Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012 Malang, Jawa Timur, 30 November – 2 Desember 2012
Pengaruh Sistem Irigasi Pada Budidaya Mawar – Sumiyati, dkk 509
SAL-25
Pengaruh Sistem Irigasi pada Budidaya Mawar
Sumiyati*, IAG. Bintang Madrini, Ni Nyoman Sulastri
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Bali.
*Penulis Korespondensi, Email: [email protected] ABSTRAK
Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga pada daerah dengan ketinggian rata–rata 1500 m dpl yang suhu udaranya 18 – 26OC.
Penelitian ini untuk mencari peluang budidaya mawar di daerah di daerah dataran rendah yang cenderung mempunyai suhu panas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem irigasi terhadap pertumbuhan tanaman mawar, dan untuk mengetahui jenis sistem irigasi yang sesuai pada budidaya mawar sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Sumberdaya Alam Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Unud. Waktu penelitian berlangsung selama 6 bulan. Bahan untuk penelitian adalah media tanam (tanah dan kompos) dan tanaman mawar, dan pot bunga. Alat untuk mengukur parameter pertumbuhan dan produktivitas tanaman mawar adalah mistar ukur dan tamanan mawar budidayakan pada sebuah greenhouse. Penelitian ini terdiri dari tiga faktor yaitu sistem irigasi yaitu: A (sistem irigasi dengan penyiraman biasa), B (sistem irigasi tetes) dan C (sistem irigasi curah).
Pengumpulan data : pengamatan parameter pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman), dan pengamatan parameter produktivitas tanaman (periode pembungaan). Tinggi tanaman dengan perlakuan sistem irigasi curah memiliki tinggi tanaman yang paling tinggi dibanding dengan dua perlakuan yang lain yaitu perlakuan sistem irigasi dengan penyiraman biasa dan sistem irigasi tetes. Periode pembungaan tanaman mawar diamati selama periode budidaya dan didata saat tanaman berbunga dan mekar sempurna.
Perlakuan dengan sistem irigasi curah menghasilkan bunga yang paling banyak dari pada bunga yang dihasilkan dua perlakuan yang lain yaitu perlakuan sistem irigasi dengan penyiraman biasa dan sistem irigasi tetes. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem irigasi curah merupakan sistem yang paling efektif untuk membudidayakan tanaman mawar agar periode pembungaan lebih cepat dan jumlah bunga yang dihasilkan juga lebih banyak.
Kata kunci : sistem irigasi, mawar
PENDAHULUAN
Mawar merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang populer karena nilai estetikanya yang tinggi. Mawar merupakan salah satu tanaman hias yang paling banyak ditanam di taman dan paling banyak dijual di toko bunga sebagai bunga potong.
Saat ini permintaan pasar terhadap mawar sangat tinggi terutama sebagai mawar potong. Mawar mempunyai nilai ekonomi yang penting sebagai bunga potong dan bahan baku minyak bunga yang digunakan industri parfum.
Mawar tumbuh subur di daerah beriklim sedang. Tanaman mawar dapat tumbuh baik pada ilkim dengan curah hujan 1500–3000 mm/tahun, sinar matahari 5–6 jam per hari, suhu udara 18–26OC dan kelembaban 70–80 %. Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata–rata 1500 m dpl.
Namun, biasanya daerah pegunungan dengan ketinggian rata–rata 1500 m dpl dengan suhu udara 18–26OC, letaknya jauh dari pusat kota atau pusat perekonomian sebagai
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012 Malang, Jawa Timur, 30 November – 2 Desember 2012
510 Pengaruh Sistem Irigasi Pada Budidaya Mawar – Sumiyati, dkk tempat yang potensial untuk pemasaran bunga mawar. Dengan kondisi harga bahan bakar minyak yang terus meningkat, maka akan memperbesar biaya transportasi.
Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mencari peluang budidaya mawar di daerah yang dekat dengan pusat kota yang biasanya berada di daerah dataran rendah yang cenderung mempunyai suhu panas.
Dengan perlakuan irigasi, diharapkan dapat memodifikasi iklim mikro pada budidaya mawar di daerah panas, sehingga besarnya biaya transportasi dapat ditekan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem irigasi terhadap pertumbuhan tanaman mawar dan untuk mengetahui jenis sistem irigasi yang sesuai pada budidaya mawar sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Penelitian ini dapat memberi informasi tentang kemungkinan budidaya mawar pada daerah panas dengan modifikasi kondisi pada lahan budidaya menggunakan beberapa sistem irigasi yang sesuai pada budidaya mawar sehingga mampu meningkatkan produktivitas tanaman mawar.
BAHAN DAN METODE
Bahan untuk penelitian adalah media tanam (tanah dan kompos) dan tanaman mawar, dan pot bunga. Alat untuk mengukur parameter pertumbuhan dan produktivitas tanaman mawar adalah mistar ukur dan tamanan mawar budidayakan pada sebuah greenhouse. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga faktor yaitu sistem irigasi yaitu: A (sistem irigasi dengan penyiraman biasa dengan frekuensi 2 x sehari), B (sistem irigasi tetes dilakukan dengan volume tampungan sama dengan volume penyiraman) dan C (sistem irigasi curah dilakukan dengan debit aliran dimana volume tampungan sama dengan volume penyiraman dapat dicurahkan dalam 30 menit).
Parameter pertumbuhan tanaman yang diamati adalah tinggi tanaman yang diukur setiap satu minggu dan produktivitas tanaman yang terdiri dari periode pembungaan dan jumlah bunga selama budidaya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi tanaman
Rerata tinggi tanaman yang diukur setiap satu minggu disajikan pada Gambar 1.
Berdasarkan Gambar 1.
Gambar 1. Rerata tinggi tanaman
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0
1 2 3 4 5 6 7
Minggu ke-
Tinggi (cm)
A B C
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012 Malang, Jawa Timur, 30 November – 2 Desember 2012
Pengaruh Sistem Irigasi Pada Budidaya Mawar – Sumiyati, dkk 511
dapat dilihat bahwa tinggi tanaman dengan perlakuan sistem irigasi curah memiliki tinggi tanaman yang paling tinggi dibanding dengan dua perlakuan yang lain yaitu perlakuan sistem irigasi dengan penyiraman biasa dan sistem irigasi tetes.
Perlakuan sistem irigasi curah memiliki tinggi tanaman yang paling tinggi dibanding dengan dua perlakuan yang lain yaitu perlakuan sistem irigasi dengan penyiraman biasa dan sistem irigasi tetes, dikarenakan pada sistem irigasi curah memberikan kondisi lingkungan yang dapat merangsang terbukanya stomata daun pada saat diberikan air irigasi.
Periode pembungaan
Periode pembungaan tanaman mawar diamati selama periode budidaya dan didata saat tanaman berbunga dan mekar sempurna. Jumlah bunga yang dihasilkan dan periode pembungaan disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Jumlah bunga dan periode pembungaan
Berdasarkan Gambar 2. dapat dilihat bahwa perlakuan dengan sistem irigasi curah menghasilkan bunga yang paling banyak dari pada bunga yang dihasilkan dua perlakuan yang lain yaitu perlakuan sistem irigasi dengan penyiraman biasa dan sistem irigasi tetes. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem irigasi curah merupakan sistem yang paling efektif untuk membudidayakan tanaman mawar agar periode pembungaan lebih cepat dan jumlah bunga yang dihasilkan juga lebih banyak.
SIMPULAN
Sistem irigasi curah merupakan sistem yang paling efektif untuk membudidayakan tanaman mawar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Mawar, penelusuran http://id.wikipedia.org/wiki/Mawar Anonim, Rosa chinensis jacq., penelusuran http://www.goolge.co.id/
Brouwer, C., K. Prins, M. Kay, and M. Heibloem, Irrigation Water Management:
Irrigation Methods : Training manual no 5 (Provisional edition), Natural Resources Management and Environment Department, FAO,
http://www.fao.org/
Mawar (Rosa damascena mill.) TTG Budidaya Pertanian. Kantor Deputi Menegristek Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.
http://www.ristek.go.id
0 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7
Minggu ke-
Jumlah bunga
A B C