• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pengaruh Perencanaan Pajak, Profitabilitas, Dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Pengaruh Perencanaan Pajak, Profitabilitas, Dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

228| Universitas Multi Data Palembang

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, PROFITABILITAS, DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

Selviana Yunior1*), Icha Fajriana2

1,2Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Multi Data Palembang

1selviana.ynr22@mhs.mdp.ac.id, 2icha.fajriana@mdp.ac.id

Kata kunci:

perencanaan pajak;

profitabilitas; beban pajak tangguhan; manajemen laba

Abstract: The purpose of this study is to find out how earnings management is affected by the influence of tax planning, profitability, and deferred tax expense.

Purposive sampling of the consolidated financial statements of consumer goods industry companies listed on the IDX for the 2019–2021 period used in this study resulted in a total sample of 30 data points that were processed using SPSS version 25. The results of the research conducted show that tax planning has a significant positive effect on management earnings, while profitability has a significant negative effect on earnings management. Meanwhile, deferred tax expense has no significant effect on earnings management.

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen laba dipengaruhi oleh pengaruh perencanaan pajak, profitabilitas, dan beban pajak tangguhan. Purposive sampling laporan keuangan konsolidasi perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2019–2021 yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan total sampel sebanyak 30 titik data yang diolah menggunakan SPSS versi 25. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa perencanaan pajak berpengaruh positif signifikan terhadap laba manajemen, sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap laba manajemen dan beban pajak tangguhan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Yunior & Fajriana (2023). Pengaruh Perencanaan Pajak, Profitabilitas, dan Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba. MDP Student Conference 2023

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Untuk menunjukkan atau memperlihatkan keadaan dan kinerja suatu perusahaan, data atau informasi keuangan yang berbentuk laporan keuangan pastinya diperlukan dalam setiap perusahaan [1]. Ketika laporan keuangan internal dan eksternal dianalisis, laba umumnya digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan. Salah satu faktor yang digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah laba [2]. Untuk memastikan kelangsungan operasi perusahaan, pemangku kepentingan membuat keputusan berdasarkan informasi tentang laba. Akibatnya, dapat memaksa manajer terlibat dalam manipulasi laba, yang juga dikenal sebagai manajemen laba.

Laba sering kali tidak mencerminkan target masa depan, hal ini dapat memicu motivasi manajemen untuk melakukan metode pelaporan data pendapatan yang menyimpang [3]. Melalui manajemen laba, manajemen dapat mengubah data keuangan yang disajikan atau menetapkan kebijakan akuntansi.

Manajemen laba sebagaimana didefinisikan oleh [4] adalah kegiatan manajerial yang bertujuan untuk menghasilkan laba, dengan memanipulasi data keuangan untuk perseroan atau memilih sistem akuntansi yang memenuhi standar akuntansi yang terima secara umum, manajemen laba “mempengaruhi” pelaporan keuangan. Akibatnya, manajemen laba akan berpengaruh pada data keuangan akhir perusahaan.

(2)

Adapun kasus PT Akhasa Wira Internasional Tbk (ADES) berhasil meningkatkan laba bersihnya di tahun2018 dari Rp 38,24 miliar jadi Rp 52,96 miliar. Selain itu, perseroan mampu meraih peningkatan margin bersih dari hanya 4,7% di tahun 2017 menjadi 6,58 %. Uniknya, ADES mampu meraih kenaikan laba bersih meski penjualan menurun 1,25% dari Rp 814,49 miliar pada 2017 menjadi Rp 804,3 miliar [5].

Faktor yang memepengaruhi manajemen laba. Adanya perencanaan pajak mengurangi jumlah pajak yang terutang oleh yang dibayarkan perusahaan, tergantung pada besarnya laba selama periode waktu tertentu. Tujuan utama perusahaan sendiri adalah untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Laba adalah selisih antara pendapatan dan beban. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan dari segi keuntungan maka semakin tinggi pula rasio profitabilitasnya [6]. Manajemen akan menerapkan manajemen laba dengan memperlihatkan penjualan saham dan mempertahankan investor yang sudah ada jika profitabilitas perusahaan rendah selama periode waktu tertentu. Manajemen laba dilakukan oleh suatu perusahaan karena BPT dapat menurunkan tingkat keuntungan dalam perusahaan tersebut. Adanya BPT, manajemen dipaksa untuk mengeksploitasi kelemahan dalam manipulasi pelaporan keuangan.

Penelitian terdahulu terkait manajemen laba sudah banyak diteliti dan menemukan hasil yang berbeda. Menurut [7] menemukan perencanaan pajak dan profitabilitas berdampak positif terhadap manajemen laba, BPT berdampak negatif terhadap manajemen laba. Menurut [8] menemukan bahwa BPT berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan Menurut [9] menemukan perencanaan pajak tidak berdampak terhadap manajemen laba dan BPT berdampak positif terhadap manajemen laba. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: (1) bagaimana pengaruh perencanaan pajak terhadap manajemen laba, (2) bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap manajemen laba, dan (3) bagaimana pengaruh BPT terhadap manajemen laba.

Gambar 1. Kerangka Konseptual METODE

Penelitian kuantitatif melalui pendekatan asosiatif yang dipakai dalam penelitin ini. Pendekatan asosiatif bertujuan untuk mengetahui dan memahami hubungan variabel independen terhadap variabel dependen [10]. Populasi penelitian ini sebanyak 52 perusahaan. Dalam sebuah penelitian, yang populasinya memiliki jumlah banyak, maka waktu yang digunakan tidaklah efisien dan efektif dikarenakan membutuhkan waktu yang panjang sehingga untuk mempermudahnya bisa dengan menggunakan pengambilan beberapa sampel yang cukup untuk penelitian yang dilakukan. Sampel yang dipakai yaitu purposive sampling, dan didapatkan sebanyak 30 perusahaan. Jenis data yang dipakai data sekunder.

Didalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan aktivitas dimana data informasi dari semua responden yang terkumpul. Teknik analisis data kuantitatif ini menggunakan angka atau nilai statistik dari berbagai pengujian yang dilakukan. Uji analisis regresi linier berganda yang dipakai dalam analisis data.

Menurut [11] signifikansi pengaruh variabel prediktor terhadap variabel dependen merupakan tujuan dari analisis regresi linier berganda agar prediksi yang tepat dapat dilakukan.

(3)

HASILDANPEMBAHASAN Uji Statistik Deskriptif

Gambar 2. Uji Statistik Deskriptif

Pada gambar 2, variabel perencanaan pajak dengan nilai rata-rata -,3406 dan std. deviation 0,30250.

Variabel profitabilitas dengan nilai rata-rata -2.9214 dan std. deviation 1.50397. Variabel BPT dengan nilai rata-rata -6.9738 dan std. deviation 1.52887.

Uji Normalitas

Gambar 3. Uji Normalitas

Gambar 3, menunjukkan hasil Sig senilai 0,200 dimana 0,200 > 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Gambar 4. Uji Multikolinearitas

Gambar 4 menunjukkan nilai tolerance variable independent > 0,10. Sedangkan nilai VIF < 10.

Sehingga menyatakan tidak terjadi multikolinearitas.

(4)

Uji Heteroskedastisitas

Gambar 5. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 5, menunjukkan nilai R2 sebesar 0,543 sehingga nilai C2hitung = n x R2 = 30 x 0,543 = 16,29 sedangkan nilai C2tabel dengan df, 30 – 9 = 21 sebesar 32,671. Dimana nilai C2hitung sebesar 16,29 < C2tabel

sebesar 32,671. Sehingga dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Gambar 6. Uji Autokorelasi

Gambar 6, pengujian ini menggunakan uji Durbin-Watson yang menunjukkan nilai 1,913, sehingga dinyatakan tidak terjadi autokorelasi.

Uji Lineritas

Gambar 7. Uji Lineritas

Gambar 7, uji ini menggunakan LM-Test yang menunjukkan nilai R2 sebesar 0,133, sehingga nilai C2hitung = n x R2 = 30 x 0,133 = 3,99, sedangkan nilai C2tabel dengan df, 30 – 3 = 27 sebesar 40,113. Dapat dikatakan bahwa nilai C2hitung sebesar 3,99 < C2tabel sebesar 40,113. Sehingga model tersebut dinyatakan linier.

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda

(5)

Gambar 8. Analisis Regresi Linear Berganda Pada gambar 8, terkait hasil pengujian didapat persamaan regresi yaitu:

Y 2.905 4.6071 1.1672 0.2273 ε (1) Koefisien Determinan (R2)

Gambar 9. Uji R2

Pada gambar 9, R2 menunjukkan sebesar 0,287. Ini menunjukkan variabel manajemen laba yang didasari oleh perencanaan pajak, profitabilitas dan BPT hanya berpengaruh senilai 28,7%, dan sisanya senilai 71,3% didasari oleh variabel lain (seperti capital intensity, dll).

Uji F

Gambar 10. Uji F

Pada gambar 10 menunjukkan Fhitung sebesar 3.497 > Ftabel sebesar 2,98 dan nilai signifikannya 0,030 <

0,05. Jadi dinyatakan variabel perencanaan pajak, profitabilitas dan BPT berpengaruh secara bersama terhadap manajemen laba.

Uji T (Secara Parsial)

Gambar 11. Uji T

(6)

Pada gambar 11, menunjukkan ttabel sebesar 2,0555 dimana variabel X1 mendapatkan thitung > 2,491 dengan ttabel signifikannya 0,019 < 0,05 sehingga H1 menyatakan perencanaan pajak berdampak manajemen laba diterima. Variabel X2 menunjukkan thitung sebesar -3.100 > ttabel dengan nilai signifikannya 0,005 < 0,05, sehingga H2 yang menunjukkan profitabilitas berdampak negatif terhadap manajemen laba diterima. Variabel X3 menunjukkan thitung senilai 1,416 < ttabel dengan nilai signifikannya 0,169 > 0,05, dengan demikian H3

yang menunjukkan BPT tidak berdampak terhadap manajemen laba ditolak.

HASILDANPEMBAHASAN

Perencanaan pajak berdampak positif terhadap manajemen laba karena perusahaan melakukan perencanaan pajak untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi pembayaran pajak dengan cara mengurangi laba bersih perusahaan tanpa melanggar undang-undang yang berlaku. Profitabilitas berdampak negatif terhadap manajemen laba karena tidak menghasilkan manajemen yang termotivasi dalam manajemen laba atas penilaian perusahaan baik seperti yang diharapkan ketika perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi.

BPT tidak berpengaruh terhadap manajemen laba karena tidak mampu menunjukkan bahwa perseroan melakukan manajemen laba. Perusahaan bahkan tidak mampu menggunakan BPT untuk mendeteksi manajemen laba karena jika perusahaan mengurangi labanya maka pengaruh BPT terhadap manajemen laba akan kecil.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa perencanaan pajak berdampak positif terhadap manajemen laba, profitabilitas berdampak negatif terhadap manajemen laba dan BPT tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.

DAFTARPUSTAKA

[1] J. Vianjaningrum and D. Ratnawati, “Kemampuan Perencanaan Pajak dan Aset Pajak Tangguhan Dalam Deteksi Manajemen Laba,” J. Ilmu Pengetah. Sos., Vol. 9, No. 3, pp. 719–727, 2022.

[2] I. Lubis and Suryani, “Pengaruh Tax Planning, Beban Pajak Tangguhan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012–2016),” J. Akunt. Dan Keuang., Vol. 7, No. 1, pp. 41–58, 2018.

[3] S. S. Fajrin, “Pengaruh Financial Distress, Perencanaan Pajak, dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba: Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2020,” UIN Sunan Ampel Surabaya, 2021.

[4] Kristiana and S. Khairani, “Analisis Pengaruh Penghindaran Pajak, Beban Pajak Penghasilan dan Capital Intensity Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Property, Real Estate, dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018),” Publ. Ris.

Mhs. Akunt., p. 104, 2020.

[5] M. Wareza, “Tiga Pilar dan Drama Penggelembungan Dana,” CNBC Indonesia, 2019.

https://www.cnbcindonesia.com/market/20190329075353-17-63576/tiga-pilar-dan-drama- penggelembungan-dana (accessed Sep. 15, 2022).

[6] H. Wijaya and S. Khairani, “Pengaruh Leverage, Kepemilikan Keluarga dan Profitabilitas Terhadap

(7)

Agresivitas Pajak Dengan Kompensasi Ceo Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017–2019,” Publ. Ris. Mhs. Akunt., Vol.

2, No. 2, pp. 88–104, 2021.

[7] T. Erawati and Y. Siang, “Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Beban Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Amnesty J. Ris. Perpajak., Vol. 4, No. 1, pp.

114–128, 2021.

[8] R. E. P. Astutik and T. Mildawati, “Pengaruh Perencanaan Pajak dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba,” J. Ilmu dan Ris. Akunt., 2016.

[9] F. Fernandez, “Pengaruh Perencanan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019),” Dr. Diss. Univ. Buddhi Dharma, 2021.

[10] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta, 2017.

[11] Liana, “Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018.,” Universitas Buddhidharma, 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini kepuusan investasi di ukur menggunakan PER, dimana semakin tinggi rasio PER suatu saham akan menunjukkan harga saham semakin tinggi terhadap