• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Struktur Modal dan Kebijakan Deviden terhadap Biaya Keagenan dan Nilai Perusahaan : Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Struktur Modal dan Kebijakan Deviden terhadap Biaya Keagenan dan Nilai Perusahaan : Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

Masalah keagenan dalam pengelolaan keuangan mencakup potensi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham dan kreditor. Jika sumber dana alternatif menggunakan hutang maka dapat menimbulkan masalah keagenan antara pemegang saham dan kreditor.

AGENCY THEORYAGENCY THEORY

Pengaruh Penggunaan Utang terhadap Nilai Perusahaan dan Biaya Modal

Namun dengan tingkat utang yang lebih tinggi, biaya kebangkrutan jauh lebih tinggi, dan nilai perusahaan menurun seiring dengan meningkatnya leverage. Moeljadi (2006) mengatakan penggunaan financial leverage dengan pendekatan struktur modal yang berbeda yaitu Net Income, Net Operating Income dan tradisional mempunyai dampak yang berbeda terhadap biaya modal dan nilai perusahaan.

Pendekatan Net Income (NI)

Pendekatan Tradisional

  • Pendekatan dari Modigliani dan Miller (1958) dengan asumsi tanpa pajak
  • Pendekatan Modigliani dan Miller (1963) dengan asumsi adanya Pajak Penghasilan Perusahaan
  • Teori Informasi Asymetrik (Asymmetric Information Theory)
  • Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
  • Teori Kebijakan Dividen

Pada rasio II, biaya ekuitas perusahaan dengan leverage sama dengan biaya ekuitas perusahaan tanpa leverage ditambah premi risiko. Hal ini karena keuntungan dari penggunaan hutang diimbangi dengan peningkatan biaya modal ekuitas. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pada kondisi tanpa pajak, nilai perusahaan dan biaya modal rata-rata tertimbang tidak dipengaruhi oleh struktur modal.

Semakin tinggi biaya modal itu sendiri maka biaya modal rata-rata tertimbang akan semakin naik dan hal ini akan semakin menurunkan nilai perusahaan. Teori Residual Dividen (The Residual Theory of Dividends) Rasio pembayaran dividen yang optimal merupakan fungsi dari empat faktor, antara lain: (1) pilihan investor terhadap dividen versus keuntungan; (2) peluang investasi perusahaan; (3) struktur modal yang ditargetkan; dan (4) ketersediaan dan biaya modal eksternal.

TELAAH PUSTAKATELAAH PUSTAKA

Kerangka Konseptual

Upaya untuk memastikan bahwa manajer bekerja sungguh-sungguh demi kepentingan pemegang saham, oleh karena itu pemegang saham harus menanggung biaya yang disebut biaya keagenan. Menurut Jensen dan Meckling (1976), masalah keagenan antara pemegang saham dan calon manajer terjadi ketika manajer tidak memiliki mayoritas saham di perusahaan. Meningkatnya kepemilikan saham manajer-eksekutif, pembagian kepemilikan ini akan menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham.

Perdebatan ini berkisar pada apakah dividen dapat dikatakan sebagai kabar baik atau kabar buruk bagi pemegang saham atau investor. Posisi atau likuiditas suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus diperhitungkan sebelum perusahaan memutuskan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham (Pudjiastuti, 2008).

Fomulasi Hipotesis

Easterbook (1984), Manos (2002) dan Rozeff (1982) melakukan penelitian empiris mengenai dampak kebijakan dividen tunai terhadap biaya agensi. Penelitian lain yang menguji pengaruh kebijakan dividen terhadap biaya agensi antara lain Fenn dan Liang (2000) dan Fadah (2007). Namun, penggunaan utang dapat menimbulkan biaya keagenan antara pemegang saham dan kreditor, serta biaya kebangkrutan.

Penelitian lain yang meneliti dampak biaya keagenan terhadap nilai perusahaan antara lain Fadah (2007) dan Singh dan Davidson (2003). Hipotesis yang menguji pengaruh struktur modal dan kebijakan dividen melalui biaya agensi terhadap nilai perusahaan.

Gambaran Umum

Kelompok industri terkecil dari sampel penelitian ini adalah kelompok industri pertambangan dan kelompok industri infrastruktur, utilitas, dan transportasi masing-masing sebesar 9,09% atau 2 perusahaan. Faktanya, banyak perusahaan dari berbagai kelompok industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, namun mengingat sangat sedikit perusahaan yang memenuhi kriteria pembagian dividen secara berturut-turut selama periode pengamatan yaitu tahun 2003-2008, maka sampelnya adalah perusahaan-perusahaan di penelitian terbatas ini. Berdasarkan tabel 8, ternyata perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri manufaktur tersebar hampir merata.

Untuk subindustri lainnya yaitu mobil, rokok, produk farmasi, serta kosmetik dan perlengkapan rumah tangga masing-masing sebesar 12,5% atau sebanyak satu perusahaan.

Analisis Hasil Penelitian

  • Hasil Uji Variabel Penelitian Tabel 9
  • Hasil uji pengaruh struktur modal dan kebijakan dividen terhadap biaya keagenan
  • Pengaruh Struktur Modal terhadap Biaya Keagenan
  • Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Biaya Keagenan
  • Hasil uji pengaruh biaya keagenan terhadap nilai perusahaan
  • Hasil uji pengaruh struktur modal dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan
  • Pengaruh Struktur modal terhadap Nilai Perusahaan Uji signifikansi variabel ditunjukkan oleh tabel
  • Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
  • Hasil uji pengaruh struktur modal dan kebijakan dividen melalui biaya keagenan terhadap nilai perusahaan
  • Pengaruh Struktur modal terhadap Nilai Perusahaan
  • Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
  • Pengaruh Biaya Keagenan terhadap Nilai Perusahaan

Karena nilai probabilitas < 0,1 maka keputusannya adalah menolak Ho dan menerima Ha yang berarti struktur modal berpengaruh positif terhadap biaya keagenan. Hasil uji pengaruh biaya agensi terhadap nilai perusahaan berdasarkan hasil uji signifikansi jalur substruktur 2. Karena nilai probabilitas < 0,1 maka keputusan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti biaya agensi mempunyai efek. terhadap nilai perusahaan.

Hasil pengujian pengaruh struktur modal dan kebijakan dividen melalui biaya agensi terhadap nilai perusahaan berdasarkan. Hipotesis keempat berbunyi “Struktur modal dan kebijakan dividen melalui biaya keagenan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.”

Pengaruh struktur modal terhadap biaya keagenan Pengaruh struktur modal secara langsung terhadap biaya

Terakhir, biaya pemantauan (yaitu biaya mediasi) dibebankan kepada perusahaan dalam bentuk bunga utang yang lebih tinggi. Biaya keagenan ini terdiri dari biaya hilangnya kebebasan atau efisiensi dan biaya pengawasan perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung Brigham et al., (1999), Sartono (2001) dan Atmaja (2008) yang menyatakan bahwa meningkatnya penggunaan hutang dapat menyebabkan tingginya biaya bunga dan pembayaran kembali sehingga dapat mengganggu kelancaran arus kas.

Namun temuan tersebut tidak mendukung teori keagenan Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa penggunaan utang yang lebih besar dalam struktur modal dapat menurunkan biaya keagenan. Selain itu, temuan tersebut juga tidak mendukung Moh'd et al., (1998) dan Crutchley dan Hensen (1989) yang menyatakan bahwa manajer akan menggunakan hutang dalam struktur modalnya untuk mengurangi biaya keagenan.

Pengaruh kebijakan dividen terhadap biaya keagenan Pengaruh kebijakan dividen secara langsung terhadap

Pada akhirnya kebijakan dividen tidak mampu mengurangi biaya keagenan jika kepentingan manajer selaras dengan kepentingan pemegang saham, yang berarti pengelolaan perusahaan berada di bawah kendali anggota keluarga, atau dapat dikatakan pengelolaan perusahaan merupakan perpanjangan tangan dari perusahaan. para pemegang saham. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung teori keagenan yaitu teori keagenan (Jensen dan Meckling, 1976) dan berbagai hasil penelitian di negara maju seperti Rozeff (1982), Cruthley dan Hansen (1989), Schooley dan Barney (1994) . , Easterbrook (1984), Manos (2002) dan Laporta et al., (2000) bahwa kebijakan dividen akan membantu mengurangi biaya keagenan. Hasil tersebut sesuai dengan prediksi hipotesis (H2) yang menyatakan bahwa biaya keagenan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Arti penting dari temuan ini adalah biaya keagenan mungkin timbul akibat adanya hubungan keagenan antara pemilik perusahaan dan kreditur. Hasil penelitian ini mendukung temuan Smith (1996), Crutchley et al., (1999) dan Fadah (2007) yang menyatakan bahwa biaya agensi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan

Hasil penelitian ini mendukung Han et al., (1999), Iturriaga dan Santz (2001); Indahwati (2003) dan Ismail (2007) menegaskan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Selain itu, temuan ini juga mendukung temuan Beiner, Drobetz, Scmid dan Zimmermann (2004) bahwa total liabilitas terhadap total aset berpengaruh positif terhadap market to book rasio. Secara teoritis, hasil penelitian ini mendukung teori keputusan pendanaan Modigliani dan Miller (1963) yang menyatakan bahwa penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena bunga hutang mengurangi penghasilan kena pajak.

Selain itu juga mendukung perpaduan antara trade-off theory dan asymmetric information theory yang dapat disimpulkan bahwa perilaku perusahaan dalam mengambil keputusan pendanaan dalam menentukan struktur modal, termasuk penggunaan jenis utang tertentu, memberikan manfaat karena adanya pengurangan pembayaran pajak karena bunga utang. Lebih lanjut, hal ini juga mendukung Pecking Order Theory dari Myers (1984) yang menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan pembiayaan sebaiknya dilakukan dengan urutan sebagai berikut: 1) laba ditahan; 2) hutang; 3) saham.

Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan

Penurunan kebijakan dividen merupakan sinyal buruk (bad news) bagi investor, karena penurunan kebijakan dividen dapat diartikan oleh investor sebagai penurunan kinerja perusahaan, sehingga kondisi ini dapat menurunkan nilai perusahaan. Temuan ini mendukung Ratnawati (2001) dan Muslimin (2006) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun hasil penelitian tersebut tidak mendukung temuan Fadah (2007) dan Sudarma (2004) yang menyatakan bahwa pembayaran dividen direspon positif oleh investor publik, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap kenaikan harga saham.

Secara teoritis temuan ini tidak mendukung teori bird-in-the-hand dari Gordon dan Litner (1963) yang menyatakan bahwa investor lebih menyukai dividen yang diterima secara bird-in-the-hand dimana risikonya lebih kecil dibandingkan dividen yang tidak diterima secara bird-in-the-hand. didistribusikan. Selain itu juga tidak mendukung hipotesis signaling dari Donalson (1960) dan Moggue dan Mukherjee (1994) yang menyatakan bahwa manajer perusahaan menggunakan dividen sebagai isyarat atau sinyal tentang keadaan perusahaan di masa depan.

Pengaruh struktur modal melalui biaya keagenan terhadap nilai perusahaan

Namun PV biaya financial distress dan PV biaya keagenan juga mengalami peningkatan, bahkan lebih besar. Akibatnya penggunaan utang justru akan berdampak pada menurunnya nilai perusahaan, karena peningkatan laba dari penggunaan utang tidak sebanding dengan peningkatan biaya kesulitan keuangan dan masalah keagenan. Secara teoritis, temuan ini mendukung teori struktur modal yang melibatkan trade-off antara risiko dan return yang dikenal dengan teori trade-off atau teori penyeimbangan Modigliani Miller (1963).

Selain itu, hasil penelitian ini juga mendukung teori informasi asimetris dan teori pecking order Myers (1984).

Pengaruh kebijakan dividen melalui biaya keagenan terhadap nilai perusahaan

Pada akhirnya kebijakan dividen tidak mampu menurunkan biaya keagenan apabila kepentingan manajer selaras dengan kepentingan pemegang saham, sehingga kondisi ini tidak dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung Sartono (1997), Muslimin (2006) dan Ratnawati bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung Ismail (2007) bahwa alternatif yang dapat menurunkan biaya keagenan adalah dengan meningkatkan rasio pembayaran dividen.

Peningkatan rasio pembayaran dividen ini akan mengurangi arus kas bebas yang tersedia sehingga mengurangi tindakan manajer untuk kepentingannya sendiri dibandingkan dengan kepentingan pemegang saham, sehingga biaya keagenan dapat dikurangi. Secara teoritis, temuan tersebut tidak mendukung teori keagenan Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen merupakan salah satu alternatif untuk menurunkan biaya keagenan.

PENUTUP

Kesimpulan

Pada akhirnya, kebijakan dividen tidak mampu mengurangi biaya keagenan jika kepentingan manajer selaras dengan kepentingan pemegang saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi biaya keagenan akan timbul jika pemilik usaha melakukan hubungan keagenan dengan kreditor. Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, namun kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui biaya keagenan, sedangkan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui biaya keagenan. Penggunaan utang dalam struktur modal dapat menimbulkan biaya keagenan dan ancaman kebangkrutan (financial distress).

Saran-saran

Model empiris struktur modal: bukti baru, Journal of Business Finance & Accounting, 21, 1-14. Pengaruh struktur pemegang saham, karakteristik bisnis, pertumbuhan bisnis, risiko bisnis, terhadap struktur modal dan nilai bisnis (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Analisis, struktur kepemilikan, pertumbuhan bisnis dan faktor eksternal terhadap nilai bisnis (studi pada industri manufaktur yang go public di Bursa Efek Jakarta).

Alasan Pemantauan Dividen dan Interaksi Struktur Modal dan Keputusan Dividen, Jurnal Keuangan Perbankan. Pengaruh struktur kepemilikan saham, faktor internal dan faktor eksternal terhadap struktur modal dan nilai perusahaan studi pada industri yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Buku/Bab Buku/Jurnal

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Pengaruh Kebijakan Deviden, Struktur Aset, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun