• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MEMBANTU PEMAHAMAN KONSEP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MEMBANTU PEMAHAMAN KONSEP "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MEMBANTU PEMAHAMAN KONSEP

SISWA PADA MATERI DINAMIKA ROTASI

Ichsaniyah Aini1*, Rudi Haryadi2, Rahmat Firman Septiyanto3

1,2,3Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

Jl. Raya Palka No. Km 3, Panancangan, Kec. Cipocok Jaya, Kabupaten Serang, Banten 42124

*[email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan bahan ajar yang dapat membantu siswa dalam memahami materi dinamika rotasi. Setelah dilakukan wawacara di sekolah, di ketahui bahwa siswa kekurangan sumber belajar dan memiliki kesulitan dalam menerapkan konsep ke dalam variasi soal. Berdasarkan hasil penilaian belajar diketahui bahwa materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah dinamika rotasi. Bahan ajar yang di kembangkan menggunakan pendekatan kontekstual yang mengaitkan kehidupan sehari-hari siswa dengan materi yang diajarkan dan bertujuan agar siswa lebih memaknai proses pembelajaran. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian R&D (Research and Development) dan menggunakan model pengembangan ADDIE (analysis, design, development, implementation and evaluation). Banyak subjek coba yaitu sebanyak 31 orang yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 4. Melalui hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media terhadap bahan ajar didapatkan hasil sebesar 3,19 dan 3, 40 yang keduanya dalam kriteria “sangat layak”. Hasil penilaian respon siswa didapatkan rerata nilai sebesar 3,37 dengan kategori

“sangat layak”. Pengambilan angket respon siswa dilakukan guna mendapatkan penilaian dari siswa selaku sasaran pengguna. Hasil yang didapatkan bahwa bahan ajar sangat layak dan menarik sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan membantu siswa dalam memahami konsep dinamika rotasi.

Kata kunci: Bahan ajar interaktif, pendekatan kontekstual, pemahaman konsep, model pengembangan ADDIE, dinamika rotasi.

Abstract

This research was conducted to produce teaching materials that can assist students in understanding rotational dynamics material. After conducting interviews at school, it was found that students lacked learning resources and had difficulties in applying concepts to a variety of questions. Based on the results of the learning assessment, it is known that the material considered difficult by students is rotational dynamics. The teaching materials developed use a contextual approach that links students' daily lives with the material being taught and aims to make students more meaningful in the learning process. The type of research that will be used is R&D (Research and Development) research and uses the ADDIE development model (analysis, design, development, implementation and evaluation). Many experimental subjects were 31 people consisting of 2 classes, namely class XI MIPA 1 and XI MIPA 4. Through the results of the validation carried out by material experts and media experts on teaching materials, the results were 3.19 and 3.40, both of which were within the criteria

“very worth it”. The results of the student response assessment obtained an average value of 3.37 with the "very feasible" category. Taking student response questionnaires is carried out in order to get an assessment from students as the target user. The results obtained that teaching materials are very feasible and interesting so that they can be used to increase motivation and help students understand the concept of rotational dynamics.

Keywords: Teaching Materials Interactive, Contextual Approach, Concept Understanding, ADDIE Development Model, Rotation Dynamics.

(2)

255

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai proses transformasi budaya sejatinya menjadi wahana bagi perubahan dan dinamika kebudayaan masyarakat dan bangsa. Karena itu, pendidikan yang diberikan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan harus mampu memenuhi tuntutan pengembangan potensi peserta didik secara maksimal, baik potensi intelektual, spiritual sosial, moral, maupun estetika sehingga terbentuk kedewasaan atau kepribadian seutuhnya (Syafaruddin et al., 2012).

RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional secara tegas menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Alizamar, 2016).

Diterapkannya kurikulum tersebut membuat pendidik harus merancang model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat memenuhi tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran individual, peranan tenaga pengajar dalam interaksi dengan peserta didik lebih banyak sebagai fasilitator, pengarah, pembimbing dan penerima hasil kemajuan belajar peserta didik (Supriadi, 2017).

Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam menggali potensi peserta didik.

Salah satu manfaat bahan ajar bagi guru yaitu

dapat membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan peserta didik (Aisyah et al., 2020). Dengan adanya bahan ajar, peserta didik dilatih untuk belajar secara mandiri dan tidak selalu mengandalkan penjelasan guru di kelas. Dengan adanya bahan ajar, siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya (Suprihatin & Manik, 2020).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di MAN 1 Kota Cilegon, pengadaan buku paket fisika terbatas jumlahnya, jika ingin mencari referensi bacaan biasanya siswa pergi ke perpustakaan untuk belajar. Bahan ajar bisa dijadikan solusi untuk masalah keterbatasan sumber belajar.

Fisika merupakan disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan lingkungan alam sekitar.

Seringkali siswa tidak menyadari bahwa banyak sekali aplikasi konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran fisika membutuhkan media dan sumber belajar yang tepat untuk dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran fisika seorang guru selain harus menguasai materi dan mampu menyampaikannya kepada peserta didik, juga harus mampu memilih media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik (Hingkua et al., n.d.).

Berdasarkan hasil wawancara guru mata pelajaran fisika di sekolah mengatakan bahwa siswa banyak kesulitan menerapkan konsep ke dalam bentuk-bentuk variasi soal khususnya pada materi dinamika rotasi. Siswa mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan

(3)

256

permasalahan yang kompleks (Azizah et al., 2015). Keterbatasan sumber belajar di sekolah membuat siswa tidak bisa secara mandiri berlatih dan mencari informasi terkait materi tersebut.

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik (Helmiati, 2012). Dalam pembelajaran kontekstual siswa didorong untuk terlibat aktif dalam belajar (Suyanto et al., 2018). Diharapkan pembelajaran kontekstual dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Zulhaini, Halim, & Mursal (2016) bahwa terdapat pengaruh penggunaan bahan ajar fisika kontekstual dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mengembangkan bahan ajar fisika berbasis pendekatan kontekstual pada materi dinamika rotasi. Selain itu dengan adanya pengembangan ini dapat diketahui kelayakan dan tanggapan peserta didik terhadap bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan di sekolah.

METODE PENELITIAN Metode Pengembangan

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian R & D (Riset & Development) yaitu metode penelitian yang menghasilkan sebuah produk dalam bidang keahlian tertentu, yang diikuti produk sampingan tertentu serta

memiliki efektifitas dari sebuah produk tersebut (Saputro, 2017). Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE

yang memiliki lima tahapan yaitu

analyze, design, develop, implement

dan

evaluate.

Prosedur Pengembangan

Tahap pertama yaitu analysis yang bertujuan untuk mengidentifikasi semua variabel yang perlu dipertimbangkan saat mengembangkan bahan ajar,

seperti

analisis kurikulum, analisis karakteristik siswa, dan analisis media pembelajaran. Tahap kedua yaitu tahap design yang berfokus untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan bagaimana materi akan dibuat dan dirancang (misalnya, mendeskripsikan konten apa saja yang akan dibuat dan storyboard yang menguraikan apa yang akan dibahas dalam teks, audio dan video dengan tata letak yang telah disesuaikan), dan memutuskan pemilihan serta penggunaan teknologi, seperti software, video atau media sosial. Tahap ketiga yaitu tahap development yang bertujuan untuk menghasilkan dan memvalidasi isi materi dan konten yang akan dibutuhkan selama pengembangan bahan ajar. Tahap keempat yaitu implementation yang bertujuan untuk mempersiapkan lingkungan belajar dengan melibatkan siswa didalamnya. Pada tahap ini, bahan ajar akan di uji coba oleh siswa untuk mengetahui respon terhadap produk yang dikembangan dan mengetahui kekurangan dari produk tersebut. Tahap kelima adalah evaluate yang bertujuan untuk menilai kualitas produk

(4)

257

dan proses instruksional, baik sebelum maupun sesudah implementasi (Branch, 2009)

.

Langkah-langkah rancangan pengembangan bahan ajar fisika digambarkan pada gambar 1

Gambar 1. Tahapan Prosedur Pengembangan ADDIE

Subjek Coba

Subjek coba dalam penelitian ini yaitu ahli materi, ahli media, siswa kelas XI MAN 1 Kota Cilegon tahun ajaran 2020/2021. Ahli materi dan ahli media berperan menilai kelayakan produk sebelum digunakan. Banyak subjek coba untuk pengambilan respon siswa yaitu sebanyak 31 orang yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 4 dengan masing-masing berjumlah 15 dan 16 orang siswa.

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket, wawancara dan observasi. Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu angket, pedoman wawancara dan lembar observasi. Pemberian angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data terkait dengan kelayakan bahan ajar interaktif yang terdiri dari 3 jenis yaitu validasi media, validasi materi dan angket respon siswa setelah

menggunakan bahan ajar interaktif (Alfiriani, 2018).

Teknik Analisis Data

Data kuantitatif yang dianalisis sebagai berikut:

a. Teknik Analisis Data untuk Kelayakan Media

1) Skor hasil penelitian angket yang diperoleh dari para ahli (media dan materi) dan respon siswa berupa data kuantitatif diubah dalam bentuk kategori dengan pedoman pada tabel berikut:

Tabel 1. Pedoman Skala Penilaian Angket

Kategori Skor

Sangat baik 4

Baik 3

Kurang 2

Sangat Kurang 1

2) Menghitung skor rata-rata dari instrumen-instrumen dengan menggunakan rumus berikut:

𝑋̅ =∑ 𝑋𝑖 𝑛

3) Mengubah skor rata-rata kriteria penilaian kualitatif menjadi nilai kuantitatif.

Tabel 2. Kriteria Penilaian Pemberian Skor

Skor Rentang Skor Kategori

4 𝑋 ≥ 3,0 SL (Sangat

Layak) 3 3,0 > 𝑋 ≥ 2,5 L (Layak) 2 2,5 > 𝑋 ≥ 2,0 KL (Kurang

Layak) 1 𝑋 < 2,0 TL (Tidak Layak)

(5)

258

Dalam penelitian ini nilai kelayakan bahan ajar interaktif ditentukan dengan nilai minimal “L”

dengan kategori layak. Oleh karena itu, apabila hasil evaluasi umpan balik dari ahli media, ahli materi dan siswa rata-rata memperoleh nilai akhir “L”, maka produk pengembangan buku teks interaktif layak digunakan (Nurhairunnisah, 2017).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komponen materi pembelajaran interaktif meliputi : halaman sampul, daftar isi, glosarium, tujuan pembelajaran, panduan pengguna materi pembelajaran interaktif, peta konsep dan latihan soal. Tampilan halaman awal (cover) dan materi dapat dilihat pada gambar.

Komponen daftar isi, glosarium, sasaran pengguna, petujuk penggunaan bahan ajar interaktif dan peta konsep merupakan komponen penting dari suatu produk.

Penggunaan peta konsep diharapkan bisa membantu peserta didik lebih mudah memahami suatu materi (Hardanti et al., 2016).

Daftar isi dalam bahan ajar interaktif ini disediakan untuk memberikan kemudahan akses bagi siswa ke halaman yang diinginkan, karena daftar isi sudah terhubung ke halaman tertentu sesuai dengan subbagian yang ada.

Hasil penilaian ahli materi terhadap bahan ajar interaktif dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Hasil Penilaian Ahli Materi Terhadap Kelima Aspek

Aspek Ahli Materi

Jumlah Rerata Skor

1 2 3

Pendahuluan 3.25 3 4 10.25 3.42 Sangat Layak

Isi 3.33 3.5 3.5 10.33 3.44 Sangat Layak

Pembelajaran 3.46 2.92 3.85 10.23 3.41 Sangat Layak

Rangkuman 2.67 3 3 8.67 2.89 Layak

Tugas/Latihan 2.74 2 3.67 8.41 2.80 Layak

Jumlah Keseluruhan 47.90 15.97

Rerata Skor Keseluruhan 3.19 Sangat Layak Kesimpulan Layak digunakan di lapangan dengan revisi sesuai saran

Saran 1. Memperbaiki contoh soal dengan pertanyaan yang lebih aplikatif.

2. Membuat soal dengan lebih kontekstual.

Gambar 2. Tampilan Awal Bahan Ajar

Gambar 3. Tampilan Materi pada Bahan Ajar

(6)

259

Materi dalam bahan ajar harus dibuat semenarik mungkin untuk membangun rasa keingintahuan siswa. Pada proses pembelajaran CTL, siswa diajak secara aktif melibatkan diri untuk dapat menemukan makna dari materi yang dipelajari dengan mengaitkan materi tersebut dengan kehidupan

sehari-hari, sehingga ketika siswa berada di lingkungan sehari-hari ia dapat menerapkan materi tersebut (Selvianiresa & Prabawanto, 2017). Hasil penilaian ahli media terhadap bahan ajar interaktif dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Hasil Penilaian Ahli Media Terhadap Ketiga Aspek

Bahan ajar interaktif ini dibuat menggunakan aplikasi flip pdf professional sehingga dapat diakses secara online menggunakan smartphone ataupun laptop dan dilengkapi petunjuk penggunaan yang menampilkan tombol menu dan navigasi.

Berdasarkan nilai yang diberikan oleh ahli media maka petunjuk penggunaan sudah tepat dan jelas digunakan. Dengan adanya fitur ini, keingintahuan siswa bisa terbentuk dan aktivitas belajar siswa menjadi lebih bermakna karena siswa mancari tahu dan membangun pemahamannya sendiri (Aji & Suparno, 2021).

Setelah dinyatakan layak oleh ahli materi dan ahli media, bahan ajar di uji coba oleh siswa dengan mengisi angket yang terdiri dari tiga aspek penilaian. Aspek tersebut antara lain aspek ketertarikan, aspek materi

dan aspek bahasa. Berikut ini disajikan tabel hasil respon siswa.

Tabel 5. Hasil Penilaian Respon Siswa Aspek Penilaian Rerata Skor Aspek Ketertarikan 3.4 Sangat Layak Aspek Materi 3.25 Sangat Layak Aspek Bahasa 3.47 Sangat Layak Rerata Skor 3.37 Sangat Layak

Aspek Ahli Media Jumlah Rerata Skor

1 2 3

Tampilan 3.56 2.94 3.67 10.17 3.39 Sangat Layak Penggunaan 3.80 3.2 3.8 10.80 3.60 Sangat Layak Pemanfaatan 3.17 2.83 3.67 9.67 3.22 Sangat Layak

Jumlah Keseluruhan 30.64 10.21

Rerata Skor Keseluruhan 3.40 Sangat Layak Kesimpulan Layak digunakan di lapangan dengan revisi sesuai saran

Saran 1. Video Animasi sebaiknya disertai dengan suara dan teks agar lebih terlihat jelas keberfungsiannya.

2. Mengubah format latihan soal menjadi seperti format quiz sehingga bisa langsung dikerjakan secara online oleh siswa saat mengakses bahan ajar.

(7)

260

Pada aspek ketertarikan didapatkan rerata nilai 3.4 yang termasuk dalam kategori “Sangat Layak” hal ini berarti siswa merasa tertarik akan materi yang disajikan dengan menggunakan bahan ajar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali, Ghazi, Saeed, & Faitma (2010) yang mengatakan bahwa penggunaan modul dapat menarik minat siswa karena mereka bebas untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri. Selain itu, bahan ajar juga dilengkapi dengan video pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami materi yang disajikan. Sejalan dengan penelitian Sastradika, Iskandar, Syefrinando, & Shulman (2021) diketahui bahwa analisis motivasi belajar siswa setelah penerapan media pembelajaran berbasis animasi dalam pembelajaran menunjukkan bahwa siswa tertarik dengan media animasi dan dapat membantu siswa untuk memahami materi.

Pada aspek materi didapatkan rerata nilai 3.25 yang termasuk dalam kategori

“Sangat Layak”. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengaitkan materi pembelajaran dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dapat memunculkan keingintahuan siswa terhadap materi dinamika rotasi dan membantu mereka

untuk dapat belajar secara mandiri (Astiti et al., 2018).

Sebuah studi yang yang dilakukan oleh Macarandang (2009) melalui wawancara kepada guru dan responden siswa diketahui bahwa mereka sepakat bahwa modul secara keseluruhan bermanfaat dan dapat digunakan untuk keperluan kelas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Guido (2014) menunjukkan bahwa evaluator percaya bahwa modul sangat berharga digunakan di kelas yang membuat pengalaman belajar siswa terstimulasi dengan baik. Berdasarkan hasil respon siswa secara keseluruhan, bahan ajar interaktif ini dapat dikatakan sangat layak/menarik untuk digunakan dengan rerata nilai yang didapatkan sebesar 3.37 dengan kategori sangat layak.

Dengan mengaitkan materi pembelajaran dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dapat memunculkan keingintahuan siswa terhadap materi dinamika rotasi dan membantu mereka untuk dapat belajar secara mandiri. Dalam penggunaan modul, siswa diberikan kesempatan untuk belajar dengan kapasitasnya sendiri, sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhannya.

Hal ini merupakan gaya belajar mandiri dimana penguatan materi diberikan dalam bentuk umpan balik seperti soal latihan, yang memotivasi siswa (Ali et al., 2010).

SIMPULAN

Bahan ajar fisika pada materi dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar yang

dikembangkan berupa modul dengan menggunakan pendekatan kontekstual dimana Gambar 4. Diagram Batang Hasil

Respon Siswa

(8)

261

memberikan penjelasan dengan mengaitkan materi dalam kehidupan sehari-hari. Bahan ajar ini dapat diakses secara online menggunakan smartphone ataupun laptop.

Setelah dilakukan validasi oleh ahli materi dan ahli media bahan ajar interaktif telah dinilai

“Sangat Layak” dengan hasil keseluruhan berturut-turut sebesar 3.19 dan 3.40.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap respon

siswa didapatkan rerata nilai keseluruhan sebesar 3,37 dengan kategori “Sangat Layak”.

Dengan demikian bahan ajar dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar fisika sehingga bisa meningkatkan motivasi siswa dan membantu siswa belajar secara mandiri dalam memahami konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S., Noviyanti, E. & Triyanto. (2020).

Bahan Ajar Sebagai Bagian Dalam Kajian Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Salaka, 2(1), 62—65.

http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/

detail/1653809

Aji, S. H. & Suparno. (2021). Implementation of Android-Based Physics Learning Media in Increasing High School Students ’ Curiosity. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 541(Isse 2020), 358–366.

Alfiriani, A. (2018). Evaluasi Pembelajaran dan Implementasinya (Issue August).

SUKABINA Press.

Ali, R., Ghazi, S. R., Saeed, K. M. & Faitma, Z. T. (2010). Effectiveness of Modular Teaching in Biology at Secondary Level.

6(9), 49–54.

Alizamar. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran; Implementasi dalam Bimbingan Kelompok Belajar Perguruan Tinggi (Pertama). Media Akademi.

Astiti, K. A., H, Y. & Yusuf, M. (2018).

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BERBASIS KONSEP FISIKA SISWA MATERI SUHU DAN KALOR.

Jurnal Fisika: Fisika Sains Dan Aplikasinya, 3(2), 185–192.

Azizah, R., Yuliati, L. & Latifah, E. (2015).

Kesulitan Pemecahan Masalah Fisika Pada Siswa SMA. Jurnal Penelitian Fisika Dan Aplikasinya, 5(2), 44–50.

https://doi.org/10.1136/pgmj.53.620.343 Branch, R. M. (2009). Instructional Design:

The ADDIE Approach. Springer International Publishing Switzerland.

Guido, R. M. D. (2014). Evaluation of a Modular Teaching Approach in Materials Science and Engineering. American Journal of Educational Research, 2(11), 1126–1130.

https://doi.org/10.12691/education-2-11- 20

Hardanti, E. K., Sarwanto & Cari. (2016).

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Peta Konsep Pada Materi Gelombang Elektromagnetik Kelas XI Sman 1 Dolopo Kabupaten Madiun Jawa Timur. Jurnal Inkuiri, 5(2), 64–70.

https://media.neliti.com/media/publicatio ns/67094-ID-pengembangan-modul- pembelajaran-fisika-b.pdf.

Helmiati. (2012). MODEL PEMBELAJARAN (L. Susanti (ed.)). Aswaja Pressindo.

Hingkua, P. F., Wirjawan, J. V. D. & Arcana, I. N. (n.d.). Media Pembelajaran Fisika Sma Berbasis Video Pada Pokok Bahasan Momentum, Impuls, dan Tumbukan.

Macarandang, M. A. (2009). Evaluation of A Proposed Set Of Modules In Principles And Methods of Teachinf. E- International Scientific Research Journal, 1(1), 2–88.

Nurhairunnisah. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Pada Siswa SMA Kelas X.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Saputro, B. (2017). Manajemen Penelitian

(9)

262

Pengembangan. Aswaja Pressindo.

Sastradika, D., Iskandar, I., Syefrinando, B. &

Shulman, F. (2021). Development of animation-based learning media to increase student ’ s motivation in learning physics. Journal of Physics:

Conference Series, 1869, 1–6.

https://doi.org/10.1088/1742- 6596/1869/1/012180

Selvianiresa, D. & Prabawanto, S. (2017).

Contextual Teaching and Learning Approach of Mathematics in Primary Schools. Journal of Physics: Conference

Series, 895, 1–7.

https://doi.org/10.1088/1742- 6596/895/1/012171

Supriadi, S. (2017). Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran.

Lantanida Journal, 3(2), 127.

https://doi.org/10.22373/lj.v3i2.1654 Suprihatin, S. & Manik, Y. M. (2020). Guru

Menginovasi Bahan Ajar sebagai Langkah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan

Ekonomi UM Metro, 1(1), 65–72.

Suyanto, S., Degeng, N., Setyosari, P. &

Kamdi, W. (2018). Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Bakat Mekanik Terhadap Hasil Belajar Praktik Teknik Otomotif Di Smk. JINOTEP (Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran) Kajian Dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran, 3(1), 90–100.

https://doi.org/10.17977/um031v3i12016 p090

Syafaruddin, Asrul & Mesiono. (2012).

Inovasi Pendidikan (Suatu Analisis Terhadap Kebijakan Baru Pendidikan) (C. Wijaya & Usiono (eds.)). Perdana Publishing.

Zulhaini, Halim, A. & Mursal. (2016).

Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Hukum Newton untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa di MAN Model Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 04(01), 196–207.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui validasi dan kelayakan buku saku digital berbasis mind mapping dalam pembelajaran IPA materi kalor dan

Lembar validasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait dengan kevalidan media komik yang sedang dikembangkan berdasarkan komponen yang telah terlampir.. Pendapat, kritik,