• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

N/A
N/A
Kamu Aku

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI Studi Dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri I Kecamatan

Tabanan

Oleh:

NI PUTU LILIS SUKMA DEWI P07120220062

4B S.TR KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2023

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit tidak menular (PTM) disebut penyakit kronis, dan tidak menular dari satu orang ke orang lainnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pada tahun 2020, penyakit tidak menular akan menyebabkan 73%

kematian di seluruh dunia. Penyakit tidak menular antara lain asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), diabetes melitus (DM), kanker, penyakit hipertiroid, hipertensi, gagal jantung, penyakit jantung koroner (PJK), penyakit stroke, gagal batu ginjal, ginjal kronik, dan penyakit persendian. Sekitar 80% kematian akibat penyakit tidak menular terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah (Kurniawan dkk, 2022).

Hipertensi adalah faktor kematian pertama di seluruh dunia. Hipertensi terjadi ketika tekanan di pembuluh darah anda terlalu tinggi (140/ 90 mmHg atau lebih). Hal ini biasa terjadi tetapi bisa menjadi serius jika tidak ditangani. (WHO, 2023). Hipertensi merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian penyakit kardiovaskular dan faktor kecacatan nomor dua di seluruh dunia didefinisikan berdasarkan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik

≥ 90 mmHg, setelah dilakukan pengukuran berulang kali. (Kementerian Kesehatan RI., 2020). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Hipertensi membawa risiko kematian dini, risiko yang meningkat seiring dengan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan darah tinggi yang merusak pembuluh darah di jantung, ginjal, otak, dan mata. Hipertensi merupakan

(3)

masalah yang penting dan serius karena sering kali luput dari perhatian meskipun telah terjadi bertahun-tahun. (Pratiwi, 2020).

Menurut WHO tahun 2023, sekitar 1, 28 miliar orang usia 30 hingga 79 tahun di dunia mempunyai Riwayat hipertensi, Sebagian besar menempati negara- negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Diperkirakan 46% penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi. Kurang dari separuh orang dewasa (42%) penderita hipertensi terdiagnosa dan melakukan pengobatan. Sekitar 21% orang dewasa dengan hipertensi dapat mengendalikannya.

Penyakit tidak menular seperti hipertensi merupakan target global yang berkurang, dengan prevalensi hipertensi sekitar 33% pada tahun 2010 dan 2030. Prevalensi hipertensi bervariasi antar wilayah dan kelompok pendapatan suatu negara.

Wilayah Amerika mempunyai prevalensi hipertensi terendah (18%). Wilayah Afrika mempunyai prevalensi hipertensi tertinggi (27%), sedangkan Jumlah penderita hipertensi dewasa telah meningkat dari 594 juta pada tahun 1975 menjadi 1,13 miliar pada tahun 2015, peningkatan ini terutama terjadi di negara -negara berpenghasilan rendah dan menengah. Faktor risiko hipertensi merupakan penyebab utama dari peningkatan yang terjadi.

Menurut data Riskesdas (2018), Prevalensi hipertensi di Indonesia dibagi menjadi beberapa kelompok umur, kelompok umur penderita hipertensi mayoritas merupakan penderita hipertensi berusia di atas 18 tahun dengan persentase 34,1%.

Sedangkan wilayah yang paling banyak terkena penyakit hipertensi adalah Kalimantan Selatan dengan angka 44, 1%. Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur >18 tahun menurut provinsi Bali sekitar 29,97%.

Berdasarkan kelompok umur 65-74 tahun sekitar 63,22%. Pada penderita

(4)

hipertensi dengan umur 75 keatas sekitar 69,53%. Hasil pengukuran pada penduduk umur > 18 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sekitar 31,34% dan perempuan sekitar 36,85%. Sedangkan pada penduduk yang tinggal di daerah perkotaan dengan jumlah 34,43% penderita hipertensi. Adapun penduduk yang tinggal di daerah pedesaan terdapat 33,72% yang menderita hipertensi. Proporsi rutin mengukur tekanan darah pada penduduk umur >18 tahun menurut provinsi Bali sekitar 13,5% penduduk dinyatakan rutin mengukur tekanan da rah (Riskesdas, 2018).

Menurut data Dinkes Bali tahun 2022, persentasi penderita hipertensi pada usia > 15 tahun di Provinsi Bali Tahun 2022 yaitu sekitar 50,38% penderita hipertensi yang berjenis kelamin perempuan dan sekitar 49,62% penderita hipertensi yang berjenis kelamin laki-laki. Jumlah penderita hipertensi usia ≥ 15 Tahun yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Provinsi bali pada tahun 2022 yaitu sekitar 315.465. Jumlah penderita hipertensi di kota Denpasar sekitar 100.569 penderita, sedangkan di Kabupaten Tabanan sekitar 24.863 orang penderita hipertensi. Data tersebut menunjukkan masih terdapat penduduk berusia

> 15 tahun yang mengalami tekanan darah tinggi. Sekitar 50% masyarakat kurang menerima layanan kesehatan terkonsentrasi di tiga kabupaten antara lain:

Tabanan, Gianyar dan Bangli, keadaan ini terjadi karena masih banyak orang yang tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi dan tidak mencari pengobatan (RISKESDAS, 2018). Data mengenai layanan kesehatan di Kabupaten Tabanan pada tahun 2022 menunjukkan variasi tingkat prevalensi hipertensi di berbagai Puskesmas. Puskesmas Tabanan III memiliki tingkat prevalensi terendah, yaitu sekitar 0,8%, diikuti oleh Puskesmas Tabanan I dengan sekitar 5,7%, Puskesmas

(5)

Tabanan II dengan 13,5%, Puskesmas Kerambitan I dengan 0,9%, Puskesmas Kerambitan II dengan 14,3%, Puskesmas Kediri II dengan 12,9%, Puskesmas Kediri III dengan 14,5%, dan Puskesmas Kediri I dengan sekitar 43,2% penderita hipertensi. (Dinkes Bali, 2022).

Lansia adalah orang yang mempunyai usia 60 tahun, lansia mengalami banyak perubahan fisik, mental, dan sosial. Perubahan fisik meliputi hilangnya kekuatan, daya tahan, dan penampilan. Mereka menjadi kurang efektif dalam pekerjaan dan peran sosial jika mereka mengandalkan energi fisik yang tidak lagi mereka miliki (Patricia, 2021). Lansia adalah suatu periode waktu tertutup dalam kehidupan seseorang, yaitu suatu periode waktu dimana seseorang telah meninggalkan periode sebelumnya yang lebih menyenangkan atau telah meninggalkan periode kondisi yang menguntungkan (Akbar dkk, 2021). Menurut Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Pasal 1 ayat 2 menyebutkan Lanjut Usia adalah seseorang yang telahmencapai usia 60 tahun (enam puluh) tahun keatas.

Pada penderita hipertensi sering dijumpai keluhan seperti sakit kepala, pusing, gelisah, jantung berdebar-debar, penglihatan kabur, rasa sakit di dada, dan cepat kelelahan. Ada juga beberapa penderita hipertensi yang tidak merasakan gejala- gejala tersebut sehingga hipertensi dikenal sebagai pembunuh diam-diam (Pebrisiana dkk, 2022). Beberapa komplikasi hipertensi seperti penyakit jantung koroner dan stroke dianggap sebagai penyebab nomor satu kematian dini dan kecacatan di seluruh dunia (Prasetyo dkk, 2023). Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko kematian dini dan komplikasi kardiovaskular. Subjek dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko dua kali lipat menimbulkan penyakit jantung

(6)

iskemik dan tiga kali lipat lebih tinggi terkena penyakit gagal jantung kongestif dan stroke (Valookaran et al., 2022).

Kementerian Kesehatan telah meluncurkan beberapa program untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular, dengan Hipertensi sebagai salah satu contoh penyakit tidak menular yang menjadi fokus. Program ini menjadi dasar untuk meningkatkan pengetahuan serta mengubah sikap dan perilaku masyarakat target terkait dengan pengendalian hipertensi pada lansia. Salah satu program yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan pada tahun tersebut adalah Program CERDIK. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan serta mendorong perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengurangi angka kematian dengan memperhatikan faktor risiko penyakit tidak menular. Poin -poin utama dari Program CERDIK meliputi pemeriksaan kesehatan secara rutin, penghapusan paparan asap rokok, menjalani aktivitas fisik secara teratur, menjaga pola makan yang seimbang, memastikan istirahat yang cukup, dan mengelola stres. Selain itu, program pemerintah lainnya yang berkaitan dengan penanggulangan hipertensi adalah program PATUH (Sari dkk, 2023). Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sapang dkk, konsep TAAT ditegaskan sebagai pemeriksaan kesehatan berkala, mengikuti anjuran dokter, menjalani pengobatan secara konsisten, mengadopsi pola makan seimbang, rutin beraktivitas fisik yang aman, serta menghindari paparan asap tembakau, alkohol, dan karsinogen lainnya (Sapang dkk, 2021). Namun, jika program-program ini tidak dijalankan sesuai rencana, maka tujuan dari program tersebut tidak akan tercapai. Bahkan, esensi dari program-program ini tidak akan tersampaikan dengan baik dan efektif dalam mengatasi kasus-kasus hipertensi yang ada. Oleh karena itu, penting untuk

(7)

mengedukasi masyarakat bahwa tindakan pencegahan lebih baik daripada pengobatan (Sari dkk, 2023).

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan melalui dua metode, yakni pengobatan nonfarmakologis dan farmakologis (Lukman, 2020). Terapi farmakologis melibatkan penggunaan obat antihipertensi, sementara penanganan hipertensi secara nonfarmakologis meliputi praktik yoga, pengaturan berat badan, rutin berolahraga, berhenti merokok, menghindari konsumsi alkohol, dan memanfaatkan tanaman obat yang memiliki efek antihipertensi, seperti labu kuning siam, selada air, alang-alang, mengkudu, jeruk nipis, kumis kucing, dan daun salam (Rahmalia dkk, 2021). Daun S. polyanthum biasa digunakan sebagai obat-obatan atau agen terapeutik, termasuk antiulkus, antihipertensi, diabetes, hiperurisemia, diare, maag, penyakit kulit dan peradangan (Ramli dkk, 2017). Daun salam mengandung metabolit sekunder seperti saponin, terpenoid, flavonoid, polifenol, alkaloid dan minyak atsiri (Hartanti dkk, 2019).

Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat yang berjudul "Pengaruh Rebusan Daun Salam terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi"

mengusung desain penelitian eksperimental Pre-Post Test dengan melibatkan 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya signifikansi yang kuat, terlihat dari hasil uji T-Test paired dan uji T-Test yang menunjukkan nilai 0,000, yang jauh lebih kecil dari tingkat kesalahan α sebesar 0,05. Dengan demikian, hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima, menunjukkan bahwa air rebusan daun salam memiliki pengaruh signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Guluk-Guluk UPT Kecamatan Guluk- Guluk. (Suhartati, 2018).

(8)

Penelitian yang dilakukan oleh Susi Wahyuni Asih dengan judul "Pengaruh Rebusan Daun Salam terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Wisma Seruni UPT PSLU Jember" merupakan penelitian prapraktik dengan pendekatan unik menggunakan desain tes kelompok prates. Penelitian ini melibatkan 45 subjek yang merupakan lansia penderita hipertensi yang tinggal di UPT PSTW pada bulan November. Analisis statistik menunjukkan bahwa nilai uji T untuk tekanan darah sistolik adalah 0,000 dan 0,087 untuk tekanan darah diastolik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rebusan daun salam efektif dalam menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Oleh karena itu, daun salam dapat dijadikan sebagai terapi herbal untuk menurunkan tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi (Asih, 2018). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti “Apakah ada Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri I Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kediri I Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan.

2. Tujuan Khusus

(9)

a. Mengidentifikasi karakteristik lansia dengan hipertensi seperti usia, jenis kelamin, Pendidikan, dan lain-lain.

b. Mengukur tekanan darah lansia dengan hipertensi sebelum dan sesudah mengonsumsi rebusan daun salam

c. Manganalisis pengaruh rebusan daun salam terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Kajian ini diharapkan dapat menambah wawasan, khususnya dalam pengembangan ilmu komunitas dalam melakukan penelitian terhadap rebusan daun salam pada lansia dengan hipertensi dari usia 60 -80 tahun.

b. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan pustaka bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh rebusan daun salam terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil dari penelitian ini digunakan untuk menjelaskan mengenai pengaruh rebusan daun salam terhadap tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penelitian bagi mahasiswa lain maupun petugas Kesehatan lainnya untuk menurunkan kasus hipertensi.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif terapi nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan darah pada masyarakat yang menderita hipertensi.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, F., Darmiati, D., Arfan, F., & Putri, A. A. Z. (2021). Pelatihan dan Pendampingan Kader Posyandu Lansia di Kecamatan Wonomulyo. Jurnal Abdidas, 2(2), 392–397. https://doi.org/10.31004/abdidas.v2i2.282

Asih, S. W. (2018). Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wisma Seruni Upt Pslu Jember.

The Indonesian Journal of Health Science, October 2018, 169.

https://doi.org/10.32528/ijhs.v0i0.1543 Dinkes Bali. (2022). Profil Kesehatan 2022 Bali.

Hartanti, L., Yonas, S. M. K., Mustamu, J. J., Wijaya, S., Setiawan, H. K., &

Soegianto, L. (2019). Influence of extraction methods of bay leaves (Syzygium polyanthum) on antioxidant and HMG-CoA Reductase inhibitory activity.

Heliyon, 5(4), e01485. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2019.e01485 Kementerian Kesehatan RI. (2020). Hipertensi : Pembunuh Terselubung Di

Indonesia.

Kurniawan, R. E., Makrifatullah, N. A., Rosar, N., Triana, Y., & Kunci, K. (2022).

Gambaran Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Di Kelurahan Umban Sari Kecamatan Rumbai Pekanbaru Menggunakan Pendekatan Stepwise Who.

Jurnal Ilmiah Multi Disiplin Indonesia, 2(1), 163–173.

https://katadata.co.id/berita/2020/01/06/baru-83-peserta-bpjs-kesehatan-per- akhir-2019-

Lukman, L., Putra, S. A., Habiburrahma, E., Wicaturatmashudi, S., Sulistini, R., &

Agustin, I. (2020). Pijat Refleksi Berpengaruh Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Klinik Atgf 8 Palembang. Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health), 4(1), 5–9.

https://doi.org/10.35910/jbkm.v4i1.238

Patricia, C. O. S. (2021). Hubungan Fungsi Kognitif Dengan Kualitas Hidup Lansia. 3(2), 6.

Pebrisiana, P., Tambunan, L. N., & Baringbing, E. P. (2022). Hubungan Karakteristik dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Dr. Doris Sylvanus Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Surya Medika, 8(3), 176–186. https://doi.org/10.33084/jsm.v8i3.4511

Prasetyo, A., Sapto, Y., Rahayu, E., No, J. C., & Tengah, K. C. (2023). ANTISIPASI KOMPLIKASI HIPERTENSI PADA LANJUT USIA. 3.

Pratiwi, A. (2020). Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Masker Medika, 8(2), 263–267.

https://doi.org/10.52523/maskermedika.v8i2.414

(11)

Rahmalia, A., Apriza, A., & Isnaeni, L. M. A. (2021). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Salam (Syzygiumpolyanthum) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Kuok Wilayah Kerja Upt Blud Puskesmas Kuok. Jurnal Kesehatan Tambusai, 2(4), 375–381.

https://doi.org/10.31004/jkt.v2i4.2215

Ramli, S., Radu, S., Shaari, K., & Rukayadi, Y. (2017). Antibacterial activity of ethanolic extract of syzygium polyanthum L. (Salam) leaves against foodborne pathogens and application as food sanitizer. BioMed Research International, 2017. https://doi.org/10.1155/2017/9024246

Riskesdas. (2018). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan RI, 1(1), 1.

RISKESDAS. (2018). Laporan Provinsi Bali RISKESDAS 2018. In Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Sapang, F. A., Carolina, Y., Sampe, S. A., & Ganut, SJMJ, F. (2021). The Efektivitas Perilaku Cerdik dan Patuh untuk Mencegah Stroke Berulang.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 118–126.

https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i1.530

Sari, N., Dewi, L. A., Rafliansyah, R., Ramadani, A. B., Zainuddin, F. A., Marzuki, M. F., Syam, D. F., & Assyarifah, K. (2023). Penyuluhan Perilaku CERDIK dan PATUH sebagai Upaya Penanggulangan Hipertensi pada Lansia di Desa Tonasa, Takalar. Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(1), 1–10.

https://doi.org/10.33860/pjpm.v4i1.1295

Suhartati, T. (2018). PENGARUH REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI.

May, 106.

Valookaran, A. F., Bouchard, J., Aloud, B. M., Thandapilly, S. J., & Netticadan, T.

(2022). Therapeutic Potential of Select Dietary Compounds in the Management of Hypertension and its Cardiovascular Complications.

Molecules, 27(21). https://doi.org/10.3390/molecules27217222

Wahidin, M., Agustiya, R. I., & Putro, G. (2023). Beban Penyakit dan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 6(2), 105–112.

https://doi.org/10.7454/epidkes.v6i2.6253

WHO. (2023). Hypertension. 25 September 2023. https://www.who.int/news- room/fact-sheets/detail/hypertension

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi lansia terhadap penurunan tekanan darah lansia dengan hipertensi di Panti Wreda Darma Bhakti

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek air rebusan daun salam terhadap penurunan tekanan darah sistol dan diastol laki-laki dewasa. 1.4 Manfaat Karya

kali seminggu terhadap penurunan tekanan darah diastolik pada lansia hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu. Bagi

disimpulkan bahwa terdapat perubahan penurunan tekanan darah sistol dan diastol yang signifikan antara sebelum dan setelah diberikan rebusan daun alpukat dengan rebusan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya penurunan nilai tekanan darah sistol setelah diberi rebusan daun salam yaitu dengan hasil nilai rata-rata tekanan darah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas air rebusan daun seledri terhadap perubahan tekanan darah pada lansia di Posyandu Ngudi Konco Desa Donomulyo Kecamatan

Saat dilakukan penelitian dengan intervensi pemberian air rebusan daun salam kepada 7 orang responden, menunjukan hasil bahwa terdapat variasi tekanan darah

kejadian hipertensi berdasarkan keparahanya dapat dicegah dengan terapi herbal seperti konsumsi air rebusan daun salam secara teratur, daun salam mengandung antihipertensi dimana dapat