Kemandirian belajar siswa merupakan salah satu ciri yang penting untuk mempengaruhi kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis pembelajaran (PBL) dan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis”. Adakah pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dengan pengendalian kemandirian belajar siswa?
Adakah pengaruh secara simultan model pembelajaran problem based learning (PBL) dan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dengan mengendalikan kemandirian belajar siswa. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.
Untuk memberikan informasi pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis. Sebagai referensi bagi guru atau peneliti mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan kemandirian siswa mengenai kemampuan berpikir kritis matematis. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis pelajari adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), sedangkan perbedaannya dengan penelitian Siti Pratiwi Parawansyah adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran. mata pelajaran fisika menentukan. Sedangkan penelitian penulis ini menguji pengaruh penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.12.
Sedangkan peneliti dalam penelitian ini mengaitkan pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.
Pendahuluan
Penegasan Judul
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
- Sistematika Penelitian
LANDASAN TEORI
Teori yang Digunakan
- Model Problem Based Learning (PBL)
- Kemandirian Belajar Siswa
- Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Berdasarkan penjelasan pada paragraf di atas, pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis masalah bertujuan agar siswa menggunakan kemampuan berpikirnya semaksimal mungkin hingga titik tertinggi daya tangkapnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang membentuk kelompok-kelompok, kemudian guru memberikan masalah dan membimbing siswa untuk bekerja sama dengan kelompoknya. Agar siswa mengetahui cara memecahkan masalah dengan baik dan mempunyai kemampuan berpikir kritis yang baik.
Pendidik membantu siswa mendefinisikan dan melakukan penelitian tentang tugas-tugas pembelajaran seputar masalah tersebut. Pendidik membantu siswa menyiapkan rencana yang sesuai seperti laporan, serta membantu siswa berbagi tugas dengan siswa lainnya. Pendidik membantu siswa meninjau dan mengevaluasi penyelidikan siswa terhadap prosedur yang digunakan.
Bersama-sama siswa mengumpulkan pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan dunia nyata, sehingga siswa dapat merasakan manfaat belajar. Keunggulan model pembelajaran berbasis masalah adalah siswa lebih memahami konsep dengan kemampuan berpikir kritis untuk pemecahan masalah secara aktif, kreatif, dan mandiri yang dapat dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata. Mendorong motivasi siswa untuk percaya diri dan semangat untuk berhasil memecahkan masalah.
Siswa diberikan waktu sesuai dengan pertanyaan guru, selain itu guru memberikan pertanyaan yang sesuai dengan materi pembelajaran. Oleh karena itu kemandirian belajar menjadi kunci keberhasilan siswa dalam mengembangkan kompetensi pendidikannya sendiri tanpa bergantung pada siswa lain. Berdasarkan penjelasan di atas, maka kemandirian belajar merupakan suatu sikap yang harus dimiliki setiap siswa berdasarkan kemauan dan tanggung jawabnya sendiri untuk mengembangkan kompetensi dirinya, agar tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan permasalahan.
Kemandirian dalam belajar mempunyai ciri-ciri yang terbentuk pada diri peserta didik sebagai akibat dari perubahan sikap yang timbul dari pola perilaku. Bertanggung jawab terhadap permasalahan yang dikerjakan.28 Dari berbagai pendapat di atas, kemandirian belajar membuktikan kemampuan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan perubahan perilaku, sehingga siswa dapat memperbaiki pola pikirnya dan belajar mandiri. 27 Hendrik Lempe Tasaik dkk, 'Peran Guru Dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas V SD Inpres Samberpasi', Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Vol.
Kemampuan berpikir matematis harus dikembangkan pada setiap siswa karena dengan berpikir kritis matematis siswa lebih mudah memahami dan memecahkan suatu masalah serta mencoba menerapkan konsep dalam kondisi yang berbeda. Dengan meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis, siswa diberikan permasalahan yang bertentangan, kemudian siswa mencari kebenaran dan menghasilkan kesimpulan yang jelas tentang permasalahan matematika.
Kerangka Berpikir
Inferensi Menarik kesimpulan secara akurat dan logis dari pertanyaan melalui langkah-langkah penyelesaian dalam menarik kesimpulan. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar dan kemampuan berpikir kritis matematisnya masih tergolong rendah. Mengatasi permasalahan tersebut dengan mengembangkan pembelajaran secara efektif yaitu dengan menggunakan model pembelajaran dan mengubah sikap atau karakter siswa.
Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang mengatasi permasalahan dunia nyata untuk memulai pembelajaran. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa dapat merangsang belajar aktif dan kreatifitas siswa. Oleh karena itu, dalam model pembelajaran ini siswa akan menjadi pusat pembelajaran dan menciptakan situasi belajar aktif serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam pemecahan masalah.
Aspek penting lain yang menjadi inti pembelajaran, selain model pembelajaran, adalah sikap atau karakter siswa. Kemandirian belajar siswa hendaknya ditingkatkan, karena jika kemandirian belajar siswa mempunyai sikap percaya diri, aktif dan bertanggung jawab dalam belajar maka kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam menyelesaikan masalah akan teratasi dengan baik, sedangkan jika kemandirian belajar siswa tidak dimiliki. Sikap percaya diri, aktif dan tanggung jawab dalam belajar melemahkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam memecahkan masalah. Sebab kemandirian belajar siswa merupakan salah satu ciri penting dalam mempengaruhi kemampuan berpikir kritis matematis.
Dengan penerapan model pembelajaran ini maka kemampuan berpikir kritis matematis siswa akan lebih baik atau berpengaruh dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dengan pengendalian kemandirian belajar. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, terlihat adanya pengaruh secara simultan model problem based learning (PBL) dan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis. Kerangka konseptual di bawah ini dapat memperjelas makna pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.
Hipotesis Pengajuan
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Pembelajaran menurut Arends merupakan model pembelajaran yang menggunakan permasalahan dunia nyata bagi siswa sebagai sumber belajar tentang keterampilan pemecahan masalah dengan cara berdiskusi bersama kelompok. Yustina dan Imam Mahadi menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada permasalahan dunia nyata. dalam kehidupan sehari-hari untuk memulai pembelajaran dan salah satu model pembelajaran inovatif untuk mendorong kondisi belajar yang lebih aktif bagi siswa 17 Model pembelajaran ini merancang masalah yang mengharuskan siswa memperoleh pengetahuan penting, sehingga membuat siswa lebih paham dalam memecahkan masalah. Kemandirian belajar bisa disebut juga belajar mandiri, yaitu suatu sikap yang harus dimiliki siswa berdasarkan kemauan sendiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri agar tidak bergantung pada pihak lain, sehingga siswa mempunyai inisiatif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dilakukannya. . bekerja keras untuk mencapai kemajuan. Hal ini disebabkan karena perkembangan peserta didik dalam dunia pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas tenaga pengajar saja, namun dapat dipengaruhi oleh kemandirian belajar. 24 Tujuan dari kemandirian peserta didik adalah mempunyai rasa ingin tahu untuk menemukan ilmu-ilmu baru, sehingga peserta didik akan terus mencari dan menyelesaikan masalah yang Anda miliki. 25.
Maulana dalam bukunya mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan tingkat tinggi yang harus dimiliki setiap siswa sebagai aktivitas berpikir dalam kehidupan sehari-hari. 34 Mike menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah suatu konsep yang didasarkan pada tujuan yang terfokus pada suatu keputusan yang harus diambil dan dimiliki. indikator kejelasan dasar, kesimpulan dan tujuan 35 Sedangkan menurut Splitter dalam Maulana, orang yang berpikir kritis adalah orang yang berpikir secara preskriptif dan logis terhadap suatu ciri yang dilihat, didengar atau dipikirkan 36 Menurut Yusi Ardiyanti, berpikir kritis adalah sebuah metode memahami suatu kegiatan yang membahas, menghafal, menilai dan mengevaluasi dalam upaya memperoleh hasil yang rasional.37. Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dengan pengendalian kemandirian belajar siswa.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Populasi, Teknik Sampling, Sampel dan Teknik Pengumpulan
- Populasi
- Teknik Sampling
- Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
Definisi Operasional Variabel
Peneliti menggunakan instrumen yang berbeda-beda dalam mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan adalah teknik tes keterampilan awal siswa dalam bidang sains yaitu matematika sebelum melakukan eksperimen.
Instrumen Penelitian
- Tes
- Angket
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
- Uji Validitas
- Uji Tingkat Kesukaran
- Uji Daya Pembeda
- Uji Reliabilitas
Angket yang digunakan berbentuk checklist berupa pernyataan positif, siswa hanya memilih satu jawaban dari 4 (empat) kategori yang ditawarkan. Daya pembeda adalah penentuan kemampuan soal dalam membedakan siswa berdasarkan kualitas respon siswa, yaitu antara siswa berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah.
Uji Prasyarat Analisis
Uji Hipotesis
- Statistik Uji yang Digunakan
- Taraf Signifikasi
- Statistik Uji One-Way Ancova
Bahri, Saiful, “Penerapan model pembelajaran kontekstual (CTL) dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di Madrasah Bandar Lampung”, Pendidikan Islam lt; https://doi.org/10.24042/atjpi.8il.2096> [diakses 20 Maret 2022]. Parawansyah, Siti Pratiwi, 'Pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa SMA N 2 Gowa', Skripsi, 2022
Tasaik, Hendrik Lempe, Patma Tuasikal, Sekolah Pgsd, IKIP, Ilmu Pendidikan, dan Kata Kunci, 'Peran Guru dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas V SD Inpres Samberpasi', Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Vol.