• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Masyarakat Dalam Melestarikan Kebun Jeruk Sebagai Destinasi Wisata Serta Pembangunan Berkelanjutan Di Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani

N/A
N/A
Diva Putri

Academic year: 2024

Membagikan " Pengelolaan Masyarakat Dalam Melestarikan Kebun Jeruk Sebagai Destinasi Wisata Serta Pembangunan Berkelanjutan Di Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Zahwadiva Sosiawan Putri (2112511010) PENGELOLAAN MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN KEBUN JERUK SEBAGAI DESTINASI WISATA SERTA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI DESA BATUR TENGAH, KECAMATAN

KINTAMANI

Merujuk pada Undang-Undang Kepariwisataan Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009, pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan wisata yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang mengunjungi tempat tertentu untuk hiburan, pengembangan pribadi atau menemukan keunikan tempat wisata yang dikunjungi pada waktu sementara (Dhalyana & Adiwibowo, 2013). Dalam Badan Pusat Statistik, terdapat jumlah 3,357 ribu penduduk (BPS Kabupaten Bangli, 2022). Desa ini terbentuk dari 8 banjar/dusun. Mata pencaharian sebagian besar warga adalah dari sektor pertanian, dan sejumlah bergiat di sektor agrobisnis. Lahan pertanian dan perkebunan mereka banyak ditanami padi, jeruk dan kopi dimana sepanjang daerah di Desa Batur Tengah (Astawa et al., 2016). Pada tahun 1948 Desa Batur di distribusi menjadi dua yaitu Desa Batur Utara dan Desa Batur Selatan. Setelah tahun 1950 terjadi pengembangan Kembali yang dimana dampak dari pengembangan tersebut terciptanya Desa Batur Tengah, yang di karenakan lingkungan Desa Batur sangat luas. Desa Batur Tengah ini merupakan Desa terakhir yang mengalami pengembangan dari Desa Batur tersebut yang terjadi dekat tahun 1950 (SKom, 2021).

Banyaknya jenis-jenis ekologi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh. Yakni ekologi tumbuhan. Ekologi tumbuhan serupa salah satu cabang jurusan ekologi adalah ilmu pengetahuan yang melihat secara spesifik interaksi tumbuhan dengan lingkungan hidupnya, yang bergandengan dengan berbagai proses dan fenomena alam. Misalnya, bagaimana tumbuhan untuk hidupnya memerlukan sinar matahari, air, oksigen, tanah atau lahan sebagai tempat tumbuh atau habitatnya. Seorang tokoh bernama Ernest Haeckel pada tahun 1866 adalah yang perdana kali memopulerkan istilah ekologi dari dialek Jerman yakni “Oekologie”. Ia mendefenisikan ekologi seumpama ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi makhluk hidup di “rumah” atau di alam sekitarnya (Hutasuhut, 2020).

Selanjutnya, terdapat ekologi populasi yang dimana mempelajari tentang penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan dan pertumbuhan. Pola penyebaran populasi dinyatakan dengan bagaimana kaum publik tersebut menempati ruang. Secara teoritis dikenal tiga pola penyebaran individu bagian dalam populasi, yaitu, pola penyebaran acak (random), yaitu individu menyebar tidak mengikuti suatu pola tertentu dan posisi jiwa yang satu tidak bergantung pada jiwa yang lainnya, pola mengelompok (clumped) adalah pola yang kebanyakan didapati di alam, yakni individu beragregasi atau mengelompok dalam suatu gugus (patches). Selanjutnya pola penyebaran seragam atau teratur (uniform), yaitu individu menghambur dengan jarak yang perkiraan serupa di antaranya (Pelajaran &

Madrasah, n.d.).

Ekologi perarian adalah ilmu untuk mempelajari hubungan atau interaksi antara organisme air dan ke lingkungan. Dampaknya juga dapat dinilai dalam perencanaan pembangunan terjadi dalam ekosistem, dan juga bisa merencanakan caranya menghilangkan efek negatif yang muncul (Found et al., 2017). Adapun agroekologi yang diungkapkan oleh Dalgaard dkk. (2003) mendefinisikan agroekologi sebagai “studi tentang tanaman, hewan, manusia, dan interaksi lingkungan dalam sistem pertanian,”. Agroekologi juga mencakup konsep ekologi yang saling berhubungan, perilaku komunitas, dan organisasi. Agroekologi didasarkan pada gagasan ekologi komunitas (hierarki lebih tinggi dari organisme), termasuk unit biotik dan lingkungannya (Rahayu, 2019).

Banyaknya jenis-jenis ekologi yang dapat diketahui, antara lain seperti ekologi industri yang Sejak Konsep ekologi industri diperkenalkan oleh Frosch dan Gallopoulos pada tahun 1989, konsep ini sudah banyak digunakan untuk memvisualisasikan dan merancang sistem industri berbeda, komprehensif dan sistematis Namun, definisi ekologi Industri ini beragam dan menghasilkan banyak Versi: kapan Pengertian ekologi industri diawali dengan kata “analogi”. Dikirim oleh Frosch dan ahli biologi Gallopoulos, di mana sistem industrinya analog ekosistem alam yang mendaur ulang sumber

(2)

daya alam sangat efektif (Setiawan et al., 2019). Dan yang terakhir, penulis mengambil tipe ekologi pembangunan, tipe ini terdapat studi yang mengklaim bahwa jumlah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses pembangunan. lingkungan semakin rusak akibat pencemaran dan kerusakan sumber daya hayati, seperti menipisnya sumber daya hutan, punahnya berbagai organisme, dan spesies hewan dan tumbuhan. dan selain itu berbagai penyakit terjadi akibat polutan industri (Siahaan, 2004).

Desa Batur Tengah memiliki kependudukan yang tidak terlalu kecil dibanding pemukiman di daerah sekitarnya seperti Desa Batur Selatan dan Desa Batur Utara. Dengan ladang yang ditanami kebun jeruk serta kopi menjadikan sasaran sebagian warganya sebagai mata pencaharian utama. Hal ini penulis mengambil ekologi tumbuhan dan agroekologi sebagai acuan. Dalam ekologi tumbuhan diposisikan kebun jeruk sebagai produknya. Diketahui bahwa Luas tanah pertanian di daerah dusun Batur berupa tanah lahan seluas 1.244.484 Hektar. Tanah pertanian ini sebagian ditanami jeruk (kurang lebih 240 Hektar), kebun kopi seluas 56,17 Hektar. Disamping kopi dan jeruk tanah pertanian di kawasan desa Batur ditanami aneka budi daya pertanian seperti: jagung, sayur-sayuran, dan palawija (Kemdikbud, n.d.). Namun, masih kurangnya cara dalam pengelolaan kebun jeruk tersendiri, wilayah kebun jeruk tersebar di mana-mana sekitaran desa Batur Tengah terkonsentrasi hanya sebagai sumber produksi buah-buahan. Dengan ini disemogakan bisa terjadi dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata buah seperti kebanyakan destinasi wisata perkebunan lainnya.(Astawa et al., 2016).

Tak hanya itu, Desa Batur Tengah dapat dikaitkan dengan ekologi pembangunan. Banyaknya lahan yang digunakan untuk membangun berdirinya caffeshop dan juga restaurant menjadi salah satu destinasi pariwisata dalam bidang ekonomi, Pasar-pasar kuliner disekitarnya berdampak pada ekonomi (Rosmiati et al., 2021). Adapun ketakutan yang dapat dikhawatirkan dalam pembangunan berlanjut mengenai pencemaran lingkungan dan tumbuh-tumbuhan berkurang akibat pembangunan.

Faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kerusakan lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial (Suda Nurjani, 2020). Adanya pembangunan Geoprak Global Network (GNN) adalah wilayah geografis tempat benda cagar budaya berada geologi adalah bidang konseptual perlindungan, pendidikan dan diharapkan memperhatikan pembangunan sepenuhnya berkelanjutan (Prastyadewi et al., 2017).

Berbagai desa di Indonesia berwatak universal, karena memegang beberapa keunikan- keunikan yang sama. Pada Inpres Nomor 5 tahun 1976, yang menyuarakan bahwa desa adalah desa dan masyarakat hukum yang setingkat dengan personalitas asli lainnya dalam pengenalan teritorial- administratif langsung dibawah kecamatan. Pengertian serupa ini juga terdapat bagian dalam UU Nomor 5 tahun 1979 (Press, 2008). Dalam UU RI Nomor 10 Tahun 2009, daya tarik wisata didefinisikan serupa segalanya yang mempunyai keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia, yang menjadi sasaran atau sasaran kunjungan wisatawan (Dhalyana & Adiwibowo, 2013).

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Astawa, I. P. A., Komaladewi, A., & Atmika, I. K. A. (2016). Integrasi Pertanian Dan Industri Kecil Dalam Pemberdayaan Masyrakat Di Desa Batur Tengah Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Buletin Udayana Mengabdi, 15(2), 159–167.

BPS Kabupaten Bangli. (2022). Kecamatan Kintamani Dalam Angka 2022.

Found, S., Detected, L. P., Document, Y., Improvement, O., Tes, I., Culture, P., Intelligence, F., Web, B., Studi, D., Upt, K., Dan, B., Universitas, K., Malang, M., Nejatullah, M., Wicaksono, G. W., Husniah, L., Teknik, J., Universitas, I., & Malang, M. (2017). Plagiarism Checker X Originality Report. 3–4.

Hutasuhut, M. A. (2020). Ekologi Tumbuhan. IAIN Mataram, 3–6.

http://repository.ut.ac.id/4431/2/BIOL4411-TM.pdf

Kemdikbud, P. (n.d.). Komunitas Adat Samin - Peta Budaya. Belajar.Kemdikbud.Go.Id. Retrieved March 26, 2023, from https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/adatbatur/

Pelajaran, M., & Madrasah, B. (n.d.). i Unit Pembelajaran 8 : Metabolisme.

Prastyadewi, M. I., Saitri, P. W., & Pramandari, P. Y. (2017). ANALISIS STAKEHOLDER PENGEMBANGAN KAWASAN BATUR GLOBAL PENDAHULUAN Wisatawan ( tourist ), elemen-elemen geografi industri ( geographical pariwisata elements ) dan Network ( GGN ), karena keelokan alam , jejak arkeologi dan geologi , serta kekhasan budaya. Fakultas Teknologi Informasi, September, 330–

337. https://jurnalfti.unmer.ac.id/index.php/senasif/article/view/58/48

Rahayu, S. (2019). Ketahanan Pangan Berbasis Pemberdayaan Petani. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 11(1), 33–38.

Rosmiati, K. A. A., Martini, I. A. O., Gorda, A. . N. O. S., & Diwya, K. G. S. (2021). Menelisik Eksistensi Restoran Lake View Kintamani Di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 13(2), 378. https://doi.org/10.23887/jjpe.v13i2.39930

Setiawan, T., Suryadi, E., & Prawiranegara, B. M. P. (2019). Model Optimasi Agro Eco-Industrial Park Berbasis Industri Tahu Dengan Pendekatan Goal Programming. J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri, 14(3), 129. https://doi.org/10.14710/jati.14.3.129-138

Siahaan, N. H. . (2004). Hukum lingkungan dan ekologi pembangunan - Nommy Horas Thombang

Siahaan - Google Buku.

https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=ae7qLHtmcW4C&oi=fnd&pg=PR5&dq=penger tian+ekologi+pembangunan&ots=Ot94BqsNby&sig=nnq759cERebIHT5mW52gwJ0CI7g&redir_e sc=y#v=onepage&q=pengertian ekologi pembangunan&f=false

SKom, I. K. G. (2021). Sejarah Desa Batur Tengah - Desa Batur Tengah.

https://baturtengah.desa.id/artikel/2021/5/1/sejarah-desa-batur-tengah-1

Suda Nurjani, N. P. (2020). Landasan Pembentukan Spasial Kawasan Taman Bumi Global Batur (Batur Global Geopark, Kintamani, Bangli, Bali). Jurnal Ilmiah Vastuwidya, 3(2), 23–31.

https://doi.org/10.47532/jiv.v3i2.210

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian “Strategi Pengelolaan Pariwisata Berkelanjutan di Obyek Wisata Alam Posong Desa Tlahab Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung ” dengan menganalisis daya dukung