• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh proporsi campuran serbuk limbah kertas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh proporsi campuran serbuk limbah kertas"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

126

PENGARUH PROPORSI CAMPURAN SERBUK LIMBAH KERTAS TERHADAP NILAI KUAT TEKAN DAN KUAT GESER TANAH LUNAK

GAMBUT DI KABUPATEN BARITO KUALA

Nor Lita Hidayati1, a *, Akhmad Gazali 2,b dan Robiatul Adawiyah3,c

123Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Kalimantan MAB, Jl. Adhyaksa No. 2 Kayutangi Banjarmasin, 70123

a[email protected], b[email protected],3[email protected]

Abstrak

Stabilisasi adalah usaha untuk memodifikasi atau mengembangkan sifat-sifat tanah untuk meningkatkan nilai kekuatan tanah dengan mencampurkan bahan kimia maupun nonkimia. Salah satu cara stabilisasi adalah dengan menggunakan serbuk limbah kertas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di laboratorium, terjadi peningkatan nilai kuat tekan bebas (qu) pada penambahan variasi campuran serbuk limbah kertas sebesar 9% dengan masa peram 28 hari, yaitu dari sebesar 2 kg/cm2 menjadi 4,12 kg/cm2 pada sampel 1 dan dari 1,96 kg/cm2 menjadi 4,1 kg/cm2 pada sampel 2. Dan pada pengujian kuat geser langsung terjadi peningkatan pada nilai kohesi dan sudut geser dalam pada penambahan variasi campuran serbuk limbah kertas sebesar 9% dengan masa peram 28 hari, yaitu pada sampel 1 tanah asli dengan masa peram 0 hari memiliki nilai kohesi sebesar 0,1 kg/cm2 dan sudut geser dalam 47,46° meningkat sehingga memiliki nilai kohesi sebesar 0,34 kg/cm2 dan nilai sudut geser sebesar 64,06 °, sedangkan pada sampel 2 tanah asli dengan masa peram 0 hari memiliki nilai kohesi sebesar 0,075 kg/cm2 dan sudut geser dalam 45,34° meningkat sehingga memiliki nilai kohesi sebesar 0,32 kg/cm2 dan nilai sudut geser sebesar 61,85°.

Kata Kunci : Serbuk Limbah Kertas, Kuat Tekan Bebas, Kuat Geser Langsung.

(2)

127 Latar Belakang

Tanah merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam berbagai macam pekerjaan kontruksi. Dalam hal ini, tanah berperan sebagai pendukung kekuatan kontruksi dasar bangunan yang harus mampu memikul seluruh beban yang diperhitungkan, kemudian meneruskannya ke dalam tanah sampai ke lapisan atau kedalaman tertentu. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua jenis tanah memenuhi persyaratan untuk pekerjaan kontruksi, salah satunya yaitu tanah gambut yang mempunyai persoalan tersendiri dalam kekuatan menahan beban di atasnya.

Idamastuti (2013) menyatakan bahwa tanah gambut memiliki sifat berongga dan sangat ringan, sehingga tanah gambut memiliki daya dukung yang relatif rendah. Di Kalimantan Selatan sendiri sebagian besar mempunyai daya dukung yang relatif rendah, seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Gazali & Adawiyah (2018) didapatkan hasil bahwa tanah lunak gambut di Kalimantan Selatan memiliki berat volume kering sebesar 1,07 gr/cm3 (<

1,5 gr/cm3 berarti daya dukung tanah rendah) dan CBRlab sebesar 4,0639%

(nilai CBR < 6% berada pada kategori rendah), sehingga ini dikategorikan buruk dan perlu dilakukan stabilisasi.

Permasalahan pada tanah itulah yang mengharuskan pihak kontraktor mendatangkan tanah dari lokasi tertentu.

Dalam hal ini, selain memerlukan biaya yang lebih juga banyak hal lain yang harus dipertimbangkan. Contohnya seperti yang kita ketahui pada saat ini di Kalimantan Selatan sering terjadi kenaikan debit air yang bahkan menyebabkan banjir di beberapa wilayah, sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan infrastruktur jalan dan sebagainya. Hal itu tentunya dapat

menghambat pelaksanaan

pendistribusian pengangkutan tanah.

Oleh sebab itu dilakukan upaya untuk mengatasi permasalahan pada tanah

salah satunya adalah dengan metode stabilisasi tanah. Stabilisasi adalah usaha untuk memodifikasi atau mengembangkan sifat-sifat tanah untuk meningkatkan nilai kekuatan tanah dengan mencampurkan bahan kimia maupun nonkimia.

Diantaranya stabilisasi tanah menggunakan limbah kertas seperti yang dilakukan oleh Rahadyan dkk (2020) pada “Stabilisasi Tanah Lempung Dengan Penambahan Limbah Kertas”.

Kertas secara fisik mampu menyerap air, dan kertas merupakan salah satu yang sering kita temukan di tumpukan sampah. Limbah kertas yang dimaksud adalah yang dihasilkan dari perkantoran, sekolah-sekolah dan di tempat-tempat lainnya.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui karakteristik tanah lunak gambut di Kabupaten Barito Kuala dan untuk mengetahui apakah penambahan bahan serbuk limbah kertas dapat mempengaruhi nilai kuat tekan bebas dan kuat geser langsung tanah lunak gambut di Kabupaten Barito Kuala.

Tinjauan Pustaka

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organic yang telah melapuk (berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut (Das.

1995).

Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda tetapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-kelompok dan subkelompok-

subkelompok berdasarkan

pemakaiannya. Terdapat dua sistem klasifikasi yang sering digunakan, yaitu Unified Soil Classification System dan AASHTO (American Association of

(3)

128 State Highway and Transportation Officials).

Tanah gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang membusuk dan terjadi bertahun- tahun sebelumnya.

Stabilisasi atau perbaikan tanah adalah usaha-usaha yang dapat dilakukan terhadap tanah yang mempunyai sifat teknis (engineering properties) yang bernilai rendah menjadi material yang layak digunakan untuk material kontruksi (mempunyai sifat teknis yang lebih baik). Tujuan dari stabilisasi tanah yaitu untuk memenuhi salah satu dari empat tujuan berikut ini : 1. Memperbaiki (meningkatkan) daya

dukung tanah

2. Memperbaiki (memperkecil) penurunan lapisan tanah

3. Memperbaiki (menurunkan) permeabilitas dan swelling potential tanah

4. Menjaga (mempertahankan) potensi tanah yang ada (existing strength)

Menurut Bowles (1986) stabilisasi tanah diantaranya dapat berupa:

1. Meningkatkan kerapatan tanah 2. Menambah material yang tidak aktif

sehingga dapat meningkatkan kohesi dan/atau tahan gesek yang timbul 3. Menambah material untuk

menyebabkan perubahan-perubahan kimiawi dan fisik dari material tanah 4. Menurunkan muka air tanah

5. Mengganti tanah yang buruk

Limbah kertas adalah suatu buangan (sampah) dari pemproduksian maupun dari penggunaan kertas. Limbah kertas berupa partikulat (padat) zat kimia terutama yang mengandung Ca dapat dijadikan sebagai bahan pencampur pada stabilisasi tanah. Pada limbah kertas yang mengandung unsur Ca, jika bereaksi dengan air dan lempung akan menjadi Ca++ sehingga dapat mengikat partikel-partikel lempung yang mengandung ion-ion negatif pada permukaannya.

Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang berhubungan dengan bentuk atau kondisi tanah asli, yang diantaranya adalah tekstur, struktur, bobot isi tanah, porositas, stabilitas, konsistensi, warna maupun suhu tanah dan lain-lain.

Sedangkan sifat mekanis tanah adalah sifat perilaku dari struktur massa tanah pada keadaan dikenai suatu gaya atau tekanan yang dijelaskan secara teknis mekanis.

Menurut SNI 3638:2012 kuat tekan bebas adalah tegangan tekan yang terjadi pada saat benda uji kuat tekan bebas runtuh melalui tekan. Kuat tekan bebas ditentukan sebagai beban maksimum yang dicapai perluas penampang atau beban perluas penampang pada regangan aksial 15%. Rumus yang digunakan dalam perhitungan, yaitu:

1. Regangan aksial (ε1), sampai 0,1%

terdekat, sesuai dengan beban yang diberikan.

𝜀! =∆##

! × 100 (1) Dimana :

𝜀! = regangan aksial (%)

∆H = perubahan tinggi benda uji sesuai bacaan pada arloji ukur deformasi (mm)

H0 = tinggi benda uji semula (mm) 2. Luas penampang rata-rata atau luas

terkoreksi (Ac) 𝐴$ = %!!()×!'"#

$ (2) Dimana :

Ac = luas penampang rata-rata atau luas terkoreksi (m2)

A0 = luas penampang rata-rata benda uji semula (mm2)

ε1 = regangan aksial untuk beban yang diberikan (bilangan desimal)

3. Tegangan tekan (σc), sampai 1 kN/m2 (1 kPa) terdekat, sesuai dengan beban yang diberikan.

(4)

129 𝜎$ =%*

% (3) Dimana :

σc = tegangan tekan (kN/m2) P = beban yang diberikan (kN) Ac = luas penampang rata-rata atau luas terkoreksi sesuai dengan beban yang diberikan (m2).

Tentukan nilai tegangan maksimum atau nilai tegangan tekan pada 15% regangan aksial (pilih salah satu, yang lebih dahulu tercapai), dan dilaporkan sebagai kuat tekan bebas (qu).

4. Sensitivitas (ST) 𝑆+ = ,&&

,&' (4) Dimana :

ST = sensitivitas

quu = kuar tekan bebas benda uji tidak terganggu

qur = kuat tekan bebas benda uji yang dicetak ulang

Menurut SNI 2813:2008 kekuatan geser tanah adalah tahanan geser maksimum yang dapat ditahan oleh tanah pada kondisi tegangan efektif dan drainase tertentu. Keamanan atau kenyamanan suatu struktur yang berdiri di atas suatu tanah tergantung pada kekuatan tanah di bawahnya. Rumus yang digunakan adalah :

1. Tegangan Normal dan Kecepatan Penggeseran

𝜎- = ./%

( (5) Dimana :

𝜎- = tegangan normal (kN/m2) BN = gaya normal (kN)

Ai = luas benda uji awal berbentuk empat persegi atau bulat.

𝑐0 =','23×#)

4*! (6)

Dimana :

cv = koefesien konsolidasi (m2/tahun)

H = tinggi benda uji rata-rata (mm) t50 = waktu 50% konsolidasi

𝑣, =54+

+ (7) Dimana :

vq = kecepatan pergeseran (mm/menit)

𝛿6 = keruntuhan diasumsi pada 10%

diameter atau benda uji.

tf = waktu keruntuhan (menit) = 50%

konsolidasi (=t50)

2. Deformasi horizontal, luas bidang geser dan tegangan geser

𝐻𝐷 = (𝐷𝐷 − 𝐷𝐷7) × 𝐷𝐷$ (8)

Dimana :

HD = deformasi horizontal (mm) DD = bacaan arloji ukur (unit bacaan) DDi = bacaan awal arloji ukur (unit bacaan)

DDc = konstanta arloji ukur (ketelitian 10-2 mm)

Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Geoteknik dan Transportasi Politeknik Negeri Banjarmasin, Jln Brigjend H.

Hasan Basri, Banjarmasin 70123.Tanah yang akan digunakan untuk pengujian dalam penelitian ini adalah jenis tanah lunak gambut yang diambil dari Jl.

Handil Bakti, Komplek Agra Budi, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan.

Bahan stabilisasi yang digunakan yaitu limbah kertas hvs yang berasal dari perkantoran, sekolah-sekolah dan di tempat-tempat lainnya. Untuk bahan campuran/stabilisasi kertas dijadikan bubur kertas dan dikeringkan lalu

(5)

130 dihaluskan menggunakan blender.

Dalam penelitian ini menggunakan 4 variasi serbuk limbah kertas dengan presentase 0%, 3%, 6%, dan 9%, kemudian benda uji dilakukan pemeraman selama 0, 7, 14, 21, dan 28 hari.

Bagan alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

Pemeraman 0, 7, 14, 21, dan 28 Hari

Mulai

Kajian Pustaka

Persiapan Alat dan Bahan

Pengujian Sifat Fisik Tanah - Berat Jenis Tanah - Analisa Hidrometer - Batas Cair - Batas Plastis

Tanah Asli

Tanah + Limbah Kertas 3%

Tanah + Limbah Kertas 6%

Tanah + Limbah Kertas 9%

Pemadatan Tanah untuk Kadar Air Optimum

Pembuatan Benda Uji Klasifikasi Tanah

A

Pengujian Utama, Tanah Lunak gambut yang

Telah Distabilisasi - Uji Kuat Tekan Bebas - Uji Geser Langsung

(6)

131 Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

Sumber : Analisis Pribadi

Analisis Tanah Asli

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh data yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Karakteristik Tanah

No. Pemeriksaan Nilai

Sampel 1 Sampel 2 1 Berat Jenis Tanah 2,19 2,18 2 Batas Cair (LL) 50,60% 50,10%

3 Batas Plastis (PL) 34,12% 33,94%

4 Indeks Plastisitas (IP) 16,48% 16,16%

5 Gradasi (Analisa Saringan)

¾” 100,00% 100,00%

No. 4 100,00% 100,00%

No. 40 100,00% 100,00%

No. 200 91,014% 90,004%

6 Kadar Air Optimum 35,60% 35,40%

7

Kepadatan Kering Maksimum

1,15 gr/cm3

1,15 gr/cm3

(Sumber : Hasil Uji Laboratorium Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021)

Dari Hasil analisis terhadap berat jenis tanah, tanah ini termasuk ke dalam tipe tanah organik karena mempunyai nilai Gs antara 1,0 sampai dengan 2,6 yaitu 2,19 pada titik 1 dan 2,18 pada titik 2.

Dari hasil analisis gradasi dan sifat- sifat konsistensi tanah menurut Sistem klasifikasi AASHTO masuk ke dalam kelompok A-7-5, karena tanah tersebut mempunyai nilai indeks plastisitas 16,48% pada titik 1 dan 16,16% pada titik 2 yang lebih kecil dari LL-30 (50,60 – 30 = 20,6 dan 50,10 – 30 = 20,1).

Dan berdasarkan klasifikasi sistem Unified tanah tersebut masuk kelompok OH-MH, karena butiran yang lolos saringan no. 200 sebesar 91,014% pada titik 1 dan 90,004% pada titik 2 lebih besar dari 50% dengan batas cair (LL) yaitu 50,60 pada titik 1 dan 50,10 pada titik 2 lebih besar dari 50%.

Analisis Campuran Tanah dengan Serbuk Limbah Kertas

Pengujian yang dilakukan pada campuran tanah dan serbuk limbah kertas adalah pengujian batas-batas consistensi (Atterberg), kuat tekan bebas dan pengujian kuat geser langsung. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

A

Kesimpulan Pembahasan Hasil

Analisis 1

Saran Pembahasan Hasil

Analisis 1

Pembahasan Hasil Analisis 2

Kesimpulan Pembahasan Hasil

Analisis 2 Analisis 1

Bagaimana karakteristik tanah lunak

gambut di

Kabupaten Barito Kuala

Analisis 2 Apakah

penambahan bahan serbuk limbah kertas dapat

mempengaruhi nilai kuat tekan bebas dan kuat geser langsung tanah lunak gambut di Kabupaten Barito Kuala

Selesai

(7)

132 Tabel 2. Batas-batas Konsistensi Campuran Tanah dan Serbuk Limbah Kertas

Kadar Serbuk Limbah Kertas

Sampel 1 Sampel 2

Batas Cair (%)

Batas Plastis (%)

Indeks Plastisitas (%)

Batas Cair (%)

Batas Plastis (%)

Indeks Plastisitas (%)

0% 50,60% 34,12% 16,48% 50,10% 33,94% 16,16%

3% 48,40% 35,06% 13,34% 47,75% 34,81% 12,94%

6% 46,50% 36,34% 10,16% 46,00% 36,12% 9,88%

9% 44,50% 36,85% 7,65% 44,00% 36,20% 7,30%

(Sumber : Hasil Uji Laboratorium Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021)

Pada penambahan serbuk limbah kertas 0%, 3%, 6% dan 9% diperoleh nilai batas cair mengalami penurunan, kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan penambahan serbuk limbah kertas kebutuhan air untuk mencapai keplastisan tanah menjadi semakin besar. Pada penambahan serbuk limbah kertas 0%, 3%, 6% dan 9% juga mampu menurunkan indeks plastisitas, kondisi tersebut menunjukkan bahwa tanah mengalami penurunan pengembangan, sehingga ikatan butiran-butiran tanah semakin kuat.

Menurut sistem klasifikasi AASHTO penambahan serbuk limbah kertas hingga 9% tidak terjadi perubahan kelompok tanah, sedangkan menurut sistem klasifikasi Unified penambahan serbuk limbah kertas hingga 9% terjadi perubahan kelompok tanah, dimana pada penambahan serbuk limbah kertas 0%

tanah termasuk kelompok OH-MH sedangkan pada penambahan serbuk limbah kertas 3%, 6% dan 9% tanah masuk kelompok ML-OL.

Tabel 3. Tingkat Kepadatan Tanah

Kadar Serbuk Limbah Kertas

Sampel 1 Sampel 2

Kadar Air Optimum (%)

Berat Kering Maksimum (gr/cm2)

Kadar Air Optimum (%)

Berat Kering Maksimum (gr/cm2)

0% 35,6 1,15 35,40 1,15

3% 33,4 1,162 33,1 1,16

6% 31,4 1,18 31,2 1,17

9% 29,6 1,2 29,4 1,19

(Sumber : Hasil Uji Laboratorium Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021

Pada tabel 3 di atas dapat kita lihat bahwa penambahan serbuk limbah kertas dapat meningkatkan berat kering tanah, Dengan meningkatnya berat kering maksimum tanah tersebut menunjukkan adanya kepadatan tanah sehingga memungkinkan daya dukung tanah juga akan semakin meningkat.

Tabel 4. Kuat Tekan Bebas Penambahan

Serbuk Kertas (%)

Waktu Pemeraman (Hari)

UCS (kg/cm2) Sampel 1

Sampel 2

0

0 0,52 0,50

7 0,64 0,60

14 0,70 0,68

21 0,76 0,72

28 0,80 0,76

3

0 1,20 1,12

7 1,40 1,36

14 1,62 1,60

21 1,70 1,66

28 1,72 1,68

6

0 20 1,96

7 2,32 2,26

14 2,65 2,60

21 2,92 2,86

28 3,00 2,94

9

0 2,44 2,40

7 2,86 2,84

14 3,12 3,08

21 3,22 3,18

28 3,30 3,26

(Sumber : Hasil Uji Laboratorium Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021

Dari tabel 4 diatas dapat kita lihat bahwa terjadi perubahan nilai kuat tekan bebas pada setiap penambahan variasi campuran serbuk limbah kertas serta lamanya pemeraman. Kenaikan nilai

(8)

133 kuat tekan bebas (Qu) maksimum terjadi pada penambahan serbuk limbah kertas 9% dengan masa pemeraman 28 Hari.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. Grafik Hubungan Variasi Campuran dan Lama Pemeraman terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas (Sampel 1)

(Sumber : Hasil Uji Laboratorium Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021)

Gambar 3. Grafik Hubungan Variasi Campuran dan Lama Pemeraman terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas (Sampel 2)

(Sumber : Hasil Uji Laboratorium Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021) Tabel 4. Kuat Geser Langsung

Serbuk Kertas (%)

Waktu Pemeraman (Hari)

Sampel 1 Sampel 2

Kohesi, c (kg/cm2)

Sudut Geser Dalam, ϕ (°)

Kohesi, c (kg/cm2)

Sudut Geser Dalam, ϕ (°)

0

0 0,1 47,46 0,075 45,34

7 0,19 50,03 0,18 47,46

14 0,2 51,25 0,2 49,43

21 0,22 52,6 0,21 50,54

28 0,23 53,27 0,22 51,61

3 0 0,12 51,52 0,11 49,33

7 0,21 53,27 0,2 52,6

14 0,245 55,66 0,24 54,19

21 0,26 56,22 0,25 55,95

28 0,28 57,31 0,26 56,5

6

0 0,14 54,5 0,13 53,27

7 0,24 56,76 0,22 55,09

14 0,28 58,31 0,27 57,3

21 0,3 60,18 0,28 58,56

28 0,32 62,62 0,29 59,96

9

0 0,16 57,3 0,15 56,22

7 0,28 58,31 0,26 57,82

14 0,315 60,62 0,3 58,31

21 0,32 62,24 0,31 60,62

28 0,34 64,06 0,32 61,85

(Sumber : Hasil Uji Laboratorium Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021

Pada nilai parameter kohesi penambahan serbuk limbah kertas menghasilkan kenaikan yang cukup baik, terlihat pada sebelum diberi serbuk limbah kertas dan sesudah diberi serbuk limbah kertas. Nilai kohesi tanah asli yang dicampur dengan serbuk limbah kertas mengalami peningkatan yang berbanding lurus dengan setiap penambahan serbuk limbah kertas.

Serbuk limbah kertas semakin bereaksi dengan tanah berdasarkan lama waktu pemeramannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. Grafik Hubungan Variasi Campuran Serbuk Limbah Kertas dan Lama Pemeraman terhadap Nilai Kohesi Berdasarkan Uji Geser Langsung (Sampel 1)

(Sumber : Hasil Uji Laboratorium Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021)

0,52 0,64 0,7 0,76 0,8 1,2 1,4 1,62 1,7 1,72

2 2,32 2,65 2,92 3

2,44 2,86 3,12 3,22 3,3

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

0 7 14 21 28

Kuat Tekan Bebas, qu (kg/cm²)

Waktu Pemeraman (Hari)

Kertas 0 % Kertas 3 % Kertas 6 % Kertas 9 %

0,5 0,6 0,68 0,72 0,76 1,12 1,36 1,6 1,66 1,68 1,96

2,26 2,6 2,86 2,94 2,4 2,84 3,08 3,18 3,26

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

0 7 14 21 28

Kuat Tekan Bebas, qu (kg/cm²)

Waktu Pemeraman (Hari)

Kertas 0 % Kertas 3 % Kertas 6 % Kertas 9 %

0,1

0,19 0,2 0,22 0,23

0,12

0,21 0,245 0,26 0,28

0,14

0,24 0,28 0,3 0,32

0,16

0,28 0,315 0,32 0,34

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4

0 7 14 21 28

Nilai Kohesi (kg/cm2)

Waktu Pemeraman (Hari)

Kertas 0%

Kertas 3%

Kertas 6%

Kertas 9%

(9)

134 Gambar 5. Grafik Hubungan Variasi Campuran Serbuk Limbah Kertas dan Lama Pemeraman terhadap Nilai Kohesi Berdasarkan Uji Geser Langsung (Sampel 2)

(Sumber : Hasil Uji Laboratorium Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021)

Dari hasil peneltiian yang diperoleh dapat dilihat bahwa penambahan serbuk limbah kertas dapat meningkatkan nilai sudut geser dalam. Perubahan terjadi pada setiap penambahan kadar serbuk limbah kertas serta lama waktu pemeramannya. Dengan meningkatnya sudut geser dalam tersebut, berarti pula bahwa kualitas geser tanah menjadi semakin baik sebab sudut keruntuhan tanah akibat beban horizontal semakin besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6. Grafik Hubungan Variasi Campuran Serbuk Limbah Kertas dan Lama Pemeraman terhadap Nilai Sudut Geser Dalam Berdasarkan Uji Geser Langsung (Sampel 1)

(Sumber : Hasil Uji Laboratorium Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021)

Gambar 7. Grafik Hubungan Variasi Campuran Serbuk Limbah Kertas dan Lama Pemeraman terhadap Nilai Sudut Geser Dalam Berdasarkan Uji Geser Langsung (Sampel 2)

(Sumber : Hasil Uji Laboratorium Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di laboratorium diperoleh bahwa karakteristik tanah lunak gambut di Barito Kuala menurut sistem klasifikasi AASHTO dan USCS dikategorikan sebagai tanah lempung organik yang bersifat plastis, sedangkan berdasarkan berat jenisnya maka termasuk tipe tanah organik. Pengujian pada titik 1 didapatkan hasil berat jenis tanah sebesar 2,19; batas cair (LL) sebesar 50,60%; batas plastis (PL) sebesar 34,12%; indeks plastisitas (IP) sebesar 16,48%; presentase lolos saringan no. 200 sebesar 91,014%;

kadar air optimum sebesar 35,60%;

dan kepadatan kering maksimum sebesar 1,15 gr/cm3. Sedangkan pengujian pada titik 2 didapatkan hasil berat jenis tanah sebesar 2,18;

batas cair (LL) sebesar 50,10%; batas plastis (PL) sebesar 33,94%; indeks plastisitas (IP) sebesar 16,16%;

presentase lolos saringan no. 200 sebesar 90,004%; kadar air optimum sebesar 35,40%; dan kepadatan kering maksimum sebesar 1,15 gr/cm3.

0,075

0,18 0,2 0,21 0,22

0,11

0,2 0,24 0,25 0,26

0,13 0,22

0,27 0,28 0,29

0,15

0,26 0,3 0,31 0,32

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

0 7 14 21 28

Nilai Kohesi (kg/cm2)

Waktu Pemeraman (Hari)

Kertas 0%Kertas 3%Kertas 6%Kertas 9%

47,46 50,03 51,25 52,6 53,27 51,52 53,27 55,66 56,2257,31 54,5 56,76 58,31 60,1862,62 57,3 58,31 60,62 62,2464,06

35 40 45 50 55 60 65 70

0 7 14 21 28

Sudut Geser Dalam (⁰)

Waktu Pemeraman (Hari)

kertas 0%

kertas 3%

Kertas 6%

kertas 9%

45,34 47,46 49,43 50,54 51,61 49,33

52,6 54,19 55,95 56,5 53,27 55,09 57,3 58,56 59,96 56,22 57,82 58,31 60,62 61,85

35 40 45 50 55 60 65

0 7 14 21 28

Sudut Geser Dalam (⁰)

Waktu Pemeraman (Hari)

kertas 0%

kertas 3%

Kertas 6%

kertas 9%

(10)

135 2. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan di laboratorium diperoleh bahwa penambahan bahan serbuk limbah kertas dapat mempengaruhi nilai kuat tekan bebas dan kuat geser langsung, hal ini dibuktikan dengan terjadinya peningkatan nilai kuat tekan bebas (qu) pada penambahan variasi campuran serbuk limbah kertas sebesar 9% dengan masa peram 28 hari, yaitu pada tanah tanpa campuran dengan masa peram 0 hari sebesar 0,52 kg/cm2 menjadi 3,3 kg/cm2 pada sampel 1 dan tanah tanpa campuran dengan masa peram 0 hari sebesar 0,50 kg/cm2 menjadi 3,26 kg/cm2 pada sampel 2. Dan pada pengujian kuat geser langsung terjadi peningkatan pada nilai kohesi dan sudut geser dalam pada penambahan variasi campuran serbuk limbah kertas sebesar 9% dengan masa peram 28 hari, yaitu pada sampel 1 tanah tanpa campuran dengan masa peram 0 hari memiliki nilai kohesi sebesar 0,1 kg/cm2 dan sudut geser dalam 47,46°

meningkat sehingga memiliki nilai kohesi sebesar 0,34 kg/cm2 dan nilai sudut geser sebesar 64,06°, sedangkan pada sampel 2 tanah tanpa campuran dengan masa peram 0 hari memiliki nilai kohesi sebesar 0,075 kg/cm2 dan sudut geser dalam 45,34°

meningkat sehingga memiliki nilai kohesi sebesar 0,32 kg/cm2 dan nilai sudut geser sebesar 61,85°.

Jadi, Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengujian dengan penambahan serbuk limbah kertas dengan variasi diatas 9% untuk melihat pada variasi berapa tanah lunak gambut mengalami kenaikan nilai kuat tekan bebas dan kuat geser langsung tertinggi, sehingga bisa diketahui seberapa banyak penggunaaan serbuk limbah kertas agar mendapatkan nilai kuat tekan bebas dan kuat geser langsung yang optimal. Dan juga diharapkan untuk melakukan pencampuran tanah dengan penambahan serbuk limbah kertas dan ditambahkan material lain

seperti semen atau kapur dan lain sebagainya dengan persentase yang disesuaikan.

Referensi

[1] Albertus, W.P., Iswan, & M. Jafri.

2015. Korelasi Kuat Tekan dengan Kuat Geser pada Tanah Lempung yang Didistribusi dengan Variasi Campuran Pasir. JRSDD, Vol.3, No.1, Hlm.157- 170.

[1] Bowles, J.E. 1984. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah).

Erlangga, Jakarta.

[3] Bowles, J.E. 1986. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah).

Edisi ke-2. Erlangga, Jakarta.

[4] Budi, G.S. 2011. Pengujian Tanah di Laboratorium. Graha Ilmu, Yogyakarta.

[5] Cahyadi, H., Norseta A.S., & Zaini G. 2019. Stabilisasi Tanah Lempung Menggunakan Limbah Kertas Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR).

Prosiding Seminar Nasional Proyek dan Kontruksi, Februari 2019

[6] Das, B.M. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis).

Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

[7] Dun, S. 1980. Dasar-dasar Analisis Geoteknik. IKIP Semarang Press, Semarang.

[8] Erwin, Gunawan, W. & Monita, O.

Stabilisasi Tanah Gambut Menggunakan Geopolimer Hybrid. JOM FTEKNIK, Vol.6, Edisi 1.

[9] Gazali, A. & Robiatul, A. 2018.

Pengaruh Variasi Waktu Pemeraman Terhadap Daya Dukung Tanah Lunak Gambut Kalimantan Selatan Distabilisasi Menggunakan Semen Portland. Media Ilmiah Teknik Sipil, Vol.7, No.1, Hlm.9-17.

[10] Hairulla, Jeni P., Theresia W.A.C.

2014. Pemanfaatan Limbah Beton Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah Ekspansif Terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas Guna Perkuatan Jalan Lingkungan

(11)

136 di Kampung Sota Distrik Sota Perbatasan Republik Indonesia-Papua New Giinea. Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha, Vol. 3, No. 3, ISSN 2089-6697 [11] Hardiyatmo, H.C. 1992. Mekanika Tanah I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

[12] Hardiyatmo, H.C. 2002. Mekanika Tanah I. Edisi ke-3. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

[13] Hardiyatmo, H.C. 2008. Mekanika Tanah II. Edisi ke-3. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

[14] Hermawan, M.I., Lusmeilia A., Iswan. 2015. Korelasi Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Geser Langsung Pada Tanah Lempung yang dicampur dengan Zeolit. JRSDD, Vol. , No. 1, Hlm. 103- 116, ISSN 2303-0011

[15] Kambu, O., Gati, S.U. 2020.

Pengaruh Waktu Pemeraman Pada Stabilisasi Tanah Lempung dengan Campuran Limbah Batu Gamping di Tinjau dari Kuat Geser Tanah. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 1, No. 2, hlm 69-78 [16] Kusuma, R.I., Enden, M., Rudy B.O.M. 2015. Stabilisasi Tanah Lempung Dengan Menggunakan Abu Sawit Terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas (Studi Kasus Jalan Desa Cibeulah, Pandeglang). Jurnal Fondasi, Vol. 4, No.

2.

[17] Kusuma, R.I., Enden M., Taufik R.

2016. Stabilisasi Tanah dengan Menggunakan Fly Ash dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas (Studi Kakus Jalan Raya Bojonegara, Kab.

Serang). Jurnal Fondasi, Vol. 5 No. 1.

[18] Mina, E., Rama I.K., Woelandari F., Herlambang W. 2021. Pengaruh

Penambahan Arang Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Stabilisasi Terhadap Nilai Kuat Tekan Tanah Tanah Dasar Terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas (Studi Kasus di Jalan Raya Kubang Laban, Desa Trate, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten). Jurnal Teknik Sipil, Vol. 10, No. 1.

[19] Panjaitan, S.R.N., Mahyuzar M.

2020. Pengaruh Pemeraman Terhadap Nilai Kuat Tekan Tanah Lempung Sungai Serdang Batang Kuis Deli Serdang dengan Penambahan Abu Cangkang Sawit. JCEBT, 4(1) : 31-28, ISSN 2549-6387

[20] Putra, R.D., Iswan, & Lusmeilia A.

2016. Pengaruh Subtitusi Pasir Pada Tanah Organik Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Geser. JRSDD, Vol.4, No.2, Hlm.276-283.

[21] Ramandana, R.W., Vicky A.F., Abdul R., & Lisa F. 2020. Stabilisasi Tanah Lempung dengan Penambahan Limbah Kertas. Prosiding Konferensi Mahasiswa UNISSULA (KIMU) 4, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang 28 Oktober 2020, ISSN. 2720- 9180

[22] Renaldi, I.E., Aniek P. 2020.

Efektivitas Penambahan Cairam Aditif dalam Peningkatan Daya Dukung Tanah Organik. JMTS, Vol.3, No.4, Hlm.1125- 1136.

[23] Setiawan, I. 2018. Pengaruh Waktu Pemeraman dengan Penambahan Kapur Sebagai Bahan Stabilisasi pada Tanah Gambut Terhadap Nilai Kuat Geser Tanah. Development Engineering of University Journal, Vol.1, No.1, Hlm.7- 12.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji kuat tekan 5,28 MPa, kuat tarik 1,18 MPa dan kuat lentur 1,82 MPa, menunjukkan bahwa beton dengan agregat kasar dari limbah plastik PET dan limbah serbuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan pengepresan terhadap MOR, MOE dan kekuatan geser tekan komposit limbah kertas HVS-sekam padi.. Bahan komposit

Kajian Kuat Tekan, Kuat Tarik, Kuat Lentur, dan Redaman Bunyi pada Panel Dinding Beton dengan Agregat Limbah Plastik.. PET dan Limbah

tanah distabilisasi dengan berbagai variasi kadar limbah karbit diperoleh nilai kuat tekan bebas terbesar terjadi pada kadar penambahan 2% semen + 9% limbah karbit.. yaitu sebesar

Pengujian karakteristik mekanis (kuat tekan bebas, permeabilitas, dan geser langsung) terhadap tanah lempung dengan penambahan larutan bakteri Bacillus subtilis yang

Setelah melakukan penelitian terhadap kuat tekan beton dengan penambahan campuran serbuk briket dan air tebu saran yang dapat penyusun sampaikan :. Proses penakaran

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai kuat tekan dan kuat geser tanah lempung sebelum dan sesudah distabilisasi menggunakan kapur dan serbuk arang tempurung kelapa serta pengaruh

Pengaruh penambahan limbah serbuk kaca sebagai bahan pengisi pada campuran aspal beton lapis aus