PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
FIQIH SISWA KELAS X MAN 2 LOMBOK TENGAH DESA JELANTIK KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
oleh
HENI WIDIAWATI NIM. 151.131.001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
FIQIH SISWA KELAS X MAN 2 LOMBOK TENGAH DESA JELANTIK KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Serjana Pendidikan
Oleh
HENI WIDIAWATI NIM. 151.131.001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Heni Widiawati, NIM: 151.131.001 dengan judul, “Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas X MAN 2 Lombok Tengah Desa Jelantik Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dimunaqasyahkan. Disetujui pada tanggal...2017.
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Drs. Mustain, M.Ag Nip. 196807231995131001
Pembimbing II
Jumarim, M.Hi Nip. 197612312005011006
NOTA DINAS Hal : Ujian Skripsi
Yang Terhormat Rektor UIN Mataram di Mataram
Assalamualaikum Wr. Wb.
Mataram,
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi
Nama : Heni Widiawati, NIM : 151131001.
Jursan/Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : “Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas X MAN 2 Lombok Tengah Desa Jelantik Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Telah memenuhi syarat untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Waasalammu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I
Drs. Mustain, M.Ag Nip. 196807231995131001
Pembimbing II
Jumarim, M.Hi Nip. 197612312005011006
IAIN Mataram,
Motto
…
Artinya Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah : 2)1
1 QS. al-Maidah (2): 2.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada
1. Bapak dan Ibu saya “H. Abdul Hanan dan Hj. Nur Aisah” sebagai wujud pengabdianku ,terimakasih atas segala pengorbanan baik berupa moril, materi, bimbingan serta kesabaran menghadapi tingkah laku yang kurang berkenan dengan penuh ketulusan serta kasih sayang mendidik, membesarkan, dan tanpa doa dan pengorbananmu, semua ini tidak bermakna..
2. Keluarga besarku, yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan motivasi sehingga skripsi ini bisa terselesaikan
3. Semau teman –temanku yang telah memberikan semangat dan bantuanya khususunya teman-teman kelas A PAI. Dan
4. Almamaterku dan kampus UIN Mataram yang ku banggakan
Puji syukur kehadirat Allah karna berkat rahmat, taufik, serta hidayah- Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Serjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negri (UIN) Mataram. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman. Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan, saran dan informasi yang sangat berharga, penulis tunjukkan kepada yang terhormat :
1. Drs. Mustain, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Jumarim, M.Hi selaku pembimbing ke II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulisan dalam menyusun skripsi ini.
2. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram
3. Dr. Hj. Nurul Yakin M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram
4. Dr H. Maimun, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) 5. Dosen UIN Mataram yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan bagi
penulis selama berada di bangku kuliah dan seluruh karyawan/staff pegawai UIN Mataram atas bantuan yang diberikan selama penulis mengikuti study di UIN Mataram.
6. H.Lalu Hasbullah, M.Ed selaku kepala sekolah di MAN 2 Lombok Tengah dan Bapak H. Adis, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran Fiqih, serta staf tata usaha yang telah banyak membantu penyususunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam kapasitas sebagai Mahasiswa, masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki, untuk itu kriktik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan bagi kemajuan dimasa yang akan datang semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat terutama untuk penulis sendiri dan pembaca pada umumnya serta bagi perkembangan pengetahuan.
Mataram, 25 Juni 2017 Peneliti,
Heni Widiawati 151131001
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
HALAMAN PENGESAHAN ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... ix
Bab I Pendahuluan... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat ... 6
D. Data Operasional ... 8
Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
B. Kerangka Fikir ... 22
C. Hipotesis Penelitian ... 23
Bab III Metode Penelitian ... 25
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 25
B. Populasi dan Teknik Sampling ... 25
C. Varibel Penelitian ... 27
D. Desain Penelitian... 28
E. Instrumen Penelitian/Alat dan Bahan Penelitian ... 28
F. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian ... 32
G. Teknik Analisis Data ... 34
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 38
A. Hasil Penelitian ... 38
1. Validitas Instrumen ... 38
2. Penyajian Data ... 38
B. Pembahasan ... 52
C. Deskripsi Lokasi penelitian ... 54
1. Sejarah Berdirinya... 54
2. Letak Geografis ... 56
3. Sarana dan Prasarana... 57
Bab V Penutup ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62 JADWAL PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Daftar Tabel
3.1 Jumlah seluruh siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah 3.2 Penskoran angket untuk pernyataan positif dan negatif 3.3 Skor penilaian untuk soal esay
4.1 Hasil tes siswa kelas X pada mata pelajaran Fiqih 4.2 Hasil nilai angket kelas X
4.3 Tabel penolong untuk menghitung persamaan korelasi sederhana dan regresi
4.4 Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi 4.5 Skor metode diskusi kelompok (X) dan hasil belajar (Y) stelah
dikelompokkan
4.6 Daftar analisis variasi (anava) regresi linear sederhana (rumus) 4.7 Daftar anava untuk regresi linear
4.8 Keadaan gedung MAN 2 Lombok Tengah 4.9 Data guru MAN 2 Lombok Tengah 4.10 Data siswa tahun pelajaran 2016/2017
PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
FIQIH SISWA KELAS X MAN 2 LOMBOK TENGAH DESA JELANTIK KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
Oleh
HENI WIDIAWATI NIM. 151.131.001
ABSTRAK
Segala kegiatan interaksi metode dan kondisi pembelajaran harus direncanakan dengan selalu berpegang pada tujuan pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berhasil sesuai yang dikehendaki. Metode diskusi bukan hanya percakapan atau debat biasa saja, tapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang bermacam-macam. Dalam metode diskusi ini peran guru sangat penting dalam rangka menghidupkan semangat peserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi Tipe Buzz Group Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas X MAN 2 Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan jenis desian penelitian expost-fasto. Dalam penelitian ini jenis sampel yang digunakan random sampling.
Hasil penelitian dengan analisis Dari hasil analisis yang penulis lakukan dengan teknik korelasi product moment, 0,646 > 0,344. Besarnya sumbangan koefisien determinasi variabel penggunaan metode diskusi kelompok 41,73%
terhadap hasil belajar siswa. Dalam pengujian hipotesis di gunakan rumus regresi yang dilanjutkan dengan uji keberartian dan uji linieritas. Dimana pada uji keberartian didapat Fhitung sebesar 24,99 nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% adalah
4,15. Karena Fhitung (24,99) >F tabel (4,15), maka kontribusi Ho ditolak dan Ha diterima, sedangkan uji linieritas mengatakan bahwa Ho= regresi linier dan Ha=
regresi non linier mendapatkan hasil F hitung sebesar (0,188) < F tabel (2,34). Hal ini berarti “Terdapat Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi Tipe Buzz Group Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas X MAN 2 Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017.”
KaKattaa kkuunnccii :: MeMettooddee DiDisskkuussii TiTippee BuBuzzzz GrGroouupp ddaann HaHassiill BeBellaajjaarr.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Segala kegiatan interaksi metode dan kondisi pembelajaran harus direncanakan dengan selalu berpegang pada tujuan pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berhasil sesuai yang dikehendaki. Dalam menumbuhkembangkan potensi diri tentunya melalui adanya pro ses pembelajaran, sebab proses pembelajaran merupakan proses pengubahan status siswa dari lack of knowledge to knowledge (kurangnya pengetahuan untuk berpengetahuan). Keberhasilan proses pembelajaran ditunjukkan dengan terjadinya perubahan sikap dan perilaku serta peningkatan status pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu.2
Kegagalan pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran bukan hanya ia tidak menguasai bahan ajar, tetapi karena ia kurang memperhatikan metode yang diterapkan sehingga guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang metode-metode pembelajaran dengan memahami teori- teori belajar yang baik dan tepat.
Dalam proses pembelajaran guru sangat berperan penting dalam menentukan metode yang digunakan dalam mengajar sesuai dengan mat eri pembelajaran yang disampaikan sehingga siswa bisa memahami materi
2 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 11.
dengan mudah. Dalam dunia pendidikan metode diskusi ini mendapat perhatian karena dengan diskusi akan merangsang peserta didik berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri.3
Proses hidup dan kehidupan manusia sehari-hari khususnya di bidang pendidikan seringkali dihadapkan kepada persoalan-persoalan, di mana persoalan tersebut kadang-kadang tak dapat dipecahkan oleh hanya satu jawaban atau dengan satu cara saja, akan tetapi memerlukan semacam pengetahuan untuk kemudian disusun pemecahan berupa jalan yang terbaik (alternatif terbaik).
Adanya satu jawaban atau beberapa jawaban jalan pemecahan tidak menjadi masalah, yang terpenting dari segala kemungkinan itu bagaimanakah proses mendapat jawaban yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai dengan ilmu yang ada pada kita.
Oleh karena itu, metode diskusi bukan hanya percakapan atau debat biasa saja, tapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang bermacam-macam. Dalam metode diskusi ini peran guru sangat penting dalam rangka menghidupkan semangat peserta didik. 4
Sebagai dasar metode diskusi dapat dilihat dalam Qur’an Surat An- Nahl ayat 125:
h. 292.
3 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
4 Ibid., 292.
“Serulah (manusia) kepada agama Tuhanmu dengan bijaksana dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih Mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125).5
Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam belajar, yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yan g telah ditentukan. Hasil belajar ini sering dicerminkan sebagai nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa belajar.
Hasil belajar sendiri meliputi tiga aspek, yaitu: Pertama, aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasan pengetahuan dan perkembangan keterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut, kedua, aspek efektif, meliputi perubahan-perubahan dalam sikap mental, perasaan dan kesadaran, dan ketiga, aspek psikomotor, meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik.6 Hasil belajar yang penulis maksud dalam penelitian ini yaitu dilihat dari aspek kognitif siswa, di mana
5 QS. an-Nahl (16): 125.
6 Zakiyah, Metodik Khusus, h. 197.
hasil belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk nilai-nilai yang diperoleh siswa.
Mata pelajaran fiqih merupakan salah satu bidang studi yang sangat penting untuk dibahas. Fiqh merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah dan tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari, pembelajaran fiqh merupakan rumpun mata pelajaran pendidikan agama Islam. Fiqih adalah ilmu yang mengkaji tentang hukum-hukum Islam, hal ini tidak bisa terlepas dari kehidupan umat Islam. Baik dalam bidang muamalah dan ibadah. Mata pelajaran fiqih sering kali terdapat perdebatan didalamn ya sehingga penting untuk didiskusikan untuk mendapatkan pemahaman yang benar, mengingat banyaknya perbedaan pendapat dikalangan ulama maupun masyarakat awam.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H. Adis,7 selaku guru mata pelajaran fiqih bahwa metode diskusi telah diterapkan dengan tujuan agar siswa lebih aktif dalam belajar. Dari hasil obeservasi awal pada tanggal 26 Februari 2017 pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dengan metode diskusi banyak diantara siswa yang aktif dan mau mengeluarkan pendapat mereka dan guru mengontrol siswa-siswanya ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode diskusi. 8
7 Adis, wawancara, MAN 2 Praya Desa Jelantik Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, 24 Februari 2017.
8 Observasi awal tanggal 26 Februari 2017 di MAN 2 Praya.
Berawal dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi Tipe Buzz Group Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas X MAN 2 Lombok Tengah Desa Jelantik Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017”. B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: “Apakah terdapat Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi Tipe Buzz Group terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah Desa Jelantik Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam arti dari istilah-istilah yang digunakan, maka peneliti memandang perlu untuk memperjelas batasan masalahnya. Ada beberapa hal yang perlu dijelasakan dalam penelitian ini, antara lain:
a. Diskusi Kelompok
Metode diskusi kelompok adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul
dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif.9 Metode diskusi kelompok yang penulis maksud ialah metode yang digunakan oleh guru mata pelajaran fiqih dalam proses belajar- mengajar di kelas.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.10 Hasil Belajar yang penulis maksud ialah hasil yang dicapai siswa dalam belajar dalam hal ini berbentuk nilai-nilai.
c. Mata Pelajaran Fiqih
Hasil belajar mata pelajaran fiqih adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
Dalam hal ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil ulangan harian pada mata pelajaran fiqih siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui apakah ada pengaruh metode diskusi Tipe Buzz Group terhadap hasil belajar
9 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 36.
10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h. 22.
mata pelajaran fiqih siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah Desa Jelantik Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017”.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
a. Manfaat teoritis
Beberapa manfaat secara teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:
(1) Supaya siswa dapat mengetahui pengaruh dari metode diskusi kelompok terhadap hasil belajar mereka.
(2) Menjadikan metode disksi kelompok sebagai salah satu metode mengajar yang utama di dalam kelas.
(3) Sebagai bahan untuk memperdalam pengetahuan peneliti dan guru mata pelajaran fiqih tentang manfaat dari berbagai macam metode mengajar khususnya metode diskusi kelompok ini.
b. Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah yang bersangkutan, dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi kelompok.
D. Definisi Operasional
Dalam definisi operasional ini, peneliti mengemukakan dua variabel dalam penelitian, yakni variabel X dan variabel Y, yang dimana variabel X atau variabel bebasnya adalah metode diskusi dan variabel Y adalah hasil belajar, yang dimana metode pembelajaran diskusi adalah metode pembelajaran yang dimana proses belajar siswa itu di bentuk dalam kelompok yang setiap peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4/6 orang secara bekerja sama saling ketergantungan sali ng positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus mereka pelajari. Kemudian maksud dari variabel Y, yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam belajar, yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan.
Hasil belajar ini sering dicerminkan sebagai nilai (hasil belajar) yang menentukan berhasil tidaknya siswa belajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka
1. Diskusi Kelompok a. Pengertian Diskusi
Menurut Ramayulis, kata “diskusi” berasal dari bahasa latin yaitu: “discussus” yang berarti “to examine”, “investigate” (memeriksa, menyelidik). “Discusture” berasal dari akar kata dis + cuture. “Dis” artinya terpisah, “Cuture” artinya mengoncang atau memukul “(to shake atau strike),” kalau diartikan maka discuture ialah suatu pukulan yang dapat memisahkan sesuatu. Atau dengan kata lain membuat sesuatu itu jelas dengan cara memecahkan atau mengurai sesuatu tersebut (to clear away by breaking up or cuturing).11
Pengertian yang umum metode diskusi ialah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi (information sharing), mempertahankan pendapat (self maintenance) dalam
pemecahan masalah (problem solving).12
Menurut Zuhairini dalam Armai Arief mengemukakan bahwa metode diskusi dalam proses belajar mengajar adalah sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari bahan atau menyampaikan materi
11 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 321.
12 Ibid, h.321.
dengan jalan mendiskusikannya, dengan tujuan dapat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa.13
Menurut Basyiruddin Usman menyatakan metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat meransang siswa dalam belajar dan berpikir dalam mengeluarkan pendapat secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.14
Berdasarkan beberapa pengertian metode diskusi yang di atas, maka penulis menyimpulkan yang dimaksud metode diskusi adalah suatu cara penyajian materi pelajaran dengan jalan bertukar pikiran atau pendapat untuk mencari pemecahan permasalahan tentang topik tertentu untuk mendapatkan kesimpulan dari topik yang dibahas.
b. Langkah-langkah penggunaan metode diskusi
Ada beberapa langkah-langkah penggunaan metode diskusi menurut Ramayulis yaitu:
1. Pendidik mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperunya mengenai cara-cara pemecahannya, dapat pula pokok masalah yang akan disikusikan itu ditentukan bersama-sama oleh pendidik dan peserta didik.
Yang penting judul atau masalah yang akan didiskusikan itu harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami baik-baik oleh setiap peserta didik. Untuk melaksanakan metode diskusi pendidik harus memberikan pertolongan berupa pertanyaan/problem sebagai perangsang, bimbingan dan pengarahan.
13 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers 2002), h. 145.
14 Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran, h. 36.
Syarat-syarat pertanyaan dikusi sebagai berikut:
a. Harus mengandung nilai diskusi, jangan hanya satu jawaban b. Harus merangsang adanya pemungutan suara.
c. Harus mengandung kemungkinan jawaban lebih dari satu.
d. Harus membutuhkan pertimbangan, perbandingan dari kenyataan.
e. Harus menarik perhatian sesuai dengan taraf umur.
2. Dengan pimpinan pendidik, para peserta didik membentuk kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris/pencatat, pelopor, dan sebagainya, (bila perlu), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya.
3. Para peserta didik berdiskusi dalam kelmpoknya masing-masing sedangkan pendidik berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain (kalau kelompok diskusi lebih dari satu kelompok), menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisifasi aktif dan agar diskusi berjalan dengan lancar.
4. Kemudian tiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya.
Hasil-hasil diskusi yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua peserta didik (terutama dari kelompok lain). Pendidik memberikan ulasan atau penjelasan terhadap aporan-laporan tersebut.
5. Selanjutnya para peserta didik mencatat hasil diskusi tersebut, dan pendidik mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok, sesudah para peserta didik mencatatnya untuk “file” kelas.
6. Akhirnya diadakan tindak lanjut diskusi.
a. Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi sepenuhnya.
b. Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan datang.15
Menurut Tjokrodihardjo dalam buku Trianto, (2010) langkah-langkah penggunaan metode diskusi antara lain:
15 Ramayulis, Metodologi Pendidikan, h. 323-325.
a. Menyampaikan tujuan dan mengatur siswa; menyampaikan pendahuluan, (a) motivasi, (b) menyampikan tujuan dasar diskusi, (c) apersepsi, dan menjelaskan tujuan diskusi.
b. Mengarahkan diskusi; mengajukan pertanyaan awal/permaalahan, dan modeling.
c. Penyelenggaraan diskusi; (a) membimbing atau mengarahkan siswa dalam mengerjakan tugas secara mandiri, b) membimbing/mengrahkan siswa dalam berpasangan, (c) membimbing/mengarahkan siswa dalam berbagi, (d) menerapkan waktu tunggu, (e) membimbing kegiatan siswa.
d. Mengakhiri diskusi
e. Melakukan tanya jawab singkat tentang proses diskusi; membantu siswa membuat rangkuman diskusi dengan tanya jawab singkat.16 c. Macam-macam Diskusi
Menurut Ramayulis ada beberapa macam diskusi yaitu:
1) Whole Group
Kelas merupakan satu kelompok diskusi, whole group yang ideal apabila jumlah anggota kelompok tidak lebih dari 15 orang.
16 Trianto, Mendesain Model Pembeljaran Inovatif: Progresif Konsep Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Media Group, 2010), h. 124-125.
2) Buzz Group
Satu kelompok besar dibagi atas beberapa kecil, terdiri atas 4 atau 5 orang. Tempat duduk diatur agar peserta didik-peserta didik dapat bertukar pikiran dan berhadapan muka dengan mudah. Diskusi diadakan ditengah-tengah pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
3) Panel Dikusi
Kata “panel” berasal dari bahasa latin yaitu panalus yang berarti sejumlah orang yang ditunjuk menyelenggarakan tugas tertentu.
Misalnya menggali, meniskusikan sesuatu, dll.
Jadi panel adalah pertukaran pikiran dan pendapat beberapa orang dan pembicaraannya bersifat informal dan terarah serta dilakukan dihadapan kelompok pendengar.17
Dari beberapa macam jenis diskusi di atas disini penulis mengambil satu jenis diskusi sesuai dengan judul yaitu jenis diskusi buzz group yaitu satu kelompok dalam kelas dibagi atas beberapa kelompok
kecil, terdiri atas 4 atau 5 orang.
17 Ramayulis, Metodologi Pendidikan, h. 329.
2. Hasil Belajar
a) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Horward Kingsley yang dikutip oleh Nana Sudjana hasil belajar dibagi dalam
tiga macam, yaitu: (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengertian, (3) Sikap dan cita-cita.18
Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam belajar, yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Hasil belajar ini sering dicerminkan sebagai nilai (hasil belajar) yang menentukan berhasil tidaknya siswa belajar.
Hasil belajar merupakan cerminan dari proses pendidikan dan pengajaran. Hasil belajar, meliputi tiga aspek, yaitu: Pertama, aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan, pengetahuan dan perkembangan keterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut, kedua, aspek efektif, meliputi perubahan-perubahan dalam sikap mental, perasaan dan kesadaran, dan ketiga, aspek psikomotor, meliputi perubahan- perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik.19
18 Nana, Penilaian Hasil , h. 22.
19 Zakiah, Metodik Khusus, h. 197.
Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik.
1. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah, dan keempat aspek berikutnya disebut kognitif tingkat tinggi.
2. Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.20
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Ada lima kategori hasil belajar, yakni: informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Hasil belajar yang penulis maksud dalam penelitian ini yaitu dilihat dari aspek kognitif siswa, di mana hasil belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk nilai angka yang diperoleh siswa. Keberhasilan belajar diukur dari hasil yang diperoleh.
Semakin banyak informasi yang dapat dihafal maka semakin bagus hasil belajar.
Bukan hanya itu kemampuan mengungkap hasil belajar juga ditentukan oleh kecepatan dan ketepatan. Semakin cepat dan tepat individu dapat mengungkapkan informasi yang dihafal semakin bagus
20 Nana, Penilaian Hasil, h. 22-23.
hasil belajar. Dengan demikian belajar lebih berorientasi pada hasil yang harus dicapai. 21
Semua hasil belajar pada dasarnya bisa dievaluasi. Pada umumnya kesulitan menilai hasil belajar timbul disebabkan karena, Pertama perumusan tujuan yang kurang baik, Kedua Ketidak mampuan mengembangkan alat evaluasi yang tepat dan mengenai sasaran.22
b) Faktor-Faktor Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:
1) Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2) Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Faktor-faktor yang ingin penulis tekankan disini ialah faktor ekternal seperti faktor yang berhubungan dengan lingkungan sekolah yaitu metode pembelajaran yang digunakan oleh guru di dalam proses belajar mengajar. Metode mengajar adalah suatau jalan atau cara yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar yang baik tentunya
21 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 88.
22 Zakiah, Metodik Khusus, h. 207.
juga akan menghasilkan proses belajar yang baik pula dan begiu juga sebaliknya. Dengan kata lain, siswa dapat menerima, menguasai bahkan mengembangkan pelajran yang diberikan dengan mengguakan metode yang baik dan cocok dengan perkembangan atau kebutuhan peserta didik, sehingga dapat meningkatkan prestasi peserta didik.23
Dari paparan di atas, dapat dipahami bahwa guru memerlukan metode yang tepat didalam penyampaian materi sehingga siswa bisa memahami materi pelajaran dengan mudah. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Prinsip dasar yang perlu dilakukan dalam menyusun tes hasil belajar siswa, yaitu:
1) Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar.
2) Mengukur sampel yang representtatif dari hasil belajar dan bahanpelajaran yang telah diajarkan.
3) Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang diingginkan sesuai dengan tujuan.
4) Didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
5) Dibuat seandal mungkin sehingga mudah diinterpretasikan dengan baik.
6) Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru.24
d. Penilaian Hasil Belajar
h.62.
23 Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi Belajar (jakarta; Rinieka Cipta 2013),
24 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 23-25.
Untuk mengukur dan mengevaluaasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang penulis maksud ialah tes formatif.
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.25
3. Mata Pelajaran Fiqih
a. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih Madrasah Aliyah
Fiqh menurut bahasa artinya pengetahuan, pemahaman, dan kecakapan tentang sesuatu biasanya tentang ilmu agama (Islam) karena kemuliannya.26 Menurut Abu Hanifah sebagaimana dikutip oleh Satra Effendi, mendefinisikan bahwa fiqih adalah pengetahuan diri seseorang tentang apa yang menjadi haknya dan apa yang menjadi kewajibannya, atau dengan kata lain, pengetahuan seseorang tentang apa yang menguntungkan dan apa yang merugikan.27
Menurut al-Jurjani dalam bukunya A. Djazulli fiqh menurut bahasa berarti paham terhadap tujuan seseorang pembicara.
Menurut istilah: Fiqh ialah mengetahui hukum-hukum syara’ yang
25 Ibid., h. 106
26 Saiful Zuhri, Ushul Fiqih Akal Sebagai Sumber Hukum Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 9.
27 Sastra Efendi, Usul Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 3.
amaliah (mengenai perbuatan, perilaku) dengan melalui dalil- dalilnya yang terperinci. Fiqh adlah ilmu yang dihasilkan oleh pikiran serta ijtihad (penelitian) dan memerlukan wawasan serta perenungan.28
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari fiqih yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah/SMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian fiqih baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah, yang dilandasi oleh prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah usul fiqih serta menggali tujuan dan hikmahnya, sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan hidup untuk masyarakat.29
Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok ajaran agama Islam dan tatacara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang taat menjalankan ajaran agama Islam secara khaffah (sempurna).
b. Tujuan Pembelajaran Fiqih MA
Menurut Alaidin Koto pembelajaran fiqih bertujuan untuk memberi pelajaran, pengetahuan, atau petunjuk tentang hukum, apa atau mana yang disuruh dan mana yang dilarang mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, serta melaksanakan suatu perintah.30
28A. Djazuli, Ilmu Fiqh: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 5.
29 Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku Guru Fikih Madrasah Aliyah Kelas X, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), h. 2.
30 Alaiddin Koto, Ilmu Fiqih dan Usul Fiqih, (Jakarta: Raja Grafindo, 2004), h. 11.
Sedangkan di dalam buku Suyatno tujuan` pembelajaran fiqih adalah mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam disiplin dan bertanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.31
Jadi, tujuan pembelajaran fiqih adalah memberikan pelajaran, dan pengetahuan kepeda peserta didik tentang apa yang harus dikerjakan dan yang tidak boleh dikerjakan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Sedangkan tujuan mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah ialah:
1) Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tata cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama
24.
31 Suyatno, Dasar-dasar Ilmu Fiqih & Ushul Fiqih, (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2011), h.
manusia, dan makhluk lainnya, maupun hubungan dengan lingkungannya.32
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih Madrasah Aliyah
Secara garis besar ada dua ruang lingkup pembelajaran fiqih yaitu menyangkut fiqih ibadah dan fiqih muamalah. Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah meliputi: kajian tentang prinsip-prinsip ibadah dan syari’at dalam Islam; hukum Islam dan perundang-undangan tentang zakat dan haji, hikmah dan cara pengelolaannya; hikmah kurban dan akikah; ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah; hukum Islam tentang kepemilikan;
konsep perekonomian dalam Islam dan hikmahnya; hukum Islam tentang pelepasan dan perubhan harta beserta hikmahnya; hukum Islm tentang wakalah dan sulhu beserta hikmahnya; hukum Islam tentang daman dan kafalah beserta hikmahnya; riba, bank, dan asuransi;
ketentuan Islam tentang jinayah, hudud, dan hikmahnya; ketentuan Islam tentang peradilan dan hikmahnya; hukum Islam tentang siasyah, syar’iyah; sumber hukum Islam dan hukum taklifi; dasar-dasar istinbath dalam fikih Islam; kaidah-kaidah usul fikih dan penerapannya.33
32 Kementerian, Buku Fikih, h. 2.
33Ibid., h. 2-3.
Sedangkan materi pelajaran fiqih untuk kelas X semester genap terdiri dari 6 bab yaitu:
a) Kepemilikan dalam Islam b) Perekonomian dalam Islam
c) Pelepasan dan perubahan kepemilikan dalam Islam d) Wakalah dan sulhu
e) Dhamman dan kafalah f) Riba, bank, dan asuransi.34 B. Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran guru sangat berperan penting dalam menentukan metode yang digunakan dalam mengajar sesuai dengan materi pembelajaran yang disampaikan sehingga siswa bisa memahami materi dengan mudah. Berbagai macam cara atau metode yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pelajaran kepada peserta didik. Salah satu metode yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu metode diskusi kelompok untuk menunjang proses pembelajaran yangs sedang berlangsung.
Penerapan metode diskusi kelompok ini tenaga pendidik harus bisa mengontrol peserta didik agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik sehingga peserta didik aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam metode diskusi kelompok ini, setiap siswa dituntut untuk berperan aktif
34 Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku Siswa Fikih Madrasah Aliyah Kelas X, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), h. viii-x.
selama kegiatan diskusi berlangsung, dari mencari referensi, menemukan sendiri jawaban atas permasalahan yang diberikan oleh guru, memahami materi ajar hingga membantu teman (menjadi tutor sebaya) khususnya untuk teman dalam diskusi kelompoknya agar dapat memahami materi ajar.
Penerapan metode diskusi kelompok memungkinkan terjadi proses pemerataan pemahaman dan pengetahuan antar siswa selama kegiatan belajar mengajar dengan tetap dalam bimbingan dan pengawasan guru. Metode diskusi kelompok yang memiliki kelebihan-kelebihan dan dapat memberi pengaruh efektif terhadap hasil belajar siswa.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang artinya di bawah dan “thesa” artinya kebenaran. Pengertian hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.35 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data terkumpul.36 Hipotesis dapat juga dipandang sebagai kesimpulan, tetapi sifatnya sangat sementara. Sebagaimana halnya kesimpulan, hipotesis tidak dibuat atau diturunkan semena-mena melainkan atas dasar pengetahuan tertentu. Penemuan hipotesis ini akan
35 S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 67.
36 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), h. 67.
membantu peneliti untuk menentukan fakta penemuan sesuai dengan judul diatas.
Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu dirumuskan hipotesis Nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut.
Ho = Tidak ada pengaruh penggunaan metode diskusi tipe buzz group terhadap hasil belajar Mata Pelajaran Fiqih siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah Desa Jelantik Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2016/2017.
Ha =Ada pengaruh penggunaan metode diskusi tipe buzz group terhadap hasil belajar Mata Pelajaran Fiqih siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah Desa Jelantik Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2016/2017.
Dari kedua hipotesis di atas, peneliti mengajukan hipotesis Ha yaitu bahwa penggunaan metode diskusi memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran fiqih siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah Desa Jelantik Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2016/2017.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan beberapa prosedur peneltian untuk mendapatkan data yang valid. Diantara prosedur penelitian meliputi:
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena data-data yang digunakan berbentuk angka, sehingga dalam menganalisa data yang terkumpul, peneliti menggunakan analisa data statistik. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses penelitian untuk menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.37
B. Populasi dan Teknik Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam penelitian.38 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini
37 Suharsimi, Prosedur Penelitian, h. 12.
38 Margono, Metodologi Penelitian, h. 118.
adalah seluruh siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah yang terdiri dari 6 kelas dan dengan jumlah populasi 133 orang.
Tabel 3.1
Jumlah seluruh kelas X MAN 2 Lombok Tengah Kelas X Banyak siswa
X IKG 20 X IPA I 14 X IPA II 19 X IPS I 23 X IPS II 25 X BAHASA 32 Total 133
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.39 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.40 Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 orang dalam penentuan sampel, maka penulis menggunakan teknik Random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dimana peneliti menganggap hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance)
81.
39 Suharsimi, Prosedur Penelitian, h. 131.
40Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Afabeta, 2009), h.
dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel41. Jumlah sampel yang digunakan peneliti yaitu 25% dari populasi sehingga jumlah sampel sebanyak 33 orang, seperti tertuang dalam pernyataan di bawah ini :
“Untuk sekedar ancer-ancer apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 - 15% atau 20 - 25%, atau lebih”42. Peneliti mengambil sampel acak dilakukan dengan cara undian dari populasi yang ada.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian. Ahli lain berpendapat bahwa variabel diartikan sebagai konsep yang mewakili nilai ganda, atau dengan kata lain suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi.43
Variabel penelitian dalam skripsi ini berupa dua variabel, yaitu : 1. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat (X).
Variabel X dalam penelitian ini adalah metode diskusi tipe buzz group.
41Suharsimi , Prosedur Penelitian, h. 134.
42Ibid, h. 134.
43Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar, (Surabaya:
SIC 2001), h. 11.
2. Variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas(Y).
dan variabel Y dalam penelitian ini adalah hasil belajar.
E. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Ex-postfacto, dimana penelitian yang dilakukan atas peristiwa yang telah terjadi untuk menemukan pengaruh atau hubungan variabel tertentu dengan variabel lainnya, tanpa adanya manipulasi langsung terhadap variabel independen.44 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian ex-postfacto jenis Kausal Komparatif atau hubungan sebab akibat, artinya melihat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Berkenaan dengan hal itu, Arikunto mengemukakan bahwa, variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau penyebab (independent variable), sedangkan variabel terikat atau tidak bebas disebut variabel tergantung (dependent variable).45 Berdasarkan pengertian tersebut yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah metode diskusi tipe buzz group dan yang menjadi variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar.
F. Istrumen/Alat dan Bahan Penelitian
Suatu penelitian memerlukan alat atau instrumen yang disusun sedemikian rupa sehingga diperoleh data yang akurat. Menurut Suharsimi Arikunto dalam Riduwan mengemuakan bahwa instrumen pengumpulan
44. Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru (Bandung: Rosdakarya, 2012), h. 42-43.
45Suharsimi, Prosedur Penelitian, h.119.
data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.46 Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah:
a. Angket (Kuesioner)
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.47 Instrumen angket digunakan untuk mendapatkan data tentang pengaruh penggunaan metode diskusi kelompok terhadap hasil belajar siswa. Angket ini terdiri dari 1 indikator dan 20 pernyataan dengan kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel 3.2
kisi-kisi angket metode diskusi kelompok No Variabel
Penelitian
Aspek Jumlah Item
Nomor 11. Metode Diskusi
kelompok (x)
a.
b.
Mengemukakan masalah yang didiskusikan Keterlibatan siswa
2
9
1,2
3,4,5,6,7,
ketika diskusi 8,9,10,11
c. Peran guru ketika 5 12,13,14,
diskusi 15,16
d. Tindak lanjut 4 17,18,19,
46 Riduwan, M.B.A, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2003), h. 24.
47 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metode Penelitian, h. 142.
20
Sebelum angket ini digunakan atau diserahkan ke responden, peneliti melakukan validasi terlebih dahulu untuk membuktikan kelayakan angket tersebut untuk digunakan. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk yaitu berkenaan dengan kesesuaian aspek - aspek yang akan diukur dengan pendapat para ahli.48
Penilaian skor untuk variabel penelitian sebagai analisis kuantitatif adalah dengan menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban sebagai berikut : SL (Selalu), S (Sering), KD (Kadang- kadang), HTP (Hampir tidak pernah), TP (Tidak pernah).
Tabel 3.3
Penskoran angket untuk pernyataan positif dan negatif49 Positif Negatif
Skor 5 untuk SL Skor 1 untuk SL Skor 4 untuk S Skor 2 untuk S Skor 3 untuk KD Skor 3 untuk KD Skor 2 untuk HTP Skor 4 untuk HTP Skor 1 untuk TP Skor 5 untuk TP
48Alfira Mulya Astuti, Statistika penelitian, (Mataram: Insan Madani Publishing Mataram, 2016), h. 53.
49 Sugiyono, Metode Penelitian, h. 135
b. Tes
Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat, yang dimiliki oleh individu atau kelompok.50 Tes yang penulis maksud ialah tes mengenai hasil belajar pada mata pelajaran fiqih siswa kelas X MAN 2 Loteng. Peneliti membuat 10 petanyaan dalam bentuk pilihan ganda dan 5 soal dalam bentuk isian. Skor untuk satu butir soal pilihan ganda 1 poin dan skor maksimal yaitu 10 poin.
Sedangkan skor untuk soal isian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Skor penilaian untuk soal esay No Soal Skor
1. 20
2. 10
3. 25
4. 20
5. 15
50 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 185.
Jumlah skor yang diberikan pada soal isian berdasarkan tingkat kesulitan soal. Skor maksimal untuk soal isian yaitu 90 poin, sehingga skor pilihan ganda dan skor isian dijumlahkan menjadi 100.
Untuk mendapatkan nilai akhir di buat rumus sebagai berikut:
Skor perolehan Nilai = --- x100
Skor maksimal
G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:
a) Metode Tes
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Tes dalam tehnik pengumpulan data. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat, yang dimiliki oleh individu atau kelompok.51 Tes yang penulis maksud ialah tes mengenai hasil belajar pada mata pelajaran fiqih siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah (terlampir).
b) Angket (kuesioner)
Angket (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
51 Mahmud, Metode Penelitian , h. 185.
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.52 Kuesioner dalam penelitian ini berisi butir-butir pernyataan berkaitan dengan variabel bebas yaitu metode diskusi kelompok. Dalam hal ini penulis menggunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.53 Tujuan dari kuesioner ini yaitu untuk melihat proses metode diskusi kelompok dalam proses belajar belajar siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah (terlampir).
c) Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data tentang struktur, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.54 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang struktur organisasi, data hasil belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Loteng Desa Jelantik Kabupaten Lombok Tengah.
d) Metode Observasi
Metode observasi yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.55 Metode ini digunakan untuk melihat proses pengisian angket dan menjawab tes yang diberikan kepada siswa dan untuk
52 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 142.
53 Suharsimi, Prosedur Penelitian, h. 268.
54 Suharsimi, Prosedur Penelitian, h. 193.
55 Sugiono, Metode Penelitian, h. l80.
memperoleh data tentang gambaran umum keadaan fisik Madrasah Aliyah Negeri 2 Loteng Desa Jelantik Lombok Tengah.
e) Metode Interview
Interview merupakan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian 56. Jenis interview yang dilakukan peneliti ialah pedoman wawancara tidak terstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.57
Metode ini digunakan untuk memperoleh keterangan tentang penggunaan meode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran.
Peneliti melakukan interview pada guru mata pelajaran fiqih dan staf Madrasah Aliyah Negeri 2 Praya Jelantik Lombok Tengah.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal.58
a. Analisisi product moment
Tekhnik analisis statistik product moment digunakan untuk menentukan besarnya koefisien korelasi jika data yang digunakan berskala interval atau rasio. Dalam hal ini yaitu untuk menganalisis
56 Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), h. 136.
57 Suharsimi, Prosedur Penelitian, h. 227.
58Sugiono, Metode Penelitian, h. 243.
pengaruh metode diskusi kelompok terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas X MAN 2 Lombok Tengah. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
n
x
iy
x
i y
rxy = i
n x
i i i i 2 x
2
n y
2 i y
2
keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variable x dan variable y n = jumlah responden atau banyak data
XY = Jumlah perkalian antara variable X dan Y
X = Jumlah nilai variable X
Y = Jumlah nilai variable Y
X 2 = Jumlah variable X yang dikuadratkan
Y 2 = Jumlah variable Y yang dikuadratkan.Adapun kriteria pengujian korelasi product moment sebagai berikut:
1) Jika harga rhitung> rtabel maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak dengan taraf signifikan (taraf kepercayaan) 5 %.
59
2) Jika harga rhitung<rtabel maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis nol (Ho) diterima dengan taraf signifikan (taraf kepercayaan) 5 %.
Langkah selanjutnya adalah menentukan besarnya sumbangan (koefisien determinan koefisien penentu) antara kedua variabel yaitu variabel X terhadap variabel Y dengan rumus:
KD r 2 .100%
Dimana :
KD = koefisien determinasi r = nilai koefisien korelasi
Uji Signifikan
untuk menguji tingkat signifikan suatu penelitian, dapat dilakukan dengan rumus uji-t sebagai berikut:
r n 2 thitung
1 r 2
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika thitung ≤ ttabel dan Ho ditolak jika thitung ≥ ttabel dimana ttabel t( n 2; ) .
59Ibid, h.87.
60Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, h. 261.
Kemudian selanjutnya digunakan rumus regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode diskusi kelompok terhadap hasil belajar siswa, sebagimana rumus statistik berikut :
b. Rumus Regresi Linier Sederhana adalah:
= + Keterangan:
Ŷ : Kreterium
a : harga Ŷ bila X = 0 (Konstanta) b : koefisien regresi
X : Subyek pada variabel independen.60
Untuk menemukan harga a dan b digunakan rumus sebagai berikut:
ƩY. ƩX − ƩX. ƩXY = N. ƩX − (ƩX )
NƩXY − ƩX. ƩY b = N. ƩX − (ƩX )
61 Arief furqan, pengantar penelitian pendidikan (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2007), h. 293.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Validitas Instrumen
Validitas berarti “ketepatan suatu alat ukur (instrumen) untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.61 Validitas adalah salah satu ciri yang menandai suatu instrument yang baik. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket.
Karena instrumen yang digunakan diambil dari buku paket, peneliti berasumsi bahwa soal tes yang digunakan sudah valid karena sudah divalidasi penulis buku paket. Dengan begitu, soal tes yang digunakan layak untuk dipakai atau dipergunakan. Begitu juga dengan instrumen angket tentang metode diskusi kelompok. Angket yang peneliti gunakan dalam hal ini sudah dilakukan validasi oleh ahli validasi yaitu oleh Bapak Drs. H. Lukman Hakim, M.Pd selaku dosen UIN Mataram.
2. Penyajian Data
Setiap penelitian harus dapat menyajikan data yang sudah diperoleh, baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara, tes, koesioner, maupun dokumentasi. Psinsip dasar penyajian data adalah
komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan mudah dipahami isinya.62
Adapun data hasil penyebaran angket yang telah dilakukan terlihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil tes siswa kelas X pada mata pelajaran Fiqih
No Nis Nama Siswa Jenis Kelamin (L/P) Nilai Tes
1 2755 Alma Yuliandini P 95
2 2758 Andrian Setya Lucmana L 75
3 2767 Baiq Zurriyatan Thoyibah P 70
4 2770 Budiati P 85
5 2793 Hidzul Islamy L 75
6 2799 Irma Yunita P 75
7 2809 Lalu Hadi Prwiranto L 90
8 2848 Novia Wida Winata P 80
9 2856 Oktavia Wulandari P 95
10 2870 Sariani P 90
11 2873 Shela Hadri Dhuha P 80
12 2882 Suratul Aini P 75
13 2910 Syahrul Azmi L 75
14 2890 Yati Apriati P 85
15 2893 Yulistian Hidayati P 85
16 2774 Dina Mariana P 75
17 2776 Elandayani P 75
18 2801 Istilam P 80
19 2828 M. Hendri Diarta L 100
20 2829 M. Didik Hartadi L 75
21 2831 M. Husni Muzakkir L 75
22 2841 Murtini P 80
62 Sugiyono, statistika untuk penelitian (bandung: alfabeta, 2007), h. 348.
23 2850 Nuraini P 85
24 2851 Nurhayati P 80
25 2857 Pebriani Suzanti P 75
26 2863 Rizqykkha Baetal Sholehah P 75
27 2880 Sumarniati P 80
28 2883 Tata Eka Aprilia P 75
29 2911 Taufik Sakban L 70
30 2886 Uswatun Hasanah P 75
31 2887 Wahidaturrahmah P 85
32 2897 Zinnuraini P 80
33 2898 Zuhairatun Nisak P 90
Tabel 4.2
Hasil nilai angket kelas X
No Nis Nama Siswa Jenis Kelamin (L/P) Skor
1 2755 Alma Yuliandini P 65
2 2758 Andrian Setya Lucmana L 91
3 2767 Baiq Zurriyatan Thoyibah P 78
4 2770 Budiati P 68
5 2793 Hidzul Islamy L 78
6 2799 Irma Yunita P 75
7 2809 Lalu Hadi Prwiranto L 89
8 2848 Novia Wida Winata P 67
9 2856 Oktavia Wulandari P 69
10 2870 Sariani P 90
11 2873 Shela Hadri Dhuha P 84
12 2882 Suratul Aini P 72
13 2910 Syahrul Azmi L 76
14 2890 Yati Apriati P 80
15 2893 Yulistian Hidayati P 79
16 2774 Dina Mariana P 79
17 2776 Elandayani P 74
18 2801 Istilam P 64
19 2828 M. Hendri Diarta L 78