• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengelolaan usaha simpan pinjam badan usaha milik desa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengelolaan usaha simpan pinjam badan usaha milik desa"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN USAHA SIMPAN PINJAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DESA

PADA DESA SALUDENGEN KECAMATAN BAMBANG KABUPATEN MAMASA

Rima Melati1, Rahmawati Umar2, Muh. Fuad Randy3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

ABSTRACT

The research aimed to analyze and find out the management of Village-Owned Savings and Loans Enterprises. The research design used was quantitative and qualitative research by using descriptive qualitative. The data analysis techniques was used to explain the management of BUMDes Savings and Loans in increasing Village Income in Saludengen Village. The data collected was through observation, interviews and documentation. The results showed that the Saludengen BUMDes Savings and Loan Business Management had a positive impact on the community. Where the village has managed an initial fund of Rp. 100.000.000.00 with a profit of Rp. 9.751.241.00 in February 2019 where Rp. 2.000.000.00 of the profits were allocated for profit-sharing deposits to the Village Government. By this deposit, it has been proven that the management of BUMDes Savings and Loans Businesses can increase the Village income in Saludengen Village, Bambang District, Mamasa Regency.

Keywords: Savings and Loans Business, Village income.

PENDAHULUAN

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam dekade terakhir ini menjadi bahan perbincangan di masyarakat tidak saja oleh masyarakat awam akan tetapi juga di kalangan para cerdik pandai. Hal ini di maklumi, sebab keberadaan BUMDes mempunyai peran yang cukup strategis di tengah-tengah masyarakat khususnya di pedesaan.

BUMDes telah ditemukan dalam berbagai studi tidak hanya sebagai forum untuk bisnis desa, dengan modal utama adalah kerja sama timbal balik di antara pemerintah Desa dengan masyarakat, yang mengembangkan aset lokal demi penyediaan layanan kepada masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pendapatan ekonomi desa. BUMDes juga bertujuan untuk berkontribusi pada pengentasan kemiskinan dan pencapaian kesejahteraan sosial.

Terkait dengan kesejateraan masyarakat, secara konstitusional telah dikemukakan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yakni memajukan kesejetaraan umum. Untuk mencapai kesejateraan yang dimaksud, tidaklah datang

begitu saja, akan tetapi dibutuhkan pembangunan dalam berbagai sektor, baik pembangunan fisik, berupa pembangunan infrastruktur seperti jalanmaupun pembangunan nonfisik seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan.

Adanya BUMDes sangatlah strategis dan diperhitungkan karena pada akhirnya BUMDes mempunyai manfaat sebagai daya penggerak perekonomian Desa dan kesejateraan masyarakat Desa. Harapan dengan didirikannya BUMDes adalah menciptakan usaha baru yang berasal dari sumber daya yang ada serta peningkatan proses kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat Desa yang telah ada sebelumnya. Selain itu akan meningkatkan kesempatan untuk berusaha dengan tujuan penguatan otonomi Desa dan pengurangan pengangguran.

Sebagai Salah satu cara pemerintah yang efektif untuk memudahkan pemerintah Desa dalam mendorong peningkatan pendapatan asli Desa (PADesa) adalah diadakannya Peraturan Mentri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, pada Nomor 4 Tahun 2015 dimana membahas tentang pendirian, pengurusan, pengelohan, dan pembubaran

(2)

Badan Usaha Milik Desa yang didalamnya juga menyebutkan dimana pemerintah Desa dapat mendirikan BUMDes. BUMDes merupakan badan usaha yang didirikan melalui kekayaan Desa yang terpisa untuk pengelolaan aset, jasa pelayanan, dan usaha- usaha lainnya untuk tujuan kesejateraan masyarakat Desa. Dibentuknya Badan Usaha Milik Desa tak lain bertujuan sebagai penggerakan pembangunaan ekonomi local pada tingkat Desa. Pembangunan ekonomi lokal pada tingkat Desa ini didasarkan atas potensi, kebutuhan dan kapasitas Desa, serta penyertaan modal dari pemerintahan Desa dalam bentuk pemberian biaya dan kekayaan Desa dengan akhir tujuannya adalah meningkatan taraf ekonomi masyarakat Desa.

Dasar dari pembentukan BUMDes sebagai daya dorong pembangunan di Desa lebih dilatar belakangi oleh kerja sama pemerintah dan masyarakat Desa dengan berdasarkan pada prinsip-prinsif kooperatif, partisipasif, dan emansipasif dari masyarakat Desa. Dengan berdasar padauraian diatas, peneliti tertarik mengangkat sebuah judul penelitian yaitu

Pengelolaan Usaha Simpan Pinjam Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa Pada Desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa”

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pengelolaan usaha simpan pinjam Badan Usaha Milik Desa dapat meningkatkan pendapatan asli Desa di Desa Saludengen kecamatan bambang kabupaten mamasa.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan usaha simpan pinjam Badan Usaha Milik Desa.

TINJAUAN LITERATUR

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 disebutkan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, berwenang dalam mengatur dan mengurus pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan pada prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan di hormati dalam sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia.

Jan Hoesada (dalam Yuliansyah 2016) berpendapat bahwa Desa dan Desa Adat pada

dasarnya melaksanakan tugas yang sedikit sama. Perbedaannya hanyalah pada pelaksanaan atas hak asal usul, terutama mengenai: pelaksanaan dan pengaturan pemerintahan berdasarkan susunan asli, pengurusan dan pengaturan ulayat atau wilayah adat, pelestarian nilai sosial wilayah Desa Adat, penyelesaian sengketa adat berdasarkan hukum adat yang berlaku di Desa Adat dalam wilayah yang selaras dengan prinsip hak asasi manusia dengan mengutamakan penyelesaian secara musyawarah, penyelenggaraan sidang perdamaian peradilan Desa Adat sesuai dengan ketetapan peraturan perundang- undangan, pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa Adat berdasarkan hukum adat yang digunakan di Desa Adat, dan pengembangan kehidupan hukum adat sesuai dengan kondisi sosialbudaya masyarakat Desa Adat. Selain itu, peraturan Desa Adat disesuaikan dengan hukum adat dan norma adat istiadat yang berlaku pada Desa Adat selama tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Soetarjo mengemukakan (dalam Wasistiono 2006) Desa di Indonesia pada awalnya ditemukan oleh Mr. Herman Warner Muntinghe, seorang bangsa belanda anggota Rad Van Indie pada masa penjajahan Inggris, dia adalah pembantu Gubernur Jenderal Inggris pada tahun 1817 di Indonesia. Dalam laporannya 14 juli 1817 kepada pemerintahannya disebutkan mengenai adanya desa-desa di daerah-daerah pesisir pulau Jawa dan kemudian ditemukan juga desa-desa diluar kepulauan Jawa.

Widjaja (2013) berpendapat bahwa desa merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum dimana mereka memiliki susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang sifatnya istimewa. Landasan pemikiran yang berhubungan dengan pemerintahan desa yaitu keanekaragaman, demokratisasi, otonomiasli, partisipasi, dan pemberdayaan masyarakat

Merujuk pada uraian tentang pengertian desa di atas, maka desa adalah kelompok komunitas hukum dan juga sebagai badan terendah pemerintah dengan wewenang untuk mengelola rumah tangganya dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan atas hukum dan kebiasaan setempat. Desa adalah organisasi independen dengan budaya, tradisi, dan adat istiadatnya sendiri dan mandiri.

(3)

Anom Surya Putra (2015) mengatakan bahwa Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi berkomitmen untuk mewujudkanharapan UU Desa dan NAWACITA. Dengan demikian pendirian BUMDes adalah sebagai salah satu kebijakan untuk mewujudkan Nawa Cita Pertama, ketiga, dan ketujuh, dengan pemaknaan sebagai berikut: 1) BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan untuk menghadirkan institusi Negara (Kementerian Desa PDTT) dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Desa (selanjutnya disebut Tradisi BerDesa).

2) BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan membangun Indonesia dari pinggiran melalui pengembangan usaha ekonomi Desa yang bersifat kolektif. 3) BUMDes merupakan salah satu straegi kebijakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia di Desa. 4) BUMDes merupakan salah satu bentuk kemandirian ekonomi Desa dengan menggerakkan unit-unit usaha yang straegis bagi usaha ekonomi kolektif Desa.

Jadi menurut ketentuan yang berlaku dalam Undang-undang bahwa BUMDes adalah sebagai sebuah lembaga, didirikan oleh pemerintah Desa, dinaungi oleh perundang- undangan dan setiap Desa berhak menentukan dan mengarahkan BUMDes tersebut sesuai dengan potensi-potensi yang ada di Desa atau daerah masing-masing. Dengan arti kata lain bahwa Desa berhak mengatur otonomi daerahnya masing-masing khususnya mengatur Badan Usaha milik Desanya.

Ada tujuh hal sebagai ciri utama yang BUMDes dengan lembaga ekonomi komersial pada umumnya yaitu: 1) Badan usaha ini merupakan milik Desa yang dikelola secara bersama. 2) Modal usaha BUMDes berasal dari Desa (51%) dan dari masyarakat (49%) melalui penyertaan modal (saham atau andil).

3) Operasional atau pengelolaannya menggunakan prinsif bisnis yang berakar dari budaya local.4) Bidang usaha yang dikelolah didasarkan pada potensi serta hasil informasi pasar. 5) Keuntungan yang dihasilkan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui kebijakan Desa (village polyci). 6) BUMDes Difasilitasi oleh Pemerintah Pusat, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes. 7) Pelaksana operasonal dikontrol secara bersama (oleh Pemdes, BPD, anggota).

BUMDes bertujuan agar aset-aset Desa yang ada dapat dikelola dengan optimal, memajukan/meningkatkan perekonomian Desa, dan mendorong meningkatnya kesejahteraan masyarakat Desa. BUMDes juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan asli Desa yang dapat menunjang segala keperluan Desa khususnya dalam masalah pendanaan agar Desa tidak terus bergantung pada pemerintah pusat dan daerah setempat. Sifat usaha pada BUMDes adalah beriorentasi pada keuntungan dan pengelolaan usahanya bersifat terbuka, jujur, partisipatif, berkeadilan serta profesionalisme kerja untuk mewujudkan sifat- sifat Bumdes tersebut.

Empat tujuan utama pendirian BUMDes adalah: 1) Meningkatkan perekonomia Desa 2) Meningkatkan pendapatan asli Desa. 3) Meningkatkan pengolahan potensi Desa sesuai kebutuhan masyarakat. 4) Menjadi penggerak utama pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pedesaan.

BUMDes berfungsi sebagai daya penggerak perekonomian Desa, menghasilkan pendapatan asli Desa (PADes), serta sebagai sarana untuk mendorong dan memacu percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa kearah yang lebih baik terkhusus di bidang kesejahteraan perekonomian masyarakat itu sendiri. Selain dari pada itu BUMDes juga dapat menjadi sarana pembelajaran atau kemampuan kepada masyarakat, dalam masalah pengelolaan keuangan rumah tangga serta memberikan pengajaran kepada masyarakat dalam dunia usaha atau dunia bisnis.

Menurut Ahmad Nur Ihsan (2018) bahwa pembentukan lembaga Badan Usaha Milik Desa adalah sebagai penggerak utama pembangunan bidang ekonomi local di tingkat pedesaan. Pembangunan ekonomi Desa ini mengacu pada kebutuhan/keperluan, potensi, dan kapasitas Desa, serta penyertaan modal oleh pemerintah Desa yang berbentuk pembiayaan serta kekayaan Desa yang memiliki imbas pada meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Desa.

Salah satu manfaat adanya BUMDes adalah mampu untuk mendorong bergeraknya ekonomi Desa, dan mengembangkan kewirausahaan bagi masyarakat Desa. Dengan perkembangan wirausaha Desa dapat menawarkan solusi untuk mengurangi tingkat kemiskinan, terjadinya migrasi penduduk dan

(4)

sekaligus dapat membuka lapangan pekerjaan di Desa.

Adapun Undang-Undang yang menjadi pedoman dalam pengelolaan BUMDes adalah:

1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014yang mengatur mengenai Desa. 2) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 yang mengatur tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014, mengenai aturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. 3) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, serta Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. 4) Peraturan Daerah Kabupaten/kota tentang BUMDes

Dengan adanya BUMDes merupakan sebuah bentuk keterlibatan masyarakat Desa secara keseluruhan yang dibentuk/didirikan berdasarkan atas Peraturan Desa tentang Pendirian BUMDes. BUMDes juga didirikan dengan pertimbangan menyalurkan inisiatif dari masyarakat Desa, pengembangan potensi Desa, pengelolaan, pemanfaatan potensi Desa, pembiayaan dan kekayaan pemerintah Desa yang diserahkan untuk dikelola oleh BUMDes.

BUMDes mempunyai tujuan yang jelas dan efektif dan direalisasikan dalam bentuk penyediaan layanan kebutuhan bagi usaha- usaha produktif yang diutamakan bagi masyarakat Desa yang tergolong kelompok ekonomi rendah, mengurangi terjadinya praktek rentenir dan pelepasan uang. Selain itu pula tujuan didirikan BUMDes adalah menciptakan pemerataan lapangan usaha sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat (Ridlwan, 2014).

Prinsip-prinsip dalam mengelola BUMDes menurut Ridlwan (2014), adalah; 1) Kooperatif, adanya partisipasi semua komponen dalam pengelolaan BUMDes dan dapat saling bekerja sama dengan baik; 2) Partisipatif, semua komponen yang ikut terlibat dalam pengelolaan BUMDes diharapkan memberikan dukungan serta kontribusi secara sukarela, kesadaran atau tanpa diminta untuk meningkatkan usaha BUMDes; 3) Emansipatif, keseluruhan komponen yang ikut serta dalam pengelolaan BUMDes diperlakukan seimbang tanpa mempertimbangkan perbedaan golongan, suku, agama dan perbedaan lainnya Transparan, seluruh kegiatan yang dilaksanakan dalam pengelolaan BUMDes

memiliki pengaruh dan dampak pada kepentingan umum harus terbuka serta semua unsur dan komponen lapisan masyarakat mengetahui seluruh kegiatan tersebut; 4) Akuntabel, keseluruhan kegiatan secara teknis maupun administratif harus dapat dipertanggungjawabkan; dan 5) Sustainabel, masyarakat mengelolah, mengembangkan dan melestarikan kegiatan usaha dalam BUMDes.

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mengartikan pendapatan adalah semua penerimaan melalui Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah/meningkatkan ekuitas dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang kemudian menjadi hak pemerintah dan tidak perluh dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan dapat didefinifikan secara umum sebagai hak dari pemerintah daerah/desa yang dapat menambah kekayaan bersih yang terjadi akibat transaksi masa lalu (Mahmudi, 2016).

Dalam mendorong percepatan pembangunan pada tingkat Desa, pemerintah memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada pemerintah Desa untuk mengelola daerahnya secara mandiri, salah satunya yaitu melalui pembentukan lembaga ekonomi yang berada pada tingkat Desa yakni Badan Usaha Milik Desa. Lembaga berbasis ekonomi ini menjadi salah satu program yang dikelolah Desa sebagai sarana dalam upaya meningkatkan pendapatan asli Desa. Peranan BUMDes sebagai instrument penguatan dan pendorong otonomi Desa dan juga sebagai instrument kesejahteraan masyarakat.

BUMDes sebagai instrument otonomi Desa maksudnya ialah untuk mendorong pemerintah Desa dalam mengembangkan potensi Desanya sesuai dengan kemampuan dan kewenangan pemerintah Desa.

Pemerintah desa Saludengen berusaha mensejahterakan masyarakatnya dengan salah satu cara memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan pinjaman modal usaha. Disisi lain pemerintah desa berupaya agar pendapatan asli desa dapat meningkat melalui berbagai usaha. Dua hal tersebut menjadi dasar sehingga pemerintah desa Saludengen melalui BUMDes membuka usaha pinjaman yang terbuka bagi semua masyarakat desa. Dengan adanya usaha pinjaman ini maka masyarakat dapat meminjam modal usaha untuk dikembangkan yang tentunya disesuaikan dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah desa. 1). Usaha

(5)

pinjaman ini sepenuhnya adalah milik pemerintah desa Saludengen yang berhak menentukan besaran modal usaha, aturan pengelolaan, dan bertanggung jawab atas keseluruhan aktifitas usaha pinjaman.

Pengelolaan usaha pinjaman ini ditangani oleh pengurus BUMDes sekaligus sebagai pelaksana harian. 2). Usaha simpan pinjam yang dikelolah oleh BUMDes Saludengen memiliki bentuk berbeda dari koperasi simpan pinjam yang banyak dipakai oleh badan usaha lain. Jika dalam koperasi simpan pinjam keputusan tentang aturan usaha didasarkan atas musyawarah pengurus dan anggota, lain halnya dengan usaha pinjaman BUMDes Saludengen dimana aturannya ditentukan oleh pemerintah desa dan wajib dipatuhi oleh anggota atau nasaba. 3). Sumber modal dalam usaha pinjaman BUMDes Saludengen diambil dari dana desa. Sesuai dengan aturan pengelolaan dana desa dalam Peraturan Mentri Nomor 19 Tahun 2017 tentang penetapan prioritas penggunaan dana desa tahun 2018 pada BAB III pasal 4, maka salah satu prioritas dana desa yaitu pendanaan BUMDes.

Dengan demikian usaha pinjaman yang dikelolah oleh BUMDes Saludengen mendapatkan modal awal usaha dari pemerintah desa dengan memanfaatkan alokasi dana desa sebesar Rp. 100.000.000. 4).

Anggota yang masuk dalam usaha pinjaman BUMDes Saludengen adalah semua masyarakat desa. Karena semua masyarakat desa otomatis jadi anggota/nasaba, maka semua berhak meminjam modal untuk dikelolah lebih lanjut. Peminjaman modal tentunya disesuaikan dengan aturan yang ditetapkan pemerintah desa.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif menurut Suryani dan Hendryadi (2015), adalah penelitian yang menggunakan analisis data berbentuk numeric atau angka. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2014) mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik atau utuh, sehingga dalam penelitian ini tidak boleh mengisolasi

individu atau organisasi tertentu ke dalam variabel atau hipotesis, akan tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu kesatuan yang utuh. Desain kuantitatif digunakan untuk merinci dan menjelaskan data berkaitan dengan jumlah dana serta angka lain, sedangkan desain kualitatif digunakan untuk menjelaskan baik keadaan yang ada maupun temuan-temuan berdasarkan data yang didapatkan di lapangan. Skema penelitian dapat dilihat pada gabar berikut.

Penelitian akan dilakukan pada Desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa. Penelitian direncanakan akan di laksanakan selama dua bulan.

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 1). Data kualitatif dan 2).

Data Kuantitatif

Sumber data dalam penelitian ini terbagi dua yaitu 1) Data primer dan 2) Data sekunder.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah 1). Observasi, 2).

Wawancara, 3). Dokumentasi,

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan variabel indevenden. Variabel dependen atau pariabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi kibat karna adanga variabel bebas. Sedangkan Variabel independen atau pariabel bebas yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab perubahannya atau munculnya variabel dependen atau terikatTeknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis kualitatif dengan metode deskriptif dimana teknik analisis digunakan dalam menganalisis data dengan membuat gambaran data-data yang terkumpul. Analisis deskriptif merupakan statistik yang dipakai untuk menganalisis data- data dengan cara mendeskripsikan ataupun

Gambar 1. Skema Penelitian

(6)

menggambarkan data yang sudah dikumpulkan di lapangan sebagaimana yang ada tanpa ada maksud mengambil sebuah kesimpulan tertentu yang berlaku secara umum ataupun generalisasi.

Selain dari teknik analisis kualitatif deskriptif, juga digunakan teknik analisis kuantitatif, dimana data dan informasi yang dikumpulkan dalam bentuk angka akan diolah sehingga dapat digunakan dalam menentukan kesimpulan deskriptif

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari proses observasi yang dilakukan di lokasi penelitian, maka ditemukan data-data yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu sebagai berikut; 1). Di Desa Saludengen, Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, telah dibentuk sebuah Badan Usaha Milik Desa pada tahun 2017, dan mengelolah beberapa jenis usaha diantaranya Usaha Simpan Pinjam. 2). Usaha Simpan Pinjam yang dikelolah oleh BUMDes Saludengen dipimpin oleh bapak Aldrian sebagai ketua dan memiliki tiga orang anggota yang semuanya ditunjuk langsung oleh kepala desa Saludengen. 3). Dalam mengelolah Usaha Simpan Pinjam ini pengurus untuk sementara beroprasi di kantor desa Saludengen karena kantor khusus BUMDes masih dalam perencanaan. 4). Banyak masyarakat yang terlibat dalam Usaha Simpan Pinjam BUMDes Saludengen sebagai nasaba.Pemerintah desa Saludengen melakukan kontrol terhadap jalannya BUMDes sebagai bentuk keseriusan pemerintah desa Saludengen dalam mensejahterakan masyarakatnya lewat Usaha Simpan Pinjam yang dikelolah oleh BUMDes.

Selama di lapangan, peneliti telah mewawancarai semua pengurus Usaha Simpan Pinjam BUMDes yang berjumlah 4 orang sebagai pengelola BUMDes. Dalam wawancara ini, peneliti menggunakan pertanyaan yang sama, sehingga hasilnya disimpulkan sebagai berikut; 1) BUMDes adalah sebuah wadah yang menjalankan usaha simpan pinjam yang mampu mendorong meningkatnya perekonomian desa melalui adanya sumber pijaman modal dengan bunga terjangkau. Disamping itu juga dapat meningkatkan pendapatan asli desa. 2) Faktor yang mendorong pemerintah desa untuk mendirikan BUMDes yaitu; a) Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 213 ayat (1),

Undang Undang No 4 Tahun 2015. b) Menyiapkan pinjaman modal bagi masyarakat dengan bunga serta persyaratan yang terjangkau, sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melalui usaha mandiri. c) Kesempatan bagi desa untuk menginfestasikan aset dan juga dapat meningkatkan pendapatan asli desa. 3) Alasan mengapa BUMDes Saludengen hanya mengeolah usaha simpan pinjam ini adalah karena umur pembentukannya yang terbilang masih mudah sehingga untuk sementara hanya usaha simpan pinjam yang dikelola. Alasan lainnya adalah karena usaha simpan pinjam ini adalah sebuah potensi sekaligus pemenuhan kebutuhan masyarakat akan modal pinjaman usaha dan kebutuhan lainnya. 4) Modal usaha simpan pinjam BUMDes bersumber dari dana desa melalui rencana anggaran pembiayaan desa. 5) BUMDes Saludengen berdiri pada tahun 2017 dan sekaligus mengelolah usaha simpan pinjam. 6) Usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen sangat berdampak positif untuk penyiapan pinjaman modal usaha yang terjangkau bagi masyarakat, membantu BUMDes mengembangkan usaha lain, dan meningkatkan PADesa. 7) Setelah adanya BUMDes, juga berdampak pada peningkatan pendapatan asli desa karena hasil dari usaha simpan pinjam BUMDes dibagi juga untuk desa, walaupun pembagian hasil tersebut baru diterima desa pada tahun 2019 mengingat keputusan bersama antara BUMDes dan desa bahwa hasil awal dari usaha simpan pinjam BUMDes akan diperuntukkan untuk pengembangan BUMDes itu sendiri. 8) Usaha simpan pinjam BUMDes turut berdampak pada peningkatan PADesa serta pembangunan usaha lain. Selain menjadi sumber modal, pemerintah desa tetap berkontribusi bagi BUMDes melalui kerja sama peningkatan sumber daya seperti pelatihan BUMDes, serta kontribusi lain yang mendorong berkembangnya BUMDes. 9) Sejau ini perkembangan BUMDes sangat baik dan berjalan lancar, terlihat dari kesadaran masyarakat akan pentingnya membangun bumddes secara bersama-sama. perkembangan BUMDes juga terlihat dari meningkatnya nasaba usaha simpan pinjam, serta rencana pembukaan usaha baru. 10) Usaha simpan pinjam BUMDes turut berkontibusi bagi peningkatan PADesa, terbukti dari pembagian hasil usaha sebesar Rp.2.000.000 yang disetor kepada desa pada April 2019. 11) Usaha

(7)

simpan pinjam BUMDes sangat menguntungkan bagi masyarakat, terlihat dari kemudahan persyaratan administrasi, bunga tetap dan rendah, kecepatan pencairan dana, serta aturan aturan yang lain yang tidak terlalu mengikat. 12) Selain dari persyaratan administrasi yang mudah dengan bunga yang renda dan tetap, keunggulan lain yang dimiliki usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen adalah usaha simpan pinjam dibangun atas dasar kebutuhan masyarakat, kekeluargaan dan tidak mementingkan segi bisnis. 13) Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan usaha simpan pinjam BUMDes yaitu; a) Sumber daya manusia yang masih kurang dalam bidang pengelolaan keuangan BUMDes terkusus pengetahuan tentang usaha simpan pinjam. b) Insentif bagi pengurus yang berdasarkan aturan hanya bisa berasal dari hasil BUMDes itu sendiri, sementara hasil usaha simpan pinjam BUMDes yang masih rendah, sehingga insentif bagi pengurus hanya bisa dihitung per tahunnya. c) Modal yang masih kurang.

Tugas sesuai jabatan pengurus BUMDes adalah; 1) Tugas ketua yaitu, melakukan sosialisasi kepada masyarakat, menciptakan suasana yang kondusif di antara semua anggota pengurus melalui pemberian motifasi dan pandangan-pandangan yang membangun, menemukan inde baru dalam pengembangan usaha baru, menjalin komunikasi kepada pemerintah desa, dan secara keseluruhan mengontrol jalannya operasional BUMDes. 2) Tugas bendahara adalah, menyimpan uang tunai, mengeluarkan uang sesuai petunjuk ketua, melakukan laporan keadaan dana kepada ketua. 3) Tugas anggota adalah membuat laporan pengembalian pinjaman nasaba kepada ketua, melakukan surfei kepada calon nasabah yang butuh pertimbangan untuk disurfei, membantu pekerjaan umum dalam lingkup BUMDes.

Peneliti juga mewawancarai beberapa nasaba yang bisa ditemui dan hasilnya adalah sebagai berikut; 1) Adanya usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen sangat membantu masyarakat dalam mendapakan modal usaha. 2) Usaha yang didirikan setelah mendapat pinjaman dari BUMDes yaitu Usaha ternak, Kebun Sayur, Pembuatan Kios, bengkel motor dan usaha lainnya. 3) Selain untuk usaha, manfaat lain dari adanya usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen adalah dapat memperoleh dana dengan cepat jika ada

kebutuhan penting secara mendadak. 4) Harapan dari nasaba semoga usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen dapat terus berkembang, karna fungsinya sangat membantu masyarakat. Selain itu BUMDes diharapkan dapat dikembangkan ke berbagai usaha yang lain

Sebagai pelindung dan penasehat dari usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen, maka peneliti juga mewawancarai kepala desa Saludengen agar mendapatkan data-data pendukung penelitian. Hasil wawancara kepada Kepala desa Saludengen adalah sebagai berikut; 1) Salah satu fungsi pemerintah desa Saludengen adalah mengusahakan kesejahteraan masyarakat desa.

2) Kesejahteraan masyarakat desa yang dimaksud diantaranya ialah mendorong masyarakat desa agar bisa menciptakan usaha mandiri dengan kemudahan memperoleh modal usaha. 3) Dampak dari terciptanya usaha mandiri yaitu peningkatan penghasilan sediri pemilik usaha, menciptakan lapangan kerja, pengelolaan hasil bumi secara internal untuk memenuhi kebutuhan baik internal desa maupun eksternal desa atau daerah lain. 4) Sebagai pendanaan tahap awal pemerintah desa Saludengen dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa yaitu mengeluarkan dana sebanyak Rp.40.000.000,00 untuk pembangunan BUMDes yang bergerak dalam usaha simpan pinjam pada tanggal 10 Agustus 2017. 5) Bentuk keseriusan pemerintah untuk mengembangkan BUMDes demi kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa Saludengen diperkuat lagi dengan mengeluarkan dana sebesar Rp.60.000.000,00 pada tanggal 27 november 2017, sehingga total dana yang dikeluarkan oleh pemerintah desa Saludengen dalam pembangunan BUMDes sebesar Rp.100.000.000,00. 6) Hasil usaha simpan pinjam BUMDes untuk tahap awal akan digunakan kembali sebangai dana untuk pengembangan BUMDes kedepannya, sehingga setoran ke pemerintah desa baru ada pada tahun 2019 sebesar Rp. 2.000.000,00.

Jumlah ini berdasarkan kesepakatan antara Pemerintah desa dengan pengurus BUMDes.

7) Kepala desa Saludengen berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan adanya BUMDes dengan baik untuk mendapatkan modal secara mudah demi membangun usaha mandiri yang dapat mendorong ekonomi masyarakat desa. 8) Pemerintah bersama

(8)

pengurus BUMDes selalu melakukan sosialisai, berusaha menemukan terobosan- terobosan baru, dan menerima kritik serta saran dari semua pihak agar dapat mengembangkan usaha simpan pinjam BUMDes kedepannya.

Dokumen yang didapatkan di lapangan terdiri dari dokumen laporan keuangan dan dokumentasi penelitian dalam bentuk foto.

Dokumen laporan keuangan yang dimaksud akan dijelaskan dibawa ini, namun untuk lebih terperinci terdapat dalam lampiran bersama foto hasil dokumentasi.Kelebihan dan keuntungan dari usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen adalah persyaratan yang mudah dengan bunga yang rendah.

Tabel 1. Laporan Keuangan Pemerintah Desa SaludengenTahun 2016, 2017 dan 2018

Tabel.2. aporan Pengeluaran Pemerintah Desa Saludengegn untuk Pembiayaan BUMDes

Tahun 2017

Tabel 3. Laporan Anggaran Pendapatan Pemerintah Desa Saludengen Tahun 2019 Per

Tanggal 27 Agustus 2019

Tabel 4. Laporan Rekapitulasi Keuangan Usaha Simpan Pinjam BUMDes Febuari 2018 sampai

Februari 2019

Tabel 5. Laporan Pengalokasian Hasil/

Keuntungan dari Usaha Simpan Pinjam BUMDes Febuari 2018 sampai Februari 2019

Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa pemerintah Desa Saludengen telah membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pada tahun 2017. BUMDes tersebut menjalankan sebuah usaha simpan pinjam sebagai usaha awal dipimpin oleh bapak Aldrian sebagai ketua, yang kemudian akan dikembangkan ke usaha usaha lainnya.

Dalam pelaksanaannya banyak masyarakat yang terlibat langsung dalam usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen sebagai nasaba.

Disisi lain pemeritah selalu mengontrol, mengarahka dan bekerja sama dengan pengurus BUMDes untuk pengembangan BUMDes itu sendiri sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Hasil wawancara kepada pengurus BUMDes menjelaskan bahwa usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen yang didirikan pada tahun 2017 berdasarkan keputusan bersama dalam rapat desa sangat berdampak positif bagi masyarakat desa dan pemerintah desa. Dengan adanya usaha simpan pinjam BUMDes, kebutuhan masyarakat akan adanya pinjaman modal yang terjangkau dari segala segi dapat terpenuhi. Keunggulan yang didapatkan nasaba antara lain persyaratan administrasi yang muda, bunga pinjaman yang rendah dan tetap, proses pencairan yang cepat, serta dibangun atas dasar kekeluargaan dan

(9)

kepercayaan yang tinggi. Dengan keunggulan tersebut masyarakat mendapatkan pinjaman untuk dijadikan modal usaha mandiri yang berdampak bagi meningkatnya perekonomian masyarakat.

Hasil usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen dibagi dalam beberapa pengalokasian dana, salah satu diantaranya adalah setoran pembagian hasil usaha kepada pemerintah desa Saludengen. Pembagian hasil usaha kepada pemerintah Saludengen merupakan kontribusi BUMDes dalam meningkatkan Pendapatan Asli Desa yang terbukti dari setoran pembagian usaha sebesar Rp.2.000.000 pada bulan April 2019. Jumlah tersebut berdasarkan kesepakatan antara pengurus BUMDes dan pemerintah desa bahwa untuk tahap awal, hasil usaha sebagian besar diperuntukan bagi pengembangan usaha simpan pinjam BUMDes sehingga setoran baru terealisasi pada tahun 2019.

Dalam pelaksanaan oprasional usaha simpan pinjam BUMDes, pengurus menemukan kendala-kendala diantaranya pengetahuan tentang usaha simpan pinjam yang masih minim, insentif bagi pengurus yang belum dapat terpenuhi dengan baik, serta modal usaha yang belum mencukupi semua nasaba yang masih membutuhkan. Dalam pembagian tugasnya, pengurus usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen hanya memiliki seorang ketua, seorang bendahara dan dua orang anggota dengan tugas masing.

Hasil wawancara kepada beberapa nasaba menunjukkan bahwa masyarakat sangat menyambut baik keberadaan usaha simpan pinjam BUMDes karena bisa mendapatkan pinjaman modal usaha dengan berbagai keunggulannya, sehingga dapat mendirikan usaha-usaha mandiri yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Nasaba berharap agar BUMDes dapat mengembangkan usaha lain selain usaha simpan pinjam karan keberadaan BUMDes sangat membantu perekonomian masyarakat desa.

Hasil wawancara kepada kepala desa Saludengen sebagai pelindung dan penasehat BUMDes menjelaskan bahwa salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa serta meningkatan pendapatan asli desa dinyatakan melalui pembentukan badan usaha milik desa yang mengelola usaha simpan pinjam sebagai usaha awal. Pada awal pembentukannya, pemerintah desa

mengeluarkan dana sebesar Rp. 40.000.000 sebagai dana awal bagi usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen. Untuk tahap kedua, pemerintah desa Saludengen kembali mengeluarkan dana sebesar Rp. 60.000.000 sebagai dana tambahan bagi usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen. Secara keseluruhan jumlah dana yang telah diberikan kepada BUMDes sebagai dana usaha simpan pinjam sebesar Rp. 100.000.000. Dengan adanya BUMDes Pemerintah desa melalui kepala desa berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan usaha simpan pinjam BUMDes sebagai sumber pinjaman modal untuk menciptakan badan usaha mandiri yang dikelola oleh masyarakat itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, masyarakat dapat memanfaatkan usaha simpan pinjam BUMDes untuk mencipakan lapangan kerja, mengelolah hasil bumi dalam desa, serta usaha-usaha kreatif lainnya. Untuk kemajuan dan pengembangan BUMDes, pemerintah desa tetap bekerja sama denga pengurus BUMDes dalam menemukan inofasi baru, melakukan pelatihan, serta membuka diri untuk setiap kritik dan saran yang membangun.

Tabel 1 Menjelaskan tentang Laporan keuangan pemerintah desa Saludengen tahun 2016, 2017 dan 2018. Tabel 2. Merupakan Laporan pengeluaran pemerintah desa Saludengen untuk pembiayaan BUMDes Tahun 2017 dengan jumlah total sebesar Rp.

100.000.000. Tabel 3. menjelaskan tentang Laporan Anggaran Pendapatan Pemerintah Desa Saludengen tahun 2019 per tanggal 27 Agustus 2019, yang berasal dari tiga jenis sumber yaitu Pendapatan Asli Desa (Bagi hasil BUMDes) sebesar Rp. 2.000.000, Pendapatan Transfer (Dana Desa) Rp. 725.718.000 dan Alokasi Dana Desa (Alokasi Dana Desa) Rp.

306.437.000 dengan total pendapat sebesar Rp.

1.034.155.000. Tabel 4 menjelaskan tentang Laporan Rekapitulasi Keuangan Usaha Simpan Pinjam BUMDes Febuari 2018 sampai Februari 2019. Tabel 5 merupakan Laporan Pengalokasian hasil/keuntungan dari Usaha Simpan Pinjam BUMDes Febuari 2018 sampai Februari 2019. Laporan tersebut menunjukkan bahwa dari hasil pendapatan usaha simpan pinjam BUMDes Saludengen sebesar Rp.

9.751.241, terdapat pengalokasian sebesar Rp.

2.000.000 untuk Setoran Hasil Usaha ke Desa.

Setoran Hasil Usaha ke Desa ini juga merupakan kontribusi usaha simpan pinjam

(10)

BUMDes Saludengen dalam meningkatkan pendapatan asli desa.

PENUTUP

Dari semua rangkain penelitian yang dilakukan oleh peneliti serta pengolahan data hasil penelitian telah membuktikan bahwa pengelolaan Usaha Simpan Pinjam Badan Usaha Milik Desa dapat meningkatkan pendapatan asli desa pada desa Saludengen Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti telah terbukti

DAFTAR PUSTAKA

Dafid Wijaya. (2018). Akuntansi Desa.

Yogyakarta: Gava Media.

Dewi, Amelia S. Kusuma. (2014). Peranan Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes) Sebagai Upaya Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) Serta Menumbuhkan Perekonomian Desa. Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya.

4 Juli 2019

https://www.maxmanroe.com

Mahmudi. (2016). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Muhamad. (2016). Agroindustri Desa Sebagai Sektor Utama Pembangunan Di Indonesia https://muhamadmuhroysafei.blogspot.com.

5 Juli 2019

Nurihsan, Ahmad Nur. (2018). Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Gerbang Lentera Sebagai Penggerak Desa Wisata Lerep. Jurnal. www.fisip.undip.ac.id 17 Juni 2019.

Pengertian Koperasi Simpan Pinjam.

http://satriyadavid1.blogspot.com/. Jurnal.

4 Juli 2019.

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014, tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang

Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa Peraturan Mentri Nomor 19 Tahun 2017

tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018

Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa.

Prayitno dan Subagyo. (2018). Membangun Desa. Malang: UB Press

Putra, Anom Surya. (2015). Buku 7 Badan Usaha Milik Desa: Spirit Usaha Kolektif Desa. Jakarta: Kementrian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Ratmono dan Solihin (2017). Akuntansi Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Sentosa Sembiring. (2017). Keberadaan Badan Usaha Milik Desa dalam Menigkatkan Pendaptan Asli Desa.

Fakultas hukum Universitas Katolik Parahyangan.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sukasmanto. (2014). Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa.

Yogyakarta: Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD).

Tim Redaksi Laksana. (2019). Himpunan Lengkap Peraturan Perundang- Undangan tentang Desa dan Dana Desa. Yogyakarta:

Laksana

Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Undang Undang Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Badan Usaha Milik Desa.

Widjaja, H.A.W. (2013). Penyelenggaraan Otonomi Di Indonesia. Jakarta: PT raja Grafindo Persada.

Yuliansyah dan Rusmianto. (2016). Akuntansi Desa. Jakarta: Salemba Empat

Referensi

Dokumen terkait

Chodri Cahyadi, Kepala Desa, Wawancara 7 Mei 2018.. kelembagaan BUMDes bersifat unik. BUMDes bukan sebagai usaha murni pemerintah, bukan usaha bersama masyarakat, bukan

BUMDes dibentuk oleh pemerintah desa dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengelolaan potensi desa (sumber daya manusia dan sumber daya alam) yang sesuai

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa keberadaan BUMDes di Desa Rompegading telah membantu masyarakat dalam hal

 Aspek Hukum Kepala Desa dan Sekretaris Desa menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa rencana usaha yang akan dijalankan oleh BUMDes sejalan dengan rencana pembangunan desa

Kontribusi BUMDes terhadap masyarakat Desa Mahato BUMDes Mahato memberikan kontribusi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat perdesaan melalui berbagai jenis bentuk unit usaha,

Hasil wawancara dengan kepala desa Ibu Hj Hostifa Wati yakni: “Tujuan umum pendirian BUMDes Binor Energi di Desa Binor adalah untuk pemberdayaan kepada masyarakat desa, membantu

Dengan judul “Peranan Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Perdesaan” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk unit usaha BUMDES dalam perekonomian

1671-1679 1673 BUMDes merupakan suatu lembaga usaha desa yang pengelolaannya dilaksanakan oleh masyarakat dan juga pemerintah desa dalam rangka memperkuat perekonomian desa serta