dan stabil.

Formula yang dioptimalkan memberikan hasil memasak yang baik, sehingga formula tersebut kemudian dilengkapi dengan eksipien untuk memberikan formula yang lebih stabil. Pembuatan larutan saline phosphate buffer (PBS) pH 7,40 yaitu 2,38 gram dinatrium hidrogen fosfat (Na2HPO4), 0,19 gram kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) dan 8,0 gram natrium klorida (NaCl) dilarutkan dalam aqua00ml steril.

Tabel  4.1. Formula Mikroemulsi Ekstrak Umbi Bawang Dayak
Tabel 4.1. Formula Mikroemulsi Ekstrak Umbi Bawang Dayak

Uji Sifat Fisik Mikroemulsi Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)

Penentuan Dosis Propiltiourasil

Penentuan Dosis Simvastatin

Penentuan Dosis Mikroemulsi Umbi Bawang Dayak

Perlakuan Hewan Uji

Pengambilan Darah Melalui Sinus Retro-orbitalis

Pengukuran Kadar Kolesterol Total

Analisis Data

Skema Kerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian sediaan dan dosis efektif ekstrak mikroemulsi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih yang diuji dengan induksi propiltiourasil. Sampel umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) diambil dari kebun pembibitan bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) di kawasan Simpang Astra, desa Amin Jaya, kecamatan Pangkalan Banteng, kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. .

Gambar 4.3 Skema Formulasi dan Uji Sifat Fisik Mikroemulsi Ekstrak Bawang  Dayak
Gambar 4.3 Skema Formulasi dan Uji Sifat Fisik Mikroemulsi Ekstrak Bawang Dayak

Pengolahan Ekstrak Bawang Dayak

Ekstrak kental yang diperoleh setelah diuapkan sebanyak 384 ml, sehingga dari 384 ml ekstrak terdapat 500 gram simplisia bawang dayak. Pada proses penguapan, penggunaan penangas air memiliki kelemahan yaitu zat aktif senyawa mudah hilang/teruapkan.

Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Bawang Dayak

Pembuatan Mikroemulsi Bawang Dayak

Hasil Uji Sifat Fisik Sediaan Mikroemulsi Bawang Dayak

Evaluasi organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui secara visual karakterisasi fisik mikroemulsi warna, aroma dan rasa. Pada uji pH mikroemulsi umbi bawang dayak memiliki pH 5 yang termasuk ke dalam pH asam sehingga proses penyerapan berlangsung di dalam lambung. Prinsip penentuan ukuran partikel dengan PSA menggunakan prinsip Photon Correlation Spectroscopy (PCS), yaitu pengukuran tingkat fluktuasi intensitas sinar laser yang dihamburkan oleh partikel ketika menyebar melalui cairan.

Hasil uji ukuran partikel dengan menggunakan particle size analyzer (PSA) diperoleh mikroemulsi bawang dayak sebesar 1699,3 nm. Menurut penelitian Septinggi (2013), hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana kadar kolesterol darah meningkat di atas batas normal. Pengambilan sampel darah mencit dilakukan pada hari ke-0 (H-0) sebelum induksi propiltiourasil, (H-15) setelah induksi dan setelah perlakuan (H-22).

Tujuan pengumpulan darah pra-rawatan adalah untuk menentukan tahap lipid asas tikus, dan tujuan pengumpulan darah selepas induksi adalah untuk menentukan sama ada induksi yang diberikan telah meningkat atau tidak. Tujuan pensampelan darah selepas rawatan adalah untuk menentukan keberkesanan mikroemulsi bawang dayak dalam menurunkan tahap kolesterol total pada tikus hiperlipidemik. Pemberian kawalan positif, negatif dan mikroemulsi bawang dayak berlangsung selama 7 hari, dari hari ke-15 hingga hari ke-22.

Tikus mengalami penurunan kadar kolesterol total pada kontrol positif dan kelompok perlakuan mikroemulsi bawang dayak. Pada kontrol negatif terjadi sedikit penurunan hiperlipidemia karena formulasi mikroemulsi plasebo mengandung bahan lain seperti VCO yang dapat menurunkan kadar kolesterol total darah.

Tabel  5.4  Persen  Rerata  Kenaikan  dan  Penurunan  Kadar  Kolesterol  Total  (mg/dl) Semua Kelompok Perlakuan
Tabel 5.4 Persen Rerata Kenaikan dan Penurunan Kadar Kolesterol Total (mg/dl) Semua Kelompok Perlakuan

Hasil Pengujian Statistik

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian mikroemulsi bawang dayak dan simvastatin dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus. Formulasi mikroemulsi bawang dayak yang mengandung beberapa bahan aktif dipercaya dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Kusuma, 2016), umbi bawang dayak mengandung flavonoid, saponin, fenolat dan tanin.

Flavonoid dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cara menghambat penyerapan kolesterol, meningkatkan sekresi empedu, serta dapat menghambat aktivitas enzim reduktase HMG-CoA yang berperan dalam menghambat sintesis kolesterol. Simvastatin bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol di hati, dengan cara menghambat enzim HMG-CoA reduktase yang mengubah Acetyl-CoA menjadi asam mevalonat sehingga dapat menurunkan LDL (Farmakologi, 2009). Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikroemulsi bawang dayak dengan dosis 180 mg/200 g bb dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus yang diinduksi propiltiourasil.

Kesimpulan

Saran

Formulasi dan stabilitas mikroemulsi M/A menggunakan metode emulsifikasi spontan menggunakan VCO dan minyak sawit sebagai minyak: pengaruh rasio surfaktan-minyak. Efek antimitotik ekstrak bawang dayak (Eleutherine Americana L. Merr) terhadap telur bulu babi (Tripneustes Gratilla Linn). Pengaruh selai kacang dengan pengganti bekatul terhadap kadar kolesterol LDL dan HDL pada tikus hiperkolesterolemia.

Pengaruh Jus Buah Karamunting (Melastoma Malabathricum L) terhadap Kadar Trigliserida Serum Darah Tikus Putih yang Diinduksi Propiltiourasil. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Herba Kumis Kucing (Orthoxiphon Stamineus Benth) 96% Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Normal. Formulasi mikroemulsi minyak dalam air (o/w) yang stabil menggunakan kombinasi tiga surfaktan nonionik dengan nilai HLB rendah, tinggi, dan sedang.

Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L) dengan Simvastatin terhadap Kolesterol Total pada Tikus Putih Hiperkolesterolemia. Bersama ini kami sampaikan hasil pemeriksaan kolesterol total berupa serum tikus putih dengan hasil sebagai berikut.

Lampiran 13. Tabel Konversi Dosis Hewan
Lampiran 13. Tabel Konversi Dosis Hewan

Gambar

Gambar 1. Struktur kimia kolesterol (Zamora A, 2007)
Tabel 1. Klasifikasi LDL dan HDL Kolesterol, Total Kolesterol dan Trigliserida
Gambar 4. Tanaman bawang dayak  (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb)  (Dokumentasi peneliti, 2019)
Gambar 7. Struktur flavonoid (Sabir, 2003)
+7

Referensi

Dokumen terkait

43 Lampiran 7 Artikel PENGARUH JUS BUAH PARE TERHADAP KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK Nadya Hasanah1, Taufik Akbar Faried