• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Waktu Respon Pada Sistem Keamanan Rumah Berbasis IOT dengan ESP32-Cam dan PIR Menggunakan SmartPhone Android

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Waktu Respon Pada Sistem Keamanan Rumah Berbasis IOT dengan ESP32-Cam dan PIR Menggunakan SmartPhone Android"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Waktu Respon Pada Sistem Keamanan Rumah Berbasis IOT dengan ESP32-Cam dan PIR Menggunakan SmartPhone Android

Gunawan T. Hadiyanto, Heqal Satriafwi Gurran, Bambang Apriyanto*, Ria Saptarika Fakultas Teknik, Elektro, Universitas Batam, Batam, Indonesia

Email: gunawan.hadi21@univbatam.ac.id, *bambang.apriyanto71@gmail.com, satriafwi98@gmail.com Email Penulis Korespondensi : bambang.apriyanto71@gmail.com

Submitted 06-10-2022; Accepted 10-11-2022; Published 30-12-2022 Abstrak

Keamanan rumah menjadi prioritas setiap pemilik rumah, maraknya pencurian di dalam rumah saat pemilik meninggalkan rumah menjadikan sebuah inovasi sistem keamanan di dalam rumah. Manusia kini ingin mendapatkan informasi yang cepat dan akurat, dan manusia tidak bisa lepas dari namanya smartphone. Implementasi sistem keamanan rumah pintar dapat diterapkan dengan menggunakan smartphone dengan sistem Internet of Things, yang dapat mengambil gambar serta memberikan informasi secara realtime pada pemilik rumah melalui smartphone jika terdeteksi nya penyusup. Dengan sensor PIR (Passive Infrared) sebagai pendeteksi gerakan serta buzzer yang akan hidup saat terdeteksinya gerakan[1], dan ESP32 CAM sebagai kamera yang akan mengambil gambar untuk mengetahui kejadian secara langsung. Motion security alarm adalah aplikasi yang dibuat untuk menampilkan seluruh data histori terdeteksinya gerakan. Hasil pengujian sistem keamanan mendapatkan persentase 90% keberhasilan dengan pengiriman data sensor dan pengambilan gambar secara otomatis

Kata Kunci: Waktu Respon; IOT; ESP32; Cam; Smartphone

Abstract

Home security is priority for every home owner, the rise of crime rate in the housing area when they leave their house makes an innovation for security system in the housing area. Nowadays, humans want to get accurate and quick information and humans can't be separated from the smartphone. The implementation of smart home security system can be implemented with an Internet of Things system which can take pictures and provide real-time information to home owners via smartphones if an intruder is detected. With a PIR sensor (Passive Infrared) as a motion detector and a buzzer that will turn on when motion is detected, and an ESP32 CAM as a camera that will take pictures to visualized the incident directly. Motion security alarm is an application created to display all historical data that is detected by motion. The result of testing the security system get a 90% success percentage by sending sensor data and taking pictures automatically.

Keywords: Time Respon; IOT; ESP32; Cam; Smartphone

1. PENDAHULUAN

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Sebuah rumah harus menyediakan rasa aman bagi pemiliknya. Banyaknya kejadian tindak kejahatan di lingkungan perumahan sangat meresahkan masyarakat, salah satunya adalah pencurian di dalam rumah. Oleh sebab itu berbagai macam usaha yang dilakukan masyarakat agar rumah nya terhindar dari usaha pencurian.

Keamanan suatu tempat atau rumah merupakan salah satu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, yang dapat ditembus dengan berbagai cara misalnya merusak pintu, masuk melalui jendela ataupun menerobos atap rumah[2].

Keterbasan tenaga manusia untuk memonitor suatu ruangan mengakibatkan adanya tindak kriminal yang terjadi. Dengan penerapan sensor PIR (passive infrared) yang dapat mendeteksi gerakan[3] dan sensor magnetic switch yang dapat mendeteksi pintu yang terbuka, kita dapat mengetahui kemungkinan adanya penjahat yang masuk ke dalam rumah atau ruangan. Pengontrolan ruangan memanfaatkan ESP32 CAM yang di pasang di salah satu tempat di ruangan sehingga dapat memonitor keadaan seluruh ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe sistem kontrol keamanan yang terhubung dengan perangkat melalui koneksi internet[4], artinya perangkat yang terhubung dapat melakukan pemantauan maupun pengendalian melalui jarak jauh dengan syarat adanya koneksi internet. Dan berfokus pada implementasi smart home dimana terdapat fitur pengambilan foto ketika ada penyusup yang terdeteksi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan tahun 2021, didalam jurnalnya ESP32 CAM hanya diulas keberhasilannya mengirim dan menerima data secara benar dari peralatan pengirim ke peralatan penerima yang terhubung secara IOT[5], dan dalam penelitian lainnya yang dilakukan tahun 2020, disebutkan bahwa penggunaan ESP32 CAM dipakai untuk jejak pemantauan area sekitar peralatan yang dikendalikan secara remote control[6], dimana peninjauan peneliti menitik beratkan hanya pada penerimaan data gambar melalui jaringan IOT[7] dan pemberian signal saja. Sedangkan dalam banyak penelitian yang menggunakan media IOT dengan penggunaan prasarana internet mempunyai beberapa permasalahan pokok yang yang sering dihadapi, yaitu:

a. Penyalahgunaan bandwidth untuk mengakses situs-situs yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.

b. Jumlah bandwidth yang diperoleh antar pengguna tidak seimbang.

c. Sulitnya pada saat melakukan proses download maupun upload data saat pemaikaian bersamaan.

Tidak adanya pembagian bandwidth menyebabkan koneksi beberapa client terasa lambat. Apalagi banyak keperluan yang tidak sama antara satu dengan yang lain, ada yang mengunduh dan ada juga yang browsing ataupun mengirim email [8]dan biasanya menghabiskan bandwidth dan akhirnya internet menjadi lambat.

(2)

Pengaruh lambat atau cepatnya koneksi jaringan ini sangat mempengaruhi kecepatan akses dan kecepatan pemberitahuan terhadap bahaya yang dikirimkan oleh peralatan yang terhubung pada sistem jaringan LAN, kecepatan koneksi dan kecepatan akses ini yang mempengaruhi waktu respon dari peralatan yang terhubung dengan internet baik yang mempergunakan konesi bus ethernet card atau sudah mempergunakan metode Internet of think ( IOT )[9].

Dengan kemajuan internet yang semakin maju sekarang ini kebutuhan akan peralatan yang cepat dalam akses dan handal dalam kinerja sangat dibutuhkan sekali, dan sebagai bagian untuk mengetahui kecepatan akses dan kecepatan memberi output atau dikenal sebagai waktu respon ini menjadi penting sekali untuk pelajari dan diketahui. Sehingga dengan mengetahui waktu respon ini nantinya bisa dijadikan sebagai variabel acuan dalam pembuatan peralatan yang memakai jaringan LAN[10].

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Metode Waterfall

Dalam pengerjaan proyek ini terdapat beberapa tahapan yang akan dilakukan. Salah satu metoda yang dipakai sebagai pengembangan sistem yang digunakan adalah dengan mempergunakan metoda waterfall[11]. Dalam penggunaan Metoda Waterfall akan melingkupi aktifitas berikut:

a. Studi Literatur, pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data dan pengkajian teoritis terkait bahan yang diperlukan.

Bahan yang dikumpulkan baik berupa literatur, perangakat lunak maupun perangkat keras[12]

b. Analisis, pada tahapan ini menguraikan definisi dari perangkat lunak diantaranya kebutuhan sistem, aplikasi yang digunakan, interface, bentuk proses pengolahan informasi, informasi yang digunakan, dan pemfokusan persoalan rekayasa software.

c. Desain dan Perakitan Sistem, pada tahapan ini diimplementasikan hasil rancangan perangkat lunak dan perangkat keras. Hasil yang diharapkan adalah sinkronisasi antara software dan hardware yang telah didesain dan disimulasikan.

d. Pengujian dan Analisa Data, pada tahapan ini dilakukan pengujian akhir pada sistem yang telat dibuat untuk memastikan dan mengetahui tingkat keberhasilannya serta memberikan hasil aktual untuk menunjang dan membantu pekerjaan manusia.

2.2 Pendekatan Traffic LAN

Monitoring jaringan dan analisa data adalah tugas yang sulit dan berat yang merupakan bagian penting dari pekerjaan Administrator Jaringan[13]. Proses monitoring ini penting sekali karena dipergunakan sebagai bahan untuk menentukan pemilihan pengaruh waktu operasi terhadap kecepatan kinerja peralatan yang di buat maka dibuat pemilihan waktu sibuk dan waktu tidak sibuk dengan asumsi bahwa waktu siang ( jam 10:00 – jam 24:00) adalah waktu dengan traffic penggunaan LAN cukup tinggi, sedangkan malam hari (jam 01:00 – jam 07;00 adalah waktu dimana traffic penggunaan LAN tidak banyak.

Salah satu aplikasi monitoring trafik jaringan dengan menggunakan Mikrotik Routerboard, dimana merupakan salah satu perangkat keras yang dapat digunakan sebagai router[13] .Sistem operasi tersebut mencakup berbagai fitur lengkap untuk wireline dan wireless, salah satunya adalah monitoring jaringan. [4] Sebagai gambaran traffic Lan yang terjadi selama 1 hari + 10 jam bisa dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Cuplikan Pengunaan Harian Pemakaian LAN

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Blok Diagram Perancangan

Desain dari alat ini dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu desain hardware dan desain software. Desain hardware meliputi perancangan mekanik alat dan modul elektronik[14], sedangkan desain software meliputi perancangan pemrograman dan interface web. Gambar 1 menunjukkan blok diagram keseluruhan terkait.

(3)

Pada Gambar 1 terdapat 3 blok, yaitu blok hardware, blok server, dan blok pengguna. Blok perangkat keras meliputi sensor PIR, Buzzer, dan ESP32 CAM. Blok ini merupakan bentuk fisik dari sistem perancangan alat. Blok server merupakan blok dimana data disimpan di database. Data yang disimpan hanya berupa data tulisan atau history terdeteksi nya gerakan seperti waktu dan tanggal. Web hosting diperlukan untuk mengubah gambar ke dalam bentuk file JPEG.

Blok pengguna merupakan blok pengguna smartphone Android yang memiliki aplikasi motion security camera, dari aplikasi ini pengguna dapat mendapat informasi, serta melihat siapa yang terdeteksi.

Gambar 2. Blok Diagram Perancangan . 3.2 Perancangan Software

Penulis menggunakan software Arduino IDE dalam membuat program[15], dan menggunakan bahasa pemrograman C, dikarenakan juga board yang digunakan memakai board ESP32 Cam, dengan penambahan library dan fungsi-fungsi standar yang mempermudah dalam pemrograman.

Gambar 3. Perancangan Software

Agar alat dan aplikasi smartphone bisa berjalan dengan baik, maka data pada pemrograman harus di input data yang diperlukan agar semuanya berjalan sesuai dengan perencanaan, terdapat 3 perintah pengenal atau data yang penulis input yaitu:

a. WiFi credentials, perintah ini digunakan untuk mengenali alamat dari WiFi yang digunakan untuk disambungkan ke alat. Penulis menggunakan handphone sebagai koneksi WiFi[1] dengan personal hotspot.

b. FTP server credentials, char FTP dibuat untuk mengenalkan web hosting yang terdiri dari:

1. FTP server, yaitu alamat domain dari web hosting yang telah kita buat.

2. FTP user dan pass, saat pertama kali membuat web hosting, pembuat akan diminta untuk membuat akun baru, yang akan selalu digunakan untuk login web hosting

3. Directory, yaitu alamat FTP yang di dalam nya terdapat folder tujuan dari file yang akan dimunculkan. Penulis membuat new folder di dalam folder default dengan nama “/public_html/esp32cam/”, maka data yang di transfer dari realtime database akan muncul pada folder tersebut.

c. Firebase database credentials, perintah ini digunakan agar data yang diambil oleh sensor dapat dikirim di alamat yang sesuai, maka dari itu disana terdapat perintah database URL, dimana penulis sudah membuat host project agar data- data yang dikirim dari alat dapat ditampilkan di database penulis. GCP merupakan Google Cloud Platform yang mana data penulis disimpan di lokasi tersebut. Firebase mendukung lokasi resource GCP regional menjadi beberapa lokasi, dan penulis mendapat database URL “asia-southeast1” yang merupakan regional dari negara Singapura.

(4)

Gambar 4. Tampilan Realtime Database

Gambar 3 di atas merupakan tampilan dari Firebase realtime database, yaitu tempat dimana histori terdeteksi nya gerakan semua disimpan di dalamnya. Semakin banyak terdeteksi gerakan oleh sensor, maka akan semakin banyak juga histori terdeteksi nya gerakan. Last detect pada gambar di atas menandakan bahwa sensor mendeteksi gerakan pada tanggal 3 september 2021 pada pukul 16.45, dan setelah sensor mendeteksi gerakan, maka halaman pada database akan langsung berubah saat itu juga. System status merupakan informasi bahwa alat sedang aktif atau tidak, dan motion merupakan informasi bahwa pengguna di aplikasi Android sedang ada aktifitas seperti mematikan alarm, atau mematikan camera. Data yang tampil di Firebase Database belum bisa menampilkan file tersebut menjadi bentuk gambar (JPEG) dan perlu di transfer ke web hosting agar dapat di upload menjadi file JPEG.

Gambar 5. Tampilan aplikasi Motion Security Alarm

Pada gambar 4 diatas merupakan tamplan dari Aplikasi Motion Security Alarm pada Android. Aplikasi tersebut dibuat melalui website kodular, yaitu creator.kodular.io, karena memudahkan pembuat aplikasi Android dengan tools nya yang sangat mendukung.

Aplikasi dibuat dengan sangat user friendly, dan mudah digunakan oleh siapapun, pengguna dapat menghidupkan dan mematikan sensor dengan memencet system status, saat di-on kan, camera capture dan buzzer otomatis hidup, tetapi penulis membuat opsi lain yaitu menghidupkan sensor tanpa buzzer. Saat sensor mendeteksi gerakan, maka histori pada aplikasi akan langsung menampilkan tanggal, jam, serta gambar. Dan gambar dapat di save ke galeri handphone oleh si pengguna.

(5)

3.3 Flowchart Cara Kerja Keseluruhan

Flowchart dibawah sangat berkaitan dengan sistem kerja dari alat ini. Sistem keamanan rumah ini memantau pergerakan objek atau dalam hal ini manusia, dimana pada suatu ruangan di pasang sensor dan jika terdeteksi pergerakan maka alat akan memberikan notifikasi peringatan pada perangkat yang terhubung. Penelitian lain terkait smart home juga pernah dilakukan tahun 2019, dimana pada penelitian tersebut pengontrolan dan monitoring sudah menggunakan aplikasi telegram namun belum terdapat fitur pengambilan gambar[8]

Gambar 6. Flowchart Sistem Keseluruhan

Dari sisi pengiriman data, ketika sensor PIR mendeteksi adanya gerakan dari manusia, maka output system status akan bernilai 1 dan buzzer akan otomatis hidup, dan dengan segera ESP32 Cam yang juga sebagai mikorkontroler akan membaca data dari sensor PIR, yang kemudian mengirim perintah ke ESP32 Cam untuk mengambil gambar (capture).

Selanjutnya data yang diterima ESP32-Cam akan dikirim ke database server dengan koneksi WiFi. Smartphone akan muncul notifikasi “motion detected” yang artinya telah terdeteksi sebuah gerakan pada sensor, dan pengguna dapat mematikan alarm dari aplikasi tersebut.

3.4 Pengujian Pengiriman Data

Pengujian dilakukan terkait pengiriman data sensor yang meliputi data sensor PIR, Buzzer, dan ESP32 CAM. Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah data berhasil disimpan atau tidak ke database yang nantinya akan ditampilkan pada halaman tampil data sensor.

Tabel 1 menunjukkan hasil pengujian penyimpanan data sensor dimana dari hasil pengujian, semua data sensor yang dibaca dari Arduino dan dikirim melalui ESP32 CAM berhasil terkirim ke database server dengan persentase keberhasilan 100%.

Tabel 1. Hasil Pengujian Penyimpnanan Data Sensor No. Poin diuji Pengujian pengiriman ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Sensor PIR √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Buzzer √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 ESP32 CAM √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Keterangan:

√ = terkirim dan terbaca di database X = tidak terkirim

(6)

Data yang sudah tersimpan kemudian dapat dilihat oleh pengguna pada halaman realtime database. Gambar 6 dibawah menunjukkan data sensor yang ditampilkan pada halaman web Firebase realtime database dimana pada halaman tersebut memuat data terkait data histori, tanggal, waktu, terakhir deteksi, motion, buzzer, kamera, dan sistem status.

Gambar 7. Halaman Web Database

Gambar 6 diatas menunjukkan halaman web Firebase realtime database saat gerakan terdeteksi dengan frekuensi yang sering. Dari halaman web database, di bagian history, terdapat dua informasi tanggal dan waktu, sebelah kiri merupakan gerakan yang terdeteksi saat itu juga, dan sebelah kanan merupakan salinan dari informasi yang sebelah kiri, tetapi hanya beda format file yaitu format jpg. Format tersebut digunakan untuk hosting menyimpan file dan merubah nya menjadi format jpg atau gambar.

Saat system status dalam kondisi “0” maka alat sedang tidak aktif, dan akan menjadi “1” saat sensor PIR mendeteksi gerakan, dan motion akan berubah menjadi “1” saat pengguna melakukan aktifitas pada aplikasi seperti mematikan alarm dari smartphone-nya.

3.5 Hasil Pengujian Time Delay

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem bekerja sesuai dengan yang di inginkan. Pengujian dilakukan pada waktu siang dan malam hari dan dilakukan pengujian selama 2 jam sekali. Pengujian ini bertujuan untuk melihat keandalan dan mengetahui akurasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengendalian melalui aplikasi smartphone Android yang sudah dibuat, waktu hitung mulai dari tombol pada aplikasi ditekan sampai alat aktif.

Gambar 8. Grafik Time Respon Hidup pada Waktu Siang

Dari gambar 7 di atas dapat dilihat bahwa grafik mengalami kenaikan setiap waktu nya, dimulai dari pukul 08.00 dan 10.00, alat hidup saat 0.3 detik dan kemudian pada saat pukul 12.00, waktu respon alat untuk hidup naik menjadi 0.5 detik dari waktu sebelumnya, dan semakin naik seiring bertambah nya waktu percobaan. Waktu respon alat paling lama hidup terjadi pukul 17.00 sore yaitu 0.9 detik.

0,3 0,3

0,5 0,6 0,7

0 0,2 0,4 0,6 0,8

1 (08.00)

2 (10.00)

3 (12.00)

4 (15.00)

5 (17.00)

time delay (hidup)

percobaan ke- (waktu)

waktu respon (s)

waktu respon

(7)

Gambar 9. Grafik Time Respon Mati pada Waktu Siang

Dari gambar 8 di atas dapat dilihat bahwa grafik menunjukkan angka yang stabil saat alat dimatikan setelah buzzer hidup atau terdeteksi nya gerakan. Mulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00 sore, waktu respon alat untuk mati hanya naik 1 detik yaitu pada pukul 10.00 pagi, dan waktu respon alat untuk mati paling lama terjadi pukul 17.00 sore.

Gambar 10. Grafik Time Respon Hidup pada Waktu Malam

Gambar 11. Grafik Time Respon Mati pada Waktu Malam

Dari gambar 9 di atas dapat dilihat bahwa grafik mengalami kenaikan mulai pukul 20.30, dimulai dari pukul 19.00 dan 20.30, alat hidup saat 0.5 detik dan kemudian pada saat pukul 21.00, waktu respon alat untuk hidup naik menjadi 0.7 detik dari waktu sebelumnya yaitu 0.5 detik, dan semakin naik seiring bertambah nya waktu percobaan. Waktu respon alat paling lama hidup terjadi pukul 22.00 dan 23.00 malam yaitu 0.8 detik.

Dari gambar 10 di atas dapat dilihat bahwa grafik menunjukkan angka yang stabil saat alat dimatikan setelah buzzer hidup atau terdeteksi nya gerakan di atas dapat dilihat bahwa grafik mengalami kenaikan mulai pukul 20.30, dan stabil sampai pukul 21.00, kemudian grafik terus mengalami kenaikan pada pukul 22.00 dan 23.00. Waktu respon alat paling lama mati terjadi pukul 23.00 malam yaitu 1.2 detik.

Pengujian dilakukan menggunakan stopwatch untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan alat, dan saat mematikan alat, pengujian dilakukan 5 kali percobaan dengan 5 jarak yang berbeda. Pengujian pada siang dan malam hari untuk melihat perbedaan traffic jaringan internet.

Terdapat perbedaan waktu antara pengujian siang dan malam, berdasarkan hasil analisa penulis, perbedaan waktu terjadi karena dua hal yaitu:

a. Traffic internet berpengaruh terhadap lama nya respon alat saat dihidupkan dan dimatikan, pada malam hari lebih tinggi dibandingkan saat siang hari.

0,5 0,6 0,6 0,6

0,9

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1

1 (08.00)

2 (10.00)

3 (12.00)

4 (15.00)

5 (17.00)

time delay (mati)

percobaan ke- (waktu)

waktu respon (s)

waktu respon (s)

(8)

b. Frame size resolusi kamera dari ESP32 CAM juga berpengaruh terhadap kecepatan pengiriman data file jpeg. ke smartphone yang akan berpengaruh terhadap time delay mati alat, dikarenakan alat akan mati setelah gambar muncul pada aplikasi di smartphone

3.6 Pengujian Pengambilan Gambar Menggunakan ESP32CAM

Pengujian ini dilakukan untuk menguji fungsi pengambilan gambar atau foto secara otomatis ketika ada penyusup yang terdeteksi oleh sensor PIR. Foto yang berhasil diambil langsung dikirim ke aplikasi motion security alarm. Tabel 2 dibawah ini menunjukkan hasil pengujian terhadap proses ini dimana hasil pengujian yang dilakukan dapat dilihat bahwa ketika terdeteksi adanya gerakan maka ESP32 Cam akan mengambil gambar dan mengirimkannya ke aplikasi. Persentase keberhasilan pengujian bagian ini adalah 90% dari 10 kali percobaan.

Tabel 2. Pengiriman Data sensor

Keterangan:

√ = foto diterima Aplikasi Android x = foto tidak diterima Aplikasi Android

Gambar 12. Hasil Foto Pengujian

Pada pengujian ini setelah sensor PIR mendeteksi adanya pergerakan, maka ESP32 CAM akan mengambil gambar dan mengirimkannya ke aplikasi di Android. Gambar 11 dibawah menunjukkan hasil foto yang telah diterima pengguna pada aplikasi motion security alarm.

4. KESIMPULAN

Implementasi internet of things dengan memakai ESP32 CAM untuk smart home ini sudah berhasil dibuat dan berjalan dengan baik dimana persentase keberhasilan sesuai dengan pengujian untuk pengiriman data sensor dan pengambilan gambar secara otomatis sebesar 90%. Semakin besar framesize semakin besar juga resolusi gambar yang dihasilkan, maka semakin berat atau lama pengiriman gambar ke aplikasi di smartphone. Dengan adanya sensor gerak yang dipasang dalam ruangan memungkinkan segala aktivitas yang terjadi akan dapat terpantau dengan baik. Jika ada penyusup maka akan

Pengujian ke- PIR Deteksi Aplikasi Android Keberhasilan

No. Yes No X

90%

1 Y X

2 Y √

3 Y √

4 Y √

5 Y √

6 Y √

7 Y √

8 Y √

9 Y √

10 Y √

(9)

cepat diketahui karena ada rekaman yang dapat dijadikan bukti oleh pihak berwajib. Namun untuk penggunaan dalam skala besar masih harus diperhitungkan dalam hal spesifikasi kamera, jumlah dan letak sensor dan penyimpanan data.

Perancangan sistem smart home dengan sensor PIR dengan memakai smartphone Andorid dapat dibuat dengan menggunakan tiga blok diagram perancangan yaitu, hardware dengan komponen seperti sensor PIR, buzzer, dan tentunya ESP32 CAM, kemudian software, yang di dalam nya membuat web hosting dan firebase database, dan aplikasi di Android

Agar aplikasi motion security sensor lebih sempurna dalam beroperasi, maka ada beberapa saran dari penulis untuk perancangan sistem ini kedepannya seperti, membutuhkan posisi strategis dalam penempatan modul di banyak titik pemantauan, agar pantauan dapat menyeluruh, menggunakan koneksi internet yang memadai sehingga tercapailah hasil yang maksimal dengan pengiriman yang cepat, dapat menggunakan web hosting yang bagus, agar tidak terkena imbas downtime web yang mengakibatkan susah nya akses ke web hosting.

REFERENCES

[1] M. Fajar Wicaksono, “Implementasi Modul Wifi Nodemcu Esp8266 Untuk Smart Home,” J. Tek. Komput. Unikom-Komputika, vol. 6, no. 1, 2017.

[2] A. Ramadhan, A. S. Ramadhan, and L. B. Handoko, “RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS ARDUINO MEGA 2560,” Techno.Com, vol. 15, no. 2, 2016.

[3] S. Ahadiah, Muharnis, and Agustiawan, “Implementasi Sensor Pir Pada Peralatan Elektronik Berbasis Microcontroller,” J.

Inovtek Polbeng, vol. 07, no. 1, 2017.

[4] F. Masykur and F. Prasetiyowati, “Aplikasi Rumah Pintar (Smart Home) Pengendali Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Web,” J. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 3, no. 1, 2016, doi: 10.25126/jtiik.201631156.

[5] B. Fandidarma, R. D. Laksono, and K. W. B. Pamungkas, “Rancang Bangun Mobil Remote Control Pemantau Area berbasis IoT menggunakan ESP 32 Cam,” ELECTRA Electr. Eng. Artic., vol. 2, no. 1, 2021, doi: 10.25273/electra.v2i1.10522.

[6] M. F. Wicaksono and M. D. Rahmatya, “Implementasi Arduino dan ESP32 CAM untuk Smart Home,” J. Teknol. dan Inf., vol.

10, no. 1, 2020, doi: 10.34010/jati.v10i1.2836.

[7] A. D. Limantara, Y. C. S. Purnomo, and S. W. Mudjanarko, “Pemodelan Sistem Pelacakan Lot Parkir Kosong Berbasis Sensor Ultrasonic Dan Internet of Things (Iot) Pada Lahan Parkir Diluar Jalan,” Semin. Nas. Sains dan Teknol., vol. 1, no. 2, 2017.

[8] P. W. Purnawan and Y. Rosita, “Rancang Bangun Smart Home System Menggunakan NodeMCU Esp8266 Berbasis Komunikasi Telegram Messenger,” Techno.Com, vol. 18, no. 4, 2019, doi: 10.33633/tc.v18i4.2862.

[9] Azis and Yudhanto, “‘INTERNET OF THINGS (IOT),’ in Pengantar Teknologi Internet of Things,” vol. 17, p. 136, 2019,

Accessed: Nov. 03, 2022. [Online]. Available:

https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Teknologi_Internet_of_Things_I/lK33DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=I OT+adalah&printsec=frontcover

[10] L. García, L. Parra, J. M. Jimenez, J. Lloret, and P. Lorenz, “IoT-based smart irrigation systems: An overview on the recent trends on sensors and iot systems for irrigation in precision agriculture,” Sensors (Switzerland), vol. 20, no. 4. 2020. doi:

10.3390/s20041042.

[11] J. Lestari and G. Gata, “Webcam Monitoring Ruangan Menggunakan Sensor Gerak Pir (Passive Infra Red),” Webcam Monit.

Ruangan Menggunakan Sens. Gerak PIR, vol. 8, no. 2, 2011.

[12] “Mengenal Hardware-Software dan Pengelolaan Instalasi Komputer - Google Books.”

https://www.google.co.id/books/edition/Mengenal_Hardware_Software_dan_Pengelola/XBEMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&

dq=Mengenal+Hardware+Software+dan+Pengelolaan+Instalasi+Komputer&printsec=frontcover (accessed Nov. 03, 2022).

[13] D. Sandova and C. Prihantoro, “Analisis Traffic pada Jaringan LAN Menggunakan MikroTik,” JSAI (Journal Sci. Appl.

Informatics), vol. 4, no. 3, 2021, doi: 10.36085/jsai.v4i3.2011.

[14] J. Crisp and J. Crisp, “Introduction to microprocessors and microcontrollers,” p. 278, 2004.

[15] S. Wasista, Setiawardhana, D. Ayu Saraswati, and E. Susanto, “(E-Book) Aplikasi Internet of Things dengan Arduino dan adnroid.pdf,” 2019.

Referensi

Dokumen terkait

geografis dan segmentasi demografis. Target pasar toko mebel samsuri adalah pasar sasaran jangka pendek, pasar sasaran primer dan sasaran sekunder. Dan posisi pasar toko