PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penghindaran pajak merupakan salah satu upaya yang dilakukan wajib pajak untuk mengurangi jumlah pajak yang terutang, baik melalui penghindaran pajak maupun penghindaran pajak. Adanya kebijakan amnesti pajak tentunya dapat mendorong wajib pajak untuk mengungkapkan harta yang tidak diumumkan.
Rumusan Masalah
Sementara itu, amnesti pajak, modernisasi administrasi perpajakan, dan transparansi belanja pajak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meminimalisir terjadinya penghindaran pajak. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai minimalisasi penggelapan pajak dengan judul “Pengaruh Tax Amnesty, Modernisasi Administrasi Perpajakan dan Transparansi Pengeluaran Pajak Terhadap Meminimalisir Penggelapan Pajak”.
Maksud dan Tujuan Penelitian
- Maksud Penelitian
- Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
- Kegunaan Teoritis
- Kegunaan Praktis
Lokasi dan Waktu Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Waktu Penelitian
Tinjauan Pustaka
- Pengertian Pajak
- Fungsi Pajak
- Pengelompokkan Pajak
- Sistem Pemungutan Pajak
- Hukum Pajak Materiil dan Hukum Pajak Formil
- Tax Amnesty
- Pengertian Tax Amnesty
- Tujuan Tax Amnesty
- Subjek dan Objek Pajak Tax Amnesty
- Tarif dan Masa Berlaku Tax Amnesty
- Fasilitas Tax Amnesty
- Modernisasi Administrasi Perpajakan
- Transparansi Belanja Pajak
- Tax Evasion
Pajak langsung, yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dipungut atau dilimpahkan kepada orang lain. Pajak subyektif, yaitu pajak yang berasal atau didasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak. Sistem penilaian resmi merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan kekuasaan kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Self-Assessment System merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan kewenangan kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Dengan Holding System merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Dengan Holding System mempunyai ciri kekuasaan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang kepada pihak ketiga selain Fiskus dan Wajib Pajak.
Menurut Mardiasmo (2018:7), hukum perpajakan mengatur hubungan antara pemerintah (fiskus) sebagai pemungut pajak dan masyarakat sebagai pembayar pajak. Keringanan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Wajib Pajak melalui pengungkapan harta miliknya dalam surat pernyataan. Keringanan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat pertama juga mencakup pengampunan kewajiban perpajakan sampai dengan akhir tahun pajak terakhir yang belum atau belum dipenuhi sepenuhnya oleh Wajib Pajak.
Kerangka Pemikiran
- Landasan Teori
- Penelitian Terdahulu
Penghindaran pajak (tax evasion) adalah tindakan tidak patut yang dilakukan wajib pajak sehubungan dengan kewajiban perpajakannya. Bentuk penghindaran pajak yang lebih serius adalah jika wajib pajak tidak melaporkan penghasilannya sama sekali (non-reporting of income). Sebagai salah satu sumber penerimaan negara, pajak tidak lepas dari pelanggaran yang dilakukan oleh wajib pajak.
Salah satunya adalah penghindaran pajak, dimana wajib pajak dengan sengaja meremehkan beban pajak yang seharusnya terutang. Hal lain yang mendorong wajib pajak menghadapi penghindaran pajak adalah sistem administrasi perpajakan yang masih belum efisien. Pemerintah juga harus mempertimbangkan konsep transparansi belanja pajak, yang dapat memberikan informasi kepada wajib pajak mengenai penyelesaiannya.
Hingga saat ini sebagian besar wajib pajak masih merasa pajak yang dibayarkannya disalahgunakan oleh pemerintah. Pemanfaatan penghapusan sanksi yang diberikan Direktorat Jenderal Pajak dalam program amnesti pajak dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak yang masih hilang atau belum melaporkan hartanya. Pengenaan sanksi administrasi perpajakan berupa kenaikan sebesar 200 persen membuat wajib pajak takut untuk tidak melaporkan seluruh hartanya.
Hipotesis
- Pengaruh Tax Amnesty Terhadap Minimalisasi
- Pengaruh Transparansi Belanja Pajak Terhadap
Jiwa dari program modernisasi adalah penerapan good governance, yaitu terselenggaranya sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan menggunakan sistem informasi teknologi yang andal dan terkini. Jika program modernisasi ini dikaji secara mendalam, termasuk perubahan-perubahan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, maka terlihat bahwa konsep modernisasi merupakan suatu terobosan yang akan membawa perubahan yang cukup mendasar dan revolusioner. Jadi semakin tinggi dan modern teknologi dan informasi perpajakan yang digunakan maka akan semakin rendah penghindaran pajak yang dilakukan.
Penelitian yang dilakukan Wahyuningsih (2017) dan Natira (2019) mengenai minimalisasi penggelapan pajak di Kota Semarang dan Kota Bandung menunjukkan bahwa modernisasi administrasi perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap penggelapan pajak. Menurut Erly Suandy, penggelapan pajak merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan cara melanggar aturan perpajakan, seperti memberikan data palsu atau menyembunyikan data. 38 Pemerintah juga harus mempertimbangkan konsep transparansi belanja pajak, yang dapat memberikan informasi kepada wajib pajak tentang penggunaan dana pajak.
Transparansi belanja pajak adalah keterbukaan dalam penggunaan belanja yang bersumber dari penerimaan pajak yang dipungut oleh masyarakat, yang orientasinya adalah untuk secara khusus membagi suatu kebijakan program pemerintah, atau membuat peraturan tertentu, yang dananya sebenarnya berasal dari pajak yang telah dipungut. telah dibayar oleh Wajib Pajak. Sehingga hingga saat ini sebagian besar wajib pajak masih menganggap pajak yang dibayarkannya akan disalahgunakan oleh pemerintah. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2017) mengenai minimalisasi penggelapan pajak menunjukkan bahwa transparansi pengeluaran pajak berpengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak.
METODELOGI PENELITIAN
Objek Penelitian
Metode Penelitian
- Jenis Data dan Sumber Data Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Operasionalisasi Variabel
- Pengujian Kualitas Instrumen Penelitian
- Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
- Interval Successive Method
- Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Moltikolonearitas
- Uji Heterokedasitas
- Analisis Regresi Berganda
- Analisis Koefisien Korelasi
- Koefisien Determinasi
- Pengujian Hipotesis
- Uji Regresi Parsial
- Uji Regresi Simultan
Sumber data sekunder yang digunakan adalah data penerimaan pajak yang mencerminkan tingkat penghindaran pajak yang dilakukan wajib pajak dengan adanya kebijakan amnesti pajak, modernisasi administrasi perpajakan dan transparansi pengeluaran pajak. Berdasarkan analisis terhadap masing-masing indikator pengampunan pajak, dapat diketahui bahwa wajib pajak merasa puas dengan adanya program pengampunan pajak. Nilai tersebut menunjukkan bahwa wajib pajak sangat puas dengan adanya modernisasi administrasi perpajakan yang mengakibatkan adanya administrasi perpajakan yang bersifat wajib.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa wajib pajak sangat puas dengan modernisasi administrasi perpajakan yang semakin memudahkan wajib pajak dalam proses pembayaran pajak. Berdasarkan tabel 4.18, responden memberikan tanggapan yang sangat baik terhadap modernisasi administrasi perpajakan yang memudahkan wajib pajak dalam melaporkan. Nilai tersebut menunjukkan bahwa wajib pajak merasa puas dengan transparansi belanja pajak yang mampu memberikan informasi yang mudah dipahami oleh wajib pajak.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa wajib pajak puas terhadap transparansi belanja pajak sehingga meningkatkan kepercayaan wajib pajak terhadap negara terkait pengelolaan dan penyaluran dana pajak. Responden memberikan jawaban yang baik mengenai uang pajak yang tidak dikelola dengan baik sehingga mengakibatkan terjadinya penghindaran pajak oleh wajib pajak. Dampak transparansi belanja pajak terhadap penurunan penghindaran pajak oleh wajib pajak dihitung dengan nilai t <1,715.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Pengujian Kualitas Instrumen Penelitian
- Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
- Analisis Statistik Deskriptif
- Tanggapan Responden Mengenai Tax Amnesty
- Tanggapan Responden Mengenai Modernisasi
- Tanggapan Responden Mengenai Transparansi
- Tanggapan Responden Mengenai Tax Evasion
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Multikolonearitas
- Uji Heterokedasitas
- Analisis Linear Berganda
- Analisis Koefisien Korelasi
- Analisis Koefisien Determinasi
- Pengujian Hipotesis
- Uji Regresi Parsial
- Uji Regresi Simultan
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa pengampunan pajak mampu memberikan pengampunan pajak yang sangat baik bagi wajib pajak karena setiap wajib pajak berhak menerima pengampunan pajak dengan menyatakan harta yang sebelumnya tidak dilaporkan. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya tax amnesty dapat mendorong wajib pajak untuk mengungkapkan harta yang sebelumnya tidak dilaporkan tanpa adanya rasa takut akan dikenakan pajak yang sangat tinggi akibat adanya tax amnesty. Berdasarkan tabel 4.11 terlihat bahwa amnesti pajak dapat memberikan kemudahan penghapusan pajak yang seharusnya terutang oleh wajib pajak, sehingga wajib pajak dapat berpartisipasi aktif dalam program amnesti pajak.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa wajib pajak dengan adanya amnesti pajak mendapatkan keringanan dalam membayar pajak akibat adanya penghapusan pajak. Tanggapan responden pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa pemberian amnesti pajak dalam program amnesti pajak sudah baik karena setiap wajib pajak yang mengikuti program amnesti pajak akan mendapatkan amnesti pajak. Jawaban responden berdasarkan Tabel 4.18 menunjukkan bahwa modernisasi administrasi perpajakan telah mampu memberikan kenyamanan pembayaran yang sangat baik bagi Wajib Pajak karena dengan adanya pembayaran pajak online telah memudahkan Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
73 Berdasarkan analisis terhadap masing-masing indikator modernisasi administrasi perpajakan, terlihat bahwa modernisasi administrasi perpajakan mampu memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. 2 Keterbukaan informasi mengenai pengelolaan dan pengalokasian dana pajak menjadi pertimbangan bagi Wajib Pajak agar penerimaan pajak tidak disalahgunakan. Nilai tersebut menunjukkan bahwa wajib pajak merasa puas terhadap transparansi belanja pajak yang menyebabkan meningkatnya kepercayaan wajib pajak terhadap pemerintah bahwa pajak yang dibayarkan tidak akan dikorupsi.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa Wajib Pajak puas terhadap transparansi belanja pajak yang menyebabkan meningkatnya kepercayaan Wajib Pajak terhadap pemerintah karena pengelolaan dan pengalokasian dana pajak yang dibayarkan mudah diawasi oleh Wajib Pajak. Nilai tersebut menunjukkan bahwa wajib pajak setuju bahwa jika uang pajak yang disetorkannya tidak memberikan manfaat bagi dirinya, maka dapat menyebabkan wajib pajak melakukan penghindaran pajak.
Pembahasan
Dengan menggunakan taraf signifikansi 0,003 < 0,05, nilai F hitung 5,084 > F tabel 2,698 dan nilai signifikansi 0,003 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa amnesti pajak, modernisasi administrasi perpajakan dan transparansi belanja pajak memegang peranan penting pada saat yang bersamaan. dan berpengaruh terhadap pengurangan penghindaran pajak. Hal ini didukung oleh data yang diperoleh langsung dari Kantor Pelayanan Pajak Bandung Bojonagara yang menyatakan bahwa pasca amnesti pajak, modernisasi administrasi perpajakan dan transparansi belanja pajak, penerimaan pajak mengalami peningkatan lebih dari sebelumnya dengan rata-rata 90% hingga 150%, mencerminkan bahwa pajak penghindaran dapat dikurangi dengan kebijakan ini. Sedangkan variabel modernisasi administrasi perpajakan tidak berpengaruh secara parsial terhadap penurunan penghindaran pajak.
Sementara itu, amnesti pajak, modernisasi administrasi perpajakan, dan transparansi belanja pajak mempunyai dampak signifikan dalam meminimalisir penghindaran pajak. Pengampunan pajak, modernisasi administrasi perpajakan, dan transparansi belanja pajak secara simultan berpengaruh kecil terhadap minimalisasi penghindaran fiskal. Dalam meminimalisir penghindaran pajak, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan, namun kebijakan tersebut tidak didukung dengan kesadaran setiap wajib pajak bahwa tindakan penghindaran pajak akan dilakukan kembali oleh wajib pajak.
Modernisasi administrasi perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara berjalan dengan sangat baik karena pelaporan pajak dapat dilakukan kapanpun, dimanapun dan tepat waktu. Amnesti pajak, modernisasi administrasi perpajakan dan transparansi pengeluaran pajak untuk meminimalisir penghindaran pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara berjalan dengan baik. Melihat hal tersebut, peneliti menyarankan agar pemerintah lebih aktif mensosialisasikan modernisasi administrasi perpajakan kepada masyarakat luas dan lebih meningkatkan pelayanannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Tax amnesty di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak dan pertumbuhan ekonomi. Transparansi belanja pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara Bandung berjalan baik dengan meningkatkan pengelolaan dan penyaluran dana pajak.
Saran
Melihat dampak keseluruhan yang kecil berarti amnesti pajak yang dilaksanakan belum maksimal. Oleh karena itu, pemerintah kembali menerbitkan kebijakan final PAS yang merupakan kelanjutan dari program amnesti pajak. Pemerintah sebaiknya lebih aktif mensosialisasikan kelanjutan kebijakan amnesti pajak ini kepada wajib pajak, sehingga wajib pajak yang sebelumnya tidak ikut atau tidak melaporkan harta kekayaannya secara lengkap pada program amnesti pajak, didorong untuk mengikuti program PAS Final agar mereka dapat mengikuti program amnesti pajak. meminimalkan penghindaran pajak. Pemerintah lebih giat mensosialisasikan program-program yang telah dilaksanakan yang memberikan informasi dan konsultasi kepada masyarakat mengenai manfaat pajak yang telah mereka bayarkan selama ini, sehingga informasi pengelolaan perpajakan dapat tersampaikan secara merata kepada seluruh masyarakat Indonesia, baik dari kalangan atas maupun bawah. kelas menengah.
Selain itu, perlu adanya alokasi khusus sebagai quid pro quo bagi wajib pajak agar wajib pajak tidak dirugikan dalam membayar pajak karena pajak yang telah dibayarkan akan dikembalikan kepada mereka. Tingkat Kepatuhan Pajak Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang Solok, Vol 2 No.1, No. Pengaruh Sistem Perpajakan, Tarif Pajak, Pemeriksaan Pajak Dan Diskriminasi Pajak Terhadap Penghindaran Pajak Oleh Wajib Pajak, Vol 19 No.