• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP DISIPLIN BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP DISIPLIN BELAJAR SISWA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP DISIPLIN BELAJAR SISWA

Novitalia1, Umbu Tagela2, Yustinus Windrawanto3

1,2,3

Universitas Kristen Satya Wacana

Co-Author: 132019017@student.uksw.edu - 083163029631

Info Artikel

Masuk : 12/12/2022

Revisi : 26/01/2023

Diterima : 14/05/2023 Alamat Jurnal

 https://ojs.uniska- bjm.ac.id/index.php/A N-NUR/index

Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia disseminated below https://creativecommons.

org/licenses/by/4.0/

Abstract : Adolescence is a transitional period from childhood.

Adolescence is marked by the search for identity, then in adulthood self is obtained little by little absorbed in the order of chronological age and spiritual age. This study aims to determine the effect of parenting style on the learning discipline of class XI students of the Fashion Design Department of SMK Negeri 1 Bancak. The approach in this study is a quantitative approach with comparative causal methods. The sampling technique used in this study was total sampling, so that the sample in this study amounted to 72 students of class XI, the Department of Fashion. Data collection tool using a questionnaire. Based on the results of the descriptive analysis, it was stated that the majority of parents applied permissive parenting with a percentage of 40.3%, and student learning discipline was in the sufficient category with a percentage of 53.8%. Based on simple linear regression analysis, it is stated that there is a significant effect of parenting style on student learning discipline, where parenting style has a contribution of 11.1%

Keywords: Parenting Style; Learning Discipline

(2)

PENDAHULUAN

Keluarga merupakan unit pertama di dalam masyarakat, di mana hubungan membentuk sebagian besar merupakan tahapan dalam proses sosialisasi anak. Ini menggambarkan interaksi antara anak dan orang tuanya. Interaksi ini memberikan pengetahuan, minat, keterampilan, nilai, perasaan dan sikap terhadap kehidupan. Semua orang tua ingin anak-anak mereka menjadi cerdas, disiplin belajar, berdedikasi, dll.

Orang tua akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya, agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, menjadi pribadi yang sukses. Rahayu dan Muhajang (2021) berpendapat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, termasuk disiplin belajar, adalah penerapan pola asuh orang tua. Setiap orang tua pasti memiliki cara tersendiri dalam mendidik anaknya agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam perkembangannya remaja masih harus bertanggung jawab kepada orang tuanya, dimana salah satunya adalah pertanggungjawaban berkenaan dengan belajar yang dilakukannya baik disekolah maupun dirumah. Orang tua perlu melakukan pengawasan terhadap perkembangan belajar remaja, apakah remaja tersebut memiliki kedisiplin dalam belajar, melakukan proses belajar sesuai yang semestinya atau tidak. Orang tua dapat mengembangkan disiplin belajar pada remaja dengan membuat suatu aturan bersama demi perkembangan belajar remaja tersebut. aturan tersebut harus ditaati oleh remaja maupun orang tua, karena aturan itu dibuat tidak secara sepihak dan menjadi pengikat dari kedua belah pihak.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas disiplin belajar merupakan salah satu aspek yang perlu dibina sejak awal dalam keluarga. Dengan perilaku disiplin belajar, individu akan memahami apa yang tidak dapat dilakukan sesuai dengan aturan yang diterapkan dalam kehidupan,seperti halnya seorang siswa, siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak lepas dari berbagai peraturan serta tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya.

Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap peraturan dan tata tertib yang diberlakukan disekolahnya merupakan cerminan perilaku disiplin belajar siswa.

Perilaku disiplin belajar diperlukan oleh siapapun, dan dimanapun. Begitu juga dengan siswa yang harus disiplin belajar dalam menaati tata tertib dan peraturan yang diberlakukan di Sekolah, dan Dirumah. Ramadona, et al (2020) menyatakan bahwa salah satu bentuk dari kedisiplinan belajar dapat dinampakan dari ketaatan mengikuti aturan dalam belajar.

Peraturan belajar yang harus ditaati bukan hanya peraturan sekolah akan tetapi juga peraturan yang ada dirumah. Peserta didik disebut disiplin bila dapat mengikuti aturan disekolah dengan baik dan tertib dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Kedisiplinan dalam belajar pada siswa juga dapat dilihat dari kepatuhan pada aturan dalam belajar dirumah yang diwujudkan dengan belajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan mampu mengerjakan tugas tepat waktu.

Selanjutnya bahwa disiplin belajar dapat membantu pembentukan masa depan secara lebih baik pada siswa, hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah dalam (Sari, 2016) menyatakan bahwa siswa dapat menjadi lebih maju dengan syarat harus memiliki disiplin dalam belajar yang baik di sekolah ataupun juga dirumah. Dengan memiliki kedisiplinan dalam belajar maka akan di dapatkan kesuksesan , serta memiliki keteraturan dalam kehidupan

(3)

Menurut Hurlock (Prastika, 2015), manusia dibentuk juga oleh lingkungannya, maka dalam pembentukan disiplin belajar diri, individu dituntut untuk mengenali setiap unsur yang ada di sekelilingnya. Tanpa mengenali lingkungan akan mengakibatkan kesulitan dalam mebentuk disiplin belajar diri, karena individu cenderung kesulitan menangkap kondisi diri dan lingkungannya. Berdasarkan pendapat tersebut, perilaku disiplin belajar siswa dapat dipengaruhi oleh unsur lingkungan yang ada disekitarnya, dan salah satu unsur lingkungan yang terdekat dari siswa adalah lingkungan keluarga. Pengelolaan keluarga mencakup gaya pengasuhan yang akan berkontribusi pada perkembangan anak. Salah satu aspek atau faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa adalah peran orang tua dalam mengasuh anak,atau disebut dengan pola asuh. Disiplin belajar harus diajarkan kepada anak sejak dini. Hurlock (Prastika, 2015) menyatakan bahwa terdapat beberapa unsur dalam disiplin belajar yaitu peraturan, hukuman, penghargaan, serta konsistensi.

Membahas mengenai lingkungan keluarga, maka akan melibatkan pola asuh orang tua yang digunakan dalam mendidik anak. Pola asuh orang tua menurut Sanjiwani (Ramadhani dkk, 2018) menyatakan bahwa pola asuh merupakan cara bagaimana orangtua dalam melakukan interaksi dengan anaknya secara total dimana hal tersebut meliputi proses pemeliharaan, perlindungan serta pengajaran bagi anak. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa pada dasarnya orang tua memiliki tugas bukan hanya pada memberikan perlindungan, memberikan penghidupan namun juga orang tua memiliki tugas untuk memberikan pengajaran bagi anaknya. Wahy (2012) menyatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, karena dalam keluarga inilah seorang anak manusia pertama sekali mendapatkan pendidikan dan bimbingan.

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak, yang kemudian dapat dinyatakan bahwa orang tua memiliki peran bukan hanya memberikan kebutuhan jasmani saja, namun tugas utama orang tua yang tidak dapat ditinggalkan adalah mendidik anaknya untuk menjadi pribadi yang memiliki kedisiplinan serta kemandirian.

Hurlock (Prastika, 2015) menjabarkan bahwa ada tiga jenis pola asuh orang tua. Jenis pola asuh pertama adalah pola asuh otoriter yang dapat dimaknaik bahwa orang tua mengasuh anak dengan harapan anak dapat memiliki kepatuhan yang mutlak, anak harus tunduk terhadap kehendak atau keinginan orang tuanya. Jenis pola asuh ini memiliki ciri ciri suka menghukum, kurang kasih sayang, semua perintah orang tua harus dilakukan, tidak ada toleransi, kontrol perilaku pada anak sangat ketat, suka mendikte, serta banyak larangan (Sari, 2020).

Merujuk hal tersebut di atas, terdapat beberapa hasil penelitian, diantaranya. Jessicasari dan Hartati (2014) dalam penelitiannya mengenai pola asuh orang tua dan lingkungan sekolah dalam pengaruhnya terhadap kedisiplinan siswa menyatakan terdapat pengaruh dari pola asuh orang tua terhadap kedisiplinan siswa dalam pembelajaran. Hafidz (2017) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pola asuh siswa terhadap kedisiplinan belajar menyatakan bahwa hasil penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh dari pola asuh orang tua terhadap kedisplinan belajar siswa. Berbeda dengan dua hasil penelitian diatas Widana (2016) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap disiplin belajar siswa. Arifin & Ummah (2018) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Keluarga Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa menyatakan bahwa Ada pengaruh positif antara pola asuh orangtua tunggal dalam keluarga terhadap kedisiplinan belajar siswa, serta penelitian yang dilakukan oleh

(4)

Ramadona dkk (2020) dan penelitian yang dilakukan oleh Alisya dkk (2022) yang menyatakan ada pengaruh yang siginifikan pola asuh orang tua terhadap kesiplinan peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di SMK N 1 Bancak yaitu Bapak Surya Yoga Saputra yang dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2022 menyatakan bahwa ditemukan banyak siswa yang tidak disiplin belajar seperti datang terlambat, berpakaian seragam tidak lengkap, tidak mengerjakan tugas, mengganggu peserta didik di kelas lain, berada di luar pada waktu pelajaran, merusak sarana, prasarana sekolah dan bentuk tindakan lainnya yang mencerminkan tidak disiplin belajar siswa. Kondisi faktual bahwa di Kecamatan Bancak secara umum, sebagian besar siswa tidak tinggal bersama orang tua dikarenakan banyak dari orang tua yang bekerja di luar pulau pada perkebunan kopi dan kelapa sawit yang menyebabkan perhatian orang tua menjadi kurang. Lebih lanjut pada wawancara yang dilakukan kepada lima siswa didapatkan informasi bahwa tiga dari lima siswa tinggal sendiri dirumah, tidak tinggal serumah bersama keluarganya, sedang dua yang lain mereka tinggal bersama dengan kakek dan nenek. Menurut penuturan siswa tersebut, mereka sering terlambat bangun karena tidak mendengar alarm, sehingga mengakibatkan mereka sering datang terlambat di sekolah. menurut penuturan siswa tersebut orang tua mereka kerja di luar pulau, dan mereka tidak tentu untuk bisa bertemu dengan orang tua, bisa tiga bulan atau bahkan enam bulan sekali sehingga menurut siswa tersebut mereka bebas tidak melakukan proses belajar dirumah karena tidak ada orang tua yang mengharuskan mereka belajar.

Mereka lebih cenderung memilih bermain dengan teman temannya sampai larut malam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap disiplin belajar siswa kelas XI Tata Busana SMK N 1 Bancak. Lebih lanjut berdasarkan penjabaran mengenai kondisi peserta di sekolah tersebut yang kemudian menjadi dasar diambilnya topik mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap disiplin belajar siswa kelas XI SMK Negeri 1 Bancak.

METODE

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode kausal komparatif (causal comparative research) dimana penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini menggunakan variabel pola asuh sebagai variabel bebas dan disiplin belajar sebagai variabel terikat. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dimana populasi yaitu siswa jurusan Tata busana yang terbagi menjadi dua kelas dengan total 72 siswa menjadi sampel dalam penelitian ini. Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan angket pola asuh orang tua dan angket disiplin belajar siswa

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XI Jurusan Tata Busana di SMK Negeri 1 Bancak, Kabupaten Semarang. Analisis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana, dimana sebelumnya harus dilakukan uji asumsi dengan dengan uji normalitas, linearitas.

(5)

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, antara variabel terikat dan variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat berdasarkan hasil Analisis Kolmogorov–Smirnov Test. Hasil uji analisis normalitas menunjukan bahwa data berdistribusi normal dengan didapatkan probabilitas yang lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada tabel 4.1 yaitu hasil Uji Normalitas, didapatkan nilai signifikansi adalah 0,200. Nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar daripada 0,05 (0,200 > 0,05).

Uji linearitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dua variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Data yang baik seharusnya memiliki hubungan linier antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil uji linearitas penelitian ini yakni diperoleh Deviation from Linearity Sig. sebesar 0,377 yang lebih besar dari 0,05 (0,377 >

0,05). Artinya ada hubungan linear yang signifikan antara variabel pola asuh orang tua dengan variable disiplin belajar siswa. Selanjutnya, mengacu pada output di atas, diperoleh pula nilai F hitung sebesar 1,114 < 3,97 (Fhitung < Ftabel). Artinya, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara signifikan antara pola asuh orang tua dengan variabel disiplin belajar siswa, sehingga syarat untuk uji linearitas telah dipenuhi.

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari penelitian homogen atau tidak serta untuk mengetahui apakah data masing-masing kelompok sama ataukah tidak. Berdasarkan hasil uji homogenitas pada penelitian ini dapat dinyatakan bahwa variabel pola asuh orang tua dengan disiplin belajar siswa homogeny yang dibuktikan dengan didapatkannya nilai angka signifikansi pada variabel pola asuh orang tua dan disiplin belajar siswa sebesar 0,648. Sehingga nilai tersebut lebih besar ketimbang angka probabilitas 0,05 (0,648 > 0,05).

Berdasarkan hasil uji asumsi yang telah dilakukan dengan uji normalitas, linearitas, dan homogenitas dinyatakan semua uji sudah memenuhi syarat dan lebih lanjut dapat dilakukan uji deskriptif serta uji analisis regresi linier sederhana.

Berdasarkan hasil pengolahan deskriptif selanjutnya dapat disusun distribusi frekuensi pola asuh orang tua dan disiplin belajar siswa kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Bancak sebagai berikut:.

Tabel 1. Tabel Distribusi Pola Asuh Orang Tua

No Kategori F %

1 Pola Asuh Otoriter 16 22,2 %

2 Pola Asuh Demokratis 27 37,5%

3 Pola Asuh Permisif 29 40,3%

Jumlah 72 100%

Berdasarkan tabel di atas, maka mayoritas kategori pola asuh orang tua di SMK Negeri 1 Bancak berada pada jenis pola asuh permisif dengan jumlah 29 orang (40,3%), pola asuh demokratis 27 (37,5%), dan pola asuh otoriter menjadi yang paling sedikit dengan jumlah 16 (22,5%).

(6)

Lebih lanjut dibawah ini adalah distribusi frekuensi variabel disiplin belajar siswa:

Tabel 4.2 Tabel Uji Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 103,284 14,930 6,918 ,000

Pola_asuh ,519 ,176 ,333 2,954 ,004

a. Dependent Variable: Disiplin_belajar

Selanjutnya, mengacu pada tabel Coefficientsa di atas, diketahui bahwa nilai constant (a) sebesar 6,918, sedangkan nilai koefisien regresi (b) sebesar 0,519. Artinya setiap penambahan 1% nilai X, maka nilai Y bertambah sebesar 0,701. Didapatkan pula nilai probabilitas (p) = 0,004 atau dengan kata lain (0,004 < 0,05) yang artinya bahwa ada pengaruh signifikan antara pola asuh orang tua terhadap disiplin belajar siswa. Kemudian, dari pengolahan di atas juga diperoleh nilai t guna mencari pengaruh variabel pola asuh orang tua terhadap disiplin belajar yang menghasilkan koefisien (t) = 2,954. Nilai ttabel untuk n = 70 adalah 1,996. Sehingga thitung > ttabel (2,954> 1,996). Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh signifikan pola asuh orang tua terhadap disiplin belajar siswa.

Tabel 4.4 Hasil Uji Anova ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1452,009 1 1452,009 8,729 ,004b

Residual 11643,991 70 166,343

Total 13096,000 71

a. Dependent Variable: Disiplin_belajar b. Predictors: (Constant), Pola_asuh

Berdasarkan tabel ANOVAb di atas, diketahui bahwa nilai Fhitung adalah sebesar 8,729 dengan signifikansi yang diperoleh adalah 0,004b < 0,05, yang artinya ada pengaruh yang signifikan pola asuh orang tua terhadap disiplin belajar siswa

Tabel 4.5 Hasil Uji Besaran Pengaruh Variabel Xterhadap Y Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,333a ,111 ,098 12,89739

a. Predictors: (Constant), Pola_asuh b. Dependent Variabel: Disiplin_Belajar

(7)

Selanjutnya pada tabel model summary terdapat nilai R Square yang dimaksudkan untuk mengetahui besarnya nilai koefisien determinasi. Nilai R Square adalah sebesar 0,111, sehingga nilai Koefisien Determinasi adalah sebesar nilai R Square dikalikan seratus persen (0,111 x 100%) yaitu sebesar 11,1%. Hal ini dapat diartikan bahwa pola asuh orang tua memiliki kontribusi terhadap disiplin belajar siswa sebesar 11,1%, sedangkan sisanya yaitu 88,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis, dinyatakan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua terhadap disiplin belajar siswa SMK Negeri 1 Bancak. Hal ini ditunjukkan dengan thitung (2,954) > ttabel (2,035) serta nilai p sebesar (0,004) < 0,05.

Artinya bahwa, tinggi rendahnya disiplin belajar siswa di SMK Negeri 1 Bancak sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan anak atau peserta didik.

penerapan pola asuh yang kurang sesuai akan berdampak terhadap perkembangan kepribadian anak/ peserta didik yang kurang baik pula.

Mayoritas pola asuh orang tua siswa di SMK Negeri 1 Bancak berada pada jenis pola asuh permisif. Hal ini dimengerti karena pada dasarnya di masyarakat Kecamatan Bancak banyak orang tua yang bekerja di luar pulau. Kebanyakan orang tua di kecamatan bancak bekerja di perkebunan kelapa sawit maupun perkebunan kopi di Sumatra. Dikarenakan banyak orang tua yang bekerja di luar pulau kemudian siswa hanya tinggal dengan ibu, kakek atau nenek ataupun juga dititipkan di kerabat terdekat, sehingga perhatian orang tua masih dirasakan kurang. Orang tua berfokus pada mencari nafkah dan biaya untuk pendidikan anak sehingga perhatian serta pola asuh bukan menjadi prioritas dan anak lebih cenderung dibiarkan.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Jessicasari dan Hartati (2014), Hafidz (2017), Arifin & Ummah (2018), dan Ramadhona (2020) yang menyatakan bahwa pola asuh orang tua sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin belajar siswa SMAN 3 Sidoarjo. Sejalan dengan hasil penelitian Muhammad Hafidz (2017) yang menghasilkan kesimpulan bahwa adanya pengaruh signifikan dari pola asuh orang tua terhadap kedisplinan belajar siswa SMPIT Al-Mukminun Metro. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Arifin & Ummah (2018), Ramadona dkk (2020). Lebih lanjut penelitian ini menolak hasil penelitian yang dilakukan oleh Widana (2016) yang menyatakan pola asuh orang tua tidak memiliki pengaruh terhadap disiplin belajar siswa.

Rahayu dan Muhajang (2021) yang menyatakan bahwa bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin belajar, adalah faktor orang tua dimana didalamnya terdapat penerapan pola asuh orang tua. Pola asuh orang tua diterapkan dalam setting keluarga, dimana pola asuh akan dapat membentuk kepribadian anak / peserta didik. Keadaan keluarga memiliki peran terhadap perkembangan pribadi anak serta menjadi faktor pendukung atau penghambat dalam perkembangan anak, salah satunya adalah berkaitan dengan pembinaan disiplin. Orang tua berperan penting dalam menanamkan disiplin dalam keluarga. Orang tua tidak hanya mengajarkan disiplin, namun juga memberikan contoh yang baik sebagai teladan

(8)

bagi anak (Unarjan, 2003). Keadaan keluarga terkhusus pada jenis pola asuh orang tua akan memiliki pengaruh terhadap perkembangan disiplin belajar siswa.

Penerapan pola asuh otoriter yang berlebihan akan menimbulkan perilaku yang berbeda pada anak atau peserta didik. Sari (2020) menyatakan bahwa pola asuh otoriter sama dengan pola asuh memaksa, kedaulatan pengambilan keputusan hanya dilakukan oleh orang tua dan anak harus melakukanya. Dengan penerapan pola asuh otoriter dimana segala sesuatu harus sesuai dengan kemauan orang tua akan membawa pengaruh bahwa siswa dapat memiliki disiplin ketat sesuai kemauan orang tua, namun hal yang negatif muncul bahwa siswa menjadi kurang perhatian, harus terpaku pada perintah dari orang tua siswa mendapatkan hukuman apabila tidak sesuai dengan kehendak orang tua yang kemudian berakibat bahwa siswa akan kurang dapat mengembangkan disiplin dalam belajarnya, dan hanya menjalankan sesuai instruksi orang tua saja.

Pola Asuh Demokratis merupakan jenis pola asuh dimana orang tua mampu menggunakan diskusi, argumen, memperhatikan pendapat anak dan mempertimbangkan kemauan anak. Dengan penggunaan pola asuh terhadap anak maka orang tua dapat melakukan diskusi mengenai apa yang anak kehendaki yang kemudian disinergikan dengan harapan orang tua. Pola asuh ini tidak kaku karena anak dapat mengungkapkan keluh kesah dan juga berjalan dengan luwes. Pola asuh ini dapat memancing siswa untuk dapat bertanggung jawab terhadap belajarnya.

Pola asuh permisif cenderung mengabaikan anak, tidak konsisten dalam menerapkan aturan, memberikan perlindungan dan kasih sayang yang berlebihan. Akibatnya anak cenderung tidak banyak belajar tentang perilaku yang dapat diterima dan tidak diterima (unacceptabel behaviour), tidak memiliki disiplin diri, cenderung kurang percaya diri, impulsif, sulit mengambil keputusan tentang diri sendiri. Pola asuh permisif ini yang tejadi pada mayoritas orang tua di kecamatan Bancak, dimana siswa mendapatkan pembiaran dari orang tua dan kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, siswa menjadi kurang berminat untuk belajar serta mereka lebih senang berada di sekitar temannya dan meninggalkan aktivitas utama sebagai seorang pelajar.

Disiplin belajar perlu dikembangkan sejak dini. Seperti pendapat Hurlock (Prastika, 2015) dimana disiplin dalam belajar perlu dibentuk. Pembentukan disiplin belajar dapat melalui beberapa hal, yang pertama adalah Peraturan, peraturan dalam hal ini bertujuan untuk bekal anak dalam bentuk pedoman perilaku. Peraturan sangat diperlukan dalam penanaman disiplin sebagai pedoman hal yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk dilakukan.

Kedua adalah Hukuman, hukuman ini sebagai bentuk karena anak melakukan suatu kesalahan. Hukuman yang baik adalah hukuman yang diberikan secara tidak berlebihan, karena hukuman yang diberikan secara berlebihan justru akan menimbulkan perlawanan dari anak. Perlu adanya penghargaan apabila anak atau peserta didik melakukan hal yang positif.

Hukuman dan penghargaan (reward &punishment) menjadi penting dalam pengembangan disiplin utamanya disiplin belajar bagi anak atau peserta didik. hal terakhir untuk memupuk kedisiplinan peserta didik atau anak adalah dengan adanya konsistensi, tanpa adanya konsistensi maka disiplin belajar akan menjadi sulit untuk diwujudkan, karena konsistensi ini pada dasarnya mempunyai tiga peran yang penting, yaitu mempunyai nilai mendidik yang besar, nilai motivasi yang kuat, serta mempertinggi penghargaan.

(9)

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap disiplin belajar siswa kelas XI Jurusan Tata Busana SMK Negeri 1 Bancak, Kab. Semarang. Hal ini ditunjukkan dengan thitung (2,954) > ttabel (2,035) serta nilai p sebesar (0,004) < 0,05. Artinya bahwa, tinggi rendahnya disiplin belajar siswa di SMK Negeri 1 Bancak sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan anak atau peserta didik. penerapan pola asuh yang kurang sesuai akan berdampak terhadap perkembangan kepribadian anak/ peserta didik yang kurang baik pula

Berdasarkan pembahasan selanjutnya dapat diajukan saran bagi pihak terkait, yaitu Guna mencapai tujuan dalam pengembangan disiplin dalam belajar bagi peserta didik.

Rekomendasi bagi guru BK selaku pelaksana tugas Bimbingan dan Konseling di sekolah dalam upaya pengembangan disiplin belajar bagi siswa adalah merencanakan dan melaksanakan layanan BK yang berkaitan dengan pengembangan disiplin belajar bagi siswa, selain itu guru BK dapat menyelenggarakan program parenting bagi orang tua siswa dimana didalam kegiatan program tersebut memberikan pemahaman bahwa pola asuh orang tua akan memberikan dampak terhadap perkembangan disiplin bagi siswa. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi orang tua bahwa anak dapat berkembang dalam banyak hal salah satunya dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua, maka dari itu implementasi terhadap pola asuh demokratis dapat diterapkan oleh orang tua.

REFERENSI

Arifin, Andi Agustan & Ummah, Dewi Mufidatul. (2018). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Keluarga Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa. Jurnal Konseling Andi Matappa Volume 2 Nomor 1 Februari 2018. Hal 52-57

Alisya, Silvina Nur, Oktavianti, Ika, & Setiawan, Deka. (2022). Pola Asuh Orang Tua Untuk Membentuk Kedisiplinan Belajar Anak Kelas V Di Desa Karangrowo. Jurnal Inovasi Penelitian Vol.2 No.8 Januari 2022

Hafidz, M. (2017). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplin belajaran Belajar Siswa Di SMPIT Al-Mukminun Metro. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Metro

Jessicasari, A., & Hartati, S.C.Y. (2014). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan Sekolah terhadap Kedisiplin belajaran Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Studi pada kelas XI di SMAN 3 Sidoarjo). Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.2(3):661-666.

Prastika, Dewi. (2015). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Disiplin Siswa Kelas XI IPA I, III dan IV SMA N 3 Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Rahayu, Sri Puji, & Muhajang, Tatang. (2021). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Disiplin Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri Sukahati 01. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda) Volume 04, Nomor 02, Juli 2021, Hal.

174 – 177. http://journal.unpak.ac.id/index.php/jppguseda e-ISSN: 2623-0232

(10)

Ramadhani, M.R., Fernanda, R., Sari, R., Lubis, Hairani. (2018). Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Peduli Lingkungan. Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 61-70

Ramadona,M., Anjani, Anita Riskia, & Putriani, Ria. (2020). Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Kedisiplinan Peserta Didik Di SMK Teknindo Jaya Depok. Research and Development Journal Of Education Vol. 6 No. 2 April 2020, Pp : 13 – 23

Sari, Chintia W. P. (2020). Pengaruh Pola Asuh Otoriter Orang Tua Bagi Kehidupan Sosial Anak. Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol 2 (1) Tahun 2020 Halaman 76-80

Sari, Yuliana DJ. (2016). Hubungan Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar IPS. Skripsi.

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Bandar Lampung Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta

Unarjan. (2003). Manajeman Disiplin Belajar. Jakarta : PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wahy, Hasbi. (2012). Keluarga Sebagai Basis Pendidikan Pertama Dan Utama. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL. XII NO. 2, 245-258

Widana, N. N. W. S. S. (2016). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Disiplin belajar Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Singaraja. Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi,7(2).https://docplayer.info/46022564

Referensi

Dokumen terkait

Analysis using SEM (AMOS) shows several findings: compensation fairness affects psychological meaningfulness; fairness compensation has no effect on