• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Riung Mitra Lestari).

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Riung Mitra Lestari)."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Riung Mitra Lestari).

Siti Nor Wasiatul Amin

Dosen Pembimbing: Dr. Wahidayat Moko, SE., MM., CPHR.

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian dari fasilitas karyawan memberikan dukungan dalam upaya untuk menciptakan kepuasan kepada para karyawan dalam bekerja.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui pengaruh pelaksanaan keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan 2) Mengetahui pengaruh pelaksaan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Jenis penelitian ini adalah explanatory research, yaitu menjelaskan hubungan kasual antara variable bebas terhadap variable terikat dengan melalui uji hipotesis.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 81 responden dengan menggunakan teknik probability sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi linier berganda. Analisis data menggunakan SPSS (Statistic Product and Services Solution) versi 21. Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa keselamatan kerja memiliki angka signifikan 0,000 lebih kecil dari =0,05, hasil ini menunjukkan bahwa keselamatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Kesehatan kerja memiliki angka signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari =0,05, hasil ini menunjukkan bahwa kesehatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

Kata Kunci: Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Kepuasan Kerja.

Occupational safety and health are part of employee facilities providing support to create satisfaction for employees at work. This study aims to: 1) Determine the effect of implementing work safety on employee job satisfaction 2) Determine the effect of occupational health on employee job satisfaction. This type of research is explanatory research, which explains the causal relationship between the independent variables and the dependent variable through hypothesis testing. This study used a sample of 81 respondents using probability sampling techniques a saturated sample technique. The data collection method uses a questionnaire.

Data analysis techniques using descriptive analysis, multiple linear regression analysis. Data analysis using SPSS (Statistic Product and Services Solution) version 21. Based on the results of the analysis showed that workplace safety has a significant number of 0,000 less than μ=

0.05, these results indicate that workplace safety has a significant effect on employee satisfaction. Occupational health has a significant number of 0,000 less than μ= 0.05, this result shows that occupational health has a significant effect on employee satisfaction.

Keywords: Safety, Occupation Health, Job Satisfaction

(2)

1. PENDAHULUAN

Industri pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang berpengaruh besar perkembangan perekonomian negara.

Indonesia kini masuk daftar sebagai Negara produsen batu bara terbesar kelima di dunia. Produksi batu bara dalam negeri tahun 2019 berada di kisaran 610 juta ton atau melonjak dari tahun 2018 yang hanya berkisar 557 juta ton. (Sumber: tirto.id).

Peran industri pertambangan dalam perekonomian memang sangat berpengaruh, namun dalam pelaksanaan industri pertambangan merupakan salah satu industri yang padat teknologi, dan memiliki resiko yang besar setiap proses dalam pencapaian target produksi, industri pertambangan tidak lepas dari peran manusia, peralatan, mesin dan tempat kerja yang beresiko terjadinya bahaya kecelakaan kerja, dan apabila tidak mendapatkan perhatian serius akan mengakibatkan kecelakaan kerja.

Perusahaan pertambangan batu bara memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi di lihat dari PT. Jamsostek (Persero) yang saat ini telah berubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menunjukkan total angka dari jumlah kasus kecelakaan akibat kerja pada tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang dilaporkan sebanyak 123.041 kasus, sementara itu sepanjang tahun 2018 tercatat

mencapai 173.105 kasus

(http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id).

Hal tersebut menjelaskan bahwa aturan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan industri masih perlu ditingkatkan agar mengalami penurunan kasus mengenai kecelakaan kerja. Hal tersebut dapat di simpulkan pada angka tersebut mengalami peningkatan kecelakaan kerja dengan adanya tingkat kecelakaan kerja yang tinggi dapat mengakibatkan produktivitas kerja yang rendah.

Setiap perusahaan menginginkan pegawainya memiliki kinerja yang tinggi dalam bekerja. Dengan kinerja pegawai yang tinggi, diharapkan tujuan perusahaan akan dapat tercapai sebagaimana telah direncanakan. Perusahaan dapat mencapai tujuannya apabila mampu mengelola sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki dengan baik. Salah satu pengolahan SDM yang baik adalah dengan cara memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Menurut Mangkunegara (2013), keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu upaya untuk menjamin kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Menurut Suparyadi (2015), kesehatan dan keselamatan kerja (K3) didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana karyawan dalam melaksanakan

(3)

pekerjaannya dengan terbebas dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sehingga mereka tidak merasa khawatir akan mengalami kecelakaan. Jadi secara umum, keselamatan kerja memiliki makna sebagai keselamatan yang berhubung dengan kondisi pekerja, tempat kerja dan lingkungan serta terhindar dari bahaya yang menyebabkan penderitaan dan dapat terjadinya kerusakan atau kerugian selama di dalam lingkungan kerja. Kondisi kerja yang kondusif, tingkat pendapatan yang diperoleh, rasa aman dalam melakukan pekerjaan serta tersedianya fasilitas- fasilitas yang memadai dapat mendorong karyawan dalam bekerja secara aman, nyaman dan maksimal sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja pada karyawan (fitrianto, 2018).

Pada perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dalam pekerjaan memiliki potensi resiko kecelakaan kerja seperti terjadinya longsoran pada jalan angkut, kecelakaan truk (jalan yang licin), terkena percikan batu, rem blong pada dump truck disaat membawa batu ke stockpile, dan lain sebagainya. Menurut Ramli (2010), Faktor penyebab kecelakaan kerja dibagi menjadi dua yaitu kondisi yang berbahaya (unsafe condition) yaitu seperti mesin tanpa pengaman penerangan yang tidak sesuai, alat pelindung diri (APD) tidak efektif, lantai yang berminyak, dan lain sebagainya. Tindakan yang berbahaya

(unsafe act) yaitu perilaku atau kesalahan- kesalahan yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti ceroboh, tidak memakai alat pelindung diri, dan lain lain, hal ini disebabkan oleh gangguan kesehatan, gangguan penglihatan penyakit, cemas serta kurangnya pengetahuan dalam proses kerja, cara kerja, dan lain-lain. Dalam UUD No. 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan pasal 35 pemberi kerja sebagai mana dimaksud pada ayat (1) dalam mempekerjakan tenaga kerja wajib memberikan perlindungan yang mencangkup kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan baik mental maupun fisik tenaga kerja.

Program K3 merupakan bagian dari fasilitas karyawan yang mampu memberikan dukungan dalam upaya menciptakan kepuasan kepada para karyawan dalam bekerja yang natinya akan berdampak pada terwujudnya produktivitas yang lebih tinggi. Modal utama untuk mensejahterakan bukan saja dari tingkat pendapatan atau penghasilan yang di peroleh oleh karyawan namun, faktor yang mempunyai peran penting pada perusahaan adanya pemberian perhatian yang diberikan oleh karyawan terhadap keselamatan dan kesehatan karyawan (jaminan kerja) dalam melakukan pekerjaan selama di perusahaan.

Dengan adanya perhatian tersebut karyawan dalam melakukan pekerjaannya tidak merasa cemas dan kawatir pada saat

(4)

bekerja. Menurut Mangkunegara (2013), salah satu teori Hirarki kebutuhan Maslow menunjukan bahwa kebutuhan rasa aman merupakan salah satu bentuk kebutuhan yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup. Dalam Kepuasan kerja merupakan suatu kondisi dimana para karyawan merasakan bahwa segala bentuk fasilitas atau jaminan kerja sesuai dengan harapan para karyawan.

Apabila dikaitkan dengan kepuasan kerja para karyawan, maka adanya jaminan atas keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu kebutuhan. Jadi apabila dapat terpenuhi, maka jaminan kepuasan kerja para karyawan dapat terwujud.

Penelitian ini pernah dilakukan oleh Aria (2015) dengan judul Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Bagian Produksi PT. Hankook Tire Indonesia, Cikarang). Dalam penelitian tersebut bahwa keselamatan dan Kesehatan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar 37,3% sedangkan 62.7%

dipengaruhi oleh variabel lain. Selain itu dalam penelitian Fitrianto (2018) dengan judul Pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan (studi pada karyawan kontrak proyek di PT. Waskita Karya Proyek Jalan Tol Semarang-Solo Paket IV Ruas Salatiga-

Kartasura). Dalam penelitian tersebut bahwa keselamatan dan Kesehatan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar 53% sedangkan 47%

dipengaruhi oleh variabel lain. Jika karyawan merasa puas atas pekerjaannya dengan senang hati melakukan pekerjaan dan berupaya untuk terus menerus meningkatkan kemampuan dan ketermpilan mereka, sebaliknya karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaanya cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjenuhkan dan membosankan, sehingga mereka akan melakukan pekerjaanya dengan terpaksa dan asal- asalan.

Menurut Sutrisno (2011), kepuasan kerja karyawan merupakan masalah penting yang diperhatikan dalam hubungannya dengan produktivitas kerja karyawan dan ketidak puasan sering dikaitkan dengan tingkat tuntutan dan keluhan pekerjaan yang tinggi. Dari teori tersebut, kepuasan kerja yang tinggi dapat menekan tingkat turn over karyawan pada suatu perusahaan sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih tinggi.

Lingkungan kerja yang tidak aman atau kurang terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja karyawan akan berdampak negatif terhadap kepuasan kerja karyawan karena dapat meningkatkan resiko kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja. Mengingat resiko kecelakaan kerja

(5)

yang dihadapi oleh karyawan disebabkan oleh banyak faktor di lingkungan kerja.

Sehingga karyawan menjadi cemas dalam melakukan pekerjaannya, maka perusahaan harus menjamin keselamatan dan kesehatan kerja karyawan yang berada di ruang lingkup perusahaan sebab karyawan yang bekerja pada perusahaan adalah aset yang harus dijaga.

PT. Riung Mitra Lestari job site Embalut coal adalah salah satu proyek yang dimiliki PT. Riung Mitra Lestari sebuah perusahaan kontraktor pertambangan yang memiliki jumlah karyawan sekitar 439 karyawan. Proses produksi penambangan yang dilakukan dengan menggunakan alat berat dimana dalam pengoperasiannya banyak terdapat bahaya yang memiliki potensi untuk terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan akan selalu berhadapan dengan resiko kecelakaan kerja yang tinggi, PT. Riung Mitra Lestari harus memberi perhatian lebih terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Akan tetapi banyak terjadi kecelakaan kerja yang menimpa pada Perusahan PT. Riung Mitra Lestari, yaitu antara Lain: pada tahun 2018 terdapat angka kecelakaan kerja sebanyak 31 angka kecelakaan sedangkan di tahun 2019 sebanyak 37 angka kecelakaan kerja yang dimana pada angka tersebut mengalami peningkatan (Sumber: PT.

Riung Mitra Lestari). Berdasarkan data dan angka kecelakaan kerja yang telah di paparkan maka dapat ditarik kesimpulan angka kacelakaaan pada tahun 2018 ke tahun 2019 mengalami peningkatan sebanyak 6 kecelakaan kerja, Hal Ini akan membuat perasaan cemas dan khawatir para karyawan dalam bekerja. Tragedi kecelakaan kerja ini juga dapat mengakibatkan kepuasan karyawan terhadap perusahaan mengalami penurunan dan berdampak pada produktivitas kerja yang rendah. Kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Riung Mitra Lestari tersebut disebabkan karena tindakan berbahaya dan kondisi berbahaya hal ini dibenarkan oleh divisi SHE (Safety Health and Environment) PT. Riung Mitra Lestari.

Berdasarkan pentingnya pengaruh kebijakan perusahaan akan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan, peneliti ingin melakukan penelitian pada PT. Riung Mitra Lrestari.

Sesuai latar belakang yang telahdi paparkan diatas, maka menarik untuk di angkat sebagai judul “Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada PT. Riung Mitra Lestari)”.

2. LANDASAN TEORI Pengertian Kesehatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2013),

“keselamatan kerja menunjukan kondisi

(6)

yang aman atau kesehatan dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja”.

Sedangkan Menurut Swasto (2011), keselamatan kerja menyangkut segenap proses perlindungan tenaga kerja terhadap kemungkian adanya bahaya yang timbul dalam lingkungan kerja.

Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa keselamatan kerja merupakan suatu perlakuan yang di berikan oleh perusahan kepada karyawan berupa perlindungan dari kemungkinan adanya bahaya yang timbul dari lingkungan agar karyawan merasa aman dan nyaman serta terhindar dari bahaya yang menyebabkan kerugian selama berada di dalam lingkungan kerja.

Pengertian Kesehatan Kerja

Menurut Soedirman (2014),

“kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan beserta praktiknya dalam pemeliharaan kesehatan secara kuratif, preventif, promosional dan rehabilitative, agar masyarakat tenaga kerja dan masyarakat umum terhindar dari bahaya akibat kerja, serta dapat memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya untuk dapat bekerja produktif”. Menurut Widodo (2015), "kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani maupun sosial dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau

gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan kerja adalah usaha untuk memperoleh dan mempertahankan kondisi kesehatan baik jasmani, rohani maupun sosial. Serta usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh dan mempertahankan kondisi kesehatan fisik dan mental karyawan seperti pencegahan, dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang di sebabkan oleh pekerja, lingkungan kerja maupun penyakit umum, serta pekerja merasa nyaman dengan lingkungan kerja.

Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2013) kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyongsong atau tidak menyongsong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Menurut Sutrisno (2011), kepuasan kerja karyawan merupakan masalah penting yang diperhatikan dalam hubungannya dengan produktivitas kerja karyawan dan ketidakpuasan sering dikaitkan dengan tingkat tuntutan dan keluhan pekerjaan yang tinggi.

Secara umum kepuasan kerja adalah hasil kerja yang membawa karyawan merasa puas terhadapnya. Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang

(7)

melibatkan aspek psikologis yang mencerminkan perasaan atau sikap seseorang atau karyawan terhadap pekerjaannya. Dimana mereka akan merasa puas atau tidak puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan, dan harapan dengan pekerjaan yang mereka hadapi.

Hubungan Keselamatan dan Kesehatan kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek penting untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

Jaminan perlindungan karyawan dapat menjadi salah satu aspek penting untuk memberikan kepuasan kerja karyawan.

dengan adanya jaminan kesehatan dan lingkungan yang mendukung maka karyawan akan merasa nyaman dan tidak merasa cemas. Hal ini dikarenakan dengan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, karyawan dapat mengantisipasi keadaan apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak di inginkan karyawan tersebut.

Dengan adanya keselamatan dan kesehatan kerja, maka karyawan akan berfokus pada pekerjaan yang mereka tangani. Jadi adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja pada karyawan nantinya akan berpengaruh pada kepuasan kerja pada karyawan. Hal ini lah yang dimaksud adanya pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja karyawan akan memberikan motivasi atau dorongan untuk

bekerja dengan baik mengingat adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan memberikan dukungan untuk bekerja secara maksimal. Apabila jaminan tersebut mampu memberikan motivasi kerja, maka upaya untuk menciptakan kepuasan kerja dapat terwujud.

Menurut Mangkunegara (2013), salah satu teori Hirarki kebutuhan Maslow menunjukan bahwa kebutuhan rasa aman merupakan salah satu bentuk kebutuhan yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

Kebutuhan akan keamanan dan Kesehatan jiwa di tempat kerja membutuhkan alat pelindung, misalnya masker bagi tukang las yang diberikan oleh manajer. Bentuk lain dari pemuasan kebutuhan ini dengan memberikan perlindungan asuransi kepada karyawan.

Hipotesis Penelitian

H1: Keselamatan kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan (Y).

H2: Kesehatan kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (Y) 3. METODE PENELITIAN

jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian (explanatory research). Menuurt Sugiyono

(8)

(2014), menjelaskan metode explanatory reserch merupakan metode penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh antara satu variable dengan variable yang lain. Penelitian explanatory pada penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi atau keadaan yan sedang terjadi pada PT. Riung Mitra Lestari.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Riung Mitra Lestari yang berjumlah 439 Karyawan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik probability sampling dengan pendekatan simple random sampling, dimana semua karyawan memiliki kesempatan yang sama diambil sebagai sampel dalam penelitian ini.

Untuk mengukur variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert.

Menurut Sugiyono (2014) bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Definisi Operasional Keselamatan Kerja (X1)

Menurut Moenir (2012), variabel keselamatan kerja meliputi:

1. Lingkungan kerja fisik secara fisik upaya-upaya yang perlu dilakukan

perusahaan untuk meningkatkan keselamatan kerja adalah:

a. Penempatan benda atau barang dilakukan dengan diberi tanda-tanda, batas- batas, dan peringatan yang cukup.

b. Penyediaan perlengkapan yang mampu untuk digunakan sebagai alat pencegahan, pertolongan dan perlindungan.

c. Kelnegkapan alat-alat perlindungan diri.

d. Pemahaman penggunaan perlatan dengan

mengadakan sosialisasi.

e. Sanksi untuk pelanggaran peraturan keselamatan.

2. Lingkungan kerja sosial

Jaminan kerja social dapat dilihat pada aturan organisasi sepanjang mengenai berbagai jaminan prganisasi atas pegawai atau pekerja yang meliputi:

a. Aturan pengenai ketertiban organisasi atau pekerjaan hendaknya diperlakukan secara merata kepada semua pegawai tanpa terkecuali.

b. Perawatan atau

pemeliharaan asuransi terhadap para pegawai yang

(9)

melakukan pekerjaan berbahaya dan beresiko.

Kesehatan Kerja (X2)

Menurut Husni (2009) variabel kesehatan kerja, terdiri dari:

1. Kondisi lingkungan kerja.

Dalam hal ini lingkungan kerja secara medis dapat dilihat dari sikap perusahaan dalam menangani hal- hal sebagaiberikut:

a. kebersihan lingkungan kerja b. sistem pembuangan sampah

dan limbah industri 2. Sarana kesehatan tenaga kerja.

Upaya-upaya dari perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dari tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari:

a. sarana olahraga dan kesempatan rekreasi

b. pemeliharaan kesehatan tenaga kerja

3. Pemelihaaan kesehatan tenaga kerja.

Merupakan pelayanan kesehatan tenaga kerja dan pemeriksaan kesehatan kerja. Hal ini dapat dilihat dari:

a. pelayanan kesehatan tenaga kerja

b. pemeriksaan kesehatan kerja secara berkala

Kepuasan Kerja (Y)

Menurut Luthans (2011), terdapat beberapa dimensi yang mempengaruhi kepuasan kerja diantaranya sebagai berikut:

1. The work it self (Pekerjaan itu sendiri) Sejauh mana oekerjaan menyediakan kepada individu tugas yang menarik, kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk menerima tanggung jawab.

2. Pay (Gaji) Jumlah remunerasi keuangan dan sejauh mana ini dipandang adil atau setimpal jika dibandingkan dengan yang lainnya di dalam organisasi.

3. Promositions (promosi) Kesempatan untuk maju dalam organisasi.

4. Supervision (atasan) Kemampuan atasan untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan.

5. Work group (rekan kerja) Work group berfungsi sebagai sumber dukungan, kenyamanan, saran, dan bantuan untuk anggota individu.

6. Working condition (kondisi kerja) Seperti apa situasi dan kondisi tempat individu bekerja.

Teknik Analisis Data

a. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.

(10)

b. Untuk memenuhi syarat persamaan regresi linier berganda diperlukan uji asumsi klasik

c. Uji Hipotesis

1) Uji F digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah secara simultan atau Bersama-sama variable independent mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen Ghozali (2016).

2) Menurut Ghozali (2016), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara

individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen.

1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Berganda

Adapun persamaan regresi yang didapatkan berdasarkan Tabel 1 adalah sebagai berikut :

Y = 5,152 + 0,433 X1 + 0,530 X2

Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Konstanta atau intersep sebesar 5,152, artinya nilai rata – rata Kepuasan Kerja Karyawan bernilai sebesar 5,152 jika variabel bebas tidak ada.

b. Koefisien regresi b1 sebesar 0,433, artinya Kepuasan Kerja Karyawan akan meningkat sebesar 0,433 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X1 (Keselamatan Kerja). Jadi apabila Keselamatan Kerja mengalami peningkatan 1 satuan, maka Kepuasan Kerja Karyawan akan meningkat sebesar 0,433 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

c. Koefisien regresi b2 sebesar 0,530, artinya Kepuasan Kerja Karyawan akan meningkat sebesar 0,530 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X2 (Kesehatan Kerja), Jadi apabila Kesehatan Kerja mengalami peningkatan 1 satuan, maka Kepuasan Kerja Karyawan akan meningkat sebesar 0,530 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap konstan.

Berdasarkan interpretasi di atas, dapat diketahui bahwa Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja meningkat maka akan diikuti peningkatan Kepuasan Kerja Karyawan.

Dari analisis pada Tabel 4.1 diperoleh hasil adjusted R2(koefisien determinasi)

(11)

sebesar 0,579. Artinya bahwa 57,9%

variabel Kepuasan Kerja Karyawan akan dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu Keselamatan Kerja(X1) dan Kesehatan Kerja (X2). Sedangkan sisanya 42,1%

variabel Kepuasan Kerja Karyawan akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini, seperti variabel kinerja, variabel motivasi kerja, variabel lingkungan kerja.

Pengujian Hipotesis

Perolehan angka F table sebesar 55.924 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hasil perolehan angka tersebut menunjukkan bahwa model regresi dari pengaruh keselamatan kerja (X1) dan Kesehatan kerja (X2) terhadap Kepuasan kerja (Y) dapat diterima. Berdasarkan hasil ini mengindikasikan bahwa model regresi dari penelitian ini adalah baik dan dapat diterima.

a. Uji Hipotesis 1

Pengujian hipotesis 1 ditunjukkan dari hasil uji t yaitu Koefisien regresi untuk Keselamatan Kerja (X1) sebesar 0,389 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan Keselamatan kerja (X1) terhadap Kepuasan karyawan (Y). Hasil ini menerima hipotesis penelitian 1 bahwa Keselamatan kerja (X1)

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Kepuasan karyawan (Y).

b. Uji Hipotesis 2

Pengujian hipotesis 2 ditunjukkan dari hasil uji t yaitu Koefisien regresi untuk Kesehatan Kerja (X2) sebesar 0,509 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan Keselamatan kerja (X1) terhadap Kepuasan karyawan (Y). Hasil ini menerima hipotesis penelitian 2 bahwa Keselamatan kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Kepuasan karyawan (Y).

2. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel mana saja yang mempunyai pengaruh pada Kepuasan Kerja Karyawan. Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah variabel Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah Kepuasan Kerja Karyawan (Y). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keselamatan kerja yang tinggi membawa dampak pada peningkatan kinerja karyawan.

(12)

2. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa kesehatan kerja yang tinggi membawa dampak pada peningkatan kinerja karyawan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi pihak-pihak lain.

Adapun saran yang diberikan, antara lain:

1. Perusahaan PT. Riung Mitra Lestari hendaknya memberikan perhatian terhadap lingkungan kerja sosial psikologis melalui manajer dan

supervisor memberikan perhatian terhadap komunikasi yang baik terhadap karyawan.

2. Kesehatan kerja untuk menyediakan kotak P3K pada setiap tempat kerja yang ada diperusahaan.

Selain itu perusahaan juga memberikan perhatian terhadap kebersihan lingkungan perusahaan.

3. Perusahan hendaknya memberikan perhatian terhadap promosi jabatan kepada karyawan. Sosialisasi kebijakan promosi jabatan perlu untuk dilakukan oleh perusahaan 4. agar semua karyawan mengetahui

kebijakan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Bpjsketenagakerjaan.go.id. 2019. Angka

Kecelakaan Kerja Cenderung Meningkat, BPJS Ketenagakerjaan Bayar Santunan Rp1,2 Triliun.

[online].

https://www.bpjsketenagakerjaan.g o.id/berita/23322/Angka-

Kecelakaan-Kerja-Cender. Diakses Pada 9 Juli 2020.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program (IBM

SPSS). Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Husni, L. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: PT.

Raja Grafindo.

Luthans, Fred. (2011). Organizational Behavior. 11th edition. New York:

Mc Graw hill.

Mangkunegara, Anwar P. 2013. Manajmen Sumber Daya Perusahaan.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Moenir, H. (2012). Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap

(13)

Pembinaan Kepegawaian. Jakarta:

Bumi Aksara.

Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001.

Jakarta: Dian Rakyat.

Rosyid Arif Fitrianto, 2018, “Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Kontrak Proyek PT.

Waskita Karya Proyek Jalan Tol Semarang-Solo Paket IV Ruas Salatiga-Kartasura)”, Skripsi.

Universitas Brawijaya, Malang.

Soedirman dan Sama’mur PK. 2014.

Kesehatan Kerja Dalam perspektif Hiperkes & Keselamatan Kerja, Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:

Eidos

Suparyadi. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia: Menciptakan Keunggulan Bersaing Berbasis

Kompetensi SDM. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Swasto, Bambang (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang:

UB. Press.

Tirto.id. 2020. Produksi Batu Bara 2019 Tembus 610 Juta Ton, ESDM:

Negara Bisa Rugi. [online].

https://tirto.id/produksi-batu-bara- 2019-tembus-610-juta-ton-esdm- negara-bisa-rugi-erA9. Diakses Pada 9 Juli 2020.

Tritama Aria, 2015, “Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Bagian Produksi PT. Hankook Tire Indonesia, Cikarang)”, Skripsi, Universitas Brawojaya, Malang.

(14)

Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 Paragraf Pertama Pasal 35 Tentang Keselamatan &

Kesehatan Kerja.

Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Work Life Balance dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Suatu Studi pada Karyawan PT. Almeera Syafa

Analisis Pengaruh Motivasi Dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Studi Pada Pt.. Mitra Alami