• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN SUSU KEDELAI TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN SUSU KEDELAI TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM : "

Copied!
88
0
0

Teks penuh

PENDAHULIAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penlitian

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep ASI

Pada saat proses persalinan dan keluarnya plasenta, tiba-tiba hormon progesteron, estrogen, dan laktogen plasenta manusia (HPL) menurun, namun kadar hormon prolaktin tetap tinggi sehingga menyebabkan produksi ASI berlebihan dan fase ini disebut laktogenesis. fase II. Kadar prolaktin pada ASI akan semakin tinggi jika ASI ibu lebih banyak yaitu antara jam 2 hingga jam 6 pagi, namun kadar prolaktin akan menurun jika payudara penuh. Oleh karena itu, proses laktogenesis II menunjukkan bahwa ASI tidak diproduksi segera setelah lahir.

Payudara akan memproduksi ASI lebih banyak jika ASI sering diperah, selain itu refleks menghisap anak juga dapat mempengaruhi produksi ASI itu sendiri. Jika makanan yang ibu konsumsi cukup gizi dan memiliki pola makan teratur, maka produksi ASI akan lancar. Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui perlu diwaspadai agar tidak menurunkan produksi ASI.Contoh alat kontrasepsi yang dapat digunakan adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui atau suntik hormon 3 bulan.

Studi menyebutkan bahwa produksi ASI pada bayi prematur akan optimal dengan memompa ASI lebih dari 5 kali/hari selama bulan pertama kelahirannya. Sedangkan pada bayi cukup bulan, frekuensi menyusui 10 kali/hari selama 2 minggu pertama setelah lahir dikaitkan dengan produksi ASI yang cukup. Oksitosin dapat merangsang kontraksi rahim dan mengurangi risiko perdarahan pasca melahirkan, merangsang produksi kolostrum, dan meningkatkan produksi ASI.

Bila hormon estrogen menurun dan ibu masih menyusui, dianjurkan untuk menghindari KB hormonal yang berbahan dasar hormon estrogen, karena akan menghambat produksi ASI (Maryunani Prolactin. Bila produksi ASI normal, volume ASI akan berkurang. ASI yang dapat diperoleh maksimal adalah 5 menit, untuk beberapa bulan berikutnya bayi akan mengonsumsi sekitar 700-800 ml/hari, sedangkan besar kecilnya payudara tidak ada hubungannya dengan volume ASI yang dihasilkan (Maryunani, 2015).

Konsep Susu Kedelai

Mekanisme kerja laktogogum untuk membantu meningkatkan laju sekresi dan produksi ASI adalah dengan merangsang langsung aktivitas protoplasma pada sel sekretorik kelenjar susu dan ujung saraf sekretorik pada kelenjar susu, sehingga terjadi peningkatan sekresi ASI, atau merangsang kelenjar susu. hormon prolaktin sebagai hormon laktagonik pada sel epitel alveolar kelenjar susu yang akan merangsang laktasi (Ritonga et al., 2017). Susu kedelai merupakan ekstrak fraksi terlarut dari kacang kedelai yang merupakan produk minuman yang ditujukan untuk meningkatkan konsumsi protein. Selain itu beberapa keunggulan susu kedelai adalah susu kedelai cocok dikonsumsi oleh penderita intoleransi laktosa, penderita diabetes melitus dan mudah dibuat (Titi Istiqomah, Sri Banun; Triloka, 2015).

Selain untuk mengembangkan sel-sel otak pada anak, protein kedelai juga menyehatkan tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh dan menghasilkan sel-sel tubuh yang baik. Kandungan kedelai berupa fitoestrogen dan isoflavin mampu membantu memberikan rasa nyaman saat gejala menopause datang. Isoflavon yang terkandung dalam susu kedelai merupakan asam amino yang mengandung vitamin dan nutrisi pada kedelai yang membentuk flavonoid.

Secara umum manfaat isoflavon yang terkandung dalam susu kedelai adalah meningkatkan metabolisme tubuh, memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, mencegah sembelit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memperkuat tulang dan gigi, mengontrol tekanan darah, mengontrol kadar gula darah, dan mengontrol kadar gula darah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Elika Puspitasari (2018) yang menyatakan bahwa kandungan kacang-kacangan mampu membantu proses pemerasan ASI dan konsentrasi warna ASI pada ibu menyusui. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian pada isoflavon dengan kadar lebih tinggi pada bayi terdapat pada ibu yang rutin mengonsumsi tahu dan susu kedelai. Isoflavon pada kedelai dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI dan menurunkan risiko kanker payudara, meningkatkan pembelahan sel payudara, menekan pertumbuhan sel tumor, dan mekanisme lainnya (Selin et al., 2010).

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Hipotesa

METODE PENELITIAN

  • Desain dan Jenis Penelitian
  • Tempat Pencaran
  • Kata Kunci yang Digunakan
  • Penyaringan Data
  • Kriteria Inklusi dan Eksklusi
  • Analisa Data

Penelitian ini menggunakan metode SLR yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh susu kedelai terhadap produksi ASI pada ibu nifas. Topik yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian susu kedelai terhadap produksi ASI pada ibu nifas. Pengaruh inisiasi menyusui dini terhadap produksi ASI pada ibu nifas di RS Telogorejo Semarang.

Pengaruh kombinasi perawatan payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas. Penatalaksanaan IMD pada ibu nifas sesar mempengaruhi status gizi dan kecepatan produksi ASI. Efektivitas teknik perawatan payudara untuk kelancaran produksi ASI pada ibu pasca melahirkan sesar.

Terdapat pengaruh pemberian kombinasi perawatan payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas. Pengaruh inisiasi menyusui dini terhadap produksi ASI pada ibu nifas di RS Telogorejo Semarang. Pengaruh pemberian susu kedelai terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu nifas di Puskesmas Bantul.

Tabel 3.1 Format PICOS dalam Literature Review  Kriteria  Keterangan
Tabel 3.1 Format PICOS dalam Literature Review Kriteria Keterangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Tiga belas artikel memenuhi kriteria inklusi (Grafik 3.2 diagram PRISMA) dan pembahasannya berdasarkan topik tinjauan literatur yaitu pengaruh pemberian susu kedelai terhadap produksi ASI pada ibu nifas. Mengenai karakteristik responden, dari 350 artikel yang diperoleh, terdapat beberapa artikel yang memuat faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI (ibu yang melakukan IMD dan perawatan payudara). Identifikasi artikel dari tinjauan pustaka yang menilai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI (IMD dan ibu menyusui) dan pengaruh pemberian susu kedelai terhadap produksi ASI.

Pengaruh pijat oksitosin dan pijat payudara terhadap produksi ASI pada ibu nifas di RB Citra Lestari Kecamatan Bojonggede Kota Bogor Tahun 2018. Penalitian11 Elika Puspitasari Pengaruh pemberian susu kedelai terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu nifas ibu-ibu di RB Bina Sehat Bnatul. Hasil tinjauan pustaka menunjukkan terdapat 4 jurnal internasional terindeks Scopus Q1, 9 jurnal terindeks Sinta Indonesia yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI (ibu melakukan IMD dan perawatan payudara) dan pengaruh pemberian susu kedelai.

Hasil penelitian menunjukkan produksi ASI sebelum diberikan intervensi maksimal 10cc, sedangkan setelah diberikan intervensi maksimal 50cc lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Hasil yang diperoleh sebelum dilakukan intervensi adalah 7 ibu berada pada kategori kurang dan 8 ibu berada pada kategori cukup, setelah diberikan intervensi terdapat 15 ibu yang berada pada kategori produksi ASI tinggi. Hasil yang diperoleh sebelum diberikan intervensi adalah 17 ibu termasuk produksi ASI rendah, 3 ibu termasuk dalam kategori sedang, setelah diberikan intervensi.

Hasil yang diperoleh sebelum diberikan intervensi menunjukkan produksi ASI merata sebanyak 18 orang, produksi ASI sedikit merata sebanyak 14 orang, dan produksi ASI sangat merata sebanyak 8 orang. Dan setelah dilakukan intervensi didapatkan 5 orang produksi ASInya merata, 35 orang produksi ASInya sangat merata.

Tabel 4.1 Identifikasi Artikel
Tabel 4.1 Identifikasi Artikel

Pembahasan

Hasil penelitian dari (Kiswati & Zakyatul, 2016) berjudul “Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas Di RS Telogorejo Semarang” diperoleh hasil penelitian kelompok perlakuan menunjukkan produksi ASI normal. dari 14 orang (87,5%) dan produksi ASI lebih dari 2 orang (12,5%), pada kelompok kontrol seluruh responden mengalami produksi ASI kurang (100%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Syukur & Purwanti, 2018) yang berjudul “Penatalaksanaan IMD pada ibu nifas sesar mempengaruhi status gizi dan laju produksi ASI”. ASI (p value = 0,004) dan status gizi (p value=0,028). Mengenai penelitian (Setyaningsih, Ernawati & Rahayu., 2019) yang berjudul “Efektifitas Teknik Perawatan Payudara Terhadap Lancarnya Produksi ASI Pada Ibu Pasca Persalinan Caesar” dengan hasil penelitian ini diperoleh dari 17 responden, sebelum melakukan perawatan payudara. dilakukan, produksi ASI sebagian besar responden lancar pada 6 ibu (35%), tidak lancar pada 11 ibu (65%), setelah dilakukan perawatan payudara sebagian besar responden memeras ASI tanpa kendala selama 17 ibu (100%).

Uji statistik Wilcoxon menunjukkan p-value = o,ooo < a (0,05), sehingga H1 diterima berarti terdapat pengaruh perawatan payudara terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu nifas di ruang Fatimah. RS Islam Siti Aisyah Madiun. Dalam penelitian ini terdapat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Muslimah, Laili & Saidah, 2020) yang berjudul “Pengaruh pemberian kombinasi perawatan payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas” dengan hasil penelitian tersebut. Hasil yang diperoleh sebelum intervensi sebanyak 7 ibu dalam kategori kurang dan 8 ibu dalam kategori cukup, setelah mendapat intervensi 15 ibu dalam kategori produksi ASI tinggi dengan p-value = 0,000. Penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian (Puspitasari, 2018) yang berjudul “Pengaruh pemberian susu kedelai terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu nifas di RB Bina Sehat Bantul”. Hasil penelitian ini menunjukkan 40 responden sebelum diberikan intervensi susu kedelai.

Peningkatan produksi ASI setelah pemberian susu kedelai sebanyak 35 orang (77,5%) dengan kategori sangat tenang menyusui dan 5 orang (12,5%) dengan kategori tenang menyusui. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produksi ASI sebelum intervensi adalah 12,70 dengan standar deviasi 5519, sedangkan rata-rata produksi ASI setelah intervensi adalah 27,20 dengan standar deviasi 9,235 dengan nilai p value 0,000<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian kacang kedelai (edamame) terhadap volume ASI pada ibu nifas. Berdasarkan asumsi peneliti, dampak susu kedelai terhadap produksi ASI dapat dikombinasikan dengan intervensi lain.

Keterbatasan Penelitian

Sedangkan teori menurut (Pranajaya & Rudiyanti, 2013) menyatakan bahwa perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara untuk membantu membersihkan payudara, mengatasi masalah menyusui dan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin. Berdasarkan hasil literatur review dari 13 jurnal, menurut saya susu kedelai dapat rutin dikonsumsi oleh ibu-ibu setelah melahirkan, karena kandungan isoflavon pada susu kedelai dapat meningkatkan produksi ASI, sehingga dapat memenuhi kebutuhan bayi sehari-hari. dan meningkatkan cakupan memperbesar. pemberian ASI eksklusif yang saat ini masih terbatas relatif rendah. Faktor produksi ASI yaitu ibu yang melakukan IMD dan perawatan payudara mempengaruhi produksi ASI.

Susu kedelai mengandung isoflavon yang dapat meningkatkan hormon estrogen alami tubuh sehingga mempengaruhi produksi ASI pada ibu nifas. Hal ini memberikan manfaat berupa bertambahnya pengetahuan tentang pengaruh susu kedelai terhadap produksi ASI sehingga ibu menyusui dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Pengaruh Perawatan Payudara terhadap Keluaran ASI Ibu Pasca Persalinan Lilis Fatmawati *, Yuanita Syaiful *, Nur Afni Wulansari** PENDAHULUAN Perawatan Payudara (ASI) Perawatan Payudara Seb.

Pengaruh Jinten Hitam Terhadap Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Di Desa Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2017. Produksi ASI Pada Ibu Nifas Primipara Pada Praktek Bidan Mandiri (Pmb) Dillah Sobirin Kecamatan Pakis Kabupaten.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori …………………………………………………..…36  Gambar 2.2 Kerangka Konsep …………………………………………….…….36  Gambar 3.1 Diagram PRISMA……………...…………………………………...43
Gambar 2.1. Kerangka teori
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tabel 3.1 Format PICOS dalam Literature Review  Kriteria  Keterangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

To limit the scope of the study, this research only focuses on aspect multisensory learning and assessment rubric for the young learner English which is suitable for

[r]