• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh tata guna lahan terhadap debit banjir das jeneberang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh tata guna lahan terhadap debit banjir das jeneberang"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat mempersiapkan tugas akhir ini dan kami mampu mengerjakannya dengan baik. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat penelitian akademik untuk menyelesaikan program sarjana di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh karena itu, dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati kami ucapkan terima kasih dan apresiasi.

Saudara sekalian, para dosen dan pegawai Fakultas Teknik yang telah meluangkan waktunya mendidik dan mengabdi kepada penulis selama proses belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar. Kedua Orang Tua, Istri, dan Saudara-saudaraku tercinta, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala limpahan kasih sayang, doa, semangat dan pengorbanan. Teman-teman mahasiswa Fakultas Teknik khususnya saudara laki-laki saya angkatan 2009 banyak membantu atas keakraban dan persaudaraannya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Semoga semua yang telah disebutkan di atas mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga skripsi sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis, rekan-rekan, masyarakat serta bangsa dan negara.

10. Tabel Koefisien Pengaliran    .............................................................
10. Tabel Koefisien Pengaliran .............................................................

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Perubahan penggunaan lahan di DAS Jeneberang dari tahun 2007 hingga tahun 2012.

Tujuan Penulisan

Manfaat Penulisan

Batasan Masalah

Sistimatika Penulisan

Daerah Aliran Sungai

Respons DAS merupakan proses yang terjadi di dalam DAS yang dipengaruhi oleh karakteristik fisik DAS, seperti topografi, geologi, geomorfologi, tanah, serta sistem penggunaan dan pengelolaan lahan.

Penggunaan Lahan dan Perubahannya

Penggunaan lahan pertanian biasanya dibedakan berdasarkan komoditas yang dibudidayakan seperti padi, padang rumput, perkebunan kopi, dan lain-lain. Penggunaan lahan non-pertanian dapat dibagi menjadi perkotaan, pedesaan, perumahan, industri, rekreasi dan sebagainya. Secara umum struktur yang terkait dengan perubahan penggunaan lahan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) struktur permintaan atau kebutuhan lahan, (2) struktur penyediaan atau ketersediaan lahan, dan (3) struktur pengendalian teknologi yang hal ini berdampak pada produktivitas sumber daya lahan (Saefulhakim, 1999).

Menurut Irianto, bentuk dan degradasi lahan yang terjadi sangat beragam, mulai dari: (1) menurunnya kepadatan dan jenis vegetasi, (2) berubahnya jenis vegetasi penutup tanah, (3) impermeabilitas yaitu berubahnya lahan budidaya menjadi lahan pertanian. pemukiman. yang permukaannya kedap air (tanah yang tidak digarap kedap air). Sedangkan pola kedua dilakukan oleh masyarakat yang haus akan tanah akibat tidak meratanya distribusi, peruntukan, dan pemilihan tanah di masyarakat. Permasalahan perubahan tutupan lahan yang tidak mengikuti prinsip pengelolaan DAS yang benar juga dipengaruhi oleh kesalahpahaman terhadap teknologi konservasi tanah.

Misalnya, lahan terjal yang hanya diperuntukkan bagi masyarakat untuk kehutanan, masih digarap untuk menanam tanaman semusim yang memerlukan pengolahan tanah secara intensif. Selain itu, kelestarian lingkungan hidup sangat sulit dicapai jika masih banyak masyarakat yang miskin dan bodoh.

  • Metode Distribusi Log Person III
  • Pemeriksaan Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi
  • Debit Banjir Rencana
  • Intensitas Curah Hujan
  • Pengaruh Penggunaan Lahan terhadap Debit Banjir

Ai = Luas pengaruh pada tiang penakar hujan R I = tinggi curah hujan pada tiang penakar hujan 2. Curah hujan terjadwal adalah peluang terjadinya curah hujan yang tinggi pada periode ulang tertentu, dalam kaitannya dengan analisis hidrologi perhitungan ini biasa disebut dengan curah hujan analisis frekuensi. Untuk menghitung curah hujan rencana dengan metode distribusi Gumbel Tipe I digunakan persamaan distribusi frekuensi empiris sebagai berikut (Soewarno, 1995).

Intensitas curah hujan adalah tinggi curah hujan yang terjadi pada suatu periode dimana air terkonsentrasi. Analisis intensitas curah hujan ini dapat diolah dari data curah hujan yang terjadi pada masa lalu (Loebis, 1987). Di daerah tropis lembab seperti Indonesia, dengan rata-rata curah hujan lebih dari 1500 mm per tahun, hujan merupakan penyebab utama terjadinya erosi.

Tetesan air hujan juga menyebabkan terbentuknya lapisan tanah yang keras (pembentukan kerak) pada lapisan permukaan, akibatnya kapasitas infiltrasi tanah berkurang sehingga air mengalir ke permukaan (surface runoff) yang merupakan faktor penyebab terjadinya erosi. . Energi kinetik air hujan yang menjadi penyebab utama rusaknya agregat tanah bergantung pada diameter air hujan, sudut datangnya, dan kecepatan jatuhnya. Kemiringan yang semakin meningkat menyebabkan kemampuan tanah dalam menyerap air hujan semakin rendah, sehingga semakin banyak air yang mengalir ke permukaan.

Keberadaan vegetasi akan mempengaruhi besarnya erosi yang terjadi melalui fungsinya melindungi tanah dari dampak langsung tetesan air hujan. Intersepsi dan penyerapan air hujan oleh kanopi tanaman akan mengurangi energi air hujan yang jatuh sehingga mengurangi erosi. Menghasilkan bahan organik dari serasah yang: melindungi tanah dari tetesan air hujan dan limpasan permukaan, memperbaiki struktur tanah, dan menjadi sumber energi bagi fauna tanah untuk beraktivitas.

Selain itu, vegetasi yang lebat mampu menahan derasnya air hujan sehingga tidak menyebabkan kerusakan tanah dan mengurangi erosi. Air hujan yang jatuh pada tajuk vegetasi akan mencapai permukaan tanah melalui dua proses mekanis yaitu limpasan dan aliran uap. Sedangkan limpasan batang merupakan air hujan yang mengalir melalui batang vegetasi menuju permukaan tanah.

Oleh karena itu, intersepsi hujan adalah selisih antara total curah hujan dan peningkatan yang dihasilkan antara limpasan dan aliran batang. Penyimpanan airtanah merupakan perbandingan antara evapotranspirasi dengan intensitas curah hujan sehingga apabila tingkat evapotranspirasi lebih besar dari intensitas curah hujan maka besar simpanannya bernilai negatif dan sebaliknya.

Tabel 1. dan 2. di bawah ini menunjukkan hubungan antara waktu balik  dengan reduced variate
Tabel 1. dan 2. di bawah ini menunjukkan hubungan antara waktu balik dengan reduced variate

Lokasi Penelitian

Jenis Penelitian dan Sumber Data

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur atau laporan peneliti sebelumnya mengenai lokasi penelitian. Selain itu juga dilakukan pengumpulan data kepustakaan yaitu pengumpulan data teori, dokumen, yang diperoleh melalui buku perpustakaan, pelatihan, majalah, jurnal dan buku-buku lain yang sesuai untuk bahan penelitian.

Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan di DAS Jeneberang dalam kurun waktu beberapa tahun menggunakan teknik estimasi pertumbuhan matematis yaitu fungsi pertumbuhan/peluruhan dari seluruh aspek. Model ini dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan terhadap waktu atau jarak dari suatu posisi. referensi. Dalam Studi ini, kondisi debit banjir yang dianalisis adalah: limpasan, debit aliran, besarnya erosi dan sedimentasi.

Sedangkan data penggunaan lahan tahunan diperoleh dari laju pertumbuhan lahan tahunan dari tahun ke tahun.

Deskripsi DAS Jeneberang

Bagan Alir penelitian DAS Jeneberang

Penggunaaan Lahan DAS jeneberang

Analisis Hidrologi

  • Curah hujan rerata daerah
  • Curah Hujan Rancangan
  • Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi
  • Koefisien Pengaliran
  • Perhitungan Intensitas Hujan Jam-Jaman
  • Debit Banjir Rencana

Curah hujan proyek adalah curah hujan tahunan maksimum dengan probabilitas tertentu yang dapat terjadi di suatu wilayah selama periode ulang tertentu. Dari hasil analisis curah hujan maksimum rata-rata regional, digunakan dua pendekatan persamaan untuk memperoleh curah hujan rencana dengan metode Gumbel, yaitu persamaan distribusi empiris dan persamaan garis lurus matematis. Distribusi frekuensi kumulatif akan diplot sebagai garis lurus pada kertas log-normal jika koefisien skewness Cs = 0.

Untuk mengetahui kebenaran data sesuai dengan jenis distribusi teoritis yang dipilih, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Metode yang digunakan untuk melakukan uji kesesuaian distribusi adalah metode Smirnov Kolmogorov (uji data horizontal) dan metode uji Chi Square (uji data vertikal). Uji kesesuaian Smirnov-Kolmogorov sering disebut uji kesesuaian nonparametrik karena pengujian tersebut tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu.

Bila menggunakan uji Smirnov-Kolmogorov, meskipun menggunakan perhitungan matematis, namun kesimpulannya hanya didasarkan pada bagian tertentu (variat) yang mempunyai deviasi terbesar, sedangkan uji chi-square menguji penyimpangan sebaran data observasi dengan cara mengukur. kedekatan matematis antara data observasi dan seluruh bagian persamaan distribusi garis secara teoritis (Indra Karya, 1995: IV-29). Koefisien drainase merupakan variabel yang didasarkan pada kondisi daerah pengaliran dan karakteristik hujan yang turun pada daerah tersebut. Dengan mempertimbangkan Tabel 10 di atas dan menyesuaikannya dengan kondisi DAS Jeneberang, maka koefisien drainase wilayah survei studi untuk kepadatan sedang ditetapkan sebesar 0,500.

Untuk menentukan intensitas hujan dari waktu ke waktu, metode yang digunakan adalah metode Wononobe dan metode Sherman. Untuk perhitungan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini: Tabel 12 Perhitungan intensitas curah hujan dengan metode Wononobe. Untuk perhitungan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 14 dibawah ini: Tabel 14 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Metode Sherman.

Debit banjir dihitung berdasarkan perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada tahun 2007 hingga tahun 2012. Karena perubahan penggunaan lahan yang terjadi di lokasi penelitian mengakibatkan perubahan iklim sehingga menyebabkan penurunan intensitas curah hujan dan penurunan kesuburan tanah sehingga meningkatkan jumlah dan laju limpasan permukaan dan akibatnya penyerapan (infiltrasi) menurun, dan menyebabkan perbedaan nilai C antara tahun 2007 dan 2012 sehingga menyebabkan perbedaan debit banjir. Perubahan debit yang dihasilkan oleh banjir disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan antara tahun 2007 dan 2012.

Tabel 4 Perhitungan parameter statistik metode Gumbel
Tabel 4 Perhitungan parameter statistik metode Gumbel

Kesimpulan

Saran

Gambar

10. Tabel Koefisien Pengaliran    .............................................................
Tabel 1. dan 2. di bawah ini menunjukkan hubungan antara waktu balik  dengan reduced variate
Gambar 2  Peta lokasi penelitian
Gambar 3  Bagan alir penelitian Mulai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaturan penggunaan lahan dan teknik konservasi tanah dan air perlu dintensifkan guna meminimalisir dampak perubahan iklim khususnya dalam pengendalian bencana banjir,