• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE SOSIODRAMA TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MURID KELAS IV SD INPRES GOTONG-GOTONG II KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Dona Dona

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH METODE SOSIODRAMA TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MURID KELAS IV SD INPRES GOTONG-GOTONG II KOTA MAKASSAR"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ‘Apakah ada pengaruh metode sosiodrama terhadap peningkatan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode sosiodrama terhadap keterampilan berbicara siswa Kelas IV SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar. Berdasarkan tinjauan pustaka dan uraian kerangka di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh model pembelajaran sosiodrama terhadap keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar.”

H0 = Jika tidak terdapat pengaruh model pembelajaran sosiodrama terhadap keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar. Nilai rata-rata menunjukkan bahwa keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Inpres Gotong-Gotong II Kota Makassar berada pada kategori sangat rendah. Berdasarkan data hasil belajar siswa yang diteliti tercantum pada lampiran, persentase keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar pada hasil belajar Pre-test dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa rata-rata skor (mean) keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Inpres Gotong-Gotong II Kota Makassar setelah dilakukan post-test adalah 78 dari skor ideal yang dapat dicapai adalah 100. Skor rata-rata menunjukkan bahwa keterampilan berbicara siswa Kelas IV SD Inpres Gotong-Gotong II Kota Makassar berada pada kategori tinggi.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

H1 = Jika terdapat pengaruh model pembelajaran sosiodrama terhadap keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD. O1 : Pre-test, untuk mengukur kemampuan berbicara siswa kelas IV pada pembelajaran bahasa Indonesia sebelum diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran sosiodrama. O2 : Post-test, untuk mengukur tingkat keterampilan berbicara siswa kelas IV setelah diterapkan metode pembelajaran sosiodrama.

Post-test merupakan pengukuran keterampilan berbicara setelah diberikan perlakuan berupa kegiatan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran sosiodrama. Maka sesuai dengan judul penelitiannya yaitu “Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Keterampilan Berbicara Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Inpres Gotong-Gotong II Kota Makassar”, maka definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perubahan keterampilan berbicara siswa yang terjadi setelah penerapan metode sosiodrama. Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa rata-rata skor (rerata) keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar setelah dilakukan pre-test adalah 38,75 dari skor ideal. Skor ideal 100 dimungkinkan untuk dicapai.

Berdasarkan data hasil penelitian keterampilan berbicara siswa tercantum pada lampiran, persentase ketuntasan keterampilan berbicara siswa adalah IV. kelas di SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar hasil belajar setelah tes dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini. Sumber : Data Manajemen tahun 2017 diperoleh dari Lampiran 8. Tidak lengkap dengan persentase 25% dan siswa dengan kategori tuntas berjumlah 21 siswa dengan persentase 75%.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Kerangka Pikir

Selama ini pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar belum terlalu berhasil. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat kemampuan berbicara siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Keterampilan berbicara dapat mendorong siswa untuk mampu mengoptimalkan keterampilan dan potensi yang dimilikinya. Metode sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa karena siswa harus tampil di depan kelas sesuai perannya masing-masing. Tujuan dari post-test ini adalah untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan treatment dan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara siswa setelah mendapat treatment.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar. Dalam penelitian ini sampelnya terdiri dari Kelas IV SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar. Dalam hal ini peneliti menggunakan instrumen penelitian skala kemahiran berbicara dan instrumen observasi perilaku untuk mengukur rasa percaya diri siswa.

Jumlah angket yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data metode sosiodrama mata pelajaran bahasa Indonesia terdiri dari skala berbicara sebanyak 15 item dan instrumen observasi keterampilan berbicara sebanyak 5 item. Gambaran kuantitatif skor kemampuan berbicara pre-test dan pre-treatment disajikan pada Tabel 4.2 di bawah ini. Jika hasil kemampuan berbicara siswa digolongkan ke dalam 5 kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi hasilnya seperti terlihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Artinya penggunaan metode sosiodrama memberikan dampak nyata dan positif bagi siswa yang belajar menggunakan metode sosiodrama terhadap keterampilan berbicaranya sesuai teori yang dikemukakan para ahli. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode drama sosial agar berhasil digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD Inpres Gotong-Gotong II Kota Makassar yaitu praktis digunakan, dapat digunakan hampir di semua satuan jenjang pendidikan , dan mudah untuk ditransfer, sehingga siswa yang sebelumnya kurang memperhatikan pembelajaran karena guru kurang memperhatikannya dengan metode berbicara dan keterampilan yang efektif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran hanya diajarkan dengan metode ceramah, akhirnya merasa tertarik untuk mengikuti dan memperhatikan pelajaran dan penjelasan guru sehingga keterampilan berbicara dapat ditingkatkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dilihat dari hasil pre-test sebelum diberikan perlakuan berada pada kategori sangat rendah, nilai rata-rata nilai belajar siswa sebesar 38,75% dan sangat rendah 36%, rendah 25%. sedang 25%, tinggi 10% dan sangat tinggi.

Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus uji chi-kuadrat terlihat bahwa kelancaran pre-test dapat diperoleh dengan nilai chi-kuadrat hitung sebesar 1,12 dan nilai chi-kuadrat tabel sebesar 11,07. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di Kelas IV SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar, dari kegiatan pre test keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia terlihat bahwa siswa Kelas IV memperoleh nilai yang relatif tinggi dengan persentase sebesar 15%, berarti ketuntasan proses pembelajaran secara klasikal kurang memuaskan, karena nilai rata-rata 38,75 tidak mencapai KKM yang diharapkan. Sedangkan pada saat kegiatan post test, keterampilan berbicara siswa Kelas IV yang memperoleh nilai tertinggi tergolong tinggi dengan persentase 53%, dilihat dari prestasi belajar secara klasikal memuaskan, karena rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 78 dan nilai tersebut mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70.

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara bahasa Indonesia antar siswa yaitu penggunaan metode sosiodrama.

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

Hipotesis Peneitian

Populasi dan Sampel

Populasi adalah suatu wilayah umum yang terdiri dari obyek-obyek atau subyek-subyek yang mempunyai kualitas dan ciri-ciri tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono, populasi adalah suatu wilayah umum yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan ciri-ciri tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sampel adalah sebagian dari jumlah dan ciri-ciri yang dimiliki populasi, sampel dianggap mewakili populasi yang hasilnya mewakili seluruh gejala yang diamati.

Lebih jelasnya mengenai kondisi dan sebaran sampel penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Definisi Operasional Variabel

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner/Kuesioner adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden berupa laporan tentang kepribadiannya atau hal-hal yang diketahuinya.Teknik ini bertujuan untuk memperoleh data tentang tingkat minat siswa terhadap pembelajaran IPS.

Metode Analisis Data

Menarik kesimpulan apakah metode sosiodrama efektif digunakan untuk mengajar bahasa Indonesia pada siswa SD Inpres Gotong-gotong II kota Makassar. Proses pembelajaran yang berlangsung di SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar menggunakan metode yang seluruhnya dilakukan oleh guru, sedangkan siswa di sekolah ini cenderung hanya menerima materi dari guru. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar dari tanggal 05 Agustus 2017 – 05 Oktober 2017 diperoleh data yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat diketahui hasil belajar siswa dalam bentuk nilai dari kelas IV SD Inpres Gotong -Gotong II Kota Makassar.

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 28 siswa kelas IV SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar terdapat 10 siswa yang masuk kategori sangat rendah dengan persentase 36%, 7 siswa masuk kategori rendah kategori. kategori sedang dengan persentase 25%, 3 siswa berada dalam kategori tinggi dengan persentase 10%, dan 1 siswa berada dalam kategori tinggi dengan persentase 10%. dan proses pembelajaran hanya didominasi oleh siswa yang cerdas. Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Inpres Gotong-Gotong II Kota Makassar setelah dilakukan pre-test keterampilan berbicara terdapat 24 siswa yang masuk kategori tidak tuntas dengan persentase sebesar 85%, dan 4 siswa yang berada pada kategori tuntas dengan persentase 15%. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari 28 siswa kelas IV SD Inpres Gotong-Mutong II Kota Makassar terdapat 1 siswa yang berada pada kategori sangat rendah dengan persentase 4%, 1 siswa yang berada pada kategori sangat rendah dengan persentase 4%, 1 siswa yang berada pada kategori sangat rendah dengan persentase 4%. kategori sedang dengan persentase 4%, kategori tinggi sebanyak 5 siswa dengan persentase 18%, kategori tinggi sebanyak 6 siswa dengan persentase 21%, dan kategori sangat tinggi sebanyak 15 siswa dengan persentase 53 %.

Hal inilah yang saya temukan dalam penelitian lapangan di SD Inpres Gotong-Gotong II Kota Makassar, bahwa metode sosiodrama sebenarnya sangat efektif dalam proses pembelajaran khususnya pada materi wacana (cerita rakyat Malin Kundang).

Tabel  4.2  Statistik  Skor  Hasil  Belajar  Siswa  Kelas  IV  SD  Inpres  Gotong-Gotong II Kota Makassar
Tabel 4.2 Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Gotong-Gotong II Kota Makassar

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Sedangkan pada perhitungan post test keterampilan berbicara diperoleh nilai chi-square hitung sebesar 15,84 dan chi-square tabel sebesar 11,07 Hasil pengujian menunjukkan nilai chi-square hitung memenuhi kriteria chi-square hitung ≤ chi - tabel persegi, sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan metode wacana sosiodrama (cerita rakyat Malin Kundang) atau perangkat pengajaran lainnya, selain keterampilan berbicara, siswa juga dapat mengembangkan variabel lain seperti aktivitas, pemahaman konsep, keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan komunikasi. Apakah Anda mampu mendengarkan apa yang dikatakan orang lain secara akurat, tenang, dan penuh perhatian?

SIMPULAN DAN SARAN

Saran

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pre Test-Post Test  Keterangan :
Tabel  4.2  Statistik  Skor  Hasil  Belajar  Siswa  Kelas  IV  SD  Inpres  Gotong-Gotong II Kota Makassar
Tabel  4.3  Statistik  Frekuensi  dan  Persentase  Skor  Hasil  Belajar  Pre-test
+7

Referensi

Dokumen terkait

5 Persepsi dukungan organisasi terbukti sebagai variabel pemoderasi yang memperlemah pengaruh sikap, persepsi kontrol perilaku dan persepsi kepemimpinan autentik terhadap intensi