• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh persepsi risiko, persepsi kemudahan dan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh persepsi risiko, persepsi kemudahan dan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH PERSEPSI RISIKO, PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEAMANAN TERHADAP MINAT PEMBELIAN ONLINE

PADA WEBSITE ALIEXPRESS.COM

(Studi pada Mahasiswa Program S1 Universitas Brawijaya Malang) Disusun Oleh :

Marselle Mahardheka

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya [email protected]

Dosen Pembimbing : Dian Ari Nugroho, SE., MM.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Sistem jual beli mulai memasuki era baru dengan adanya teknologi e- commerce. Namun dalam perkembangannya, sering ditemukan permasalahan seperti risiko, kemudahan penggunaan dan keamanan yang mengakibatkan timbulnya persepsi masyarakat mengenai penggunaan teknologi e-commerce.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh persepsi risiko, persepsi kemudahan dan persepsi keamanan terhadap minat pembelian online melalui website Aliexpress.com. Penelitian ini menggunakan 110 sampel yang diambil dari mahasiswa program S1 Universitas Brawijaya Malang. Metode yang digunakan adalah non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda menggunakan program SPSS 21.0 for Windows.

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan adanya pengaruh dari persepsi risiko, persepsi kemudahan dan persepsi keamanan terhadap minat pembelian online melalui website AliExpress.com. Variabel persepsi risiko berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian online dengan nilai signifikan yaitu 0,012. Variabel persepsi kemudahan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap minat pembelian online dengan nilai signifikan 0,013. Serta variabel persepsi keamanan memiliki pengaruh signifikan pula terhadap minat pembelian online dengan nilai signifikan sebesar 0,039.

Kata Kunci: Persepsi Risiko, Persepsi Kemudahan, Persepsi Keamanan, dan Minat Pembelian Online.

(2)

2 I. PENDAHULUAN

Jual beli merupakan salah satu kegiatan dasar dalam aktivitas ekonomi. Masyarakat melakukan kegiatan jual beli untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Jual beli adalah persetujuan saling mengikat antara penjual, yakni pihak yang menyerahkan barang, dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga barang yang dijual (kbbi.kemdikbud.go.id, 2017).

Seiring berjalannya waktu, kegiatan jual beli berevolusi dengan adanya perkembangan teknologi internet (Nurrahmanto, 2015).

Perkembangan teknologi internet yang pesat menjadikan kegiatan jual beli telah memasuki era baru yang ditandai dengan adanya sistem jual beli secara online.

Jual beli secara online adalah aktivitas penjualan dan pembelian barang atau jasa melalui jaringan internet (Suhir, 2014). Penggunaan jaringan internet untuk kegiatan jual beli secara umum dikenal dengan nama e-commerce (McLeod dan Schell, 2008).

Saat ini kegiatan berbelanja online telah mempengaruhi perilaku konsumen, karena 46.4% konsumen memiliki persepsi bahwa harga produk yang dijual secara online lebih murah. Inilah mengapa banyak konsumen yang memilih untuk berbelanja online, selain lebih menghemat waktu, mereka juga dapat membandingkan harga. Pembelanja online sangat sensitif terhadap harga, karena jika konsumen tahu bahwa

harga di situs belanja online lebih tinggi, mereka akan beralih untuk berbelanja offline (Mars Indonesia, 2017). Melihat fenomena yang sedemikian rupa memberikan peluang yang besar terhadap perusahaan-perusahaan yang beroperasi di bidang e-commerce (cnnindonesia.com, 2017).

Salah satu e-commerce bertaraf internasional yang sedang berkembang adalah Aliexpress.

Aliexpress merupakan lini bisnis dari perusahaan asal Cina Alibaba yang bergerak dalam bidang e-commerce.

Aliexpress diluncurkan pada bulan April 2010, Aliexpress adalah marketplace retail global yang menargetkan konsumen di seluruh dunia, kebanyakan diantaranya berlokasi di Rusia, Amerika Serikat, Spanyol, Brazil, Perancis, dan Inggris.

Aliexpress mempunyai koleksi produk yang banyak hingga lebih dari 100 juta produk. Produk yang dijual merupakan produk- produk buatan Cina seperti barang- barang yang beredar di Indonesia.

Selain itu aliexpress juga memberikan harga yang kompetitif karena barang yang dijual diambil langsung dari pabrik yang ada di Cina sehingga memiliki harga yang relatif murah.

Aliexpress juga menawarkan pengiriman ke seluruh dunia di lebih dari 200 negara. Selain itu, Aliexpress menawarkan fitur belanja yang mudah bagi masyarakat Indonesia dengan menyediakan website khusus bagi masyarakat Indonesia yakni

(3)

3 dengan menyertakan bahasa

Indonesia dan fitur mata uang IDR (Rupiah) sehingga masyarakat Indonesia diharapakan dapat dengan mudah menggunakan website aliexpress.com. Fitur keamanan berbelanja juga diberikan oleh aliexpress dengan memberikan garansi uang kembali dan garansi barang yang dikirim adalah barang asli bukan barang replika atau tiruan.

Terakhir aliexpress memberikan pelayanan customer service selama 24 jam 7 hari untuk membantu para konsumen yang memiliki masalah ketika berbelanja melalui website aliexpress.com.

Alibaba gencar memperbesar jaringan bisnis dengan memperluas pangsa pasar e-commerce dengan menyuntikkan modal ke beberapa perusahaan e-commerce yang beroperasi di Indonesia. Tahun 2017 tepatnya bulan Juli, Alibaba menambah suntikan modal pada Lazada dengan nilai investasi sebesar

$ 1 Miliar. Hal tersebut menjadikan Alibaba sebagai pemegang saham mayoritas di Lazada Group. Beberapa bulan setelahnya, Alibaba juga menambah suntikan modal mereka pada platform e-commerce besar di Indonesia Tokopedia dengan jumlah investasi sebesar $ 1,1 Miliar. Nilai investasi tersebut meningkat dibandingkan sebelumnya di Lazada.

Menjamurnya situs belanja online di Indonesia menunjukkan jika minat belanja masyarakat kini telah meningkat (Kumparan.com, 2017). Namun

sebelum melakukan keputusan pembelian, konsumen akan mencari beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar dalam membentuk minat untuk membeli secara online. Beberapa faktor yang mempengaruhi minat dalam membeli online adalah Persepsi Risiko, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Manfaat (Paul A. Pavlou, 2003).

Persepsi risiko merupakan ketidakpastian yang dihadapi oleh konsumen ketika mereka tidak dapat meramalkan dampak dari keputusan pembelian mereka (Schiffman dan Kanuk, 2008). Kotler (2002) mengungkapkan bahwa keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan (persepsi risiko). Sebelum melakukan keputusan membeli online konsumen akan memikirkan beberapa risiko yang mungkin akan terjadi, seperti risiko produk rusak,cacat dan risiko waktu.

Persepsi kemudahan ini akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi (Amijaya, 2010). Salah satunya dengan pemanfaatan website dalam melakukan belanja online. Adanya kemudahan belanja melalui website akan membuat konsumen berpikir untuk melakukan pembelian melalui website tersebut. Kemudahan penggunaan berhubungan dengan

(4)

4 mudah atau tidaknya situs digunakan

dan dipahami oleh calon pembeli karena biasanya calon pembeli akan mengalami kesulitan pada saat pertama kali melakukan belanja online, karena tidak mengetahui cara dalam bertransaksi online.

Berbelanja melalui internet bukan berarti terhindar dari kejahatan oleh pihak lain sebagaimana bertransaksi secara konvensional.

Potensi kejahatan berupa penipuan, pembajakan kartu kredit (carding), pentransferan dana ilegal dari rekening tertentu, dan sejenisnya sangatlah besar apabila sistem keamanan (security) infrastruktur e- commerce masih lemah. Salisbury et.al. (2001) berpendapat bahwa persepsi keamanan merupakan suatu keyakinan dimana seseorang percaya bahwa suatu teknologi aman untuk digunakan. Keamanan sangat berpengaruh besar terhadap kepercayaan seseorang terhadap suatu hal termasuk dalam transaksi online. Jika seseorang berpersepsi bahwa transaksi online tidak aman, maka orang tersebut tidak akan melakukan transaksi online.

Minat beli merupakan tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum merencanakan untuk membeli suatu produk (Kotler, 2002).

Minat beli adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap individu yang berminat pada suatu objek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku

untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut (Simamora, 2002).

Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan (Kinnear dan Taylor, 1995).

Disimpulkan dari pendapat diatas bahwa sebelum konsumen benar membeli terdapat adanya tahap

dimana konsumen

mempertimbangkan manfaat yang didapat sebelum membeli kebutuhannya. Perilaku konsumen dalam jual beli online di internet akan mencari produk-produk yang sesuai dengan kebutuhannya melalui produsen-produsen yang ada di internet.

Universitas Brawijaya merupakan Universitas Negeri yang terletak di Kota Malang, Jawa Timur.

Universitas Brawijaya mempunyai jumlah mahasiswa yang banyak dibandingkan dengan Universitas lainnya di Kota Malang. Mahasiswa program studi S1 merupakan jumlah mahasiswa terbanyak yang ada di Universitas Brawijaya. Universitas Brawijaya mempunyai fasilitas yang baik, seperti adanya wifi atau hotspot yang dapat digunakan oleh mahasiswa. Mahasiswa merupakan kelompok terpelajar yang memiliki tingkat pengetahuan yang luas mengenai teknologi dan internet karena sebagian besar mahasiswa yang sedang menempuh program studi S1 merupakan mahasiswa dengan rentang umur 18 sampai dengan 22 tahun yang merupakan

(5)

5 bagian dari generasi Y. Diketahui

bahwa generasi Y merupakan generasi yang memiliki populasi sebesar 60% di Indonesia. Generasi Y merupakan generasi muda yang memiliki kemampuan consumption habit dalam menggunakan perangkat teknologi dan kemampuan adaptasi terhadap e-commerce dan merupakan pasar besar dan potensial dalam bidang e-commerce (idea.com, 2017).

Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti mengambil judul Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Keamanan Terhadap Minat Beli Online Pada Website Aliexpress.com (Studi pada mahasiswa program S1 di Universitas Brawijaya)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

a. Persepsi Risiko

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) mendefinisikan persepsi risiko sebagai ketidakpastian yang dihadapi konsumen ketika mereka tidak dapat meramalkan dampak dari keputusan pembelian mereka. Kotler (2002) mengungkapkan bahwa keputusan konsumen untuk memodifikasi , menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan ( persepsi risiko ). Menurut Dowling dalam Arwiedya (2011), persepsi terhadap risiko adalah persepsi negatif konsumen atas sejumlah aktifitas yang didasarkan pada hasil negatif dan kemungkinan bahwa hasil tersebut nyata

b. Persepsi Kemudahan

Menurut Wibowo (2007) persepsi kemudahan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa teknologi

informasi dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Persepsi kemudahan sebagai suatu persepsi dimana seseorang tidak menemui adanya kesulitan dalam melakukan aktivitas menurut Tsui Wa (2002).

c. Persepsi Keamanan

Park dan Kim (2006) mendefinisikan security atau keamanan sebagai kemampuan toko online dalam melakukan pengontrolan dan penjagaan keamanan atas transaksi data. Park dan Kim (2006) mendefinisikan security atau keamanan sebagai kemampuan toko online dalam melakukan pengontrolan dan penjagaan keamanan atas transaksi data.

d. Minat Beli

Minat beli menurut Kinnear dan Taylor (1995) adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan, sedangkan menurut Simamora (2002) minat beli adalah sesuatu

(6)

6 yang pribadi dan berhubungan

dengan sikap individu yang berminat pada suatu objek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku

untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

2.2 Kerangka Konseptual Gambar 2.1

Model Kerangka Konseptual

Sumber : Peneliti (2017) 2.3 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Persepsi Risiko berpengaruh signifikan terhadap Minat Pembelian Online pada website aliexpress.com.

H2 : Persepsi Kemudahan berpengaruh signifikan terhadap Minat Pembelian Online pada website aliexpress.com.

H3 : Persepsi Keamanan berpengaruh signifikan terhadap Minat Pembelian Online pada website aliexpress.com.

III. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah explanatory research (penelitian penjelasan). Explanatory research adalah penelitian yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa yang dirumuskan (Singarimbun dan Effendi, 2006:4).

Sampel yang digunakan 110 responden. Pengambilan sampel dengan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.

IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek

Aliexpress merupakan lini bisnis dari perusahaan asal Cina Alibaba yang bergerak dalam bidang e-commerce. Diluncurkan pada bulan April 2010, Aliexpress (website : www.aliexpress.com) adalah marketplace retail global yang menargetkan konsumen di seluruh dunia.

4.2 Hasil Penelitian 4.21 Analisis Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data valid atau instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

(7)

7 diukur (Sugiyono, 2015: 121).

Pengujian dilakukan pada 110 responden dengan signifikansi 5%.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan nilai r hitung > r tabel (0,1874) sehingga dapat dikatakan bahwa semua item pernyataan valid atau tepat sebagai pengukur variabel.

4.2.2 Analisis Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Instrumen dikatakan reliabel, apabila memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0,60 atau lebih. Uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan Cronbach Alpha.

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil tabel 4.2 di atas, nilai Cronbach Alpha untuk variabel X1, X2, X3 dan Y memiliki nilai lebih

besar dari 0,60. Artinya menunjukkan bahwa instrumen penyataan dalam penelitian ini reliabel atau dapat dipercaya.

4.2.3 Analisis Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, berdistribusi normal atau berdistribusi tidak ormal. Pengujian dilakukan dengan uji kolmogorov- Smirnov. Jika nilai probabilitas (Kolmogorov Smirnov) > taraf signifikansi 5% (0,05), maka distribusi dikatakan normal. Uji normalitas juga menggunakan grafik histogram dan probability plots.

Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov

Dari hasil uji Kolmogorov Smirnov yang dilakukan, nilai residual terstandardisasi yaitu 0,286 > 0,05.

Sehingga hasil dapat dikatakan berdistribusi normal.

(8)

8 Gambar 4.1 Diagram P-Plot Uji

Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas diatas normal probability plots menunjukkan bahwa titik-titik mengikuti garis diagonal dan grafik histogram menunjukkan bahwa garis kurva seimbang, ini berarti data yang diteliti di atas berdistribusi normal.

4.2.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari Variante Inflation Factor (VIF).

Apabila nilai VIF < 10 atau nilai Tolerance >0,1 maka menunjukkan tidak adanya multikolinieritas dan begitu sebaliknya.

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas

Hasil tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi penelitian. Hal tersebut dilihat dari nilai tolerance masing-masing variabel > 0,1 atau nilai VIF masingmasing < 10.

4.2.5 Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2016: 134).

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Berdasarkan grafik scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu.

Disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heterokedastisitas.

4.2.6 Hasil Uji Linearitas

Linearitas data mengacu kepada nilai standar residu hasil observasi dan nilai standar residu harapan tidak membentuk garis yang tidak memencar jauh dari garis regresi.

(9)

9 Tabel 4.5 Hasil Uji Linearitas

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa asumsi linearitas data penelitian ini telah memenuhi syarat karena semua memiliki nilai Sig. ≥ 0,05.

4.2.7 Hasil Analisis regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier bertujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas yang diketahui (Ghozali, 2016).

Tabel 4.6 Hasil Analisis regresi Linier Berganda

Berikut ini merupakan persamaan regresi yang didapat dari hasil uji regresi :

Y = β 1X1 + β 2X2 + β 3X3+e Y = 0,262 X1 + 0,252 X2 +

0,226 X3+e

β 1 = Variabel persepsi risiko (X1) memiliki nilai Sig.t sebesar 0,012 yang memiliki arti bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan karenan Sig.t < 0,05.

Secara statistik, tiap penambahan 1 satuan pada X1

maka Y akan bertambah 0.262 satuan.

β 2 = Variabel persepsi kemudahan (X2) memiliki Sig.t sebesar 0,013 yang memiliki arti bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan karena Sig.t < 0,05.

Secara statistik, tiap penambahan 1 satuan pada X2 maka Y akan bertambah 0.252 satuan.

β3 = Variabel persepsi keamanan (X3) memiliki Sig.t sebesar 0,039 yang memiliki arti bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan karena Sig.t < 0,05.

Secara statistik, tiap penambahan 1 satuan pada X3 maka Y akan bertambah 0.226 satuan.

4.2.8 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan suatu garis penggunaan variasi variabel independen yang akan ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (Adjusted R.

Square).

Tabel 4.7 Hasil Koefisien Determinasi

(10)

10 Tabel di atas menunjukkan

model regresi memiliki koefisien determinasi (Adjusted R²) sebesar 0,398. Artinya kontribusi variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen sebesar 39,8 %.

Sedangkan sisanya yaitu sebesar 61,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.

4.2.9 Analisis Uji Hipotesis (Uji t) Uji ini digunakan untuk menguji hubungan antara masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Variabel independen dikatakan berpengaruh signifikan jika t hitung > t tabel atau nilai signifikansi < α = 0,05.

Tabel 4.8 Hasil Uji t

Dari hasil uji t didapatkan hasil:

a. Variabel persepsi risiko berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian online. Nilai signifikansi 0,012 dan t hitung > t tabel (2,542 > 1,982) dan nilai signifikansi < α = 0,05.

b. Variabel persepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian online. Nilai signifikansi sebesar 0,015 dan t hitung > t tabel (2,469 > 1,982) dan nilai signifikansi < α = 0,05.

c. Variabel persepsi keamanan berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian online. Nilai signifikansi sebesar 0,039 dan t hitung > t tabel (2,085 > 1,982) dan nilai signifikansi < α = 0,05.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan uji hipotesis atau uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel persepsi risiko, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian online.

4.3.1 Pengaruh Persepsi Risiko (X1) Terhadap Minat Pembelian Online (Y)

Persepsi risiko (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat pembelian online (Y). Hal tersebut terbukti dengan nilai signifikansi persepsi risiko (X1) dalam uji t. Nilai tersebut berarti lebih kecil dari α = 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fajar (2015) dengan judul Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Kemudahan dan Persepsi Manfaat terhadap Minat Beli Online yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara parsial dari variabel persepsi risiko terhadap minat pembelian online melalui website lazada.co.id.

(11)

11 4.3.2 Pengaruh Persepsi

Kemudahan (X2) Terhadap Minat Pembelian Online (Y)

Persepsi kemudahan (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat pembelian online (Y).

Hal tersebut terbukti dengan nilai signifikansi persepsi kemudahan (X2) dalam uji t. Nilai tersebut berarti lebih kecil dari α = 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fajar (2015) menyatakan bahwa terdapat pengaruh dari persepsi kemudahan terhadap minat pembelian online melalui website lazada.co.id. Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Tania (2016) yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi minat untuk menggunakan transaksi online, hasil analisis data menunjukkan bahwa konstruk kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan berpengaruh terhadap minat untuk menggunakan transaksi online.

4.3.3 Pengaruh Persepsi Keamanan (X3) Terhadap Minat pembelian Online (Y)

Persepsi keamanan (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat pembelian online (Y).

Hal tersebut terbukti dengan nilai signifikansi persepsi keamanan (X3) dalam uji t. Nilai tersebut berarti lebih kecil dari α = 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh

Tania (2016) menyatakan hasil analisis data menunjukkan bahwa konstruk kepercayaan, persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan persepsi keamanan berpengaruh terhadap minat untuk menggunakan transaksi online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan transaksi online.

V. KESIMPULAN

1. Variabel persepsi risiko berpengaruh terhadap minat pembelian online pada website aliexpress.com pada mahasiswa program studi S1 Universitas Brawijaya Malang.

2. Variabel persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat pembelian online pada website aliexpress.com pada mahasiswa program studi S1 Universitas Brawijaya Malang.

3. Variabel persepsi keamanan berpengaruh terhadap minat pembelian online pada website aliexpress.com pada mahasiswa program studi S1 Universitas Brawijaya Malang.

DAFTAR PUSTAKA

Amijaya, G, R. 2010. Pengaruh Persepsi Teknologi Informasi, Kemudahan, Minat Ulang Nasabah Bank Dalam Menggunakan Internet Banking. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

(12)

12 Bilson, Simamora. 2002. Panduan

Riset Perilaku Konsumen. Alfabeta.

Bandung.

Chung Hoon, Park & Kim Young-Gul. 2006. The effect of information satisfaction and relational benefit on consumers’ online shopping site commitments. Journal of Electronic Commerce in Organizations (4), 70-90.

CNN Indonesia. 2016. Transaksi E- commerce di Indonesia Menggiurkan. Diakses tanggal 23 September 2017.

https://www.cnnindonesia.co m/teknologi/2016012217075 5-185-106096/nilai-transaksi- e-commerce-di-indonesia- menggiurkan/

Dowling, GR & Staeling, GR. 1994.

A Model Of Perceived Risk and Intended Risk Handling Activity, Journal of Consumer Research, pp 119 – 134.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Haryosasongko, Fajar Arie. 2015.

Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Kemudahan dan Persepsi Manfaat Terhadap Minat Beli Online Pada Website Lazada. Skripsi.

Universitas Brawijaya, Malang.

Indonesia E-commerce Association (IDEA). Berita E-commerce Indonesia. Diakses tanggal 23 September 2017.

https://www.idea.or.id/berita/

detail/pertama-di-indonesia- Kamus Besar Bahasa Indonesia. Arti

Jual Beli. Indonesia. Diakses tanggal 23 Oktober 2017.

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ju al%20beli

Kinnear, Thomas, C. & James, R.

Taylor. 1995. Marketing Research: An Applied Approach. McGraw Hill Text.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Indeks. Jakarta.

Kumparan. 2017. 60 Persen Pelaku Belanja Online Didominasi oleh Wanita. Diakses tanggal 14 Januari 2018.

https://kumparan.com/@kumparanst yle/60-persen-pelaku-belanja-online- didominasi-oleh-wanita

Kuswanto, Tania Y. L. 2016.

Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan dan Persepsi Keamanan Terhadap Minat Penggunaan Transaksi Online. Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang.

Mars Indoensia. 2016. Studi E- commerce Indonesia 2016.

http://www.marsindonesia.com/prod ucts/business-reports/studi-e-

commerce-indonesia-2016

(13)

13 Nurrahmanto, Prasetyo Agus. 2015.

Pengaruh Kemudahan Penggunaan, Kenikmatan Berbelanja, Pengalaman Berbelanja dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Minat Beli Konsumen di Situs Jual Beli Online Bukalapak.com.

Diponegoro, Journal of Management, Vol. 4, No. 2 pp 1-12.

Pavlou, Paul A. 2003. Consumer Acceptance of Electronic Commerce : Integrating Trust and Risk with the Technology Acceptance Model, International Journal of Electronic Commerce, Vol. 7, No. 3, pp 101 – 134.

Salisbury, W. D., Pearson, R. A., Pearson, A. W., & Miller, D.

W. 2001. Perceived Security and World Wide Web Purchase Intention. Industrial Management and Data Systems, Vol. 101, Iss. 4, pp 165 – 177.

Schiffman, Leon & Kanuk, Leslie, Lazar. 2008. Consumer Behavior (Perilaku Konsumen). Indeks. Jakarta.

Singarimbun, M., & Effendi, Sofjan.

2006. Metode Penelitian

Survei, Cetakan

Kedelapanbelas. Pustaka LP3Es, Jakarta.

Sugiyono, Prof., Dr. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Suhir, Mochammad. 2014. Pengaruh Persepsi Risiko, Kemudahan dan Manfaat Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 8 No. 1.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja.

PT. Raja Grafindo Parsada.

Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan dan Persepsi Risiko terhadap Minat Nasabah Menggunakan Mobile Banking