• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Permainan Edukatif barang Bekas Plastik pada Perkembangan Kreativitas Anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Ali-Imran Kec. Rappocini Kel. Banta-Bantaeng Kota Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Permainan Edukatif barang Bekas Plastik pada Perkembangan Kreativitas Anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Ali-Imran Kec. Rappocini Kel. Banta-Bantaeng Kota Makassar"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERMAINAN EDUKATIF BARANG BEKAS PLASTIK PADA PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6

TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK (TK) ISLAM ALI-IMRAN KEC. RAPPOCINI KEL. BANTA-

BANTAENG KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh :

AYU HARDIYANTI PRATIWI SYAM NIM : 20900119034

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2023

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ayu Hardiyanti Pratiwi Syam

NIM : 20900119034

Tempat/Tgl Lahir : Makassar, 16 Juli 2001

Jurusan/Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Jl. Wijaya Kusuma 3 Blok K20 No 1 Kota Makassar Judul : Pengaruh Alat Permainan edukatif barang bekas pada

perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Ali-Imran Kec. Rappocini Kel.

Banta-bantaeng Kota Makassar.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar asli karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat orang lain, sebagaimana atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 05 Juli 2023 Penulis

Ayu Hardiyanti Pratiwi Syam Nim : 20900119034

(3)

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami bersyukur atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah- Nya yang telah memungkinkan penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan juga bagi orang lain.

Kami juga mengirimkan shalawat dan salam kepada baginda Nabi Muhammad saw. Sebagai tanda penghormatan dan cinta kami kepada Rasulullah.

Semoga shalawat dan salam kami sampai kepada beliau, serta keluarga dan para sahabat yang setia menyertai beliau dalam menyebarkan agama yang mulia ini.

Semoga setiap langkah yang diambil dalam menyelesaikan skripsi ini selalu diberkahi oleh Allah swt dan menjadi langkah awal yang baik untuk menggapai ilmu yang lebih luas. Terima kasih kepada Allah atas segala bimbingan dan pertolongan-Nya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan juga bagi dunia ilmiah.

Alhamdulillah, dengan ridho dan karunia Allah swt, serta melalui doa dan usaha yang maksimal, skripsi berjudul "Pengaruh Alat Permainan Edukatif Barang Bekas terhadap Perkembangan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-Kanak (TK) Islam Ali-Imran Kecamatan Rappocini Kelurahan Banta- bantaeng Kota Makassar" telah berhasil disusun.

Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan ujian guna memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

(5)

v

Penulisan ini diarahkan untuk mengetahui pengaruh alat permainan edukatif yang terbuat dari barang bekas terhadap perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Islam Ali-Imran.

Kepada Bapak Syamsuddin dan Ibu Roswita, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas dedikasi, dorongan, dan semangat yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan. Dukungan moral, perhatian, serta kepercayaan yang telah diberikan oleh kedua orang tua sangatlah berarti dan memotivasi penulis untuk terus berjuang dan meraih kesuksesan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. H. Hamdan Juhanis, M. A., Ph.D. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Mardan, M.Ag., Selaku Wakil Rektor I. Prof. Dr.

Wahyuddin Naro, M.Hum. Selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag. selaku Wakil Rektor III, dan Prof. Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag. selaku Wakil Rektor IV yang telah berperan penting dalam pengembangan universitas dan peningkatan mutu pendidikan.

2. Prof. Dr. H. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, Dr. M. Shabir U, M.Ag. selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik , Dr. M. Rusdi, M.Ag. selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi umum, perencanaan dan keuangan. Dr. Ilyas, M.Pd., M.Si. selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan yang telah memberikan kontribusi dalam pengembangan fakultas dan memberikan perhatian kepada mahasiswa.

(6)

vi

3. Dr. Hj. Ulfiani Rahman, M.Si. dan Wahyuni Ismail, M.Si., Ph.D. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, beserta seluruh staf program studi yang telah memberikan layanan yang baik dan mendukung penulis selama melaksanakan perkuliahan.

4. Dr. M. Rusdi , M.Ag. dan Dr. Umar Sulaiman, M.Pd. selaku pembimbing I dan II dalam penyusunan skripsi. Terima kasih atas bimbingan, kritikan, dan saran yang berharga yang telah diberikan kepada penulis selama proses penulisan skripsi.

5. Dr. Hj Dahlia Patiung, M.Pd. dan Dra Hamsiah Djafar, M.Hum. selaku penguji I dan II dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas arahan, pengetahuan, dan wawasan yang berharga yang telah diberikan kepada penulis selama proses ujian skripsi.

6. Wahyuni Ismail, M.Si., Ph.D. selaku Validator instrumen penulisan penulis. Terima kasih atas kesediaan dan kontribusi yang berharga dalam proses validasi instrumen penelitian.

7. Eka Damayanti, S.Psi., M.A. selaku dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing dan memberikan arahan yang membangun selama perkuliahan.

8. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus atas dedikasi dan komitmen yang telah ditunjukkan dalam memberikan pengajaran kepada penulis. Setiap ilmu yang telah disampaikan telah memberikan pondasi dan wawasan yang penting bagi perkembangan penulis sebagai seorang mahasiswa.

(7)

vii

9. Kepada Orang tua penulis Syamsuddin dan Roswita penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan dan biaya yang telah kalian berikan untuk membiayai kuliah penulis. Tanpa bantuan dan kepercayaan kalian, penulis tidak akan dapat mencapai pencapaian akademik yang penulis raih sekarang.

10. Kepada Om Abdul Kadir dan Tante Jariah penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya atas semua bantuan yang kalian berikan selama masa perkuliahan penulis. Penulis sangat menghargai dukungan kalian yang tidak hanya dalam bentuk finansial,

11. Kepada Saudara Penulis Arwan, Kak Endang, Ainun penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada kalian atas segala semangat dan dukungan yang kalian berikan selama perjalanan perkuliahan penulis. Penulis merasa sangat beruntung dan diberkati karena memiliki saudara-saudara seperti kalian yang selalu ada di samping penulis

12. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa PIAUD Angkata 2019 Kalian telah menjadi bagian berharga dalam perjalanan perkuliahan penulis.

Penulis berharap kita tetap menjaga hubungan ini dan mencapai kesuksesan bersama dalam karir kita sebagai guru PIAUD.

13. Sahabat-sahabat penulis Hany, Fanny, Dhea, Kiki Apri, Windy, dan Niki, Bunga, Fatimah, Farizah, Riri. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kalian atas support dan dukungan yang kalian berikan kepada penulis. mereka adalah teman-teman yang luar biasa

(8)

viii

dan penulis merasa sangat beruntung memiliki mereka dalam hidup penulis.

14. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada diri penulis sendiri atas segala perjuangan dan usaha yang telah dilakukan selama perjalanan di dunia perkuliahan dan perskripsian. Penulis mengakui betapa beratnya perjalanan ini, namun penulis juga menyadari betapa kuat dan gigihnya diri penulis dalam menghadapinya.

15. Kepada N IM 30800119063 Terima kasih sudah memberikan bantuan baik motivasi dan semangat untuk penulisan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan. Semoga Allah swt memberikan balasan yang setimpal atas segala kebaikan yang telah diberikan.

Makassar, 05 Juli 2023 Penulis

Ayu Hardiyanti Pratiwi Syam NIM : 20900119034

(9)

ix DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI MUNAQASYAH ... iii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... xiii

ABSTRAK ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuaan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Defenisi operasional ... 8

E. Tinjauan Penelitian terdahulu ... 9

F. Hipotetis Penelitian ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Alat Permainan Edukatif (APE) ... 14

B. Alat Permainan Edukatif Barang Bekas Plastik ... 18

C. Perkembangan Kreaativitas Anak ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 30

B. Lokasi Penelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 32

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 33

E. Uji Validitas Instrumen ... 39

F. Uji Realibilitas Instrumen ... 40

G. Teknik Analisi data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Analisis Statistik Deskriptif ... 45

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V PENUTUP ... 66

A. Kesimpulan ... 66

(10)

x

B. Implikasi Penelitian ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 72

RIWAYAT HIDUP ... 88

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Desain Penelitian Pemanfaatan Barang Bekas ... 31

Tabel 3. 2 Populasi Penelitian ... 32

Tabel 3. 3 Sampel Penelitian ... 33

Tabel 3. 4 Pedoman Observasi Perkembangan Kreativitas dengan menggunakan Bahan Bekas Plastik anak Usia 5-6 Tahun di TK Islam Ali-Imran Kec. Rappocini Kel.Banta-bantaeng Kota Makassar ... 35

Tabel 3. 5 Alternatif Skor Jawaban ... 38

Tabel 3. 6 Output Validitas Hasil Uji Coba Intrumen Pemanfaatan APE Bahan Bekas Plastik Untuk Perkembangan Kreativitas Anak ... 40

Tabel 3. 7 Uji Reabilietas ... 41

Tabel 4. 1 Nilai Pre-test Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 46

Tabel 4. 2 Analisis Statistik Deskriptif Nilai pre-test Kelompok Eksperimen dan Nilai pre-test Kelompok Kontrol ... 46

Tabel 4.3 Kategori Presentase Nilai Pre-test Kelompok Eksperimen………...49

Tabel 4. 4 Kategorisasi Persentase Nilai Pre-test Kelompok Kontrol ... 48

Tabel 4. 5 Nilai Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 50

Tabel 4. 6 Analisis Statistik Deskriptif Nilai post-test Kelompok Eksperimen dan Nilai post-test Kelompok Kontrol ... 50

Tabel 4. 7 Kategori Presentase Nilai Post-test Kelompok Eksperimen ... 52

Tabel 4. 8 Kategori Presentase Nilai Post-test Kelompok Kontrol ... 52

Tabel 4. 9 Hasil Uji Normalitas ... 54

Tabel 4. 10 Hasil Uji Normalitas ... 54

Tabel 4. 11 Hasil Uji Homogenitas ... 55

Tabel 4. 12 Hasil Uji Homogenitas ... 56

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Capung dari sendok Plastik ... 29 Gambar 2. 2 Hewan Dari Tutup Botol Plastik ... 29 Gambar 5.1 Kelompok Kontrol………..33 Gambar 5.2 Pemberian perlakuan Kelompok Eksperimen (Capung dari sendok plastik)………34 Gambar 5.3 Pemberian Perlakuan Kelompok Eksperimen (hewan dari tutup botol)………..35

(13)

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN A. Transliterasi Arab-Latin

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasi ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Konsonan Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Nama

ا Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب Ba B Be

ث Ta T Te

د Sa S es (dengan titik diatas)

ج Jim J Je

ح Ha H ha (dengan titik di bawah)

خ Kha Kh Ka dan ha

د Dal D De

ذ Zal Z zet (dengan titik di atas)

ر Ra R Er

ز Zai Z Zet

ش Sin S Es

ظ Syin Sy es dan ye

ص Sad Ws es (dengan titik di bawah)

ض Dad D de (dengan titik di bawah)

ط Ta T te (dengan titik di bawah)

ظ Za Z zet (dengan titik di bawah)

ع „ain „ apostrof terbaik

غ Gain G Ge

(14)

xiv

ف Fa F Ef

ق Qaf Q Qi

ك Kaf K Ka

ل Lam L El

م Mim M Em

ى Nun N En

و Wau W We

ٍ Ha H Ha

ء Hamzah ‟ Apostrof

ي Ya Y Ye

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (‟).

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab juga terdiri dari vokal tunggal atau monoftong serta vokal rangkap atau diftong. Namun, perlu dicatat bahwa sistem vokal dalam bahasa Arab memiliki beberapa perbedaan dengan sistem vokal dalam bahasa Indonesia. transliterasi sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

َ ا Fathah A A

ا Kasrah I I

َ ا Dammah U U

Vokal rangkap atau diftong: Vokal rangkap dalam bahasa Arab terdiri dari kombinasi vokal tunggal dengan suara vokal wau (/w/) atau ya (/y/). Dalam beberapa dialek atau varian bahasa Arab, vokal diftong mungkin juga terbentuk

(15)

xv

dengan perpaduan antara dua vokal tunggal. Contoh kata-kata dengan vokal rangkap adalah:

a. /aw/: َ ق ْو ض (sawqun) - pasar

b. /ay/: َ جْي ب (baytun) - sebuah rumah 3. Maddah

Maddah atau vokal panjang dalam bahasa Arab ditandai dengan lambang yang merupakan kombinasi dari harakat (tanda diakritik) dan huruf tertentu.

Maddah menunjukkan bahwa vokal pada huruf tersebut diucapkan lebih lama daripada vokal tunggal biasa. Ini dapat terjadi pada huruf alif (ا) dan wau (و).

transliterasinya berupa huruf dengan tanda, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ى...َ|َا... fathah dan alif atau ya Ā a dan garis di atas

ى kasrah dan ya Ī i dan garis di atas

َ و dammah dan wau Ū u dan garis di atas

Contoh:

a. بآ (āb) - air

b. ةداه (mādah) – bahan

c. َ مْو ً (naum) - tidur

d. َ ت بْو ح (taubah) - taubat 4. Tā’ marbūtah

Jika kata yang berakhir dengan tā‟ marbūtah (تـ) diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang "al-" dan bacaan kedua kata itu terpisah, maka transliterasi tā‟ marbūtah tersebut menjadi [h]. Sebagai contoh, jika kata pertama adalah "kamarah" (َ ة ر و ك) dan diikuti oleh kata "al-bayt" (َ جْي بلا), maka transliterasi untuk tā‟ marbūtah pada kata "kamarah" adalah [h].

(16)

xvi Contoh:

a. َ لا فْطَ لأَاَ َ ضَْو ر : raudah al-atfāl b. َ َ ل ضَا فْلاَ َ ٌْيَ د وْلا : al-madīnah al-fādilah 5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan tanda tasydid (َ ّ). Namun, dalam transliterasi, syaddah biasanya dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah (misalnya, "ss"

atau "tt" tergantung pada huruf yang terkena syaddah).

1. Contoh: Kata "َ باَّخ ك" (kitābun) yang berarti "sebuah buku". Pada kata ini, huruf

"ث" diulang dua kali dan ditandai dengan tasydid. Dalam transliterasi, kata ini dapat ditulis sebagai "kittābun".

2. Kata "َ ت ض رَّد ه" (madrasatun) yang berarti "sekolah". Pada kata ini, huruf "د"

diulang dua kali dan ditandai dengan tasydid. Dalam transliterasi, kata ini dapat ditulis sebagai "maddarasatun".

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab ditandai dengan huruf لا (alif lam ma'rifah), tetapi dalam transliterasi, kata sandang "al-" tetap ditransliterasikan seperti biasa dan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, dihubungkan dengan garis mendatar (-).

Contoh:

a. َ صْوَّشل ا : al-syamsu (bukan asy-syamsu) b. َ َ ل سْلََّسل ا : al-zalzalah (al-zalzalah) c. َ َ ف طْل فْل ا : al-falsafah

(17)

xvii 7. Hamzah

Hamzah di awal kata ditulis sebagai alif (ا), sedangkan hamzah di tengah atau akhir kata ditulis dengan tanda apostrof ('). Perlu dicatat bahwa transliterasi adalah konversi dari satu sistem penulisan ke sistem penulisan lain, dan ini membantu untuk menjaga konsistensi dan keterbacaan transliterasi dari bahasa Arab ke alfabet Latin.

Contoh:

a. َ ى ْو ر هْأ ح :ta’muruna b. َ ع ْوٌَّل ا :al-nau‘

c. َ ء ْي ش :syai’un

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata-kata atau istilah Arab yang telah menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia atau sering digunakan dalam tulisan bahasa Indonesia tidak lagi ditransliterasikan dengan cara yang sama seperti kata-kata baru yang belum akrab.

Misalnya, kata-kata seperti "al-Qur'an" (dari al-Qur'an), "Alhamdulillah", dan "munaqasyah" umumnya ditulis sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang sudah lazim digunakan dan diakui. Ini karena kata-kata tersebut sudah menjadi bagian yang dikenal dalam bahasa Indonesia dan sering digunakan dalam konteks yang sudah akrab.

Contoh:

a. Fī Ẓilāl al-Qur’ān b. Al-Sunnah qabl al-tadwī

(18)

xviii 9. Lafz al-Jalālah )ُ هاللَّ

Kata "Allah" dalam bahasa Arab biasanya ditransliterasikan tanpa huruf hamzah jika didahului oleh partikel seperti huruf jarr (penghubung) atau huruf lainnya, atau jika berkedudukan sebagai mudāf ilaih (frase nominal).

Transliterasinya adalah "Allah".Contoh:

ََ َّاللََّ يْي دdīnullāh billāhَ َّللّا ب

Adapun tā marbūtah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-Jalālah ditransliterasi dengan huruf [t].

Contoh:

َ َّاللََّ َ وْح رَْي فَْن َُhum fī rahmatillāh

10. Huruf Kapital

Transliterasi huruf Arab ke dalam huruf Latin, berlaku aturan penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD).

Beberapa ketentuan yang umumnya diikuti dalam transliterasi Arab ke huruf Latin adalah sebagai berikut:

a. Huruf awal nama orang, tempat, atau bulan: Huruf awal dari nama orang, tempat, atau bulan dalam bahasa Arab ditransliterasikan menggunakan huruf kapital. Misalnya, "Muhammad", "Makkah", atau "Ramadan".

b. Huruf awal pada permulaan kalimat: Huruf awal pada permulaan kalimat dalam bahasa Arab ditransliterasikan menggunakan huruf kapital. Ini berlaku untuk huruf pertama dari kata apapun, termasuk kata sandang "al-

". Misalnya, "Al-Qur'an", "Alhamdulillah", atau "Allah"

c. Huruf awal dari judul referensi: Ketika sebuah judul referensi dalam bahasa Arab dimulai dengan kata sandang "al-", huruf awal dari judul

(19)

xix

tersebut ditransliterasikan menggunakan huruf kapital. Misalnya, "Al- Jazariyah" atau "Al-Mawardi".

Contoh:

Wa mā Muhammadun illā rasūl

Inna awwala baitin Wudi’a linnāsi bi Bakkata mubārakan Syahru Ramadān al-lazī unzila fih al-Qur’ān

B. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

1. swt. = subhānahū Wa ta„ālā: Singkatan ini digunakan untuk menyebutkan

"Maha Suci Dia" sebagai penghormatan kepada Allah dalam tulisan Arab.

Dalam transliterasi, singkatan ini ditulis sebagai "swt."

2. saw. = sallallāhu „alaihi Wa sallam: Singkatan ini digunakan untuk menyebutkan "Semoga shalawat dan salam tercurah kepadanya" sebagai penghormatan kepada Nabi Muhammad. Dalam transliterasi, singkatan ini ditulis sebagai "saw."

3. a.s. = „alaihi al-salām: Singkatan ini digunakan untuk menyebutkan

"Semoga salam sejahtera tercurah kepadanya" sebagai penghormatan kepada para nabi. Dalam transliterasi, singkatan ini ditulis sebagai "a.s."

4. H = Hijrah: Singkatan ini digunakan untuk menyebutkan tahun-tahun dalam kalender Hijriyah yang berhubungan dengan peristiwa Hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.

5. M = Masehi: Singkatan ini digunakan untuk menyebutkan tahun-tahun dalam kalender Masehi.

6. I. = Sebelum Masehi: Singkatan ini digunakan untuk menyebutkan tahun- tahun sebelum era Masehi.

7. QS.../...:4 = QS al-Baqarah/2:4 atau QS Ali-„Imrān/3:4: Singkatan ini digunakan dalam penulisan ayat Al-Qur'an, di mana "QS" merupakan kependekan dari "Surah," diikuti dengan nama surah, dan diikuti oleh nomor ayat yang dipisahkan dengan tanda "/" atau ":". Misalnya, "QS al- Baqarah/2:4" mengacu pada Surah al-Baqarah, ayat ke-4.

8. HR = Hadis Riwayat: Singkatan ini digunakan untuk menyebutkan bahwa informasi tersebut berasal dari hadis atau riwayat Nabi Muhammad.

(20)

xx ABSTRAK Nama : Ayu Hardiyanti Pratiwi Syam Nim : 20900119034

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul : Pengaruh Permainan Edukatif barang Bekas Plastik pada Perkembangan Kreativitas Anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak (TK) Islam Ali-imran Kec. rappocini Kel.

Banta-bantaeng Kota Makassar

Penelitian ini bertujuan untuk: a) Mengetahui perkembangan kreativitas anak kelompok B di TK Islam Ali-imran Kec. Rappocini Kel. Banta-bantaeng Kota Makassar sebelum menggunakan permainan edukatif barang bekas plastik.

b) Mengetahui perkembangan kreativitas anak kelompok B di TK Islam Ali-imran Kec. Rappocini Kel. Banta-bantaeng Kota Makassar setelah menggunakan permainan edukatif barang bekas plastik. c) Mengetahui apakah terdapat pengaruh permainan edukatif barang bekas plastik pada perkembangan kreativitas anak kelompok B di TK Islam Ali-imran

Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian Quasi Eksperimen dengan desain non equivalent control group. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 5-6 tahun pada kelas B di TK Islam Ali-Imran yang berjumlah 31 anak.

Pengambilan sampel menggunakan menggunakan teknik purposive sampling yaitu peserta didik usia 5-6 tahun kelompok B1 berjumlah 10 anak dan kelompok B2 berjumlah 10 anak di TK Islam Ali-Imran dengan total sampel sebanyak 20 Anak. Adapun instrumen Penelitian ini yaitu menggunakan Kuesioner (Angket) dengan lembar Instrumen, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu statistik deskriptif dan analisis uji prasyarat (uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotetis ).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) Perkembangan kreativitas sebelum diberikan perlakuan permainan edukatif barang bekas plastik pada kelompok eksperimen nilai teretndah sebesar 14, dan nilai tertinggi sebesar 19 dan nilai rata-rata sebesar 16,05 sedangkan pada kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan nilai terendah sebesar 14 dan tertinggi 18 dan nilai rata-rata sebesar 16.;

(b) Perkembangan kreativitas setelah diberikan perlakuan permainan edukatif barang bekas plastik kelompok B di TK Islam Ali-imran pada kelompok eksperimen nilai terendah sebesar 22 dan tertinggi sebesar 37 dan nilai rata-rata sebesar 29,05 sedangkan pada kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan nilai terendah sebesar 15 dan tertinggi 24 dan nilai rata-rata sebesar 19,05; (c) Terdapat pengaruh yang signifikan dalam permainan edukatif barang bekas plastik terhadap perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Islam Ali- imran

Temuan dalam penelitian ini mengimplikasikan media pembelajaran dalam proses mengajar untuk membantu anak dari segala aspek yang ada sesuai dengan proses perkembangannya.

Kata Kunci : Perkembangan Kreativitas , Permainan Edukatif barang Bekas

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan tidak hanya berkaitan dengan aspek akademik semata, tetapi juga mencakup aspek spiritual, kepribadian, moral, keterampilan, dan kreativitas. Tujuan pendidikan adalah untuk membantu peserta didik tumbuh dan berkembang secara menyeluruh, baik dalam hal pengetahuan, sikap, nilai-nilai, maupun keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan kontribusi mereka kepada masyarakat, bangsa, dan negara.1

Pendidikan anak usia dini adalah menumbuhkan dan mengembangkan potensi anak sejak dini. Dalam pendidikan ini, anak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, fisik-motorik, sosial-emosional, nilai agama dan moral, serta seni. Melalui pendidikan ini, anak diajarkan keterampilan dan pengetahuan yang penting dalam mempersiapkan mereka untuk menghadapi kehidupan dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar mereka.2

Anak-anak usia dini merupakan sumber potensi yang sangat besar dan penting. Oleh karena itu, dalam pendidikan anak usia dini, penting untuk mengembangkan semua aspek potensi anak, termasuk fisik-motorik, bahasa, kognitif, sosial-emosional, dan seni. Tujuan utama pendidikan anak usia dini

1 Tika Kartina ‘Kesadaran Penggunaan Barang Bekas Sebagai Alat Permainan Edukasi Anak Usia 4 Tahun Sampai 5 Tahun (Penelitian Kualitatif Di Desa Cibuntu Cibitung Bekasi)’, Jurnal Tunas Aswaja 1, no. 1 (2022): h. 48–58.

2 Yuliani Nuraini Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Cet. VII: Jakarta:

PT. Indeks, 2009), h.42.

(22)

adalah untuk merangsang dan membantu perkembangan komprehensif anak dalam berbagai area tersebut.

Dalam konteks pendidikan formal, seperti Taman Kanak-Kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA), yang merupakan satuan pendidikan anak usia dini, anak- anak dibagi menjadi dua kelompok: Kelompok A dan Kelompok B. Kelompok A terdiri dari anak-anak berusia antara 4-6 tahun, sedangkan Kelompok B terdiri dari anak-anak berusia antara 5-6 tahun.

Dalam setiap kelompok ini, pendidikan anak usia dini didesain dengan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan perkembangan anak pada usia tersebut. Kurikulum dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan anak usia dini biasanya berfokus pada kegiatan yang bermain, kreatif, dan interaktif. 3

Bermain merupakan salah satu cara utama bagi anak usia dini untuk belajar, dalam proses bermain, anak-anak dapat menggali kreativitas, membangun imajinasi, meningkatkan keterampilan motorik, mengembangkan kemampuan sosial, mengasah kognisi, dan mengenali dunia di sekitar mereka. Melalui bermain, anak-anak dapat menggambarkan dan menyampaikan perasaan, ide, dan pemikiran mereka dengan cara yang alami dan bebas.4

Alat bermain yang tepat, guru di taman kanak-kanak dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang menarik, interaktif, dan efektif. Alat bermain tidak hanya menyediakan kesenangan, tetapi juga memungkinkan anak-anak

3 Anita Yus, Model Pendidikan Anka Usia Dini (Cet. II: Jakarta: Kencana Media Group, 2011), h.14.

4 Puspa Pupung, Bermain Dan Permainan Anak Usia Dini (Cet. I: Gorontalo: CV. Adjie Media Nusantara, 2018), h.3.

(23)

untuk mengembangkan berbagai keterampilan dan pemahaman dalam konteks yang menyenangkan dan bermain.

Sumber belajar yang sesuai dengan tahap perkembangan berfikir anak.

Pada tahap operasi kongkret, anak-anak TK cenderung berpikir secara konkret dan nyata. Oleh karena itu, sumber belajar yang nyata dan sederhana akan sangat membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berfikir.

Alat permainan edukatif sering kali dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat mempromosikan interaksi sosial, kreativitas, pemecahan masalah, pemahaman konsep, serta pengembangan keterampilan motorik halus dan kasar.

Guslinda dan Kurnia menyadari bahwa anak-anak belajar secara efektif ketika mereka terlibat dalam kegiatan yang melibatkan pikiran, tubuh, dan emosi mereka. Oleh karena itu, APE dirancang untuk memenuhi kebutuhan ini dengan menyediakan pengalaman belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.5

Dengan menggunakan APE, anak-anak dapat berpartisipasi dalam berbagai jenis permainan dan kegiatan yang melibatkan manipulasi objek, pemecahan masalah, interaksi sosial, pemahaman konsep, dan ekspresi kreatif.

Dengan cara ini, APE membantu meningkatkan perkembangan holistik anak- anak, memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka, serta memfasilitasi pertumbuhan mereka dalam berbagai aspek kehidupan.

5 Muammar, Pengembangan APE Untuk PAUD (Mataram: Sanabil, 2021), h.55.

(24)

Alquran menyatakan bahwa bagaimana pemanfaatan permainan edukatif kepada anak-anak sebagaimana dalam firman QS Al-Baqarah/2:22 berbunyi sebagai berikut :

َنِم ٖهِب َجَر ْخَاَف ًءۤاَم ِءۤاَمَّسلا َنِم َلَزْنَا َّوۖ ًءۤاَنِب َءۤاَمَّسلا َّو اًشاَرِف َض ْرَ ْلْا ُمُكَل َلَعَج ْيِذَّلا َن ْوُمَلْعَت ْمُتْنَا َّو اًداَدْنَا ِ ِّٰلِل ا ْوُلَعْجَت َلََف ۚ ْمُكَّل اًقْزِر ِت ٰرَمَّثلا

Terjemahan :

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (Hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagi rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-kutunya bagi Allah, Padahal Kamu mengetahui”.6

Jika kita melihat lebih jauh pada ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa permainan saat ini dapat berfungsi sebagai sumber pendidikan yang berasal dari barang bekas yang tersedia di sekitar kita. Dalam hal ini, kita dapat memanfaatkan barang-barang bekas tersebut dan mengubahnya menjadi permainan atau alat permainan yang memiliki nilai lebih, seperti nilai edukatif, estetika, dan dapat membantu perkembangan anak-anak.7

Dengan memanfaatkan barang bekas yang tidak terpakai, penulis bertujuan untuk menciptakan solusi yang dapat mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi sumber daya. Dalam hal ini, pengolahan bahan-bahan tersebut dapat melibatkan proses seperti daur ulang, pemulihan, atau transformasi kreatif yang mengubahnya menjadi produk yang berguna dan bernilai.

Ketergantungan pada media instan atau barang jadi dapat membuat peserta didik menjadi terbiasa dengan kemudahan dan ketersediaan teknologi modern. Ini

6 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung : Diponogoro,2006 h.04

7 Atik Wartini ‘Al-Quran Dan Pemanfaatan Permainan Edukatif Pada Anak Usia Dini‟, Al-Afkar: Jurnal Keislaman & Peradaban 3, no. 1 (2015): h. 99–124.

(25)

dapat menyebabkan mereka kehilangan kreativitas dan kemandirian dalam menciptakan media mereka sendiri dengan bahan-bahan sederhana yang ada di sekitar mereka.8

Dalam dunia saat ini, banyak barang bekas yang tidak terpakai telah digantikan oleh barang permainan yang lebih canggih dan modern. Akibatnya, pemanfaatan barang bekas dalam konteks pembelajaran telah menurun. Hal ini dapat berdampak pada anak-anak usia dini yang tidak memiliki kesempatan untuk belajar cara mengelola atau memanfaatkan barang bekas.

Bahan-bahan seperti kardus, koran, majalah, dan plastik adalah contoh bahan bekas yang mudah diperoleh dan sering kali terbuang begitu saja. Namun, dengan kreativitas dan inovasi, bahan-bahan ini dapat diubah menjadi alat pembelajaran yang sangat berharga.9

Observasi awal yang dilakukan oleh salah satu guru yaitu Ibu Sunarti kelas B1 dan Ibu guru Rabaniah di kelas B2 TK Islam Ali-Imran di Kec.

Rappocini, Kel. Bata-bantaeng, Kota Makassar pada tanggal 10 Januari 2022 menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia dini masih belum dapat menggunakan barang bekas plastik sebagai alat belajar dan bermain. Ini menunjukkan bahwa anak-anak masih belum dapat mengembangkan kreativitas mereka dengan baik dengan menggunakan barang bekas.

Temuan awal penulis menunjukkan bahwa guru belum memanfaatkan sepenuhnya permainan edukatif barang bekas plastik. Data menunjukkan bahwa

8 Yenni Desimarlina et al., ‘Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran IPA Biologi Pada Materi Virus Di SMA Muhammadiyah Mataram’, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 4, no. 2 (2021): h. 60–67.

9Luluk Asmawati, Perencanaan Pembelajaran PAUD (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h.38-39.

(26)

guru masih sangat sedikit yang menggunakan APE barang bekas plastik untuk bermain. Jadi, fokus guru hanya pada permainan yang ada di sekolah atau instan, seperti kotak pola, lego, puzzle, dan balok kayu.

Lingkungan sekolah yang memadai dan didukung oleh guru yang aktif dalam memanfaatkan barang bekas plastik sebagai alat permainan dan pembelajaran adalah faktor penting dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini. Jika lingkungan sekolah tidak mendukung atau jika guru mengabaikan penggunaan barang bekas dalam pembelajaran, maka anak-anak hanya akan fokus pada pembelajaran akademis seperti membaca dan menulis, tanpa memiliki kesempatan untuk mengembangkan kreativitas mereka.10

Berdasarkan pemaparan yang sudah penulis terangkan d iatas maka penulis bermaksud untuk melihat perkembangan anak melalui media barang bekas dan penulis juga ingin mengembangkan APE di Taman Kanak-kanak Islam Ali Imran Kec. Rappocini Kel. Banta-bantaeng. Dengan begitu penulis ingin mengajukan judul penelitian yang berjudul : “Pengaruh Permainan Edukatif Barang Bekas terhadap Perkembangan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Islam Ali-Imran Kec. Rappocini Kel. Banta-bantaeng Kota Makassar.

10 Hasil Observasi Awal Tanggal 10 Januari 2022

(27)

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran perkembangan kreativitas sebelum menggunakan permainan edukatif barang bekas plastik pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Ali-Imran Kec. Rappocini Kel. Banta-bantaeng Kota Makassar ? 2. Bagaimana gambaran perkembangan kreativitas sesudah menggunakan

permainan edukatif barang bekas plastik pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Ali-Imran Kec. Rappocini Kel. Banta-bantaeng Kota Makassar ? 3. Apakah terdapat pengaruh permainan edukatif barang bekas plastik

terhadap perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Islam Ali- Imran Kec. Rappocini Kel. Banta-bantaeng Kota Makassar ?

C. Tujuaan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Rumusan Masalah yang telah penulis tulis diatas maka tujuan yang hendak penulis capai dalam penelitian ini antara lain :

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk dapat mengetahui apa gambaran perkembangan kreativitas sebelum menggunakan permainan edukatif barang bekas plastik pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Ali-Imran Kec. Rappocini Kel. Banta-bantaeng Kota Makassar.

b. Untuk dapat mengetahui apa gambaran perkembangan kreativitas sesudah menggunakan permainan edukatif barang bekas plastik pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Ali-Imran Kec. Rappocini Kel. Banta-bantaeng Kota Makassar.

(28)

c. Apakah terdapat pengaruh dari permainan edukatif barang bekas plastik terhadap perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Islam Ali-Imran Kec. Rappocini Kel. Banta-bantaeng Kota Makassar.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi peserta didik, yaitu dapat menambah kreativitas peserta didik dalam belajar dengan melaksanakan pembelajaran aktif dalam menjadikan peserta didik menjadi lebih senang, aktif dalam semangat belajar berkreasi.

b. Bagi guru, yaitu pemberian motivasi kepada tenaga pendidik untuk lebih kreatif dalam membuat bahan ajar yang dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik.

c. Bagi sekolah, yaitu sebagai bahan refrensi dalam pengembangan alat permainan edukatif barang bekas sebagai sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan .

d. Bagi penulis, sebagai bekal menjadi pendidik di masa yang akan datang, dengan menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

D. Defenisi operasional

Defenisi operasional sebagai batasan pengertian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Alat permainan edukatif (APE) barang bekas

Alat permainan edukatif juga memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan menarik bagi anak usia dini. Mereka dapat berpartisipasi dalam membuat sendiri alat permainan dari barang bekas, memberikan mereka

(29)

kesempatan untuk berkreasi dan berimajinasi. Proses ini melibatkan anak dalam pemecahan masalah, berpikir kritis, dan merancang sesuatu yang baru dari bahan yang ada di sekitar mereka.

2. Perkembangan kreativitas anak

Perkembangan kreativitas anak usia dini sangat penting dalam mengembangkan daya imajinasi, rasa ingin tahu, dan kemampuan untuk menghasilkan gagasan baru dan bermanfaat. Anak-anak usia lima hingga enam tahun merupakan periode kritis dalam perkembangan kreativitas, di mana mereka mulai menunjukkan kemampuan untuk berpikir secara fleksibel, menghasilkan ide-ide baru, dan mengekspresikan imajinasi mereka.

E. Tinjauan Penelitian terdahulu

1. Skripsi Karya Kumala Dewi tahun 2018 berjudul "Pengaruh penggunaan alat permainan pembelajaran terhadap perkembangan kreatifitas anak usia 5-6 tahun Raudhatul Athfal Karimah Kotabumi Lampung Utara". Tulisan ini menggunakan desain control grup yang hampir eksperimental dan tidak sebanding. Pada penelitian ini, penulis mengenakan sampel pada anak- anak berusia antara lima dan enam tahun. Mereka kemudian dibagi menjadi dua kelompok: kelompok eksperimen B1 dan kelompok kontrol B2. Analisis data deskriptif serta analisis statistik kesimpulan dan pengujian hipotetis digunakan. Hasil uji T dan data yang diperoleh menunjukkan bahwa sig (2-tailed) 0.00 lebih kecil dari sig.0,5 (5%).

(30)

Disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, dan bahwa kreativitas anak menggunakan barang bekas berpengaruh signifikan.11

2. Skripsi yang berjudul "Pengembangan Mainan Edukatif Barang Bekas untuk Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini" oleh Dian Anggaraini pada tahun 2018 merupakan penelitian penelitian dan pengembangan yang menggunakan pendekatan pengembangan Borg and Gall. Penelitian ini dilakukan di wilayah RA Al-Hidayah. Penelitian ini menghasilkan sebuah produk berupa media yang dibuat dari barang bekas sebagai bahan ajar, berdasarkan penilaian ahli materi mendapatkan persentase 87% dengan kategori sangat layak, penilaian ahli media mendapatkan persentase 82%

dengan kategori sangat layak, penilaian ahli bahasa mendapatkan persentase 75% dengan kategori layak dan penilaian guru RA A-Hidayah mendapatkan persentase 78% dengan kategori sangat layak sedangkan respon peserta didik RA Al-Hidayah mendapatkan pesentase 80% dengan kategori sangat layak.12

3. Jurnal penelitian yang ditulis oleh Mukti Wigati tahun 2020 berjudul

“Kreativitas Guru dari bahan yang digunakan dalam pembuatan mainan edukatif”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah observasi,

11 Nurul Kumala Dewi, ‘Pengaruh Alat Permainan Edukatif Barang Bekas Terhadap Perkembangan Kreativitas Anak 5-6 Tahun Di Raudhatul Athfal Akhlakul Karimah Kotabumi Lampung Utara’ (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2019), http://repository.radenintan.ac.id/5769/1/Skripsi. (Diakses 5 Desember 2022).

12 Dian Anggraini, ‘Pengembangan Alat Permainan Edukatif Dengan Barang Bekas Untuk Mengembangkan Bahasa Anak Usia Dini Di Ra Al-Hidayah Kecamatan Kasui Kabupaten Waykanan (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2018), http://repository.radenintan.ac.id/5232/1/skripsi. (Diakses 5 Desember 2022).

(31)

wawancara dan dokumentasi. Dalam analisis data yang sama melalui reduksi data, representasi data dan inferensi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TK IT Al-Fattaah Sumampir Purwokerto mencoba membuat sendiri mainan edukatif dari barang bekas. Ada empat tahapan dalam pembuatan mainan edukatif, yaitu. pendefinisian alat dan bahan, proses produksi, penggunaan mainan edukatif dengan barang bekas, dan evaluasi mainan edukatif bekas.13

4. Jurnal ditulis Khadijah, artikel Fitri amalia tahun 2020 berjudul

“Memanfaatkan Benda Bekas Sebagai Mainan Edukasi Pada Pendidikan Anak Usia Dini” mengungkapkan bahwa siapa saja yang mengikuti kegiatan sosial dapat berkreasi membuat mainan edukatif. Ia juga dapat menjelaskan aspek tumbuh kembang anak dalam kaitannya dengan penggunaan alat bermain yang benar. Pada pertemuan terakhir, seluruh peserta mempresentasikan hasil karyanya, termasuk bahan yang digunakan, kegunaannya dan capaiannya dalam tumbuh kembang anak, melalui Google meeting. Melalui kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengembangkan alat permainan edukasi sudah baik. Namun sampai saat ini guru belum bekerja karena belum ada permintaan dari lembaga atau organisasi, oleh karena itu mereka lebih sering menggunakan alat permainan edukatif di lembaga pendidikan dibandingkan dengan pengembangan game. Oleh karena itu diperlukan kelembagaan yang

13 Mukti Wigati ‘Kreativitas Guru Dalam Membuat Alat Permainan Edukatif Dari Barang Bekas’, As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5, no. 1 (2020): h. 43–56.

http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/assibyan/article/view/2700 ( Diakses 5 Desember 2022).

(32)

tertata dan terlembagakan dengan baik untuk menghasilkan berbagai produk game edukasi.14

5. Jurnal yang dibuat oleh Cicik Setyowati tahun 2021 berjudul

“Meningkatkan Kreativitas Anak Menggunakan Bahan Daur Ulang”. Dari tulisan tersebut bisa disimpulan bahwa pengeolaan sampah yang baik akan terjadi jika sampah dimanfaatkan dengan baik seperti sampah yang diregenerasi sesuai dengan kategori dan juga kegunaanya. Peneliatan dlam tulisan tersebut menggunakan metode yang menggunakan sistem kelas yang biasanya menggunakan sistem siklus I dan juga siklus II.15

F. Hipotetis Penelitian

Hipotesis adalah suatu pernyataan atau dugaan yang diajukan sebagai tanggapan awal terhadap permasalahan penelitian. Hipotesis digunakan untuk mengemukakan prediksi atau jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Dalam penelitian, terdapat dua jenis hipotesis yang umum digunakan:

Ha : Penggunaan APE pada item-item yang digunakan di Tk Islam Ali-Imran berpengaruh signifikan terhadap perkembangan kreativitas anak antara yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan.

14 Khadijah ‘Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Alat Permainan Edukatif Untuk Pendidikan Anak Usia Dini’, Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS 6, no. 2

15 Cicik Setyowati, „Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Media Bahan Bekas’, Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 1, no. 1 (2021): h. 80–91, https://www.ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/piaud/article/view /1696 /891 ( Diakses 5 Desember 2022).

(33)

H0 : Penggunaan alat bantu yang digunakan di TK Islam Ali-Imran tidak memiliki pengaruh terhadap perkembangan terkhusus pada perkembangan

kreativitas anak .

(34)

14 BAB II

LANDASAN TEORI A. Alat Permainan Edukatif (APE)

1. Alat Permainan edukatif (APE)

Alat permainan edukatif (APE) didefinisikan dengan tiga kata: alat, permainan, dan edukatif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, "alat" merujuk pada suatu objek atau benda yang digunakan dalam aktivitas permainan., dan

"Permainan" merujuk pada aktivitas yang dilakukan dengan tujuan hiburan, kesenangan, atau pengembangan keterampilan tertentu., dan kata "edukatif"

berarti memiliki nilai-nilai pendidikan atau pembelajaran. Dalam konteks APE, alat permainan edukatif dirancang dan diarahkan untuk menyampaikan konsep atau keterampilan tertentu kepada pemainnya.1

Menurut Riany alat permainan edukatif, anak-anak dapat belajar secara aktif dan interaktif. Mereka dapat menggali rasa ingin tahu, mengembangkan keterampilan, meningkatkan pemahaman, dan mengasah kemampuan kreativitas mereka. Melalui bermain, anak-anak dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berharga, sambil tetap merasa senang dan terlibat dalam proses pembelajaran.2

Menurut Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, APE adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai permainan dengan nilai pendidikan, dan memiliki potensi untuk meningkatkan semua kemampuan anak. Pemanfaatan APE yang

1Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional RI, 2022).

2 Riani Ariesta, Alat Permainan Edukatif Lingkungan Sekitar Anak Usia 0-1 Tahun (Bandung: PT Sandiarta Sukses, 2017), h.2.

(35)

tepat dapat membantu dalam pengembangan holistik anak dalam berbagai aspek perkembangan mereka.3

Permainan edukatif adalah jenis mainan atau alat permainan yang khusus dirancang untuk digunakan di taman kanak-kanak atau dalam kegiatan pendidikan anak. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam berbagai aspek, seperti fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial, dan emosional.4

Permainan alat edukatif menurut Suryadi adalah alat pendidikan yang dirancang khusus untuk memaksimalkan pertumbuhan anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ini berarti alat permainan tersebut didesain dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan perkembangan anak pada tingkat usia tertentu.5

2. Tujuan Alat Permainan Edukatif

Tujuan Alat Permainan Edukatif dibagi atas dua yakni tujuan untuk anak dan tujuan untuk guru, dimana keduanya terdiri atas.

a. Tujuan Untuk Anak

1) Melalui bermain dengan APE, anak-anak dapat meningkatkan kecakapan dan pemahaman mereka dalam berbagai aspek perkembangan.

2) Dengan menggunakan APE, anak-anak dapat belajar melalui pengalaman langsung, percobaan, dan interaksi dengan lingkungan sekitar mereka.

3 Guslinda.Media Pembelajaran Anak Usia Dini (Jakarta: Jakad Media Publishing, 2018), h.29.

4 Elma Purnama,‘Handout Matematika Berbantuan Etnomatematika Berbasis Budaya Lokal’, Desimal: Jurnal Matematika 1, no. 1 (2018): h. 73–79.

5 S Syamsuardi, „Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) Di Taman Kanak-Kanak Paud Polewali Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone’, Publikasi Pendidikan 2, no. 1 (2012): h. 60–77.

(36)

Tujuannya adalah agar anak-anak dapat memahami konsep dan keterampilan secara lebih mendalam dan terintegrasi.

3) APE bertujuan untuk merangsang kreativitas dan imajinasi anak-anak, dengan menggunakan alat permainan yang beragam dan memungkinkan anak-anak untuk berkreasi, mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, inovatif, dan melihat dunia dengan perspektif yang lebih luas.

b. Tujuan Untuk Guru

1) Mempermudah dalam penyampaian materi 2) Melatih kreativitas pendidik

3) Mengatasi keterbatasan waktu, tempat dan bahasa 4) Membangkitkan motivasi belajar anak

5) Media penilaian anak6

3. Manfaat Alat Permainan Edukatif

Menurut Suyadi dalam Kusuma dan Listiana, Manfaat Alat Permainan edukatif adalah sebagai berikut:

a. Melatih Kemampuan Motorik

APE yang memadai dapat membantu melatih keterampilan motorik halus anak, memperkuat koordinasi mata-tangan, meningkatkan ketepatan gerakan jari- jari, dan mempersiapkan anak-anak untuk kemampuan menulis dan beraktivitas lainnya yang memerlukan kemampuan motorik halus yang baik.

b. Melatih Bahasa dan Wawasan

6 Fadhillah, Bahan Ajar Bermain Dan Permainan AUD (Jakarta: Media Group, 2019), h.59.

(37)

Memberikan dukungan dan memfasilitasi interaksi berbahasa selama anak bermain dengan APE. Mereka dapat mengajukan pertanyaan, memperluas percakapan, dan memberikan umpan balik positif terkait penggunaan bahasa anak.

Hal ini akan membantu anak mengembangkan keterampilan berbahasa mereka secara aktif dan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatur dan mengungkapkan kata atau kalimat tertentu.

c. Mengenalkan Waktu dan Bentuk

Dalam merancang APE, penting untuk memilih warna-warna yang menarik dan kontras, serta bentuk-bentuk yang beragam dan mudah dikenali oleh anak-anak. Hal ini akan membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan efektif, sambil memperkenalkan konsep warna dan bentuk kepada anak-anak secara interaktif. 7

4. Ciri Alat Permainan Edukatif

Menurut Zaman dan Guslinda mengemukakan beberapa ciri alat permainan edukatif anak usia dini sebagai berikut:

a. Ditujukan untuk anak Usia PAUD

b. Berfungsi sebagai Aspek-aspek Perkembangan Anak PAUD

c. Digunakan berbagai cara, bentuk, dan macam tujuan serta manfaat multiguna d. Aman bagi anak

e. Dirancang mendorong aktivitas dan kreativitas.\

f. Digunakan secara individual pada kelompok klasikal8

7 Nancy Rose, Educational Toys : Tips You Can’t Afford to Miss (USA: Read Kindle Store Reviews, 2016), h.62.

8 Rita Kurnia, Media Pembelajaran Anak Usia Dini (Surabaya: Jakad Publishing, 2018), h.66.

(38)

B. Alat Permainan Edukatif Barang Bekas Plastik

Barang-barang bekas seperti koran, botol plastik, kardus, kotak makanan, dan minuman PopMie dapat diubah menjadi barang baru dengan fungsi yang berbeda.

Meskipun alat-alat ini terbuat dari bahan bekas, hal tersebut tidak mengubah tujuan, fungsi, atau sasaran dari APE itu sendiri. APE tetap bertujuan untuk menyediakan pengalaman fisik yang bermanfaat bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus, membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik, koordinasi, keseimbangan, dan partisipasi dalam aktivitas fisik.

Menurut Badruzzaman Ada 6 Kriteria Pembuatan APE barang bekas yaitu:

1. APE dirancang sesuai tujuan dan fungsi sarana 2. APE hendaknya Multiguna

3. APE dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar, murah atau dari bahan bekas dan sisa

4. APE dilihat dari keselamatan, kesehatan, dan keamanan anak 5. APE hendanya awet, kuat dan tahan lama.9

Guru yang inovatif dalam menggunakan barang bekas sebagai sumber belajar utama akan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan bagi anak-anak. Penggunaan barang limbah tidak hanya

9 Badruzzaman, (2006). Pengembangan Alat Permainan Edukatif Untuk Anak Taman KanakKanak, Seminar dan Pelatihan Guru di (TK), Seminar Nasional Program Pendidikan Guru (PGTK) Fakultas Ilmu Pendidikan.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. hal. 8.

(39)

mengajarkan mereka tentang lingkungan dan pentingnya daur ulang, tetapi juga mengajarkan kreativitas, pemecahan masalah, dan keberlanjutan.10

Penggunaan barang bekas yang dapat bertahan lama tanpa kehilangan sifatnya dan dibuang karena tidak berguna lagi adalah strategi yang baik dalam pendidikan anak usia dini. Menggunakan barang-barang tersebut dalam konteks pembelajaran dapat mengajarkan anak-anak tentang keberlanjutan, daur ulang, dan pentingnya menghargai sumber daya.11

Menurut Nilawati Pemanfaatan barang bekas dengan cara yang kreatif dan inovatif dapat memberikan manfaat ganda, yaitu mengurangi limbah dan menciptakan barang baru yang bermanfaat. Namun, perlu diingat bahwa dalam penggunaan barang bekas, perhatian juga harus diberikan pada keamanan dan keselamatan penggunaan serta mematuhi praktik daur ulang yang tepat.12

Dalam praktik pemanfaatan barang bekas, terdapat banyak potensi dan peluang untuk menggabungkan kreativitas dengan nilai-nilai lingkungan. Daur ulang barang bekas tidak hanya membantu mengurangi limbah dan penggunaan sumber daya, tetapi juga dapat membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan menjalani gaya hidup berkelanjutan.13

Menurut Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan untuk mengelola sampah dengan

10 Nurul Iman et al., „Pelatihan Teknik Pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) Berbasis Bahan Bekas Di PAUD Al Hasanah Ampenan’, Jurnal Dedikasi Madani 1, no. 2 (2023):

h. 34–38.

11 Ozgun Uyanik et al., ‘New Explorations with Waste Materials in Early Childhood Education.’, US-China Education Review 1, no. 1 (2011): h. 111–118.

12 Kartina and Harjani, ‘Kesadaran Penggunaan Barang Bekas Sebagai Alat Permainan Edukasi Anak Usia 4 Tahun Sampai 5 Tahun (Penelitian Kualitatif Di Desa Cibuntu Cibitung Bekasi)’.

13 Ibid., h. 54.

(40)

cara yang efektif dan berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, kita dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, memanfaatkan kembali barang yang masih layak, mendaur ulang bahan yang dapat dipulihkan, dan membuang sisa sampah secara bertanggung jawab. 13

C. Perkembangan Kreaativitas Anak 1. Pengertian Kreativitas

Menurut Munandar Kreativitas adalah sumber inovasi, kebaruan, dan perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam konteks pendidikan, mendorong kreativitas anak-anak dan mengembangkan lingkungan yang merangsang kreativitas dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan penemuan solusi baru. Kreativitas juga dapat membantu individu untuk mengekspresikan diri, menghadapi tantangan dengan cara yang baru, dan menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.14

Pandangan tersebut juga sejalan dengan pendapat Moreno dalam Slameto, yang menggambarkan kreativitas sebagai sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya. Artinya, kreativitas melibatkan kemampuan individu untuk menghasilkan ide, konsep, atau karya yang dapat di akui dan di apresiasi oleh orang lain atau memiliki dampak positif pada dunia di sekitar mereka.15

13 Ajeng ‘Pemanfaatan Barang Bekas Dengan Decoupage Untuk Menumbuhkan Industri Kreatif Di Kelurahan Cipinang Melayu Jakarta Timur’, Ikra-Ith Abdimas 3, no. 3 (2020): h. 46–

54.

14 Ihsan ‘Pengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Di Era Revolusi 4.0’, Jurnal Pendidikan Tambusai 3, no. 3 (2019): h. 1141–1149.

15 Hartiti, ‘Pengaruh Tandur Terhadap Kreativitas Pada Pembelajaran Matematika Berdasarkan Gender Siswa SD Kelas V Gugus Ponogoro Kota Salatiga‟ (Yogyakarta: Skripsi Universitas Surya Wacana, 2018).

(41)

Kreativitas melibatkan kemampuan untuk menghasilkan ide dan produk baru yang memiliki nilai guna. Proses kreatif melibatkan pemikiran imajinatif atau sintetis, yang melibatkan pembuatan pola baru dan penggabungan informasi dari pengalaman sebelumnya. Dalam konteks yang tepat, pengembangan kreativitas dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan dalam berbagai bidang kehidupan.

2. Ciri anak Kreatif

Dalam rangka memfasilitasi kreativitas anak-anak, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan kesempatan yang memadai untuk bermain, bereksplorasi, dan mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Dengan memberikan ruang dan bimbingan yang tepat, kita dapat membantu anak-anak mengembangkan potensi kreatif mereka dan membantu mereka menjadi individu yang inovatif dan kreatif dalam kehidupan mereka.

Munandar menjelaskan ciri-ciri kreativitas yang dibaginya menjadi dua yaitu berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif (kognitif) dan ciri yang berhubungan dengan sikap atau perasaan (non-Kognitif).

Ciri-ciri yang berhubungan dengan kemampuan berfikir kreatif atau kognitif antara lain :

a. Keterampilan berpikir lancar, yang mencakup menyelesaikan pertanyaan dengan berbagai pilihan dan selalu mempertimbangkan lebih dari satu jawaban.

(42)

b. Dimungkinkan untuk menilai suatu masalah dari berbagai sudut pandang melalui keterampilan berfikir fleksibel, yang berarti menghasilkan berbagai ide, jawaban, atau pertanyaan.

c. Keterampilan berpikir kreatif, yang mencakup kemampuan untuk menggabungkan elemen yang sudah ada dengan kata-kata baru dan unik..

d. Keterampilan memerinici, yaitu kemampuan untuk mengembangkan suatu ide atau produk dan menambahkan detail pada ide dan keadaan untuk membuatnya lebih menarik.

e. Keterampilan menilai adalah kemampuan untuk menentukan standar penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan, rencana sehat, atau tindakan bijaksana mampu membuat keputusan dalam situasi yang berbeda dan tidak hanya mengembangkan ide tetapi juga menerapkannya.16

Suyanto mengemukakan mengenai perilaku yang mencerminkan kreativitas pada anak dengan ciri-ciri berikut:

a. Senang menjelajahi lingkungan sekitarnya.

b. Mengamati, dan memegang segala sesuatu, eksplorasi secara ekspansif dan eksesif.

c. Rasa ingin tahunya besar, suka mengajukan pertanyaan tak henti-hentinya.

d. Spontanitas menyatakan pikiran dan perasaannya.

e. Suka bertualang, selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.17

16 Zherly „Analisis Kemampuan Motorik Halus Dan Kreativitas Pada Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Kolase‟, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 1 (2019): h.

351–358.

17 Masaganti, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Medan: Perdana Muly Sarana, 2016), h.8.

(43)

3. Aspek Kreativitas Pada Anak usia dini

Berdasar teori Guilford, Munandar (Nashori, 2005) menyebutkan empat aspek dalam berpikir kreatif yaitu : Kelancaran, fleksibelitas , Orisinalitas, elaborasi.

a. Kelancaran, suatu kegiatan yang mengembangkan dalam berpikir kreatif dengan mendorong seseorang untuk memikirkan jawaban dalam suatu masalah.

b. Fleksibelitas atau kelentura, pada tahap ini seseorang memiliki keluwesan berpikir jika gagasan-gagasan yang diungkapkannya memiliki jangkauan yang lebih luas dan beragam untuk memecahkan suatu masalah.

c. Orisinalitas, kemampuan untuk menemukan ide-ide yang tidak biasa atau ide yang tidak lazim,

d. Elaborasi, kemampuan mengembangkan suatu ide, merinci, melengkapi, dan menambahkan detail-detail terhadap ide sehingga dapat dilaksanakan dan dikerjakan.1

4. Perkembangan Kreativitas Anak

Menurut Munandar Perkembangan bakat dan kreativitas anak dapat diuraikan dengan pendekatan 4P (Pribadi, pendorong, proses, dan produk) sebagai berikut :

a. Pribadi: Kreativitas adalah ekspresi dari keunikan seseorang. Setiap individu memiliki sifat unik dan cara berinteraksi dengan lingkungannya yang berbeda. Kreativitas mencerminkan ekspresi dari kepribadian dan

18Nashori, F. (2002). Mengembangkan kreativitas dalam perspektif psikologi Islam.

Yogyakarta: Menara Kudus. h.36

(44)

ide-ide unik yang dimiliki seseorang. Dengan memperhatikan perbedaan individu ini, kita dapat mengharapkan kemunculan produk dan konsep inovatif yang beragam.

b. Pendorong: Bakat kreatif seseorang dapat berkembang dengan dukungan dari lingkungannya. Namun, motivasi internal juga menjadi faktor penting dalam menghasilkan sesuatu yang kreatif. Dorongan dari luar, seperti dukungan dari keluarga, teman, atau guru, dapat menjadi pendorong bagi perkembangan kreativitas seseorang. Namun, motivasi internal yang kuat dan keinginan untuk berkreasi juga merupakan faktor penting dalam memunculkan kreativitas.

c. Proses: Untuk mendorong perkembangan kreativitas anak, penting bagi guru atau pendidik untuk memahami bagaimana anak mengembangkan kreativitas mereka. Proses ini melibatkan memberikan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan kreatif, seperti menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Guru perlu menggali potensi kreatif anak dan memberikan dukungan yang tepat untuk memfasilitasi ekspresi kreatif mereka.

d. Produk: Lingkungan dan kondisi pribadi memiliki peran penting dalam mendorong anak-anak untuk membuat produk kreatif yang bermanfaat.

Lingkungan yang menyediakan kesempatan dan sumber daya yang memadai, serta mempromosikan pemikiran dan eksperimen kreatif, dapat memberikan dorongan kepada anak-anak untuk berpartisipasi dalam proses kreatif. Selain itu, kondisi pribadi, seperti minat, pengetahuan, dan

(45)

keterampilan, juga dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk menghasilkan produk kreatif yang relevan dengan minat dan potensi mereka.

Menurut Mulyani, bahwa pengembangan kreativitas anak usia dini sebagai berikut :

1. Keterampilan gerak sederhana: Melalui aktivitas seni seperti menggunting, menempelkan, memegang pensil, dan mewarnai krayon, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan gerak halus mereka. Ini melibatkan koordinasi antara tangan dan jari, dan membantu dalam mengembangkan kecakapan motorik halus yang diperlukan dalam kegiatan seperti menulis dan melukis.

2. Koordinasi tangan dan mata: Melalui aktivitas seni seperti menggunting garis pola yang ditetapkan oleh guru, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan koordinasi antara tangan dan mata. Ini melibatkan kemampuan untuk melihat dengan jelas objek yang akan diambil tindakan dan mengoordinasikan gerakan tangan sesuai dengan apa yang mereka lihat.

3. Keterampilan memecahkan masalah: Aktivitas seni memungkinkan anak- anak untuk menghadapi berbagai masalah, seperti memilih warna yang sesuai, memutuskan objek yang akan digambar, menentukan ukuran objek, dan sebagainya. Dalam memecahkan masalah ini, anak-anak belajar untuk berpikir secara kreatif, membuat keputusan, dan mengeksplorasi berbagai pilihan dalam penciptaan karya seni mereka. Hal ini membantu

Gambar

Gambar 2. 1 Capung dari sendok Plastik .............................................................
Gambar  2.  1  Capung  dari  sendok  Plastik/    Gambar  2.  2  Hewan  Dari  Tutup  Botol Plastik
Tabel 3. 2   Populasi Penelitian
Tabel 3. 3   Sampel Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait