• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pola kepemimpinan kepala sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh pola kepemimpinan kepala sekolah"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi: Pengaruh Pola Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMA Negeri 13 Makassar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMA Negeri 13 Makassar. Prestasi kerja yang dihasilkan oleh para guru tersebut merupakan hasil dari pola kepemimpinan kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga pendidikan yang selalu menggerakkan, mengarahkan dan memotivasi para guru agar bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji secara empiris tentang “Pengaruh Pola Kepemimpinan Kunci Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Guru di SMAN 13 Makassar”.

Rumusan Masalah

Keberhasilan guru dalam mencapai tujuan sekolah merupakan salah satu prestasi kerja yang ditunjukkan guru, yang bersumber dari kemampuan dan motivasinya.

Tujuan Penelitian

Manfaat Hasil Penelitian

Pola Kepemimpinan Kepala Sekolah a. Pola

Jika ketiga pengertian di atas digabungkan, yaitu kepala sekolah dan sekolah, maka lahirlah istilah kepala sekolah. Soewadji (1984:68) mengatakan sehubungan dengan hal tersebut “kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang tugas dan tanggung jawabnya adalah mengembangkan mutu sekolah”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang memimpin suatu sekolah yang diangkat secara resmi melalui suatu surat keputusan dengan memanfaatkan segenap potensi pendidikan yang ada di sekolahnya dan bertanggung jawab penuh demi kelancaran jalannya sekolah. proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

Dengan kata lain, perilaku kepemimpinan kepala sekolah merupakan sikap yang ditunjukkan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru di sekolah sebagai bagian dari peningkatan mutu pendidikan.

Tugas Pokok Kepala Sekolah

Upaya ini dilakukan secara terus menerus atau konsisten, sehingga memungkinkan adanya efek atau dampak positif dari upaya sutradara tersebut. Oleh karena itu, kemampuan memimpin kepala sekolah secara efektif merupakan kunci untuk menjadi manajer yang efektif. Sebagai seorang pendidik, kepala sekolah harus mampu membujuk dengan pendekatan halus, agar guru, staf dan siswa yakin akan kebenarannya, merasa perlu dan mempertimbangkan pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam mental, moral, jasmani dan rohani. . aspek estetika kehidupan seseorang atau sekelompok orang.

Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, seorang kepala sekolah hendaknya mampu membagi dan mendistribusikan pekerjaan dengan membentuk satuan kerja, sesuai dengan besar kecilnya sekolah yang dipimpinnya. Disiplin guru di sekolah pada hakikatnya adalah sikap atau perilaku yang ditunjukkan guru dalam menaati peraturan di bidang kepegawaiannya, khususnya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa disiplin berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku yang ditunjukkan, baik sesuai dengan peraturan atau kaidah yang berlaku, misalnya guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.

Oleh karena itu, disiplin kerja berkaitan dengan ketaatan guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kompetensinya, khususnya dalam kegiatan pendidikan dan pedagogi. Hak guru adalah hak mendapat gaji, hak pengembangan profesi, hak bantuan sosial, dan hak perlindungan hukum baik dalam melaksanakan tugasnya maupun dalam melaksanakan haknya. Dalam melaksanakan tugasnya, guru berhak atas perlindungan berupa rasa aman dan jaminan keamanan oleh pemerintah, pemerintah daerah, badan hukum penyelenggara pendidikan, satuan pendidikan, organisasi profesi dan/atau masyarakat di wilayahnya. sesuai dengan kewenangan yang berwenang;

Guru memperoleh rasa aman dan jaminan keamanan dalam melaksanakan tugasnya melalui perlindungan hukum, profesi, keselamatan dan kesehatan kerja; Jadi, perlindungan guru diberikan dengan tujuan untuk menciptakan rasa aman bagi guru dalam melaksanakan tugas mulianya sebagai pendidik profesional, agar guru tidak terbebani dengan permasalahan eksternal yang dapat mengganggu kenyamanan guru dalam melaksanakan tugasnya.

Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja GuruKerja Guru

Ketiga upaya di atas harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah, serta dalam memaksimalkan kegiatan pengelolaan sekolah. Kami berharap dengan perilaku yang ditunjukkan kepala sekolah melalui upaya tersebut, para guru dapat menjalankan tugasnya secara bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin dan pengawas sekolah mempunyai peranan penting dalam mewujudkan sistem manajemen sekolah yang unggul dan efektif.

Pemimpin sekolah yang profesional dan memenuhi persyaratan kualifikasi pemimpin sekolah serta mampu melihat dan memanfaatkan potensi sumber daya sekolah dapat menjamin terselenggaranya sekolah yang efektif. Jadi kepala sekolah sebagai pengawas mempunyai tugas memantau, melaksanakan dan menggunakan hasil supervisi untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran dan pendidikan. Kepala Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) sebagai berikut; a) Status sebagai guru SD/MI;

Kepala Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) sebagai berikut; a) Status guru SMP/MTs; Kepala Sekolah Menengah Atas atau Madrayah Aliyah (SMA/MA) sebagai berikut; a) Status guru GŠU/MA; Mengelola hubungan antara sekolah/madrasah dan masyarakat untuk mencari ide, sumber belajar dan pendanaan sekolah/madrasah.

Memiliki motivasi yang kuat untuk berhasil menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin sekolah/madrasah.

Kerangka Pikir

Hipotesis

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan korelasional yang pada prinsipnya dapat digunakan dari salah satu metode yang ada. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena data penelitian yang diperoleh menggunakan angka-angka dan analisis statistik. Pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk penelitian yang melibatkan populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak, pengumpulan data melibatkan penggunaan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan.

Dari penjelasan di atas, maka penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif atau bisa disebut deskriptif kuantitatif karena dalam penelitian ini peneliti menganalisis dan mengklasifikasikan dengan menggunakan kuesioner dan menemukan suatu fenomena dengan menggunakan perhitungan dasar.

Lokasi dan Objek Penelitian

Definisi Operasional Variabel

“Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek-obyek atau subyek-subyek yang mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiono, 2008: 115). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh guru dan kepala sekolah termasuk tenaga tetap (PTT) di SMAN 13 Makassar. Observasi dalam melakukan penelitian adalah suatu metode pengamatan langsung dan pengamatan dengan tujuan mengumpulkan data atau observasi langsung di lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.

Arikunto menyatakan bahwa “kuesioner adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang bersifat pribadi atau diketahuinya”. Dalam penelitian ini, metode angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang pola kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMAN 13 Makassar. Kuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dengan empat pilihan jawaban, Responden yang tercakup dalam kuesioner harus memilih salah satu jawaban dalam kuesioner.

Data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara langsung dengan objek penelitian dan sampel. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang ada, data yang diperoleh dari informan yang tidak berkaitan langsung dengan masalah penelitian.

Tabel 3.1 Daftar nama Guru-guru SMAN 13 Makassar.
Tabel 3.1 Daftar nama Guru-guru SMAN 13 Makassar.

Teknik Analisis Data

Analisis Deskriptif Kualitatif

Dari hasil survei tabel diatas terlihat 11 dari 27 atau 40,8% menyatakan bahwa kepala sekolah SMA Negeri 13 Makassar suka mengambil keputusan dengan cepat, 14 dari 27 responden atau 51,8%. 2 dari 27 responden atau 7,4% menyatakan bahwa kepala sekolah SMA Negeri 13 Makassar terkadang suka dan cepat mengambil keputusan. Dari hasil survei pada tabel diatas terlihat 9 dari 27 atau 33,4% menjawab bahwa kepala sekolah SMA Negeri 13 Makassar selalu memberikan contoh keteladanan kepada guru, 14 dari 27 responden atau

Dari hasil penelitian pada tabel diatas terlihat bahwa 2 dari 27 atau 7,4% menyatakan bahwa kepala sekolah SMA Negeri 13 Makassar selalu bersikap adil dalam memperlakukan bawahannya, 19 dari 27 responden atau 70,4% menyatakan bahwa kepala sekolah SMA Negeri 13 Makassar sering bersikap adil dalam memperlakukan rakyatnya. Hasil penelitian pada tabel di atas menggambarkan bahwa 24 dari 27 atau 88,8% menyatakan selalu salat berjamaah di depan mata. Dari hasil penelitian pada tabel diatas terlihat 6 dari 27 atau 22,2% menyatakan bahwa guru di SMA Negeri 13 Makassar berpedoman pada kurikulum dan RPP yang dibuat, 18 dari 27 responden atau 66,6%.

3 dari 27 atau 11,2% menyatakan bahwa guru SMA Negeri 13 Makassar terkadang menguasai mata pelajaran yang dikerjakannya. 3 dari 27 responden atau 11,2% mengatakan bahwa guru SMA Negeri 13 Makassar terkadang membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari hasil penelitian pada tabel diatas menunjukkan bahwa 6 dari 27 atau 22,3% menyatakan guru SMA Negeri 13 Makassar selalu mendapatkannya.

Dari hasil penelitian pada tabel diatas terlihat bahwa 4 dari 27 atau 14,8% mengatakan bahwa guru SMA Negeri 13 Makassar selalu bekerja secara tim di sekolah, 15 dari 27 responden atau 55,5% mengatakan bahwa guru SMA Negeri 13 Makassar Anda sering bekerja sebagai tim di sekolah. 8 dari 27 atau 29,7% mengatakan bahwa guru SMA Negeri 13 Makassar terkadang bekerja dalam tim di sekolah.

Tabel 4.2 : Kepala sekolah melakukan pembinaan melalui perorangan Indikator 2
Tabel 4.2 : Kepala sekolah melakukan pembinaan melalui perorangan Indikator 2

Analisis Korelasi

Pembahasan

Selanjutnya penulis menghitung koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah (X) terhadap kinerja guru (Y). Perhitungan Koefisien Determinasi (KD) yang penulis gunakan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah (X) terhadap kinerja guru (Y) adalah sebagai berikut dengan (r = 0,81). Mengingat nilai KD sebesar 65% dan nilai RXY = 0,81 (tinggi), maka Ha menunjukkan Jika thit > ttab= Ha diterima dan thit< ttab= Ho ditolak.

Dengan hasil penelitian di atas menunjukkan nilai rxy, maka hipotesis kerja Ha menyatakan bahwa: terdapat pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 13 Makassar. Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru yang ditunjukkan dari hasil perhitungan koefisien korelasi (r) yaitu sebesar 0,81. Memperhatikan besarnya rxy (yaitu = 0,81) yang berada pada interval tersebut berarti terdapat korelasi positif antara variabel X dengan variabel Y termasuk korelasi yang tinggi.

Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru ditunjukkan dari hasil perhitungan koefisien determinasi dengan hasil sebesar 65,61%.

Saran

2012. Pengertian dan Jenis Metode Deskriptif (http://idtesis.com/method-descriptive/) (diakses 13 Agustus 2016). Widisudharma.weebly.com/method-penelitian-ssisi.html ) (diakses 07 Juli 2015).

Variabel (X) Kepemimpinan Kepala Sekolah

Variaabel (Y) Kinerja Guru

Apakah Anda mencoba menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran? Apakah berangkat dan pulang kerja selalu sesuai dengan peraturan jam kerja sekolah? Bisakah Anda mengisi dengan guru lain jika ada pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan?

Apakah Anda selalu mendapatkan penjelasan yang baik dari manajer jika ada pekerjaan yang tidak Anda pahami?

Gambar

Gambar 2.2 Bagan Kerangka PikirKepemimpinan Kepala sekolah (X)
Tabel 3.1 Daftar nama Guru-guru SMAN 13 Makassar.
Tabel 3.2 :Interprestasi
Tabel 4.1 : Kepala sekolah melakukan pembinaan melalui rapat Indikator 1 selalu Sering kadang jarang Tdk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan Sanksi Dalam UU iTE --- No Sanksi Dalam UU ITE Responden Persentase --- 1 Mengetahui 0 0 2 Tidak Mengetahui 400 100% --- Jumlah 400 100% --- Sumber: Hasil