• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengawasan pemerintah daerah dalam pengelolaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengawasan pemerintah daerah dalam pengelolaan"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengawasan terhadap pengelolaan dan konservasi hutan lindung di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Pengawasan Pemerintah Daerah Terhadap Pengelolaan dan Pelestarian Hutan Lindung di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.”

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Jenis-Jenis Pengawasan

Pengawasan preventif merupakan pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Melakukan supervisi dapat dilakukan dengan teknik monitoring, Soelitriyo (2016:11) menggunakan teknik monitoring dengan dua cara untuk memastikan pegawai mengubah tindakan/sikap yang dilakukannya dalam bekerja, yaitu dengan melakukan pengawasan langsung (direct control) dan pengawasan tidak langsung (indirect control). pengendalian) Pengawasan langsung diartikan sebagai teknik pemantauan yang dirancang untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyimpangan rencana.

Konsep Pemerintah Daerah

Untuk mengetahui apakah pengeluaran anggaran yang ditetapkan dalam rencana sudah tepat sasaran dan sesuai dengan rencana. Untuk mengetahui apakah kontraktor sudah sesuai dengan program (fase level eksekusi) sesuai yang ditentukan dalam perencanaan atau belum.

Konsep Pengelolaan Hutan

Pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat yang optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat secara berkeadilan. Pemanfaatan hutan lindung dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, dan pemungutan hasil hutan bukan kayu. Pemanfaatan hutan produksi dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu.

Pemanfaatan hutan secara produktif dilakukan dengan pemberian izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu, izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, dan izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu. pemungutan hasil hutan kayu dan pemungutan hasil hutan bukan kayu. izin usaha. Setiap pemegang izin usaha kehutanan wajib membayar biaya izin usaha, biaya retribusi, dana penghijauan, dan dana jaminan kinerja.

Konsep Pelestarian Hutan

Penggunaan kawasan hutan untuk keperluan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan pada kawasan hutan produksi dan hutan lindung. Hutan lindung adalah hutan yang wajib dikembangkan dan dipelihara sebagai tutupan vegetasi permanen untuk keperluan hidrologis, yaitu mengatur pengelolaan air, mencegah banjir dan erosi, menjaga kelestarian dan kesuburan tanah, baik di kawasan hutan yang bersangkutan maupun di kawasan sekitarnya. Hutan konservasi adalah hutan yang terpelihara karena adanya keanekaragaman jenis plasma nutfah dan tempat hidup dan hidup satwa tertentu.

Hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan untuk produksi kayu hutan yang dapat dimanfaatkan secara terbatas melalui penebangan selektif. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan bagi perluasan, pembangunan wilayah, misalnya relokasi lahan pertanian dan perkebunan, kawasan industri dan pemukiman, dan lain-lain.

Konsep Hutan Lindung

Perlindungan hasil hutan dilakukan untuk mencegah pemanfaatan hutan lindung secara berlebihan dan/atau tidak sah melalui perlindungan hutan yang dilakukan melalui kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. Pemanfaatan hutan lindung dan penggunaan kawasan hutan hanya dapat dilakukan apabila telah diperoleh izin dari pejabat yang berwenang, sehingga pemanfaatan kawasan hutan lindung dapat tetap dipertahankan. Fungsi pengawasan dan pelestarian hutan lindung yang dimaksud hendaknya dilaksanakan oleh masing-masing instansi pemerintah yang bertanggung jawab.

Pemanfaatan hutan lindung dapat berupa pemanfaatan permukaan, pemanfaatan jasa lingkungan, dan pemungutan hasil hutan bukan kayu.Pemanfaatan hutan lindung dilakukan melalui pemberian izin pemungutan permukaan, izin usaha pemanfaatan hutan lindung, dan pemanfaatan hutan lindung. pemanfaatan jasa lingkungan dan izin no. -Pemungutan hasil hutan kayu Eksploitasi hutan dan eksploitasi permukaan hutan hanya dapat dilakukan. Oleh karena itu, para pembalak liar tidak bisa leluasa menebang pohon di kawasan hutan lindung, harus memiliki izin dari Dinas Kehutanan atau Polisi Kehutanan karena merupakan kawasan hutan lindung.

Kerangka Pikir

Fokus Penelitian

Deskripsi Fokus Penelitian

Inspeksi yang dilakukan BUMDes Ganting dalam pengelolaan dan konservasi hutan lindung di Desa Labbo melibatkan masyarakat setempat untuk melakukan patroli hutan secara rutin, menelusuri interior hutan untuk memastikan vegetasi hutan dan fungsi hutan tetap terjaga dengan baik. Sumber daya manusia merupakan masyarakat yang ikut serta dalam pemantauan hutan lindung di Desa Labbo. Sarana dan prasarana merupakan sarana utama dalam pengawasan pengelolaan dan konservasi hutan lindung seperti

Lokasi penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Bantaeng di kawasan hutan lindung Desa Labbo Kecamatan Tompobulu untuk mengetahui bagaimana pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dan konservasi hutan lindung. Alasan lain dipilihnya lokasi penelitian adalah kurangnya pengawasan terhadap pengelolaan dan konservasi hutan lindung di Kabupaten Bantaeng, khususnya di Desa Labbo, Kecamatan Tompobulu.

Jenis Penelitian dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Sumber Data

InformanPenelitian Tabel Informan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Analisis data merupakan tahap selanjutnya dari pengolahan data, dimana data diperoleh, diolah dan digunakan untuk menyimpulkan permasalahan yang timbul dalam pengumpulan hasil penelitian. Mereduksi data berarti merangkum, memilih yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, mencari tema dan pola. Dengan cara ini, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti mengumpulkan data lebih lanjut dan menemukannya bila diperlukan.

Kebsahan data

Perkembangan Hutan Desa Labbo Keadaan Umum Areal Hutan Desa

Desa Labbo memiliki kawasan hutan lindung seluas 342 ha dan telah mendapat Surat Keputusan Penetapan Hutan dari Kementerian Kehutanan dan Surat Keputusan pengesahan RKHD dari Gubernur. Jenis tumbuhan berupa rotan terletak di kawasan barat laut dan barat daya hutan desa dengan luas 93,3822 ha, banga mempunyai luas 6,0719 ha, anggrek tanah dan bunga doa mempunyai luas masing-masing 0,089 Ha dan 0,3477 Ha. Letaknya di daerah perbatasan antara Desa Labbo dan Patteneteang. Recof TC bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin yang melakukan pendampingan masyarakat desa Labbo dalam proses pengusulan, penguatan kapasitas kelembagaan hingga terbitnya HPHD, pada tahun 2009-2011.

CIFOR, bersama dengan Program Balang, melakukan penelitian aksi partisipatif mengenai tata kelola hutan yang baik di desa Labbo selama tiga tahun mulai Juni 2012 hingga 2015. Pengawasan pemerintah daerah terhadap pengelolaan dan konservasi hutan lindung di Desa Labbo, Kecamatan Tompobulu, hutan lindung di Desa Labbo, Kecamatan Tompobulu, kabupaten.

Pengawasan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan dan Pelestarian Hutan Lindung Di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Hutan Lindung Di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Pemantauan

Dengan adanya unit usaha Hutan Desa ini, baik BUMDes maupun masyarakat sekitar hutan dapat saling mengambil manfaat. Dengan program hutan desa ini, pengelolaan dan konservasi hutan diserahkan sepenuhnya oleh BUMDes Ganting yang bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat, pemantauan hutan lindung dilakukan bekerjasama dengan BUMDes Ganting oleh unit usaha hutan desa.

Bentuk pengawasan yang dilakukan BUMDes Ganting dalam memantau pengelolaan dan konservasi hutan lindung berdasarkan Rencana Kerja Hutan Desa (RKHD) dan Rencana Tahunan Hutan Desa (RTHD), yaitu dengan melibatkan masyarakat sekitar hutan hingga Unit Usaha Hutan Desa untuk membentuk. Kemudian bentuk pengawasan yang dilakukan Pemerintah Daerah terhadap pengelolaan dan pelestarian hutan lindung yang berada dalam wilayah administratif Desa Labbo, dengan melihat kinerja BUMDes Ganting dalam Rencana Kerja Hutan Desa (RKHD), Hutan Desa Rencana Tahunan (RTHD), Peraturan Desa Labbo dan Pedoman Pengelolaan BUMDes Desa Ganting Labbo.

Pemeriksaan

Akibat dari penjelasan Ketua KPH di atas, pemeriksaan hutan lindung diserahkan sepenuhnya kepada BUMDes Ganting dan masyarakat setempat. Berdasarkan hasil wawancara Polisi Hutan pada peninjauan hutan lindung di wilayah administrasi Desa Labbo adalah. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar kawasan hutan di Desa Labbo, setiap kegiatan pemeriksaan hutan lindung di Desa Labbo selalu melibatkan dan mengikutsertakan masyarakat yang berada di kawasan hutan lindung BUMDes Ganting.

“Melibatkan masyarakat sekitar hutan untuk ikut serta dalam pelaksanaan peninjauan hutan oleh BUMDes Ganting, hal ini akan menjamin hutan lindung di desa Labbo tetap terjaga vegetasinya,” (Hasil wawancara SN, 25 Oktober 2017). Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat desa Labbo mengenai keikutsertaan masyarakat sekitar hutan dalam melakukan peninjauan terhadap hutan lindung maka kelestariannya akan tetap terjaga.

Penilaian

Karena ditangani langsung oleh BUMDes Ganting dan masyarakat setempat, hutan di desa Labbo hingga saat ini masih terjaga vegetasinya. Saya mengapresiasi keberhasilan BUMDes Ganting dalam pengelolaan dan konservasi hutan lindung di desa Labbo tidak lepas dari keterlibatan banyak pihak. Sehingga hutan lindung di desa Labbo menjadi hutan percontohan di Kabupaten Bantaeng dengan pengelolaan hutan yang baik.

Dalam hal partisipasi masyarakat dalam berkontribusi langsung terhadap pengelolaan dan konservasi hutan lindung di Desa Labbo, hal ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerja sama yang baik antara BUMD dan masyarakat dalam melakukan pengawasan pengelolaan dan konservasi hutan lindung di desa Labbo.

Kendala-kendala yang mempengaruhi pengawasan terhadap pengelolaan dan pelestarian hutan lindung

Sumber Daya Manusia (SDM)

Penilaian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis dan menginterpretasikan data atau kondisi untuk mengetahui tingkat kemajuan dan keberhasilan BUMDes Ganting dan masyarakat setempat dalam memantau pengelolaan dan konservasi hutan lindung di Desa Labbo. Berdasarkan hasil wawancara dengan Direktur BUMDes Desa Ganting Labbo mengenai kendala yang dihadapi dalam pengawasan pengelolaan dan pelestarian hutan lindung, kendala yang ditemukan di lapangan adalah keterbukaan masyarakat, dimana masih adanya mental masyarakat yang cenderung tertutup dalam hal memberikan informasi. Terkait dengan kebakaran hutan lindung yang terjadi dua tahun lalu di kawasan hutan lindung Desa Labbo, kami di BUMDes Ganting bersama masyarakat telah melakukan konservasi hutan dengan cara menghijaukan lahan yang gundul akibat kebakaran hutan dan menimbulkan gelombang dengan tujuan untuk mengurangi erosi tanah. . disebabkan oleh air hujan".

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala BUMDes Desa Ganting Labbo, jenis konservasi hutan lindung yang dilakukan adalah dengan melakukan reboisasi atau penanaman kembali pohon pada lahan yang mengalami deforestasi akibat kebakaran hutan 2 tahun yang lalu. Terkait dengan masih kurangnya keterbukaan sebagian kecil masyarakat terhadap hutan lindung, hal ini menjadi kendala yang cukup berat untuk dihadapi oleh BUMD Ganting.

Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil wawancara masyarakat mengenai kendala yang dihadapi dalam pemantauan pengelolaan dan konservasi hutan lindung, kendala tersebut adalah jarak dan medan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Direktur BUMDes Desa Ganting Labbo mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengawal pengelolaan dan konservasi hutan lindung khususnya jarak dan medan. Berbagai kendala yang diungkapkan BUMDes Ganting dan masyarakat lokal dalam melakukan pengawasan pengelolaan dan konservasi hutan lindung di Desa Labbo antara lain adalah jarak dan medan.

Berdasarkan hasil wawancara BUMDes Ganting mengenai solusi atau cara mengatasi kendala yang ditemukan di lapangan mengenai pengawasan pengelolaan dan konservasi hutan lindung di desa Labbo, mengatasi kendala tersebut yaitu dengan melakukan banyak kontak dengan masyarakat dan kemudian pelibatan masyarakat dalam perencanaan, agar hutan tersebut dapat dimanfaatkan, hutan itu. Kendala yang dihadapi dalam pemantauan pengelolaan hutan lindung dan konservasi di desa Labbo adalah (a) Sumber Daya Manusia, dimana masih adanya mentalitas masyarakat yang cenderung tertutup dalam memberikan informasi dan ingin memanfaatkan hutan secara pribadi.

Saran

2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Bantaeng Pasal 7 tentang Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Bantaeng meliputi: penguatan dan pemulihan fungsi kawasan lindung yang meliputi hutan lindung.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara (interview), observasi, dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik