• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DEVIDEN DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DEVIDEN DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DEVIDEN DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN

Hidayah Wiweko, dan Meiyana Eka Martianis LT

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

hidayah.wiweko@feb.unila.ac.id dan Meiyana.ekamlt31@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of profitability, dividend policy and debt policy on the value of the company in state-owned companies (SOEs) listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2013-2018. The variables examined in this study were profitability, dividend policy and debt policy while the sample used in this study used a purposive sampling method. Data analysis uses descriptive statistics, classic assumption tests, multiple regression analysis and hypothesis testing. The error or significance level used is 5%. The results of this study indicate that the profitability variable has a significant effect and debt policy has a significant effect on firm value, while the dividend policy variables have no significant effect on firm value.

Keywords : Profitability, Dividend Policy and Debt Policy.

ABSTRAK

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, kebijakan deviden dan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2018. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah profitabilitas, kebijakan deviden dan kebijakan hutang sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda dan pengujian hipotesis. Tingkat kesalahan atau signifikansi yang digunakan adalah 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh dan kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sementara variabel kebijakan deviden tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci : Profitabilitas, Kebijakan Deviden dan Kebijakan Hutang

PENDAHULUAN

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perusahaan yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Perusahaan BUMN didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

rakyat, dengan menyediakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang memiliki mutu tinggi dan memadai hajat orang banyak, memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional serta penerimaan Negara pada khususnya, dan menjadi perintis bagi sektor-sektor usaha yang tidak ada di pihak swasta maupun koperasi.

Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) secara umum memiliki definisi badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta atau individu. BUMS didirikan seseorang atau

(2)

2

kelompok dengan tujuan mencari keuntungan semaksimal mungkin dalam mengembangkan usaha dan modalnya. BUMS memiliki tujuan lain untuk membantu pemerintah meningkat- kan penerimaan negara melalui berbagai pajak, meningkatkan lapangan kerja, dan meningkat- kan penerimaan devisa negara dari perusahaan swasta yang melakukan kegiatan ekspor dan impor.

Perusahaan BUMN sangat menarik untuk diteliti karena dunia usaha yang semakin pesat ini membawa BUMN bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis yang ada di Indonesia. Tentunya BUMN harus mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan skala nasional maupun internasional. Perusahaan memilik tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Menurut Yasfi dan Fachrudin (2018), nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham.

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual dan nilai perusahaan dapat di nilai berdasarkan harga saham (Husnan, 2012). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.

Perusahaan yang mampu menjaga nilai perusahaannya tetap tinggi akan mampu mempertahankan keberlangsungan usahanya karena ketertarikan investor untuk terus menanamkan modalnya (Putri et al., 2018).

Nilai perusahaan dapat dilihat dari Price to Book Value (PBV) yang merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham (Hidayat, 2013). PBV yang tinggi, akan membuat pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut kedepannya.

Semakin tinggi nilai PBV menunjukan nilai perusahaan semakin baik. Berdasarkan rasio PBV, dapat dilihat bahwa nilai perusahaan yang baik ketika nilai PBV diatas satu menggambarkan harga jual perusahaan lebih tinggi dari nilai buku perusahaan. Sebaliknya, apabila PBV dibawah nilai satu mencerminkan nilai perusahaan tidak baik. Persepsi investor terhadap perusahaan juga tidak baik, karena dengan nilai PBV dibawah satu menggambarkan harga jual perusahaan lebih

rendah dibandingkan nilai buku perusahaan (Martikarini, 2014).

Menurut Hidayat (2013), besar kecilnya PBV tidak terlepas dari beberapa kebijakan yang diambil perusahaan yaitu kebijakan deviden dan kebijakan hutang. Selain kedua kebijakan tersebut dalam menilai perusahaan dapat dilihat dari tingkat profitabilitasnya sebagai gambaran keuntungan yang didapat perusahaan.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Menurut Putri et al. (2018), biasanya semakin tinggi laba maka akan semakin tinggi pula return yang diterima oleh investor.

Kebijakan deviden merupakan salah satu aspek penting dalam tujuan memaksimalkan nilai perusahaan. Kebijakan ini menyangkut apakah arus kas akan dibayarkan kepada para pemegang saham atau akan ditahan untuk diinvestasikan kembali oleh perusahaan.

Menurut Hidayat (2013), besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya jika dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah.

Kebijakan hutang juga merupakan faktor penting dalam menilai sebuah perusahaan.

Hutang akan dinilai oleh pihak luar sebagai kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya, dan juga bisa dinilai ada kah risiko bisnis dari perusahaan tersebut. Penggunaan hutang sangat sensitif pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

Semakin tinggi proporsi hutang dalam suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Tingginya hutang pada perusahaan bisa juga menurunkan nilai perusahaan, jika tidak diimbangi dengan peningkatan laba pada perusahaan.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Martikarini (2014). Perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu sampel penelitian yang menggunakan perusahaan BUMN, periode waktu yang dipakai yaitu dari tahun 2013 sampai 2018, dan sampel penelitian yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan kriteria tertentu yang digunakan.

Banyak penelitian yang menggunakan profitabilitas, kebijakan deviden dan kebijakan

(3)

3 hutang sebagai variabel independen yang diuji

pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

Namun, terdapat perbedaan hasil dari masing- masing penelitian yang menggunakan variabel tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Martikarini (2014) dan Putri et al. (2018) menyatakan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sebaliknya peneli- tian yang dilakukan oleh Ustiani (2015) menyatakan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Martikarini (2014) dan Putra dan Lestari (2016) menyatakan kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiono et al. (2017) dan Yasfi dan Fachrudin (2018) yang menyatakan kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Martikarini (2014) dan Putri et al. (2018) menyatakan kebijakan hutang tidak berpenga- ruh terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Samosir (2017) dan Setiono et al. (2017) yang menyatakan kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan cerminan kondisi yang telah dicapai perusahaan, sebagai gambaran kepada investor terhadap kinerja perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual dan nilai perusahaan dapat di nilai berdasarkan harga saham (Husnan, 2012). Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi.

Bagi perusahaan yang menerbitkan saham dipasar modal, harga saham yang diperjual- belikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan (Husnan, 2012). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.

Teori Good Corporate Governance (GCG)

Teori corporate governance muncul akibat banyaknya permasalahan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham, yaitu adanya penyimpangan yang dilakukan oleh manajer dan investor atau pemegang saham memiliki porsi kepemilikan sangat kecil dan memiliki sedikit informasi. Corporate governance memiliki banyak definisi yang berbeda-beda dari sudut pandangnya. Salah satunya adalah menurut Peraturan Menteri Negara BUMN nomor PER-01/MBU/2011, corporate governance adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha atau dalam pengertian lain, corporate governance merupakan sebuah aturan tata kelola perusahaan untuk mencapai tujuan dan meningkat nilai perusahaan. Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan memepengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Samosir, 2017).

Perspektif ini merupakan dasar dalam memahami corporate governance. Konsep ini muncul sebagai upaya dalam mengendalikan atau mengatasi perilaku pihak pengendali perusahaan yang mementingkan diri sendiri.

Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat dua cara yaitu : a. Investor luar melakukan pengawasan (monitoring) dan b. Manajer melakukan pembatasan atas tindakan- tindakannya sendiri (bonding). Terdapat dua mekanisme bonding yaitu : 1. Bonding Dengan Meningkatkan Hutang dan 2. Bonding Dengan Meningkatkan Deviden.

Hadirnya corporate governance dapat menjadikan pemulihan pada suatu pengelolaan yang baik dalam sebuah organisasi. Dengan adanya tata kelola yang baik diharapkan akan mendapatkan nilai perusahaan yang baik di mata investor. Pelaksanaan good corporate governance diharapkan mampu menghindari adanya praktek tidak terpuji yang dilakukan manajemen maupun pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dalam perusahaan.

Manajer yang dapat bekerja secara efektif dan efisien akan menurunkan biaya modal dan mampu meminimalkan risiko. Usaha tersebut dapat menghasilkan profitabilitas yang tinggi.

Profitabilitas yang tinggi menunjukkan kepada

(4)

4

investor bahwa mereka akan memperoleh pendapatan (return) sesuai yang diharapkan.

Laba per lembar saham akan meningkat sehingga saham akan banyak diminati investor.

Hal ini akan mengakibatkan nilai perusahaan meningkat.

Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu. Laba yang dihasilkan akan dibagikan kepada tiga kategori yaitu pemegang saham, investor atau kreditur dan pemerintah dalam bentuk pajak. Laba bersih yang akan dihasilkan akan dibagi kepada pemegang saham, bunga yang dihasilkan perusahaan akan dibagikan kepada kreditur dan pajak yang dihasilkan oleh perusahaan akan di bagikan ke pemerintah dalam bentuk pendapatan. Biasanya semakin tinggi laba maka akan semakin tinggi pula return yang diterima oleh investor. Secara umum para investor akan menanam saham mereka di perusahaan yang dapat menghasilkan profit yang besar dan dapat pula terjadi sebaliknya yaitu para investor akan menarik dana mereka apabila perusahaan tersebut memiliki tingkat profit yang rendah.

Kebijakan Dividen

Kebijakan deviden merupakan salah satu aspek penting dalam tujuan memaksimalkan nilai perusahaan. Menurut Hidayat (2013), Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi.

Sebaliknya jika dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh

laba yang besar, maka kemampuan membayar dividen juga besar.

Kebijakan Hutang

Menurut Setiono et al. (2017), kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal.

Penggunaan hutang sangat sensitif pengaruh- nya terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang dalam suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi nilai perusahaan.

Tingginya hutang pada perusahaan bisa juga menurunkan nilai perusahaan, jika tidak diimbangi dengan peningkatan laba pada perusahaan. Kebijakan ini dilakukan untuk menambah dana perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Penggu- naan hutang dapat meningkatkan risiko perusahaan karena saat perusahaan tidak dapat melunasi hutangnya maka akan terancam likuiditasnya. Penggunaan hutang harus dikelola dengan baik oleh pihak manajemen perusahaan. kinerja manajemen yang baik akan memberikan sinyal bagi pasar sehingga berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang meningkat. Berdasarkan kajian literatur yang dijelaskan di atas, dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

H2 : Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

H3 : Kebijakan Hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kerangka Penelitian

Berdasarkan pemaparan kajian literatur yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kerangka penelitian ini dapat digambarkan seperti pada gambar berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

(5)

5 METODE PENELITIAN

Populasi yang terdapat pada penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2018. Jumlah populasi penelitian ini adalah sebanyak 20 perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia priode 2013-2018. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini memakai purposive sampling, sehinga menghasilkan sampel sebanyak 16 perusahaan BUMN tahun 2013-2018.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 menunjukkan nilai N dengan jumlah data yang teliti selama 6 bulan dari periode 2013 sampai 2018 (6 tahun) yaitu 90 observasi dari masing-masing perusahaan.

Berdasarkan hasil statistik deskriptif, nilai perusahaan memiliki nilai mean sebesar 2.1704 atau 217,04% dengan standar deviasi sebesar 1.35846 dan nilai terendah sebesar 0,45 dan nilai tertinggi 6,88. Hal ini berarti rata-rata atau mean perusahaan sampel mempunyai nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan pertumbuhan perusahaan cukup baik berdasarkan pasar saham

Tabel 1. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

PBV 90 .45 6.88 2.1704 1.35846

ROE 90 .01 .33 .1560 .06838

DPR 90 .15 .90 .3392 .16312

DER 90 .37 11.40 3.2126 2.88696

Valid N (listwise) 90

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20, 2019.

Profitabilitas memiliki nilai mean sebesar 0,1560 atau 15,60% dengan standar deviasi sebesar 0,06838 dan nilai terendah sebesar 0,01 dan nilai tertinggi 0,33. Hal ini berarti rata-rata atau mean perusahaan sampel mempunyai profitabilitas yang tinggi karena semakin tinggi return yang diperoleh semakin baik posisi pemilik perusahaan. Kebijakan Deviden memiliki nilai mean sebesar 0,3392 atau 33,92%

dengan standar deviasi sebesar 0,16312 dan nilai terendah sebesar 0,15 dan nilai tertinggi 0,90. Nilai mean atau rata-rata menunjukkan hasil pembagian deviden rendah, rendahnya dividen ini menunjukkan bahwa sisanya dijadikan laba ditahan untuk kegiatan operasional, pengembangan usaha dan membayar hutang. Kebijakan Hutang memiliki nilai mean sebesar 3,2126 atau 321,26% dengan standar deviasi sebesar 2,88696 dan nilai terendah sebesar 0,37 dan nilai tertinggi 11,40. Hal ini berarti rata-rata atau mean perusahaan sampel mempunyai kebijakan

hutang yang tinggi, hutang yang tinggi dapat saja meningkatkan nilai perusahaan namun dengan semakin tinggi hutang juga dapat menurunkan nilai perusahaan.

Uji Asumsi Klasik

Normalitas. Berdasarkan Gambar 2 tampilan output chart diatas, dapat terlihat grafik histogram memperlihatkan pola distribusi yang melenceng ke kanan dan sebagian besar bar atau batang dibawah kurva yang artinya adalah data berdistribusi normal.

Autokorelasi. Pada penelitian ini

menghasilkan adanya data yang memiliki

nilai ekstrim pada satu perusahaan. Pada

data yang ekstrim tersebut dikeluarkan satu

dari sampel penelitian. Pada awal mulanya

16 sampel, sekarang berubah menjadi 15

sampel. Pada 15 sampel ini kemudian

dilakukan pengujian ulang untuk

mendeteksi untuk melihat masih atau tidak

tejadi auotokorelasi. Tabel 2 terlihat hasil

uji auotokorelasinya

(6)

6

Gambar 2. Grafik Normal Probability-Plot.

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20, 2019.

Tabel 2. Hasil Uji Autokorelasi 15 Sampel Dengan Penyembuhan Chocrane Orcutt Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .697a .485 .467 1.19734 1.805

a. Predictors: (Constant), Lag_X3, Lag_X1, Lag_X2 b. Dependent Variable: Lag_Y

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20, 2019.

Berdasarkan Tabel 2, diperoleh hasil Durbin-Watson sebesar 1,805 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 90 (N) dan jumlah variabel independen 3 (k=3) dengan dl (batas bawah) = 1,5889 dan du (batas atas) = 1,7264, maka nilai DW berada di daerah dl < d < 4 – du, dengan kata lain 1,5656 < 1,805 < 2,2736 artinya tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif.

Multikoleniaritas

Pada Tabel 3, terlihat bahwa keempat variabel independen memiliki nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi keempat variabel independen memenuhi syarat untuk terbebas dari multikoleniaritas yang berarti tidak terdapat korelasi yang kuat antar variabel independen

Tabel 3. Hasil Uji Multikoleniaritas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant)

ROE .800 1.250

DPR .730 1.370

DER .902 1.108

a. Dependent Variable: PBV

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20, 2019.

(7)

7 Heteroskedastisitas

Gambar 3 menunjukkan sebaran titik-titik baik diatas maupun dibawah angka nol (0) pada sumbu Y menyebar secara merata dan tidak

menunjukkan pola atau bentuk tertentu, maka diperoleh hasil bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.

Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

.

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20, 2019.

Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan Tabel 4, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian dengan analisis regresi antar variabel bebas yaitu

Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap variabel terikat yaitu PBV diperoleh regresi :

Y= 2,031 + 6,805X1 – 1,321X2 – 0,148X3

Tabel 4. Hasil Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.031 .432

ROE 6.805 2.173 .342

DPR -1.321 .954 -.159

DER -.148 .048 -.314

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20, 2019.

Uji F (Secara Bersama-sama)

Berdasarkan Tabel 5, hasil uji F menunjukkan nilai signifikansi 0,001 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ROE, DPR dan DER terhadap PBV.

(8)

8

Tabel 5. Hasil Uji Statistik F ANOVAa

Model Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 29.103 3 9.701 6.174 .001b

Residual 135.139 86 1.571

Total 164.242 89

a. Dependent Variable: PBV

b. Predictors: (Constant), DER, ROE, DPR Sumber : Data diolah dengan SPSS 20, 2019.

Uji Koefisien Determinansi (R2)

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 6, menunjukkan nilai dari R Square sebesar 0,485 atau 48,5%. Angka tersebut memberikan arti

bahwa perubahan PBV dapat dijelaskan oleh variabel ROE, DPR dan DER sebesar 48,5%, sisanya 51,5% merupakan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .697a .485 .467 1.19734

a. Predictors: (Constant), Lag_X3, Lag_X1, Lag_X2 b. Dependent Variable: Lag_Y

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20, 2019.

Uji Hipotesis

Pengujian Secara Parsial (Uji T)

Berdasarkan hasil uji Tabel 7, dengan tingkat signifikansi 0,05, dapat

dijelaskan bahwa terdapat dua hipotesis yang diterima yaitu hipotesis 1 (ROE) dan hipotesis 3 (DER). Sedangkan terdapat 1 hipotesis yang ditolak yaitu hipotesis 2 (DPR).

Tabel 7. Hasil Uji Statistik T Coefficientsa

Model T Sig. Kesimpulan

1 (Constant) 4.702 .000

ROE 3.132 .002 Ha diterima

DPR -1.385 .170 Ha ditolak

DER -3.046 .003 Ha diterima

a. Dependent Variable: PBV

Sumber : Data diolah dengan SPSS 20, 2019

PEMBAHASAN

(9)

9

Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai

Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, variabel profitabilitas memiliki nilai thitung 3,132 dan nilai signifikansi 0,002 yang lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis pertama diterima.

Penelitian ini menunjukkan hasil postif, maka ketika laba atau keuntungan yang diukur dengan return on equity (ROE) meningkat, akan meningkatkan nilai perusahaan yang diukur dengan price to book value (PBV), yang artinya modal yang telah ditanamkan oleh investor menunjukan perusahaan dapat mengelola modal tersebut secara efisien untuk menghasilkan pendapatan. Keuntungan yang tinggi akan memberikan suatu prospek perusahaan yang baik sehingga dapat merespon investor untuk meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan meningkat pula.

Pengaruh Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, variabel kebijakan deviden memiliki nilai thitung -1,385 dan nilai signifikansi 0,170 yang lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan deviden tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis kedua ditolak.

Secara teori harusnya kebijakan deviden dapat mempengaruhi perusahaan karena dianggap sebagai informasi bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Perusahaan yang membagikan

dividennya akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan deviden yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR) tidak berpengaruh dengan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena rata-rata deviden yang dibagikan oleh perusahaan rendah.

Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, variabel kebijakan hutang memiliki

nilai thitung -3,046 dan nilai signifikansi 0,003 yang lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Sehingga hipotesis ketiga diterima.

Hutang yang di proksikan dengan debt to equity ratio (DER) menunjukkan hasil yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan, yang artinya hutang merupakan instrumen yang sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Pada penelitian ini menunjukkan hasil yang negatif artinya semakin tinggi rasio hutang maka akan menurunkan nilai perusahaan.

Tingginya rasio hutang yang diproksikan

dengan DER menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki hutang yang lebih

tinggi dari ekuitas yang dimilikinya maka

perusahaan tersebut berisiko dalam

menjamin hutang jangka panjangnya. Hal

ini ditunjukkan oleh hasil statistik deskriptif

pada Tabel 4.1 dengan rata-rata atau mean

sebesar 321,26% yang berarti hutang yang

tinggi tidak selalu meningkatkan nilai

perusahaan, hutang yang tinggi justru

menurunkan nilai perusahaan dikarenakan

investor akan melihat ini sebagai

kewaspadaan jika suatu saat perusahaan

dilikuidasi maka hutang menjadi hal yang

utama dibayarkan oleh perusahaan kepada

pihak ketiga dan setelah itu sisanya baru

diberikan kepada pemegang saham.

(10)

10

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, hipotesis yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan diterima, karena hasil yang didapat dari uji t berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan. Keuntungan yang tinggi akan memberikan suatu prospek perusahaan yang baik sehingga dapat merespon investor untuk meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan meningkat pula.

Kedua, hipotesis yang menyatakan bahwa kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan ditolak, karena hasil yang didapat dari uji t tidak berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan. Secara teori seharusnya kebijakan deviden dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasilnya tidak berpengaruh disebabkan rata-rata rasio pembagian deviden yang ada di perusahaan BUMN rendah.

Ketiga, hipotesis yang menyatakan kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan diterima, karena hasil yang dapat dari uji t berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan. Hutang merupakan variabel yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan, hutang yang tinggi dapat meningkatkan risiko perusahaan, dikarenakan investor akan melihat ini sebagai kewaspadaan jika suatu saat perusahaan dilikuidasi maka hutang menjadi hal yang utama dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak ketiga dan setelah itu sisanya diberikan kepada pemegang saham.

Berdasarkan kesimpulan diatas dari ketiga hipotesis yang telah dibuat, terdapat satu hipotesis yang dapat mendukung teori GCG yaitu variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROE dan sejalan dengan penelitian Martikarini (2014) dan

putri et al. (2018) yag menyatakan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kedua variabel lainnya yaitu kebijakan deviden (DPR) tidak mendukung teori GCG. Hasil menunjukkan bahwa deviden yang dibagikan rendah yang artinya kebijakan deviden tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Namun mendukung teori kebijakan deviden tidak relevan, Modigliani dan Miller dalam Yasfi dan Fachrudin (2018) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Kebijakan Hutang (DER), hasil peneltian ini tidak mendukung teori GCG karena mekanisme bonding dengan meningkatkan hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, justru malah menurunkan nilai perusahaan, penelitian ini sejalan dengan pendapat Chen dan Steiner dalam Samosir (2017) yang menyatakan pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan.

Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka diusulkan beberapa masukan dalam penelitian ini.

Pertama, Bagi Investor. Investor hendaknya memperhatikan semua hasil dari analisis-analisis rasio fundamental perusahaan dengan cermat, agar dapat membuat keputusan yang tepat dalam menginvestasikan dananya di perusahaan.

Investor juga harus cermat dalam menilai deviden yang dibagikan perusahaan, agar dapat menjamin return yang dibagikan perusahaan terus stabil, hutang yang tinggi juga dapat dilihat sebagai gambaran prospek posisi perusahaan dimasa yang akan datang, dengan melihat rasio perbandingan hutang dengan ekuitas perusahaan.

Kedua, Bagi Perusahaan Pada

variabel Profitabilitas, perusahaan BUMN

diharapkan dapat mempertahankan kondisi

kinerja keuangan perusahaan yang sudah

cukup baik. Pada variabel kebijakan

deviden, sebaiknya perusahaan BUMN

bisa meningkatkan pembagian devidennya

(11)

11

agar dinilai oleh investor sebagai gambaran

keuntungan yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Pada variabel kebijakan hutang, sebaiknya dikelola dengan baik dan segera dilakukan restrukturisasi hutang agar perusahaan dapat memperbaiki posisi keuangan perusahaan.

Ketiga, Bagi Peneliti Selanjutnya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa menjadi bahan referensi untuk penelitian yang berkaitan dengan variabel profitabilitas, kebijakan deviden, dan kebijakan hutang.

DAFTAR REFERENSI

Burhanudin dan Handayani, Nurul. (2018).

“Pengaruh Leverage Dan Kebijakan Dividen Terhadap Agency Cost Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating”.

Jurnal Eco-Entrepreneur. Universitas Trunojoyo. Jawa Timur.

Hidayat, Azhari. (2013). “Pengaruh Kebijakan Hutang Dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan”.

E-Journal Akuntansi Universitas Negeri Padang Vol.1 No.3. Padang.

Husnan Suad. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang. Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi.

Yogyakarta.

Martikarini, Nani. (2014). “Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011”.

Repository. Gunadarma.

Putra, AA Ngurah Dharma Adi dan Lestari, Putu Vivi. (2016). “Pengaruh Kebijakan Dividen, Likuiditas, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”. E- Jurnal Manajamen Universitas Udayana. Bali.

Putri, Ermadhani Anggraini, Nuraina, Elva dan Styaningrum, Farida. 2018.

“Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Manufak- tur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Forum Ilmiah

Pendidikan Akuntansi. Universitas PGRI Madiun. Jawa Timur.

Samosir, Hendrik E.S. (2017). “Pengaruh Profitabilitas Dan Kebijakan Utang Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII)”. Journal Of Business Studies.

Universitas HKBP Nomensen.

Medan.

Setiono, Dedi Bangun, Susetyo, Budi dan Mubarok, Abdullah. (2017).

“Pengaruh Profitabilitas, Keputusan Investasi, Kebijakan Dividen Dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 - 2015)”. Jurnal Perpajakan, Manajemen, Akuntansi Vol. VIII No.2 Februari 2017.

Universitas Pancasakti. Tegal.

Sholekah, Febrina Wibawati dan

Venusita, Lintang. (2014). “Pengaruh Kepemili-kan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, Leverage, Firm Size Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan High Profile Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008- 2012”. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 2 Nomor 3 Juli 2014.

Universitas Negeri Surabaya.

Surabaya.

Ustiani, Nila. (2015). “Pengaruh Struktur

Modal, Kepemilikan Manajerial,

Keputusan Investasi, Kebijakan

Dividen, Keputusan Pendanaan Dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusa-

(12)

12

haan (Studi Pada Perusahaan Keuangan Dan Perbankan Di BEI Tahun 2009-2013)”. Journal Of Accounting, 2015. Volume 1 No. 1 Februari 2015. Semarang

Yasfi, Muhammad dan Fachrudin, Kurniawan Ali. (2018). “Pengaruh Biaya Keagenan, Tahap Daur Hidup Perusahaan, Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Utang Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manu- faktur Yang Terdaftar Di BEI”.

Jurnal Rekayasa Keuangan, Syariah dan Audit. Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.

---www.idx.co.id (diakses Februari

2019)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan (Studi Kasus Perusahaan yang Terdaftar di