• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III

Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan Skripsi

Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Sosial

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh :

Nama : Jolly Hotlimar Royanto Simbolon Nim : 050902067

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Jolly Horlimar Royanto Simbolon

Nim : 050902067

Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Judul : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan Sos Desa Taruna Medan Di Lingkungan II Dan III Kelurahan Namo Gajah Kelurahan Medan Tuntungan

Medan, Desember 2009 Pembimbing

Drs. Edward, M.Sp NIP :

Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial

(Drs. Matias Siagian, M.Si) NIP :132 054 339

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Prof. Dr. M. Arif Nasution, Ma) NIP : 131 251 010

(3)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Jolly Hotlimar Royanto Simbolon

Nim : 050902067

ABSTRAK

PENGARUH PROGRAM PENGUATAN KELUARGA TEHADAP SOSIAL EKONOMI WARGA BINAAN SOS DESA TARUNA MEDAN DI LINGKUNGAN II DAN III KELURAHAN NAMO GAJAH KECAMATAN

MEDAN TUNTUNGAN

(Skripsi terdiri dari 6 bab, 102 halaman, 37tabel, 6 lampiran, serta 11 kepustakaan)

SOS Desa Taruna Medan berdiri sejak tahun 2007 dan mempunyai tujuan untuk menyelenggarakan pelayanan sosial untuk menangani masalah kesejahteraan anak terlantar. Salah satu program pelayanan bantuan yang dilakukan yayasan ini diluar dari dalam pengasuhan anak adalah memberi bantuan kepada masyarakat desa Namo Gajah khususnya bagi keluarga-keluarga yang kurang beruntung atau kategori miskin. Melihat keluarga-keluarga yang kurang beruntung khususnya secara ekonomi. Kurangnya perhatian mereka akan kebutuhan pendidikan, kesehatan dan secara keseluruhan terabaikannya kebutuhan anak-anak mereka. Agar dapat berkembang layaknya sebagai seorang anak, maka dibentuklah perpanjangan tangan SOS Desa Taruna yaitu Program Penguatan Keluarga (Family Streng Program), dengan misi yaitu untuk membantu membangun keluarga yang kurang beruntung yang mempunyai keterbatasan atau kekurangan secara ekonomi dan sosial untuk dapat mandiri dalam lingkungan masyarakatnya.

Penelitian ini dilakukan di dua Lingkungan dampingan SOS Desa Taruna Medan yaitu lingkungan II di jalan Petunia raya II dan lingkungan III di jalan Petunia raya III Kelurahan Namo Gajah Kecamatan Medan Tuntungan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh program penguatan keluarga terhadap sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan. Oleh karena itu tipe penelitian ini adalah penelitian korelasional. Yang menjadi objek penelitian ini adalah warga binaan SOS Desa Taruna Medan. Data – data diperoleh melalui wawancara, observasi, angket dan teknik analisa data yang digunakan untuk menguji hipotesa adalah analisa Product Moment.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara program penguatan keluarga terhadap sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan. Hal ini terbukti dari hasil analisa korelasi yang dilakukan dengan analisa Product Moment di mana koefisien korelasinya (rxy)= 0,673 dengan taraf signifikan 5 % (taraf kepercayaan 95%) yaitu 0,361. Maka berdasarkan ketentuan Guilford, koefisien korelasi r sebesar 0.673 mempunyai arti bahwa hubungan program penguatan keluarga terhadap sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan menunjukkan tingkat hubungan yang tinggi/kuat. Hal ini menunjukan hipotesa penelitian (Ha) diterima.

Kata Kunci : Program Penguatan Keluarga, Sosial Ekonomi

(4)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena asat Berkat dan Kasih_Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah “ Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamatan Medan Tuntungan”

Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departement Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis membuka diri untuk saran dan kritik yang dapat membangun guna memperbaiki di masa akan dating.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu Penulis dalam dalam penyelesaian skripsi ini, dan secar khusus Penulis menghanturkan Banyak Terima Kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Ketua Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Drs. Matias Siagian, Msi., selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Edward Msi., selaku Dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing dan memberi dukungan dalam penyelesaian Skripsi ini.

4. Buat Dosen Departement Ilmu Kesejahteraan Sosial, terima kasih untuk ajaran-ajaran selama ini.

(5)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

5. Bapak Tatang Kurnia Selaku Pimpinan FSP SOS Desa Taruna Medan yang telah membantu Penulis.

6. Kepada semua responden warga binaan SOS Desa Taruna Medan yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini.

7. Buat Yayasan SOS Desa Taruna Medan dengan seluruh staf yang telah membantu penulis dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini.

8. Kedua orang tuaku tercinta O.Simbolon dan M Br. Sitompul yang telah membesarkan Penulis dan selalu memberi dukungan baik moril maupun materil dari masa kecil hingga sekarang dan semoga tiada henti memberikan doa dan nasehat-nasehat kepada penulis. I LOVE YOU My Father dan My Mother.

9. Buat Kakakku, Marnita Rointan Simbolon.S.si dan kedua adikku Briptu Polmar Hottua Simbolon, Ropitta Malpa Ria Simbolon yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

10. Semua teman-teman kesos 05, terima kasih buat persahabatan dan kebersamaan kita selama ini.

11. Buat Anak-anak PP, terima kasih atas dukungannya dan doanya. Mari kita berikan yang terbaik untuk Tuhan kita Yesus Kristus. Maju terus PP GKPI Pamen.

12. Buat orang-orang yang tidak tersebut namanya yang sudah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, aku ucapin terima kasih dan sukses buat kalian semua.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik

(6)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

guna menyempurnakannya agar kedepannya penulis dapat lebih baik lagi.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sekian dan Terima Kasih.

Medan , November 2009 Penulis

Jolly H R Simbolon

(7)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden

Menurut Kelompok Umur ... 61 Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden

Berdasarkan Daerah Asal ... 62 Tabel 3. Distribusi Karakteristik Responden

Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 63 Tabel 4. Distribusi Karakteristik Responden

Berdasarkan Status Perkawinan ... 63 Tabel 5. Distribusi Karakteristik Responden

Berdasarkan Pendidikan Terakhir Suami ... 64 Tabel 6. Distribusi Karakteristik Responden

Berdasarkan Jumlah Anak ... 65 Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Lama

Keanggotaan Menjadi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan... 66 Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pendapat

Warga Binaan Tentang Program Penguatan Keluarga ... 67 Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Mengenai

Peningkatan Kondisi Keluarga Setelah Menjadi

Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan... 68 Tabel 10. Distribusi Jawaban Responden Mengenai

Jenis Pelatihan/Kegiatan Yang Pernah Diikuti Selama

Menjadi Warga Binaan SOS Taruna ... 69

(8)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden Tentang

Kondisi Pendapatan Setelah Mengikuti Pelatihan ... 70 Tabel 12. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Frekuensi

Mendapat Bantuan Pinjaman ... 71 Tabel 13. Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Mengatur Keuangan

Setelah Mengikuti Pelatihan Manajemen Keuangan... 72 Tabel 14. Distribusi Jawaban Responden Tentang Bantuan

Pendidikan yang Diperoleh Oleh Warga Binaan ... 73 Tabel 15. Distribusi Jawaban Responden Atas Bantuan

Pendidikan Dapat Meningkatkan Prestasi Anak ... 74 Tabel 16. Distribusi Jawaban Responden Atas Bantuan

KesehatanYangDilaksanakan Oleh SOS Desa Taruna Medan ... 75 Tabel 17. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan

Jumlah Anak Yang Belum Sekolah... 76 Tabel 18. Distribusi Jawaban Responden

Berdasarkan Jumlah Anak Yang Bersekolah ... 77 Tabel 19. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan

Jumlah Anak Yang Duduk Di Bangku Sekolah Dasar ... 78 Tabel 20. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Yang Duduk Di Bangku Sekolah Menengah Pertama ... 79 Tabel 21. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Yang Duduk Di Bangku Sekolah Dasar Menengah Umum ... 80 Tabel 22. Daftar Jawaban Responden Kegiatan Belajar Di Luar Sekolah ... 81 Tabel 23. Daftar Distribusi Kendala Yang Dihadapi

(9)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

Dalam Kelancaran Sekolah Anak ... 82 Tabel 24. Daftar Distribusi Prestasi Anak Dalam Pendidikan ... 83 Tabel 25. Distribusi Jawaban Responden

Tentang Anak Pernah Putus Sekolah ... 84 Tabel 26. Distribusi Jawaban Responden

Tentang Pekerjaan Tetap ... 85 Tabel 27. Distribusi Jawaban Responden

Tentang Pekerjaan Lain ... 86 Tabel 28. Distribusi Jawaban Responden Bersarkan

Pendapatan Dari Pekerjaan Tetap ... 87 Tabel 29. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan

Pendapatan Dari PekerjaanTidak Tetap ... 88

Tabel 30. Distribusi Jawaban Responden Tentang

Sisa Pendapatan Digunakan Untuk Memenuhi ... 89 Tabel 31. Distribusi Jawaban Responden

Tentang Status Kepemilikan Rumah ... 90 Tabel 32. Distribusi Jawaban Responden

Berdasarkan Kepemilikan Tabungan ... 91 Tabel 33. Distribusi Jawaban Responden Tentang

Kepemilikan TerhadapAset/Harta Benda Lain ... 92 Tabel 34. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Pengeluaran

Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup Sehari-Hari ... 93 Tabel 35. Distribusi Jawaban Responden

(10)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

Tentang Frekuensi Makan Dalam Sehari ... 94 Tabel 36. Distribusi Jawaban Responden

Tentang Menu Makanan Yang Bisa Disajikan ... 95 Tabel 37. Distribusi Jawaban Responden Tentang Frekuensi

Menyajikan Menu Gizi 4 Sehat 5 Sempurna ... 96

(11)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

1.4 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Pengertian Keluarga ... 10

2.1.1 Bentuk-Bentuk Keluarga ... 11

2.2. Fungsi Keluarga ... 13

2.3 Pengertian Anak Terlantar/Kurang Beruntung ... 17

2.4 Pekerja Sosial ... 18

2.4.1 Tujuan dan Fungsi Pekerjaan Sosial ... 19

2.5 Pengertian sosial ekonomi ... 20

2.5.1 Kehidupan Sosial Ekomi Keluarga ... 22

2.5.2 Peningkatan Sosial Ekonomi ... 27

2.5.3 Upaya Pemberdayaan Keluarga ... 28

2.6 Yayasan ... 31

2.7 Kerangka Pemikiran ... 33

2.8 Defenisi Konsep dan Operasional ... 36

2.8.1 Defenisi Konsep... 36

2.8.2 Defenisi Operasional ... 38

2.9 Hipotesis ... 69

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Tipe Penelitian... 40

3.2 Lokasi Penelitian ... 40

3.2 Populasi dan Sampel ... 40

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.5 Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 45

4.1 Latar Belakang Lembaga ... 45

4.2 Letak Dan Kedudukan Lembaga ... 46

4.3 Visi dan Misi Yayasan SOS Desa Taruna ... 47

4.3.1 Visi SOS Desa Taruna ... 47

4.3.2 Misi SOS Desa Taruna ... 48

4.3.3 Nilai-nilai/Prinsip SOS Desa Taruna ... 49

4.4 Fasilitas, Sarana dan Prasarana Lembaga ... 50

4.5 Sumber Dana Yayasan SOS Desa Taruna Medan... 54

(12)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

4.6 Struktur Organisasi Yayasan SOS Desa Taruna Medan... 54

4.7 Uraian Tugas ... 56

4.8 Gambaran Gambaran Umum Lingkungan II dan III ... 58

BAB V ANALISA DATA ... 60

5.1 Hasil Penelitian ... 60

5.2 Karakter Responden ... 61

5.3 Uji Hipotesa ... 97

5.4 Kriteria Pengujian ... 98

BAB VI PENUTUP ... 100

6.1 Kesimpulan ... 100

6.2 Saran ... 101 Daftar Pustaka

Lampiran

(13)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awal Juli 1997, krisisi moneter sudah merambah Asia Tenggara.

Indonesia adalah negara yang paling parah dilanda krisis. Ketika negara lainnya sudah memulai periode pemulihan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada pada persoalan paling mendasar, yakni krisis bahan pokok. Meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia memerlukan perhatian yang lebih serius dari seluruh pelaku pembangunan untuk mengatasinya. Berdasarkan data bank dunia, telah terjadi peningkatan angka kemiskinan terutama setelah terjadinya krisis ekonomi tahun 1997. Kemiskinan yang semakin meningkat juga ditandai dengan menurunnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya.

Pada tahun 2002, IPM Indonesia menurun menjadi peringkat 110 dari 173 negara dibandingkan dengan IPM tahun 2000 yang menduduki peringkat 109 dari 174 negara. Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan telah mengakibatkan menurunnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka diperkirakan akan menurunkan daya saing bangsa Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya di dunia (UNDP, Human Development Index Report, 2002).

tanggal 15 Maret 2009 pukul 15.30 Wib).

Badan pusat statistik mencatat jumlah persentase penduduk miskin pada periode 1997-2007 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada periode 1996-1999

(14)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

jumlah penduduk miskin meningkat 13,96 juta karena krisis ekonomi, yaitu dari 34,01 juta pada 1996 menjadi 47,97 juta pada 1999. Persentase jumlah penduduk miskin meningkat dari 17,47% menjadi 23,43% pada periode yang sama. Pada periode 2000-2005 jumlah penduduk miskin cenderung menurun dari 38,70 juta.

pada 2000 menjadi 35,10 juta pada tahun 2005. Secara relatif juga terjadi penurunan persentase penduduk miskin dari 19,14% pada 2000 menjadi 15,97%

pada 2005. Pada 2006, terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin dari 35,10 juta orang (15,97%) pada bulan Februari 2005 menjadi 39,30 juta (17,75%) pada Maret 2006.

Peningkatan jumlah dan persentase penduduk miskin terjadi karena adanya kenaikan harga BBM. Pada Maret 2008 (posisi terakhir angka kemiskinan dari BPS), jumlah penduduk miskin mencapai 34,96 juta orang (15,42%).

Dibanding dengan penduduk miskin pada Maret 2007 yang berjumlah 37,17 juta orang (16,58%), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,21 juta orang.

Merujuk data dari lembaga multilateral tersebut, dengan kriteria miskin yaitu orang dengan penghasilan kurang dari US$2 per hari, Indonesia sebetulnya

menyimpan 100 juta lebih orang miskin

15 Maret 2009 pukul 15.45 wib).

Faktanya ialah bahwa masyarakat Indonesia yang masih terus menderita akibat krisis ekonomi. Secara nasional, angka-angkanya mungkin sudah membaik, tetapi ada perbedaan besar antara wilayah geografis dan antar kelompok sosial.

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dapat dilihat dari beberapa indikator, dan tingkat kemiskinan merupakan salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan

(15)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

pembangunan. Jika angka kemiskinan turun secara berkelanjutan, konsep pembangunan suatu rezim pemerintah juga bisa dikatakan berhasil.

Salah satu kebijakan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan kemiskinan adalah penataan ruang.

Penanggulangannya harus bersifat multidimensional, mengingat penyebab kemiskinan tidak hanya merupakan masalah fisik akan tetapi juga menyangkut permasalahan ekonomi, sosial dan budaya. Penanggulangan kemiskinan melalui penataan ruang perlu dilakukan bersama oleh pelaku pembangunan baik pemerintah maupun masyarakat. Dalam mengatasi permasalahan pembangunan tidak hanya institusi formal saja yang harus diperbaiki tetapi juga institusi informal seperti norma dan adat istiadat masyarakat harus pula dirubah. Dengan demikian terjadi kesepakatan bersama untuk berupaya meningkatkan pembangunan dalam mengatasi kemiskinan.

Penataan ruang yang terdiri dari perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak bisa lagi hanya berisi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah telah gagal untuk menciptakan pengaturan ruang yang sesuai dengan yang direncanakan, akibatnya kebijakan tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat dan tidak dapat dimengerti oleh masyarakat.

Berdasarkan pengalaman program Bandes, PKT, P3KT dan program lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan mengurangi tingkat kemiskinan, ternyata kurang mampu mengatasi kemiskinan secara menyeluruh.

Berbagai bimbingan pembinaan, bantuan dana dan fasilitas disalurkan untuk meningkatkan kelembagaan. Partisipasi dan swadaya atau kemandirian dalam

(16)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

pembangunan. Justru sebaliknya menimbulkan ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah tersebut (Tjahya, 2000 : 22).

Salah satu faktor ketidak berhasilan pembangunan nasional dalam berbagai bidang, antara lain disebabkan oleh minimnya perhatian pemerintah dan semua pihak terhadap eksistensi keluarga. Perhatian dan treatment yang terfokus pada keluarga sebagai basis dan sistem pemberdayaan yang menjadi pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara, relatif belum menjadi komitmen bersama dan usaha yang serius dari banyak pihak. Padahal, masyarakat dan negara yang sehat, kuat, cerdas, dan berkualitas dipastikan karena tumbuh dan berkembang dari dan dalam lingkungan keluarga yang sehat, cerdas dan berkualitas.

Kelompok yang paling terkena dengan kemiskinan adalah wanita dan anak-anak. Berdasarkan data UNICEF, tercatat bahwa Indonesia adalah negara yang paling parah terkena kemiskinan dibandingka negara lainnya di Asia Timur.

Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya Pendapatan Domestik Bruto sebesar 12.2% pada periode pertama tahun 1998 sehingga telah memunculkan peningkatan angka penduduk miskin sebanyak 20 juta. Didalamnya sebanyak 2 juta anak Indonesia dibawah usia 5 tahun telah kekurangan gizi dan tidak bisa menikmati pendidikan yang diakibat keluarga tidak mampu menyediakan makanan yang cukup bagi wanita dan anak-anak (Unicef, The United Nations Children’s Fund, 2000).

Menurut hasil penelitian Organisasi Buruh Internasional (ILO) jumlah anak terlantar di Indonesia mencapai 4,18 juta. Alasan utama adalah akibat putus sekolah, sehingga mereka dipaksa keadaan unutk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhannya. Untuk wilayah Sumatera Utara sendiri terdapat anak balita

(17)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

terlantar 64.740 orang dan anak terlantar 263.809 orang, menduduki tempat ke lima terbanyak di Indonesia (Depsos, 2008).

Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 yang berbunyi :

“Fakir miskin dan anak terlantar di pelihara oleh negara”, maka salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah guna menekan jumlah anak-anak terlantar di Indonesia adalah dengan mendirikan panti-panti atau yayasan sosial untuk anak terlantar. Panti-panti atau yayasan-yayasan ini dikelola oleh pemerintah melalui dinas sosial (Government Organization) ataupun oleh lembaga sosial non pemerintah (Non-Government Organization).

Di Sumatera Utara khususnya di Medan terdapat banyak lembaga-lembaga atau yayasan-yayasan yang di kelola oleh pemerintah (GO) ataupun Non- pemerintah (NGO) yang khusus menangani anak-anak terlantar. Salah satu lembaga atau yayasan Non-pemerintah di Medan yang menangani masalah anak terlantar adalah Yayasan SOS Desa Taruna. Yayasan SOS Desa Taruna Medan berdiri sejak tahun 2007 dan mempunyai tujuan untuk menyelenggarakan pelayanan sosial untuk menangani masalah kesejahteraan anak terlantar.

Salah satu program pelayanan bantuan yang dilakukan yayasan ini diluar dari dalam pengasuhan anak adalah memberi bantuan kepada masyarakat desa Namo Gajah khususnya bagi keluarga-keluarga yang kurang beruntung atau kategori miskin. Melihat keluarga-keluarga yang kurang beruntung khususnya secara ekonomi, dikuatirkan anak-anak mereka terabaikan baik secara jasmani maupun rohani, Kurangnya perhatian mereka akan kebutuhan pendidikan, kesehatan dan secara keseluruhan terabaikan kebutuhan anak-anak mereka. Agar dapat berkembang layaknya sebagai seorang anak, maka dibentuklah

(18)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

perpanjangan tangan SOS Desa Taruna yaitu Program Penguatan Keluarga (Family Streng Program), dengan misi yaitu untuk membantu membangun keluarga yang kurang beruntung yang mempunyai keterbatasan atau kekurangan secara ekonomi dan sosial untuk dapat mandiri dalam lingkungan masyarakatnya.

Sehingga diharapkan setelah mandiri secara sosial dan ekonomi, para orang tua dari keluarga tersebut dapat memelihara dan menjaga anak-anak mereka.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pengaruh program penguatan keluarga terhadap sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan, yang dirangkum dalam satu judul :

“ Pengaruh Program Penguatan Keluarga terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamatan Medan Tuntungan”.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah merupakan pokok dari suatu penelitan. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, maka yang menjadi permasalahan adalah “Bagaimana Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah ?”

(19)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Program Penguatan Keluarga terhadap sosial ekonomi warga binaan SOS Desa Taruna Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam rangka pengembangan konsep-konsep teori, terutama model pemecahan masalah pemberdayaan ekonomi oleh suatu lembaga (yayasan) untuk meningkatkan sosial ekonomi warga binaan.

(20)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan secara teoritis tinjauan-tinjauan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, pengertian keluarga, fungsing keluarga, pengertian sosial ekonomi keluarga,pemberdayaan ekonomi keluarga, peran advokasi pekerja sosial terhadap proses pemberdayaan, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian. Populasi dan sampel, metode pengumpulan data,serta teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.

(21)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami dan istri, ayah dan ibu, putera dan puteri dan merupakan pemelihara kebudayaan bersama.

Keluarga adalah sistem sosial kecil yang terdiri dari individu-individu yang berhubungan dengan satu sama lainnya dengan alasan kasih sayang dan ikatan yang kuat, loyalitas, mengkompromikan keadaan rumah yang permanen yang terjadi di dalam jangka tahunan dan dekade-dekade. Anggota–angota masuk malalui kelahiran, adopsi dan perkawinan lepas dari keanggotaannya hanya kematian (http//www.yakita.or.id/konselingkeluarga.html diakses tanggal 27 Maret 2009 pukul 18.15 Wib).

Pengertian dari pendidikan keluarga adalah proses transformasi perilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyrakat. Sebab keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilaku yang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Kunci keberhasilan pendidikan dalam keluarga sebenarnya terletak pada pendidikan rohani dengan artian keagamaan seseorang. Beberapa hal yang memegang peranan penting

(22)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

dalam membentuk pandangan hidup seseorang membentuk pembinaan akidah, akhlak, keilmuan dan kreativitas yang mereka miliki.

Ada dua aturan dasar yang dibutuhkan dalam keluarga :

1. Kebutuhan yang dibutuhkan untuk bertahan. Kesatuan keluarga berkewajiban secara unik untuk keamanan fisik seluruh anggota keluarga.

Contohnya makanan dan tempat tinggal

2. Kesatuan keluarga perasaan ini konteks untuk kebutuhan yang bisa dicapai jadi untuk mencapai kebutuhan yang diinginkan mereka penuhi, maka keluarga itu harus memiliki perasaan konteks dasar.

diakses tanggal 30 April 2009 pukul 21.00 Wib).

2.1.1 Bentuk-Bentuk Keluarga A. Tradisional

1. Nuclear Family atau Keluarga Inti

Ayah , ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

2. Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anak keduanya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun dari perkawinan baru.

(23)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

3. Niddle Age atau Aging Cauple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan/meniti karier.

4. Keluarga Dyad/Dyadie Nuclear Suami Istri tanpa anak.

5. Single Parent

Satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak.

6. Dual Carrier

Suami istri/ keluarga orang karier dan tanpa anak.

7. Commuter Married

Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanyan saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

8. Single Adult

Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.

9. Extended Family

1, 2, 3 generasi bersama dalam rumah.

10. Keluarga Usila

Usila dengan tanpa pasangan, anak sudah pisah.

B.Non Tradisional 1. Commune Family

Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber sama, pengalaman yang sama.

(24)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

2. Cohibing Coiple

Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

3. Homosexual/Lesbian

Satu jenis hidup bersama sebagai suami istri.

4. Intstitusional

Anak-anak/orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

5. Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak Kawin dengan anak.

2.2 Fungsi Keluarga

Bila ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah RI no 21 Tahun 1994 mengenai penyelengaraan pembangunan keluarga sejahtera, telah dirumuskan delapan fungsi keluarga sebagai jembatan menuju terbentuknya sumber daya pembangunan yang handal dengan ketahanan keluarga yang kuat dan mandiri yaitu :

1. Fungsi Keagamaan

Dalam keluarga dan anggotanya fungsi ini perlu didorong dan dikembangkan agar kehidupan keluarga sebagai wahana persemian nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan agamis yang penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Fungsi Sosial Budaya

Fungsi ini memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam suatu kesatuan,sehingga dalam hal ini diharapkan ayah dan ibu untuk dapat

(25)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

mengajar dan meneruskan tradisi, kebudayaan dan sistem nilai moral kepada anaknya.

3. Fungsi Cinta Kasih

Untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya serta hubungan kekerabatan antar generasi, sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin

4. Fungsi Melindungi

Fungsi ini menambahkan rasa aman dan kehangatan pada setiap anggota keluarga.

5. Fungsi Reproduksi

Fungsi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang direncanakan dapat menunjang terciptanya kesejahteraan manusia di dunia yang penuh iman dan takwa

6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Fungsi yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupan di masa yang akan datang

7. Fungsi Ekonomi

Sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga 8. Fungsi Pembinaan Lingkungan

Agar setiap keluarga mampu menempatkan diri secara serasi, selaras, seimbang.

(26)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

Menurut Ogburn fungsi keluarga tidak saja didalam lingkungan keluarga sendiri tetapi juga di dalam masyarakat. Melihat pendapat tersebut nyata bahwa tugas dan fungsi keluarga bukan merupakan fungsi yang tunggal tapi jamak.

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa tugas orang tua adalah :

1. Menstabilkan situasi keluarga: dalam arti stabilisasi situasi ekonomi rumah tangga

2. mendidik anak

3. Pemeliharaan fisik dan psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religius (Ahmadi, 2002 : 246)

Keluarga juga dikenal sebagai dasar umat manusia, karena itu keluarga sebagai fundamental bagi kehidupan masyarakat. Tidak ada satupun lembaga masyarakat yang lebih efektif membentuk kepribadian anak selain keluarga.

Keluaga tidak hanya membentuk anak secara fisik tetapi juga sangat berpengaruh secara psikologis. Dalam usaha kesejahteraan anak ada program penting untuk anak yang terdiri dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan anak baik secara fisik maupun, mental maupun sosial, pelayanan kesejahteraan sosial anak termasuk asuhan bagi anak di dalamn keluarga maupun di dalam keluarga pengganti. Karena itu baik buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik buruknya pertumbuhan kepribadian anak (Kartono,1998 : 57).

Fungsi Keluarga Menurut WHO (1978) ada lima yaitu : 1. Fungsi Biologis

a. Untuk meneruskan keturunan.

b. Memelihara dan membesarkan anak.

(27)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2. Fungsi Psikologis

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

d. Memberikan identitas keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak.

b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak.

c. Meneruskan nilai-nilai keluarga.

4. Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang anak dating. Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.

5. Fungsi Pendidikan

a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.

(28)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan tentang arti pentingnya keluarga dalam perkembangan anak baik secara fisik maupun psikologis.

2.3 Pengertian Anak Terlantar/Kurang Beruntung

Anak terlantar atau kurang beruntung merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial. Didalam kamus istilah kesejahteraan sosial diberikan batasan bahwa: “Anak terlantar adalah anak-anak yang hidup dan kehidupanya terlantar atau tidak mendapatkan pemenuhan yang wajar baik secara materi maupun non materi” .

Agar lebih jelas permasalahan anak terlantar ini, maka dapat dikemukakan sebuah defenisi atau batasan tentang anak terlantar. Menurut Undang-Undang No.4 Tahun 1979, anak terlantar adalah anak yang karena sesuatu sebab orangtuanya melalaikan kewajibanya sehingga kebutuhan anak tidak dapat dipenuhi dengan wajar baik secara rohani, jasmani, dan sosial. Dengan indikator sebagai berikut :

1. Anak Yatim atau Piatu atau Yatim Piatu.

2. Anak dari keluarga miskin.

3. Anak dari keluarga pecah /bercerai.

4. Anak dari keluarga bermasalah (orang tuanya menderita penyakit kronis, menderita gangguan jiwa, pemabuk, penjudi, tunasusila, sering bertengkar dan sebagainya).

(29)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

5. Anak yang orangtuanya lebih banyak diluar rumah (bekerja diluar daerah atau diluar negeri).

6. Anak di luar nikah (single parent child)

Anak yang diperlakukan salah (mendapat perlakuan kejam, bekerja di bawah umur 15 tahun atau anak-anak yang digunakan mengemis, mengamen dan lain sebagainya).

2.4 Pekerja Sosial

Undang-undang Republik Indonesia No.6 Tahun 1974 tentang ketentuan- ketentuan pokok kesejahteraan sosial disebutkan bahwa : Pekerja sosial adalah semua keterampilan teknis yang diwajibkan wahana bagi pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial. Jadi pengertian pekerjaan sosial adalah merupakan keterampilan teknis atau dengan kata lain keterampilan yang dipakai sebagai alat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial. Usaha kesejahteraan sosial adalah : Semua upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan, dan mengembangkan kesejahteraan sosial.

Usaha-usaha kesejahteraan sosial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan masyarakat, tugas pemerintah lebih menitikberatkan pada penetapan kebijaksanaan dan stabilisator dalam pelaksanaannya sesuai dengan pasal 4 UU No.6/1974, usaha pemerintah di bidang kesejahteraan sosial meliputi :

a. Bantuan sosial kepada warga negara baik secara perorangan maupun dalam kelompok yang mengalami kehilangan peranan sosial atau menjadi korban akibat terjadinya bencana-bencana baik sosial maupun alamiah atau peristiwa-peristiwa lain.

(30)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

b. Pemeliharaan kesejahteraan sosial melalui penyelenggaraan suatu jaminan social.

c. Bimbingan, pembinaan dan rehabilitasi sosial termasuk di dalamnya penyaluran ke dalam masyarakat, kepada warga negara baik perorangan maupun kelompok yang terganggu kemampuannya untuk mempertahankan hidup.

d. Pengembangan dan penyuluhan sosial untuk meningkatkan peradapan, perikemanusiaan, dan kegotongroyongan.

2.4.1 Tujuan dan fungsi pekerjaan sosial

Urusan pekerjaan sosial adalah mengenai sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang lain, perasaan identitasnya serta kemampuan pribadi dan kemampuan nilai-nilainya sebagai pedoman pemenuhan dan pengungkapan potensi-potensi yang dimilikinya.

Dalam interaksi dengan orang-orang lain, urusan pekerjaan sosial adalah adaptasi, yaitu :

a. proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

b. memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem.

c. proses perubahan untuk menyesuikan dengan situasi yang berubah.

d. penyesuaian dari kelompok ke lingkungan.

e. penyesuaian pribadi terhadap lingkungan.

Drs. Soetarso MSW (1995 : 67) mengemukakan tujuan pekerjaan sosial adalah sebagai berikut :

(31)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

a. Meningkatkan kemampuan orang untuk menghadapi tugas-tugas kehidupannya dan kemampuannya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

b. Meningkatkan orang-orang dengan system-sistem yang dapat menyediakan sumber-sumber pelayanan dan kesempatan-kesempatan yang dibutuhkan.

c. Meningkatkan kemampuan sistem-sistem tersebut secara efektif dan berperikemanusiaan.

d. Memberikan sumbangan bagi perubahan, perbaikan dan perkembangan kebijakan serta perundangan.

2.5 Pengertian sosial ekonomi

Kata Sosial berasal dari kata “socius”yang artinya kawan ( teman). Dalam hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman kerja dan sebagainya. Yang dimaksud disini teman disini adalah mereka yang ada disekitar kita, yakni yang tinggal dalam suatu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi (wahyuni, 1989:60). Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang artinya rumah tangga dan “nomos

yang artinya mengatur, jadi secara harafiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga.

Status sosial ekonomi rumah tangga sangat berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari–hari. Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai potensi serta kepribadian yang memungkinkan dia diterima dalam pergaulan dengan individu yang lain. Karena setiap individu mempunyai kemampuan tersebut

(32)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

disalurkan untuk kepentingan tertentu, kemudian individu yang lain dapat menerima dan mengakuinya. Atas dasar itulah dia akan mendapatkan status itu di dalam kelompok dimana dia berada. Menurut Phil Astrid S. Susanto (1985) mengatakan bahwa “Perkataan sosial telah mendapat banyak interprestasi walaupun demikian, orang berpendapat bahwa perkataan ini mencapai recipprocal behaviour atau perilaku yang saling mempengaruhi dan saling tergantungnya manusia satu sama lain”.

Dalam kehidupan berkeluarga, peranan orang tua sangat menentukan dalam proses pemenuhan kebutuhan lahir dan batin, misalnya untuk kebutuhan yang sangat konsumtif bagi anggota keluarganya. Dalam hal ini orang tua harus memiliki taggung jawab yang besar, dengan kata lain bahwa orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari–hari sering disebut bapak atau ibu.

Kondisi sosial ekonomi merupakan suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sipembawa status misalnya, pendapat dan pekerjaan. Status sosial ekonomi orangtua sangat berdampak bagi pemenuhan kebutuhan keluarga dalam mencapai standart hidup yang sejahtera dan mencapai kesehatan yang maksimal. Status adalah keadaan atau kedudukan seseorang sedangkan pengertian sosial sangat berhubungan degan kehidupan bermasyarakat dan di sekitar.

Pengertian ekonomi sangat berhubugan dengan usaha–usaha yang nyata dalam bentuk pekerjaan. Pekerjaan memberikan pendapat atau penghasilan yang

(33)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Poewardarminta (1996) pengertian ekonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam mencapai cita- cita kemakmuran. Dalam pencapaian ini orang tua memiliki peran utama sebab mereka adalah sepasang suami istri yang terdiri dari seorang ibu dan bapak yang memiliki tanggung jawab terhadap anak-anaknya dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka atau keluarga mereka.

2.5.1 Kehidupan Sosial Ekomi Keluarga

Kehidupan sosial ekonomi berkaitan dengan cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya, yang didasarkan pada :

A. Pendapatan

Pendapatan rumah tangga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam ruimah tangga. Pendapatan dan penerimaan anggota rumah tangga dapat diperinci atas :

a. Pendapatan berupa uang.

b. Pendapatan berupa barang.

Pendapatan berupa uang adalah penghasilan berupa uang yang diperoleh melalui gaji dan upah dari usaha sendiri dan bekerja keras, dari penjualan barang –barang yang dimiliki. Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang diperoleh dalam bentuk barang terhadap jasa yang diberikan, ada juga bentuk barang yang diterima yang tidak merupakan uang seperti warisan orang tua . Kajian tentanga pendapatan ini didasarkan atas bentuk produksi rumah tangga

(34)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

yang secara langsung maupun tidak langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Sedangkan menurut J. Raviant tentang sumber pendapatan menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga merupakan keselurahan dari pendapatan formal, pendapatan informal dan pendapatan subsistem. Pendapatan formal adalah penghasilan yang diterima melalui pekerjaan pokok. Pendapatan informal adalah pendapatan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan di luar pekerjaan pokoknya, sedangkan pendapatan subsistem adalah pengahasilan yang diperoleh dari sektor produksi yang dinilai dengan uang.

Perincian pendapatan menurut BPS pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam pendapatan sektor formal, dan informal. Ditinjau dari sumber pendapatan yang ada di kelurahan namo gajah tempan penelitian ini maka yang menjadi pendapatan formal mereka adalah penghasilan yang diterima melalui pekerjaan pokok mereka yang kebanyakan bertani, sedangkan pendapatan informal mereka adalah pendapatan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan seperti berkebun, beternak dan lain-lain.

B. Pangan

Sehubungan dengan strategi kelangsungan hidup kaum tani yang berpenghasilan rendah, George Carner mengemukakan bahwa sasaran yang dituju oleh rumah tangga yang berpendaptan rendah adalah menghasilkan atau memperoleh cukup makan, yang tentunya dalam pengertian yang luas (Azrul Azwar : 1983: 83). Petani seperti ini secara sosiologis dikenal dengan petani subsistem.

(35)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

Dalam mengkomsumsi makanan, bukanlah asal arti kenyang saja, tetapi makan harus mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Makanan yang kita makan sehari-hari dinilai sehat untuk mencukupi kebutuhan tubuh, apabila makanan tersebut tersusun yang terdiri dari bahan-bahan makanan yang mempunyai tiga kegunaan yakni :

1. Mengandung zat tenaga.

2. Mengandung zat pembangun.

3. Mengandung zat pengatur (Azrul Azwar, 1983: 83).

Dalam kehidupan sehari-hari keluarga dihadakan pada penentuan jenis hidangan/menu untuk keluarga. Disini perlu dicapai susunan bahan makanan dan komposisi atau kandungan zat gizi dari setiap bahan makanan tersebut. Hal ini tentunya tidak terlepas dari penghasilan atau pendapatan yang mereka peroleh.

Lebih lanjut George Carner menguraikan bahwa apabila kebutuhan pangan tidak terpenuhi secara memadai, maka ada beberapa cara yang dilaksanakan rumah tangga untuk menanggulanginya, yaitu para anggota keluarga/rumah tangga menganekaragamkan kegiatan-kegiatan kerja mereka. Kaum wanita mungkin menerima pekerjaan membuat keranjang, menjahit, mengayam, dan jenis-jenis kerajinan tangan yang lain yang dapat diproduksi di rumah tangga pada masa tidak bercocok tanam, yang nantinya akan membangun diri mereka kembali demi kelangsungan hidup mereka.

C. Kesehatan

Kesehatan adalah segala hal yang berhubungan dengan keadaaan sehat dan sakit/penyakit. Sehat menurut WHO adalah sehat jasmani, rohani maupun sosial.

(36)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

Individu dinyatakan sehat jasmani apabila individu tersebut terbebas dari penyakit dan kesakitan maupun cacat. Sedangkan sehat rohani adalah terbebasnya manusia dari rasa tertekan. Sehat sosial berarti orang tersebut tidak mempunyai kendala material maupun kejiwaan untuk bersosialisasi dengan orang lainnya (Bagong, 1996 : 66).

Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia adalah peningkatan derajat kesehatannya. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat berarti menjadi masyarakat tersebut sehat baik jasmani, rohani maupun sosial sehingga individu-individu dalam masyarakat tersebut dapat terbebas dari penyakit dan kesakitan maupun mempunyai harapan hidup tinggi.

Lingkungan, kuman (penyebab penyakit) maupun keadaan individu sangat berperan untuk terjadinya sakit maupun kematian. Lingkungan yang tidak sehat dapat mempercepat perkembangan penyakit. Selain itu lingkungan yang tidak memenuhi kesehatan dapt menurunkan daya tahan tubuh individu terhadap penyakit.

D. Perumahan

Perumahan juga merupakan satu unsur kesejahteraan rakyat, di samping sandang dan pangan. Perumahan merupakan bahagian pembangunan nasional yang mendukung sektor-sektor pembangunan lainnya.

Dalam hal ini perumahan tersebut harus memenuhi syarat rumah sehat yaitu : a. Tersedianya sarana air minum.

b. Tersedianya sarana penerangan.

c. Tersedianya fasilitas MCK.

E. Pendidikan

(37)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

Dalam GBHN dinyatakan bahwa pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Menurut Taufik Abdullah pendidikan adalah usaha untuk membina kepribadian dan kemampuan manusia, kemampuan jasmani dan rohani yang dilakukan dalam rumah tangga, sekolah dan dalam masyarakat agar dengan kemampuannya dapat mempertahankan dan mengembangkan hidup serta kelangsungan hidup masyarakat (1983: 327)

2.5.2 Peningkatan Sosial Ekonomi

Peningkatan sosial ekonomi dapat dilakukan dengan menetapkan jenis kegiatan usaha baik kelompok maupun individu, dimana jenis usaha kelompok/individu itu antara lain :

a. Kegiatan produksi yang dipilih keluarga harus sesuai dengan kemauan dan kemampuan keluarga dan dapat dijamin kelangsungannya dalam arti menambah penghasilan keluarga, menambah kesempatan kerja dan mudah untuk dilaksanakan.

b. Kegiatan usaha produksi yang dipilih merupakan penghasilan barang produksi dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dan terjamin pemasarannya.

c. Kegiatan produksi yang dipilih adalah mudah memperoleh bahan baku, tenaga kerja dan proses pembuatannya.

(38)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

d. Kegiatan produksi diutamakan yang mempunyai nilai inovatif dalam arti dapat mendorong dan merangsang kreatifitas masyarakat.

Adapun hal yang diharapkan dari kegiatan usaha ini adalah :

a. Meningkatkan produksifitas usaha mereka secara ekonomis melalui bantuan sarana dan prasarana yang akan diberikan.

b. Menumbuhkan kesadaran akan potensi yang mereka miliki dalam upaya meningkatkan sosial ekonominya.

c. Meningkatkan kemampuan dirinya dalam memanfaatkan potensi sumber lingkungan secara ekonomis baik terhadap dirinya dan keluarganya maupun lingkungannya (Kusnaidi : 1995: 16).

2.5.3 Upaya Pemberdayaan Keluarga

Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat memegang peranan penting sebagai asset bangsa. Keluarga bukan hanya dianggap sekadar sasaran pembangunan, tetapi merupakan pelaku (subjek) pembangunan. Untuk itu perlu diatur tentang pembangunan keluarga sejahtera, terutama dalam persiapan sumber daya anggota keluarga yang potensial.

Undang-undang nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Penduduk dan Perkembangan Keluarga Sejahtera masyarakat betapa pentingnya pembangunan keluarga untuk meningkatkan kualitas keluarga . Hal ini sejalan dengan propenas 1999-2004, yang menetapkan sebagai sasaran kinerja program adalah meningkatkannya kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar, sosial dan psikologis anggota keluarganya. Selain itu, sasaran kinerja menetapkan meningkatnya jumlah keluarga yang dapat mengakses informasi dan sumber daya

ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan keluarga.

(39)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

diakses

tanggal 1 April pukul 10.00 Wib).

Dalam bidang ketahanan keluarga, diupayakan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam pengasuhan dan penumbuhkembangan anak, disamping menurunnya disharmoni dan tidak kekerasan dalam keluarga.

Pembangunan berwawasan keluarga merupakan pembangunan yang dilakukan secara seksama mempertimbangkan dimensi keluarga sebagai sasaran dan pelaku.

Hal ini sekaligus mengarah pada peranan keluarga sebagai pengembangan sumber daya manusia potensial dengan mendayagunakan keluarga untuk mempertajam potensi dasar seseorang.

Dengan demikian, pengembangan sumber daya keluarga adalah rangkaian upaya pembangunan, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah swasta dan masyarakat untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas, yaitu terwujudnya keluarga yang maju, mandiri, sejahtera, hidup selaras, serasi serta seimbang dengan daya dukung dan daya tampunng lingkungan.

Upaya pembangunan keluarga berkualitas dilakukan melalui pemberdayaan keluarga sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia.

Hal ini dilakukan dengan mewujudkan pelembagaan dan pembudayaan visi keluarga berkualitas guna meningkatkan kemampuan keluarga sebagai hal yang berperan dan bertanggung jawab dalam pengembangan anggota keluarga tersebut.

Upaya ini perlu memperhatikan sistem nilai yang ada dalam masyarakat, kondisi politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan serta perkembangan globalisasi. Proses pemberdayaan keluarga dilakukan secara terpadu oleh pemerintah bersama masyarakat melalui pemantapan sosialisasi dan

(40)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

pelaksanaan fungsi keluarga sesuai dengan kondisi tiap-tiap keluarga melalui siklus perkembangan keluarga guna menjadikan setiap anggotanya sebagai insan pembangunan yang produktif dan kompetitif dalam rangka menuju persaingan pasar bebas. Pemberdayaan keluarga diawali dengan pengenalan kondisi dan potensi keluarga sasaran, melalui pendataan keluarga para kader setempat dari rumah ke rumah. Hasilnya, menjadikan data basis yang sifatnya sangat operasional dan bermanfaat untuk digunakan pada setiap tingkat pemerintahan.

Upaya pemberdayaan keluarga meliputi tiga aspek yaitu:

1. Aspek dasar yaitu, sistem reproduksi sebagai sasaran untuk melanjutkan keturuanan. Proses ini sebaiknya dapat berlangsung dalam keadaan sehat jasmani, jiwa dan sosial. Untuk menjaga kesehatan pasangan suamai istri menetapkan perilaku reproduksi sehat yakni tidak melakukan hubungan seks secara bebas dan beresiko yaitu dalam ikatan perkawinan yang sah.

Kesehatan reproduksi merupakan keperluan yang mendasar sebagai prasyarat terjadinya proses pengembangan keturunan yang tangguh.

Setelah membentuk keluarga, pasangan yang bersangkutan diberdayakan sebaik mungkin untuk menjaga dan memelihara kesehatan reproduksinya seperti bagaimana melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat, cara merawat kehamilan serta mengatur jarak kelahiran pertama dengan kelahiran kedua dan sebagainya. Oleh sebab itu diperlukan upaya-upaya advokasi dan fasilitas agar keluarga dan masyarakat mempunyai akses terhadap informasi, pelayanan dan perlindungan hak-hak reproduksi guna mewujudkan keluarga berkualitas.

(41)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

2. Aspek ajar, yaitu proses pendidikan yang dapat meningkatkan dan memantapkan kesadaran dan keterampilan keluarga/orangtua dalam menanamkan nilai-nilai luhur terhadap anggota keluarga terutama anaknya, sesama lingkungan sekitarnya. Salah satu bentuk dari pemberdayaan keluarga adalah meningkatkan peranan keluarga dalam memperkuat ekonomi keluarga.

3. Aspek sekitar, aspek ini meliputi interaksi antar keluarga dengan sesame dan lingkungannya baik fisik maupun sosial, sehingga menimbulkan keserasian dengan lingkungan sekitar. Upaya peningkatan kualitas keluarga bertujuan meningkatkan, kepedulian dan peran serta keluarga dalam pemeliharaan mutu lingkungan sehingga dapat tercipta hubungan yang harmonis antara keluarga dengan lingkungan sekitar dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas. Program peningkatan kualitas lingkungan keluarga yang mencakup lingkungan fisik antara lain lingkungan perumahan/pemukiman, lingkungan tempat kerja keluarga, sedang peningkatan kualitas lingkungan sosial antara lain mencakup interaksi antar anggota keluarga dan sesame dengan lingkungan sekitarnya April 2009 pukul 10.20 Wib).

2.6 Yayasan

Pendirian sebuah yayasan di Indonesia sampai saat ini hanya berdasarkan pada kebiasaan dalam masyarakat dan Yurespudensi Mahkamah Agung, karena belum ada undang-undang yang mengaturnya. Namun dalam Undang-undang

(42)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

No.61 Tahun 2001 Republik Indonesia tentang yayasan bahwa pendirian sebuah yayasan dilakukan dengan akte notaris dan memperoleh status badan hukum setelah akte pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atau pejabat yang ditunjuk.

Yayasan merupakan suatu hunian dan perkumpulan yang berbentuk badan hukum dengan pengertian yang dinyatakan dalam pasal 1 butir 1 undang-undang No 16 tahun 2001 tentang yayasan.Yayasan adalah suatu badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota, berdasarkan defenisi tersebut yayasan memiliki ciri-ciri khas yaitu :

1. Bersifat dan bertujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan.

2. Tidak semata-mata mengutamakan keuntungan atau mencuri penghasilan yang sebesar-besarnya.

3. Tidak mempunyai anggota

Yayasan sebagai badan hukum mampu dan berhak serta berwenang untuk melakukan tindakan-tindakan perdata. Pada dasarnya keberadaan badan hukum bersifat permanen, artinya badan hukum tidak dapat dibuburkan hanya dengan persetujuan para pendiri atau anggotanya.

Yayasan juga memiliki hak dan kewajiban yaitu:

1. Hak yaitu hak untuk mengajukan gugatan.

2. Kewajiban yaitu wajib mendaftarkan yayasan tersebut pada instansi yang berwenang untuk mendapatkan status badan hukum.

Sebagai badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan sosial, keagamaan dan kemanusiaan yayasan mempunyai organ yang terdiri atas

(43)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

Pembina, pengurus, dan pengawas. Yayasan dilakukan sepenuhnya oleh pengurus, oleh karena itu pengurus wajib memberikan laporan tahunan yang disampaikan pada pembina mengenai keadaan keuangan dan perkembangan kegiatan yayasan.

Selanjutnya terhadap yayasan yang kekayaan berasal dari negara, bantuan luar negeri atau pihak lain sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang.

Kekayaan wajib diaudit oleh akuntan publik dan laporan tahunannya wajib diumumkan dalam surat kabar berbahasa Indonesia. Ketentuan ini dalam rangka penerapan prinsip keterbukaan dan akuntanbilitas pada masyarakat.

2.7 Kerangka Pemikiran

Krisis ekonomi di mulai pada tahun 1997 yang melanda negara-negara di dunia, salah satunya Indonesia telah menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan, yang menyebabkan keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan. Upaya pembangunan sosial sebagai suatu pemberdayaan masyarakat memfokuskan pada keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga memegang peranan penting sebagai pelaku (subyek) pembangunan, maka upaya pembangunan keluarga yang berkualiatas dilakukan melalui pemberdayaan keluarga sebagai wahana pengembangan.

Upaya pemberdayaan keluarga meliputi tiga aspek yaitu:

1. Aspek dasar yaitu, sistem reproduksi sebagai sasaran untuk melanjutkan keturunan.

2. Aspek ajar, yaitu proses pendidikan yang dapat meningkatkan dan memantapkan kesadaran dan keterampilan keluarga/orangtua dalam

(44)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

menanamkan nilai-nilai luhur terhadap anggota keluarga terutama anaknya, sesama lingkungan sekitarnya.

3. Aspek sekitar, aspek ini meliputi interaksi antar keluarga dengan sesama dan lingkungannya baik fisik maupun sosial, sehingga menimbulkan keserasian dengan lingkungan sekitar.

Sebagai salah satu NGO yang bergerak di bidang kesejahteraan, SOS Desa Taruna Medan berusaha melakukan pemberdayaan potensi keluarga, untuk mencegah anak terlantar karena ketidak berdayaan ekonomi keluarga. Melihat keluarga-keluarga yang kurang beruntung khususnya secara ekonomi, dikuatirkan anak-anak mereka terabaikan baik secara jasmani maupun rohani, seperti kurang bahkan tidak ada lagi perhatian mereka akan kebutuhan pendidikan, kesehatan dan secara keseluruhan kebutuhan anak-anak mereka teraibaikan dan tidak dapat berkembang layaknya sebagai seorang anak.

Melihat hal tersebut maka dibentuklah perpanjangan tangan SOS Desa Taruna yaitu program penguatan keluarga (Family Streng Program) SOS, dengan misi yaitu untuk membantu membangun keluarga yang kurang beruntung yang mempunyai keterbatasan atau kekurangan secara ekonomi dan sosial untuk dapat mandiri dalam lingkungan masyarakatnya. Sehingga diharapkan setelah mandiri secara sosial dan ekonomi, para orang tua dari keluarga tersebut dapat memelihara anak mereka dengan baik. SOS Desa Taruna Medan melakukan pemberdayaan ekonomi melalui pemberdayaan motivasi kewirausahaan, motivasi pendidikan, pelatihan manajemen keuangan, pelatihan tentang berbagai keterampilan lainnya.

(45)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

BAGAN PEMIKIRAN KRISIS EKONOMI

PENINGKATAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PERSOALAN KETIDAK BERDAYAAN MASYARAKAT

PERSOLAN KEMISKINAN

PROGRAM SOS DESA TARUNA MEDAN 1. Pelatihan managemen

keuangan

2. Pelatihan berbagai keterampilan

3. Motivasi kewirausahaan 4. Motivasi pendidikan 5. penyuluhan kelompok Pemberdayaan Keluarga

(warga binaan)

(46)

Jolly Hotlimar Royanto Simbolon : Pengaruh Program Penguatan Keluarga Terhadap Sosial Ekonomi Warga Binaan SOS Desa Taruna Medan di Lingkungan II dan III Kelurahan Namo Gajah Kecamantan Medan Tuntungan, 2010.

2.8 Defenisi Konsep dan Operasional 2.8.1 Defenisi Konsep

Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi sejumlah karakteristik kejadian, keadaan kelompok atau individu tertentu (Singarimbun, 1989 : 34).

Dalam hal ini defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat menguburkan tujuan penelitian ini, maka disusun defenisi konsep sebagai berikut :

1. Pengaruh adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu keadaan atau kondisi. Dalam hal ini akibat yang ditimbulkan melalui Program Penguatan Keluarga terhadap tingkat sosial ekonomi di kelurahan NamoGajah Kecamatan Medan Tuntungan

2. Program Penguatan Keluarga adalah Program yang dirancang untuk anak- anak yang beresiko terlantar agar dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dalam lingkungan keluarga yang merawatnya secara langsung

3. Yayasan SOS Desa Taruna Medan adalah organisasi non pemerintah yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang lemah, miskin, dan kurang mampu dalam bidang advokasi, usaha kecil dan pemberdayaan perempuan 4. Sosial ekonomi warga binaan ialah suatu kondisi dimana masyarakat atau

individual yang merupakan penentu status dan peran yang dimilikinya dalam kehidupan bersama

5. Indikator sosial ekonomi masyarakat merupakan kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan. Pekerjaan merupakan sumber memperoleh

Gambar

Tabel 30. Distribusi Jawaban Responden Tentang

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pengaruh literasi digital dan self efficacy terhadap prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2017 Universitas Negeri Medan (Skripsi,

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi