PENGARUH SERTIFIKASI GURU, PROFESSIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DISEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI
1 PEUREULAK DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 2 PEUREULAK KABUPATEN ACEH TIMUR
M. Daud
Universitas Islam Sumatera Utara [email protected]
ABSTRACT
Meeting these demands requires a variety of learning competencies. Y = 14,689 + 0.309X1 + - 0.92X2 + 0.482X3. The performance value of State Vocational High School 1 Peureulak District Teacher in East Aceh 2019 is 14,689, in which the value of the certification, professionalism and motivation variables is ignored. The equation above explains that the regression coefficient X1 (certification) has a positive value of 0.309, this shows that the certification variable has a positive influence on the performance of the State Vocational High School 1 Peureulak 1 East Aceh District Teacher 2019. If teacher certification increases 1% , then the teacher's performance will increase by 3.09. Regression coefficient X2 (professionalism) also has a positive value of 0.92, this shows that the variable has a positive influence on the performance of Teachers of Public Vocational High School (SMK) 1 Peureulak, East Aceh District. professionalism increased by 1%, the teacher's performance did not increase as seen results n-9.2 this is caused by the professionalism carried out by the teacher not related to the level of professionalism of the teacher while at school because there are still many certified teachers who have not yet run the process teaching and learning professionally this is in line with research found.
Keywords : Teacher Certification, Professional, Work Motivation
ABSTRAK : Pemenuhan tuntutan tersebut memerlukan berbagai kompetensi pembelajaran. Y = 14.689 + 0.309X1 + -0.92X2 + 0.482X3. Nilai kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur 2019 sebesar 14.689, yang mana nilai dari variabel sertifikasi, propesionalisme dan motivasi diabaikan. Persamaan di atas menjelaskan bahwa koefisien regresi X1 (sertifikasi) mempunyai nilai positif yaitu 0.309, hal ini menunjukkan bahwa variabel sertifikasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur 2019. Hal bila sertifikasi guru meningkat 1%, maka kinerja guru akan bertambah 3,09.Koefisien regresi X2 (propesionalisme) juga mempunyai nilai positif yaitu 0.92, hal ini menunjukkan bahwa variabel mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur. Propesionalisme meningkat 1%, maka kinerja guru tidak mengalami peningkatan yang terlihat hasilnya n-9, 2 hal ini di sebabkan p ropesionalisme yang di jalankan oleh guru bukan berhubungan dengan tingkat propesionalnya guru ketika berada di sekolah sebab masih banyak guru yang sudah bersertifikasi masih belum menjalankan proses belajar mengajar secara propesional hal ini sejalan dengan penelitian yang di kemukan.
Kata Kunci : Setifikasi Guru, Profesional, MotivasiKerja
1. Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan.Profesi guru mampunyai tugas untuk mendidik, mengajar dan melatih.Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, seorang guru dituntut memilikikemampuan memotivasi murid sehingga Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari profesionalisme guru.
Menurut Hamalik (2008 : 78) Secara umum kriteria utama yang harus dimiliki oleh seorang guru yakni kemampuan (ability), kepribadian (personality), motivasi (motivation) dan komitmen (commitment). Keempat kriteria tersebut dinilai akan mempengaruhi kinerja seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.
Adapun kendala yang ditemukan pada kriteria di atas adalah kemampuan guru, baik kemampuan intelektual maupun kemampuan fisik. Dilihat dari kemampuan intelektual, sebagian guru masih kurang mampu menyusun perangkat pengajaran dan lain-lain dengan baik, kurang mampu dalam menggunakan alat multi media seperi komputer, laptop, in fokus.
Dilihat dari kemampuan fisik, sebagian guru masih terlihat kurang memiliki stamina yang baik, kurang cekatan, hal ini kadang mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas, sehingga hasil kerja menjadi kurang baik.
Propesionalisme guru dapat ditinjau dari dua segi yaitu proses dan hasil. Dari segi proses, guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam pembelajaran. Selain itu yang dikatakan guru propesional adalah mampu mengajar siswa dengan metode mengajar sesuai dengan kebutuhan lulusan sekolah dimana secara fisik mampu mengemban tugas. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku sebagian peserta didik kearah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Pemenuhan tuntutan tersebut memerlukan berbagai kompetensi pembelajaran.
Selain profesionalisme guru, motivasi guru juga merupakan salah satu faktor yang dapat pula turut menentukan kinerja guru. Guru dalam memberikan pengajaran juga sanagt pentinga bagi menciptakan generasi bangsa Motivasi guru dalam memberikan pengajaran akan tercermin dalam sikap dalam membina dan membimbing anak didik. Motivasi guru yang semakin baik akan tampak pada dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru, ini berarti tercermin suatu dedikasi yang tinggi dari guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagi pendidik. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki
seorang guru dalam menjalankan tugasnya.
Guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan memotivasi kepada anak didik memerlukan sikap profesional dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan dimana motivasi diberikan kepaada anak didik terdiri dari dua motivasi yaitu motivasi positip di berikan pada anak didik yang berperestasi dan aktif disekolah untuk motivasi negative diberikan pada anak didik yang tidak mentaati peraturan di sekolah .
Berdasarkan data di atas menunjukkan jika kinerja guru di SMK Negeri 1 Peureulak dan SMK Neg 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur masih tergolong rendah di karenakan dari 52 guru yang mengajar baru 18 orang bersetifikat sehingga profesionalisme guru masih rendah sehingga motivasi belajar yang di berikan kepada siswa juga rendah hal ini terlihat dari kemampuan peserta didik dalam mengikuti perlombaan belum banyak memenangkan perlombaan di sebabkan kemampuan serta wawasan siswa sekolah rendah disebabkan masih banyak guru yang belum bersertifikat sehingga profesionalisme guru belum sesuai dengan harapan sekolah berdasarkan latarbelakang ini.
Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan:
a. Untuk mengetahui pengaruh sertifikasiterhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pereulak danSMK Negeri 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur
b. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pereulak dan SMK Negeri 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur
c. Untuk mengetahui pengaruh motivasi guruterhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK )Negeri 1 Pereulak danSMK Negeri 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur
d. Untuk mengetahui pengaruh sertifikasi, profesionalismedan motivasi guruterhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 1 Pereulak dan SMK Negeri 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur
2. Metode Penelitian 2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1Jalan Raya Medan-Banda Aceh Alue Bu Kecamatan
PereulakEmail smk
2.2. Populasi
Arikunto (2002:98), menerangkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang mempunyai kriteria dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak dan SMK Negeri 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur sebanyak 32 orang yang sudah bersertifikasi, diluar dari kepala sekolah.
2.3. Sampel
Arikunto (2002:99), mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai peluang/estimasi yang sama untuk menjadi sampel. Oleh karena itu, dengan teknik penarikan sampel secara total sampling, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang guru yang sudah bersertifikasi yaitu seluruh populasi.
Tabel 1
Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin No Keterangan Jumlah
1. Laki-laki 12 2. Perempuan 20
Jumlah 32
Sumber : Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Peureulak danSMK Negeri 2 Peureulak Kabupaten Aceh Timur 2019
2.4. Operasionalisasi variabel
Variabel-variabel pada penelitian ini dioperasionalisasikan seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.5 dibawah ini.
Tabel 2
Operasionalisasi variabel
No Defenisi variable Jenis variabel Indikator 1
Sertifikasi adalahsuatu
programpemberiansertifikatkepadaguruyang telahmemenuhiberbagai persyaratan tertentu dandibarengi dengan peningkatan kesejahteraanyang layak.(Permen no 18 Tahun 2007)
Variabel bebas (X1)
- Kualifikasi akademik
- Pendidikan dan pelatihan
- Pengalaman mengajar
- Perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran
- Penilaian dari atasan dan pengawasan - Prestasi akademik
- Karya dan
pengembangan propesi
- Keikut sertaan dalam forum ilmiah
- Pengalaman bidang organisasi di bidang pendidikan social - Penghargaan yang
relevan di bidang pendidikan
2
Profesional adalah suatu tingkat laku yang menandai atau melukiskan corak suatu profesi, Munib (2004:109).
Variabel bebas (X2)
- Minat - Komitmen - Kualifikasi - Kompetensi - Tanggungjawab
No Defenisi variable Jenis variabel Indikator
- Perlindungan hukum - Organisasi profesi 3
Motivasi adalah suatu adalahkondisiyang berpengaru
membangkitkan,mengarahkandanmemelihara perilakuyang berhubungan dengan lingkungan kerja.Hasibuan (2005:98).
Variabel bebas (X3)
- Motivasi positip - Motivasi negatip
No Defenisi variable Jenis variabel Indikator
4
Kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan, pengalaman, keunggulan dan penggunaan waktu, Usman (2005:16)
Variabel terikat (Y)
- Input - Proses - Out put
Sumber : Permen Nas, Munib, Hasibuan, Usman
2.5. Pengujian Kualitas Data 2.5.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Metode yang digunakan untuk menguji validitas adalah melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Pengujian validitas dilakukan dengan melakukan korelasi bilvariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Hasil analisis korelasi bilvariate dengan melihat output Pearson Correlation, dengan ketentuan :
1) r hitung > r tabel, maka instrumen yang digunakan dinyatakan valid.
2) r hitung < r tabel, maka instrumen yang digunakan dinyatakan tidak valid.
2.5.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Menurut Triton (2006:57), pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Repeated Measure arau pengukuran ulang Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
b. One Shot atau pengukuran sekali saja Disini pengukurannya hanya sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Program SPSS yang memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Dalam penelitian ini menggunakan one shot supaya lebih efisien dalam waktu penyelesaian penelitian.
2.6. Uji Asumsi Klasik 2.5.1 Uji Multikolinearitas
Uji Multkolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lainnya dalam suatu model regresi, atau untuk mengetahui ada tidaknya korelasi diantarasesama variabel independen.Uji
Multikolinearitas dilakukan
denganmembandingkan nilai toleransi (tolerance value) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dengan nilai yang disyaratkan.
Nilai yang disyaratkan bagi nilaitoleransi adalah lebih besar dari 0,01, dan untuk nilai VIF kurang dari 10.
2.5.2 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi datanya terdistribusi normal atau tidak, model regresi yang baik jika distribusi datanya mengikuti distribusi normal atau mendekati normal, caranya adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya atau dengan melihat kemencengan (skewness) dari grafik histogram. Model regresi dikatakan mengikuti distribusi normal apabila grafik histogram tidak menceng ke kiri dan ke kanan.Selain dengan normal probability plot, normalitas suatu data dapat juga diuji dengan uji Kolmogorov- Smirnov.Dari tabel One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test diperoleh angka probabilitas atau Asym.Sig. (2-tailed).Nilai ini dibandingkan dengan 0,05 untuk pengambilan keputusan dengan pedoman
a. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data tidak terdistribusi secara normal.
b. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal.
c. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
d. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Selain diukur dengan grafik Scaterplot, heteroskedastisitas dapat diukur secara sistematis dengan uji Glejser.Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya di atas 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.Gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan grafik scatterplot. Pendeteksian mengenai ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y yang telah dipredkisi, dan sumbu X adalah residual yang telah di-studentized. Adapun dasar analisisnya sebagai berikut :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah anka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2.6. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda yaitu melihat pengaruh variabel independent (variabel bebas) terhadap variabel dependent (variabel terikat), dengan menggunakan persamaan matematis yaitu analisis regresi linier berganda dengan rumus :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana :
Y = Kinerja Guru a = Konstanta X1 = Sertifikasi Guru X2 = Profesionalisme X3 = Motivasi
b1,b2, b3= Koefisien regresi e = Standard error
2.7. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji-t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.Uji-t dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung terhadap t-tabel.
Atau untuk mengetahui tingkat signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara partial atau sendiri-sendiri, maka digunakan uji hipotesis dengan rumus :
Dimana : r : Korelasi n : Jumlah sampel
Dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika thitung >ttabel dan probabilitas (nilai signifikan) < tingkat signifikansi 5% atau α
= 0.05, maka variabel independent secara r2
- 1
2 - n t r
Uji
partial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.
b. Jika thitung < ttabel dan probabilitas (nilai signifikan) > tingkat signifikansi 5% atau α
= 0.05, maka variabel independent secara partial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.
2.8. Uji Signifikansi Parameter Serempak (Uji Statistik F)
Uji-F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat.Uji-F dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung terhadap F- tabel. Atau untuk mengetahui tingkat signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara serempak atau simultan, maka digunakan uji hipotesis dengan rumus :
1
/
1
/
2 2
k n R
k Fh R
Dimana :
R = koefisien korelasi n = jumlah sampel k = jumlah variabel
Dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika Fhitung > Ftabel dan probabilitas (nilai signifikan) < tingkat signifikansi 5% atau α
= 0.05, maka variabel independent secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.
b. Jika Fhitung < Ftabel dan probabilitas (nilai signifikan) > tingkat signifikansi 5% atau α
= 0.05, maka variabel independent secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent
2.9. Uji Determinan (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan variabel independent (bebas) dalam menerangkan variasi variabel dependent (terikat).Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1).Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependent.Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai
koefisien determinasi yang tinggi. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independent yang dimasukkan kedalam model.
Setiap tambahan satu variabel independent, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent.Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2(Adjusted R Square) pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independent ditambahkan ke dalam model.Untuk variabel independent lebih dari dua menggunakan sebaiknya menggunakan Adjusted R2.
3. Analisis Dan Pembahasan 3.1. Uji Validitas
Uji validitas item adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji reliabilitas adalah uji statistik yang digunakan guna menentukan reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel.
Tabel 3
Out put uji vaiditas variabel sertifikasi
Angket R hitung
R tabel
Keterangan 1 0. 723
0.220
Valid
2 0.614 Valid
3 0.577 Valid
4 0.708 Valid
5 0.737 Valid
6 0.731 Valid
7 0.787 Valid
8 0.71 Valid
9 0.727 Valid
10 0.692 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data-2019
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi butir-butir pertanyaan untuk variabel kompetensi keseluruhannya dinyatakan valid, karena nilai signifikansinya di bawah nilai α = 0.05.
Tabel 4
Out put uji vaiditas variabel propesionalisme
Angket R hitung
R tabel
Keterangan 1 0.592
0.220
Valid
2 0.548 Valid
3 0.427 Valid
4 0.624 Valid
5 0.754 Valid
6 0.728 Valid
Angket R hitung
R tabel
Keterangan
7 0.727 Valid
8 0.694 Valid
9 0.667 Valid
10 0.510 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data-2019
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi butir-butir pertanyaan untuk variabel motivasi keseluruhannya dinyatakan valid, karena nilai signifikansinya di bawah nilai α = 0.05.
Tabel 5
Out put uji vaiditas variabel motivasi
Angket R hitung
R tabel
Keterangan 1 0.647
0.220
Valid
2 0.638 Valid
3 0.466 Valid
4 0.648 Valid
5 0.681 Valid
6 0.610 Valid
7 0.715 Valid
8 0.723 Valid
9 0.649 Valid
10 0.672 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data-2019
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi butir-butir pertanyaan untuk variabel lingkungan kerja keseluruhannya dinyatakan valid, karena nilai signifikansinya di bawah nilai α = 0.05.
Tabel 6
Out put uji vaiditas variabel kinerja
Angket R hitung
R tabel
Keterangan 1 0.739
0.220
Valid
2 0.727 Valid
3 0.636 Valid
4 0.704 Valid
5 0.769 Valid
6 0.743 Valid
7 0.761 Valid
8 0.796 Valid
9 0.712 Valid
10 0.741 Valid
Sumber : Hasil pengolahan data-2019
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi butir-butir pertanyaan untuk variabel kinerja guru keseluruhannya dinyatakan valid, karena nilai signifikansinya di bawah nilai α = 0.05.
3.2. Uji Reliabilitas
Dari Uji reabilitas semua variabel dapat di lihat sebagai berikut :
Tabel 7 Out put uji Reabilitas
Variabel
Crombach Alfa Hitung
Crombach Alfa Standart
Keputusan Sertifikasi 0.768
0.600 Realibel Profesionalisme 0.754
Motivasi 0.759
Kinerja 0.773
Sumber : Hasil pengolahan data-2019
Tabel 7, menunjukan bahwa seluruh variabel telah memenuhi syarat uji reabilitas, dimana Crombach Alfa hitung lebih besar dari Crombach alfa Standart, Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator semua variabel memiliki tingkat konsistensi yang baik dalam mengukur semua variabel.
3.3. Pengujian Asumsi Klasik 3.3.1. Uji Asumsi Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing- masing variabel tetapi pada nilai residualnya.
Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing- masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian. Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah dalam model statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Model regresi yang tinggi adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya dengan menggunakan metode gambar normal Probabilitas Plots digunakan untuk menyimpulkan apakah model analisis memenuhi asumsi normal, dengan penyebaran data di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka data tersebut mememenuhi asumsi normal dalam model analisis, yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1. Uji asumsi normalitas
3.3.2. Uji Asumsi Multikolinieritas
Multikolinieritas berati adanya hubungan yang kuat diantara beberapa atau semua variabel bebas pada model regresi. Jika terdapat multikolinieritas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan biasanya ditandai dengan koefisien determinasi yang sangat besar tetapi pada pengujian parsial koefisien regresi, tidak ada atau pun kalau ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan nilai Variance Inflantion Factorrs (VIF) sebagai indikator ada
tidaknya multikolinearitas di antara variabel bebas.
Tabel 8
Uji asumsi multikolinieritas
Variabel Collinearity Statistics Tolerance VIF
Sertifikasi .518 1.930
Propesionalisme .780 1.283
Motivasi .633 1.580
a Dependent Variable: Kinerja
Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh seperti terlihat pada Tabel 8 diatas sebesar 1.930, 1.238, 1.580, dimana nilai Variance Inflantion Factorrs (VIF) dari ketiga varibel bebas lebih kecil dari 10 dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas diantara ketiga variabel bebas yang diuji dalam penelitian ini.
3.3.3. Uji Asumsi Autokorelasi
Autokorelasi sebagai suatu korelasi antara nilai variabel dengan nilai variabel yang sama pada satu atau lebih. Menurut Cornelius (2005:
212), kisaran nilai uji autokorelasi yang dilakukan dalam pengujian Durbin Watson (DW) sebagai berikut :
2.68 <DW<3.35 tidak terjadi autokorelasi 2.68 atau 3.35<DW<3.79 tidak dapat disimpulkan.
DW<2.68 atau DW > 3.79 terjadi autokorelasi.
Tabel 9 Model summaryb
Model
Change Statistics Durbin-
Watson R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .470 8.283 3 28 .000 2.684
a Predictors: (Constant), sertifikasi, Propesionalisme,Motivasi b Dependent Variable: Kinerja
Berdasarkan Tabel 9, di atas diperoleh nilai statistik Durbin-Watson (DW) diperoleh nilai 2.684, nilai tersebut berada pada kisaran 2,35<DW<3,35 maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model regresi.
Selanjutnya setelah ke tiga asumsi regresi diuji, maka langkah selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.
4. Hasil dan Pembahasan
Dalam evaluasi data ini peneliti akan menguji kebenaran hipotesis baik itu secara simultan atau bersama-sama, maupun secara
partial atau sendiri-sendiri dan untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan data, maka digunakan Program SPSS versi 20.00.
4.1. Analisis Regresi Linier Berganda.
Analisis regresi linier berganda antara variabel sertifikasi,propesionalisme, dan motivasiterhadap kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur 2019, maka dapat dilihat dari persamaan regresinya, dan dari output SPSS diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 10
Hasil uji statistik koefisien regresi Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Beta t Sig.
B Std. Error 1
(Constant) 14.689 9.315 1.577 .126
Kompetensi .308 .221 .267 1.359 .174
Motivasi .-092 .219 .066 -422 .667
Lingkungan kerja .482 .164 .509 2.946 .006
a Predictors: (Constant), sertifikasi,propesionalisme, Motivasi b Dependent Variable: Kinerja guru
Berdasarkan Tabel 10, diatas dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut
Y = 14.689 + 0.309X1 + -0.92X2 + 0.482X3 Nilai kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur 2019 sebesar 14.689, yang mana nilai dari variabel sertifikasi, propesionalisme dan motivasi diabaikan.
Persamaan di atas menjelaskan bahwa koefisien regresi X1 (sertifikasi) mempunyai nilai positif yaitu 0.309, hal ini menunjukkan bahwa variabel sertifikasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur 2019. Hal bila sertifikasi guru meningkat 1%, maka kinerja guru akan bertambah 3,09.
Koefisien regresi X2 (propesionalisme) juga mempunyai nilai positif yaitu 0.92, hal ini menunjukkan bahwa variabel mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur . propesionalisme meningkat 1%, maka kinerja guru tidak mengalami peningkatan yang terlihat hasilnya n-9,2 hal ini di sebabkan propesionalisme yang di jalankan oleh guru bukan berhubungan dengan tingkat
propesionalnya guru ketika berada di sekolah sebab masih banyak guru yang sudah bersertifikasi masih belum menjalankan proses belajar mengajar secara propesional hal ini sejalan dengan penelitian yang di kemukan oleh Habib (2010) dalam penelitiannya bahwa sertifikasi seorang guru tidak membuat propesionalisme guru meningkat sebab sertifikasi bukan di nilai berdasarkan dari kemampuan seorang guru yang sesungguhnya tetapi berdasarkan portopolio guru yang semua bisa didapat dari rekan kerja guru tersebut.
Koefisien regresi X3 (motivasi) juga mempunyai nilai positif yaitu 0.482, hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab Aceh Timur . Hal bila motivasi meningkat 1%, maka kinerja guru akan bertambah 4.82.
4.2. Uji t
Uji ini dilakukan bertujuan untuk melihat tingkat signifikasi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 11 Uji t Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Beta t Sig.
B Std. Error 1
(Constant) 14.689 9.315 1.577 .126
Kompetensi .308 .221 .267 1.359 .174
Motivasi .-092 .219 .066 -422 .667
Lingkungan kerja .482 .164 .509 2.946 .006
a Predictors: (Constant), sertifikasi,propesionalisme, Motivasi b Dependent Variable: Kinerja guru
Berdasarkan pada kriteria pengambilan keputusan bahwa apabila nilai probabilitas <
nilai alpha sebesar 0,05, maka hipotesis diterima dan sebaliknya, apabila nilai sig.
probabilitas > nilai alpha sebesar 0,05, maka hipotesis ditolak (Ghozali, 2001).
Tabel 11, diketahui bahwa nilai signifikansi dari nsi (X1) adalah 0.174 nilai ini lebih besar dari nilai alphanya yang sebesar 0.05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Sertifikasi memiliki pengaruh tidak signifikanterhadap Kinerja. Selanjutnya diketahui bahwa nilai signifikansi dari karakteristik pekerjaan (X2) adalah 0.667 nilai ini lebih besar dari nilai alphanya yang sebesar 0.05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa profesionalisme memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap
Kinerja. Selanjutnya di ketahui bahwa nilai signifikansi Motivasi (X3) adalah 0,006 nilai ini lebih kecil dari 0,05 dengan demikian Motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja.
4.3. Uji F
Uji serempak dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi kedua variabel bebas secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji secara serempak dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 12 Uji F ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 148.327 3 49.442 8.283 .000b
Residual 167.142 28 5.969
Total 315.469 31
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
Tabel 12, menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0.000.Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai Alpha sebesar 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama – samakecerdasan emosional, karakteristik pekerjaan, motivasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja.
4.4. Koefisien Determinasi (R2)
Untuk dapat mengetahui besarnya sertifikasi, profesionalisme, dan motivasi dalam menjelaskan Kinerja Guru dapat dilihat pada koefisien determinasinya yang berada pada tabel 5.17 berikut :
Tabel 13 Koefisien Determinasi
Berdasarkan pada tabel 5.16 diketahui bahwa nilai R-Square adalah sebesar 0,470.
Artinya bahwa sertifikasi, profesionalisme dan motivasi mampu menjelaskan Kinerja Guru adalah sebesar 47% sisanya 53% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.
4. Kesimpulan
Berdasarkan pada analisis dan evaluasi data di atas, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Variabel sertifikasi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab.Aceh Timur dengan nilai thitung>ttabel (1.395 > 0,97)dan nilai signifikansi< 0.05, (0.042 < 0.05).
2. Variabel propesionalisme guru berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab.Aceh Timur dengan nilai thitung > ttabel (-0,422 < 1.672) dan nilai signifikansi > 0.05, (0.677 < 0.05)
3. Variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab.Aceh Timur dengan nilai Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .686a .470 .413 2.44323
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
thitung>ttabel (2.946 > 1.672)dan nilai signifikansi < 0.05, (0.006 < 0.05).
4. Variabel sertifikasi guru, propesionalisme dan motivasi berpengaruh positip dan signifikan terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Peureulak Kab.Aceh Timur dengan nilai Fhitung > Ftabel (8.283 >3.015) dan nilai signifikansi < 0.05, (0.00 < 0.05).
DAFTAR PUSTAKA
David Mc Cleland2007.MotivasiJakarta: PT BumiAksara
Darsono 2008 Profesi Kependidikan Jakarta PT.
Bumi Aksara
Dharma, Surya. 2008. Penilaian KinerjaGuru.
Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMTK Depdiknas.
Hamalik, Oemar. 2008.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT BumiAksara.
Handoko, T. Hani. 2002.Manajemen.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hasibuan.2003. Organisasi danMotivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.Jakarta: PT BumiAksara.
Hamalik. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
Bumi Aksara
Khotimah, Nurul. 2010.Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru IPS SMPNegeriseKecamatanPati.Skripsi.Semara ng:FakultasEkonomi UNNES.
Munib, Ahmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES.
Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi GuruMenuju Profesionalisme Pendidik.Jakarata: PT BumiAksara.
Muslikah, Septi.2007. PengaruhSertifikasi TerhadapKinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam Jurnal Dinamika Pendidikan Volume 2 No.2.Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan. 2008.
Bandung: Diperbanyak oleh Fokus media.
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta Aksara
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.2008.
Bandung:Diperbanyakoleh Fokusmedia.
Portofolio sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2007 disusun oleh tim sertifikasi
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rinneka Soewarso. 2004. Profesionalisme Guru dalam
Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sekolah. Semarang: UPT MKK UNNES.
Sardiman,dkk.2007. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Sarimaya, Farida. 2017. Sertifikasi GuruApa,
Mengapa dan Bagaimana ?.
Bandung:Yrama Widya.
Sudiyanto, Toto. 2010. Peranan Sertifikasi Guru dalam Meningkatkan Profesionalisme Kinerja Guru.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Bandung diperbanyak oleh Fokus Media Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya : Kesindo Utama.
Triton2002Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik.Jakarta:RinekaCipta.
Widodo,Joko. 2007. Pengaruh Kemampuan Intelektualdan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Mata Diklat Produktif Penjualan di SMK Bisnis dan Manajemen.
Dalam Jurnal Dinamika Pendidikan Volume 2 No.2 Hal337-361 Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Winardi, 2002. Interaksi dan Permotivasian dalam Manajemen.J akarta: PT Raja Grafindo Persada
Veithzal, 2012 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba.