• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh sertifikasi guru, professional dan motivasi kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh sertifikasi guru, professional dan motivasi kerja"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SERTIFIKASI GURU, PROFESSIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DISEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI

1 PEUREULAK DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 2 PEUREULAK KABUPATEN ACEH TIMUR

M. Daud

Universitas Islam Sumatera Utara [email protected]

ABSTRACT

Meeting these demands requires a variety of learning competencies. Y = 14,689 + 0.309X1 + - 0.92X2 + 0.482X3. The performance value of State Vocational High School 1 Peureulak District Teacher in East Aceh 2019 is 14,689, in which the value of the certification, professionalism and motivation variables is ignored. The equation above explains that the regression coefficient X1 (certification) has a positive value of 0.309, this shows that the certification variable has a positive influence on the performance of the State Vocational High School 1 Peureulak 1 East Aceh District Teacher 2019. If teacher certification increases 1% , then the teacher's performance will increase by 3.09. Regression coefficient X2 (professionalism) also has a positive value of 0.92, this shows that the variable has a positive influence on the performance of Teachers of Public Vocational High School (SMK) 1 Peureulak, East Aceh District. professionalism increased by 1%, the teacher's performance did not increase as seen results n-9.2 this is caused by the professionalism carried out by the teacher not related to the level of professionalism of the teacher while at school because there are still many certified teachers who have not yet run the process teaching and learning professionally this is in line with research found.

Keywords : Teacher Certification, Professional, Work Motivation

ABSTRAK : Pemenuhan tuntutan tersebut memerlukan berbagai kompetensi pembelajaran. Y = 14.689 + 0.309X1 + -0.92X2 + 0.482X3. Nilai kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur 2019 sebesar 14.689, yang mana nilai dari variabel sertifikasi, propesionalisme dan motivasi diabaikan. Persamaan di atas menjelaskan bahwa koefisien regresi X1 (sertifikasi) mempunyai nilai positif yaitu 0.309, hal ini menunjukkan bahwa variabel sertifikasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur 2019. Hal bila sertifikasi guru meningkat 1%, maka kinerja guru akan bertambah 3,09.Koefisien regresi X2 (propesionalisme) juga mempunyai nilai positif yaitu 0.92, hal ini menunjukkan bahwa variabel mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur. Propesionalisme meningkat 1%, maka kinerja guru tidak mengalami peningkatan yang terlihat hasilnya n-9, 2 hal ini di sebabkan p ropesionalisme yang di jalankan oleh guru bukan berhubungan dengan tingkat propesionalnya guru ketika berada di sekolah sebab masih banyak guru yang sudah bersertifikasi masih belum menjalankan proses belajar mengajar secara propesional hal ini sejalan dengan penelitian yang di kemukan.

Kata Kunci : Setifikasi Guru, Profesional, MotivasiKerja

1. Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan.Profesi guru mampunyai tugas untuk mendidik, mengajar dan melatih.Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan, melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, seorang guru dituntut memilikikemampuan memotivasi murid sehingga Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari profesionalisme guru.

(2)

Menurut Hamalik (2008 : 78) Secara umum kriteria utama yang harus dimiliki oleh seorang guru yakni kemampuan (ability), kepribadian (personality), motivasi (motivation) dan komitmen (commitment). Keempat kriteria tersebut dinilai akan mempengaruhi kinerja seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.

Adapun kendala yang ditemukan pada kriteria di atas adalah kemampuan guru, baik kemampuan intelektual maupun kemampuan fisik. Dilihat dari kemampuan intelektual, sebagian guru masih kurang mampu menyusun perangkat pengajaran dan lain-lain dengan baik, kurang mampu dalam menggunakan alat multi media seperi komputer, laptop, in fokus.

Dilihat dari kemampuan fisik, sebagian guru masih terlihat kurang memiliki stamina yang baik, kurang cekatan, hal ini kadang mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas, sehingga hasil kerja menjadi kurang baik.

Propesionalisme guru dapat ditinjau dari dua segi yaitu proses dan hasil. Dari segi proses, guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam pembelajaran. Selain itu yang dikatakan guru propesional adalah mampu mengajar siswa dengan metode mengajar sesuai dengan kebutuhan lulusan sekolah dimana secara fisik mampu mengemban tugas. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku sebagian peserta didik kearah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Pemenuhan tuntutan tersebut memerlukan berbagai kompetensi pembelajaran.

Selain profesionalisme guru, motivasi guru juga merupakan salah satu faktor yang dapat pula turut menentukan kinerja guru. Guru dalam memberikan pengajaran juga sanagt pentinga bagi menciptakan generasi bangsa Motivasi guru dalam memberikan pengajaran akan tercermin dalam sikap dalam membina dan membimbing anak didik. Motivasi guru yang semakin baik akan tampak pada dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru, ini berarti tercermin suatu dedikasi yang tinggi dari guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagi pendidik. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki

seorang guru dalam menjalankan tugasnya.

Guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar.

Lebih lanjut dinyatakan bahwa guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan memotivasi kepada anak didik memerlukan sikap profesional dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan dimana motivasi diberikan kepaada anak didik terdiri dari dua motivasi yaitu motivasi positip di berikan pada anak didik yang berperestasi dan aktif disekolah untuk motivasi negative diberikan pada anak didik yang tidak mentaati peraturan di sekolah .

Berdasarkan data di atas menunjukkan jika kinerja guru di SMK Negeri 1 Peureulak dan SMK Neg 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur masih tergolong rendah di karenakan dari 52 guru yang mengajar baru 18 orang bersetifikat sehingga profesionalisme guru masih rendah sehingga motivasi belajar yang di berikan kepada siswa juga rendah hal ini terlihat dari kemampuan peserta didik dalam mengikuti perlombaan belum banyak memenangkan perlombaan di sebabkan kemampuan serta wawasan siswa sekolah rendah disebabkan masih banyak guru yang belum bersertifikat sehingga profesionalisme guru belum sesuai dengan harapan sekolah berdasarkan latarbelakang ini.

Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui pengaruh sertifikasiterhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pereulak danSMK Negeri 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur

b. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pereulak dan SMK Negeri 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur

c. Untuk mengetahui pengaruh motivasi guruterhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK )Negeri 1 Pereulak danSMK Negeri 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur

d. Untuk mengetahui pengaruh sertifikasi, profesionalismedan motivasi guruterhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan

(3)

(SMK) Negeri 1 Pereulak dan SMK Negeri 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur

2. Metode Penelitian 2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1Jalan Raya Medan-Banda Aceh Alue Bu Kecamatan

PereulakEmail smk

[email protected].

2.2. Populasi

Arikunto (2002:98), menerangkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang mempunyai kriteria dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak dan SMK Negeri 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur sebanyak 32 orang yang sudah bersertifikasi, diluar dari kepala sekolah.

2.3. Sampel

Arikunto (2002:99), mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai peluang/estimasi yang sama untuk menjadi sampel. Oleh karena itu, dengan teknik penarikan sampel secara total sampling, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang guru yang sudah bersertifikasi yaitu seluruh populasi.

Tabel 1

Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin No Keterangan Jumlah

1. Laki-laki 12 2. Perempuan 20

Jumlah 32

Sumber : Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Peureulak danSMK Negeri 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur 2019

2.4. Operasionalisasi variabel

Variabel-variabel pada penelitian ini dioperasionalisasikan seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.5 dibawah ini.

Tabel 2

Operasionalisasi variabel

No Defenisi variable Jenis variabel Indikator 1

Sertifikasi adalahsuatu

programpemberiansertifikatkepadaguruyang telahmemenuhiberbagai persyaratan tertentu dandibarengi dengan peningkatan kesejahteraanyang layak.(Permen no 18 Tahun 2007)

Variabel bebas (X1)

- Kualifikasi akademik

- Pendidikan dan pelatihan

- Pengalaman mengajar

- Perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran

- Penilaian dari atasan dan pengawasan - Prestasi akademik

- Karya dan

pengembangan propesi

- Keikut sertaan dalam forum ilmiah

- Pengalaman bidang organisasi di bidang pendidikan social - Penghargaan yang

relevan di bidang pendidikan

2

Profesional adalah suatu tingkat laku yang menandai atau melukiskan corak suatu profesi, Munib (2004:109).

Variabel bebas (X2)

- Minat - Komitmen - Kualifikasi - Kompetensi - Tanggungjawab

(4)

No Defenisi variable Jenis variabel Indikator

- Perlindungan hukum - Organisasi profesi 3

Motivasi adalah suatu adalahkondisiyang berpengaru

membangkitkan,mengarahkandanmemelihara perilakuyang berhubungan dengan lingkungan kerja.Hasibuan (2005:98).

Variabel bebas (X3)

- Motivasi positip - Motivasi negatip

No Defenisi variable Jenis variabel Indikator

4

Kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan, pengalaman, keunggulan dan penggunaan waktu, Usman (2005:16)

Variabel terikat (Y)

- Input - Proses - Out put

Sumber : Permen Nas, Munib, Hasibuan, Usman

2.5. Pengujian Kualitas Data 2.5.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Metode yang digunakan untuk menguji validitas adalah melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Pengujian validitas dilakukan dengan melakukan korelasi bilvariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Hasil analisis korelasi bilvariate dengan melihat output Pearson Correlation, dengan ketentuan :

1) r hitung > r tabel, maka instrumen yang digunakan dinyatakan valid.

2) r hitung < r tabel, maka instrumen yang digunakan dinyatakan tidak valid.

2.5.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Menurut Triton (2006:57), pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Repeated Measure arau pengukuran ulang Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

b. One Shot atau pengukuran sekali saja Disini pengukurannya hanya sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Program SPSS yang memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Dalam penelitian ini menggunakan one shot supaya lebih efisien dalam waktu penyelesaian penelitian.

2.6. Uji Asumsi Klasik 2.5.1 Uji Multikolinearitas

Uji Multkolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lainnya dalam suatu model regresi, atau untuk mengetahui ada tidaknya korelasi diantarasesama variabel independen.Uji

Multikolinearitas dilakukan

denganmembandingkan nilai toleransi (tolerance value) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dengan nilai yang disyaratkan.

Nilai yang disyaratkan bagi nilaitoleransi adalah lebih besar dari 0,01, dan untuk nilai VIF kurang dari 10.

2.5.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi datanya terdistribusi normal atau tidak, model regresi yang baik jika distribusi datanya mengikuti distribusi normal atau mendekati normal, caranya adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika

(5)

distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya atau dengan melihat kemencengan (skewness) dari grafik histogram. Model regresi dikatakan mengikuti distribusi normal apabila grafik histogram tidak menceng ke kiri dan ke kanan.Selain dengan normal probability plot, normalitas suatu data dapat juga diuji dengan uji Kolmogorov- Smirnov.Dari tabel One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test diperoleh angka probabilitas atau Asym.Sig. (2-tailed).Nilai ini dibandingkan dengan 0,05 untuk pengambilan keputusan dengan pedoman

a. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data tidak terdistribusi secara normal.

b. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal.

c. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

d. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2.5.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Selain diukur dengan grafik Scaterplot, heteroskedastisitas dapat diukur secara sistematis dengan uji Glejser.Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya di atas 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.Gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan grafik scatterplot. Pendeteksian mengenai ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y yang telah dipredkisi, dan sumbu X adalah residual yang telah di-studentized. Adapun dasar analisisnya sebagai berikut :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah anka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2.6. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda yaitu melihat pengaruh variabel independent (variabel bebas) terhadap variabel dependent (variabel terikat), dengan menggunakan persamaan matematis yaitu analisis regresi linier berganda dengan rumus :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana :

Y = Kinerja Guru a = Konstanta X1 = Sertifikasi Guru X2 = Profesionalisme X3 = Motivasi

b1,b2, b3= Koefisien regresi e = Standard error

2.7. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji-t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.Uji-t dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung terhadap t-tabel.

Atau untuk mengetahui tingkat signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara partial atau sendiri-sendiri, maka digunakan uji hipotesis dengan rumus :

Dimana : r : Korelasi n : Jumlah sampel

Dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika thitung >ttabel dan probabilitas (nilai signifikan) < tingkat signifikansi 5% atau α

= 0.05, maka variabel independent secara r2

- 1

2 - n t r

Uji 

(6)

partial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.

b. Jika thitung < ttabel dan probabilitas (nilai signifikan) > tingkat signifikansi 5% atau α

= 0.05, maka variabel independent secara partial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.

2.8. Uji Signifikansi Parameter Serempak (Uji Statistik F)

Uji-F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat.Uji-F dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung terhadap F- tabel. Atau untuk mengetahui tingkat signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara serempak atau simultan, maka digunakan uji hipotesis dengan rumus :

1

/

1

/

2 2

 

k n R

k Fh R

Dimana :

R = koefisien korelasi n = jumlah sampel k = jumlah variabel

Dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika Fhitung > Ftabel dan probabilitas (nilai signifikan) < tingkat signifikansi 5% atau α

= 0.05, maka variabel independent secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.

b. Jika Fhitung < Ftabel dan probabilitas (nilai signifikan) > tingkat signifikansi 5% atau α

= 0.05, maka variabel independent secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent

2.9. Uji Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan variabel independent (bebas) dalam menerangkan variasi variabel dependent (terikat).Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1).Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependent.Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai

koefisien determinasi yang tinggi. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independent yang dimasukkan kedalam model.

Setiap tambahan satu variabel independent, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent.Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2(Adjusted R Square) pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independent ditambahkan ke dalam model.Untuk variabel independent lebih dari dua menggunakan sebaiknya menggunakan Adjusted R2.

3. Analisis Dan Pembahasan 3.1. Uji Validitas

Uji validitas item adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji reliabilitas adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel.

Tabel 3

Out put uji vaiditas variabel sertifikasi

Angket R hitung

R tabel

Keterangan 1 0. 723

0.220

Valid

2 0.614 Valid

3 0.577 Valid

4 0.708 Valid

5 0.737 Valid

6 0.731 Valid

7 0.787 Valid

8 0.71 Valid

9 0.727 Valid

10 0.692 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data-2019

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi butir-butir pertanyaan untuk variabel kompetensi keseluruhannya dinyatakan valid, karena nilai signifikansinya di bawah nilai α = 0.05.

Tabel 4

Out put uji vaiditas variabel propesionalisme

Angket R hitung

R tabel

Keterangan 1 0.592

0.220

Valid

2 0.548 Valid

3 0.427 Valid

4 0.624 Valid

5 0.754 Valid

6 0.728 Valid

(7)

Angket R hitung

R tabel

Keterangan

7 0.727 Valid

8 0.694 Valid

9 0.667 Valid

10 0.510 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data-2019

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi butir-butir pertanyaan untuk variabel motivasi keseluruhannya dinyatakan valid, karena nilai signifikansinya di bawah nilai α = 0.05.

Tabel 5

Out put uji vaiditas variabel motivasi

Angket R hitung

R tabel

Keterangan 1 0.647

0.220

Valid

2 0.638 Valid

3 0.466 Valid

4 0.648 Valid

5 0.681 Valid

6 0.610 Valid

7 0.715 Valid

8 0.723 Valid

9 0.649 Valid

10 0.672 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data-2019

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi butir-butir pertanyaan untuk variabel lingkungan kerja keseluruhannya dinyatakan valid, karena nilai signifikansinya di bawah nilai α = 0.05.

Tabel 6

Out put uji vaiditas variabel kinerja

Angket R hitung

R tabel

Keterangan 1 0.739

0.220

Valid

2 0.727 Valid

3 0.636 Valid

4 0.704 Valid

5 0.769 Valid

6 0.743 Valid

7 0.761 Valid

8 0.796 Valid

9 0.712 Valid

10 0.741 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data-2019

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi butir-butir pertanyaan untuk variabel kinerja guru keseluruhannya dinyatakan valid, karena nilai signifikansinya di bawah nilai α = 0.05.

3.2. Uji Reliabilitas

Dari Uji reabilitas semua variabel dapat di lihat sebagai berikut :

Tabel 7 Out put uji Reabilitas

Variabel

Crombach Alfa Hitung

Crombach Alfa Standart

Keputusan Sertifikasi 0.768

0.600 Realibel Profesionalisme 0.754

Motivasi 0.759

Kinerja 0.773

Sumber : Hasil pengolahan data-2019

Tabel 7, menunjukan bahwa seluruh variabel telah memenuhi syarat uji reabilitas, dimana Crombach Alfa hitung lebih besar dari Crombach alfa Standart, Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator semua variabel memiliki tingkat konsistensi yang baik dalam mengukur semua variabel.

3.3. Pengujian Asumsi Klasik 3.3.1. Uji Asumsi Normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing- masing variabel tetapi pada nilai residualnya.

Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing- masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian. Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah dalam model statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Model regresi yang tinggi adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya dengan menggunakan metode gambar normal Probabilitas Plots digunakan untuk menyimpulkan apakah model analisis memenuhi asumsi normal, dengan penyebaran data di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka data tersebut mememenuhi asumsi normal dalam model analisis, yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

(8)

Gambar 1. Uji asumsi normalitas

3.3.2. Uji Asumsi Multikolinieritas

Multikolinieritas berati adanya hubungan yang kuat diantara beberapa atau semua variabel bebas pada model regresi. Jika terdapat multikolinieritas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan biasanya ditandai dengan koefisien determinasi yang sangat besar tetapi pada pengujian parsial koefisien regresi, tidak ada atau pun kalau ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan nilai Variance Inflantion Factorrs (VIF) sebagai indikator ada

tidaknya multikolinearitas di antara variabel bebas.

Tabel 8

Uji asumsi multikolinieritas

Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF

Sertifikasi .518 1.930

Propesionalisme .780 1.283

Motivasi .633 1.580

a Dependent Variable: Kinerja

Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh seperti terlihat pada Tabel 8 diatas sebesar 1.930, 1.238, 1.580, dimana nilai Variance Inflantion Factorrs (VIF) dari ketiga varibel bebas lebih kecil dari 10 dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas diantara ketiga variabel bebas yang diuji dalam penelitian ini.

3.3.3. Uji Asumsi Autokorelasi

Autokorelasi sebagai suatu korelasi antara nilai variabel dengan nilai variabel yang sama pada satu atau lebih. Menurut Cornelius (2005:

212), kisaran nilai uji autokorelasi yang dilakukan dalam pengujian Durbin Watson (DW) sebagai berikut :

2.68 <DW<3.35 tidak terjadi autokorelasi 2.68 atau 3.35<DW<3.79 tidak dapat disimpulkan.

DW<2.68 atau DW > 3.79 terjadi autokorelasi.

Tabel 9 Model summaryb

Model

Change Statistics Durbin-

Watson R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .470 8.283 3 28 .000 2.684

a Predictors: (Constant), sertifikasi, Propesionalisme,Motivasi b Dependent Variable: Kinerja

Berdasarkan Tabel 9, di atas diperoleh nilai statistik Durbin-Watson (DW) diperoleh nilai 2.684, nilai tersebut berada pada kisaran 2,35<DW<3,35 maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model regresi.

Selanjutnya setelah ke tiga asumsi regresi diuji, maka langkah selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.

4. Hasil dan Pembahasan

Dalam evaluasi data ini peneliti akan menguji kebenaran hipotesis baik itu secara simultan atau bersama-sama, maupun secara

partial atau sendiri-sendiri dan untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan data, maka digunakan Program SPSS versi 20.00.

4.1. Analisis Regresi Linier Berganda.

Analisis regresi linier berganda antara variabel sertifikasi,propesionalisme, dan motivasiterhadap kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur 2019, maka dapat dilihat dari persamaan regresinya, dan dari output SPSS diperoleh data sebagai berikut.

(9)

Tabel 10

Hasil uji statistik koefisien regresi Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Beta t Sig.

B Std. Error 1

(Constant) 14.689 9.315 1.577 .126

Kompetensi .308 .221 .267 1.359 .174

Motivasi .-092 .219 .066 -422 .667

Lingkungan kerja .482 .164 .509 2.946 .006

a Predictors: (Constant), sertifikasi,propesionalisme, Motivasi b Dependent Variable: Kinerja guru

Berdasarkan Tabel 10, diatas dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut

Y = 14.689 + 0.309X1 + -0.92X2 + 0.482X3 Nilai kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur 2019 sebesar 14.689, yang mana nilai dari variabel sertifikasi, propesionalisme dan motivasi diabaikan.

Persamaan di atas menjelaskan bahwa koefisien regresi X1 (sertifikasi) mempunyai nilai positif yaitu 0.309, hal ini menunjukkan bahwa variabel sertifikasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur 2019. Hal bila sertifikasi guru meningkat 1%, maka kinerja guru akan bertambah 3,09.

Koefisien regresi X2 (propesionalisme) juga mempunyai nilai positif yaitu 0.92, hal ini menunjukkan bahwa variabel mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur . propesionalisme meningkat 1%, maka kinerja guru tidak mengalami peningkatan yang terlihat hasilnya n-9,2 hal ini di sebabkan propesionalisme yang di jalankan oleh guru bukan berhubungan dengan tingkat

propesionalnya guru ketika berada di sekolah sebab masih banyak guru yang sudah bersertifikasi masih belum menjalankan proses belajar mengajar secara propesional hal ini sejalan dengan penelitian yang di kemukan oleh Habib (2010) dalam penelitiannya bahwa sertifikasi seorang guru tidak membuat propesionalisme guru meningkat sebab sertifikasi bukan di nilai berdasarkan dari kemampuan seorang guru yang sesungguhnya tetapi berdasarkan portopolio guru yang semua bisa didapat dari rekan kerja guru tersebut.

Koefisien regresi X3 (motivasi) juga mempunyai nilai positif yaitu 0.482, hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur . Hal bila motivasi meningkat 1%, maka kinerja guru akan bertambah 4.82.

4.2. Uji t

Uji ini dilakukan bertujuan untuk melihat tingkat signifikasi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 11 Uji t Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Beta t Sig.

B Std. Error 1

(Constant) 14.689 9.315 1.577 .126

Kompetensi .308 .221 .267 1.359 .174

Motivasi .-092 .219 .066 -422 .667

Lingkungan kerja .482 .164 .509 2.946 .006

a Predictors: (Constant), sertifikasi,propesionalisme, Motivasi b Dependent Variable: Kinerja guru

Berdasarkan pada kriteria pengambilan keputusan bahwa apabila nilai probabilitas <

nilai alpha sebesar 0,05, maka hipotesis diterima dan sebaliknya, apabila nilai sig.

(10)

probabilitas > nilai alpha sebesar 0,05, maka hipotesis ditolak (Ghozali, 2001).

Tabel 11, diketahui bahwa nilai signifikansi dari nsi (X1) adalah 0.174 nilai ini lebih besar dari nilai alphanya yang sebesar 0.05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Sertifikasi memiliki pengaruh tidak signifikanterhadap Kinerja. Selanjutnya diketahui bahwa nilai signifikansi dari karakteristik pekerjaan (X2) adalah 0.667 nilai ini lebih besar dari nilai alphanya yang sebesar 0.05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa profesionalisme memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

Kinerja. Selanjutnya di ketahui bahwa nilai signifikansi Motivasi (X3) adalah 0,006 nilai ini lebih kecil dari 0,05 dengan demikian Motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja.

4.3. Uji F

Uji serempak dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi kedua variabel bebas secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji secara serempak dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 12 Uji F ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 148.327 3 49.442 8.283 .000b

Residual 167.142 28 5.969

Total 315.469 31

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

Tabel 12, menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0.000.Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai Alpha sebesar 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama – samakecerdasan emosional, karakteristik pekerjaan, motivasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja.

4.4. Koefisien Determinasi (R2)

Untuk dapat mengetahui besarnya sertifikasi, profesionalisme, dan motivasi dalam menjelaskan Kinerja Guru dapat dilihat pada koefisien determinasinya yang berada pada tabel 5.17 berikut :

Tabel 13 Koefisien Determinasi

Berdasarkan pada tabel 5.16 diketahui bahwa nilai R-Square adalah sebesar 0,470.

Artinya bahwa sertifikasi, profesionalisme dan motivasi mampu menjelaskan Kinerja Guru adalah sebesar 47% sisanya 53% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.

4. Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis dan evaluasi data di atas, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Variabel sertifikasi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab.Aceh Timur dengan nilai thitung>ttabel (1.395 > 0,97)dan nilai signifikansi< 0.05, (0.042 < 0.05).

2. Variabel propesionalisme guru berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab.Aceh Timur dengan nilai thitung > ttabel (-0,422 < 1.672) dan nilai signifikansi > 0.05, (0.677 < 0.05)

3. Variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab.Aceh Timur dengan nilai Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .686a .470 .413 2.44323

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

(11)

thitung>ttabel (2.946 > 1.672)dan nilai signifikansi < 0.05, (0.006 < 0.05).

4. Variabel sertifikasi guru, propesionalisme dan motivasi berpengaruh positip dan signifikan terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab.Aceh Timur dengan nilai Fhitung > Ftabel (8.283 >3.015) dan nilai signifikansi < 0.05, (0.00 < 0.05).

DAFTAR PUSTAKA

David Mc Cleland2007.MotivasiJakarta: PT BumiAksara

Darsono 2008 Profesi Kependidikan Jakarta PT.

Bumi Aksara

Dharma, Surya. 2008. Penilaian KinerjaGuru.

Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMTK Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2008.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT BumiAksara.

Handoko, T. Hani. 2002.Manajemen.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hasibuan.2003. Organisasi danMotivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.Jakarta: PT BumiAksara.

Hamalik. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:

Bumi Aksara

Khotimah, Nurul. 2010.Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru IPS SMPNegeriseKecamatanPati.Skripsi.Semara ng:FakultasEkonomi UNNES.

Munib, Ahmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES.

Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi GuruMenuju Profesionalisme Pendidik.Jakarata: PT BumiAksara.

Muslikah, Septi.2007. PengaruhSertifikasi TerhadapKinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam Jurnal Dinamika Pendidikan Volume 2 No.2.Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan. 2008.

Bandung: Diperbanyak oleh Fokus media.

Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta Aksara

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.2008.

Bandung:Diperbanyakoleh Fokusmedia.

Portofolio sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2007 disusun oleh tim sertifikasi

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya. Jakarta: Rinneka Soewarso. 2004. Profesionalisme Guru dalam

Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sekolah. Semarang: UPT MKK UNNES.

Sardiman,dkk.2007. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar.

Jakarta: PT Rineka Cipta

Sarimaya, Farida. 2017. Sertifikasi GuruApa,

Mengapa dan Bagaimana ?.

Bandung:Yrama Widya.

Sudiyanto, Toto. 2010. Peranan Sertifikasi Guru dalam Meningkatkan Profesionalisme Kinerja Guru.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Bandung diperbanyak oleh Fokus Media Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya : Kesindo Utama.

Triton2002Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik.Jakarta:RinekaCipta.

Widodo,Joko. 2007. Pengaruh Kemampuan Intelektualdan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Mata Diklat Produktif Penjualan di SMK Bisnis dan Manajemen.

Dalam Jurnal Dinamika Pendidikan Volume 2 No.2 Hal337-361 Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Winardi, 2002. Interaksi dan Permotivasian dalam Manajemen.J akarta: PT Raja Grafindo Persada

Veithzal, 2012 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja guru sertifikasi pada SMP Negeri Kecamatan Trimurjo yang dibatasi

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, (1) Terdapat pengaruh positif sertifikasi guru terhadap kinerja guru SMA Nageri 5 Surakarta Tahun 2013,

Dari hasil data dapat dibuktikan bahwa motivasi kerja (X2) berpengaruh besar terhadap kinerja guru (Y).Besarnya pengaruh tersebut dapat dinyatakan oleh besarnya

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, (1) Terdapat pengaruh positif sertifikasi guru terhadap kinerja guru SMA Nageri 5 Surakarta Tahun 2013,

Hasil analisis deskriptif untuk: (1) variabel persepsi tentang sertifikasi guru diperoleh mean 55,98 (79,1%) termasuk dalam kategori tinggi, ini berarti Kebijakan

Sertifikasi guru adalah pemberian surat bukti kepada guru Penjas SD di UPT Yogyakarta Wilayah Barat yang telah memenuhi syarat tertentu berupa kualifikasi

Dari hasil uji koefisien regresi linier berganda dan uji t pada penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja guru

Tanda koefisien regresi X2 yang positif menandakan hubungan yang searah, artinya jika variabel Motivasi berubah meningkat ke arah yang lebih positif 1 tingkatan maka Prestasi Kerja