• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ABU SEKAM PADI DAN KAPUR SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DENGAN VARIASI SERAT SERABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON (Studi Penelitian)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH ABU SEKAM PADI DAN KAPUR SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DENGAN VARIASI SERAT SERABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON (Studi Penelitian)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENGARUH ABU SEKAM PADI DAN GELLET SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DENGAN AMANDEMEN SERAT KELAPA SEBAGAI. Abu sekam padi merupakan residu dari pertanian yang memiliki sifat khusus yaitu mengandung senyawa kimia yang bersifat pozzolan yaitu mengandung silika (SiO2) yaitu senyawa yang bila dicampur dengan kapur dan air dapat digunakan untuk meningkatkan kuat tekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kuat tekan penggunaan sekam padi dan kapur dengan penambahan serat sabut kelapa yang dicampur dengan beton. Kata kunci: Beton campur kapur dan abu sekam padi, pengganti semen, sabut kelapa, kuat tekan beton.

Judul proyek wisuda ini adalah “Pengaruh sekam padi, abu dan kapur sebagai pengganti semen dengan variasi serabut kelapa sebagai penambah kuat tekan beton”. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa abu sekam padi mengandung unsur-unsur yang berguna dalam meningkatkan kuat tekan beton. Untuk itu penulis melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh abu sekam padi dengan kapur dan variasi bahan tambahan sabut kelapa sebagai pengganti semen terhadap kuat tekan beton.

Bagaimana pengaruh abu sekam padi dan kapur dengan variasi komposisi yang berbeda sebagai pengganti semen dalam beton selama 28 hari. Pengujian di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara setelah 28 hari dengan pengujian kuat tekan beton silinder. Penentuan Kuat Tekan Beton Menggunakan Abu Kapur dan Sekam Padi Sebagai Pengganti Semen Pada Beton Untuk Mencapai Kuat Tekan Yang Maksimal.

Untuk mengetahui nilai pengaruh serabut kelapa pada kombinasi abu kapur dan sekam padi terhadap kuat tekan beton.

PENDAHULUAN 1

Rumusan Masalah 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 5

Umum 5

Agregat Halus 6

Abu Sekam Padi 6

Kapur 7

Serabut Serat Kelapa 7

Kuat Tekan Beton 7

METODI PENELITIAN 9

Metode penelitian 9

Metode yang digunakan untuk membuat beton dengan menggunakan campuran limbah abu sekam padi dan kapur sebagai pengganti semen dan sabut kelapa sebagai bahan tambahan adalah dengan menggunakan metode eksperimen yaitu dengan melakukan kegiatan percobaan untuk mendapatkan data. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari beberapa buku dan jurnal yang berkaitan dengan teknik beton (literatur) dan konsultasi langsung dengan dosen pembimbing. Data teknis yang diperoleh berasal dari SNI tentang tata cara pembuatan rencana beton normal, ASTM (American Society For Testing and Materials) C33 (1985) serta buku atau literatur sebagai penunjang untuk memperkuat penelitian terapan.

Konsultasi dengan dosen pembimbing langsung sebagai dukungan untuk memantapkan apa yang dilakukan dan menambah pengetahuan serta Laporan Magang Konkrit sebagai acuan untuk mendukung penelitian ini.

Tahap penelitian 10

Setelah uji kuat tekan selesai dan data diperoleh, selanjutnya masuk ke pembahasan dan konsultasi laporan akhir.

Gambar 3.1: Diagram alir Mulai
Gambar 3.1: Diagram alir Mulai

Tempat dan Waktu Penelitian 12

Peralatan dan bahan 12

  • Bahan 12
  • Peralatan 13

Dalam pembuatan sampel uji, air digunakan oleh Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Helaian rambut ini didapat dari pedagang kelapa yang berjualan di sekitar kota Medan. Abu sekam padi yang digunakan dalam penelitian beton campuran ini berasal dari pedagang kaki lima (PKL) di sekitar kota Medan.

Kapur yang digunakan adalah kapur yang diperoleh dengan membangun toko di sekitar lapangan.

Pemeriksaan Agregat 14

  • Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar 14

Subjek uji dimasukkan ke dalam keranjang, kemudian subjek uji dikocok untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dan ditentukan beratnya dalam air (Ba). Berat jenis dapat dinyatakan sebagai berat jenis curah kering, berat jenis curah pada kondisi jenuh kering permukaan, atau berat jenis semu. Berat jenis (kejenuhan kering permukaan) dan penyerapan air sesuai kondisi setelah (24+4) jam perendaman dalam air.

Setelah perendaman, benda uji dikeluarkan dari air, kemudian dilap dengan kain penyerap sampai lapisan air pada permukaan hilang (saturated dry surface/SSD). Kemudian benda uji dimasukkan ke dalam wadah dan diberi air cucian secukupnya untuk merendam benda uji. Setelah kering, beratnya ditimbang dan dicatat (W3). penentuan berat satuan campuran beton segar dan beberapa rumus untuk menghitung jumlah produksi campuran, kadar semen dan kadar udara dalam beton.

Abu Sekam Padi (ASP) 17

Serabut Serat Kepala 17

Pelaksanaan penelitian 17

  • Mix Design 17

Nilai kuat tekan beton diperoleh melalui prosedur uji standar, menggunakan mesin uji melalui beban tekan bertingkat. Pengujian kuat tekan beton dilakukan sesuai dengan metode pengujian SNI pada saat beton berumur 28 hari dengan menggunakan mesin uji kuat tekan berkapasitas 150 ton. Perbandingan kuat tekan bata ringan dengan beton abu sekam padi dan kapur sebagai pengganti semen dengan bahan tambahan sabut kelapa.

Pengaruh penggunaan abu sekam padi sebagai bahan pengganti sebagian semen terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas beton mutu tinggi.

Tabel 3.1: jumlah variasi sampel pengujian beton.
Tabel 3.1: jumlah variasi sampel pengujian beton.

PEMBAHASAN DAN HASIL 24

Perencanaan Campuran Beton. 24

  • Bemeriksaan agregat kasar. 24
  • Perhitungan Mix Design Beton. 37

Berdasarkan hasil pengujian berat jenis serapan agregat kasar dari 2 sampel dengan rata-rata berat sampel SSD sebesar 2474 gr. Dari hasil penelitian ini, nilai untuk analisis gradasi agregat kasar tercantum pada tabel berikut : Ut. Dengan pengujian berat isi agregat kasar pada penelitian ini diperoleh nilai 1,77 gr/cm3, nilai tersebut masih dalam batas yang diperbolehkan yaitu maksimal 1,2 gr/cm3 menurut (SNI No.52 -1980) .

Kinerja pengujian kadar air agregat kasar mengacu pada SNI dan mengikuti Buku Panduan Praktikum Prodi Teknik Sipil UMSU tentang berat jenis agregat halus. Dari pengujian kadar air agregat kasar pada percobaan ini dengan 2 sampel, dimana nilai kadar air sampel 1 sebesar 0,33% dan sampel 2 sebesar 0,27%, sehingga didapatkan nilai rata-rata sebesar 0,30%. Dari percobaan ini didapatkan rata-rata nilai curah BJ sebesar 2,47 gr, BJ SSD sebesar 2,54 gr dan BJ Pseudo sebesar 2,65 gr, sehingga rata-rata nilai serapan yang diperoleh pada percobaan ini sebesar 2,66% dan dapat dikategorikan sebagai agregat kasar normal karena masih dalam batas nilai yang diperbolehkan, yaitu antara 2,2 – 2,7.

Didapatkan rata-rata berat isi dari hasil pengujian di atas sebesar 1,63 gr/cm3, nilai ini masih dalam batas yang diperbolehkan minimal 1,2 gr/cm3 (SII No.52 – 1980). Dari pengujian kadar air agregat kasar pada percobaan ini dengan percobaan 2 sampel didapatkan nilai kadar air sampel 1 sebesar 1,21% dan sampel 2 sebesar 1,11%, sehingga diperoleh nilai rata-rata sebesar 1,26. Agregat yang digunakan adalah agregat halus pasir alam dari Binjai dan agregat batu pecah kasar dengan ukuran maksimal 40 mm dari Binjai.

Faktor air semen (FAS) berdasarkan perhitungan pada Gambar 4.3 pada grafik hubungan kuat tekan dengan faktor air semen dengan estimasi kuat tekan beton rata-rata sebesar 42,7 MPa, semen yang digunakan adalah semen Portland tipe I, beton tersebut diuji pada umur rencana 28 hari, contoh silinder dan agregat kasar dalam bentuk hancuran, digunakan nilai FAS. Faktor air semen maksimum, berdasarkan Tabel 3.8 untuk persyaratan faktor air maksimum, karena beton berada di tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung, maka faktor air semen maksimum ditetapkan 0,60. Kadar air campuran tanpa agregat, ukuran maksimum agregat yang digunakan adalah 40 mm dan nilai slump yang ditentukan adalah 30-60 mm, maka dari Tabel 3.7 perkiraan nilai kuantitas air untuk agregat halus (Wh) adalah 160, sedangkan untuk agregat kasar (Wk ) adalah 190, sehingga nilai kadar air bebas yang digunakan adalah sebagai berikut.

Kadar semen dapat dihitung dengan cara membagi nilai kadar air bebas dengan faktor air semen, maka banyaknya semen yang digunakan adalah sebagai berikut. Persentase agregat halus, sehubungan dengan slum 30-60 mm, faktor air semen 0,45 dan ukuran butir maksimum 40 mm dan agregat halus berada di kelas 2, persentase agregat halus relatif terhadap kandungan total agregat dalam sesuai dengan gambar 4.4. Berat satuan beton diperoleh dari Gambar 4.5 dengan nilai kadar air bebas terpakai 170 dan berat jenis gabungan 2,578, nilai berat satuan beton 2487,5 kg/m3.

Koreksi proporsi campuran terhadap kadar air dalam agregat dilakukan setidaknya sekali sehari.

Tabel 4.2: Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar.
Tabel 4.2: Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar.

Hasil Dan Analisa Pengujian Beton. 41

  • Slump Test. 41

Dilihat dari sifat fisiko-mekanis, peningkatan kuat tekan dipengaruhi oleh penambahan kapur pada campuran kedua sampel. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, nilai rata-rata beton campuran normal dapat mencapai 2,61 MPa, dan campuran beton dengan penambahan serabut kelapa dapat mencapai 0,75 MPa, sehingga penambahan serabut kelapa pada campuran beton mempengaruhi kuat tekan beton. Untuk itu diperlukan pengujian beton umur rencana 7 hari, 14 hari dan 21 hari untuk mengetahui nilai kuat tekan yang berkembang dan pengaruhnya.

Pengujian terhadap mesin uji kuat tekan yang dilakukan perlu dilakukan pengujian yang lebih selektif, karena kalibrasi alat uji juga dapat mempengaruhi nilai akhir kuat tekan.

Tabel 4.17: Hasil pengujian penyerapan beton normal.
Tabel 4.17: Hasil pengujian penyerapan beton normal.

Gambar

Gambar 3.1: Diagram alir Mulai
Tabel 4.2: Hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar.
Gambar 4.1: Grafik Gradasi Agregat Kasar
Tabel 4.8: Hasil pengujian analisa gradasi agregat halus dengan batas Zona 2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apakah Kuat Tekan yang dihasilkan beton dengan penggantian sebagian semen dengan Abu Sekam yang bervariasi akan lebih tinggi dari kuat tekan beton normal?.