• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA PERSONIL POLRI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP TINDAK PENCEGAHAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DI UNIT PATROLI SAMAPTA POLRES METRO - Repositori UMMETRO

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH KINERJA PERSONIL POLRI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP TINDAK PENCEGAHAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DI UNIT PATROLI SAMAPTA POLRES METRO - Repositori UMMETRO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Perubahan Keempat UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”.

Sebagai negara hukum, Indonesia menganut sistem rule of law dimana hukum memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu negara dan ciri negara hukum terlihat dalam praktek administrasi pemerintahan Indonesia, yaitu adanya negara yang merdeka. dan peradilan yang tidak memihak dan pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia.

Menegakkan supremasi hukum di Indonesia terfokus pada aparat penegak hukum memegang peranan penting dalam pelaksanaan penegakan hukum itu Polisi. Hal ini tercantum dalam Pasal 13 undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menyatakan: bahwa “tugas Polisi adalah menjaga keamanan dan ketertiban Masyarakat menegakkan hukum dan menawarkan perlindungan, perlindungan dan Pelayanan kepada masyarakat”. Peran Polisi sebagai lembaga penegak hukum memainkan peran penting dalam memerangi kejahatan. Problem “kejahatan di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sering kali dipersoalkan oleh kalangan akademis, masyarakat maupun praktisi” hukum. Hal ini dikarenakan dampak “kejahatan tersebut dapat menimbulkan rasa tidak aman, kecemasan, ketakutan dan kepanikan ditengah” warga.

“Kejahatan merupakan bagian dari tindak pidana yang diatur dalam KUHP, KUHP itu sendiri membedakan tindak pidana menjadi tindak pidana kejahatan dan tindak pidana pelanggaran, mengenai tindak pidana kejahatan dirumuskan dalam Buku Kedua KUHP, sedangkan tindak pidana pelanggaran dirumuskan dalam Buku Ketiga KUHP”. Tindak pidana

“sendiri telah banyak dirumuskan definisinya. Ada yang melihatnya secara ringkas dan ada juga yang” lengkap.

Menurut (Ramdhany, N. (2019): 13) menjelaskan bahwa: “tindak pidana adalah suatu perbuatan manusia yang bertentangan dengan hukum, diancam dengan pidana oleh Undang- undang perbuatan manadilakukan oleh orang yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat di persalahkan pada si pembuat”.

Suatu kejahatan yang terjadi di masyarakat selalu meningkat dan menurun dari tahun ke tahun, dan tergantung dari warga masyarakat yang tingkat ekonominya kurang mampu, memiliki

1

(2)

tingkat pendidikan yang rendah dan menganggur “niat masyarakat untuk menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, salah satunya melakukan tindak pidana” pencurian.

Menurut KUHP pencurian adalah “mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain dengan cara melawan hukum, dan untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada pasal 362 KUHP”.

Pasal 362 KUHP yang berbunyi:

“Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hokum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh juta rupiah”.

Menurut (Saputra, R. P. (2019: 8), bahwa:

“Tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok seperti yang diatur Pasal 362 KUHP terdiri dari unsur subjektif yaitu dengan maksud untuk menguasai benda tersebut secara melawan hukum dan unsur-unsur objektif yakni, barang siapa, mengambil, sesuatu benda dan sebagian atau seluruhnya kepunyaan orang lain”.

Tindak pidana pencurian khususnya kendaraan bermotor memerlukan kerjasama antara aparat penegak hukum dengan masyarakat. Karena pembatasan yang diberlakukan oleh aparat penegak hukum, khususnya KePolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), keterlibatan masyarakat juga sangat diperlukan untuk mencegah kejahatan seperti pencurian mobil.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Satuan Reserse pada satu tahun terakhir 2020 jumlah kasus pencurian kendaraan bermotor sebagai berikut:

Table 1. Jumlah Kasus Pencurian Kendaraan Bermotor 2018 sampai 2020 di Kota Metro.

No Bulan Periode/Tahun

2020

1 Januari 18

2 Februari 16

3 Maret 8

4 April 14

5 Mei 16

6 Juni 10

7 Juli 14

8 Agustus 19

9 September 13

10 Oktober 13

11 November 15

12 Desember 8

Total 164

Sumber: Polres Metro, 2021.

Dari tabel 1 dapat di lihat bahwa pada kasus dengan kode (C3) pencurian kendaraan bermotor mengalami kenaikan di bulan januari, Februari, Mei, salah satu penyebab terjadinya

(3)

kasus pada bulan ini ialah faktor ekonomi, kelalaian masyarakat dalam mengamankan kendaraan, misalnya parkir sembarangan dan tidak menambah kunci pengaman tambahan “dan terjadi peningkatan kasus pencurian pada bulan Juli, Agustus dan November yang menjadi penyebab tahun ajaran baru atau masuknya siswa, dan banyaknya pengangguran di Kota Metro menjadi faktor utama untuk melakukan perbuatan” melawan hukum.

Oleh karena itu, dalam “mengatasi kasus seperti ini membutuhkan kinerja yang baik dari Polsek Samapta. Kinerja yang baik merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seluruh personel Polri termasuk” Samapta Polri. Visi dan misi organisasi yang dituangkan dalam Renstra Samapta Polisi Lalu Lintas Kinerja diukur terhadap kriteria atau standar yang ditetapkan oleh suatu organisasi atau kepolisian.

Kinerja pegawai Polri ditentukan oleh motivasinya, motivasi dan kinerja merupakan kunci untuk mencapai kinerja organisasi yang optimal. Organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional untuk mewujudkan visi dan mampu menjalankan misi organisasi.

Kinerja sumber daya manusia berkaitan dengan kekuatan setiap karyawan untuk melakukan tugas atau membentuk “keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi, sesuai dengan keterampilan, pengetahuan, dan” kemampuannya. Kinerja sumber daya manusia harus mampu mendukung pelaksanaan strategi organisasi agar dapat mencapai hasil yang optimal. “Kinerja karyawan yang tinggi akan sangat mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan”, (Hidayat, A. T., (2020: 7).

Kinerja menurut Notoatmodjo adalah “kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakannya, kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya”. Dari batasan-batasan yang ada dapat dirumuskan bahwa

“kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat ditampilkan atau penampilan kerja seorang karyawan. Dengan demikian kinerja seorang karyawan dapat diukur dari hasil kerja, hasil tugas, atau hasil kegiatan dalam ukuran waktu tertentu”. (Kurniasari, R. (2018: 32).

Menurut (Hidayat, A. T., (2020: 8) bahwa:

“pegawai harus selalu dimotivasi agar kinerja yang dihasilkan meningkat, sebab kejenuhan bekerja sering terjadi di tempat kerja. Apabila gejala ini terjadi pada diri karyawan, dapat dilihat ciri-cirinya seperti absensi (ketidak hadiran) meningkat, disiplin merosot, produktivitas menurun, labour turn over (tingkat keluar masuk karyawan masuk) makin tinggi, ada tuntutan karyawan yang tidak henti-hentinya, sampai pada gejala pemogokan”.

(Hidayat, A. T., (2020: 5). Juga menyatakan bahwa

“Motivasi berhubungan langsung dengan kinerja karyawan. Motivasi dapat dipastikan mempengaruhi kinerja, walaupun bukan satu-satunya factor yang membentuk kinerja, Kebutuhan adanya kekurangan fisiologis atau psikologis yang menimbulkan perilaku.

Teori motivasi berdasarkan hirarki kebutuhan dikemukakan Abraham Maslow

(4)

menyatakan bahwa kebutuhan manusia berjenjang dari psysiological, safety, social, dan self actualization”.

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Polri tidak lepas dari Peran perangkat itu sendiri merupakan pemain utama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga jelas staf Polri memiliki keterampilan yang handal dan berkualitas sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat menjadi lebih baik dan berkualitas unggul. Berdasarkan uraian tersebut keberhasilan penanggulangan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di kota metro menarik perhatian peneliti untuk melakukan study kasus di unit Samapta polres metro dengan judul “Pengaruh Kinerja Personil Polri dan Motivasi Kerja Terhadap Tindak Pencegahan Pencurian Kendaraan Bermotor di Unit Patroli Samapata Polres Metro”.

B. Identifikasi Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang di hadapi:

1. Masyarakat yang mendesak akan kebutuhan untuk perayaan hari raya idul fitri.

2. Belum optimalnya kinerja Personil Polri dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan.

3. Kurangnya motivasi kerja bagi pegawai sehingga berpengaruh terhadap kinerja Pegawai 4. Belum optimalnya pelayanan yang diselenggarakan oleh Polri dan peranan aparat

sebagai pelaku utama dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut juga dapat dihasilkan sebuah Rumusan Masalah yang dalam kesempatan ini penulis sampaikan adalah:

1. Apakah kinerja personil polri dipengaruhi oleh tindak pencegahan pencurian kendaraan bermotor ?

2. Apakah motivasi kerja dapat mempengaruhi tindak pencegahan pencurian kendaraan bermotor?

3. Apakah kinerja personil polri dan motivasi kerja berpengaruh terhadap tindak pencegahan pencurian kendaraan bermotor di unit patroli Samapta Polres Metro?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

(5)

1. Kinerja personil polri dalam tindak pencegahan pencurian kendaraan bermotor di unit Patroli Samapta Polres Metro.

2. Motivasi kerja dalam tindak pencegahan pencurian kendaraan bermotor diunit Patroli Samapta Polres Metro.

3. Kinerja personil polri dan motivasi kerja terhadap tindak pencegahan pencurian kendaraan bermotor diunit Patroli Samapta Polres Metro.

E. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian ini agar tidak sampai pada hal-hal diluar rumusan masalah yang ada maka, penelitian ini dibatasi hanya pada seputar pengaruh kinerja pegawai dan motivasi kerja dengan penanggulangan pencurian kendaraan bermotor diunit Patroli Samapta Polres Metro.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari riset ini ialah:

1. Manfaat penelitian bagi Unit Patroli Samapta Polres Metro ialah dapat menjadi acuan serta bahan pertimbangan untuk memberi motivasi kerja kepada pegawainya agar tercipta kinerja pegawai yang sesuai diharapkan.

2. Manfaat bagi personil polri Unit Patroli Samapta Polres Metro ialah sebagai motivasi dalam melaksanakan tugasnya sehingga tujuan yang di harapkan dari Samapta Polres Metro tercapai sesuai yang di targetkan.

G. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dan hasil riset ini, diharapakan dapat:

1. Kegunaan teoritis

Yaitu “bahan masukan dan informasi yang berguna untuk memverifikasi dan pengembangan konsep-konsep” di Unit Patroli Sat Polres Metro.

2. Kegunaan praktisi

Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap Unit Patroli Samapta Polres Metro.

3. Kegunaan Bagi Penelitian selanjutnya

Pertimbangan dalam “pengembangan penelitian lebih lanjut dalam konteks pengembangan dan proses keseluruhan.

H. Ruang Lingkup Penelitian

(6)

Untuk menentukan masalah yang diteliti, maka perlu dibatasi dalam ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Sifat Penelitian : Pengaruh

2. Subyek yang diteliti : Pegawai Unit Samapta Polres Metro

3. Variabel Penelitian : Kinerja Personil Polri dan Motivasi Kerja

4. Tempat Penelitian : Interpol Polres Metro 5. Waktu Penelitian : Juni 2021

(7)

Referensi

Dokumen terkait

In conclusion, the result of this research suggested that board of commissioners independence, audit committee size, audit committee meeting, firm performance, auditor type, and

2-A SUMMARY OF APPROVED BUDGET, UTILIZATIONS, DISBURSEMENTS AND BALANCES BY OBJECT OF EXPENDITURES As of the Quarter Ending December 31, 2017 Department : State Universities and