• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN UMKM TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

N/A
N/A
Fuad Hamdani

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN UMKM TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI "

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN UMKM TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI DI KABUPATEN JEMBER PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

Moh Fuad Hamdani Nim: E20192342

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KHAS JEMBER

JANUARI 2023

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR A. Judul Penelitian

B. Latar Belakang Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian

F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian 2. Indikator Variabel G. Definisi Operasional H. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahului 2. Kajian Teori

I. Asumsi Penelitian J. Hipotesis

K. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian 2. Populasi dan Sampel

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 4. Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA Lampiran

(3)

A. Judul Penelitian

PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN UMKM TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN JEMBER.

B. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

Pertumbuhan ekonomi dipandang oleh para ekonom sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Ada tiga komponen dasar yang diperlukan dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, yaitu: (1) Meningkatnya secara terus-menerus persedian barang; (2) Teknologi maju sebagai faktor utama yang menentukan derajat pertumbuhan dalam menyediakan aneka ragam barang kepada penduduknya; dan (3) Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan penyesuian di bidang kelembagaan dan ideologi, sehingga inovasi yang dihasilkan oleh IPTEK umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.1

Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan per kapita dengan perhitungan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara yang semakin baik atau mapan. Masalah pembangunan ekonomi tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi ( economic growth ), pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi ( economic development ).2

Pembangunan ekonomi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu daerah, terutama dalam meningkatkan pendapatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Perekonomian Indonesia memiliki fudamental yang kuat jika ekonomi kerakytan telah menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya saing tinggi. Pembangunan dilakukakn secara terarah dan berkelanjutan sesuai dengan yang dibutuhkan daerah masing-masing agar tepat sasaran dalam membangun. Sehingga sesuai dengan pembangunan nasional yang telah ditetapkan pemerintah melalui pembangunan jangka panjang dan jangka pendek yang telah ditetapkan. Pembangunan nasional merupakan sebuah proses menuju perubahan sosial yang mengarah untuk memperbaiki kualitas hidup yang lebih baik dari seluruh ataupun mayoritas masyarakat tanpa merusak lingkungan ataupun budaya/kultur lingkungan mereka dan berusaha melibatkan sebanyak mungkin anggota masyarrakat, serta menjadikan mereka penentu tujuan merek

(4)

sendiri. Pembangunan ekonomi daerah adalah proses dimana pemerintah daerah serta masyarakat untuk mengelola sumber daya yang ada untuk menciptakan pola kemitraan antara pemerintah dan swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru serta untuk merangsang kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah. Proses tersebut adalah pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif perbaikan kapasitas tenaga kerja untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, serta untuk mengidentifikasi pasar-pasar baru dalam mengembangkan perusahaan- perusahaan baru. Dalam kegiatan perekonomia yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan produksi barang dan jasa di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah barang industri, perkembangan produksi sektor jasa dan pertambhan produksi barang modal.3

Ekonomi Kabupaten Jember 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 4,00 persen dibandingkan tahun 2020. Pertumbuhan terjadi pada hampir semua lapangan usaha, kecuali pertanian, kehutanan, dan perikanan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib; serta Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang terkontraksi masingmasing sebesar 0,11 persen; 0,06 persen;

dan 1,83 persen. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 8,28 persen dan Industri Pengolahan sebesar 8,08 persen. Sementara itu, beberapa lapangan usaha lain yang juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi di antaranya Informasi dan Komunikasi sebesar 7,71 persen; Transportasi dan Pergudangan sebesar 7,60 persen; dan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 7,28 persen.

Tabel 1.1

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jember

2019 2020 2021 2022

5,51 -2,98 4,00 4,53

Sumber : Berita Resmi Statistik kab. Jember

Pertumbuhan ekonomi harusnya mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat, namun syaratnya adalah bahwa pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto harus dibarengi dengan pengendalian laju inflasi. Pertumbuhan ekonomi yang tidak dibarengi dengan pertumbuhan inflasi akan menurunkan kesejahteraan masyarakat karena tingkat pendapatan tidak mampu mengimbangi kenaikan harga-harga yang dicerminkan dari naiknya tingkat inflasi. Tahun 2019 inflasi kabupaten jember sebesar 0,45 %.

Tingkat Inflasi di Kabupaten Jember, Mei 2019

3 Sadono Sukirno, “Makro Ekonomi Teori Pengantar”, ( Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2015 ), hal 423

(5)

Umu m

Bahan Makana

n

Makanan Jadi, Minuman

dan Rokok

Perumahan Sandang Kesehataan

Pendidikan Rekreasi

&

Olahraga

Transportasi Komunikasi

dan Jasa Keuangan

0,45 1.43 0,23 0,05 0,32 0,22 0,05 0,20

Tabel 1.2

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur

Berdasarkan pada Tabel 1.2 tingkat inflasi Kabupaten Jember sendiri secara umum 0,45%, seperti yang diketahui 4akibat buruk dari inflasi dapat menimbulkan beberapa akibat buruk baik terhadap orang per orang, masyarakat, maupun kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Karena itulah berbagai upaya yang dilakukan terutama oleh pemerintah dengan senantiasa mencari jalan untuk menghindari atau mengatasinya. Inflasi yang tinggi tidak akan mendorong perkembangan ekonomi. Biaya yang terus-menerus naik mengakibatkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Pemilik modal akan mengalihkan modal yang ia miliki untuk tujuan spekulasi, misalnya membeli tanah, rumah, atau lainnya, sehingga investasi produktif akan berkurang, akibatnya kegiatan perekonomian menurun dan terjadi pengangguran.

Pada prinsipnya tidak semua inflasi berdampak negatif pada perekonomian. Terutama jika terjadi inflasi ringan di bawah sepuluh persen.

Inflasi ringan justru dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena inflasi mampu memberikan semangat pada pengusaha, untuk lebih meningkatkan produksinya. Pengusaha bersemangat memperluas produksinya, karena dengan kenaikan harga yang terjadi para pengusaha mendapat lebih banya keuntungan. Selain itu, peningkatan produksi memberi dampak positif lain, yaitu tersedianya lapangan pekerjaan baru. Inflasi akan berdampak negatif jika nilainya melebihi sepuluh persen.5

Dengan adanya inflasi maka kenaikan tingkat inflasi menunjukkan adanya suatu pertumbuhan perekonomian, namun dalam jangka waktu panjang maka tingkat inflasi yang tinggi sangat memberikan dampak yang sangat buruk.

Dengan tingginya tingkat inflasi hal ini yang menyebabkan barang domestik relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan harga barang import.6 Dalam kaitan

4 Ali Ibrahim Hasyim, Ekonomi Makro, Jakarta: Kecana, 2016.

5 Aziz Septiatin, “PENGARUH INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA” 2 (2016).

6 Aziz Septiatin, “PENGARUH INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP

(6)

dengan dampak atau akibat inflasi, Mckinnon (1973) mengemukaakan bahwa inflasi cenderung memperendah tingkat bunga riil, menyebabkan terjadinya ketidaksinambungan di pasar modal.

Hal ini akan menyebabkan penawaran dan untuk investasi menurun, dan sebagai akibatnya, investasi sektor swasta tertekan sampai ke bawah tingkat kesimbangannya, yang disebabkan oleh terbatasnya penawaran dana yang dapat dipinjamkan ( loanable funds ). Oleh karena itu, selama inflasi menuntun ke arah tingkat bunga riil yang rendah dan ketidakseimbangan pasar modal, maka inflasi tersebut akan menurunkan investasi dan pertumbuhan.

Tabel 1.3

Tingkat Pengangguran di Kabupeten Jember

2019 2020 2021 2022

3,8 5,12 5,44 4,06

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur

Keadaaan ketenagakerjaan di Kabupaten Jember pada tahun 2021 menunjukan peningkatan dibandingkan tahun 2022. Hal ini ditujukan dengan adanya penurunan jumlah pengangguran beserta pergeseran struktur kegiatan penduduk.

Pengangguran pada prinsipnya mengandung arti hilangnya output ( loss of output ) dan kesengsaraan bagi orang yang tidak bekerja ( human misery ), dan merupakan suatu bentuk pemborosan sumberdaya ekonomi. Disamping memperkecil output, pengangguran juga memacu pengeluaran pemerintah lebih tinggi untuk keperluan kompensasi pengangguran dan kesejahteraan. Hal ini terutama terjadi di negara-negara maju dimana negara atau pemerintah mempunyai kewajiban untuk menyediakan tunjangan bagi para penganggur.7

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran yaitu dengan ketersediaan lapangan kerja, ketersediaan lapangan kerja berhubungan

7 Muana Nanga, Makroekonomi: teori,masalah, dan kebijakan, Edisi Kedua, 237

(7)

dengan investasi, sedangkan investasi didapat dari akumulasi tabungan, tabungan adalah sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan nasional, maka semakin besarlah harapan untuk pembukaan kapasitas produksi baru yang tentu saja akan menyerap tenaga kerja baru. Pendapatan nasional yang tinggi tercermin dari tingginya pendapatan perkapita dan tumbuh secara positif.

Dengan demikian, secara relatif makin baik pertumbuhan ekonomi, maka makin besarlah harapan untuk tidak menanggur, sebaliknya, bila pertumbuhan ekonomi turun ( apalagi negatif ), maka semakin besarlah tingkat pengangguran.

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara berkembang bertujuan memeratakan pembangunan ekonomi dan hasilnya kepada seluruh masyarakat, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah, struktur perekonomian yang seimbang.8

Salah satu ukuran pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya. Ukuran pendapatan nasional yang sering digunakan adalah Produk Domestik Bruto. Produk Domestik Bruto (PDB) diartikan sebagai total nilai atau harga pasar (market prices) dari seluruh barang dan jasa akhir (final goods and services) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya 1 tahun) Jadi PDB merupakan indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara.

Apabila PDB-nya menunjukkan adanya peningkatan, maka dapat dikatakan perekonomian negara tersebut menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.

Salah satu bentuk pemberdayaan yang ada di Indonesia adalah pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang kemudian juga berpengaruh terhadap perekonomian secara nasional. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Serta mampu menyerap banyak tenaga kerja. Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen yaitu Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta Departemen Koperasi dan UKM.

Krisis ekonomi terjadi pada tahun 1998, Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mampu bertahan dari ketidakstabilan ekonomi, sementara sektor yang lebih besar seperti usaha besar padat modal tumbang oleh krisis.

Krisis ini telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah.

(8)

Usaha besar satu persatu pailit karena bahanbaku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah dan fluktuatif. Ekonomi rakyat di Indonesia dapat bangkit terutama ketika krisis multidimensi tahun 1997-1998, usaha kecil telah terbukti mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Bahkan ekonomi kerakyatan memainkan fungsi penyelamatan di sektor kegiatan, fungsi penyelamatan ini terbukti pada sektor penyediaan kebutuhan rakyat melalui produksi dan normalisasi distribusi. Sektor perbankan terpuruk dan turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak perusahaan yang tidak mampu meneruskan usaha karena tingkat suku bunga tinggi. Saat krisis ekonomi global yang terjadi beberapa waktu lalu, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hadir dengan solusi dari sistem perekonomian yang sehat. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor industri yang sedikit bahkan samasekali terkena dampak krisis global yang melanda dunia, dengan bukti jelas bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dapat diperhitungkan dalam meningkatkan kompetitifan pasar dan stabilisasi sistem ekonomi.

Alasan-alasan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dapat bertahan bahkan cenderung meningkat jumlahnya pada masa krisis yaitu karena: pertama, sebagian besar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memproduksi barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah. Kedua, sebagian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mempergunakan modal sendiri dan tidak mendapat modal dari bank. Implikasinya pada krisis keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga tidak berpengaruh terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Ketiga, dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan sektor formal banyak memberhentikan pekerjanya, menyebabkan pengangguran memasuki sektor informal dengan melakukan kegiatan usaha yang berskala kecil, akibatnya jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) meningkat.

Pembangunan ekonomi di Indonesia menyebabkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peran penting, karena sebagian penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern, serta mampu menyerap banyak tenaga kerja. Peranan usaha kecil menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen yaitu departemen perindustrian dan perdagangan, serta depertemen koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pengelompokan usaha kecil menengah mengenai pengelompokan jenis usaha yang meliputi industri dan usaha perdagangan. Industri kecil mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus terus dikembangkan dengan semangat kekeluargaan, saling memperkuat antara Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

(9)

dan usaha skala besar dalam rangka pemerataan serta mewujudkkan kemakmuran bagi seluruh rakyat.

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan kekuatan ekonomi masyarakat yang tidak bisa lagi dipandang dengan sebelah mata. Kehadiran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) saat ini memiliki kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, membuka peluang usaha, mengurangi pengangguran dan dapat mewujudkan pemerataan kesejahteraan rakyat. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai persoalan sehingga menyebabkan lemahnya daya saing baik dalam pasar lokal maupun pasar internasional. Persoalan utama yang dihadapai antara lain adalah keterbatasan insfrastruktur dan akses pemerintah terkait dengan perizinan dan birokrasi serta tingginya tingkat pungutan.

Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi sangat penting. Faktanya terdapat ketidak seimbangan antara sumbangan UMKM dalam penyediaan lapangan kerja dengan kontribusi dalam pembentukan nilai tambah. Pertumbuhan UMKM yang lebih cepat dibandingkan kelompok usaha besar akan memperbaiki struktur usaha dan distribusi pendapatan secara keseluruhan. Kondisi wilayah dan potensi sumber daya yang ada di daerah menyebabkan pembangunan dengan pendekatan sektoral menjadi pilihan utama dalam menentukan kebijakan dan strategi pembangunan daerah. Pembangunan dengan pendekatan sektoral mengkaji pembangunan berdasarkan kegiatan usaha dikelompokkan menurut jenisnya kedalam sektor dan sub sektor. Jenis-jenis sub-sektor dalam pembangunan antara lain, sektor pertanian, pertambangan, konstruksi (bangunan), perindustrian, perdagangan, perhubungan, keuangan dan perbankan, dan jasa. Pemerintah harus mengetahui dan dapat menetukan penyebab tingkat pertumbuhan dan stabilitas dari perekonomian wilayahnya.

Tjokromidjodjo dalam Meidy menjelaskan bahwa Angkatan kerja (labour force) adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) yang bekerja dan tidak bekerja tetapi siap untuk mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja adalah penduduk yang masih bersekolah, ibu rumah tangga dan para penyandang cacat, serta lanjut usia. Kebijakan perluasan kesempatan kerja merupakan suatu kebijakan penting dalam pelaksanaan pembangunan karena salah satu tolok ukur untuk menilai keberhasilan ekonomi suatu negara atau bangsa adalah kesempatan kerja yang diciptakan oleh adanya pembangunan ekomomi. Kesempatan kerja itu merupakan aspek sosial ekonomi yang terpojok. Hal tersebut mempengaruhi produktivitaas sosial terpuruk. Kebijakan-kebijakan dan program-program pembangunan perlu diarahkan untuk perluasan kesempatan kerja.9

(10)

Selain sebagai penyumbang PDB nasional UMKM juga memiliki peran penting sebagai penyerap tenaga kerja UMKM mempunyai karakteristik padat rakyat, yang berarti mempunyai potensi pertumbuhan kesempatan kerja sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat dimasukkan sebagai elemen penting dari kebijkan nasional untuk meningkatkan kesempakatan kerja dan menciptakan pendapat terutama bagi masyarakt miskin. Hal ini juga bisa menjelaskan kenapaa pertumbuhan UMKM menjadi semakin penting di pedesaan di negara yang berkembang, terutama di daerah-daerah dimana sektor pertanian mengalami stignasi atau sudah tidak mampu lagi menyerap pertumbuhan tahunan dari penawaran tenaga kerja di pedesaan. Sesuai teori A. Lewis (suplai tenaga kerja tak terbatas), kondisi kelebihan tenaga kerja di pedesaan akan menciptakan arus migrasi terus-menerus dari pedesaan ke perkotaan. Apabila kegiatan-kegiatan ekonomi perkotaan tidak mampu mneyerap para pendatang tersebut, jumlah pengagguran akan meningkat, dan muncul banyak masalah sosial di perkotaan.

Karena itu, kegiatan-kegiatan nonpertanian dipedesaan, terutama industri, diharapkan bisa berfungsi sebagai sumber penyerapan kelebihan penawaran tenaga kerja sektor pertanian, sehingga bisa membatasi arus migrasi ke perkotaan.10

Kabupaten Jember sendiri merupakan kabupaten yang cukup menciptakan atau kebanyakan dari penduduknya mencari pengjasilam melalui perdagangan salah satunya, oleh sebab itu tingkat UMKM di Kabupaten Jember sendiri lumayan sangat banyak berikut merupakan pertumbuhan UMKM di Kabupaten Jember.

Tabel 1.4

10 Tulus Tambunan, “ Usaha Mikro dan Menengah di Indonesia Isu-Isu Penting” , ( Jakarta : LP3ES,2012), hal 2

(11)

Pertumbuhan UMKM Kabupaten Jember

2019 2020 2021 2022

219 207.943 57.009 57.881

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Jember

Dari tabel 1.4 dapat dilihat bahwa pada dari tahun 2019 smapai 2022 pertumbuhan UMKM di Kabupaten Jember Mengalami kenaikan yang sangat signifikan hal itu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten jember itu sendiri.

Di Kabupaten Jember sendiri Usaha Kecil Mikro dan Menengah mampu menyerap tenaga kerja sebesar 729.926 jiwa, Di Kabupaten Jember Usaha Mikro Kecil dan Menengah berjumlah 181.147 unit di tahun 2012 ( BPS, pendataan UMKM 2012), akan tetapi yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Jember sejumlah 219 unit di tahun 2019 dan meningkat kembali 207.943 unit di tahun 2020. ( Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jember, 2019)

Uraian di atas mengungkapkan bahwa pengembangan dunia usaha di Kabupaten Jember tidak bisa dilepaskan dari peranan dunia usaha yang sudah ada, baik skala kecil maupun skala besar. Jumlah dunia usaha yang semakin banyak dan keberadaannya tersebar luas keseluruh plosok pedesaan, sakilpun distribusinya terkadang ditemui beberapa masalah ataupun kendala. Salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi adalah adanya iklim investasi yang baik ditunjang oleh produktifitas yang tinggi. Setiap pemerintah daerah mempunyai wewenang untuk mengatur pemerintahannya terutama dalam menggali potensi- potensi yang ada di daerah sekitarnya untuk dijadikan sebagai sumber-sumber pendapatan asli daerahnya.11

Kabupaten Jember menjadi salah satu daerah yang menarik dan berpotensi untuk pengembangan dunia usaha. Dikarenakan Kabupaten Jember memiliki

(12)

jumlah UMKM dari tahun-ketahun terus meningkat dan berkembang. Tentunya dengan pertumbuhan jumlah UMKM akan meningkatkan perekonomian yang ada daerah baik individu maupun keseluruhan. Efek domino pertumbuhan UMKM sangat dirasakan dalam membantu pertumbuhan dan pengembangan potensi ekonomi rakyat dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunya ciri khas demokratis kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.12

UMKM sendiri memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas, terutama yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat dan kebanyakan UMKM tersebar keseluruh pelosok-pelosok daerah, sehingga perekonomian masyarakat daerah bisa terus tumbuh.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mngkaji sejauh mana hubungan antara pengaruh yang ditimbulkan oleh jumlah pengangguran dan jumlah UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember. Dimana pertumbuhan UMKM dilakukan dengan cara memberdayakan UMKM yang ada di Kabupaten Jember agar terus tumbuh dan berkembang. Dengan pertumbuhan UMKM diharapkan mampu menyerap pengangguran dan berdampak baik bagi perekonomian daerah.

Pesatnya perkembangan dunia usaha juga diimbangi dengan pertumbuhan UMKM di Jawa Timur yang terus meningkat setiap tahunnya. Namun dalam perkembangan dan pertumbuhannya itu masih banyak masalah dan hambatan yang dihadapi UMKM baik itu hambatan internal maupun hambatan eksternal.

Hambatan internal antara lain yaitu kurangnya permodalan UMKM, yang pada umumnya UMKM merupakan usahan perorangan dan mengandalkan modal sendiri yang jumlahnya terbatas sedangkan pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan administrasi yang tidak dapat dipenuhi oleh pelaku usaha.

Selanjutnya adalah keterbatsan kualitas SDM ysaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan ketrampilannya sangat berpengaruh terhadap manejemen pengelolaan usahanya sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal.

Sedangkan hambatan eksternal yang dihadapi oleh para pelaku UMKM adalah iklim usaha yang belum kondusif. Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepar berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya. Praktek pungutan tidak resmi atau lebih dikenal dengan pungutan liar menjadi salah satu kendala yang dihadapi para pelaku UMKM karena menambah pengeluaran yang tidak sedikit. Implikasi otonomi

12 Hapsari, Hakim, dan Soeaidy, “Pengaruh Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah Kota Batu).”

(13)

daerah, perubahan UU tentang Pemerintah Daerah akan mempunyai implikasi terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah berupa pungutan-pungutan baru yang dikenakan pada UMKM. Sebagian besar produk industri kecil memiliki ciri atau karakteristik sebagai produk-produk dan keajinan-kerajinan dengan ketahanan yang pendek.

Dengan kata lain, produk-produk yang dihasilkan UKM Indonesia mudah rusak dan tidak tahan lama. Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional mapupun internasional. Pasar Bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menuntut UMKM agar lebih inofatif dan memproduksi barang dengan efektif dan efisien tentunya dengan kualitas standart global.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah pengaruh tingkat pengangguran berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember?

2. Apakah pengaruh pertumbuhan UMKM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember?

3. Apakah tingkat pengangguran dan pertumbuhan UMKM secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh tingkat pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi

di Kabupaten Jember.

2. Mengetahui pengaruh tingkat UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember.

3. Mengetahui pengaruh tingkat pengangguran dan pertumbuhan UMKM secara bersama-sama berpengaruh pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

(14)

1. Bagi penulis, dapat mengetahui pengaruh tingkat pengangguran dan pertumbuhan UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember.

2. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi pemerintah, diharapakan penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi pemangku kebijakan sebagai bahan pertimbangan dalam menuntukan kebijakan terhadap pengaruh tingkat pengangguran untuk mengurangi pengangguran dan meningngkatkan pertumbuhan UMKM dan pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Jember.

F.Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian

Menurut arikunto (2010), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian. Bertolak dari pendaptan para ahli di atas maka dapat disimpulan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut dan sifat atau nilai orang, factor, perlakuan terhadap obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelti untuk dipelajari.

Peneltian ini Menggunakan dua variabel yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat), dimana variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atu menghasilkan sebab pada variabel yang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas.

Variabel independen dari penelitian ini adalah tingkat Pengangguran (X1), Pertumbuhan UMKM (X2), kedua variabel tersebut akan mempengaruhi produk domestik regional bruto. Variabel dependen dari penelitian ini adalah Pertumbuhan Ekonomi (Y). Data pertumbuhan ekonomi yang digunakan adalah Pertumbuhan ekonomi menurut Kabupaten/kota (persen).

(15)

2. Indikator Variabel

Setelaj variabel Independen dan dependen dipaparkan, perlu juga dicantumkan indikator sebagai referensi atas variabel yang diamati.

Berikut adalah indikator yang digunakan pada penelitian ini:

Tabel 1.5

Variabel bebas dan terikat

Judul Variabel Indikator

Pengaruh Tingkat Pengangguran dan Pertumbuhan UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Jember

Tingkat Pengangguran (X1)

Jumlah Tenaga Kerja

Pertumbuhan UMKM (X2)

Produk Domestik Bruto(PDB), Ekspor produk UMKM Pertumbuhan Ekonomi

(Y)

Pendapatan Perkapita, Tenaga Kerja dan

Pengangguran, dan Tingkat Inflasi Sumber : penelitian Terdahulu, “data telah diolah pada januari 2023”

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya pemahaman yang tidak tepat dan meluasnya cakupan masalah maka perlu pembatasan pengertian variabel sebagai berikut:

1. Pengangguran ( X1 ) adalah sebuah situasi ketika seseorang tidak memiliki pekerjaan. Pengangguran merupakan golongan dari angkatan kerja yang belum melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang.

2. UMKM ( X2 ) atau yang bisa disebut Usaha Mikro Kecil Menengah adalah Jenis bisnis yang berperan penting meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

3. Pertumbuhan Ekonomi ( Y ) merupakan suatu proses perubahan output suatu negara atau wilayah dalam suatu periode tertentu.

(16)

H. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu N

o

Penulis Judul Persamaan Perbedaan

1 Dedi Junaedi dan Faisal Salistia (2020)

Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Negara- Negara Terdampak

Metode kuantitatif, pengumpulan data, variabel terikat dan analisis data regresi

Objek, Subjek, sampel,

2 Ni Luh Nana Putri Ani dan A.A.N.B

Dwinrandra (2020)

Pengaruh Kinerja Keuangan Daerah pada Pertumbuhan Ekonomi,

Pengangguran, Dan Kemiskinan

Kabupaten atau Kota

Metode kuantitatif, pengumpulan data, variabel terikat dan analisis data regresi

Objek, Subjek, sampel, variabel bebas

3 Linda Tri

Amanat Sari

dan Ladi

Wajuba Perdini Fisabillilah (2021)

Pengaruh Pertumbuhan

UMKM dan Tingkat Pengangguran Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di

Indonesia

Metode kuantitatif, pengumpulan data, variabel terikat dan analisis data regresi

Variabel Terikat

4 Asnah Tul

Ramadani, Junaidi, dan Zulfa Eliza (2020)

Pengaruh Pertumbuhan

UMKM, Inflasi, dan Tingkat

Pengangguran Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di

Indonesia

Metode kuantitatif, pengumpulan data, variabel terikat dan analisis data regresi

Objek, Subjek, sampel, variabel bebas

5 Demak Sinta Buololo (2020)

Analisis Pengaruh Jumlah Unit Usaha, Nilai, Ekspor, dan Pertumbuhan

Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja sektor UMKM di Indonesia Tahun 1998-2018

Metode kuantitatif, pengumpulan data, variable terikat dan analisis data regresi

Objek, Subjek, sampel,

variable bebas dan Variabel terikat

6 Haliza zulva sitepu dan Tuti Anggraini

Pengaruh Pertumbuhan

Pembiayaan UMKM

Metode kuantitatif, pengumpulan data, variabel terikat,

Objek, Subjek, sampel,

(17)

(2022) Terhadap Laba Operasional Bank Umum syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia

analisis data

regresi variabel bebas

dan Variabel terikat

7 Fira Tahlita Salsabila (2022)

Pengaruh Jumlah Unit UMKM dan Jumlah Tenaga

Kerja UMKM

Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di

Indonesia

Metode kuantitatif, pengumpulan data, variabel terikat dan analisis data regresi

Objek, Subjek, sampel, variabel bebas

8 Muhammad

Charis Mahfuddin (2021)

Pengaruh Perkembangan UMKM dan Angka Pengangguran Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Tahun

2014-2019 di

Kabupaten/Kota Terpilih Jawa Timur

Metode kuantitatif, pengumpulan data, variabel terikat dan analisis data regresi

Objek, Subjek, sampel, Variabel bebas

9 Yoyok

Soesatyo dan Zubairi (2021)

Pengaruh Pertumbuhan

UMKM dan

Pengangguran Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Kabupaten Sampang

Metode kuantitatif, pengumpulan data, variabel terikat dan analisis data regresi

Objek, Subjek, sampel, variabel bebas

10 Muchamad Firman Alamsyah (2021)

Pengaruh Tingkat Pengangguran dan Pertumbuhan

UMKM Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

Kabupaten/Kota Terpilih di Jawa Timur

Metode kuantitatif, pengumpulan data, variable bebas dan analisis data regresi

Objek, Subjek, sampel, variable terikat

(18)

2. Kajian Teori

A. Pengangguran

Menurut Amalia pengangguran merupakan keadaan yang keberadaanya tidak terelakan, baik itu dinegara berkembang mamupun negara maju sekalipun. Pengangguran memiliki keterbatasan yang perlu di perhatikan karena pengangguran sangat berpengaruh pada terjadinya masalah kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan dalam masyarakat disebabkan oleh pengangguran.

Angka pengangguran bisa digunakan untuk melihat kesejahteraan masyarakat. Dampak dari pengangguran tidak hanya menjadi beban tersendiri namun juga berdampak pada pemerintah, keluarga maupun lingkungan.

Mankiw berpendapat bahwa, pengangguran adalah masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat. Kebanyakan orang beranggapan bahwa kehilangan pekerjaan merupakan penurunan standar kehidupan dan tekanan pada psikologi, tidak mengejutkan jika pengangguran merupakan topik yang sering dibicarakan dalam perdebatana politik.

Sehingga para politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka ajukan akan membantu menciptakan lapakan pekerjaan yang baru.

Menurut BPS pengangguran adalah penduduk yang telah masuk dalam angkatan kerja tetapi tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, serta sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Meningkatnya pengangguran dapat membuat pertumbuhan ekonomi menurun karena daya bei masyarakat turun, sehingga mengakibatkan kelesuan bagi pengusaha untuk berinvestasi. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa terdapat pengaruh antara pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi. Agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga maka dibutuhkan kebijakan yang tidak hanya berorientasi terhadap pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga pengurangan pengangguran dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan baru. Tenaga kerja dari angkatan kerja yang berkualitas dengan keahlian dan keterampilan yang tinggi sangat diperlukan dalam proses pembangunan untuk dapat meningkatkan produktivitas dan produk nasional serta dapat menyerap perkembangan teknologi dunia secara efektif dan effisien. Untuk itu diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, pelatihan dan penyesuain

(19)

dengan bidang usaha serta lapangan kerja yang ada dan berkembang di negara yang bersangkutan.

Pengangguran merupakan masalah ekonomi makro yang berpangruh langsung bagi standar kehidupan dan tekanan psikologis masyarakat. Sedekimian pentingnya masalah penngangguran sehingga seringkali dijadikan perdebatan politik. Banyak dari politisi menggunakan indeks kesengsaraan, yang merupakan penjumlahan dari inflasi dan tingkat pengangguraan, untuk menghitung sehat tidaknya perekonomian serta kesuksesan atau kegagalan dari kebijakan ekonomi.

B. Tingkat Pengangguran

Jumlah penduduk dalam suatu negara dapat dibedakan menjadi penduduk usia kerja (15-64 tahun), dan bukan usia kerja, yang termasuk kedalam kelompok bukan usia kerja (usia non produktif) yaitu usia 0-14 tahun dan manusia lanjurt usia (manula) yang berusia ≥ 65 tahun. Dari jumlah penduduk usia kerja yang masuk angkatan kerja adalah mereka yang mencarri kerja atau bekerja. Sebagian yang tidak bekerja (dengan berbagai alasan) tidak masuk angakatan kerja. Tidak semua angakatan kerja memperoleh lapangan pekerjaan, mereka inilah yang disebut pengangguran.13

Tingkat pengangguran adalah presentase angkatan kerja yang tidak/belum mendapat pekerjaan. Dalam membicarakan mengenai pengangguran yang selalu diperhatikan bukanlah mengenai jumlah pengangguran, tetapi mengenai tingkat pengangguran yang dinyatakan sebagai presentasi dari angkatan kerja. Membandingkan jumlah pengangguran diantar berbagai negara tindakan ada manfaatnya karena ia tidak akan memberikan gambaran yang tepat tentang perbandingan masalah yang berlaku.

Berdasarkan data BPS, pengangguran untuk lulusan strata satu (S1) pada februari 2015 menjadi 5,34 persen dibanding februari tahun lalu yang hanya 4,31 persen. Begitu juga lulusan diploma mengalami peningkatan pengangguran dari 4,87 persen menjadi 7,49 persen. Serta pengangguran lulusan SMK yang bertambah dari 7,21 persen menjadi 9,05 persen.

Sementara untuk tingkat pendidikan SD,SMP, dan SMA mengalami penurunan masing-masing yakni dari 3,69 persen menjadi 3,61 persen, 7,44 persen menjadi 7,14 persen, dan 9,10 persen menjadi 8,17 persen.14

C. Macam-macam Pengangguran

(20)

Berdasarkan akibat penyebabnya, pengangguran dikelompokan menjadi tiga macam antara lain sebagai berikut.

a. Pengangguran Konjungtur: yaitu pengangguran yang disebabkan adanya gelombang konjungtur yang menyebabkan adanya kemunduran dalam kegiatan ekonomi.15

b. Pengangguran Struktural: yaitu pengangguran dengan keadaan dimana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukam pembuka lapangan kerja.

c. Pengangguran Friksional: yaitu pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembukan lapangan pekerjaan.16

D. Jenis Pengangguran

a. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)

Pengangguran yang disebabkan akibat adanya perubahan musim.

Pengangguran Tersebut banyak terjadi di sektor pertanian, pada saat musim hujan para petani kerap bekerja di sawah namun sebaliknya pada saat paceklik atau kemarau panas matahari sangat terik para petani banyak yang tidak bekerja atau menganggur dan menunggu musim berikutnya.

b. Pengangguran Setengah Menganggur (Under Unemployment) Pengangguran yang terjadi dikarenakan mereka bekerja tidak lebih dari 35jam per minggu dan bukan dalam kesehariannya.

c. Pengangguran Tersembunyi (Disguised Unemployment)

Pengangguran ini terjadi karena perekonomian mengalami kelebihan suplay tenaga kerja, sehingga terdapat pengangguran tidak kentara karena kelebihan tenaga kerja tersebut.

d. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)

Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali, maupun yang sudah pernah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan namun belum memulai untuk bekerja.17

E. Cara Mengatasi Pengangguran a. Pengangguran Friksional.

15 Prof.Dr.Nano Prawoto.S.E.,M.Si, pengantar Ekonomi Makro, (2019), hal 87 16 Muh Abdul Halim,S.E.,M.Si, Edisi 3, Teori Ekonomi Makro, (Jakarta:2018), Hal 83 17 Prof.Dr.Nano Prawoto.S.E.,M.Si, pengantar Ekonomi Makro, (2019), hal 89

(21)

1. Melakukan perombakan regulasi dan brokasi untuk menumbuhkan investasi yang diperlukan untuk membangun industri baru yang lebih baik.

2. Membukan lapangan kerja baru yang dapat menyerap banyak pencari kerja.

3. Menjalankan kembali program transmigrasi agar beberapa sektor industri lama seperti pertanian masih bisa berkembang.

4. Membantu Usaha Kecil Menengah (UKM) dan beberapa sektor industri informal, industri kreatif, dan usaha rumah kecil lain.

b. Pengangguran Konjungtur/Siklikal

1. Dengan meningkatkan ekonomi masyarakat, maka permintaan akan jasa dan barang meningkat karena masyarakat mampu memenuhi kebutuhannya.

2. Memperbanykan proyek yang dapat mendorong daya beli masyarakat. Pemerintah bisa mulai merancang proyek yang akan memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat.

3. Merancang strategi promosi yang baik sehingga masyarakat tertarik untuk mengkonsumsi atau menggunakan barang dan jasa yang dipasarkan.

c. Pengangguran struktural

1. Mebangun protek padat karya yang sesuai dengan keterampilan masyarakat

2. Mengadakan pelatihan agar menganggur tersebut memiliki keterampilan yang dapat digunakan di jenis pekerjaan yang tersedia.

3. Memberikan sosialisasi agar masyarakat paham bahwa menguasai teknologi merupakan kebutuhan pokok dalam bersaing di dunia kerja modern.18

F. Pengangguran Dalam Islam

Dari sudut pandang islam, pengangguran bukanlah tanggungjawab mutlak dari pemerintah karena hal ini termasuk tanggungjawab berbagai pihak termasuk umat islam.

Menurut Qardhaqi pengangguran terbagi menjadi 2 macam : 1. Pengangguran jabariyah

Suatu Pengangguran diaman seorang tidak mempunyai hak sedikitpun meilih status ini dan terpaksa menerimanya.

Pengangguran seperti ini umumnya terjadi karena seorang tidak mempunyai keterampilan, yang sebenarnya bisa

(22)

dipelajari sejak kecil sebagai modal untuk masa depannya atau seseorang telah memiliki keterampilan namun tidak digunakan sedikitpun karena adanya perubahan lingkungan dan perkembangan zaman.

2. Pengangguran Khiyariyah

Seseorang yang memilih untuk menganggur padahal dia pada dasarnya adalah orang yang mampu untuk bekerja, namun pada kenyataannya dia memilih untuk berpangku tangan dan bermalas malasan hingga menjadi beban bagi orang lain. Dia memilih hancur dengan potensi yang dimiliki dibandingkan menggunakannya untuk bekerja. Dia tidak pernah mengusahakan suatu pekerjaan dan mempunyai pribadi yang lemah hingga menjadi sampah masyarakat.

G. UMKM

1. Pengertian UMKM

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) usaha menurut etimologi berarti bekerja sedangkan menurut terminologi berarti kegiatan dengan mengerahkan tenaga (fikiran dan badan) untuk mencapai suatu maksud tertentu.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 mengatur tentang usaha mikro, usaha kecil, dan menengah (UMKM). Undang- undang ini menjelaskan bahwa usaha mikro adalah bisnis produktif, dikelola oleh individu atau badan usaha yang mememnuhi kualifikasi, kriteria, dan standar yang ditetapkan oleh hukum untuk memenuhi syarat sebagai perusahaan tipe mikro. Usaha kecil merupakan bisnis otonom produktif yang dijalankan oleh perorangan atau badan usaha yang dikelola, dan menjadi bagian dari bisnis menengah atau besar yang sesuai dengan standar usaha kecil sesuai dengan didefinisikan dalam undang-undang ini.19

Usaha menengah merupakan suatu bisnis diamana kegiatan tersebut dikelola oleh individu atau badan usaha yang tidak termasuk bagian dari cabang perusahaan yang dikelola baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan usaha besar dan telah sesuai dengan standar usaha menengah sesuai dengan peraturan pada undang-undang tersebut.

Usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah semuanya dapat memperoleh keuntungan dengan memperluas dan menambah manfaat pada pengembangan kawasan daerah atau lokal, pembukaan bisnis dan lapangan kerja baru, serta

19 Fitri salekhah, Taosige Wau, Joko Setyono, “UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia” , hal 71

(23)

pemerataan penghasilan , dan juga pengentasan masyarakat dari kekurangan, ketimpangan, dan juga kemiskinan.

Peningkatan kualiatas UMKM juga merupakan tujuan utama pada pengembangan ekonomi nasional dan keuangan biisnis syariah yang oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) difokuskan dalam empat area, yaitu peningkatan kemampuan dan perluasan dari industri produk-produk yang hala, peningkatan pada kapasitas dan juga kemampuan bidang industri pada bisnis keuangan berbasis syariah, menumbuhkan minat pada keuangan berbasis syariah (mengacu pada tingkat literasi yang masih rendah), dan juga memotivasi penyesuain digital agar meningkatkan kawasan pemasaran ekonomi dan keuangan syariah.

Indonesia mengatur definisi UMKM dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, dalam pasal 1 menyatakan bahwa:

 Usaha Mikro (UMI) adalah usaha produktif milik orang perorangan dana atau badan usaha perorangan yang mememnuhi kriteri UMI.

 Usaha Kecil (UK) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah (UM) atau Usaha Besar (UB) yang memenuhi kriteria sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang tersebut.

 Usaha Menengah (UM) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari UMI, UK dan UB yang memenuhi kriteria UM sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.20

2. Kriteria UMKM

Kriteria dalam undang-undang yang digunakan untuk mendefinisikan UMKM, tercantum dalam pasal 6 ayat berikut;

(24)

kekayaan bersih atau nilai aset, tidak termasuk tanah tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan. Kriteria Usaha Mikro (UMI) adalah Unit Usaha yang memiliki nilai aset lebih dari Rp. 50 juta, atau dengan hasil pejualan tahunan paling besar Rp. 300 juta. Kriteria Usaha Kecil (UK) adalah aset lebih dari Rp. 50 Juta, maksimum Rp.300 juta, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300 juta, maksimum Rp 2.500.000.000,00. Dan kriteria Usaha Menengah (UM) adalah nilai kekayaan bersih lebih dari Rp.500 juta, maksimum Rp.10 milliar, atau meiliki hasil penjualan tahunan di atas Rp 2,5 miliar, maksimum Rp 50 miliar.

Nilai moneter digunakan sebagai kriteria, sejumlah lembaga pemerintah, seperti Departemen perindustrian dan Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk membedakan skala usaha anatara UMI, UK, UM dan UB. Menurut BPS UMI (atau sektor industri manufaktur umum disebut industri rumah tangga) adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap 4 orang. UK memiliki pekerja 5-19 pekerja. UM memiliki pekerja 20-99 pekerja.

Perusahaan-perusahaan dengan jumlah pekerja diatas 99 pekerja masuk kedalama kategori Usaha Besar (UB).21

3. Karakteristik Usaha Mikro dan Menengah (UMKM)

Adapun menurut nayla (2014), karakteristik UMKM antara lain yaitu sebagai berikut:

1. Manajemen bisnis sendiri. UMKM sangat berbeda dengan waralaba, perbedaannya sangat mencolok terletak pada manajemen bisnis. Apabila waralaba memiliki manajemen bisnis yang ditentukan oleh pihak franchisor, maka UMKM tidak memiliki.

Pemilik UMKM memiliki kebebasan untuk bertindak dan mnegambil keputusan sendiri dengan kemajuan usahanya.

2. Modal usaha terbatas. UMKM memilik modal terbatas, karena pada umumnya modal hanya berasal dari pemilik usaha atau bisa jadi sekelompok kecil orang yang ikut menginvestasikan uangnya untuk modal UMKM tersebut.

3. Karyawan kebanayakn dari penduduk lokal. Pada umumnya UMKM mengambil karyawan dari

21 Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Indonesia, Isu-Isu penting.

(jakarta:LP3ES,2012), hal.12

(25)

penduduk lokal dikarenakan pemilik UMKM ingin memberdayakan penduduk lokal agar bisa bekerja secara mandiri di daerah tersebut atau adanya keterbatasan biaya untuk menggaji karyawan yang berasal dari luar daerah.

4. Bersifat usaha keluarga. Maksudnya usaha ini dijalankan dan dikembangkan sendiri oleh oemilik usaha bersama keluarganya. Setelah berkembang cukup besar, pemilik UMKM mempkerjakan penduduk sekitar dengan sistem seperti keluarga.

5. Modal usaha berasal dari kaungan keluarga.

Kabanyakan UMKM tidak mengandalkan modal dari pihak luar, seperti investor atau bank, tetapi dari keuangan keluarga, sehingga memungkinkan tercampurnya keuangan keluarga, sehingga memungkinkan tercampurnya keuangan keluarga dan perusahaan. Modal dari pihak luar hanya dibutuhkan ketika pemilik UMKm ingin mengembangkan usaha tersebut ke luar daerah.

6. Menuntut motivasi tinggi. Untuk memajukan UMKM, pemilik usaha dituntut untuk memiliki motivasi yang tinggi motivasi tersebut meliputi motvasi untuk melakukan promosi secara besar- besaran, membuat situs bisnis, membuat strategis marketing online serta offline, dan sebaginya.

7. Menggunakan teknologi sederhana dalam proses produksi. Pada umumnya UMKM masih menggunakan teknologi sederhana dalam proses produksinya. Teknologi sederhana yang dimaksud disini adalah masih mengunakan alat tradional belum terlalu canggih.22

4. Klasifikasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Berdasarkan perkembangannya, UMKM di indonesia dapat dibedakan dalam 4 macam, yaitu sebagai berikut:

a. Livelihood Activities, Yaitu UMKM yang dimanfaatkan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Misalnya adalah pedagang kaki lima.

b. Micro Enterprise, yaitu UMKM yang punya sifat pengrajin namun belum punya sifat kewirausahaan.

(26)

c. Small Dynamic Enterprise, yaitu UMKM yang telah memiliki jiwa enterpreneurship dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor

d. Fast Moving Enterprise, yaitu UMKM yang punya jiwa kewirausahaan dan akan bertransformasi menjadi sebuah Usaha Besar (UB).

5. Profil UMKM di Indonesia

Profil dan karakteristik UKM yang ada di Indonesia dapat ditinjau dari beberapa aspek antara lain permodalan, skala usaha,macam usaha, tingkat pendidikan pengusaha maupun karyawan, profil UKM ini kita lihat dan bahas satu per satu.

Dilihat dari macam usaha UKM jenis usaha Ukm terbanyak bergerak pada bidang oerdagangan besar dan eceran. Kegiatan ini banyak digeluti karena mudah melakukan, tidak membutuhkan modal yang besar, tidak memerlukan tempat khusus dan tidak memerlukan administrasi pengurusan usaha.

UKM yang paling sedikit, bergerak pada bidang usaha listrik dan air bersih, ini disebabkan untuk usaha tersebut biasanya telah dilakukan oleh pemerintah daerah, karena bidang usaha tersebut memerlukan ketrampilan, permodalan dan peraturan khusus yang lebih besar rumit dibandingkan kegiatan perdagangan. Di indonesia, UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam pengentasan kemiskinan. UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi oasca krisis ekonomi.

Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciotakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran.23 6. Peran Penting UMKM

Usaha Mikro Berperan penting untuk membangun perekonomian negara terkhusunya terhadap ekonomi masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terlebih masa yang akan mendatang. Dalam hal ini peran usaha mikro sangat besar terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian di indonesia. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah eksistensinya

23 Sony Hendra Permana, “STRATEGI PENINGKATAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) DI INDONESIA” 8, no. 1 (2017).

(27)

telah terbukti mampu dalam perekonomian di indonesia dalam berbagai keadaan.

Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) menurut Departemen Koperasi (2005) mempunyai peran yang penting, yaitu:

a. Kedudukanya sebagai pemain utama daam kegiatan ekonomi di berbagai sektor

b. Penyedia lapangan kerja yang terbesar

c. Pemain penting dalam pengembangan kegaiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat

d. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi

e. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

Sudah terbukti bahwa keberadaan UMKM memegang Peranan yang sangat penting dalam memajukan pertumbuhan Perekonomian suatu negara.

Berdasarkan data dari kementerian koperasi dan UKM pada tahun 2017 menunjukkan para pelaku UMKM menyumbang devisa negara dari angkanya sangat tinggi, yaitu mencapai Rp 88,45 milliar. Angka ini jika dibandingkan tahun 2016 hingga mencapai delapa kali lipat. Peran penting UMKm mampu menumbuhkan perekonomian baik di kota-kota besar maupuan di pedesaan. Berikut peran penting UMKM, yaitu:

a. Memberikan pelayanan ekonomi secara luas

b. Meningkatkan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi melalui proses pemerataan pendapat untuk mewujudkan stabilitas nasional

c. Krisis moneter 1998, krisis 2008-2009, 96% UMKM tetap bertahan.

UMKM apabila dibanding dengan usaha yang berskala lebih besar, mempunyai tingkat flesksibiltas yang tinggi, sehingga UMKM perlu didukung oleh informasi akurat dan mendapat perhatian khusus agar mendapatkan jaringan pasar yang luas sehingga perkembangan pelaku usaha kecil menengah dapat berkembang dan mampu bersaing. 24

7. Penghambat dan Permasalahan UMKM

(28)

Perkembangan UMKM di negara sedang berkembang secara umum dihalangi oleh banyak hambatan. Intensitas hambatan berbeda antara satu daerah dan daerah lain, anatara pedesaan dan perkotaan, antara sektor, dan antara sesama perusahaan. Berikut adalah kekuatan dan hambatan dalam UMKM yaitu:

Kekuatan:

 Kebebasan untuk bertindak

 Menyesuaikan kepada kebutuhan seteempat

 Peran serta dalam melakukan usaha/tindakan Kelemahan:

 Modal dalam pengembangan terbatas.

 Sulit untuk mendapat karyawan.

 Relatif lemah dalam spesialisasi.

Segala usaha bisnis dijalankan dengan azas manfaat, yaitu bisnis harus dapat memberikan manfaat tidak saja secara ekonomi dalam bentuk laba usaha, tetapi juga kelangsungan usaha. Beberapa faktor penentu keberhasilam usaha adalah:25

1. Kemampuan mengembangkan dan

mengimplementasikan rencana perusahaan, baik jangka pndek maupun panjang

2. Kapabilitas dan kompetensi manajemen

3. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan modal untuk menjalankan usaha.

Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM), antara lain meliputi:

A. Faktor Internal 1. Modal

Kurangnya permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengmbangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UMKM, oleh karena pada umumnya usaha mikro kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang siafatnya tertutup yang mengandalkan pada modal dari si pemilik yang

25 Sanata Prayojana, Asdarina, “Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia”, Jurnal Pendidikan Mutiara, Vol.6 No. 1 Maret 2021

(29)

jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan yang lain terkendala secara administratif dan teknis yang diminta oleh pihak bank atau lembaga tsb.

2. Sumber Daya Manusia (SDM) dan manajemen Sumber daya manusia merupakan titik sentral yang sangat penting untuk maju dan berkembang, sebagian besar usaha mikro dan usaha kecil tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan SDM usaha mikro dan kecil baik dari segi pendidikan formal maupuan pengetahuan dan keterampilannya sangaat berpengaruh terhadap manajemen pngelolaan usahanya, sehingga usaha tersbut sulit untuk berkembang dengan optimal.

Di samping itu dengan keterbatasan SDM nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya.

3. Teknologi

Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar usaha kecil yang pada umunya merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, oleh karena produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai jaringan yang sudah solid serta didukung dengan teknologi yang dapat menjakau internasional dan promosi yang baik.

Sebagian besar UMKM masih diharapkan pada kendala dalam informasi yang terbatas dan kemampuan akses ke sumber teknologi.

B. Faktor Eksternal

1. Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif

Kebijaksanaan pemerintah untuk menumbuh kembangkan usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM), meskipun dari tahun ke tahun terus disempurnakan, namun disarankan belum sepenuhnya kondusif. Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusaha-

(30)

Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka mikiki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan.

3. Implikasi Otonomi Daerah

Dengan berlakunya Undang-undang no.22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, kewenangan daerah mempunyai otonomi untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat. Perubahan sistem ini akan mengalami implikasi terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah berupa pungutan-pungutan baru yang dikenakan pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka akan menurunkan daya saing Usaha Mikro Kecil, dan Menengah.

4. Implikasi Perdagangan Bebas

Sebagaimana diketahui bahwa AFTA yang mulai berlaku pada Tahun 2003 dan APEC Tahun 2020 yang berimplikasi luas terhadap UMKM untuk bersaing dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau tidak mau UMKM dituntut untuk melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan frekuensi pasar global dengan standar kualitas seperti isu kualitas (ISO 9000), isu lingkungan (ISO 14.000) dan isu Hak Asasi Manusia. (HAM) serta isu ketenagakerjaan. Isu ini sering digunakan secara tidak fair oleh Negara maju sebagai hambatan (Non Tarif Barrier for Trade). Untuk itu maka UMKM perlu mempersiapkan agar agar mampu bersaing baik secara keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

5. Keterbatasan Akses Pasar

UMKM seringkali mengalami masalah terkait kalah saing dalam hal pemasaran produk, baik dalam pasar dalam negeri pada produk-produk yang sama buatan dari perusahaan besar dan impor, maupun di pasar luar negeri/ekspor.

8. Upaya untuk Pengembangan UMKM

Pengembangan UMKM pada hakikatnya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

(31)

Dengan mencermati permasalahn yang dihadapi oleh UMKM, maka selanjutnya perlu adanya upaya seperti sebagai berikut:26

1. Penciptaan Iklam Usaha yang Kondusif

Pemerintah Perlu mengupayakan tercipatanya iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan ketentramana dan keamana berusaha serta penyerderhanaan prosedur perizinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.

2. Bantuan Permodalan Pemerintah

Bantuan permodalan pemerintah perlu memperluas skim kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UMKM, untuk membantu peningkatkan permodalannya, baik itu melalui sector jasa financial informasi, skema penjamin, leasing dana modal ventura.

3. Perlindungan Usaha Jenis-Jenis Usaha tertentu

Perlindungan Usaha jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatakan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan (win-win solution).

4. Pengembangan kemitraan

Pengembangan kemitraan perlu dikembangkan, kemitraan yang saling membantu antara UMKM, atau antara UMKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun luar negeri, untuk mengindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Di samping itu juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian UMKm akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.

5. Pelatihan Pemerintah

Pelatihan pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UMKM baik dalam aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam pengembangan usaha. Di samping itu juga perlu diberi

(32)

kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.

6. Membentuk Lembaga Khusus

Membentuk lembaga khusus perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penumbuh kembangan UMKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh UMKM.

9. Usaha Mikro Kecil Menengah Menurut Pandangan Islam Melakukan usaha atau berbisnis adalah hal yang tentu dihalalkan. Nabi Muhammad pada awalnya adalah seorang pedagang atau wiraswasta dan juga kita dapat melihat ada sangat banyak sekali sahabat-sahabat Nabi di zaman dulu merupakan para pengusaha sukses dan memiliki sumber modal yang sangat besar.

Manusia diciptakan oleh Allah sejatinya adalah untuk menjadi seorang khalifah fil Ard di muka bumi. Menjalankan hal tersebut tentu saja membutuhkan usaha yang keras dari manusia. Usaha tersebut tentu dalam hal mengelola semua yang telah Allah titipkan. Usaha di zaman saat ini biasa disebut dengan berbisnis atau berwirausaha.

UMKM merupakan salah satu kegiatan dari usaha manusia untuk mempertahankan hidupnya dan beribadah, menuju kesejahteraan sosial. Perintah ini berlaku kepada semua orang tanpa membeda-bedakan pangkat, status dan jabatan seseorang. Allah berfirman dalam Al-Qur‟an Surah At- Taubah (14).

Surat tersebut menjelaskan bahwa Allah dan Rasulnya memerintahkan kepada umatnya untuk bekerja, bahwa setiap pekerjaan manusia akan terus dilihat oleh Allah dan Rasulnya sebagai amalan yang akan dipertanggung jawab pada akhir zaman.

10. Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam kesejahteraan Masyarakat

Usaha mikro berperan penting untuk membangun perekonomian negara terkhusunya terhadap ekonomi masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terlebih masa yang akan mendatang. Dalam hal ini peran usaha mikro sangat besar terhadap kegiatan ekonomi masyarakat, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai

(33)

peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menurut Departemen Koperasi (2005) mempunyai peran yang penting, yaitu: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Sudah terbukti bahwa keberadaan Usaha Kecil dan Menengah memegang peranan yang sangat penting dalam memajukan pertumbuhan perekonomian suatu negara.

Seperti yang terjadi di negara kita, sejak badai krisis ekonomi melada yang terjadi pada tahun 1996, usaha kecil menengah keberadaannya hingga sekarang keberadaannya masih banyak dan mampu bertahan dan bahkan lebih berkembang. Meskipun saat terjadi krisis ekonomi mereka juga merasakan dampaknya dan sempat goyang, namun dengan adanya semangat dan jiwa kewirausahaan yang kuat secara perlahan-lahan mereka mampu bangkit dari keterpurukan serta bermanfaat bagi masyarakat maupun negara. Peran Usaha mikro, kecil, dan menengan (UMKM) sangat penting dalam memajukan perekonomian masyarakat indonesia. Sehingga pemerintah indonesia juga memandang pentingnya keberadaan dari para pelaku UMKM.

Terbukti, UMKM bersama dengan Koperasi yang telah diwadahi secara khusus di bawah naungan Kementerian Koperasi dan UMKM. Sebagai wujud perhatian khusus yang tinggi diberikan oleh pemerintah kepada para pengusaha UMKM tersebut sebagai penyangga ekonomi rakyat kecil.

Apalagi, keberadaan UMKM secara langsung mampu memberikan dampak terhadap peningkatan kehidupan masyarakat bawah. Ada 3 alasaan utama suatu negara harus mendorong usaha kecil supaya terus berkembang yang pertama karena pada umumnya usaha kecil cenderung mampu menyerap dan menghasilkan tenaga kerja yang memiliki tingkat produktifitas kinerja. Kedua, dengan adanya investasi dan penerapan penggunaan teknologi seringkali mampu mencapai peningkatan produktivitasnya. Dan alasan yang

(34)

terakhir, usaha kecil ternyata memiliki tingkat fleksibiltas yang lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan besar.27

H. Pertumbuhan Ekonomi

1. Definisi dan Teori Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi atau economic dalam banyak literartur ekonomi disebutkan berasal dari Bahasa Yunani yaitu kata Oikos atau Oiku dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga. Tentu saja dalam perkembangan rumah tanggabukan hanya satu keluarga akan tetapi rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa, negara dan dunia. Secara umum, juga dapat dikatakan bahwa ekonomi merupakan sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.

Dengan demikian ekonomi merupakan suatu cabang ilmu yang membahas tentang kebutuhan manusia untuk memenuhi kehidupan. Dalam memenuhi kehidupan, ada berbagai aspek yang di tinjau seperti produksi, distribusi serta pemakaian terhadap barang tersebut. Hal ini di lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam mencari keuntungan serta untuk memperoleh kekuasaan dalam membantu sesama manusia.

Pertumbuhan ekonomi adalah sebuha perubahan yang terjadi terhadap kondisi perekonomian suatu negara atau daerah secara bertahap dan berkesinambungan untuk menuju keadaan yang semakin membaik dalam kurun waktu/period tertentu.

Perubahan yang dimaksud disini adalah pada segi produksi barang dan jasa yang mana mengalami perkembangan baik dari sisi jumlah produksi dan segi penjualan (input-output).28

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku pada suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, berkembangnya infrastruktur, bertambahnya jumlah sekolah, bertambahnya sektor jasa dan bertambahnya produksi barang modal.29 Pertumbuhan ekonomi menunjukkan

27 Kadeni Srijani Ninik, “Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat,” EQUILIBRIUM : Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Pembelajarannya 8, no. 2 (27 Juli 2020): 191, https://doi.org/10.25273/equilibrium.v8i2.7118.

28 Sadono Sukirno, Makroekonomi: Teroi Pengantar, edisi Ketiga, (Jakarta:RAJAWALI PERS,2016),hlm.423.

29 Sadono Sukirno , Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta:Rajawali, 2015), hal. 423

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini akan melihat seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, pendidikan, dan kesehatan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur pada tahun

Hal ini dapat disebabkan oleh salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk tidak berpengaruh positif dan memberikan pengaruh yang negatif, hal ini bisa

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kesimpulan yang di dapat dari penelitian tentang pengaruh pertumbuhan UMKM kabupaten sidoarjo terhadap tingkat

Berdasarkan tabel uji F untuk menguji secara serentak pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, keempat variabel yaitu, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan

(2020), dampak pandemi COVID-19 akan memperburuk ekonomi Indonesia, bahkan pertumbuhan ekonomi diprediksi bakal tumbuh hanya sebesar 2,5 persen bahkan bisa mencapai 0

Pengaruh Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran, Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kelompok Sektor dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Disagregasi data inflasi dan pertumbuhan dilakukan

Pengangguran di Indonesia harus segera diatasi karena sangat mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Dampak pengangguran menyebar ke semua sektor

Inflasi dipandang sebagai salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara, ada berbagai pandangan mengenai dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi