• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan dan Tata Laksana Pengawasan Limbah Cair dan Udara di Pemukiman

N/A
N/A
Nimas Elok Cahyaning

Academic year: 2024

Membagikan "Pengawasan dan Tata Laksana Pengawasan Limbah Cair dan Udara di Pemukiman"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SANITASI PEMUKIMAN

PENGAWASAN DAN TATA LAKSANA PENGAWASAN LIMBAH CAIR DAN UDARA DI PEMUKIMAN

Dosen Pengampu : Narwati, S.Si., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok B D3 Sanitasi 4B

PROGRAM STUDI SANITASI PROGRAM DIPLOMA TIGA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah Sanitasi Pemukiman yang berjudul “PENGAWASAN DAN TATA LAKSANA PENGAWASAN LIMBAH CAIR DAN UDARA DI PEMUKIMAN”. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Narwati, S.Si., M.Kes selaku dosen pembimbing serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 26 March 2024

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan...3

1.3 Manfaat...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

2.1 Pengawasan Air Limbah...4

2.1.1 Sanitasi dan Air limbah...4

2.1.2 Parameter Air Limbah...5

2.1.3 Pengendalian Kualitas Air Limbah...6

2.1.4 Penyakit Akibat Limbah Cair di Pemukiman...7

2.1.5 Metode Pengawasan dan Pemantauan Air Limbah...8

2.2 Pengawasan Udara...9

2.2.1 Sanitasi dan Udara...9

2.2.2 Parameter dan pengawasan Udara serta sanitasi rumah...10

2.2.3 Pengawasan Kualitas Udara di Pemukiman...12

2.2.4 Penyakit akibat kualitas udara di rumah...13

2.2.5 Pengendalian kualitas udara pemukiman...15

BAB III PENUTUP...19

3.1 Kesimpulan...19

3.2 Saran...19

BAB 4 LAMPIRAN SOAL...20

(4)

4.1 SOAL PERTEMUAN 13 PENGAWASAN LIMBAH CAIR DI PEMUKIMAN...20 4.2 SOAL PERTEMUAN 14 PENGAWASAN UDARA DI PEMUKIMAN...29 DAFTAR PUSTAKA...39

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Udara adalah campuran berbagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau (seperti oksigen dan nitrogen) yang memenuhi ruang di atas bumi seperti yang kita hirup apabila kita bernapas. Udara adalah campuran dari berbagai gas secara mekanis dan bukan merupakan senyawa kimia. Udara merupakan komponen yang membentuk atmosfer bumi, yang membentuk zona kehidupan pada permukaan bumi. Udara terdiri Dari berbagai gas dalam kadar yang tetap pada permukaan bumi, kecuali gas metana, Ammonia, hidrogen sulfida, karbon monoksida dan nitrooksida mempunyai kadar Yang berbeda-beda tergantung daerah/lokasi. Umumnya konsentrasi metana, Ammonia, hidrogen sulfida, karbon monoksida dan nitrooksida sangat tinggi di areal rawa-Rawa atau industri kimia.(Gabriel, 2001). Udara terdiri dari 3 unsur utama, yaitu Udara kering uap air, dan aerosol . Kandungan udara kering adalah 78% Nitrogen, 20% Oksigen, 0,93% Argon, 0,03% Karbon Dioksida, 0,003% gas-gas lain (Neon, Helium, Metana, Kripton, Hidrogen, Xenon, Ozon, Radon).

Uap air yang ada pada udara Berasal dari evaporasi (penguapan) pada laut, sungai, danau, dan tempat berair Lainnya. Aerosol adalah benda berukuran kecil, seperti garam, karbon, sulfat, nitrat, Kalium, kalsium, serta partikel dari gunung berapi.Udara juga merupakan atmosfer yang Berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan manusia di Dunia ini. Dalam udara karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun, Ozon untuk menahan sinar ultraviolet, untuk manusia udara sangatlah penting karena Udara terdapat oksigen untuk bernafas dimana fungsi oksigen yang dihirup oleh Manusia yaitu membantu mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

Salah satu sasaran pembangunan kesehatan adalah lingkungan sehattermasuk Lingkungan rumah sakit. Rumah Sakit adalah sarana pelayanan kesehatan, tempat Berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapatmenjadi tempat penular penyakit (penderita TB, BTA positif, hepatitis,Pnuemonia, kulit) memungkinan besar sebagai Penyebab Infeksi Silangantara penderita dengan petugas, penderita dengan

(6)

pengunjung (Kiki, 2012).Kesehatan lingkungan rumah sakit upaya penyehatan udara yang Dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengawasan kualitas Udara(KepMenKesNo.1204/MENKES/SK/X/2004).

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1335/Menkes/Sk/X/2002menyatakan bahwa kualitas udara ruang rumah sakit yang tidak Memenuhi persyaratan kesehatan dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap Pasien, tenaga yang bekerja di rumah sakit maupun pengunjung rumah sakit.Untuk Mewujudkan rumah sakit yang aman, nyaman dan sehat, perlu dilakukan pemantauan Kualitas udara secara rutin yang telah ditetapkanstandar operasional prosedur pengambilan Dan pengukuran sampel kualitasudara ruangan rumah sakit dengan Keputusan Menteri Kesehatan.

Dengan pesatnya pertumbuhan penduduk di perkotaan, hal ini akan memberikan dampak negatif yang sangat serius terhadap penurunan kualitas lingkungan. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan konsumsi air, yang akan mempengaruhi jumlah air limbah.

Pembuangan air limbah tanpa proses pengolahan mencemari sumber baku air minum, baik air permukaan (sungai, danau) maupun air tanah. Sarana dan prasarana pengolahan air limbah (sewerage system) di kota-kota besar masih sangat terbatas. Air limbah perumahan dapat diolah dengan sistem pengolahan di tempat (on-site treatment) atau sistem pengolahan terpusat (off-site treatment). Secara umum, banyak kota di Indonesia yang masih belum memiliki sistem pengelolaan air limbah terpusat. Saat ini, hanya 11 kota dengan cakupan rendah yang memiliki sistem pengelolaan air limbah terpusat (Annonim-1, 2008).

Beberapa kendala pengelolaan air limbah perkotaan secara intensif di Indonesia antara lain adalah belum didukungnya regulasi hukum, kurangnya partisipasi masyarakat, faktor pembiayaan yang cukup tinggi, tumpang tindih badan/lembaga pengelola, dan lemahnya teknologi, antara lain. Dalam rangka menjaga kesehatan lingkungan perumahan yang berkelanjutan, meningkatkan derajat kesehatan penduduk Indonesia dan meningkatkan produktivitas masyarakat, maka perlu dikembangkan sistem pengelolaan air limbah perumahan yang ramah lingkungan. Selanjutnya, menciptakan kondisi dan kondisi pemukiman yang diinginkan dan sehat serta mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang disepakati pada KTT Milenium PBB pada bulan September

(7)

2000 memerlukan perencanaan yang terintegrasi, efisien dan efektif, Diperlukan program dan kegiatan.

Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan permukiman sehat adalah dengan menerbitkan peraturan kebijakan dan strategi nasional pengembangan sistem pengelolaan air limbah perkotaan melalui Kementerian Pekerjaan Umum (Annonim-1, 2008). Keputusan Menteri ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman dan bimbingan dalam penyusunan, perencanaan, pemrograman, pelaksanaan dan pengelolaan pedoman teknis bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dunia usaha, dalam pelaksanaan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah perkotaan.

1.2Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan sanitasi dengan pengawasan udara dan limbah cair di Pemukiman.

2. Mengetahui pengendalian kualitas air limbah dan udara yang ada di pemukiman 3. Mengetahui penyakit yang disebabkan oleh air limbah dan kualitas udara di

pemukiman

4. Mengetahui metode pengawasan dan pemantauan kualitas udara dan air limbah

1.3Manfaat

1. Mencegah penyakit yang disebabkan oleh kualitas udara di pemukiman 2. Menjaga kebersihan udara pemukiman

3. Menyediakan lingkungan yang sehat pada kualitas pemukiman 4. Mengurangi risiko paparan pengawasan udara di pemukiman

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengawasan Air Limbah 2.1.1 Sanitasi dan Air limbah

Sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 Tahun 1995 pasal 1 ayat 1, Limbah cair adalah semua bahan buangan yang berbentuk cair yang kemungkinan mengandung mikroorganisme pathogen, bahan kimia beracun, dan radioaktivitas. Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya.

Metcalf & Eddy (2003), mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga (permukiman), instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan. Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan, pertanian, dan sebagainya. Komponen utama limbah cair adalah air (99%) sedangakan komponen lainnya bahan padat yang bergantung asal buangan tersebut. (Rustama et.

Al, 1998).

Air limbah domestik adalah limbah cair yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, dan kotoran manusia. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Rumah Tangga yang dimaksud dengan air limbah rumah tangga adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restoran), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Pada air limbah rumah tangga non septic tank biasanya mengandung partikel-partikel koloid yang dapat mengakibatkan adanya kekeruhan. Kandungan zat-zat kimia yang terkandung dalam air limbah rumah tangga sangat tergantung pada sabun, deterjen, dan pengharum baju. Seiring dengan tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan terjadinya peningkatan pemakaian air dalam rumah tangga yang menyebabkan peningkatan jumlah limbah cair. Sumber air limbah diungkapkan

(9)

Purwanto (2004), yaitu: Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.

2.1.2 Parameter Air Limbah A. Jenis Parameter

Berikut beberapa parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah : 1) Kandungan zat padat (total solid, suspending solid, disolved solid)

2) Kandungan zat organik

3) Kandungan zat anorganik (mis. P, Pb, Cd, Mg) 4) Kandungan gas (mis. O2, N, CO2)

5) Kandungan bakteri (mis. E. Coli) 6) Kandungan pH

7) Suhu

B. Parameter Oksigen

Berikut beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dalam air limbah.

a. Chemical Oxygen Demand

Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan- bahan organik yang terdapat di dalam air secara sempurna.

b. Biochemical Oxygen Demand

Boichemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan proses dekomposisi aerobik terhadap bahan organik dari larutan, di bawah kondisi suhu tertentu (umumnya 200C) dan waktu tertentu (umumnya 5 hari). Hasil pengukuran BOD

(10)

dinyatakan dalam mg/L. Kebutuhan BOD bervariasi antara 100-300 mg/L. Apabila hasil pengukuran menunjukkan angka lebih dari 300 mg/L, BOD dikatakan kuat, sedangkan bila kurang dari 100 mg/L disebut lemah.

2.1.3 Pengendalian Kualitas Air Limbah

Pasal 1 angka 11 Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, menjelaskan mengenai pengertian pencemaran air yaitu masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Angka 4 dari peraturan ini menjelaskan mengenai pengertian pengendalian pencemaran air yaitu upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air agar sesuai dengan baku mutu air. (Hasibuan, 2023)

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan.

Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. (Gufran, 2019)

Setiap lingkungan permukiman harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air limbah yang memenuhi standart Pedoman Plumbing Indonesia yang berlaku. Apabila kemungkinan membuat septitank tidak ada, maka lingkungan permukiman harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air limbah lingkungan atau harus dapat disambung pada sistem pembuangan air limbah kota dengan cara pengolahan ini. Sistem pembuangan air limbah kota dan sistem pembuangan air limbah lingkungan harus dapat melayani kebutuhan perumahan dengan persyaratan sebagai berikut :

 Ukuran pipa pembawa minimun 200 mm.

 Sambungan pipa harus rapat air.

(11)

 Pada jalur pipa pembawa harus dilengkapi dengan lubang pemeriksa pada setiap pergantian arah pipa dan minimun pada jarak setiap 50 meter pada bagian pipa yang lurus.

 Air limbah harus melalui sistem pengolahan sedemikian rupa sehingga memenuhi standart yang berlaku sebelumnya dibuang keperairan terbuka.

Apabila tidak memungkinkan untuk membuat bidap peresapan pada tiap – tiap rumah, maka harus dapat dibuat bidang peresapan bersama yang dapat melayani beberapa rumah sesuai dengan yang direncanakan. Persyaratan tangki septik bersama, sebagai berikut :

1. Muka air tanah harus cukup rendah.

2. Jarak minimum antara bidang resapan bersama dengan sumur pantek adalah 10 meter (tergantung dari sifat tanah dan kondisidaerahnya).

3. Tangki septic harus dibuat dari bahan rapat air.

4. Kapasitas tangki septik tergantung : a. Kualitas air limbah

b. Waktu pengendapan

c. Banyaknya campuran yang mengendap d. Frekuensi pengambilan lumpur.

5. Ukuran tangki septik bersama sistem campur untuk jumlah + 50 orang.

a. Panjang : 5,00 meter b. Lebar : 2,50 meter

c. Kedalaman total : 1,80 meter

d. Tinggi air dalam tangki minimum : 1 meter

2.1.4 Penyakit Akibat Limbah Cair di Pemukiman

Limbah cair dapat menimbulkan akibat-akibat yang besar dan penting terhadap lingkungan dan manusia, khususnya mengakibatkan suatu pencemaran dan penyakit-penyakit menular. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh pencemaran limbah cair adalah sebagai berikut:

a. Penyakit Kolera

(12)

b. Penyakit Thypus c. Penyakit Hepatitis A

d. Penyakit Dysentrie Amoeba e. Penyakit Disentri

f. Penyakit Filariasis/kaki gajah

2.1.5 Metode Pengawasan dan Pemantauan Air Limbah

Metode Pengawasan dan Pemantauan Air Limbah merupakan bagian penting dalam perlindungan dan pengelolaan mutu air. Berikut adalah beberapa poin terkait pengendalian dan pemantauan air limbah:

1. Pencegahan Pencemaran Air:

- Pencegahan pencemaran air dilakukan pada sumber pencemar nirtitik dan titik.

- Sumber pencemar nirtitik adalah kondisi di mana sumber utama pencemarnya tidak diketahui atau sumbernya tidak tentu.

- Pencegahan pencemaran air dengan sumber nirtitik dilakukan melalui cara pengelolaan terbaik.

- Pencegahan pencemaran air dengan sumber titik melibatkan berbagai langkah, seperti penyediaan sarana dan prasarana, penetapan baku mutu air limbah, dan penerapan sistem perdagangan alokasi beban pencemar air.

2. Penetapan Baku Mutu Air Limbah:

- Menteri menetapkan baku mutu air limbah berdasarkan teknologi pengolahan air limbah dan pertimbangan ekonomi.

- Baku mutu air limbah diterapkan pada usaha dan/atau kegiatan yang melakukan kegiatan pembuangan air limbah ke badan air permukaan, pembuangan dan/atau pemanfaatan air limbah ke formasi tertentu, pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke tanah, dan bentuk pembuangan dan/atau pemanfaatan air limbah lainnya.

(13)

3. Pengolahan Air Limbah:

- Penanggung jawab usaha yang menghasilkan air limbah wajib mengolah air limbah.

- Hasil pengolahan air limbah dapat berupa pemanfaatan dengan cara pengurangan, penggunaan kembali, pendauran ulang, perolehan kembali manfaat, dan/atau pengisian kembali air limbah.

4. Pemantauan Kualitas Air Limbah:

- Pemantauan kualitas air limbah dilakukan untuk mengetahui kondisi beban limbah cair dari sumber pencemar.

- Ada dua jenis pemantauan: manual (pengambilan sampel dan analisis di laboratorium) dan otomatis (peralatan langsung menghasilkan data pengukuran dan mengirimkannya ke stasiun pengumpul data).

Semua ketentuan ini didasarkan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 22 Tahun 2021. Jadi, pengendalian dan pemantauan air limbah sangat penting untuk menjaga kualitas lingkungan hidup kita.

2.2Pengawasan Udara

2.2.1 Sanitasi dan Udara

Sanitasi menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat.Sedangkan menurut WHO, sanitasi lingkungan adalah upaya pengendalian semua faktor Lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yangMerugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia. Menurut WHO dalam Kasjono (2011), permukiman adalah bangunan fisik yang digunakan orang Sebagai tempat berlindung dan lingkungan bangunan tersebut, yang mencakup semua fasilitas dan layanan yang mereka butuhkan, peralatan yang bermanfaat

(14)

bagi kesehatan fisik dan Spiritual mereka, dan kondisi sosial yang menguntungkan bagi keluarga dan individu mereka. Komunitas yang sehat adalah tempat di mana orang dapat tinggal secara permanen, di mana Mereka dapat beristirahat, bersenang-senang, dan menjauh dari dunia luar. Itu juga memenuhi Kebutuhan fisik dan mental mereka dan bebas dari kecelakaan dan penyakit.

Udara merupakan campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi dengan sifat fisik antara lain: tampak mata, tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Udara sebagai salah satu jenis Sumber daya alam yang memiliki banyak fungsi bagi makhluk hidup hanya dapat dirasakan Ketika angina berhembus. Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan Tergantung pada ketinggian dari permukaan tanah. Udara terdiri dari 3 unsur utama, yaitu Udara kering, uap air, dan aerosol. Kandungan udara kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95%

Oksigen, 0,93% argon, 0,04% karbon dioksida, dan gas-gas lain yang terdiri dari neon, helium, Metana, kripton, hidrogen, xenon, ozon, radon (Purba dan Harefa, 2019).

Kualitas udara di dalam ruang rumah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, bahan Bangunan (misal; asbes), struktur bangunan (misal; ventilasi), bahan pelapis untuk furniture Serta interior (pada pelarut organiknya), kepadatan hunian, kualitas udara luar rumah (ambient Air quality), radiasi dari Radon (Rd), formaldehid, debu, dan kelembaban yang berlebihan. Selain itu, kualitas udara juga dipengaruhi oleh kegiatan dalam rumah seperti dalam hal Penggunaan energi tidak ramah lingkungan, penggunaan sumber energi yang relatif murah Seperti batubara dan biomasa (kayu, kotoran kering dari hewan ternak, residu pertanian), Perilaku merokok dalam rumah, penggunaan pestisida, penggunaan bahan kimia pembersih, dan kosmetika. Bahan-bahan kimia tersebut dapat mengeluarkan polutan yang dapat bertahan dalam rumah untuk jangka waktu yang cukup lama.

2.2.2 Parameter dan pengawasan Udara serta sanitasi rumah A. Parameter udara

Kualitas udara yang baik dalam rumah merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit Pneumonia, sehingga pemerintah mengatur nilai baku mutu ruangan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 1077 Tahun 2011. Dalam Peraturan

(15)

Menteri Kesehatan tersebut dijelaskan nilai baku mutu udara ruang didasarkan pada parameter kimia, fisik dan Biologi. Parameter kimia terdiri atas SO2, NO2, CO, CO2, Pb, asbes, formaldehide, volatile Organic compound (VOC) dan environmental tobacco smoke. Parameter fisik yaitu suhu, Pencahayaan, kelembaban, laju ventilasi, PM10 dan PM2.5, sedangkan parameter biologi Yaitu jamur, bakteri patogen dan angka kuman (Permenkes, 2011). Polusi udara dalam Ruangan terdiri dari debu, kotoran atau gas di udara di dalam gedung seperti rumah atau tempat Kerja yang merugikan kita jika kita menghirupnya. Jenis polusi udara meliputi: PM (partikel Mikroskopis dari debu dan kotoran di udara), gas CO, NO dan SO.

B. Kualitas Udara dalam Sanitasi Rumah

Kualitas udara di dalam ruang rumah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, bahan Bangunan (misal; asbes), struktur bangunan (misal; ventilasi), bahan pelapis untuk furniture Serta interior (pada pelarut organiknya), kepadatan hunian, kualitas udara luar rumah (ambient Air quality), radiasi dari Radon (Rd), formaldehid, debu, dan kelembaban yang berlebihan. Selain itu, kualitas udara juga dipengaruhi oleh kegiatan dalam rumah seperti dalam hal Penggunaan energi tidak ramah lingkungan, penggunaan sumber energi yang relatif murah Seperti batubara dan biomasa (kayu, kotoran kering dari hewan ternak, residu pertanian), Perilaku merokok dalam rumah, penggunaan pestisida, penggunaan bahan kimia pembersih, dan kosmetika.

Bahan-bahan kimia tersebut dapat mengeluarkan polutan yang dapat bertahan Dalam rumah untuk jangka waktu yang cukup lama. Keadaan tersebut akan Memperburuk kualitas udara dalam ruang rumah apabila kondisi rumah tidak memenuhi Syarat maka terjadi Pencemaran udara dalam ruang rumah, Khususnya di daerah perdesaan pada negara-negara berkembang, antara lain dikarenakan Penggunaan bahan bakar padat sebagai energi untuk memasak dengan tungku Sederhana/kompor tradisional.

Bahan bakar tersebut menghasilkan polutan dalam konsentrasi Tinggi dikarenakan terjadi proses pembakaran yang tidak sempurna. syarat fisik, seperti ventilasi yang

(16)

kurang memadai, serta tidak adanya cerobong asap di dapur. Gangguan kesehatan akibat pencemaran udara dalam ruang rumah sebagian besar terjadi di Perumahan yang cenderung menggunakan energi untuk memasak dengan energi biomasa. Persyaratan kualitas udara dalam ruang rumah meliputi :

a. Kualitas fisik, terdiri dari parameter: partikulat (Particulate Matter/PM2,5 dan PM10), Suhu udara, pencahayaan, kelembaban, serta pengaturan dan pertukaran udara (laju Ventilasi);

b. Kualitas kimia, terdiri dari parameter: Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2), Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Timbal (Plumbum=Pb), asap rokok (Environmental Tobacco Smoke/ETS), Asbes, Formaldehid (HCHO), Volatile Organic Compound (VOC); dan

c. Kualitas biologi terdiri dari parameter: bakteri dan jamur.

2.2.3 Pengawasan Kualitas Udara di Pemukiman

Penyelenggaraan penyehatan udara meliputi upaya pemantauan dan pencegahan penurunan kualitas udara, sedangkan untuk menjaga kualitas udara memenuhi SBMKL dan Persyaratan Kesehatan perlu dilakukan pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan melalui penilaian mandiri dan pengukuran parameter media udara, dan pengawasan eksternal dilakukan melalui penilaian dan pengukuran parameter media udara.

Pemantauan kualitas udara dilakukan melalui surveilans, uji laboratorium, analisis risiko, rekomendasi tindak lanjut, dan/atau pemetaan kualitas udara pada daerah berisiko. Dalam rangka mendukung dan memperkuat pemantauan kualitas udara dilakukan pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal dan eksternal dapat memperkuat pengumpulan data kualitas udara dari waktu ke waktu sehingga mendukung dilaksanakannya surveilans.

Pengawasan dilakukan untuk menjamin kualitas media udara di lingkungan Pemukiman, Pengawasan dilakukan melalui pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan dan pemeriksaan kualitas udara Permukiman, Pengawasan terhadap Penerapan SBMKL dan Persyaratan Kesehatan untuk media udara dilakukan eksternal. Pengawasan secara eksternal diselenggarakan dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas Kesehatan. Pengawasan eksternal pada media udara di pemukiman.

(17)

Pengawasan eksternal dilakukan Oleh tenaga sanitasi lingkungan atau petugas kesehatan lingkungan di puskesmas, dinas Kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten kota, atau unit pelaksana teknis vertikal yang Melaksanakan tugas dan fungsi kesehatan lingkungan di lingkungan wilayah kerjanya Minimal 1 [satu] kali dalam setahun.

Dalam pengawasan eksternal dilakukan pengkajian atas laporan hasil pengukuran kualitas Udara internal untuk gambaran hasil pengukuran kualitas udara dan analisls dari waktu ke Waktu (data sekunder). Dalam melajukan pengawasan eksternal kualitas udara dalam ruang Secara berkala, tenaga sanitasi lingkungan atau petugas kesehatan lingkungan menggunakan Instrumen dan peralatan pengukuran udara yang terstandar sesuai parameter. Parameter yang Diukur meliputi parameter fisik, kimia dan biologi. Tenaga sanitasi lingkungan atau petugas Kesehatan lingkungan melaporkan hasil pengawasan kepada kepala dinas kesehatan Kabupaten kota., kepala dinas kesehatan provinsi, dan diteruskan kepada Menteri secara Berjenjang menggunakan formulir. Dalam jangka menengah atau panjang hasll pengawasan Kualitas udara dapat menjadi bahan rekomendasi kebijakan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian lain yang terkait.

Kualitas udara ambient di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun baik oleh alam atau aktifitas manusia dan memenuhi memenuhi persyaratan persyaratan baku mutu udara yang udara yang berlaku dengan berlaku dengan perhatian khusus terhadap parameter parameter sebagai berikut: (Sujono, 2015)

a. Tingkat kebis Tingkat kebisingan dilok ingan dilokasi tidak asi tidak melebihi 45-55 melebihi 45-55 dbA

b. Gas berbau (H2S dan NH3) secara biologis tidak terditeksi

c. Partikel Partikel debu diameter diameter <10 lig tidak melebihi melebihi 150 gg/m3 d. Gas SO tidak O tidak melebihi melebihi 0,10 ppm 0,10 ppm

e. Debu terenda Debu terendap tidak p tidak melebihi melebihi 350 mm3 /m2 /hari

2.2.4 Penyakit akibat kualitas udara di rumah

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan

(18)

mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat dapat menjadi reservoir penyakit bagi 28 keseluruhan lingkungan. Jika kondisi tidak sehat ini bukan hanya berjangkit pada suata rumah tetapi pada kumpulan rumah (perumahan/pemukiman), maka sumber penyakit menjadi lebih besar lagi. Beberapa aspek kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan udara di rumah adalah ventilasi, kelembapan, lubang asap dapur, kepadatan penghuni.

1. Ventilasi yang tidak memenuhi syarat, yang luasnya kurang dari 10% dari luas lantai, menyebabkan udara ruangan tidak nyaman dan ruangan dipenuhi dengan udara kotor, udara yang tidak nyaman, selain menyebabkan terjadinya bronchitis dan headstress serta menimbulkan kambuhnya asma yang diderita oleh penghuni rumah. Udara kotor juga meningkatkan kemungkinan terjadinya penularan penyakit.

2. Kelembapan Ruangan yang terlalu lembab atau terlalu panas akan menyebabkan ruangan terasa tidak nyaman, jika terlalu lembab dapat menyebabkan kuman penyakit berkembang biak dengan cepat seperti bakteri Tuberculosis, dan juga menyebabkan terjadinya penularan penyakit dengan cepat

3. Tinggi kepadatan penghuni ( over crowding ) menyebabkan mudahnya penularan penyakit pernafasaan seperti : ISPA, TB paru, selain itu juga mengurangi privacy individu anggota keluarga dan menimbulkan gangguan psychologis.

4. Lubang asap dapur berfungsi mengeluarkan asap yang dihasilkan oleh alat pemasak, seperti kompor, tungku pemanas. Tidak tersedianya atau tidak memadai lubang asap dapur menyebar keseluruh ruangan di dalam rumah. Keadaan ini akan menyebabkan udara menjadi bau, mengganggu pernafasan, menyebabkan iritasi pada mukosa atas ( mata ) dan dapat mengotori rumah.

Pengawasan kualitas udara untuk mencegah faktor risiko lingkungan udara terhadap gangguan kesehatan. Gangguan Kesehatan tersebut dapat karena faktor udara yang tercemar secara fisik, kimia atau biologik. (Vivi Filia Elvira, S.KM., 2022)

a. Gangguan karena fisik udara meliputi suhu (heat, cramps, heat syncope, heat exhausted, heat stroke, hipotermia, hipertermia), kelembapan (meningkatkan bakteri di udara), pencahayaan (kesilauan, kelelahan mata, stress subjektif, pegal sekitar mata, dan sakit kepala sekitar mata, kerusakan indra mata, kesehatan kerja), kebisingan (memicu tekanan

(19)

darah, hearing loss, ketulian sementara/temporary threshold shift, tuli menetap/permanent threshold shift), trauma akustik, tinnitus/berdenging, prebycusis/menurunnya daya dengar pada nada tinggi), tekanan (Acute Mountain Sickness atau Monsick), berkurangnya pendengaran dan gangguan keseimbangan, mabuk ketinggian, paralisis Bell).

b. Gangguan karena faktor kimia SOx menyebabkan iritasi system pernapasan terutama tenggorok, konsentrasi 20 ppm menunjukkan gejala iritasi kulit, iritasi mata, saluran pernapasan, inflamasi saluran pernapasan menyebabkan batuk, sekresi lender, dan bronchitis kronis. NO2 dapat menimbulkan gangguan system pernapasan seperti lemas, batuk, sesak napas, bronkopneumonia, edema paru, dan sianosi serta methemoglobinemia, mengakibatkan kesulitan bernapas pada penderita asma, batuk pada anak-anak dan orang tua, dan berbagai gangguan system pernapasan.

c. Gangguan karena faktor biologi sering juga disebut air borne disease. Jasad renik kontaminan, antara lain:

 Bakteri: Bacillus, Staphylococcus, Streptococcus (demam skarlet), anthrax (Anthracsis bacterium), Pseudomonas, Sarcina, Meningitis (Neisseria species), Pneumonia (Mycobacterium pneumoniae, Streptococcus species), difteria (Corynebacterium diphtheria), whooping cough (Bordetella pertussis), tuberculosis (Mycobacterium tuberculosis), lepra/kusta/Hansen (Mycobacterium leprae), dan lain-lain.

 Virus: Virus influenza H5N1/Avian influenza, flu (influenza), measles morbilli (rubeola), Chickenpox (Varicella), Smallpox (variola), Coronavirus (SARS), Herpes zozter (varicella-zoster, disseminated disease), dan lain-lain.

 Kapang/jamur: Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma, dan lain-lain.

 Khamir/ragi: Candida, Saccharomyces, Paecylomyces, dan lain-lain

2.2.5 Pengendalian kualitas udara pemukiman A. Teknik Pembangunan pemukiman

a. Kepadatan penghuni

Perbandingan antara luas lantai rumah dengan jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tinggal. Persyaratan kepadatan hunian untuk seluruh perumahan biasa

(20)

dinyatakan dalam m² per orang. Luas minimum per orang sangat relatif, tergantung dari kualitas bangunan dan fasilitas yang dan fasilitas yang tersedia. tersedia. Untuk perumahan sederhana, minimum 8 m²/orang. Untuk kamar tidur diperlukan minimum 2 orang diperlukan minimum 2 orang. Kamar tidur sebaiknya tidak dihuni > 2 orang, kecuali untuk suami istri dan anak dibawah dua tahun. Secara umum penilaian kepadatan penghuni dengan menggunakan ketentuan standar minimum, yaitu kepadatan penghuni yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil bagi antara luas lantai dengan jumlah penghuni >10 m²/orang dan kepadatan penghuni tidak memenuhi syarat kesehatan bila diperoleh hasil bagi antara luas lantai dengan jumlah penghuni <10 m²/orang

b. Ventilasi

Ventilasi adalah usaha untuk memenuhi kondisi atmosfer yang menyenangkan dan menyehatkan manusia. Berdasarkan kejadiannya, ventilasi dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:

1) Ventilasi Ventilasi alam

Ventilasi alam berdasarkan pada tiga kekuatan, yaitu: daya difusi dari gasgas, gerakan angin dan gerakan massa di udara karena perubahan temperatur.

Ventilasi alam ini mengandalkan pergerakan udara bebas (angin), temperatur udara dan kelembabannya. Selain melalui jendela, pintu dan lubang angin, maka ventilasi pun dapat diperoleh dari pergerakan udara sebagai hasil sifat porous dinding ruangan, atap dan lantai.

2) Ventilasi Ventilasi buatan

Ventilasi buatan dengan menggunakan alat mekanis maupun elektrik. Alat-alat tersebut diantarana adalah kipas angin, exhauster dan AC (air conditioner ).

Persyaratan ventilasi yang baik adalah sebagai berikut:

a. Luas lubang ventilasi tetap minimal 5 % dari luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimal 5 % dari luas lantai. Jumlah keduanya menjadi 10% dari luas lantai ruangan.

b. Udara yang masuk Udara yang masuk harus bersih, tidak dicemari asap harus bersih, tidak dicemari asap dari sampah atau dari sampah atau pabrik, knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.

(21)

c. Aliran udara diusahakan diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang ventilasi berhadapan antar dua ventilasi berhadapan antar dua dinding.

Aliran udar dinding. Aliran udara ini jangan sampai ini jangan sampai terhalang oleh barang-barang besar, misalnya lemari, dinding, sekat dan lain , dinding, sekat dan lain-lain.

Secara umum, penilaian ventilasi rumah dengan cara membandingkan antara luas ventilasi dan luas lantai rumah, dengan menggunakan Role meter . Menurut indikator penghawaan rumah, luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah > 10% luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah < 10% luas lantai rumah (Depkes RI, 1989).

B. Pengawasan dan Pemantauan Kualitas Udara

Pengawasan kualitas udara di permukiman meliputi tiga titik, yaitu pada emisi, udara ambien, di luar ruangan, dan udara ambien dalam ruangan. Pada titik emisi pengawasan perlu dilakukan terhadap kegiatan yang berpotensi menghasilkan cemaran udara. Misalnya, industri, terminal, pemberhentian angkot, restoran, rumah makan, industry yang menghasilkan asap langsung di buang ke udara ambien. Pada udara ambien bebas biasa bahan pencemar cepat terdistribusi ke segala arah sehingga konsentrasi di udara tidak terlalu tinggi. Untuk itu industry yang menghasilkan cemaran udara diharapkan memiliki cerobong yang tingginya >30 m sehingga cemaran udara mudah turun konsentrasinya.

Pemantauan pencemaran udara di udara bebas atau ambien dilakukan secara kontinu tiap hari oleh dinas lingkungan kabupaten atau badan pengendalian lingkungan daerah. Pemantau dilakukan dengan cara memasang panel informasi kualitas udara pada titik tertentu. Pemantauan ini agar masyarakat dapat mengetahui kualitas udara di kawasan tersebut. Pemantauan pencemaran udara salah satunya didasarkan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, nomor KEP 45/MENLH/1997, tentang Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Namun, ada beberapa kota/kabupaten yang kurang memperhatikan/merawat panel ISPU ini. Masyarakat juga dapat melakukan pengecekan standar pencemaran udara secara mandiri dengan menggunakan aplikasi pada gawai/handphone, misalnya, dapat diketahui kondisi parameter suhu, kelembapan,

(22)

kecepatan angin, tekanan udara, radiasi ultraviolet matahari, kemungkinan hujan dan sebagainya. (Vivi Filia Elvira, S.KM., 2022)

Metode Pengawasan dan Pemantauan Kualitas Udara :

1. Melakukan survey dan pengukuran terhadap parameter sanitasi permukiman yang telah ditentukan untuk memperoleh data primer kondisi sanitasi pemukiman.

2. Pengambilan sampel parameter (air, limbah, debu (air, limbah, debu dan sebagainya)

3. Pemeriksaan laboratorium dari Pemeriksaan laboratorium dari sampel yang sampel yang telah diambil telah diambil

4. Mengadakan interview kepada masyarakat atau penghuni rumah melalui instrumen dan check list yang telah dikembangkan

5. Mengumpulkan Mengumpulkan dan mempelajari dat dan mempelajari data pendukung lain (data sekunder) (data sekunder) termasuk peraturan atau standar- standar indikator yang telah ditetapkan

6. Pengolahan data dan analisis hasil dengan membandingkan hasil temuan tersebut tersebut dengan standar atau yang peraturan yang telah ditetapkan telah ditetapkan 7. Penyajian data dal am bentuk tabel , gam bar /gra fi k dan interpretasinya

8. Desiminasi informasi 9. Rekomendasi

10. Rencana Tindak Lanjut

(23)
(24)

BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan

a. Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan, pertanian, dan sebagainya. Komponen utama limbah cair adalah air (99%) sedangakan komponen lainnya bahan padat yang bergantung asal buangan tersebut.

b. Penyelenggaraan penyehatan udara meliputi upaya pemantauan dan pencegahan penurunan kualitas udara, sedangkan untuk menjaga kualitas udara memenuhi SBMKL dan Persyaratan Kesehatan perlu dilakukan pengawasan internal dan eksternal.

c. Limbah cair dapat menimbulkan akibat-akibat yang besar dan penting terhadap lingkungan dan manusia, khususnya mengakibatkan suatu pencemaran dan penyakit- penyakit menular.

d. Pengawasan kualitas udara untuk mencegah faktor risiko lingkungan udara terhadap gangguan kesehatan. Gangguan Kesehatan tersebut dapat karena faktor udara yang tercemar secara fisik, kimia atau biologik.

3.2Saran

Perlu dilakukannya pengawasan dan pemantauan kualitas udara dan air limbah secara berkala dan kontinu dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh kualitas limbah cair dan juga udara di pemukiman oleh pihak yang bersangkutan.

(25)

BAB 4 LAMPIRAN SOAL

4.1SOAL PERTEMUAN 13 PENGAWASAN LIMBAH CAIR DI PEMUKIMAN 1. Sanitarian melakukan pemeriksaan oksigen terlarut dalam sampel air limbah. Ke dalam

sampel air ditambahkan larutan MnSO4 dan alkali Iodida, sehingga terbentuk endapan.

Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat sehingga endapan akan larut. Titrasi dengan larutan Natrium Thio Sulfat dengan indikator amilum sampai warna larutan biru hilang pertama kali menjadi tidak berwarna.

Warna endapan apa yang terbentuk pada pemeriksaan oksigen terlarut dari sampel air limbah?

a. Biru b. Putih c. Coklat d. Kuning e. Merah bata.

2. Secara alamiah, tinja manusia yang terkumpul di dalam septic tank akan mengalami dekomposisi. Tinja manusia yang terdekomposisi akan mengalami pengurangan volume dan massa dan akan menjadi lumpur.

Perkiraan volume lumpur yang akan dihasilkan adalah dalam liter/orang/tahun?

a. 10 – 20 liter b. 20 – 30 liter c. 30 – 40 liter d. 40 – 50 liter e. 50 – 60 liter

(26)

3. Rumah tangga terdiri dari 4 orang anggota. Sarana sanitasi berupa tangki septic tank (black water) dengan pengglontor 30/liter/kapita/hari. Detention time 2 hari akumulasi lumpur stabil (Ts) 5 tahun dan ekivalen produksi lumpur (Vs) 25 lkt. Hitunglah berapa debit aliran air limbah dalam liter per harinya tangki septic (blackwater) tersebut)?

a. 100 liter/hari b. 120 liter/hari c. 240 liter/hari d. 250 liter/hari e. 300 liter/hari

4. Peristiwa dekomposisi tinja manusia merupakan proses biologis dan berlangsung secara alamiah melaksanakan 3 (tiga) aktifitas; pemecahan senyawa organik komplek ke dalam bentuk yang lebih sederhana, pengurangan volume dan massa, penghancuran organisme patogen.Aktivitas tersebut dapat mengurangi volume dan massa sampai berapa banyak?

a. 80%

b. 90%

c. 70%

d. 50%

e. 60%

5. Pengolahan limbah cair banyak di hasilkan efek samping kerja bakteri antara lain terbentuknya sludge (lumpur) yang mengendap di bagian dasar tangki. Hasil pengukuran terhadap sludge (lumpur) yang merupakan indikator keberhasilan proses pengolahan limbah cair ternyata hasilnya rendah. Dengan kondisi seperti tersebut manakah bakteri

yang paling berperan?

A.Anaerobic B.Anoxic C.Aerobic

(27)

D.Fakultatif E. Lumpur

6. Dalam pembangunan septic tank lengkap dengan peresapan. Lahan peresapan belum diketahui kemampuan untuk meresapkan air. Untuk mengetahui perlu dilakukan percobaan percolation rate (PR) yang dilakukan beberapa kali pada kedalaman yang berbeda. Mengapa percobaan tersebut dilakukan berkali-kali dan kedalaman yang berbeda?

a. Lapisan tanah mempunyai sifat peresapan yang sama b. Airnya meresap

c. Sifat peresapan lapisan tanah yang berbeda-beda d. Kedalamannya sudah ditentukan

e. Lapisan tanah mempunyai pori-pori

7. Salah satu dampak yang timbul dari pembuangan air limbah terhadap lingkungan adalah kehidupan akuatik menjadi terganggu bahkan dapat punah. Dengan adanya limbah tersebut akan mempengaruhi zat-zat yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam air menjadi berkurang. Mengapa kehidupan tersebut menjadi terganggu bahkan punah?

a. Zat organik dalam air menjadi sangat rendah b. Kekeruhan dalam air menjadi sangat tinggi c. DO di dalam air menjadi sangat tinggi d. DO di dalam air menjadi sedemikian rendah e. Air menjadi keruh

8. Penyakit yang ditularkan melalui tinja manusia dapat disebabkan oleh berbagai macam agent penyebab penyakit yaitu bakteri, protozoa, virus dan cacing. Salah satu jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui tinja adalah Balantidiasis. Agent penyebab penyakit tersebut tergolong dalam kelompok apa?

a. Bakteri b. Virus c. Protozoa

(28)

d. Helminth e. Jamur

9. Saudara sebagai seorang calon tenaga ahli sanitasi lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten X, diminta untuk mengidentifikasi besarnya nilai COD, BOD, dan DO dari sampel limbah cair domestik karena sangat berbau dan mengganggu kesehatan masyarakat sekitar lokasi tersebut. Bagaimanakah besarnya nilai antara COD, BOD, dan DO tersebut di atas?

a. COD < BOD dan DO berbanding terbalik dengan nilai BOD

b. COD > BOD dan DO berbanding terbalik dengan nilai BOD (mikroorganisme makan zat organik butuh oksigen. Zat organik tinggi, oksigen yang dibutuhkan banyak. Oksigen yang dibutuhkan untuk oksidasi biologis tinggi, DO rendah, BOD dalam limbah cair lebih rendah dari COD. Oksidasi kimia lebih kuat dari pada mikrokbiologi, jadi lebih tinggi COD).

c. COD < BOD dan DO berbanding lurus dengan nilai COD d. COD < BOD dan DO berbanding lurus dengan nilai BOD e. COD > BOD dan DO berbanding lurus dengan nilai BOD

10. Biochemical Oxygen Demand(BOD) total sebagai indikator dalam pengelolaan limbah rumah tangga. Keberadaan total BOD untuk limbah rumah tangga adalah 43,5 gram/org/hari. Dari beban BOD tsb sebagian besar dari limbah gabungan yaitu dapur 39

%, air mandi 21 %, cucian pakaian 10 %.Berapa diperkirakan jumlah beban BOD yang

bersumber dari tinja tersebut?

A.13,0gr/org/hr B.16,8gr/org/hr C.9,1grorg/hr D.4,6gr/org/hr E. 12,0 gr/org/hr

11. Saudara diminta untuk merencanakan pembuangan pengolahan kotoran manusia di daerah perkotaan. Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan jenis sistem pembuangan

(29)

kotoran manusia adalah efisiensi biaya dan kebutuhan lahan. Apa jenis sistem pengolahan yang cocok untuk kasus tersebut di atas?

a. Onsite b. Offsite c. Small bore d. Septic tank e. Jamban cubluk

12. Petugas limbah di suatu Industri sedang melakukan proses pengolahan air limbah dengan menghasilkan lumpur dari bak sedimentasi, kemudian memanfaatkan lumpur tersebut untuk dijadikan paving block dengan menambahkan bahan tambahan (aditif) untuk tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Apakah proses pengolahan yang dilakukan pada kasus diatas?

a. Adsorpsi b. Absorbsi c. Solidification d. Detoxification e. Macroencapsulation

13. Agar masyarakat terhindar dari pencemaran jamban, maka dianjurkan pembuatan jamban minimal berjarak 10 meter dari sumur. Kejadian perembesan pencemaran oleh jamban sangat dipengaruhi oleh jennies atau formasi tanahnya. Formasi tanah yang bagaimana yang dapat memperkecil peluang terjadinya perembasan pencemaran?

A.cadas B.lempung

C.pasirlempungan D.kerakalpasiran E. pasir

14. Sanitarian melakukan inspeksi sanitasi terhadap sarana sumur gali di masyarakat karena sering terjadi kasus diare. Hasil inspeksi sanitasi diperoleh data jarak sumur dengan

(30)

septik tank kurang dari 10 meter, sumur tidak memiliki lantai yang kedap air. Dengan keberadaan konstruksi sumur gali tersebut belum memenuhi syarat dan harus dilakukan tindakan dengan melakukan pemeriksaan air. Pemeriksaan apakah yang dilakukan terhadap air sumur tersebut?

A. Pemeriksaan Total count air sumur B. Pemeriksaan Entamoeba coli air sumur C. Pemeriksaan bakteri pewarnaan air sumur D. Pemeriksaan bakteri patogen pada air sumur

E. Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada air sumu

15. Pada proses pengolahan air limbah, ada sistem pengaliran kembali sludge (lumpur) aktif kedalam tangki. Lumpur yang dialirkan kembali merupakan lumpur segar hasil pengendapan didasar tangki. Proses yang terjadi adalah anaerobic. Selanjutnya dilakukan pengaliran kembali sebagian lumpur dari proses pengolahan limbah cair.Apakah tujuan dari pengaliran kembali tersebut?

A. Regenerasi cell

B. Mengurangi jumlah bakteri C. Mencegah sumbatan D. Mengurangi volume sludge E. Menjernihkan air limbah

16. Kasus: Di sebuah permukiman padat penduduk, limbah cair rumah tangga dikumpulkan melalui sistem saluran pembuangan dan dialirkan ke saluran pembuangan utama.

Bagaimana limbah cair rumah tangga umumnya dikelola setelah dikumpulkan?

A. Dibuang ke sungai tanpa pengolahan

B. Dikirim ke pabrik pengolahan air limbah terdekat C. Digunakan untuk irigasi pertanian

D. Dikurangi volume airnya melalui proses pengeringan E. Dibuang ke sungai tanpa penyaringan

(31)

17. Kasus: Sebuah permukiman menggunakan sistem septik tank untuk menampung limbah cair rumah tangga. Apa fungsi utama dari septik tank dalam pengelolaan limbah cair?

A. Mengolah limbah cair menjadi air bersih

B. Mengumpulkan dan menyimpan limbah cair sementara C. Memurnikan limbah cair menjadi pupuk organik

D. Mengurangi volume limbah cair dengan cara pengeringan E. Mengurangi volume limbah cair dengan cara pengolahan

18. Kasus: Di sebuah permukiman, limbah cair rumah tangga yang berasal dari wastafel, kamar mandi, dan dapur dialirkan ke saluran pembuangan yang terhubung langsung ke sungai terdekat. Dampak negatif apa yang dapat timbul dari praktik pembuangan limbah cair tersebut?

A. Peningkatan kualitas air sungai

B. Penurunan keanekaragaman hayati di sungai C. Peningkatan kualitas tanah di sekitar sungai D. Pengurangan polusi udara di sekitar sungai E. Peningkatan kualitas non hayati di sungai

19. Kasus: Sebuah permukiman telah menerapkan sistem pengolahan limbah cair rumah tangga secara terpusat. Limbah cair dikumpulkan dan diproses melalui unit pengolahan.

Apa metode yang umum digunakan dalam pengolahan limbah cair rumah tangga secara terpusat?

A. Filtrasi B. Koagulasi C. Oksidasi

D. Pengolahan biologi E. Sedimentasi

20. Kasus: Di sebuah permukiman, limbah cair rumah tangga yang mengandung deterjen dan bahan kimia rumah tangga lainnya dikumpulkan dan dialirkan ke sistem pengolahan limbah sebelum dibuang. Tujuan dari penggunaan sistem pengolahan limbah adalah:

(32)

A. Mengubah limbah cair menjadi air minum yang aman B. Mengurangi volume limbah cair secara fisik

C. Menghilangkan bahan kimia berbahaya dari limbah cair D. Menggunakan limbah cair untuk irigasi taman dan kebun

E. Menggunakan limbah cair sebagai pupuk cair dengan pengolahan

21. Bidang Penataan dan Pengendalian Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo melakukan pemeriksaan pada beberapa IPAL (Instansi Pengolahan Air Limbah) Komunal di beberapa lokasi kabupaten Kulon Progo. Mendapatkan hasil pemantauan bahwa IPAL Komunal yang terpantau didapatkan nilai parameter total coliform yang masih melebihi baku mutu air limbah (>3000 jumlah/100 ml). Maka dari standar baku mutu tersebut diatas ambang batas, berdasarkan baku mutu tersebut sesuai dengan peraturan berapa...

A. Permen LHK No 68 Tahun 2016

B. Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 C. Permen LHK No 18 Tahun 2020

D. Permen LHK No 80 Tahun 2019 E. Permen LHK No 5 tahun 2022

22. Di sebuah kota besar, pemerintah setempat sedang menghadapi masalah serius terkait pengelolaan limbah cair di pemukiman. Tingkat pencemaran air meningkat secara signifikan akibat limbah cair yang tidak terkelola dengan baik. Sebagian besar rumah tangga masih menggunakan sistem pembuangan limbah cair tanpa pengolahan yang memadai. Sebagai tanggapan atas masalah ini, pemerintah setempat ingin meningkatkan pengawasan dan tata laksana pengelolaan limbah cair di pemukiman. Apa yang termasuk dalam tata laksana pengawasan limbah cair di pemukiman?

a. Membiarkan limbah cair mengalir bebas tanpa pengolahan b. Menyediakan fasilitas pengolahan limbah cair yang memadai c. Mengabaikan peraturan lingkungan yang ada

d. Mengalirkan limbah cair ke saluran pembuangan alamiah tanpa kontrol

(33)

e. Tidak melakukan pemantauan terhadap kualitas limbah cair

23. Sebuah kota kecil di pinggiran memiliki masalah serius terkait pencemaran air akibat limbah cair di pemukiman. Banyak rumah tangga masih menggunakan sistem pembuangan limbah cair tanpa pengolahan yang memadai. Pemerintah setempat berupaya meningkatkan pengawasan dan tata laksana pengelolaan limbah cair di pemukiman untuk mengatasi masalah ini. Apa yang dimaksud dengan tata laksana pengawasan limbah cair di pemukiman?

a.Proses pengaturan ketersediaan air bersih di pemukiman

b. Proses memantau dan mengatur limbah cair yang dihasilkan oleh pemukiman c.Proses pembuangan limbah padat di pemukiman

d. Proses pembersihan limbah cair di pemukiman e.Proses mengalirkan limbah cair ke sungai

24. Di sebuah kota metropolitan yang padat penduduknya, masalah pencemaran air akibat limbah cair di pemukiman menjadi perhatian serius. Banyak rumah tangga masih menggunakan sistem pembuangan limbah cair tanpa pengolahan yang memadai, menyebabkan tingkat pencemaran air meningkat secara signifikan. Pemerintah setempat berupaya meningkatkan pengawasan dan tata laksana pengelolaan limbah cair di pemukiman untuk mengatasi masalah ini. Apa yang dimaksud dengan pengawasan limbah cair di pemukiman?

a. Proses membersihkan limbah cair di pemukiman b. Proses mengalirkan limbah cair ke sungai terdekat

c. Proses memantau dan mengatur limbah cair yang dihasilkan oleh pemukiman d. Proses pengolahan limbah cair menjadi pupuk

e. Proses pengaturan ketersediaan air bersih

25. Pada Kecamatan Remboken, sebagian besar sarana dan prasarana pembuangan air limbah baik grey water maupun black water diantaranya ketersediaan WC, serta septik tank

(34)

kurang memadai. Sehingga sebagian besar limbah dari permukiman di kecamatan Remboken masuk ke badan air Danau Tondano. Maka sebagai sanitasi kita akan memberikan rekomendasi apa pada kejadian tersebut…

a. Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) b. Pembuatan sumur resapan dengan jarak minimal 10 meter c. Memompakan limbah menggunakan pipa ke batuan yang dalam d. Menambah pembangunan WC dan septic tank

e. Dilakukannya pengolahan yang baik dan dijaganya personal hygiene

26. Pemukiman perkotaan mengalami lonjakan polusi udara yang parah akibat pembakaran sampah di tempat pembuangan sampah ilegal di pinggiran kota. Tingginya tingkat polusi udara telah menyebabkan meningkatnya kasus penyakit pernapasan dan kesehatan masyarakat secara umum. Langkah apa yang paling efektif untuk mengurangi dampak negatif ini?

a. Memperketat pengawasan terhadap tempat pembuangan sampah ilegal.

b. Mendorong penggunaan energi terbarukan untuk mengurangi kebutuhan akan pembakaran sampah.

c. Meningkatkan kapasitas fasilitas pengolahan sampah di daerah tersebut.

d. Mengganti kendaraan bermotor dengan yang ramah lingkungan.

e. Meningkatkan penegakan hukum terhadap aktivitas pembakaran sampah ilegal.

4.2SOAL PERTEMUAN 14 PENGAWASAN UDARA DI PEMUKIMAN

1. Seorang sanitarian akan melakukan pengambilan sampel udara untuk pemeriksaan mikroba udara sebuah rumah sakit dengan menggunakan agar. Ketika sedang mempersiapkan segala peralatan, media agar yang digunakan sudah dibuka dan diletakkan di atas meja, tanpa sengaja sanitarian tersebut bersin di dekat media agar.

Apakah tindakan Saudara selanjutnya?

b. Melanjutkan pengambilan sampel dengan agar yang baru

c. Melanjutkan pemeriksaan dan menambah catatan tentang apa yang telah terjadi

(35)

d. Melanjutkan pemeriksaan selama tahapan pemeriksaan yang lain berjalan sesuai prosedur

e. Melanjutkan pemeriksaan dengan melakukan koreksi terhadap jumlah kuman yang diperoleh

f. Melanjutkan pemeriksaan dan bila hasil yang diperoleh melebihi standar, maka pengambilan sampel diulang

2. Hasil pemeriksaan kualitas udara dalam ruangan di sebuah ruang tunggu rumah sakit ditemukan kadar CO 35.000 ug/nm Sanitarian yang melakukan pemeriksaan kondisi lingkungan menemukan adanya beberapa fakta antara lain adalah adanya beberapa pengunjung yang merokok dalam ruangan, ruang tunggu berdekatan dengan lapangan parkir, dan ventilasi tidak memenuhi persyaratan teknis. Jika saudara ditugaskan melakukan intervensi sosial untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruang tunggu rumah sakit tersebut, apakah yang akan Saudara lakukan?

a. Membuat ventilasi mekanik sesuai dengan ukuran ruangan b. Menyediakan tanaman penyerap CO di dalam ruang tunggu

c. Membuat ventilasi alami yang memenuhi persyaratan teknis sanitasi

d. Menyampaikan rekomendasi perbaikan pada manajemen rumah sakit e. Memindahkan lapangan parkir ke tempat yang lebih jauh dari ruang tunggu

3. Dalam rangka monitoring kualitas udara di kawasan pemukiman dekat jalan raya menjadi penting karena dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor seperti solar/premuim. Adanya pembakaran tidak sempurna pada mesin dihasilkan gas SO yang meningkat jumlahnya pada saat terjadi kemacetan. Apakah metode pemeriksaan gas diatas atas berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang Pengendalian Pencemaran Udara No. 41 Tahun 1999

A. NDIR B. Saltzman C. Gravimetric D. Colourimetric E. Pararosanilin

(36)

4. Seorang sanitarian akan melakukan pengukuran parameter pencemaran udara di sekitar pabrik semen PT. X. Masyarakat banyak yang mengeluh terhadap pencemaran debu yang ditimbulkan olch pabrik tersebut. Pengukuran akan dilakukan dengan menggunakan alat Low Volume Sampler (LVS). Metode apakah pemantauan pencemaran udara menggunakan alat tersebut?

b. Filtrasi c. Impaksi d. Adsorbsi e. Absorbsi

f. Elctrostatik presipitator

5. Secara acak, kegiatan-kegiatan umum pengambilan sampel mikroba di udara dengan menggunakan media agarpadat adalah sebagai berikut: (1) Sterilisasi media agar dalam autoclave. (2) Pengambilan sampel, (3) Pengeraman dalam incubator, (4) Persiapan media agar, (5) Penghitungan koloni. Jika saudara ditugaskan untuk mengurutkan prosedur kerja pengambilan dan penghitungan mikroba udara, maka urutan kerja yang akan saudara gunakan adalah...

B. (1)-(2)-(3)-(4)-(5) C. (4)-(1)-(2)-(3)-(5) D. (4)-(1)-(2)-(5)-(3) E. (1)-(4)-(2) (3)-(5) F. (2)-(1)-(3)-(4)-(5)

6. Tata laksana pengawasan udara di pemukiman terutama dalam ruang rumah. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan pemantauan, pengolahan dan analisis data, rekomendasi, rencana tindak lanjut, serta pelaporan. Kegiatan pengawasan yang meliputi Perencanaan meliputi persiapan tenaga, bahan dan alat, biaya, waktu. Alur pemantauan dan Pelaksanaan pengukuran kualitas udara dilakukan pada rumah yang mempunyai salah satu atau lebih faktor risiko ialah?

(37)

b. Pemantauan

c. Pengolahan dan analisis data d. Rekomendasi

e. Rencana tindak lanjut f. Laporan

7. Tata laksana pengawasan udara di pemukiman terutama dalam ruang rumah. Pelaksanaan pengawasan kualitas udara dalam ruang rumah dimaksudkan untuk mewujudkan kualitas udara dalam ruang rumah agar memenuhi persyaratan. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan pemantauan, pengolahan dan analisis data, rekomendasi, rencana tindak lanjut, serta pelaporan. Kegiatan pengawasan yang Menyampaikan hasil dari analisis kepada pemangku kepentingan, opsi upaya penyehatan untuk dapat ditindaklanjuti adalah...

a. Pemantauan

b. Pengolahan dan analisis data c. Rekomendasi

d. Rencana tindak lanjut e. Laporan

8. Suatu keluarga berencana membangun rumah tinggal di lahan yang cukup luas. Pada rumah tersebut akan dibuat sarana ventilasi alamiah. Agar ruangan cukup terang dan tidak terlalu panas maka diperlukan ventilasi yang dapat dibuka/ditutup dan ventilasi permanen (terbuka terus). Keluarga tersebut bertanya kepada anda tentang luasan ventilasi. Berapakah luasan minimal yang harus dibuat pada rumah tersebut …

a. 5% dari luas lantai b. 15% dari luas lantai c. 20% dari luas lantai d. 25% dari luas lantai e. 40% dari luas lantai

(38)

9. Penurunan kualitas udara dapat disebabkan oleh penggunaan fasilitas peralatan rumah tangga seperti kulkas, spray dan AC. Peralatan tersebut akan menimbulkan gas CFCs dalam penggunaannya. Apakah dampak yang ditimbulkan oleh peralatan tersebut ? A. Pencemaran didalam rumah

B. Pencemaran diluar rumah

C. Meningkatnya kadar bahan pencemar D. Efek rumah kaca

E. Hujan asam

10. Hasil sampling udara dikawasan parkiran plaza selanjutnya dianalisis untuk mengetahui salah satu gas pencemar. Proses pemeriksaan laboratorium memerlukan pembuatan kurva standar. Apa peralatan pemeriksaan yang dibutuhkan …

a. Oven b. Cannister c. Decikator

d. Spektrofotometer e. Timbangan analitik

11. Sanitarian puskesmas akan melakukan pengukuran parameter pencemaran udara di sekitar pabrik semen. Masyarakat banyak yang mengeluh terhadap pencemaran debu yang ditimbulkan oleh pabrik tersebut. Pengukuran akan dilakukan dengan menggunakan alat Low Volume Sampler (LVS). Apa Metode pengambilan sampel udara dengan menggunakan alat tersebut …

A. Filtrasi B. Impaksi C. Adsorbs D. Absorbs

E. Elektrostatik presipirator

12. Peraturan Pemerintah tentang Pengendalian Pencemaran Udara adalah:

A. Nomor 41 Tahun 1999

(39)

B. Nomor 42 tahun 1999 C. Nomor 41 tahun 2000 D. Nomor 42 tahun 2000 E. Nomor 44 tahun 2000

13. Penetapan baku mutu udara ambien dan baku mutu emisi yang digunakan sebagai tolok ukur pengendalian pencemaran udara merupakan..

A. Inti pengendalian pencemaran udara B. Inti pengendalian pencemaran lingkungan C. Inti pengendalian pencemaran bahan toksik D. Inti pengendalian toksik pada lingkungan E. Inti pengendalian pencemaran lingkungan

14. Dalam hal terjadi bencana alam seperti, gunung meletus serta kebakaran hutan dan kasus- kasus lainnya yang bersifat darurat, seperti kebocoran reaktor, tangki gas beracun meledak, dan lain lain maka perencanaan disusun berdasarkan

A. Permasalahan yang ada

B. Perencanaan kegiatan yang sudah diajukan ke Pemerintah Daerah setempat C. Kebijakan pemerintah setempat

D. Permasalahan yang sering terjadi E. Permasalahan yang tidak terjadi

15. Perlindungan mutu udara ambien didasarkan pada….

A. Baku mutu dara ambien, status mutu udara ambien, evaluasi

B. Baku mutu emisi, ambang batas emisi gas buang, evaluasi, baku tingkat gangguan C. Ambang batas kebisingan, dampak mutu dan Indeks Standar Pencemar Udara D. Baku mutu udara ambien, status mutu udara ambient, ISPU

E. Semua jawaban benar

(40)

16. Jika dalam pembangunan rumah dengan lahan yang cukup luas. Pada rumah tersebut direncanakan akan menggunakan ventilasi alami, agar ruangan terang dan tidak terlalu panas maka ventilasi dpt dibuka dan ditutup. Berapa luas minimal ventilasi yang harus digunakan untuk rumah tersebut?

A. 10% dari luas lantai B. 20% dari luas lantai C. 15% dari luas lantai D. 25% dari luas lantai E. 5% dari luas lantai

17. Pencemaran udara yang disebabkan oleh gas LPG dalam suatu ruangan seperti dapur, hal ini dapat menyebabkann kebakaran dan kematian. Karena adanya kadar gas LPG di dalam suatu ruangan dapat menurunkan kadar O2 dalam ruangan. Berapakah kadar O2 yang dapat menyebabkan timbulnya afiksia?

A. < 20%

B. < 21%

C. < 12%

D. < 18 % E. < 16%

18. Sekelompok masyarakat yang tinggal di dekat dengan pabrik semen mengeluh dikarenakan adanya gangguan udara akibat debu yan ditimbulkan pabrik tersebut.

Metode apa yang tepat untuk melakukan pengambilan sampel untuk mengukur pencemaran tersebut?

A. Impaksi B. Filtrasi C. Absorbsi D. Adsobrsi

E. Elektrostatil Prespilitator

(41)

19. Tata laksana pengawasan udara di pemukiman terutama dalam ruang rumah. Pelaksanaan pengawasan kualitas udara dalam ruang rumah dimaksudkan untuk mewujudkan kualitas udara dalam ruang rumah agar memenuhi persyaratan. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan pemantauan, pengolahan dan analisis data, rekomendasi, rencana tindak lanjut, serta pelaporan. Kegiatan pengawasan yang Dinas Kesehatan menyampaikan laporan tahunan kondisi kualitas udara dalam ruang rumah di wilayahnya kepada Gubernur/Bupati/Walikota guna pemantauan dan evaluasi serta ditembuskan kepada Menteri Kesehatan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan merupakan?

A. Pemantauan

B. Pengolahan dan analisis data C. Rekomendasi

D. Rencana tindak lanjut E. Laporan

20. Tata laksana pengawasan udara di pemukiman terutama dalam ruang rumah. Pelaksanaan pengawasan kualitas udara dalam ruang rumah dimaksudkan untuk mewujudkan kualitas udara dalam ruang rumah agar memenuhi persyaratan. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan pemantauan, pengolahan dan analisis data, rekomendasi, rencana tindak lanjut, serta pelaporan. Kegiatan pengawasan yang meliputi pengolahan data, analisis data, penyajian data, dan Diseminasi Informasi ialah....

A. Pemantauan

B. Pengolahan dan analisis data C. Rekomendasi

D. Rencana tindak lanjut E. Laporan

21. Pencemaran udara menyangkut 3 hal pokok mulai dari usmber, pergerakan, hingga penerima. Penyebarab polutan dapat dipengaruhi oleh kondisi meteorlogi. Meteorologi memiliki peran untuk memindahkan panas melalu perkegarakan udara. Proses pemindahan panas tersebut disebut?

(42)

A. Reduksi B. Oksidasi C. Konduksi D. Radiasi E. Konveksi

22. Penurunan kualitas udara dapat disebabkan oleh penggunaan fasilitas seperti kulkas, spray, dan AC. Peralatan tersebut dapat menghasilkan gas CFC dalam penggunaannya.

Apa saja dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan alat tersebut?

A. pencemaran udara di dalam rumah B. Efek rumah kaca

C. Meningkatnya kadar bahan pencemar D. Hujan asam

E. Pencemaran udara di luar rumah

23. Apabila konsentrasi zat pencemar melebihi nilai ambang batas, maka diperlukan pengendalian yang baik. Bila kandungan hidrokarbon dan nitrogen oksida melebihi mnilai ambang batas penyakit apa yang dapat ditimbulkan?

A. Stess B. Sembelit C. Iritasi mata D. Gatal-gatal E. Peradangan mata

24. Polutan mempunyai pengaruh buruk terhadap kesehatan manusia, diantaranya dapat mengganggu kemampuan darah untuk mengikat oksigen. Kondisi tersbut merupakan dampak dari polutan gas yang mencemari lingkungan. Jenis zat pencemar apa yang dapat menyebabkan gangguan tersebut?

A. NH3 B. Sox C. NOx

(43)

D. O3 E. CO

25. Pencemaran udara dalam ruang terutama rumah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena pada umumnya orang lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan di dalam rumah sehingga rumah menjadi sangat penting sebagai lingkungan mikro yang berkaitan dengan …

A. risiko dari pencemaran udara B. risiko alam

C. resiko pencemaran Lingkungan D. resiko faktor lingkungan E. resiko udara

(44)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bahri, B., Raharjo, M., & Suhartono, S. (2021). Dampak Polusi Udara Dalam Ruangan Pada Kejadian Kasus Pneumonia: Sebuah Review. Link, 17(2), 99-104.

2. Dwikusuma, H. S. E. (2018). Peran Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman Dan Lingkungan Hidup Dalam Pengendalian Pencemaran Udara Sebagai Akibat Dari Kebakaran Lahan Gambut Di Kabupaten Kubu Raya (Doctoral dissertation, Uajy).

3. Ensind - Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air Menurut PP Nomor 22 ....

https://www.ensind.com/blog/perlindungan-dan-pengelolaan-mutu-air-menurut-pp-nomor- 22-tahun-2021

4. Gufran, M. (2019). Dampak Pembuangan Limbah Domestik terhadap Pencemaran Air Tanah di Kabupaten Pidie Jaya. Serambi Engineering, IV, 1.

5. Hasibuan, A. (2023). ANALISIS DAMPAK LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DESA TIGAPANAH, KECAMATAN TIGAPANAH, KABUPATEN KARO. 6, 2.

6. H. Lukmanul Hakim Jurnal Politikom Indonesiana, Vol 3 No 1 (2018) Makalah pengawasan kualitas udara kel 4-Revisi. (n.d.). Scribd.

https://id.scribd.com/document/660820662/1-

7. Menyusun Rencana Pemantauan Kualitas Air Limbah - Belajar K3.

https://belajark3.com/materi_pengendalian_pencemaran_air/Menyusun_Rencana_Pemanta uan_Kualitas_Air_Limbah/.

8. PENGAWASAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMELIHARAAN KUALITAS UDARA DI KOTA SEMARANG

9. PERATURAN MENTERI KESEAHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2023 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN 10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077 Tahun 2011 Tentang

Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah.

11. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1077/MENKES/PER/V/2011 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN UDARA DALAM RUANG RUMAH

(45)

12. Purba, L. S. L. dan Harefa, N. 2019. Pengaruh Kandungan Oksigen Udara Sekolah terhadap Konsentrasi Belajar Siswa SMA N 9 Jakarta Timur. Seminar Nasional Pendidikan (Sendika), Volume 3 hal: 9-16

13. Pengendalian Pencemaran Air Menurut PP Nomor 22 Tahun 2021.

https://www.ensind.com/blog/pengendalian-pencemaran-air-menurut-pp-nomor-22-tahun- 2021.

14. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG PEMANTAUAN.https://ppkl.menlhk.go.id/website/filebox/885/200306144608Permen

%20LHK%20tentang%20SPARING.pdf.

15. Permen LHK No. 93 Tahun 2018 - JDIH BPK RI.

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/164071/permen-lhk-no-93-tahun-2018.

16. Permen LHK No. P.93/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 - JDIH Kemenko Marves.

https://jdih.maritim.go.id/en/peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-no- p93menlhksetjenkum182018-tahun-2018.

17. PP No. 22 Tahun 2021 - JDIH BPK RI.

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161852/pp-no-22-tahun-2021.

18. Permen LHK No. 4 Tahun 2021 - JDIH BPK RI.

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/210998/permen-lhk-no-4-tahun-2021.

19. Permen LHK No. 15 Tahun 2020 - JDIH BPK RI.

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/163465/permen-lhk-no-15-tahun-2020.

20. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PEMANTAUAN KUALITAS ....

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/156881/Permen%20LHK%20Nomor

%2093%20Tahun%202018.pdf.

21. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1077/MENKES/PER/V/2011 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN UDARA DALAM RUANG RUMAH

22. Sujono, S. M. (2015). SANITASI PEMUKIMAN. URUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II TAHUN 2015.

(46)

23. Vivi Filia Elvira, S.KM., M. K. (2022). MODUL AJAR MATA KULIAH SANITASI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN. Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman.

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengolahan limbah cair adalah suatu perlakuan tertentu yang harus diberikan pada limbah cair sebelum limbah tersebut dibuang ke lingkungan, sehingga limbah

2. Peraturan Menteri  Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana 

Tulisan ini merupakan Skripsi dengan judul “ Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menggunakan Pupuk Organik Aktif Dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit : Pengaruh Lubang

Buku Protokol Tata Laksana COVID-19 Kemenkes, Revisi Protokol Tata Laksana COVID-19 dari 5 Organisasi Profesi. • Vitamin C: 3-4x500 mg, 14 hari (non acidic), 2x500 mg, 30 hari

Industri Pembuatan Tahu UD. Rohana Di Desa Samili menghasilkan limbah cair perhari 570 liter / hari, pengawasan kualitas limbah cair tidak berjalan sehingga di khawatirkan limbah

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta

Akan tetapi, feritin merupakan salah satu marker inflamasi, sehingga kurang akurat jika terdapat kondisi inflamasi.4 TATA LAKSANA Tata laksana anemia pada anak dengan CKD berdasarkan

Dokumen ini membahas pengolahan limbah cair domestik di PMKS PT Sisirau di Kabupaten Aceh