• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pengaruh Penerapan Isak 35 Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Sektor Publik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Pengaruh Penerapan Isak 35 Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Sektor Publik"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN ISAK 35 TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

THE IMPLEMENTATION OF ISAK 35 ON THE QUALITY OF PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONAL REPORTS

Diaz Rizka Canda Anggraini1, Hero Priono2

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur1,2 drizka78@gmail.com1, heropriono161@gmail.com2

ABSTRACT

This research was conducted to examine the effect of the Application of ISAK 35 on the Quality of Reports of Public Sector Financial Organizations at Educational Foundations in Wringinanom District. This study used quantitative methods with data collection instruments in the form of questionnaires. The population of this study is the management of the Education Foundation in Wringinanom District. Sampling with the criteria of respondents is the chairman of the foundation, deputy chairman of the foundation, secretary of the foundation, and foundations with funds obtained as many as 52 respondents from 13 foundations. Data analysis used in the study included: descriptive analysis, classic assumption test, multiple linear regression analysis, and hypothesis testing using SPSS 27. The results showed that the implementation of ISAK 35 had a significant effect on report quality.

Keywords: Application of ISAK 35, Quality of Financial Reports. Public Sector Organization, Educational Foundation.

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Penerapan ISAK 35 terhadap Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Sektor Publik studi pada Yayasan Pendidikan di Kecamatan Wringinanom. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Adapun populasi penelitian ini merupakan pengurus Yayasan Pendidikan di Kecamatan Wringinanom. Penentuan sampel dengan kriteria responden adalah ketua yayasan, wakil ketua yayasan, sekertaris yayasan, dan berdahara yayasan yang didapat sebanyak 52 responden dari 13 yayasan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian meliputi: analisis deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS 27.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Penerapan ISAK 35 berpengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Sektor Publik.

Kata Kunci: Penerapan ISAK 35, Kualitas Laporan Keuangan, Organisasi Sektor Publik, Yayasan Pendidikan.

(2)

PENDAHULUAN

Entitas di sektor publik merupakan organisasi yang berfokus kepada kemakmuran publik. Entitas publik tidak mengutamakan keuntungan sebagai tujuan utamanya karena pengabdiannya pada kepentingan umum. Organisasi di sektor publik merupakan kategori ekonomi yang berbeda dalam hak mereka sendiri. Karena sumber daya ekonomi yang substansial dan bahkan besar, itu dianggap sebagai entitas ekonomi. Mengingat besarnya sektor publik, pemerintah tetap memiliki kewajiban untuk melakukan pengawasan dengan kebijakan yang dikeluarkan. Bahkan sebagian kecil dari sektor publik didanai melalui kontribusi atau sumber dana lainnya (Majid 2019).

Menurut (Renyowijoyo 2010) dalam (Majid 2019) pembentukan akuntansi sektor publik bertujuan untuk memperoleh suatu manfaat dari output yang dihasilkan terutama untuk publik.

Akuntansi sektor publik memiliki lingkup yang cukup rumit. Terdapat beberapa unsur pada sektor publik, seperti demografi, politik, budaya, dan perekonomian. Akuntansi di dalam sektor publik merupakan tahapan untuk pengumpulan, pengelompokkan, analisis, serta pentiapan laporan finansial pada sebuah organisasi publik.

Klasifikasi dan analisis laporan manajemen keuangan dilakukan secara berbeda di sektor publik dibandingkan di sektor swasta.

Kesenjangan ini ada karena negara yang berbeda, khususnya organisasi pemerintah yang memiliki standar berbeda untuk sistem akuntansi mereka.

Oleh karena itu, prosedur harus dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan standar akuntansi yang berlaku di lembaga tersebut (Hantono, Husain, and Widiasmara 2021). Posisi keuangan yang signifikan diperoleh dari transaksi organisasi sektor publik dan ditunjukkan

dalam laporan keuangan sektor publik (Majid 2019).

Organisasi sektor publik memiliki format laporan finansial yang merupakan turunan dari laporan sektor swasta yang telah dimodifikasi, agar sesuai dengan permintaan konsumen

sektor publik dengan

mempertimbangkan karakteristik dan sifat organisasi publik. Akan tetapi, pada organisasi sektor publik, struktural pelaporan keuangannya tidak bisa dibandingkan secara langsung dengan sektor swasta. Hal ini karena organisasi di sektor publik dibatasi oleh hal-hal seperti faktor sosial dan politik. Laporan keuangan organisasi sektor publik dapat dilihat dari dua sisi: memantau dan menilai kinerja organisasi dan manajerial. Sektor publik dapat menggunakan sisi internal laporan keuangan mereka, sedangkan sisi eksternal laporan berguna untuk menentukan keputusan yang akan diambil dan sebagai bentuk akuntabilitas (Majid 2019).

Organisasi sektor publik khususnya nonlaba harus mengeluarkan laporan finansialnya dengan mengacu pada ISAK 35 supaya pembuatan laporan keuangan menjadi baik dan siap di tampilkan. ISAK 35 adalah acuan baru yang harus ditaati oleh organisasi nonlaba sejak 1 Januari 2020. Standar akuntansi tersebut mengganti acuan sebelumnya yaitu PSAK 45 yang sudah digunakan sejak 1997. Komponen laporan keuangan organisasi non laba terdiri dari: neraca, catatan laporan finansial, laporan pendapatan komprehensif, arus kas, dan perubahan aset neto (DSAK 2020).

Tujuan pembuatan pelaporan keuangan organisasi sektor publik adalah menginformasikan investor dan pengguna sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan terkait dana yang akan dialokasikan kepada entitas.

(3)

Laporan keuangan organisasi sektor publik bertujuan untuk menganalisis keefektifan manajer organisasi dalam menjalankan tugasnya dan tugas terkait kinerja lainnya. Di sisi lain, laporan finansial berfungsi sebagai pembenaran untuk membantu pengguna memahami data keuangan yang disediakan (Majid 2019).

Kualitas laporan keuangan meminimalisir terjadinya fraud.

Berdasarkan informasi yang dikeluarkan oleh ICW, sejak 2016 hingga 2021 terdapat 240 kejahatan korupsi dan 52 diantaranya di sektor pendidikan. Kasus korupsi tersebut merupakan korupsi dana bantuan operasional pendidikan.

Adanya kasus tersebut menimbulkan rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap yayasan pendidikan. Hal ini nantinya berdampak pada kelangsungan yayasan pendidikan.

Penelitian (S. A. Putri, 2020) menyatakan bahwa hasil pengujian menunjukkan bahwa penerapan ISAK 35 sudah diterapkan. Akan tetapi, fenomena ini bertentangan dengan temuan (Ansari, 2021), yang mengemukakan hasil bahwa laporan finansial yang disajikan belum menerapkan standar yang berlaku, melaikan hanya mencatat laporan keuangan seperlunya seperti basis kas.

Terdapat perbedaan dari studi ini dengan studi atau penelitian terdahulu, yakni terkait lokasi penelitian. Objek penelitian terkait organisasi nonlaba adalah yayasan pendidikan yang berlokasi di Kecamatan Wringinanom, Gresik.

Yayasan pendidikan yang masih beroperasi di Kecamatan Wringinanom telah diobservasi sejak awal. Ditemukan bahwa beberapa Yayasan Pendidikan di Kecamatan Wringinanom hanya melakukan laporan keuangan secara sederhana dengan mencatat pengeluaran dan pemasukan kas saja. Selain itu,

Yayasan Pendidikan yang berorientasi nonlaba di Kecamatan Wringinanom memiliki donatur yang cenderung sedikit menjadikan penyajian laporan keuangan kurang diperhatikan dan dilakukan secara teratur. Mengingat pentingnya laporan finansial pada organisasi nonlaba, maka harus disiapkan setepat mungkin berdasarkan pedoman yang diakui untuk penyajian laporan keuangan.

Penyajian laporan keuangan harus distandarisasi sehingga ada satu tolak ukur untuk menilai apakah laporan keuangan tersebut layak. Di sisi lain, sebuah laporan haruslah relevan, dan bisa untuk diperbandingkan dengan tujuan pemahaman yang lebih mudah.

Diharapkan pandangan pihak yang menyusun laporan keuangan dan pihak yang menggunakannya mengenai penerapan ISAK 35 dapat mempengaruhi perkembangan akuntansi secara positif terkait dengan masalah pengungkapan laporan keuangan organisasi nonlaba di Indonesia.

Berdasarkan fenomena yang telah dijabarkan diawal, peneliti memutuskan untuk melakukan observasi mengenai kualitas laporan keuangan organisasi sektor publik yang di tinjau dari penerapan ISAK 35 di Kecamatan Wringinanom khususnya organisasi sektor publik di bidang yayasan pendidikan. Studi ini diharapkan mampu menguji pengaruh “Penerapan ISAK 35 terhadap Kualitas Laporan Keuangan”.

Agency Theory

(Jensen 1976) menuturkan,

“Hubungan keagenan adalah pengaturan hukum di mana satu atau lebih pihak principal menyewa pihak ketiga (agen) untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu atas nama mereka dan menugaskan beberapa derajat otoritas pengambilan keputusan kepada agen”. Teori keagenan berperan sebagai pendukung penelitian

(4)

ini dalam menjelaskan bahwa entitas atau organisasi sektor publik harus memberikan pertanggungjawaban (stewardship) kepada pihak yang berkepentingan dan masyarakat.

Stewardship Theory

Menurut (Donaldson, L. and J. H.

1991) manfaat dari struktur otoritas fasilitatif mengintegrasikan perintah dengan memiliki peran CEO dan ketua dipegang oleh orang yang sama, pada pengembalian pemegang saham

ditekankan oleh teori

pertanggungjawaban. Adanya teori pertanggungjawaban akan menjawab pertanyaan hal-hal menyangkut pertanggungjawaban yang harus dilaksanakan. Sehingga teori pertanggungjawaban dalam penelitian ini berfungsi sebagai acuan dalam mengelola dana bantuan oleh yayasan pendidikan.

Penerapan ISAK 35

ISAK 35 adalah acuan baru yang harus ditaati oleh organisasi nonlaba sejak 1 Januari 2020. Standar akuntansi tersebut mengganti acuan organisasi nonlaba berupa PSAK 45 mulai 2020, sehingga untuk periode berikutnya, laporan keuangan disajikan dengan standar baru ISAK 35. Organisasi nonlaba mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk fakta bahwa pendanaan mereka bersumber dari pemodal tidak berharap atas kompensasi finansial dan dividen yang sebanding nominal yang sudah dialokasikan, bahwa mereka memproduksi barang dan/atau jasa tanpa mencari keuntungan, dan bahwa tidak ada struktur kepemilikan yang mirip dengan perusahaan yang berorientasi laba, artinya kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dialihkan, dijual, atau ditebus. Nomor 08 tentang IAS 1 “Presentation of Financial Statements” paragraf 5 mengacu pada

perizinan organisasi nonlaba yang disesuaikan dengan penjelasan pada pos- pos yang ada pada laporan finansial.

Nomor 09 DE ISAK 35 dilengkapi dengan gambaran yang mengacu pada laporan seperti: neraca, catatan laporan finansial, laporan pendapatan komprehensif, arus kas, dan perubahan aset neto.

Kualitas Laporan Keuangan

Keuangan entitas beserta kinerjanya biasanya digambarkan dalam laporan keuangan (Hidayat 2018). Organisasi sektor publik harus melakukan pelaporan keuangan. Beberapa komponen dalam membuat laporan keuangan sektor publik yang dikemukakan oleh (Majid 2019) diantaranya: laporan posisi keuangan juga disebut neraca, berisi berbagai item, termasuk aset, aset tidak berwujud, aset lancar, inventaris, deposito, hutang kuasi, kas dan setara kas lainnya, partisipasi minoritas, dan banyak lagi.

Perbedaan pengetahuan dan latar belakang pendidikan dapat menjadi hambatan dalam memahami laporan keuangan dengan benar.

Kualitas laporan keuangan mengacu pada informasi yang dapat diperiksa secara independen, bebas dari kesalahan substansial dan distorsi pengetahuan, serta menyajikan semua fakta secara adil. Meskipun informasi tersebut mungkin relevan, penggunaannya dapat menyesatkan jika sumber atau metode penyajiannya dicurigai (Sujana 2022).

Kualitas laporan keuangan terpenuhi apabila bisa diungkapkan secara relevan, andal, bisa diperbandingkan dan mudah dipahami.

Organisasi Sektor Publik

Organisasi sektor publik memiliki tujuan kepentingan publik. Organisasi sektor publik biasanya tidak berorientasi pada laba atau biasa disebut organisasi

(5)

nonlaba. Tujuan utama dari organisasi ini bukan tentang keuntungan finansial, melainkan untuk mempengaruhi perubahan dalam kehidupan masyarakat atau komunitas (Ansari, 2021). SDM adalah sumber daya berharga pada sebuah entitas nonlaba karena dijalankan oleh dan untuk masyarakat. Makna yang terkandung didalamnya adalah hak miliki pada entitas nonlaba tidak bisa diperjualbelikan, dipindahtangankan, maupun di klaim dan tidak mencerminkan pengalihan keuangan entitas jika terjadi likuiditas atau pembubaran, tidak ada kepentingan kepemilikan dalam organisasi bisnis.

Yayasan Pendidikan

Yayasan pendidikan didirikan dengan tujuan kemanusiaan untuk mencapai tujuan terciptanya generasi muda yang berpikir maju dan tidak tertinggal. Peran yayasan pendidikan menurut (Sumarni 2018) antara lain:

mempercayakan penyelenggaraan dalam

mengelola pendidikan,

mempertimbangkan pembangunan dan arah pengembangan sekolah memperhatikan upaya penyediaan beasiswa bagi siswa berprestasi, mendukung upaya sekolah untuk pengontrol manajemen sekolah dalam mempertimbangkan sumber keuangan sehingga program sekolah dapat dilakukan dengan benar.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh ISAK 35 terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Penerapan ISAK 35 dalam pelaporan keuangan organisasi nonlaba jarang diperhatikan, namun dalam prinsip akuntansi pada masyakarat pengelolaan keuangan organisasi nonlaba sangat penting. Pelaporan keuangan merupakan bentuk tanggung jawab organisasi nolaba terhadap peran para anggotanya untuk meminimalisir

fraud. Terdapat beberapa komponen yang berperan dalam mempengaruhi laporan keuangan, misalnya aset, kewajiban, modal, pemasukan, beban, peran kepada afiliasi, dan perolehan sumber daya yang diperlukan untuk beroperasi.

Studi dengan topik ini diharapkan dapat menghasilkan pelaporan keuangan dengan kualitas yang baik, dan berdasar pada standar akuntansi yang sesuai.

Fenomena tersebut dibuktikan dengan penelitian (Saraswati, Yunisa, and Agustina 2022); (Angelia Haq 2022);

(Ilmiddaviq and Ainiyah 2022); (Putri 2020); dan (Shoimah, Wardayati, and Sayekti 2021) yang menunjukkan jika kualitas laporan keuangan terbukti mendapat pengaruh dari penerapan ISAK 35. Berdasarkan penelitian tersebut organisasi nonlaba perlu meningkatkan aspek penerapan ISAK 35, agar laporan keuangan yang dihasilkan memiliki kualitas yang optimal.

Temuan yang didapat dalam penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa organisasi nonlaba sudah banyak menerapkan ISAK 35. Namun, tidak sedikit banyak organisasi nonlaba yang masih tidak mengetahui standar akuntansi dalam menyusun laporan.

Penerapan ISAK 35 tergolong sedikit digunakan, hanya ada beberapa organisasi saja yang telah menyusun laporan sesuai standar ISAK 35.

Berdasarkan hal tersebut, hioptesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: “Penerapan ISAK 35 berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan”.

METODE PENELITIAN

Studi ini mengadaptasi bentuk penelitian deskriptif korelasional dengan mengaplikasikan metode kuantitatif.

Populasi yang dipilih yaitu 13 yayasan pendidikan di Kecamatan Wringinanom,

(6)

Gresik. Selanjutnya sebanyak 4 bagian di struktur organisasi yayasan meliputi:

kepala yayasan, wakil kepala yayasan, sekertaris yayasan, dan bendahara yayayasan di setiap yayasan pendidikan di kecamatan Wringinanom dipilih sebagai sampel.

Data yang diolah merupakan data primer yang didapat langsung melalui instrumen pertanyaan yang telah diisi oleh responden. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner.

Data yang didapat akan diolah melalui analisis menggunakan SPSS 27 melalui metode analisis regresi linear ganda, uji asumsi klasik, dan uji model.

Operasional variabel dalam penelitian mengenai penerapan ISAK 35 terhadap kualitas laporan keuangan organisasi sektor publik, penyajian secara lebih jelas terdapat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1 Definisi Operasional

Variabel Dimensi/Konsep Variabel

Indikator Penerapan

ISAK 35 (X)

“Penerapan ISAK 35 dilengkapi dengan mencakup laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset neto, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan”.

Pengetahuan tentang ISAK 35 (X1)

Pandangan Legalitas ISAK 35 (X2)

Penerapan ISAK 35 (X3)

Kualitas Laporan Keuangan (Y)

“Kualitas laporan keuangan dapat diungkapkan secara relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami”.

Pengakuan (Y1) Pengukuran (Y2) Pengungkapan (Y3) Penyajian (Y4)

Sumber Indikator: (Wilantara, 2021)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Statistik Deskriptif

Penyajian statistik deskriptif memiliki tujuan mendeskripsikan mengenai karakter dari variabel penelitian dari nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi.

Di bawah ini adalah temuan uji statistik deskriptif:

Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Penerapan ISAK 35 52 36 73 57.23 10.487

Kualitas Laporan Keuangan 52 56 85 70.42 8.252 Valid N (listwise) 52

Sumber: Data yang diolah

Nilai mean variabel penerapan ISAK 35 dan kualitas laporan keuangan adalah sebesar 57,23 dan 70,42 menunjukkan bahwa penerapan ISAK 35 dan kualitas laporan keuangan sudah baik. Nilai minimum sebesar 36 dan 56, sedangkan nilai maksimum sebesar 73 dan 85, serta standar deviasi 10,487 dan 8,252 yang artinya lebih kecil daripada nilai rata-rata (mean), artinya instrumen penelitian yang diisi responden semuanya tidak memiliki variasi atau homogen.

Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Gambar 1 Grafik Histogram Uji Normalitas Sumber: Data yang diolah

Gambar 2 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas

Sumber: Data yang diolah

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas Unstandarize Residual Nilai Kolmogorov-

smirnov

0.108

Sig 0.158

Sumber: Data yang diolah

(7)

Pengujian normalitas dianalisis dengan grafik normal P-P Plot, grafik histogram, dan menggunakan Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dengan melihat Asymtotic Significance (probabilitas), disebut normal apabila probabilitas >0,05 dan tidak normal apabila probabilitas <0,05. Berdasarkan grafik histogram gambar 1 residual data memperlihatkan jika kurva berbentuk normal dan menyerupai lonceng sempurna. Grafik normal P-P Plot pada gambar 2 memperlihatkan penyebaran data mengikuti garis lurus (normal).

Data pada tabel 4 memperlihatkan jika nilai residual sesuai dengan krtiteria distribusi normal, yaitu nilai Asymtotic Significance (probabilitas) sebesar 0,158 yang artinya nilai tersebut melebihi batas probabilitas sebesar 0,05. Berdasarkan output pada data yang diolah, data yang digunakan berdistribusi normal serta telah memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolinearitas

Tabel 4 Uji Multikolonieritas No Variabel Colinearity

Statistic Keterangan

Tolerance VIF 1. Penerapan

ISAK 35 (X) 1.000 1.000 Bebas Multikolinearitas Sumber: Data yang diolah

Pada tabel 5 terlihat bahwa variabel X memiliki nilai tolerance 1,000 yang artinya nilai tersebut >0,100. Variabel X memiliki nilai VIF 1,000 yang artinya

<10,00, artinya berdasarkan temuan tersebut permasalahan multikolinearitas tidak terjadi pada model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data yang diolah (2023)

Gambar 3 memperlihatkan data kuesioner dapat meluas secara tidak beraturan, penyebaran data terjadi diatas dan dibawah angka 0. Kemudian, pada tabel 6 nilai sig yang diperoleh variabel X sebesar 0,939 yang artinya nilai tersebut > 0,05. Oleh sebab itu, berdasarkan pengujian variabel dengan grafik scatterplot dan glejser membuktikan jika variabel yang digunakan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas atau bebas heteroskedastisitas.

Tabel 5 Uji Heterokedastisitas No. Variabel Sig Keterangan 1. Penerapan

ISAK 35 (X)

0.939 Bebas

Heteroskedastisitas Sumber: Data yang diolah (2023)

Analisis Regresi Berganda

Tabel 6 Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 19.728 4.056 4.864 .000

Penerapan

ISAK 35 .685 .097 .707 7.063 .000

a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan Sumber: Data yang diolah (2023)

Berikut adalah perumusan dari regresi berganda pada penelitian ini:

Y = a + b1X+ e Y = 19,728 + 0,685 X Keterangan:

Y = Kualitas Laporan Keuangan X = Penerapan ISAK 35

a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi

Berdasarkan persamaan di atas bisa disimpulkan jika:

1) Nilai Konstanta = 19,728 memiliki arti bahwa apabila variabel independen nilai konstantanya diasumsikan 0 maka nilai variabel dependennya adalah 19,728.

2) Beta1 = 0,685 memiliki arti jika terdapat hubungan positif, artinya jika variabel penerapan ISAK 35 ada kenaikan 1% maka kualitas laporan

(8)

asumsi variabel lainnya dianggap konstan. Sebaliknya jika variabel penerapan ISAK 35 ada penurunan 1% maka kualitas laporan keuangan akan naik 0,685 dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.

Uji Hipotesis

Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 7 Koefisien Determinasi Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .707a .499 .489 7.473274

a. Predictors: (Constant), Penerapan ISAK 35 Sumber: Data yang diolah (2023)

Koefisien determinasi R memiliki nilai 0,707, artinya terdapat hubungan sebanyak 70,7%, dari variabel independen dengan variabel dependen, sehingga dapat dikatakan jika hubungan yang terjadi cukup kuat. Adjusted R Square (R2) memiliki nilai 0,489 yang memiliki arti bahwa kemampuan variabel penerapan ISAK 35 dalam menerangkan variasi perubahan variabel kualitas laporan keuangan = 48,9%, dan 51,1% sisanya diterangkan oleh variabel lainnya diluar variabel yang dianalisis.

Sehingga, kesimpulan yang diambil adalah terdapat pengaruh yang baik antara variabel independen dengan variabel dependen.

Uji Parsial (Uji T)

Tabel 8 Uji Statistik T Model Unstandardized

Coefficients t Sig.

B (Constant) Penerapan ISAK 35 (X)

19.728

0.685 4.864

7.063 <0.001

<0.001

Sumber: Data yang diolah (2023)

1) H1: “Penerapan ISAK 35 berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan”

Temuan penelitian memperlihatkan jika penerapan ISAK 35 mampu

mempengaruhi kualitas laporan keuangan secara signifikan. Data yang diperoleh dari responden yang telah menjawab telah menerapkan ISAK 35 sebagai standar akuntansi yayasan mereka. Oleh sebab itu, penerapan ISAK 35 berpengaruh pada kualitas laporan keuangan.

Studi ini terjadi saat yayasan telah melakukan penyesuaian terhadap ISAK 35. Adaptasi yang dilakukan oleh yayasan dapat terbilang baik karena dalam kurun waktu 2 tahun yayasan telah menyesuaikan standar akuntansi dari PSAK 45 beralih ke ISAK 35 yang disahkan 1 januari 2020. Pengunaan pedoman akuntansi ini mampu berpengaruh positif dan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan yayasan. Sejalan dengan penelitian (Saraswati, Yunisa, and Agustina 2022) yang menghasilkan penjelasan bahwa implementasi ISAK 35 memberikan hasil yang signifikan. Temuan tersebut juga sesuai dengan (Angelia Haq 2022) dalam penelitiannya bahwa ISAK 35 menunjukkan hubungan yang baik dan berdampak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Data kuesioner menunjukkan penerapan ISAK 35 sudah cukup optimal. Berdasarkan jawaban responden yang telah mengetahui dan memahami ISAK 35. Responden menerapkan ISAK 35 sebagai pedoman dalam menyusun pelaporan keuangan yayasan. Responden menjadikan ISAK 35 sebagai aspek peningkatan akuntabilitas dan transparasi. Serta, resopnden yang telah menyusun laporan keuangan dengan bukti-buki yang sesuai dengan ISAK 35.

Terlihat jika nilai beta pada Unstandardized Coefficients B = 0,685, artinya penerapan ISAK 35 mampu mempengaruhi terhadap kualitas laporan keuangan secara positif. Hal ini menjelaskan bahwa peningkatan dalam

(9)

penerapan ISAK 35 dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Nilai signifikansi variabel penerapan ISAK 35

= (0.01<0,05). Artinya, penerapan ISAK 35 terbukti mempengaruhi kualitas laporan keuangan secara signifikan.

Sehingga hipotesis:

H1: “Penerapan ISAK 35 berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan”

(diterima).

Uji Statistik F (Simultan)

Tabel 9 Uji Statistik F

Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

1 Regression 2786.375 1 2786.375 49.890 .000b Residual 2792.491 50 55.850

Total 5578.866 51 Sumber: Data yang diolah (2023)

Nilai F = 49.890 dan signifikansi = (0,000 < 0,05). Hal tersebut memperlihatkan jika H0 yang berbunyi

“Penerapan ISAK 35 tidak memiliki pengaruh secara serempak terhadap kualitas laporan keuangan” ditolak.

Sebaliknya, Ha yang berbunyi

“Penerapan ISAK 35 memiliki pengaruh secara serempak terhadap kualitas laporan keuangan” diterima.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan pada temuan pengujian dan analisis di atas, kesimpulan yang dihasilkan adalah hasil analisis yang membuktikan jika kualitas laporan keuangan mampu dipengaruhi penerapan ISAK 35. Penerapan ISAK 35 sebagai standar akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan berguna untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan organisasi sektor publik pada yayasan pendidikan di kecamatan Wringinanom.

Saran

Pada studi ini, peneliti memiliki saran yang bisa dipertimbangkan sebagai referensi penelitian dengan topik yang

serupa, yaitu: untuk penelitian yang akan datang dapat mempertimbangkan variabel lain untuk menambah variabel yang telah diteliti. Penelitian yang akan datang dapat menggunakan wawancara sebagai metode tambahan selain pengisian kuesioner agar memperoleh jawaban dan hasil yang lebih baik.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini, adalah data yang diberikan responden terkadang tidak menunjukkan keadaan sebenarnya, hal ini karena perbedaan pemikiran, anggapan, dan pemahaman setiap responden berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Angelia Haq. 2022. “Determinan Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Nonlaba Kota Surabaya.”

JIMEA 6(3).

Ansari, J. 2021. “Penerapan ISAK 35 Tentang Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba (Studi Kasus Pada Panti Asuhan Al-Marhamah Medan).” Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Donaldson, L., Davis, and Argyris J. H.

1991. “Stewardship Theory or Agency Theory: CEO Governance and Shareholder Returns.” In Australian Journal of Management 16.

DSAK. 2020. Draf Eksposur ISAK 35.

Hantono, Inuzula, S. A Husain, and A Widiasmara. 2021. Akuntansi Sektor Publik. Bandung: Media Sains Indonesia.

Hidayat, W.W. 2018. Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:

Uwais Inspirasi Indonesia.

Ilmiddaviq, Muhammad Bahril, and Nur Ainiyah. 2022. “Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Non-Laba (ISAK 35) Untuk Yayasan Roudlotul Jannah.” ABDIMAS NUSANTARA:

(10)

Jurnal Pengabdian Kepada

Masyarakat 04.

http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/a bdimasnusantara/index.

Jensen, M. C. 1976. “Theory of the Firm:

Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure.” Journal of Finance Economic 3: 305–60.

Majid, Jamaluddin. 2019. Akuntansi Sektor Publik. Gowa: Pusaka Almaida. 2019. Akuntansi Sektor Publik.

Putri, Saskia Aurora. 2020. “Analisis Kesiapan Penerapan Penyajian Laporan Keuangan Organisasi Nonlaba Berdasarkan ISAK 35 Dan SAK ETAP Tentang Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba (Studi Kasus Di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta).”

Universitas Sanata Dharma.

Renyowijoyo, Muindro. 2010.

Akuntansi Sektor Publik. Jakarta:

Mitra Wancana Media.

Saraswati, D. L, R. R Yunisa, and Agustina. 2022. “Implementasi ISAK 35, Sistem Pengendalian Internal Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.” JAAKES 1(1).

Shoimah, Imro’atun, Siti Maria Wardayati, and Yosefa Sayekti. 2021.

“Adaptasi Laporan Keuangan Pada Entitas Nonlaba Berdasarkan Isak 35 (Studi Kasus Pada Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo).”

Jurnal Akuntansi dan Pajak 21(2):

243–59. http://jurnal.stie- aas.ac.id/index.php/jap.

Sujana, Ridzal. 2022. “Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Selatan.”

Owner 6(3).

Sumarni. 2018. “Peran Dan Fungsi Yayasan Dalam Pengelolaan Pendidikan Madrasah.” Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan 16(2).

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN STUDI KASUS PADA BADAN KEUANGAN ASET DAERAH PROVINSI